Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seperti yang kita ketahui bahwa di dunia ini terdapat bermacam-macam
sistem ekonomi. Sistem ekonomi yang ada dapat diklarifikasikan beberapa
cara, yaitu (1) dilihat dari mekanisme koordinasinya, dapat dikelompokan
menjadi tiga kelompok, yaitu (a) sistem tradisi, (b) sistem komando, (c)
sistem pasar; (2) dilihat berdasarkan penekanan hak kepemilikan yang
diberlakukan, dapat dikelompokan menjadi (a) sistem sosialis (b) sistem
kapitalis namun ada dua sistem ekonomi yang ekstrem yaitu sistem ekonomi
liberal-kapitalis, sistem ekonomi sosialis-komunistik, atau lebih dikenali
dengan sistem ekonomi campuran. Yang dimaksud sistem ekonomi adalah
suatu cara untuk mengatur dan mengorganisasi segala aktivitas ekonomi
dalam masyarakat baik yang dilakukan oleh pemerintah atau swasta
berdasarkan prinsip tertentu dalam rangka mencapai kemakmuran atau
kesejahteraan. Ada berbagai macam sistem ekonomi di dunia ini yang saling
berbeda satu sama lain.
Tumbulnya berbagai macam sistem ekonomi yang berbeda tersebt dalam
suatu negara disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut: Ada tidaknya campur tangan pemerintah dalam kegiatan
ekonomi,
Sistem pemerintahan yang dianut suatu negara, Kepemilikan negara terhadap
faktor-faktor produksi, Sumber daya yang ada dalam suatu negara, baik
sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang dimiliki.

1
B. Rumusan Masalah
1. Sistem Ekonomi Liberalis-Kapitalis.
2. Sistem Ekonomi Sosialis.
3. Sistem Ekonomi Campuran.
4. Sistem Ekonomi Islam.

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Sistem Ekonomi Liberalis-Kapitalis.
2. Mengetahui Sistem Ekonomi Sosialis.
3. Mengetahui Sistem Ekonomi Campuran.
4. Mengetahui Sistem Ekonomi Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Ekonomi Liberalis-Kapitalis

Sistem ekonomi liberal-kapitalis adalah suatu sistem yang memberikan


kebebasan yang cukup besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melekukan
kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual atas sumber daya-sumber
daya ekonomi atau faktor produksi. Pada sistem ekonomi ini terdapat
keleluasaan bagi perseorangan untuk memiliki sumber daya, seperti kompetensi
antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup persaingan antar badan usaha
dalam mencari keuntungan. (Subandi, 2009 : 6)

Kapitalisme bisa didapati di mana pun pemenuhan kebutuhan-kebutuhan


sekelompok manusia dilakukan oleh bisnis swasta. Sistem ekonomi kapitalis
dipengaruhi oleh semangat mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin
dengan sumber daya yang terbatas. Usaha kapitalis ini didukung oleh nilai-nilai
kebebasan untuk memenuhi kebutuhan. Pernyataan tersebut sesuai dengan
pendapat Adam Smith, bahwa terselenggaranya keseimbangan pasar
dikarenakan manusia mementingkan diri sendiri.
Kapitalisme mengakui kebebasan manusia tidak bisa bebas lepas tapi
kebebasan manusia terbatas oleh kebebasan orang lain. Kebebasan ini yang
menjadi bagian dari ajaran yang berlaku universal dalam masyarakat kapitalis.
Dengan kebebasan ini, mengakibatkan tingginya persaingan di antara sesamanya
dalam rangka supaya tidak tersingkir dari pasar. Sistem kapitalis cenderung
mendorong untuk berpikir opportunis dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan
ekonomi.

Secara garis besar ciri-ciri sistem ekonomi liberal-kapitalistik dapat


dirumuskan sebagai berikut:

Diakuinya kebebasan pihak swasta/masyarakat untuk melakukan


tindakantindakan ekonomi.

3
Diakuinya kebebasan memiliki barang modal (barang kapital).

Dalam melakukan tindakan ekonomi dilandasi semangat untuk mencari


keuntungan sendiri.( Heri Sudarsono, 2002:92).

