Anda di halaman 1dari 15

RESUME

Sistem Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Politik yang diberikan oleh Ibu
Novi Mela Yuliani.,M.S.E

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Shinta Nuryah Nanda 223401018

Bella Kusmayadi 223401025

Indriani Indah Aptari 223401027

Firly Nur Haira 223401029

Thifal Aulia 223401032

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Unversitas Siliwangi

2024
1. Pengertian Sistem Ekonomi
 Menurut Adam Smith¸Sistem Ekonomi adalah upaya manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidup dengan meningkatkan kesejahteraan.
 Menurut Suraso (1997), Sistem ekonomi yaitu upaya untuk mengatur
pertukaran barang dan jasa dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
 Menurut Gregory Grossman dan M. Manu, Sistem Ekonomi melibatkan unsur-
unsur seperti unit-unit ekonomi, agen-agen ekonomi, dan Lembaga- Lembaga
ekonomi yang berinteraksi , mremengaruhi, dan mendukung satu sama lain.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa system ekonomi melibatkan


seluruh kegiatan dan proses yang bertujusn untuk memenuhi kebutuhan hidup. Baik
itu Produksi, Konsumsi, dan Distribusi.

2. Pembagian Sistem Ekonomi


Setiap perekonomian berfungsi berdasarkan serangkaian konsumsi dan asumsi unik.
Sistem ekonomi dapat digolongkan menjadi 5 sistem diantaranya:
1) Sistem Ekonomi Tradisional
Dikutip dari buku Sistem Ekonomi & Mata Pencaharian Prof. Dr. Alo Liliweri,
sistem ekonomi tradisional, juga dikenal sebagai ekonomi primitif, adalah system
ekonomi yang berlandaskan pada nilai-nilai, norma,dan tradisi budaya suatu
komunitas. Dalam menjalankan perekonomiannya, sistem ekonomi tradisional
memiliki titik berat pada kebiasaan, dan adat istiadat. Dalam hal ini, tradisi
masyarakat berperan besar dalam pengambilan keputusan ekonomi, khususnya
produksi dan konsumsi.
Oleh karena itu, keberadaan sumber daya alam sangat dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup dalam jangka waktu singkat.
2) Sistem Ekonomi Komando
Pada sistem ini, seluruh kegiatan ekonomi diatur oleh pemerintah. Oleh karena itu,
proses ekonomi berjalan secara komando dari pusat, dan semua keputusan berada
di tangan pemerintah.
Sistem ekonomi berdasar pada teori yang dikemukakan oleh Karl Marx dalam
bukunya yang berjudul “Das Kapitalis” pada tahun 1867. Ekonomi komando adalah
sistem ekonomi yang lebih bersifat memerintah, karena adanya campur tangan
pemerintah di bidang ekonomi. Pemerintah akan melakukan pembatasan-
pembatasan atas kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Adapun ciri dari
ekonomi komando diantaranya: Pemerintah memiliki kekuasaan tertinggi dalam
sistem ekonomi, Pihak swasta atau individu tidak memiliki peran di dalam
pasar,dan Pemerintah mengatur serta menentukan jenis barang dan jasa yang harus
di produksi.
3) Sistem Ekonomi Liberal
Sistem ekonomi ini adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu
ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Phyciocrats. Sistem ekonomi
klasik tersebut memiliki kaitannya dengan “kebebasan alami” yang dipahami
sementara oleh tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. Meskipun
demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut sedangkan
konsep kebijakan dari ekonomi liberal adalah sistem ekonomi bergerak menujubke
arah pasar bebas dalam era globalisasi yang bertujuan untuk menghilangkan
kebijakan ekonomi proteksionisme.
4) Sistem Ekonomi Campuran
Sistem Ekonomi Campurann adalah sistem yang menggabungkan aspek
kapitalisme dan sosialisme. Sistem Ekonomi Campuran melindungi kepemilikan
