Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SUB FILUM VERTEBRATA KELAS PISCES (AGNATHA)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah:

“Zoologi Vertebrata” Dosen


Pembimbing:

Desi Kartikasari, M. Si.

Disusun Oleh

Kelompok 4 :

1. Irfandy Budi Santoso (12208193062)

2. Devi Lailatul Umah (12208193069)


3. Septiana Nurlaili (12208193071)
4. Miftakhul Jannah (12208193120)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI 4-B

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

APRIL 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan dan terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta keluarga,
sahabat, dan pengikutnya.
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat, taufiq,
hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “Subfilum Vertebrata Kelas Pisces (Agnatha)”
Dengan hadirnya makalah ini diharapkan dapat memberikan sedikit informasi bagi
para pembaca khususnya mahasiswa Jurusan Tadris Biologi.
Penyusun menyadari bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penyusun berharap kepada semua
pihak atas segala saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini. Ucapan terimakasih
kami haturkan pada seluruh pihak yang mendukung penyusunan makalah ini, antara lain:
1. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2. Desi Kartikasari,M.Si. selaku dosen pembimbing.
3. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan.
4. Rekan-rekan mahasiswa khususnya TBIO 4B
Akhirnya, atas segala keterbatasan dan kekurangan kami sebagai penyusun makalah,
kami mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi bekal
pengetahuan bagi penyusun di kemudian hari. Aamiin yaa Robbal `alamin

Tulungagung, 11 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1 B.


Rumusan Masalah ............................................................................................. 1 C.
Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

A. Ciri-ciri umum hewan kelas pisces (agnatha) ....................................................... 3


B. Ciri-ciri khusus hewan kelas pisces (agnatha) ...................................................... 3
C. Nama dan letak alat / organ penyusun sistem tubuh hewan kelas pisces (agnatha) 4
D. Fungsi organ penyusun sistem tubuh hewan kelas pisces (agnatha) ...................... 6
E. Habitat hewan kelas pisces (agnatha) ................................................................... 8
F. Klasifikasi / taksonomi hewan kelas pisces (agnatha) .......................................... 8
G. Peranan hewan kelas pisces (agnatha) ................................................................ 13
H. Review jurnal .................................................................................................... 13

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 16

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 17

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agnatha berasal dari kata yunani, yang berati “tidak ada rahang” agnatha adalah
bagian dari super kelas pisces sub filum vertebrata. Fosil agnatha tertua muncul di
Kambrium. Kambriun adalah periode geologi yang dimulai sekitar akhir neo
Proterozoikum dengan awal periode Ordovisium dan dua kelompok yang masih bertahan
saat ini adalah lamprey dan hagfish, dengan sekitar 100 spesies secara total. Sedangkan,
Menurut Kimball, (1983) agnatha merupakan salah satu vertebrata pertama yang
ditemukan dalam bentuk fosil. Agnatha merupakan binatang vertebrata yang hidup di air
dan bernapas dengan insang. Setiap insang yang dimilikinya disesuaikan dengan kondisi
ia berada. Habitatnya ada yang di air tawar maupun air asin (laut). Hewan kuno ini
termasuk monofiletik yang telah diidentifikasi sebanyak 48.000 spesies.
Agnatha memiliki lubang seluler dan termasuk endoskleton yang memiliki saraf
spinal serta organ perasa yang berkembang. Beberapa jenis agnatha memiliki gigi dan
rahang yang sesuai dengan. Berdasarkan hal tersebutlah spesies dalam filum agnatha ini
beraneka ragam sehingga perlu adanya pembelajaran secara mendalam dalam bentuk
seperti makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa ciri-ciri umum hewan kelas pisces (agnatha) ?
2. Apa ciri-ciri khusus hewan kelas pisces (agnatha) ?
3. Apa nama dan letak alat / organ penyusun sistem tubuh hewan kelas pisces (agnatha)?
4. Bagaimana fungsi organ penyusun sistem tubuh hewan kelas pisces (agnatha) ?
5. Dimana habitat hewan kelas pisces (agnatha) ?
6. Bagaimana klasifikasi / taksonomi hewan kelas pisces (agnatha) ?
7. Apa peranan hewan kelas pisces (agnatha) ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri umum hewan kelas pisces (agnatha).
2. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri khusus hewan kelas pisces (agnatha).
3. Untuk mengetahui dan memahami nama dan letak alat / organ penyusun sistem tubuh
hewan kelas pisces (agnatha).
4. Untuk mengetahui dan memahami fungsi organ penyusun sistem tubuh hewan kelas
pisces (agnatha).
5. Untuk mengetahui dan memahami habitat hewan kelas pisces (agnatha).
6. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi / taksonomi hewan kelas pisces
(agnatha).
1
7. Untuk mengetahui dan memahami peranan hewan kelas pisces (agnatha).

