Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEKANISME PASAR DALAM ISLAM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Mikro Syariah

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Anita Rahmawaty, M.Ag., CRA

Disusun Oleh :

Kelompok 11 A2PSR

1. Paryono (2250410011)
2. Choirun Nissa (2250410032)
3. Silvina Ullilsari (2250410034)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Kami memanjatkan doa pujian dan syukur atas kehadirat Allah SWT
senantiasa menganugrahkan kepada kami rahmat dan taufiknya, karena itu kita
masih bisa eksis di dalam memajukan dan mengembangkan dunia pendidikan di
negeri tercinta ini. Dan kami merasa sangat bersyukur karena dapat menyusun dan
menuntaskan tugas makalah mata kuliah Ekonomi Mikro Syariah yang berjudul
“Mekanisme Pasar Dalam Islam” secara tepat waktu.

Mengenai makalah yang berjudul " Mekanisme Pasar Dalam Islam " telah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Mikro Syariah yang diampu
oleh Ibu Dr. Hj. Anita Rahmawaty, M.Ag., CRA. Selain itu, kami berharap makalah
kami akan memungkinkan pembaca dalam memberikan kesempatan belajar bagi
semua orang di kalangan mahasiswa/i semuanya.

Dengan penyusunan makalah ini, kami berharap pada semua pembaca dapat
menjadikan wadah untuk mengembangkan wawasan berpikir yang dinamis,
imajinatif dan kreatif serta mengembangkan motivasi budaya membaca.

Demikian, kami ucapkan terimakasih.


Wassalamuallaikum Wr. Wb.

Kudus, 15 April 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Pendahuluan ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
1.1 Struktur pasar dalam perekonomian .............................................................. 2
2.1 Pasar pada masa Rasulullah .......................................................................... 4
3.1 Mekanisme pasar dalam pandangan ekonom muslim ................................... 5
4.1 Mekanisme Pasar Dalam Islam ..................................................................... 7
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran produk baik berupa barang
maupun jasa yang alamiah dan telah berlangsung sejak awal peradaban manusia.
Islam menempatkan pasar pada kedudukan yang penting dalam perekonomian.
Kegiatan ekonomi pada masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin menunjukkan
adanya peranan pasar dalam pembentukan masyarakat Islam pada masa itu.

Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh mekanisme pasar


sebagai harga yang adil. Beliau menolak adanya intervensi harga seandainya
perubahan harga terjadi karena mekanisme pasar yang wajar yaitu hanya karena
pergeseran permintaan dan penawaran. Namun, pasar di sini mengharuskan
adanya moralitas dalam kegiatan ekonominya, antara lain persaingan yang sehat
dan adil, kejujuran, keterbukaan, dan keadilan. Jika nilai ini telah ditegakkan,
maka tidak ada alasan dalam ekonomi Islam untuk menolak harga yang
terbentuk oleh mekanisme di pasar.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan maka terdapat Lima rumusan masalah
yang akan dipecahkan, perumusan tersebut sebagai berikut.
1. Bagaimana Struktur pasar dalam perekonomian?
2. Bagaimana pasar pada masa Rasulullah?
3. Bagaimana Mekanisme pasar dalam pandangan ekonom muslim?
4. Bagaimana Mekanisme Pasar Dalam Islam?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan penulisan yang ada sebagai berikut.
1. Mendiskripsikan Struktur pasar dalam perekonomian
2. Mendiskripsikan Pasar pada masa Rasulullah
3. Mendiskripsikan Mekanisme pasar dalam pandangan ekonom muslim
4. Mendiskripsikan Mekanisme Pasar Dalam Islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Struktur pasar dalam perekonomian


Struktur pasar adalah informasi tentang perilaku usaha dan kinerja pasar
yang dijelaskan melalui keadaan pasar. Jenis struktur pasar dapat diketahui
melalui konsentrasi pasar. Struktur pasar umumnya dibedakan menjadi struktur
pasar persaingan sempurna dan struktur pasar persaingan tidak sempurna.
Struktur pasar persaingan tidak sempurna dibagi menjadi tiga macam yaitu
struktur pasar monopoli, persaingan monopolistik, dan oligopoli. Empat jenis
struktur pasar tersebut didasarkan pada karakteristik pasar yang meliputi jumlah
dan ukuran distribusi para pembeli dan penjual, hambatan masuk, serta tingkat
diferensiasi produk.1

