1. Karl Marx
Kapitalisme adalah suatu sistem di mana harga barang dan kebijakan pasar ditentukan oleh
pemilik modal supaya mencapai keuntungan yang maksimal.
2. Adam Smith
Kapitalisme merupakan suatu sistem yang bisa menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat
negara apabila pemerintah tidak mengintervensi kebijakan dan mekanisme pasar.
3. Max Weber
Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang berlaku pada suatu pasar dan dipacu untuk
menghasilkan keuntungan dengan kegiatan tukar menukar di pasar tersebut.
4. Ir. Soekarno
Kapitalsime ialah suatu sistem sosial dalam masyarakat yang muncul karena cara produksi
yang memisahkan kaum buruh dari alat-alat produksi.
5. J.M. Romein
Kapitalisme ialah sistem ekonomi yang memiliki tujuan untuk mengadakan kegiatan produksi
dengan tujuan menghasilkan keuntungan.
Pencetus
Kapitalisme ini hasil dari pemikiran Adam Smit. Smith adalah tokoh mazhab klasik di
mana para ahli ekonomi dunia menilai bahwa pemikiran mazhab klasik merupakan dasar
sistim ekonomi kapitalis. Doktrin yang diajarkan melalui bukunya “ the Welth Of nation “
menerangkan pilar-pilar dari kapitalisme dengan konsep “laissez faire” dan prinsif “the
invisible hand” inilah yang menjadi pijakan dalam kerangka dasar teori system ekonomi
kapitalis, yaitu tentang nilai barang dan jasa,struktur harga,yakni harga dalam area
produksi,harga dalam menentukan komsumsi dan harga dalam metode menentukan produksi.
Dasar pemikiran teori Adam Smith mampu bertahan sampai terjadinya depressi
ekonomi tahun 1929, pada saat itu J.M Keyness tampil dan berhasil mengungkapkan suatu
teori bahwa system ekonomi yang baru dan lebih baik dapat dibangun pemikiran Keynesian
memerlukan adanya intervensi pemerintah dalam menentukan kebijakan ekonomi ini
merupakan awal jatuhnya system ekonomi kapitalis akan tetapi waktu berjalan selama kurang
lebih 30 tahun terjadi krisis minyak dunia tahun 1973 system ekonomi kapitalis kembali
tampil dengan nama baru neoliberalisme.
Walau memiliki kelebihan yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, sistem
ini masihlah memiliki kekurangan. Kekurangan dari sistem ini adalah sebagai berikut ini:
1. Kapitalisme akan menjadi kejam bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan.
Para produsen cenderung menginginkan produksi yang efisien sehingga orang-
orang yang kurang mampu akan disingkirkan oleh mereka yang lebih
berkemampuan. Dampaknya adalah munculnya pengangguran.
2. Demi mengejar pertumbuhan, seringkali kapitalisme menihilkan beberapa akibat
dari kegiatan produksinya. Salah satunya adalah kerusakan lingkungan.
B. Sistem Ekonomi Sosialis
Definisi
Sistem ekonomi sosialis adalah sistem yang masyarakatnya memiliki kesetaraan dalam
kepemilikan atas faktor-faktor produksi. Meski dimiliki oleh setiap anggota masyarakat,
pengelolaannya sendiri diatur oleh negara secara penuh. Pemerintah berperan penuh dalam
mengatur distribusi dari hasil produksi. Faktor produksi dalam sistem sosialis adalah pekerja,
pengusaha, modal, dan sumber daya alam. Semua faktor ini dimiliki oleh masyarakat dan
diatur sepenuhnya oleh negara.
Pencetus
Sistem ekonomi sosialisme muncul pada abad ke-19 dipelopori oleh Karl Max. Sistem
ekonomi muncul karena bentuk kritik dari sistem ekonomi kapitalisme yang memberikan
kebebasan kepada rakyat sehingga perekonomian tidak merata, yang kaya semakin kaya dan
yang miskin semakin melarat. Oleh karena itu sistem ekonomi sosialisme dibentuk untuk
meratakan kesejahteraan rakyat dengan pemerintah atau negara yang mengaturnya
Norwegia, Denmark, dan Swedia menjadi contoh negara yang menerapkan sebagian dari
sistem ekonomi sosialis. Negara-negara tersebut menyediakan layanan bagi masyarakatnya
mulai dari kesehatan, pendidikan, dan jaminan pensiun. Selanjutnya ada Tiongkok dan Korea
Utara sebagai negara yang menyatukan ekonomi sosialis dengan sistem komunisme.
1. Di bawah sistem ini, para pekerja tidak mengalami eksploitasi. Hal ini dapat
terjadi karena mereka akan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang mereka
upayakan.
2. Sistem ini bisa menghilangkan penderitaan rakyat karena seluruh akses terhadap
pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya telah diatur dan disediakan
oleh negara. Ketersediaan tersebut memungkinkan masyarakat tidak perlu pusing
lagi dan bisa fokus dengan apa yang ingin mereka raih.
3. Dikarenakan kontrol negara yang kuat, pengelolaan sumber daya alam bisa
dilakukan dengan lebih bijak.
Definisi
Secara sederhana, pengertian Sistem ekonomi Pancasila adalah sesuatu hal yang dijiwai
oleh ideologi Pancasila dengan berlandaskan kekeluargaan dan gotong-royong. Sistem
ekonomi yang diterapkan beberapa negara memang sesuai dengan filosofi hidup negara yang
berkaitan, begitu pula dengan Indonesia.
Pencetus
Pancasila yang merupakan ideologi kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, tidak
ayal jika sistem perekonomian yang digunakan adalah sistem ekonomi Pancasila. Sistem ini
pertama kali disebutkan di salah satu artikel karangan Dr. Emil Salim pada 1967.
Istilah tersebut membuat para pembaca, khususnya cendekiawan, bertanya-tanya.
Akhirnya pertanyaan tersebut dijawab oleh penulis pada tahun 1979. Dalam artikelnya,
ekonomi Pancasila dapat dipahami sebagai sistem ekonomi pasar dengan kendali pemerintah.
Istilah ini juga memiliki beberapa nama lain, seperti ekonomi pasar terkendali, sistem
ekonomi campuran, dan sistem ekonomi jalan ketiga.
Sebenarnya sistem ekonomi ini sudah ada sejak zaman neo-klasik. Sistem ini dibangun
menggunakan paham liberal dengan menjunjung nilai individualisme dan kebebasan pasar
yang ditambah dengan nilai-nilai Pancasila. Ekonomi Pancasila sebenarnya dibentuk untuk
mengubah perekonomian kolonial menjadi nasional.
Indonesia. Sebelum dikenal dengan Ekonomi Pancasila, sistem ekonomi yang dianut
Indonesia disebut Sistem Demokrasi Ekonomi
Ciri-ciri sistem ekonomi Pancasila yang seperti terdapat pada UUD 1945 Pasal
33 dan GBHN Bab 3B No. 14 seperti berikut ini:
GBHN bab 3B No 14
1. Berkembangnya koperasi.
2. Terdapat komitmen pemerataan.
3. Lahirnya kebijakan ekonomi yang nasionalis.
4. Perencanaan yang terpusat.
5. Dilakukan secara desentralisasi
1. Daya kreasi dan inovasi masyarakat berpotensi mati karena dominasi negara dalam
pengelolaan perekonomian.
2. Keputusan ekonomi diambil secara lambat karena perlu penyelarasan kepentingan
bersama.
3. Perekonomian berjalan secara tidak efisien karena mengedepankan proses
demokrasi yang relatif lama.