BAB II PEMBAHASAN

2
A. CIRI-CIRI UMUM HEWAN KELAS PISCES (Agnatha)

Gambar 3.1 : Agnata

Meliputi ikan-ikan yang tidak berahang, memiliki mulut bulat, yang berada di
ujung anterior. Tanpa sirip, namun beberapa jenis Agnatha memiliki sirip ekor dan
sirip punggung. Jenis kelamin terpisah, ada yang hermaprodit dan mendapatkan
makanan dengan mengisap tubuh ikan lain dengan mulutnya. Agnatha pada umumnya
berukuran kecil, dengan panjang kurang dari 50 cm. Sebagian besar tidak memiliki
sirip yang berpasangan dan biasanya dapat diujmpai di dasar perairan yang bergeliat
disepanjang hamparan arus atau dasar laut, tetapi ada juga beberapa spesies yang lebih
aktif dan memiliki sirip berpasangan. Mulut mereka berbentuk bundar atau berupa
bukaan mirip celah dan tidak memiliki rahang. Agnatha memiliki sirip ekor dan sirip
punggung.
Notokorda tetap ada selama hidup, secara tidak sempurna dan diselubungi kartilago.1

B. CIRI-CIRI KHUSUS KELAS PISCES (Agnatha)


a. Sebagian besar hewan agnatha kemungkinan adalah penyedot-lumpur atau
pemakan-suspensi yang mengambil sedimen dan serpihan bahan organik yang
tersuspensi melalui mulutnya dan kemudian meneruskannya melalui celah
insang, tempat terperangkapnya makanan. Dengan demikian, faringnya
mempertahankan fungsi pengambilan makan yang primitif tersebut, meskipun
insang pada hewan agnatha kemungkinan juga merupakan tempat utama untuk
pertukaran gas.
b. Mulut terdapat di ujung atau terminal dengan empat pasang tentakel, kantung
hidung
1 NeilA Campbell,. Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell, Biologi,(Jakarta: Erlangga, 2003), hlm.251-253.
3
c. Jenis kelamin terpisah, ada yang hermaprodit dan mendapatkan makanan
dengan mengisap tubuh ikan lain dengan mulutnya2
d. mempunyai saluran ke pharynx, jumlah kantung insang 5-15 pasang.
e. Sistem reproduksinya sebagian hermafrodit.
f. Tubuh Agnatha berbentuk silindris memanjang, dan berukuran sekitar 76 – 90
cm.
g. Agnatha tidak memiliki rahang tetapi memilik mulut berbentuk lingkaran dan
berparut.3

C. Struktur Tubuh Hewan Kelas Pisces (Agnatha)


Sesuai dengan namanya, agnatha berarti tidak mempunyai rahang. Tubuh agnatha
dapat dibedakan atas caput (kepala), truncus (batang tubuh) dan cauda (ekor). Mulut
berbentuk lingkaran, gigi dari zat tanduk dan mempunyai lidah seperti parut. Kulit tidak
bersisik (licin), rangka dari tulang rawan dan jantung terdiri dari satu antrium dan satu
ventrikel, memiliki ginjal yang berfungsi untuk ekskresi dan mempertahankan
keseimbangan ketika ia berada pada lingkungan yang hipotonik. Agnatha hidup di laut dan
air tawar.4

Gambar 3.2. Penampakan tubuh Agnatha (Lamprey) yang dibedakan atas caput (kepala),
truncus (batang), dan caudal (ekor). (Sumber:

2 Andi Iqbal Burhanuddin, Vertebrata Laut, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm.59-60

3 Lilis Sri Astuti, Klasifikasi Hewan , Penamaan,ciri Dan Pengelompokkannya, (Jakarta : kawan pustaka, 2007)

4 Muhammad Saifullah, 2017, Superclass Agnatha. Diakses dari


https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/31671875/Makalah_Z
oo_Ver_Superclass_Agnatha&ved=2ahUKEwjymoz97tbvAhUC5nMBHTROCvoQFjAUegQIBxAC&usg=AOvVaw3Lf
o6ivnamLNk5dv4MTAMl pada tanggal 10 April 2021 pukul 16.41 WIB
4
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.slideshare.net/mobil
e/fitrayagami/kelompok-6-super-kelas-
agnatha&ved=2ahUKEwiU0ZyCqvPvAhUWdCsKHSwuBygQFjACegQIHRAC&usg=AOv
Vaw0WMj8v5OdMlwtvOs-oc9FB&cshid=1618046031308).

Gambar 3.3. Bentuk rahang pada Agnatha. (Sumber:


https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.slideshare.net/mobil
e/fitrayagami/kelompok-6-super-kelas-
agnatha&ved=2ahUKEwiU0ZyCqvPvAhUWdCsKHSwuBygQFjACegQIHRAC&usg=AOv
Vaw0WMj8v5OdMlwtvOs-oc9FB&cshid=1618046031308).

Agnatha bernapas dengan insang. Pertukaran gas pada Agnatha terjadi pada
pasanganpasangan ingsang interna, dengan tiap ingsang ditunjang oleh satu lengkung
tulang. Air masuk melalui mulut, melalui insang dan keluar melalui serangkaian kantung
insang yang bermuara dipermukaan. Pengklasifikasian dari kelas Agnatha dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu Myxine (Hagfish) pemakan bangkai yang hidup dilaut, mulut
memiliki tentakel pendek dan Petromyzon (Lamprey), bersifat anadromus (hidup dewasa di
laut dan berkembangbiak di air tawar), bersifat parasit, hidup menempel dan menghisap
darah inangnya.5

D. Organ Penyusun Sistem Tubuh Hewan Kelas Pisces (Agnatha)


1. Sistem Respirasi
Alat pernafasan pada ikan adalah insang. Selain itu, insang juga disebut sebagai
alat osmoregulasi pada ikan. Sel-sel insang yang berperan dalam osmoregulasi adalah
sel-sel chloride yang terletak pada dasar lembaran-lembaran insang.