Kebaikan sistem ekonomi kapitalis


1. Kebebasan
2. Meningkatkan produksi
3. Profit motif
4. Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-
barang.
5. Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan
segala hal yang terbaik dirinya.
6. Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang
diperlukan lebih kecil.
Kelemahan sistem ekonomi kapitalis
1. Tidak merata
2. Tidak selaras
3. Maksimasi profit
4. Krisis moral
5. Materialistis
6. Mengesampingkan kesejahteraan
7. Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan
persaingan monopolistik.
8. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena
adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah
buruh dan lain-lain).
Ada saat di mana kebebasan dalam sistem ekonomi kapitalis justru
menyengsarakan rakyat karena tidak adanya UU/perlindungan kepada yang
lemah, kapitalisme ini sering disebut kapitalisme brutal (kapitalisme tak
bernurani).( Saurip Kadi,2008:11)

4
B. Sistem Ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi sosialis dikenal juga dengan sistem ekonomi terpusat.


Sistem ekonomi sosialis merupakan suatu sistem ekonomi di mana pemerintah
memegang peranan paling penting atau dominan dalam pengaturan kegiatan
ekonomi. Dominasi yang dilakukan pemerintah itu dapat berupa pembatasan-
pembatasan terhadap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota
masyarakat. Negara-negara yang menganut sistem ekonomi ini antara lain,
China, Rusia, serta beberapa negara di Eropa Timur yang merupakan bekas
jajahan Rusia.

Ciri-ciri Ekonomi Sosialis :

Kegiatan perekonomian dari produksi, distribusi, dan konsumsi serta harga


ditetapkan pemerintah dengan peraturan negara.

Hak milik perorangan atau swasta tidak diakui, sehingga kebebasan individu
dalam berusaha tidak ada.

Alat-alat produksi dikuasai oleh negara.

Sebagai suatu sistem ekonomi, ekonomi sosialis tentunya memiliki juga


kelebihan dan kekurangan. Berikut ini kelebihan dan kekurangannya :

Kelebihan :

o Pemerintah lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan


pengendalian.

o Pemerintah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan


ekonomi.

o Kemakmuran masyarakat merata.

o Perencanaan pembangunan lebih cepat direalisasikan.

Kekurangan :

o Adanya pemasungan daya kreasi masyarakat sehingga hampir semua


inisiatif, inovasi diprakarsai oleh pemerintah.

5
o Adanya pasar gelap yang diakibatkan adanya pembatasan yang terlalu
ketat oleh pemerintah.

o Anggota masyarakat tidak dijamin untuk memilih dan menentukan jenis


pekerjaan serta memilih barang konsumsi yang dikehendaki.

o Pemerintah bersifat paternalistis, artinya apa yang telah diatur/ditetapkan


oleh pemerintah adalah benar dan harus dipatuhi.

C. Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran merupakan penggabungan atau campuran


antara sistem ekonomi liberal dan sosialis. Dalam sistem ini pemerintah bekerja
sama dengan pihak swasta dalam menjalankan kegiatan perekonomian. Sistem
ini banyak diterapkan di negara-negara yang sedang berkembang. Menurut
(Yearm 2006:24) sistem ekonomi campuran adalah satu sistem dimana pihak
swasta dan kerajaan bersama-sama membuat keputusan ekonomi
untukmenyelesaikan masalah asas ekonomi. (Apridar:69)

Dalam sistem ekonomi campuran, tujuan campur tangan peran


pemerintah dalam kegiatan perekonomian adalah untuk mengoreksi distorsi
ekonomi. Diakuinya hak kepemilikan pribadi dalam sistem ekonomi campuran
ini tidak membuat semua faktor produksi yang vital / penting juga bisa menjadi
kepemilikan pribadi karena kepemilikan faktor produksi yang vital akan tetap
diatur dan diawasi oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah akan memberikan
jaminan sosial serta mengupayakan pemerataan distribusi pendapatan. Tentang
penetapan harga, walaupun harga-harga ditentukan oleh mekanisme pasar,
namun bila diperlukan pemerintah juga perlu mengadakan pengawasan serta
koreksi terhadap harga-harga tersebut.
Karena merupakan penggabungan dari sistem ekonomi pasar dan sistem
ekonomi komando, Penerapan sistem ekonomi campuran ini akan mengurangi
berbagai kelemahan dari sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi komando
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat karena berimbangnya
peran pemerintah dan swasta dalam menjalankan kegiatan perekonomian.