pribadi dan memberikan tingkat kebebasan ekonomi dalam penggunaan modal,
namun juga memungkinkan pemerintah ikut campur tangan dalam kegiatan
ekonomi untuk mencapai tujuan social.
Menurut teori neoklasik, perekonomian campuran kurang efisien dibandingkan
pasar bebas murni, namun para pendukung intervensi pemerintah berpendapat
bahwa kondisi dasar yang diperlukan untuk efisien di pasar bebas, seperti informasi
yang setara dan rasional, tidak dapat dicapai dalam penerapan.
5) Sistem Ekonomi Kerakyatan
Sistem Ekonomi Kerakyatan pertama kali dicetus oleh Bapak Drs. Mohammad
Hatta. Gagasan ini merupakan sebuah konsep politik dalam bidang perekonomian,
dimana pusatnya adalah rakyat. Sementara jiga merujuk pada pasal 33 UUD 1945,
Ekonomi Kerakyatan dimaknai adalah sebuah sistem perekonomian yang bertujuan
untuk merealisasika kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Jadi, Ekonomi
Kerakyatan adalah suatu sistem perekonomian yang berlandaskan pada ekonomi
rakyat sebagai kekuatannya. Ekonomi rakyat sendiri merupakan ekonomi yang
dikerjakan oleh rakyat dengan pengelolaan berbagai sumber daya ekonomi secara
swadaya. tergantung pada apa saja yang dapat mereka usahakan dan kuasai.
3. Sistem Ekonomi Pasar Bebas/Liberal dan Ciri-cirinya
Sistem Ekonomi Liberal adalah suatu bentuk dari sistem ekonomi yang memberikan
kebebasan sebesar-besarnya kepada setiap orang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi
guna memperoleh penghasilan.
Sistem ekonomi ini mendukung ekonomi pasar berdasarkan invidualisme dan
kepemilikan pribadi atas dasar produksi. Atau suatu kondisi bagaimana pemerintah
benar-benar tidak ikut campur dalam hal pengambilan keputusan.
Adapun ciri-ciri ekonomi liberal:
 Setiap individu mempunyai kebebasan untuk memiliki factor-faktor produksi
 Hak perorangan diakui
 Sebagian besar modal dan kegiatan ekonomi dikuasai oleh swasta
 Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
 Peran pemerintah dalam perekonomian sangat kecil
 Kegiatan perekonomian selalu didasarkan atas kondisi pasar
 Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi
 Terjadinya persaingan bebas antar pengusaha
4. Kebaikan dan Keburukan Sistem Ekonomi Liberal
a) Kebaikan Sistem Ekonomi Liberal
 Menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam perekonomian
 Kualitas produk yang dihasilkan menjadi lebih baik, karena adanya persaingan
 Efisiensi dan Efektivitas penggunaan factor-faktor produksi dapat tercapai
dengan baik, karena tindakan ekonomi yang dilakukan didasarkan kepada motif
pencarian keuntngan yang sebesar-besarnya.
 Setiap individu bebas memiliki sumber daya produksi, yang nantinya akan
mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian
 Pengembangan usaha yang dilakukan produsen dalam memaksimalkan
keuntungan memungkinkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.
b) Keburukan Sistem Ekonomi Liberal
 Kebebasan berusaha menyebabkan adanya kelompok yang sangat dominan
sementara ada kelompok yang lemah
 Menimbulkan monopoli di masyarakat
 Terjadinya penindasan (eksploitasi) terhadap manusia karena mengejar
keuntungan yang sebesar-besarnya
 Tidak ada pemerataan pendapatan karena setiap individu berlomba-lomba
mencari keuntungan
5. Sistem Ekonomi Sosialis/Komando/Etatisme dan Ciri-cirinya
Menurut Nugrahini Susantinah dalam Buku Ilmu Ekonomi (2022), Ekonomi
Etatisme atau ekonomi sosialis adalah sistem ekonomi dimana negara serta aparatur
negara bersifat dominan. Sistem ekonomi ini menerapkan monopoli, yakni
kekuasaan ekonomi hanya terpusat atau pada satu pihak atau kelompom saja.
Sistem ekonomi ini adalah sistem ekonomi dimana sistem ekonominya terpusat