5 Ibid.
5
Sistem respirasi agnatha dicirikan dengan tujuh pasang kantong insang, berisi
lembaran-lembaran insang yang mengandung banyak kapiler-kapiler darah dan dibantu
dengan lengkung bronchi yang terletak dekat dengan permukaan tubuh.
2. Metabolisme
Agnatha termasuk hewan hewan ektoderrm, suhu tubuh mengikuti suhu
lingkungan.
3. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan makanan dimulai dari mulut → pharynx yang pendek →
Oesophagus → intestinum (tidak ada lambung) yang mempunyai klep disebelah
anterior, di dalam intestinum terdapat lekukan spiral (typhosole) = klep spiral anus.
4. Sistem Peredaran Darah
Komponen penyusun sistem peredaran darah adalah jantung, darah, saluran darah,
dan limpa. Saluran pembuluh darah utama dalam tubuh ikan adalah arteri dan vena yang
terdapat di sepanjang tubuh.
Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat satu jalur
sirkulasi peredaran darah. Mulai dari jantung, darah menuju insang untuk melakukan
pertukaran gas. Selanjutnya, darah dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi ke segenap
organorgan tubuh melalui saluran-saluran kecil.
Jantung terdiri dari 2 bagian yaitu serambi dan bilik. Ventrikel memompakan
darah ke arteri dan atrium menerima darah dan pembuluh-pembuluh vena. Tidak
mempunyai sistem porta nasalis.
5. Sistem Ekskresi
Terdapat dua buah ginjal (tingkat mesonephros) dilengkapi saluran sampai ke
sinus urogenitalis selanjutnya ke papila urogenitalis. Ginjal memiliki dua fungsi utama
yaitu mengekskresikan sebagian besar produk akhir metabolisme tubuh dan mengatur
kosentrasi cairan tubuh. Ginjal yang terdiri dari dua bagian yaitu glomerulus dan
tubulus.
6. Sistem Rangka
Rangka agnatha tersusun atas Ttulang tempurung kepala, tulang rawan Lingualis
dan tulang cincin sekitar buccalis, tulang-tulang archus ynag terdapat di atas Notochord
seolah-olah seperti Archus neuralis pada Vertebrata, dan notochord sebagai sumbu
tubuh yang dibungkus oleh jaringan ikat.
7. Sistem saraf
Sistem saraf pada ikan biasanya sama dengan makhluk hidup yang lain. Sistem
saraf pada makhluk hidup umumnya terdapat dua kelompok kerja sistem saraf, yakni
6
sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Dan kedua sistem saraf tersebut tidak
bekerja secara terpisah melainkan saling melengkapi antara yang satu dengan yang
lainnya. Agnatha hanya mempunyai notochord, yang merupakan bentuk colomna
vertebralis paling awal.
8. Sistem reproduksi
Sistem reproduksi agnatha dilakukan secara eksternal, ovary dan testes terdapat
pada satu individu pada Hagfish, di mana hanya gonad dari salah satu jenis kelamin
yang fungsional dan tanpa adanya tahapan larva. Pada Lamprey, telur yang dibuahi
berkembang menjadi larva ammocoete (pride) yang sangat berbeda dengan dewasanya.
Pada fase belum dewasa tidak dapat dibedakan jantan dan betina (hermafrodit).
Hewan betina mempunyai ovariy menghasilkan beribu-ribu telor dan hewan
jantan mempunyai testis menghasilkan sperma. Saluran kelamin tidak ada pada kedua
jenis kelamin tersebut. Gamet tumpah ke dalam coelom melalui sepasang lubang (porus
genitalis) kemudian masuk ke dalam sinus urogenitalis kemudian keluar (tumpah) ke
dalam air dan di sana terjadi pembuahan.
9. Alat Indra Agnatha
Organ perasa, pembau, keseimbangan, organ penglihatan (Mata) ada pada kelas
agnatha. Organ pembau pada kantung Olfactory, Capsul Nasalis. Indra peraba terdapat
pada linea latelaris. Alat pendengar memiliki satu saluran setengah Lingkaran. Alat
pengelihatan pada ikan yaitu mata yang memiliki sistem opikal yang mampu melakukan
pengumpulan cahaya dan membentuk suatu fokus bayangan untuk dianalisis oleh retina
mata.6

E. Habitat Agnatha
Agnatha merupakan binatang vertebrata yang hidup di air dan bernapas dengan
insang. Setiap insang yang dimilikinya disesuaikan dengan kondisi ia berada. Habitatnya
ada yang di air tawar maupun air asin (laut).

F. Klasifikasi Agnatha
Dikenal satu Sub kelas yaitu Cyclostomata. Kemudian klasifikasi Agnatha dibagi
menjadi dua kelompok hidup yaitu Myxine (Hagfish) dan Petromyzone (Lamprey).
1. Hagfish
Hagfish ("hewan bermulut lingkar") merupakan hewan berdarah dingin dengan
mulut berbentuk lingkaran, gigi dari zat tanduk, mempunyai lidah dan kulit tidak

6 Ibid.
7
bersisik. Hagfish hidup di perairan laut dan termasuk scavenger atau pemakan
bangkai. Terdapat dua spesies yang masih eksis dab yang paling terkenal di Amerika
Utara adalah Atlantic hagfish (Myxine glutinosa) ukurannya dapat mencapai 50 cm.
Ikan ini memiliki sifat fisiologis dimana tekanan osmotic cairan tubuhnya sama
dengan air laut (iso-osmotic), dan memiliki kedua ginjal pronefros dan mesonefros.
Badannya memiliki kelenjar lendir atau mucus . Memiliki 1-15 liang atau katup insang
(Gambar 2). Mulut dkelilingi oleh sirus yang dapat membantu indera penciumannya
bagi menggantikan fungsi mata yang kurang berkembang. Ikan ini hidup pada
kedalaman 1100 meter dan akan bermigrasi ke kawasan yang lebih dangkal saat
7
memijah. Pencernaan makanan berupa pipa lurus, mempunyai anus, tanpa kloaka.
Hagfish memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sekitar 20 spesies yang dikenal.
b. Ikan hagfish yang modern semuanya hidup di laut, hidup di dasar perairan dan
biasanya menggali lubang.
c. Mirip belut atau cacing, tidak mempunyai sirip yang berpasangan, hanya
mempunyai semacam sirip ekor.
d. Tidak punya sisik.
e. Maksimum panjangnya sekitar 2,6 ft.
f. Mempunyai gigi tanduk di lidahnya yang berguna untuk mencengkram mangsanya.
g. Hagfish memakan ikan mati atau bangkai.
h. Hagfish bisa masuk ke mangsanya dan makan mangsanya dari dalam.
i. Kelenjar pada hagfish menghasilkan banyak lendir untuk memepertahankan diri
dari serangan musuh.
j. Terdapat tentakel di sekeliling mulut.
k. Contoh : Myxine glutinosa