6
Dalam sistem ekonomi campuran, pemerintah dan swasta dalam hal ini
masyarakat saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi. Kegiatan
ekonomi masyarakat diserahkan kepada kekuatan pasar, namun sampai batas
tertentu pemerintah tetap melakukan kendali dan campur tangan dengan tujuan
agar perekonomian tidak lepas kendali dan tidak hanya menguntungkan pemilik
modal besar. Pada saat ini, kecenderungan untuk menerapkan sistem ekonomi
pada berbagai negara semakin meningkat karena pada dasarnya tidak ada negara
yang bisa dengan murni menerapkan sistem ekonomi pasar maupun sistem
ekonomi komando.
Sistem ekonomi campuran. Negara yang menganut sistem ekonomi
campuran. Contoh sistem ekonomi campuran. Contoh negara yang menganut
sistem ekonomi campuran. Sistem perekonomian campuran. Negara penganut
sistem ekonomi campuran. Negara negara yang menganut sistem ekonomi
campuran.
Sistem ekonomi campuran memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
a. Kelebihan Sistem Ekonomi Campuran
 Hak milik individu atas alat-alat oproduksi diakui, walaupun ada
pembatasan.
 Kebebasan individu untuk berusaha tetap ada sehingga individu dapat
mengembangkan inisiatif dan kreativitasnya.
 Kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi.
 Persaingan dapat dibatasi dan pengusaha kecil dapat meneruskan
usahanya karena dilindungi pemerintah.

b. Kekurangan Sistem Ekonomi Campuran


 Sulit menentukan wilayah atau bagian-bagian mana yang diatur negara,
mana yang boleh melalui mekanisme pasar, sehingga kadang-kadang
pemerintah terlalu ikut campur tangan.
 Sulit menentukan alat-alat produksi mana yang boleh dimiliki individu
dan mana yang dikuasai oleh pemerintah atau Negara.

7
Dari penjelasan-penjelasan di atas, sebetulnya hampir tidak ada satu
negarapun yang hanya menganut sistem ekonomi tertentu, baik itu sistem
ekonomi terpusat atau pasar (liberal). Adakalanya suatu negara menganut sistem
ekonomi terpusat.

D. Sistem Ekonomi Islam

Konsep ekonomi islam

Sistem ekonomi islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan


pada ajaran dan nilai-nilai islam, bersumber dari Al Quran, As-Sunnah, ijma dan
qiyas. Ini telah dinyatakan dalam surat al maidah ayat (3). Sistem ekonomi islam
berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis, sistem ekonomi islam
memiliki sifat-sifat baik dari sistem ekonomi sosialis dan kapitalis, namun
terlepas dari sifat buruknya.

Ilmu ekonomi islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang


mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai
islam.

Ada beberapa pengertian Ekonomi Islam dari pakar ekonom muslim


dalam buku karya M.B Hendrie Anto diantaranya adalah :

Ekonomi Islam adalah suatu ilmu dan aplikasi petunjuk dan aturan
syari’ah yang mencegah ketidak adilan dalam memperoleh dan menggunakan
sumber daya material agar memnuhi kebutuhan manusia dan agar dapat
menjalankan kewajibannya kepada Allah dan masyarakat (Hasanuzzaman, 1986;
h.18)

Ekonomi Islam adalah tanggapan pemikir-pemikir muslim terhadap


tantangan ekonomi pada zamannnya. Dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al-
Qur’an dan Hadist, serta alasan dan pengalaman. (Shidqi, 1992;h.69)

8
Kehidupan orang-orang pra-Islam diwarnai dengan tajamnya stratifikasi
sosial dengan berbagai implikasi psikologis yang menyertainya. Ada sejumlah
kecil anggota masyarakat yang memiliki semua akses kekuatan, ekonomi,
politik, intelektual, dan religiokultural. Berbagai sisi kelebihan tersebut jalin-
menjalin yang menempatkan sekelompok kecil orang pada posisi yang sangat
penting dengan semua hak istimewa orang dimilikinya. Adapun sejumlah besar
lainnya berada paada posisi yang sangat kontras. Mereka hampir tidak memiliki
akses kekuatan apa pun, termasuk kemerdekaan pribadinya sebagai manusia,
serta hak-hak perdatanya yang sangat mendasar. Mereka adalah orang-orang
miskin dan budak-budak belian yang secara turun menurun mewarisi kodrat
hidupnya tanpa menyadari hak-hak dasarnya sebagai manusia.