pada negara atau pemerintah. Contoh negara yang menganut sistem ekonomi ini
diantaranya Korea Utara, Rusia, Uni Soviet, Kuba, dan negara komunis lainnya.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis/Komando/Etatisme
 Kepemilikan hak individu tidak diakui
 Seluruh sumber daya dikuasai negara, termasuk factor produksi
 Semua masyarakat adalah karyawan bagi negaranya
 Kebijakan perekonomian disusun serta dilaksanakan langsung oleh pemerintah
 Seluruh kegiatan ekonomi harus diusahakan Bersama
 Semua Perusahaan milik negara, tidak ada Perusahaan swasta
 Harga-harga dan penyaluran barang dikendalikan negara
6. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah sistem perekonomian yang menggabungkan elemen-
elemen dari sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi terencana. Dalam sistem
ekonomi campuran, pemerintah turut serta dalam pengelolaan ekonomi melalui
penguasaan barang modal, sumber daya, pembuatan kebijakan ekonomi, dan
pengawasan sektor swasta. Dalam sistem ini, pemerintah memiliki peran sebagai
pemangku kebijakan, yang dapat mengintervensi kegiatan ekonomi masyarakat atau
pelaku usaha. Intervensi ini dapat dilakukan untuk berbagai tujuan, seperti melindungi
konsumen, menjamin persaingan yang sehat, atau mencapai tujuan sosial tertentu.
Pemerintah bisa lebih mendominasi kegiatan ekonomi, tetapi mekanisme pasar tetap
berperan. Sebaliknya, mekanisme pasar juga dapat mendominasi, namun tetap ada
campur tangan pemerintah.
7. Sistem Ekonomi di Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesia adalah suatu aturan dan tata cara yang mengatur perilaku
masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk meraih tujuan tertentu. Berikut
definisi dari para ahli mengenai sistem ekonomi:
 Gilarso: sistem ekonomi adalah keseluruhan tata cara untuk mengoordinasikan
perilaku masyarakat (produsen, konsumen, pemerintah, bank, dan lainnya)
dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi,
investasi, dan sebagainya). Tujuannya adalah menciptakan kesatuan yang
teratur dan dinamis serta menghindari kekacauan.
 Gregory Grossman dan M. Manu: sistem ekonomi adalah sekumpulan
komponen atau unsur yang terdiri dari unit-unit dan agen-agen ekonomi, serta
lembaga-lembaga ekonomi. Komponen ini saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi.
 McEachern: sistem ekonomi sebagai seperangkat mekanisme dan institusi yang
menjawab pertanyaan: apa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa
diproduksi.
 Chester A Bermand: sistem ekonomi adalah kesatuan terpadu yang memiliki
bagian-bagian dengan ciri dan batas tersendiri.
 Dumatry: sistem ekonomi sebagai sistem yang mengatur hubungan ekonomi
antar manusia dengan kelembagaan dalam suatu ketahanan.
Secara normatif, Pancasila dan UUD 1945 menjadi landasan idiil sistem perekonomian
di Indonesia.
8. Perekonomian Demokrasi Pancasila
Ekonomi Pancasila adalah sistem perekonomian dengan menjadikan lima sila dari
Pancasila sebagai dasarnya. Ada lima prinsip yang diterapkan dalam kebijakan
ekonomi Pancasila:
 Roda kegiatan ekonomi bangsa digerakkan oleh rangsangan ekonomi, moral,
dan sosial.
 Muncul kehendak kuat dari masyarakat untuk mewujudkan pemerataan sosial,
dengan tidak membiarkan berkembangnya ketimpangan ekonomi dan
kesenjangan sosial.
 Semangat nasionalisme ekonomi untuk mewujudkan perekonomian nasional
yang kuat, tangguh, serta mandiri.
 Demokrasi ekonomi yang didasarkan pada kerakyatan dan kekeluargaan.
 Keseimbangan yang harmonis, efisien, dan adil antara perencanaan nasional
dengan desentralisasi ekonomi serta otonomi yang luas, bebas, dan bertanggung
jawab.