7 Zainal A. Muchlisin, Pengantar Iktiologi, (Banda Aceh : Syiah Kuala University Press. 2017) hlm 11.
8
Gambar 3.4. Kepala hagfish (Myxine
glutinosa) dengan gigi tanduk.
Adapun taksonomi dari Myxine glutinosa sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Infraphylum : Agnatha
Class : Myxini – hagfhises
Ordo : Myxniformes
Family : Myxinidae
Subfamily : Myninane
Genus : Myxine Linnaeus
Species : Myxine glutinosa Linnaeus

Meskipun biasanya diklasifikasikan dalam subfilum Vertebrata, hagfish secara


teknis tidak memiliki vertebrate, mereka kadang-kadang diklasifikasikan dalam
kelompok yang lebih inklusif yang disebut craniata sebagai gantinya. Reproduksi
hagfish masih sangat sedikit diketahui. Belum diketahui kapan terjadinya pembiakan.
Betina memroduksi 20-30 telur, memiliki yolk, memiliki kait sehingga bisa menempel
pada sesuatu di dasar laut atau melekat satu sama lain.

Gambar 3.5. Katup insang pada hagfish

( Sumber : Zainal A. Muchlisin, 2017 )

2. Lamprey
9
Lamprey adalah salah satu jenis ikan yang primitif, muncul pada zaman Devon
400 juta tahun yang lalu. Ikan ini tergolong dalam famili Petromyzontidae, misalnya
Petromyzon marimus. Dapat tumbuh mencapi 1 meter lebih. Ikan ini memiliki bentuk
tubuh seperti belut memiliki sirip dorsal dan ventral. Lamprey memiliki tujuh celah
insang, mulutnya dilengkapi dengan spika tulang yang tajam, lidahnya berotot kuat
8
(gambar 4 dan 5). Ikan ini tidak memiliki tulang rahang, memiliki tujuh pasang
lubang insang (gill-holes) dan mulut itu dilengkapi dengan suctorial. Lamprey dapat
menyerang ikan yang lebih besar, karena lamprey bersifat parasit pada mangsanya
dengan melekat dan memarut badan ikan tersebut, air ludahnya mengandung bahan
kimia zat anticoagulant yang membuat luka di tubuh inangnya tetap terbuka, sehingga
mereka bisa terus menghisap darah inangnya tersebut. Lemprey ditemukan dalam
lingkungan laut dan air tawar. Lamprey memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Sekitar
30 spesies yang dikenal.
b. Ditemukan pada lingkungan laut dan perairan tawar.
c. Lamprey hanya memiliki dua sirip punggung.
d. Lamprey berkembang biak di danau dan sungai.
e. Lamprey memakan invertebrata atau menghisap darah ikan lainnya.
f. Ludah lamprey’s mengandung zat anti-coagulant yang membuat luka di tubuh
inangnya tetap terbuka sehingga mereka bisa terus menghisap darah inangnya
tersebut.9
g. Contoh : Petromyzon marimus

Gambar 3.6. Mulut Petromyzon marimus. Sumber : Harapi dan Jaafar, 1986
Adapun taksonomi dari Petromyzon marimus sebagai berikut :

8 Ibid. Hlm 12.


9 Muh Saifullah, Zoo Ver Superclass Agnatha, di akses dari
https://www.academia.edu/31671875/Makalah_Zoo_Ver_Superclass_Agnatha pada tanggal 8 April 2021.
10
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Infraphylum : Agnatha
Class : Cephalaspidomorphi
Ordo : Petromyzontiformes- Lampreys
Family : Petromyzontidae
Genus : Petromyzon
Spesies : Petromyzon marimus

Gambar 3.7. Bentuk tubuh Lamprey. ( Sumber : Zainal A. Muchlisin, 2017 )