Nabi muhammad SAW. Lahir untuk melakukan berbagai perubahan


radikal dan menyeluruh, untuk mereformasi secara total kehidupan manusia
yang penuh dengn ketimpangan. Agama yang diajarkan beliau membawa
aspirasi dan ide tentang tauhid, demokrasi (politik), dan keadilan sosial
(ekonomi). Sesuai dengan tingkat perkembangan pemikiran dan tahapan
pertumbuhan sosial saat itu, nabi memberikan petunjuk-petunjuk operasional
dan teladan-teladan nyata melalui sunnah-nya sebagai suatu cita bahwa ajaran
islam telah sempurna di sampaikan oleh nabi kepada umatnya (Q.S. Al-Ma’idah
(5) : 4). Akan tetapi, dalam konteks aplikasinya lebih lanjut; pokok-pokok ajaran
Islam memerlukan langkah-langkah sistematisasi dan interpretasi baru guna
menyesuaikan dengan tingkat perkembangan kehidupan umat manusia dan
aspirasinya yang semakin meningkat, sesuai dengan perkembangan manusia.
Meminjam pernyataan Goldziher bahwa kebenaran Islam yang ada sekarang ini
belumlah bulat. Kebulatannya masih menunggu karya-karya generasi umat
Islam lebih lanjut.

Teks-teks keagamaan (An-Nushush Asy-Syar’iyyah) memuat banyak


pesan yang berkaitan dengan bidang kehidupan perekonomian, baik secara
eksplisit (sharih) maupun implisit (ghairu sharih). Akan tetapi tetapi, secara
keseluruhan, aksentuasi dari nash-nash terasa lebih hubungan ermenekankan

9
ajaran-ajaran atau pesan-pesan moral universalnya, sesuai dengan semangat
dasar Al-Qur’an,yaitu semangat moral yang menekankan pada ide-ide keadilan
sosial dan ekonomi. Misalnya pandangan Islam tentang dunia kerja, prinsip
kebebasan dan kejujuran dalam berusaha, produktivitas kerja, serta pandangan
dunia (weltanschaung) islam yangg secara keseluruhan berhubungan erat
dengan konsep teologi dan eskatologi.

Diantara ajaran-ajaran pokok tersebut, misalnya posisi manusia di bumi


ini adalah sebagai khalifah Tuhan (Al-Baqarah [2] : 30) dengan membawa
amanat-Nya (Al-Ahjab [33] :72) untuk menciptakan kemakmuran dan
kesejahteraan (Hud [11] : 61). Mereka tidak boleh duduk pasif, tetapi harus aktif
berusaha dan bekerja (Al-Jumu’ah [62] : 10; Ar-Ra’d [13] :13). Mereka harus
mencari bagian rezeki yang halal. Dalam berusaha, mereka harus mengindahkan
nilai kejujuran (Al-A’raf [7] : 85); atas dasar sukarela tanpa paksaan (An-Nisa’
[4] : 29) dalam bidang-bidang yang dibolehkan syari’at dan bukan yang batil
(Al-Ma’idah [5] :3).

Meskipun bebas mendapatkan dan memiliki setiap hasil jerih payahnya,


mereka juga harus memerhatikan fungsi sosial harta usahanya demi kebaikan
orang-orang yang nasibnya kurang beruntung (Al-Hasyr [50] :7; At-Taubah [9]
:34; Ar-Rum [30] :30). Mereka juga harus hemat dan efisien dalam
membelanjakan hartnya dan sebagainya. Terhadap pesan-pesan Al-Qur’an
tersebut dan juga hadits atau sunnah rasul, diperlukan interpretasi dan
konseptualisasi kedalam bentuk ajaran yang sistematis sehingga kan lebih
mudah untuk dipahami, dihayati, dan diamalakn oleh semua orang. Dengan
demikian, ajaran-ajaran luhur tersebut tidak hanya merupak imbuhan moral,
tetapi menjaddi suatu sistem tatanan hidup yang dihayati sebagai way of life dan
rule of game yang dipatuhi. Dengan cara itulah, ajaran agama akan membawa
dampak nyata bagi peningkatan kesejahteraan manusia, lahir dan batin.

10
Sejarah Singkat ekonomi Islam

Ekonomi Islam, menurut para pembangun dan pendukungnya dibangun


di atas atau setidaknya diwarnai oleh prinsip-prinsip religius, berorientasi pada
dunia dan akhirat. Dalam tataran paradigma seperti ini, para ekonom muslim
berada di dalam suatu kata, atau setidaknya tidak ada

Perbedaan yang berarti. Mayoritas ekonom muslim sepakat mengenaidasar pilar


atau fondasi filosofis sistem ekonomi Islam tauhid, khalifah, ibadah, dan
tafakul. Khurshid ahmad menambahkan rububiyyah dan tazkiyyah, serta
masuliyyah (accountability). Akan tetapi, ketika dipertanyakan lebih lanjut: apa
dan bagaiman ekonomi Islam? Disinilah terjadi perbedaan. Ada yang membagi
mazhab ekonomi Islam menjadi tiga, yaitu mazhab Baqir As-Sadr, mazhab
mainstream, dan masih menunggu pemikiran cerdas dan kreatif dari para
peendukungnya untuk mengembangkan.