Prof. Mubyarto memberikan contoh Sistem Ekonomi Pancasila sangat mudah


ditemukan dalam praktik, seperti ekonomi pedesaan, ekonomi rakyat, ekonomi
koperasi, ekonomi daerah atau mungkin juga ekonomi keluarga (family business),
namun penulisan tentang hal ini masih sangat sedikit. Malah, yang sering ditulis adalah
kelemahan-kelemahan dan kasus-kasus kegagalan, stagnasi, marjinalisasi atau
ketergantungan perekonomian rakyat.

9. Pengertian Ekonomi Islam


Sistem ekonomi Islam, dikenal sebagai sistem ekonomi syariah, adalah suatu sistem
ekonomi yang berlandaskan pada syariat atau norma-norma yang diajarkan dalam
agama Islam. Dalam sistem ini, segala kegiatan ekonomi didasarkan pada Alquran dan
Hadis. Meskipun kegiatan ekonominya mirip dengan sistem ekonomi lainnya, seperti
jual-beli, simpan-pinjam, dan aktivitas perekonomian lainnya, yang membedakan
adalah pedoman syariat Islam yang dipegang teguh.
 Tujuan: Sistem ekonomi Islam diterapkan untuk menghindari aktivitas
ekonomi yang bertentangan dengan syariat Islam, seperti riba (bunga), dzalim
(penindasan), ikhtikar (penimbunan), dan lain sebagainya.
 Prinsip-prinsip: Beberapa prinsip dan praktik ekonomi Islam meliputi:
Larangan Maisir: Tidak mengizinkan aktivitas yang mirip dengan perjudian.
Larangan Gharar: Melarang penipuan dalam kegiatan ekonomi.
Larangan Barang Haram: Tidak mengizinkan transaksi atau perolehan barang
dengan cara yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Larangan Dzalim: Tidak mengizinkan tindakan yang merugikan orang lain
secara sengaja.
Dengan demikian, sistem ekonomi Islam berusaha menggabungkan nilai-nilai agama
dengan kegiatan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran yang sesuai
dengan ajaran Islam.
10. Asas Filsafat, Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip, dan Faktor Ekonomi Islam
Filsafat ekonomi merupakan orientasi dasar ilmu ekonomi, yang mungkin berbeda
antar agama, atau antar sekte karena perbedaan kerangka acuan. Misalnya masyarakat
yang menganut filsafat kapitalisme masih percaya akan keberadaan Tuhan, namun
menurut kepercayaannya, Tuhan setelah menciptakan alam dan menetapkan hukum-
hukumnya tidak lagi ikut campur dalam permasalahan alam, termasuk perekonomian
manusia.
Nilai Dasar Ekonomi Islam:
 Pemilikan: Kekayaan manusia terbatas, dan harta harus bermanfaat bagi orang
lain.
 Keseimbangan: Antara kepentingan dunia dan akhirat, serta antara kepentingan
pribadi dan umum.
 Keadilan: Kebijakan pengalokasian hasil kegiatan ekonomi harus adil.
Nilai Instrumental Ekonomi Islam:
 Zakat: Bagian harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi
syarat tertentu kepada orang-orang tertentu.
 Pelarangan Riba: Riba adalah tambahan dalam pembayaran hutang sebagai
imbalan jangka waktu yang terpakai selama hutang belum dibayar.
 Kerjasama Ekonomi: Kolaborasi dalam aktivitas ekonomi.
 Jaminan Sosial: Perlindungan sosial bagi masyarakat.
Prinsip-prinsip Ekonomi Islam:
 Tauhid: Keimanan kepada Allah.
 'Adl: Keadilan.
 Nubuwwah: Kenabian.
 Khilafah: Pemerintahan.
 Ma’ad: Hasil.

Faktor Ekonomi Islam

 Faktor Produksi kerangka akidah, syariah dan akhlak


 Tanah  kesejahteraan masyarakat
 Tenaga kerja  kekuatan kerjasama
 Modal  bebas dari bunga, hak milik pribadi terbatas
 Faktor Konsumsi
 Memenuhi kebutuhan manusia dalam 3 golongan: keperluan,
kesenangan, barang-barang mewah, memperhatikan larangan-larangan
halal haram konsumsi.
 Faktor Sirkulasi
 Perputaran kegiatan ekonomi dalam bentuk barang dan jasa melalui
kegiatan muamalah yang sesuai dengan syariah
 Harga pasar ditentukan oleh beberapa hal antara lain mengikuti hukum
penawaran dan permintaan.
 Islam hanya mengakui “kebebasan yg terkendali”, yaitu kebebasan yang
terikat dgn keadilan, prinsip agama & moral.
 Faktor Distribusi
 Nilai kebebasan dalam mengelola hak milik: Keimanan kepada Allah
dan keyakinan pada manusia.
 Nilai keadilan dalam kesempatan bekerja, penempatan pekerja yang
sesuai, pemberian hak pekerja, dan jaminan sosial bagi kaum lemah
 Jaminan sosial bagi kaum lemah dan tidak mampu di masyarakat.
11. Hubungan Manusia dengan Benda