11
Gambar 3.8. Tampak samping potongan membujur bagian antirior lamprey

( Sumber : Zainal A. Muchlisin, 2017 )

Gambar 3.9. Alat penghisap pada lamprey ( Sumber :Harapi dan Jaafar, 1986)

G. Peranan hewan kelas pisces (agnatha)

Adapun manfaan dari spesies yang termasuk kelas Agnatha misalnya dalam kuliner
yaitu pada ikan remang (Petromyzon marinus) salah satunya adalah untuk dikonsumsi.
Dikatakan ikan remang karena ikan ini hanya akan muncul keluar dari air dan bisa
tertangkap hanya pada saat matahari remang-remang atau ada sore hari. Ikan ini sangat
enak untuk digoreng dan dapat dipadukan dengan sambal, terutama sambal terasi. Rasa
daging ikannya yang sangat empuk dan mirip dengan ikan belanak menambah rasa khas
pada ikan remang ini.10

H. Review Jurnal
Judul Acrosome reaction in spermatozoa from hagfish (Agnatha)
Eptatretus burgeri and Eptatretus stouti: Acrosomal exocytosis and
identification of filamentous actin

Volume & Halaman Develop. Growth Differ. (2002) 44, 337–344


Penulis Sachiko Morisawa, Gary N. Cherr
Reviewer Irfandy Budi Santoso, Devi Lailatul Umah, Septiana Nurlaili,
Miftakhul Jannah

Tujuan penelitian Untuk mengetahui reaksi akrosom pada spermatozoa dari


hagfish (Agnatha) Eptatretus burgeri dan Eptatretus stouti:
10 M. Saifulllah, “Supercrass Agnatha”, Universitas Sulawesi Barat: Sulawesi Barat, 2017, Hlm. 8
12
Eksositosis akrosom dan identifikasi aktin berfilamen

Subjek penelitian Hagfish (Agnatha)


Metode penelitian Deskriptif kualitatif

13
Hasil Dihasilkan 6 gambar yang menunjukkan daerah anterior
spermatozoa dari hagfishes E. burgeri dan E. stouti sebelum dan
sesudah eksositosis vesikula akrosom. Vesikel utuh di
spermatozoon dewasa dari kedua spesies, berisi kompartemen
padat elektron dan kurang padat dan menutupi proyeksi inti dan
bahan subakrosom (Jespersen 1975; Morisawa 1995). Bahan
subakrosomal dari E. stouti spermatozoa tidak terstruktur dan ini
juga diamati pada E. burgeri spermatozoa. Dipastikan bahwa
selama reaksi akrosom di hagfish spermatozoa, plasma dan
membran akrosom luar bergabung dan membuat vesikel. Pada
eksositosis, banyak vesikel muncul untuk menggantikan membran
akrosom luar dan plasma dan isi akrosom dilepaskan. Eksositosis
akrosom terlihat pada sekitar 20% sperma E. burgeri ketika iono-
mycin ditambahkan. Induser alami dari reaksi acro-some pada
hagfish tidak diketahui, diamati dalam kondisi pada pH 8,5 tanpa
perlakuan khusus.Bagian anterior spermatid E. stouti menunjukkan
ciri-ciri spermatid stadium akhir, seperti kondensasi yang tidak
sempurna kromatin dan mikrotubulus antara plasma dan membran
inti (pengamatan awal kami). Ketika spermatid tersebut diobati
dengan iono-mycin, daerah akrosom bereaksi, meninggalkan
vesikel. Mikrotubulus mencapai daerah lateral vesikula akrosom
tampaknya mencegah pelepasan lengkap dari isi akrosom.
Membran plasma dan membran akrosom luar telah menyatu,
menunjukkan bahwa kedua membran telah memperoleh potensi
untuk menjalani fusi yang diperlukan untuk eksositosis akrosom.
Sperma E. stouti dapat diamati memiliki filamen akro-somal yang
memanjang dari kepala anterior bila diobati dengan ionomisin
Filamen akro-somal tidak stabil dan sebagian besar filamen tidak
dapat diamati ketika diserap dengan metanol dingin atau 0,1%
Tween. Ketika spermatozoa E. stouti yang tidak bereaksi dengan
akrosom ditempatkan pada kaca objek dan diperiksa dengan
antibodi terhadap aktin mamalia, fokus pelabelan diamati di
wilayah akrosom dan di seluruh wilayah bagian tengah. Sperma
yang diobati dengan

14
Ionomisin tampak serupa dengan sperma yang tidak diobati dengan
ionofor tanpa perubahan yang jelas dalam intensitas fluoresensi.
Ketika spermatozoa diperiksa dengan TRITC-phalloidin, probe
khusus untuk aktin berfilamen, daerah yang sangat kecil di
akrosom berlabel. Namun, sperma yang diobati dengan ionomisin
menunjukkan peningkatan dramatis dalam pelabelan akrosom
sehubungan dengan intensitas fluoresensi, serta luasnya label di
atas akrosom.