1) Struktur pasar persaingan sempurna

Struktur pasar persaingan sempurna adalah struktur pasar yang


membebaskan peserta pasar untuk masuk dan keluar pasar serta memiliki
keterbukaan informasi tentang kekuatan pasar dan barang dagangan. Dalam
pasar model ini, tidak boleh terjadi monopoli pasar. Penipuan dan
pemalsuan produk serta kecurangan lainnya dicegah dengan penyeragaman
dan standardisasi produk. Selain itu, setiap ketidak-jujuran dalam kebebasan
ekonomi akan mendapat kecaman. Struktur pasar persaingan sempurna
memiliki jumlah pedagang dan penjual yang sangat banyak, informasi yang
diberikan sempurna, dan memiliki mobilitas terhadap sumber daya.

2) Struktur pasar monopoli

Struktur pasar monopoli hanya memiliki pengusaha tunggal dalam


pasar dan tanpa pesaing. Pasar dengan struktur ini memiliki barang
substitusi yang tidak sempurna. Harga produk monopoli tetap bertahan dan

1
Nugroho, L.S.W., dan Susilo, Y.S. (2007). "Struktur Pasar dan Perilaku Industri Semen di
Indonesia Tahun 2004-2005". Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 22 (1): 30–131

2
permintaan tidak akan menurun meski harga produk lain menurun.
Pengusaha tunggal ini dapat sepenuhnya menetapkan harga jual, kuantitas
produksi serta kebijakan lainnya. Pada struktur ini, hanya ada satu
perusahaan tetapi memungkinkan jumlah penjual produk lebih dari satu
tanpa adanya komoditas pengganti. Selain itu tidak ada keleluasaan untuk
memasuki pasar dan penggunaan iklan tidak diperlukan.

Struktur pasar monopoli dapat terbentuk karena beberapa hal. Pertama,


adanya penguasaan bahan mentah yang potensial dan strategis serta teknik
produksi yang unggul oleh produsen. Kedua, hak penjualan hanya dimiliki
oleh produsen tunggal dan telah memperoleh izin khusus dari pemerintah
untuk menetapkan kebijakan perdagangan. Ketiga, keterbatasan pasar dan
distribusi produk. Terakhir, adanya pembatasan harga dengan investasi awal
yang sangat besar.

3) Struktur pasar persaingan monopolistik

Struktur pasar persaingan monopolistik adalah gabungan antara


struktur pasar persaingan sempurna dan monopoli. Pada struktur ini,
perusahaan diberi keleluasaan untuk masuk dan keluar dari pasar. Selain itu,
barang yang dihasilkan beragam dan tidak sejenis.

4) Struktur pasar oligopoli

Pada struktur pasar oligopoli, jumlah penjual dengan barang milik


winestri dan wawi substitusi sangat sedikit. Kurva permintaan yang berlaku
memiliki elastisitas silang yang tinggi. Jumlah perusahaan dalam pasar yang
sedikit membuat struktur pasar ini tidak memberikan keleluasaan untuk
memasuki pasar. Selain itu, penetapan harga harus disepakati bersama oleh
setiap perusahaan yang ada di dalam pasar.2

2
Zaini, Ahmad Afan (Agustus 2014). "Pasar Persaingan Sempurna dalam Perspektif Ekonomi
Islam". Ummul Qura. 4 (2): 93.

3
2.1 Pasar pada masa Rasulullah
Pada setiap perekonomian, pasar memegang peran penting, termasuk
dalam perekonomian masyarakat Muslim pada masa Rasulullah SAW. dan
Khulafaur Rasyidin. Rasulullah pada awalnya adalah seorang pebisnis, demikian
pula Khulafaur-Rasyidin dan sebagain besar sahabat. Pada usia tujuh tahun nabi
Muhammad diajak pamannya, Abu Thalib, melakukan perjalanan perdagangan
ke Negeri Syam. Dari sini ilmu-ilmu perniagaan beliau diasah. Kemudain sejalan
dengan usianya yang semakin dewasa. Nabi Muhaamd semakin giat berdagang,
baik dengan modal sendiri maupun bermitra dengan orang lain.Kemitraan, baik
dengan sistem mudharabah mapun musyarakah dianggap cukup populer pada
masayarakat Arab pada saat itu. Salah satu mitra bisnisnya adalah Khadijah,
seorang wanita pengusaha yang cukup disegani di Mekkah, yang akhirnya
menjadi istri Nabi Muhammad SAW. berkali-kali Nabi Muhammad SAW.
terlibat urusan dagang kelur negeri (Syam, Syiria,, Yaman, dan lain-lain) dengan
membawa modal dari Khadijah.3