Sekalipun demikian, ekonomi Islam tidak lepas dari terpaan kritik yang
dilakukan oleh sejumlah ekonom. Pada umumnya, kritikan kritikan tersebut
dikelompokan oleh Arif, seperti yang dikutif oleh M. Husein Sawit, menjadi tiga
kelompok besar. Pertama, aliran yang mengatakan ekonomi Islam merupakan
penyesuaian sistem kapitalis atau disebut the adjusted capitalism school. Kedua,
kelompok konvensional atau the conventional school. Ketiga, kelompok
perbedaan paham atau the sectaria diversity school.

Ada tiga penafsiran tentang istilah “ekonom Islam”. Perttama, “ilmu


ekonom” yang berdasarkan nilai-nilai atau ajaran Islam. Kalau ini yang
dimaksud, timbul kesan bahwa ajaran Islam mempunyai pengertian tersendiri
mengenai “ekonomi”. Hal ini tentu akan diikutu dengan pertanyaan, pakah yang
dimaksud dengan ekonomi Islam? Tepatnya, apakah yang dimaksud dengan
“ilmu ekonomi Islam”? di sisni, dapat diajukan beberapa definisi menurut
ekonom muslim.

11
1. Menurut Muhammad Abdul Mannan, “ekonomi Islam merupakan ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari maslah-maslah ekonomi rakyat yang
diilhami oleh nilai-nilai Islam”.

2. Menurut M.M. metwally, “ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari


prilaku muslim (yang beriman) dalam suatu masyarakat Islam yang
mengikuti Al-Qur’an, hadits, ijma, dan qiyas”.

3. Menurut Hasanuzzaman, “ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan


aplikasi dari anjuran dan aturan syariah yang mencegah ketidak-adlian dalam
memperoleh sumber-sumber daya materiil sehingga tercipta kepuasan
manusia dan memungkinkan mereka menjalankan perintah Allah dan
masyarakat”.

Kedua, yaitu ekonomi Islam dalam arti “sistem ekonomi” (Islam). Sistem
menyangkut pengaturan, yaitu pengaturan kegiatanekonomi dalam suatu
masyarakat atau negara berdasarkan metode tertentu. Misalnya, bank Islam
dapat disebut sebagai unit (terbatas) dari beroperasinya sistem ekonomi Islam,
bisa dalam ruang lingkup makro atao mikro. Bank Islam disebut unit sistem
ekonomi Islam, khususnya doktrin larangan riba.

Ketiga, ekonomi Islam berarti perekonomian umat Islamm atau


perekonomian di dunia Islam. Di sini, kita akan mendapat sedikit penjelasan dan
gambaran dalam sejarah umat Islam, baik pada masa Nabi sampai sekarang.
Misalnya, keadaan perekonomian umat Islam di Arab Saudi, Mesir, Irak,
Indonesia, dan sebagainya, atau juga perekonomian umat Islam dinegra non-
Islam, seperti Amerika, Cina, Prancis, dan sebagainya.

Kajian Pendekatan Ekonomi Islam Kontemporer

Prof. Volker Nienhaus dari jerman, dalam tulisannya, Islamic Economics: Policy
Between Pragmatism and Utopia, menyebutkan empat pendekatan utama dalam
kajian mengenai ekonomi Islam. Pertama, pragmatis; kecenderungan ini
ditandai dengan penolakan ideologi-ideologi ekonomi yang diikuti upaya

12
melakukan sintesis atau ekleksi, yaitu mencampur berbagai gagasan dan teori
yang dianggap paling praktis untuk dilaksankan. Menurut Nienhaus,
kecenderungan inilah yang banyak diambil. Kedua, resiatif; pendekatan yang
mengacu pada teks ajaran Islam. Pendekatan ini mengacu pada hukum fiqh,
teologi, dan etika ekonomi. Ketiga, pendekatan utopia. Utopia adalah gambaran
mengenai dunia yang kita inginkan. Pendekatan ini dikembangkan dengan
merumuskan model manusia, mislanya homo economicus, atau manusia
altruistis. Selanjutnya, dikembangkan model masyarakat yang dicita-
citakan,”Baladah Ath-Thayyibah Wa Rubbun Ghafur”. Pendekatan terakhir
adalah adaptif; berusaha melakukan penyesuaian diri berdasarkan kondisi
setempat dan sejarah tiap-tiap umat Islam, seperti gaagasan sosialisme Islam;
sosialisme kerakyatan; sosialisme demokrasi.