Hubungan manusia dan benda dan kekuasaan manusia atas segala sesuatu yang berada
diesekitarnya merupakan masalah yang peting dalam sistem ekonomi Islam, dimana
dalam Islam sendiri sudah terdapat ketentuan- ketentuan pokoknya didalam al-qur'an,
sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Ibrahim ayat 34. Dari ketentuan-
ketentuan pokok Al-Qur'an tersebut diatas, para ahli. merumuskan hubungan manusia
dengan benda dan segala sesuatu yang ada disekitarnya, diantaranya sebagai berikut:
 Segala sesuatu yang berada di langit dan di bumi dan benda-benda yang ada
diantaranya adalah milik Tuhan secara mutlak.
 Manusia diberi hak oleh Tuhan atas benda dan segala sesuatu yang ada
disekitarnya itu, tetapi bukan hak untuk memiliki secara mutlak. melainkan hak
untuk mengurus (mengelolanya) dan mengambil faedah dari padanya dalam
batas-batas tertentu.
 Hak untuk mengelola dan memanfaatkan sesuatu yang diberikan Tuhan
dikembalikan dengan kewajiban untuk menciptakan kebaikan dan kemakmuran
bersama.
 Sebagai pengelola harta Tuhan, manusia harus beradaptasi. hikmah
menggunakannya untuk kehendak Allah sebagaimana tercantum dalam Al-
Qur'an dan dijelaskan oleh Sunnah Rasulullah.
12. Cara Memperoleh, Memanfaatkan, serta Fungsi Hak Milik
a. Cara memperoleh hak milik
Dalam memperoleh hak milik atau harta kekayaan, al-qur'an memberikan beberapa
ketentuan, diantaranya adalah dengan usaha yang halal, artinya sah menurut hukum
dan benar menurut ukuran moral, melalui pewarisan dan dengan hibah. Diantara
ketiga cara ini yang sangat dianjurkan adalah dengan usaha melalui kerja keras
dengan mempergunakan akal dan tenaga. Dan Allah melarang memperoleh harta
dengan cara merampas harta benda orang. mencuri, menipu, melakukan pengelapan,
menyuap dan disuap, berjudi, dan memakan riba.
b. Fungsi hak milik
Diantara fungsi hak milik tersebut sebagaimana dijelaskan dalam al- qur'an adalah
sebagai berikut:
 Kekayaan seseorang tidak dapat ditimbun tanpa memberi manfaat bagi orang
lain.
 Kekayaan seseorang tidak bisa hanya beredar di kalangan orang kaya saja.
 Diantara harta orang kaya ada hak orang miskin yang tidak punya
 Harta peninggalan seseorang harus segera dibagi kepada yang berhak
menerimanya menurut ketentuan yang berlaku
c. Cara memanfaatkan
Cara memanfaatkan atau mengunakan harta kekayaan yang dimiliki seseorang. al-
qur'an juga memberikan beberapa pedoman, diantaranya:
1) Tidak boleh boros dan tidak pelit
2) Harus hati-hati dan bijaksana, selalu mengunakan akal sehat dalam
memanfaatkan harta
3) Sebaiknya disalurkan melalui lembaga-lembaga yang telah ditentukan, antara lain
melalui.
a) Shadaqoh atau sedekah yaitu pemberian sukarela yang di lakukan oleh
seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang miskin, setiap
kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun
waktunya.
b) Infaq, yaitu pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang, setiap kali ia
mencari rezeki, sebanyak yang diinginkannya.
c) Hibah, yaitu pengeluaran harta semasa hidup atas dasar kasih sayang untuk
kepentingan seseorang atau untuk kepentingan sesuatu badan social,
keagamaan, ilmiah, juga kepada seseorang yang berhak menjadi ahli waris.
d) Qurban, yaitu penyembelihan hewan untuk mendekatkan. diri kepada tuhan
dan kepada sesama manusia dalam lingkungan kehidupan. Dimana
hikmahnya dapat membina rasa kasih sayang, bantu membantu sesama
manusia, sarana pendidikan ketulusan, keikhlasan dalam melaksanakan
perintah tuhan dan salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah dan kepada
manusia lain dalam pergaulan hidup.
e) Zakat, merupakan bagian harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim yang
memenuhi syarat kepada orang tertentu, dengan syarat tertentu.
f) Wakaf artinya menahan, yaitu menahan sesuatu yang hakikatnya tetap untuk
dimanfaatkan sesuai dengan ajaran Islam. Orang yang menghibahkan
hartanya tidak mempunyai hak lagi atas barang atau barang yang dihibahkan
karena selain itu ia telah menghilangkan haknya untuk bekas hartanya itu,
peruntukannya pun telah berbeda pula yakni untuk kepentingan umum.
13. Zakat, Pelarangan Riba, Kerja Sama Ekonomi, Jaminan Sosial, dan Peranan
Negara
1. Zakat
Dilansir dari buku Ekonomi Islam (2017) karangan Rozalinda, faktor produksi adalah
semua benda yang membantu kelancaran proses produksi. Faktor produksi dibedakan
menjadi empat golongan yaitu, tanah, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan.Berikut
penjelasannya:

 Modal
Terkait hal ini, ekonomi Islam memandang modal harus bebas dari bunga. M.A.
Mannan berpendapat bahwa modal adalah sarana produksi yang mampu
menghasilkan, danq menjadi sarana bagi tenaga kerja. Semua benda yang bisa
menghasilkan pendapatan, selain tanah, harus dianggap sebagai modal.
 Tenaga Kerja
Manusia adalah segala kegiatan manusia, baik jasmani maupun rohani, yang
dilakukan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tenaga kerja merupakan faktor
produksi yang diakui dalam setiap sistem ekonomi, baik ekonomi Islam,
kapitalis, maupun sosialis. Sebagai salah satu faktor produksi dalam ekonomi
Islam, tenaga kerja tidak terlepas dari unsur moral dan sosial. Contohnya
hubungan buruh dan majikan yang didasarkan pada ketentuan syariat.
 Tanah
Merupakan faktor produksi. Karena mencakup semua sumber daya alam yang
digunakan dalam proses produksi. Ekonomi Islam mengakui tanah sebagai
faktor yang bisa dimanfaatkan secara maksimal, demi mencapai kesejahteraan
ekonomi masyarakat, dengan memperhatikan prinsip ekonomi Islam.
 Kewirausahaan
Adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam
mengoordinasi sebuah produk. Sumber daya pengusaha disebut juga
kewirausahaan. Bertugas mengatur dan mengombinasikan berbagai faktor
produsi, guna meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif. Untuk
melakukan hal tersebut, pengusaha harus mempunyai kemampuan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian usaha.
2. Pelarangan Riba
Islam telah melarang adanya riba. Alqur'an mengatur pola kehidupan umat Islam
dalam menata dan membangun kehidupan bermasyarakat. Umat Islam menjadikan
Alqur'an.sebagai way of life untuk mencari dan mendapatkan ridha Allah Swt, agar
kehidupan ummat Islam sesuai dengan tuntunan dan perintah Allah Swt yang
terkandung di dalam Alqur'an.Praktek riba telah dikenal pada saat turunnya ayat-
ayat yang menyatakan tentang larangan terhadap transaksi yang mengandung riba,
bahkan istilah tentang riha begitu populer di kalangan ummat Islam. Adapun
menurut al-quran riba di bagi menjadi 4 tahap yaitu:
 Tahap I, menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang di permukaan terkesan
membantu pihak yang membutuhkan sebagai suatu tindakan.bentuk riba dan
haram hukumnya, baik yang dilakukan oleh bank, asuransi, pasar modal,
pegadaian, koperasi dan lembaga keuangan lainnya maupun oleh individu.
 Tahap II, riba digambarkan sebagai sesuatu yang buruk, yang disertai dengan
ancaman yang keras terhadap kaum Yahudi yang memakan riba
 Tahap III, riba di haramkan dengan di kaitkan dengan suatu tambahan yang
berlipat ganda.
 Tahap IV, Allah swt dengan jelas dan tegas mengharamkan apapun jenis
tambahan yang di ambil dari pinjaman.
3. Kerjasama Ekonomi
Secara harfiah, dalam Islam makna syirkah (kerjasama) berarti al-ikhtilath
(penggabungan atau percampuran). Percampuran di sini memiliki pengertian pada
seseorang yang mencampurkan hartanya dengan harta orang lain, sehingga tidak
mungkin untuk dibedakan. Menurut istilah, syirkah adalah kerjasama antara dua
orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam
usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama.
Adapun syarat-syarat dalam kerjasama atau syirkah yaitu:
1) Dua pihak yang melakukan transaksi harus mempunyai kecakapan atau
keahlian (ahliyah) untuk mewakilkan dan menerima perwakilan.
2) Modal syirkah harus diketahui.
3) Modal syirkah ada pada saat transaksi.
4) Besarnya keuntungan diketahui dengan penjumlahan. yang berlaku, seperti
setengah, seperempat, dan lain sebagainya.