Nabi Muhammad SAW. seorang pedagang profesional dan selalu


menjungjung tingi kejujuran. Beliau mendapat julukan al-amin (yang
terpercaya). Setelah menjadi Rasul, Nabi Muhammad SAW. memng tidak lagi
menjadi pelaku bisnis secara aktif karena situasi dan kondisi yang tidak
memungkinkan. Pada saat awal perkembangan Islam di Mekkah, Rasulullah
SAW. dan masyarakat Muslim mendapat gangguan dan teror yang berat dari
masyarakat kafir Mekkah (terumatam suku Quraisy, suku Rasulullah SAW.
sendiri) sehingga perjuangan dan dakwah merupakan prioritas. Ketika
masyarakat Muslim telah berhijrah ke Madinah, peranan Rasulullah SAW.
bergeser menjadi pengawas pasar atau al-Muhtasib. Beliau mengawasi jalannya
mekanisme pasar di Madinah agar tetap berlangsung secara Islam.4

3
Abd Ghafur, “Mekanisme Pasar Perspektif Islam,” Iqtishodiyah : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam
5, no. 1 (2019): 1–19, https://doi.org/10.36835/iqtishodiyah.v5i1.86.
4
DJAWAHIR HEJAZZIEY, “Mekanisme Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Alqalam 28, no. 3
(2019): 535, https://doi.org/10.32678/alqalam.v28i3.889.

4
Pada sasat itu mekanisme pasar sangat dihargai. Rasulullah SAW.
menolak untuk membuat kebijakan penetepan harga manakala tingkat harga di
Madinah tiba-tiba naik. Selama kenaikan terjadi karena kekuatan permintaan dan
penawaran yang murni, yang tidak disertai dengan dorongan monopolistik dan
monospolistik, tidak ada alasan bagi Rasulullah SAW. untuk tidak menghormati
harga pasar. Pada saat itu para sahabat berkata,

“Wahai Rasulullah, tentukan harga untuk kita! Beliau menjawab, Allah itu
sesunguhnya penentu harga, penahan, pencurah, serta pemberi rezeki. Aku
berharap dapat menemui Tuhanku di mana salah seorang kalian tidak
menuntutku karena ke zaliman dalam hal darah dan harta.”

Dalam hadis tersebut jelas bahwa pasar merupakan hukum alam


(sunnatullah) yang harus dijunjung tinggi. Tidak seorangpun secara individual
dapat memengaruhi pasar sebab pasar adalah kekuatan kolektif yang telah
menjadi ketentuan Allah SWT.5

3.1 Mekanisme pasar dalam pandangan ekonom muslim


Pasar telah mendapatkan perhatian istemewa dari para ulama klasik seperti
Abu Yusuf, Al-Ghazali, Ibnu Taimiyah, dan Ibnu Khaldun. Pemikiran tentang
pasar tidak saja mampu memberikan analisis yang tajam tentang apa yang terjadi
pada masa itu, tetapi tergolong modern untuk masa sekarang. Banyak dari
pemikiran mereka baru dibahas oleh ilmuwan barat beratus-ratus tahun
kemudian.

1. Mekanisme Pasar Menurut Abu Yusuf (731-798 M)

Pemikiran Abu Yusuf tentang pasar membahas perpajakan dan


anggaran negara yang menjadi pedoman kekhalifahan Harun Al-Rasyid di
Bagdad, dan juga membicarakan beberapa prinsip dasar mekanisme pasar.

5
M. Rianto al-Arif. Pengantar Ekonomi Syariah: Teori dan Praktik (Bandung: Pustaka Setiam
2015), Hal. 220-220

5
Mayarakat luas pada masa itu memahami bahwa harga sesuatu hanya
ditentukan oleh penawarannya. Dengan kata lain, bila hanya tersedia
sedikit barang, maka harga akan mahal, sebaliknya jika tersedia banyak
barang, maka harga akan murah. Mengenai hal ini Abu Yusuf
berkata,”Tidak ada batasan tertentu tentang murah dan mahal dapat
dipastikan. Hal tersebut ada yang mengaturnya. Prinsipnya tidak bisa
diketahui. Murah karena bukan melimpahnya makanan, demikian juga
mahal bukan karena kelangkaan makanan. Murah dan mahal merupakan
ketentuan Allah (sunnatullah). Kadang-kadang makanan sangat sedikit,
tetapi harganya murah. Pernyataan ini secara implisit bahwa harga bukan
hanya ditentukan oleh penawaran, tetapi juga permintaan terhadap barang
tersebut.