Menurut Muchtar Ahmad, kajian ekonomi Islam selama ini dapat


dikategorikan menjadi empat corak.

Pertama, kajian ekonomi Islam dalam lingkup normatif, dalam arti


upaya menjelaskan dasar-dasar filosofis atau normatif suatu kajian ekonomi
yang sesuai dengan tuntunan Islam, menurut ajaran buku dalam Al-Quran dan
hadits.

Kedua, kajian ekonomi Islam hasil pemikiran atau penyelidikan para


fuqaha, pakar ekonomi, sosiolog, dan sebagainya, seperti Ibnu Khaldun, Ibnu
Taimiyyah, Abu Yusuf, Umer Chapra, dan sebagainya yang dilakukan secara
kritis, baik melalui pemeriksaan teori dan tesis yang dikemukakan maupun
melalui pengujian terhadap prilaku ekonomi muslim.

Ketiga, kajian perbandingan antara prilaku ekonomi muslim dan konsep


sistemm ekonomi Islam yang teoritis, atau menghadapkan prilaku ekonomi
muslim pada nilai-nilai Islam.

Keempat, kajian perbandingan antara konsep sistem ekonomi islam dan


sistem ekonomi kapitalis dan sosialis serta perkembangan ekonomi kontemporer
(gejala perkembangan sistem ekonomi dunia).juga bisa ditambahkan

13
perkembangan pemikiran anatar para ekonomi islam, seperti yang dilakukan
oleh Mohamed Aslem Haneef (1995) dalam bukunya, Contemporary Islamic
Economic Thought: A selected comparative analysys.

Pada akhirnya, secara singkat dan sederhana, tulisan ini mencoba


mendeskripsikan ekonomi islam. Tulisan ini masih sangat terbatas pada aspek-
aspek gagasan Al-Qur’an tentang ekonomi. Apa itu ekonomi islam, sejarah
singkatnnya, dan kajian-kajian dilakukan oleh para pemikir ekonomi islam
kontemporer saat ini. dari artikel inii tergambar bahwa kajian ekonomi islam
masih banyak berbutar pada wilayah perbankan dan lembaga keuangan islam
lainnya. Oleh karena itu, ekonomi islam masih menunggu pikiran-pikiran dan
karya-karya kreatif dari para pendukungnya untuk mengembangkan sekaligus
membuktikan secara nyata bahwa ekonomi islam lebih baik dan membawa
rahmat bagi siapa saja.(Ai Siti Farida,2011:52-58).

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem ekonomi liberal-kapitalis adalah suatu sistem yang memberikan
kebebasan yang cukup besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melekukan
kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual atas sumber daya-sumber
daya ekonomi atau faktor produksi. Pada sistem ekonomi ini terdapat
keleluasaan bagi perseorangan untuk memiliki sumber daya, seperti kompetensi
antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup persaingan antar badan usaha
dalam mencari keuntungan.
Sistem ekonomi sosialis dikenal juga dengan sistem ekonomi terpusat.
Sistem ekonomi sosialis merupakan suatu sistem ekonomi di mana pemerintah
memegang peranan paling penting atau dominan dalam pengaturan kegiatan
ekonomi.

Sistem ekonomi campuran merupakan penggabungan atau campuran


antara sistem ekonomi liberal dan sosialis.

Sistem ekonomi islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan


pada ajaran dan nilai-nilai islam, bersumber dari Al Quran, As-Sunnah, ijma dan
qiyas. Ini telah dinyatakan dalam surat al maidah ayat (3). Sistem ekonomi islam
berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis, sistem ekonomi islam
memiliki sifat-sifat baik dari sistem ekonomi sosialis dan kapitalis, namun
terlepas dari sifat buruknya.

15
DAFTAR PUSTAKA

 Subandi, sistem ekonomi indonesia.2009.Bandung: Alfabeta.


 Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar.2002
Yogyakarta:Ekonisia.
 Saurip Kadi, Intisari Buku Mengutamakan Rakyat .2008.Jakarta.
 Apridar, Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.
 Farida, Ai Siti.Sistem Ekonomi Indonesia. 2011.Bandung: CV Pustaka Setia.

16

Anda mungkin juga menyukai