Kemudian ada macam-macam kerjasama dalam islam sebagai berikut :

1) Syirkah Amlak (sukarela), adalah kerjasama antara dua orang atau lebih yang
memiliki benda tanpa melalui akad syirkah.
2) Syirkah Uqud, adalah ungkapan terhadap akad yang terjadi antara dua orang
atau lebih untuk berserikat terhadap harta dan keuntungan.
Selain itu, ada berakhirnya syirkah :
Syirkah akan berakhir apabila terjadi hal-hal sebagai berikut
1) Salah satu pihak membatalkannya
2) Salah satu pihak meninggal dunia
3) Salah satu pihak berada di bawah pengampunan
4) Modal para anggota syirkah lenyap sebelum di belanjakan atas nama syirkah
4. Jaminan Sosial
Jaminan sosial (takaful ijtimai) wujud atas dasar kepedulian masyarakat atau
kebijakan pemerintah dalam hal merealisasikan kepeduliannya terhadap rakyat.
Keberpihakan seperti ini bertujuan menciptakan kesejahteraan sampai ke akar
rumput (grass root). Terdapat beberapa aspek sosial yang jamak dikenal dijamin
pemerintah seperti jaminan di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, politik
(hukum), dan keamanan.
5. Peranan Negara
Menurut para ulama, dalam ekonomi Islam, negara memiliki kekuasaan yang
paling luas untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, dengan syarat bahwa tugas itu
dilaksanakan dengan cara demokratis dan adil, dimana segala keputusan diambil
sesudah bermusyawarah secukupnya dengan wakil-wakil rakyat yang sebenarnya.
Meskipun Islam memberikan peran kepada negara secara luas, hal itu tidak berarti
bahwa konsep ekonomi Islam mengabaikan kemerdekaan individu. Dalam
pembahasannya, mengenai peran negara dalam ekonomi, Muhammad Al Mubarak,
dalam buku Nizam al-Islam, menyatakan bahwa negara merupakan salah satu dari
tiga sokoguru sistem ekonomi Islam bersama-sama dengan iman (moral) dan
prinsip-prinsip organisasi ekonomi.
14. Prinsip Ekonomi Islam
 Ketuhanan
Ketuhanan merupakan pondasi ajaran Islam. Dengan ketuhanan, manusia
menyaksikan bahwa "Tiada sesuatupun yang layak disembah selain Allah dan
"tidak ada pemilik langit, bumi dan isinya, selain daripada Allah" karena Allah
adalah pencipta alam semesta dan isinya dan sekaligus pemiliknya, termasuk
pemilik manusia dan seluruh sumber daya yang ada. Karena itu, Allah adalah
pemilik hakiki. Manusia hanya diberi amanah untuk memiliki untuk sementara
waktu, sebagai ujian bagi mereka. Prinsip ini menekankan bahwa segala
aktivitas ekonomi harus di lakukan dengan kesadaran akan tuhan. Etika dan
moralitas harus terjaga.
 Akhlak
Ekonomi islam memandang pentingnya integritas dan perilaku yang baik dalam
berbisnis. Transparansi, kejujuran, dan tanggung jawab adalah nilai-nilai yang
di tekankan
 Kemanusiaan
Prinsip ini menekankan kesejahteraan manusia secara menyeluruh.
Kesejahteraan individu dan masyarakat harus di utamakan.
 Keseimbangan
 Analisis keseimbangan umum (general equilibrium) adalah analisis atau studi
ekonomi yang mempelajari bagai- mana kondisi penawaran (supply) dan
permintaan (demand) berinteraksi dalam. berbagai pasar secara simultan
(Susilo, 1999). Adanya keseimbangan di suatu pasar merupakan bagian dari
pembahasan ekonomi mikro. Ekonomi mikro konven- sional mempelajari
bagaimana perilaku- perilaku individu dalam memenuhi kebutuhan maupun
keinginannya yang didasarkan pada perilaku individu- individu yang secara
nyata terjadi pada setiap unit ekonomi, di mana perilaku para pembeli dan
penjual tersebut secara alamiah akan mendorong terciptanya harga dalam
mekanisme pasar ke arah keseimbangan.