2. Evolusi Pasar Menurut Al-Ghazali (1058-1111 M)

Al-Ghazali dalam karyanya Ihya’ Al-Ulumuddin juga membahas


topik ekonomi, termasuk pembahasan tentang pasar. Dalam magnum
opusnya ia telah membicarakan barter dan permasalahannya, pentingnya
aktifitas perdagangan dan evolusi terjadinya pasar, termasuk bekerjanya
kekuatan permintaan dan penawaran dalam mempengaruhi harga.

Dalam pandangan Al-Ghazali, pasar harus berfungsi berdasarkan


etika dan moral para pelakunya. Secara khusus, ia memperingatkan
larangan mengambil keuntungan dengan cara menimbun makanan dan
barang-barang kebutuhan dasar lainnya. Penimbunan barang merupakan
kezaliman yang besar, terutama di saat-saat terjadi kelangkaan.

Al-Ghazali menganggap bahwa iklan palsu sebagai salah satu


kejahatan pasar yang harus dilarang. Lebih jauh, ia memperingatkan para
pedagang agar tidak memberikan informasi yang salah mengenai berat,
jumlah atau harga barang penjualannya. Pemberian informasi yang salah
tersebut merupakan bentuk penipuan yang harus dilarang keras. Iklan-
iklan yang bersifat informatif dan tidak berlebihan bisa terima. Ia juga

6
menekankan kebenaran dan kejujuran dalam bisnis. Oleh karean itu, ia
mengutuk praktek-praktek pemalsuan, penipuan dalam mutu barang dan
pemasaran, serta pengendalian pasar melalui perjanjian rahasia dan
manipulasi harga.

3. Pasar Menurut Pemikiran Ibnu Taimiah

Pemikiran Ibnu Taimiah mengenai mekanisme pasar terfokus pada


masalah pergerakan harga yang terjadi pada masa itu, tetapi ia letakkan
dalam kerangka mekanisme pasar. Secara umum, beliau telah
menunjukkan the beauty of market (keindahan mekanisme pasar sebagai
mekanisme ekonomi), disamping segala kelemahannya. Ibnu Taimiah
berpendapat bahwa kenaikan harga tidak selalu disebabkan oleh
ketidakadilan (zulm/injustice) dari para pedagang atau penjual,
sebagaimana banyak dipahami orang pada waktu itu. Ia menunjukkan
bahwa harga merupakan interaksi hukum permintaan penawaran yang
berbentuk karena berbagai faktor yang komplek.

4.1 Mekanisme Pasar Dalam Islam


Ajaran Islam memberi perhatian yang besar terhadap kesempurnaan
mekanisme pasar. Pasar persaingan sempurna dapat menghasilkan harga yang
adil bagi penjual dan pembeli. Oleh karena itu, jika mekanisme pasar
terganggu, maka harga yang adil tidak akan tercapai. Sebaliknya, harga yang
adil akan mendorong para pelaku pasar untuk bersaing dengan sempurna. Jika
harga tidak adil, maka para pelaku pasar akan ragu untuk bertransaksi atau
terpaksa tetap bertransaksi dengan mengalami kerugian. Itulah sebabnya Islam
sangat memperhatikan konsep harga yang adil dan mekanisme pasar yang
sempurna.

Dalam konsep ekonomi Islam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan


pasar, yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran. Dalam konsep
Islam, pertemuan permintaan dan penawaran tersebut harus terjadi secara rela

7
sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi
pada tingkat harga tersebut.