Kelebihan • Pada jurnal disertai gambar-gambar dari hasil penelitian


• Setiap gambar yang dihasilkan dijelaskan secara detail

Kekurangan • Kurangnya menjelaskan secara rinci klasifikasi spesies


yang diteliti
• Pada jurnal ini metodenya tidak tidak dituliskan secara jelas
menggunakan metode apa namun hanya di uraikan
bagaimana langkah-langkah untuk melakukan penelitian
tersebut.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Ciri umum dari hewan Agnatha ikan-ikan yang tidak berahang, memiliki mulut
bulat, yang berada di ujung anterior. Tanpa sirip, namun beberapa jenis Agnatha
memiliki sirip ekor dan sirip punggung. Jenis kelamin terpisah, ada yang hermaprodit
dan mendapatkan makanan dengan mengisap tubuh ikan lain dengan mulutnya.
Agnatha pada umumnya berukuran kecil, dengan panjang kurang dari 50 cm. Ciri
kusus dari Agnatha adalah Sebagian besar hewan agnatha kemungkinan adalah

15
penyedot-lumpur atau pemakan-suspensi yang mengambil sedimen dan serpihan
bahan organik yang tersuspensi melalui mulutnya dan kemudian meneruskannya
melalui celah insang, tempat terperangkapnya makanan. Mulut terdapat di ujung atau
terminal dengan empat pasang tentakel, kantung hidung Jenis kelamin terpisah, ada
yang hermaprodit dan mendapatkan makanan dengan mengisap tubuh ikan lain
dengan mulutnya. Mempunyai saluran ke pharynx, jumlah kantung insang 5-15
pasang. Sistem reproduksinya sebagian hermafrodit. Habitat dari filum Agnatha ada
yang di air tawar maupun air asin (laut). Manfaan dari spesies yang termasuk kelas
Agnatha misalnya dalam kuliner yaitu pada ikan remang (Petromyzon marinus) salah
satunya adalah untuk dikonsumsi.

B. Saran

Semoga dengan kehadiran makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik maupun saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap, semoga kedepannya penulis dapat
menyajikan makalah yang lebih sempurna dalam mengkaji Subfilum Agnatha.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Lilis Sri. 2007. Klasifikasi Hewan , Penamaan, Ciri dan Pengelompokkannya. Jakarta:
Kawan Pustaka.

Burhanuddin, Andi Iqbal. 2018. Vertebrata Laut. Yogyakarta: Deepublish.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Muchlisin, Zainal A. 2017. Pengantar Iktiologi. Banda Aceh : Syiah Kuala University Press.

Saifullah, Muhammad. 2017. Superclass Agnatha. Diakses dari


https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/
31671875/Makalah_Zoo_Ver_Superclass_Agnatha&ved=2ahUKEwjymoz97tbvAhUC
5nMBHTROCvoQFjAUegQIBxAC&usg=AOvVaw3Lfo6ivnamLNk5dv4MTAMl pada
tanggal 10 April 2021 pukul 16.41 WIB.

Yagami. 2012. Super Kelas Agnatha. Diakses dari

16
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.slideshare.net/
mobile/fitrayagami/kelompok-6-super-kelas-
agnatha&ved=2ahUKEwiU0ZyCqvPvAhUWdCsKHSwuBygQFjACegQIHRAC&usg=
AOvVaw0WMj8v5OdMlwtvOs-oc9FB&cshid=1618046031308 pada tanggal 10 April
2021 pukul 16.34 WIB.

17
=

Irfandy Budi Santoso


(12208193062)

Devi Lailatul Umah


(12208193069)

Septiana Nurlaili
(12208193071)

Miftakhul Jannah
(12208193120)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
18

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

Anda mungkin juga menyukai