15. Faktor Ekonomi Islam


1. Produksi

Dalam ekonomi Islam, produksi mempunyai motif kemaslatan, kebutuhan dan


kewajiban Demikian pula, konsumsi. Perilaku produksi merupakan usaha seseorang
atau kelompok untuk melepaskan dirinya dari kefakiran. Menurut Yusuf Qardhawi
(1995), secara eksternal perilaku produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
setiap individu sehingga dapat membangun kemandirian. ummat. Sedangkan motif
perilakunya adalah keutamaan mencari nafkah, menjaga semua sumber daya (flora-
fauna dan alam sekitar), dilakukan secara profesional dan berusaha pada sesuatu yang
halal. Karena itu dalam sebuah perusahaan misalnya, menurut M.M. Metwally asumsi-
asumsi produksi, harus dilakukan untuk barang halal dengan proses produksi dan pasca
produksi yang tidak menimbulkan ke-madharatan. Semua orang diberikan kebebasan
untuk melakukan usaha produksi.

Faktor produksi terdiri dari :


 Tanah
Hal yang dimaksud dengan istilah land atau tanah di sini bukanlah sekedar tanah
untuk ditanami atau untuk ditinggali saja, tetapi termasuk pula di dalamnya
segala sumber daya alam (natural resources). Dengan demikian, istilah tanah
atau land ini maksudnya adalah segala sesuatu yang bisa menjadi factor
produksi.
 Tenaga Kerja
Manusia adalah segala kegiatan manusia, baik jasmani maupun rohani, yang
dilakukan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tenaga kerja merupakan faktor
produksi yang diakui dalam setiap sistem ekonomi, baik ekonomi Islam,
kapitalis, maupun sosialis. Sebagai salah satu faktor produksi dalam ekonomi
Islam, tenaga kerja tidak terlepas dari unsur moral dan sosial. Contohnya
hubungan buruh dan majikan yang didasarkan pada ketentuan syariat.
 Kewirausahaan
Adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam
mengoordinasi sebuah produk. Sumber daya pengusaha disebut juga
kewirausahaan. Bertugas mengatur dan mengombinasikan berbagai faktor
produsi, guna meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif. Untuk
melakukan hal tersebut, pengusaha harus mempunyai kemampuan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian usaha
 Modal
Ekonomi Islam memandang modal harus bebas dari bunga. M.A. Mannan
berpendapat bahwa modal adalah sarana produksi yang mampu menghasilkan,
danq menjadi sarana bagi tenaga kerja. Semua benda yang bisa menghasilkan
pendapatan, selain tanah, harus dianggap sebagai modal.
2. Distribusi
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke
konsumen dan para pemakai. Saluran distribusi adalah suatu jalur perantara
pemasaran dalam berbagai aspek barang atau jasa dari tangan produsen ke
konsumen. Antara pihak produsen dan konsumen terdapat perantara pemasaran,
yaitu wholesaler (distributor atau agen) yang melayani pembeli.
Distribusi dalam islam terdiri dari: Zakat dan Warisan
3. Konsumsi
Menurut Samuelson konsumsi adalah kegiatan menghabiskan utility(nilai guna)
barang dan jasa. Barang meliputi barang tahan lama dan barang tidak tahan lama.
Barang konsumsi menurut kebutuhannya yaitu kebutuhan primer, kebutuhan 28
sekunder, dan kebutuhan tersier. Sifat barang konsumsi menurut Al Ghazali dan Al
Shatibi dalam Islam adalah At-Tayyibat. Prinsip konsumsi dalam Islam adalah
prinsip keadilan, kebersihan, kesederhanaan, kedermawanan, dan moralitas.
Monzer Kahf 2 mengembangkan pemikiran tentang Teori Konsumsi Islam dengan
asumsi bahwa Islam dilaksanakan oleh masyarakat, zakat wajib menurut hukum,
tidak ada riba, ada mudharabah dalam perekonomian, dan pelaku ekonomi memiliki
perilaku memaksimalkan. Konsep Islam dijelaskan melalui Hadits Nabi SAW yang
artinya, “Apa yang kamu miliki, itulah yang kamu makan dan apa yg kamu
keluarkan.
4. Sirkulasi
Sirkulasi dalam faktor ekonomi Islam adalah proses perputaran barang, jasa, dan
faktor produksi antara berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan ekonomi.
Sirkulasi ini didasarkan pada norma dan etika yang sesuai dengan ajaran Islam,
seperti keadilan, keseimbangan, kerjasama, dan zakat. Sirkulasi ini juga bertujuan
untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh umat manusia, baik di
dunia maupun di akhirat.

Anda mungkin juga menyukai