Bagaimana konsep harga yang adil dalam pandangan Islam dan mengapa
terjadi ketidaksempurnaan mekanisme pasar dipaparkan berikut ini.6

1. Konsep Harga yang Adil


Dalam kaitannya dengan harga, fuqaha merumuskannya sebagai
the price of the equivalent. Konsep ini memiliki implikasi penting
dalam ilmu ekonomi, yaitu keadaan pasar yang kompetitif. Dalam
konsep Islam, monopoly, oligopoly dan monopolistic competition
tidak dilarang keberadaannya, selama mereka tidak mengambil
keuntungan di atas keuntungan normal. Hal ini sudah konsekunsi dari
konsep tersebut.
Harga yang adil secara terminologi, antara lain adalah si`r al-
mithl, thaman al-mithl, dan qimah al-adl. Istilah qimah al-adl (harga
yang adil) pernah digunakan oleh Rasulullah SAW ketika berbicara
tentang kompensasi pembebasan budak. Dalam hal ini, para budak
tersebut akan menjadi orang merdeka dan majikan mereka akan tetap
menerima kompensasi dengan harga yang adil (gimah al-adl).
Ibn Taimiyyah adalah pemikir ekonomi Islam pertama yang
menaruh perhatian khusus masalah harga. Ibn Taimiyyah sering
menggunakan dua terminologi dalam pembahasan tentang harga,
yaitu `iwad al-mith (equivalen compensation/ kompensasi yang
setara) dan thaman al-mithl (equivalen price/ harga yang setara). Ibn
Taimiyyah berkata: Kompensasi yang setara diukur dan dinilai
dengan hal-hal yang setara, dan itu adalah inti dari keadilan (nafs al-
adl). Perbedaan antara dua jenis barang, yaitu harga yang zalim dan
haram serta harga yang adil dan menguntungkan. Ibnu Taimiyyah
menilai harga yang sama itu adil.

6
Rahmawaty, Anita. Ekonomi Mikro islam Kudus: STAIN Kudus Press, 2011. Hal. 129-154.

8
Majmu` Fatawa-nya Ibn Taimiyyah mendefinisikan equivalen
price sebagai harga baku (si'r) dimana penduduk menjual barangnya
dan secara umum diterima sebagai sesuatu yang setara dengan itu dan
untuk barang yang sama pada waktu dan tempat yang khusus.
Sementara itu Ibn Taimiyyah menjelaskan dalam al-Hisbal, bahwa
equivalen price ini sesuai dengan keinginan atau lebih persisnya harga
yang ditetapkan oleh kekuatan pasar yang berjalan secara bebas-
kompetitif dan tidak terdistorsi antara penawaran dan permintaan.
Adanya suatu harga yang adil telah menjadi pegangan yang
mendasar dalam transaksi yang Islami. Pada prinsipnya transaksi
bisnis harus dilakukan pada harga yang adil sebab ia adalah cerminan
dari komitmen syariat Islam terhadap keadilan yang menyeluruh.
Secara umum, harga yang adil ini adalah harga yang tidak
menimbulkan eksploitasi atau penindasan (kezaliman) sehingga
merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak dan
mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjualannya secara adil,
yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal dan pembeli
memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarkannya.
2. Ketidaksempurnaan Bekerjanya Pasar
Ketidaksempurnaan bekerjanya pasar dapat disebabkan oleh beberapa
seperti yang di kemukakan Misanam, dkk,7 yaitu: (1) penyimpangan
terstruktur; (2) penyimpangan tidak terstruktur; dan (3)
ketidaksempurnaan informasi.
a. Penyimpangan terstruktur.
Organisasi pasar akan mengganggu mekanisme pasar
dengan cara yang sistematis dan terstruktur pula. Struktur
pasar tersebut adalah monopoli, oligipoli dan persaingan
monopolistik. Dalam monopoli, misalnya terdapat halangan
untuk masuk (entry barrier) bagi perusahaan lain yang ingin

7
Mannan, M.A., Islamic Economics: Theory and Practice, Cambridge: The Islamic Academy, 1986.

9
memasuki pasar sehingga tidak terdapat persaingan antar
produsen. Produsen monopoli dapat saja mematik harga tinggi
untuk memperoleh keuntungan di atas keuntungan normal
(monopolistic rent). Demikian pula dengan bentuk pasar
lainnya, meskipun pengaruh distorsinya tidak sekuat
monopoli, tetapi akan mendistorsi bekerjanya mekanisme
pasar yang sempurna.
b. Penyimpangan tidak terstruktur.
Penyimpangan tidak terstruktur dapat pula mengganggu
mekanisme pasar. Beberapa contoh adalah usaha sengaja
menimbun untuk menghambat pasokan barang agar harga
pasar menjadi tinggi (ihtikar), penciptaan permintaan semu
untuk menaikkan harga (bai an-najasy), penipuan (tadlis),
baik penipuan kuantitas, kualitas, harga maupun waktu
penyerahan barangnya, dan taghrir (ketidakpastian), baik
taghrir dalam kuantitas, kualitas, harga maupun waktu
penyerahan barangnya.
c. Ketidaksempurnaan informasi.
Ketidaksempurnaan pasar juga dapat disebabkan karena
ketidaksempurnaan informasi yang dimiliki para pelaku pasar
(penjual dan pembeli). Informasi merupakan sesuatu yang
penting yang menjadi dasar bagi pembuatan keputusan.
Produsen berkepentingan untuk mengetahui seberapa besar
permintaan pasar dan tingkat harganya, berapa harga input dan
teknologi yang tersedia, dan sebagainya sehingga produsen
dapat menawarkan barangnya secara akurat. Dan konsumen
harus mengetahui tingkat harga yang berlaku, kualitas barang
yang dibelinya, dan sebagainya sehingga konsumen dapat
menentukan permintaannya dengan akurat pula. Oleh karena
itu, transaksi yang terjadi dalam ketidaksempurnaan informasi
itu dilarang dalam Islam, seperti talaqqi rukban (menghalangi

10
transaksi pada harga pasar) dan ghaban fahisy (mengambil
keuntungan tinggi dengan memanfaatkan ketidaktahuan
konsumen).

11
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasar adalah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli dan
melakukan transaksi barang atau jasa. Dalam Islam pasar sangatlah penting
dalam perekonomian. Pasar telah terjadi pada masa Rasulullah dan Khulafaur
Rasyidin dan menjadi sunatullah yang telah di jalani selama berabad-abad.

Pada setiap perekonomian, pasar memegang peran penting, termasuk


dalam perekonomian masyarakat Muslim pada masa Rasulullah SAW. dan
Khulafaur Rasyidin. Islam menempatkan pasar pada kedudukan yang penting
dalam perekonomian. Ajaran Islam memberi perhatian yang besar terhadap
kesempurnaan mekanisme pasar. Pasar persaingan sempurna dapat
menghasilkan harga yang adil bagi penjual dan pembeli. Oleh karena itu, jika
mekanisme pasar terganggu, maka harga yang adil tidak akan tercapai.

Pentingnya pasar sebagai wadah aktifitas tempat jual beli tidak hanya
dilihat dari fungsinya secara fisik, namun aturan, norma dan yang terkait dengan
masalah pasar. Konsep mekanisme pasar dalam Islam dibangun atas prinsip-
prisnip Ar-Ridhaa, Persaingan sehat (fair competition), Kejujuran (honesty),
Keterbukaan (transparency) serta keadilan (justice).

B. Saran
Demikian makalah ini yang dapat kami sampaikan, tentunya makalah ini
masih banyak kekurangan serta kesalahan-kesalahan baik itu tata cara penulis
ataupun pembahasan di dalamnya. Untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan dari pembaca sekalian demi tersempurnanya makalah kami. Terima
kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abd Ghafur. “Mekanisme Pasar Perspektif Islam.” Iqtishodiyah : Jurnal Ekonomi


Dan Bisnis Islam 5, no. 1 (2019): 1–19.
https://doi.org/10.36835/iqtishodiyah.v5i1.86.
HEJAZZIEY, DJAWAHIR. “Mekanisme Pasar Dalam Perspektif Ekonomi
Islam.” Alqalam 28, no. 3 (2019): 535.
https://doi.org/10.32678/alqalam.v28i3.889.
Juliati Nasution, Yenni Samri. “Mekanisme Pasar Dalam Perspektif Ekonomi
Islam.” AT-TAWASSUTH: Jurnal Ekonomi Islam 3, no. 1 (2018): 1.
https://doi.org/10.30821/ajei.v3i1.1695.
Rahmi, Ain. “Mekanisme Pasar Dalam Islam.” Jurnal Ekonomi Bisnis Dan
Kewirausahaan 4, no. 2 (2015): 177.
https://doi.org/10.26418/jebik.v4i2.12481.
Rahmawaty, Anita. Ekonomi Mikro islam Kudus: STAIN Kudus Press, 2011.
Mannan, M.A., Islamic Economics: Theory and Practice, Cambridge: The Islamic
Academy, 1986.

13

Anda mungkin juga menyukai