Anda di halaman 1dari 9

Nama Praktikum : Sistem Reproduksi Betina

Waktu Praktikum : Kamis,23 Maret 2023


Tujuan Praktikum :
1. Dapat mengetahui anatomi sistem reproduksi Betina.
2. Dapat menentukan siklus estrus berdasarkan gambaran perubahan
bentuk sel epitel.
3. Dapat Mengetahui GSI pada marmut betina.

A. LANDASAN TEORI
Reproduksi hewan betina adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan
seluruh tubuh hewan itu. Sistem reproduksi akan berfungsi bila makhluk hidup
khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah memasuki sexual maturity atau dewasa
kelamin. Setelah mengalami dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya akan mulai
berkembang dan proses reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun betina.
Sistem reproduksi pada betina terdiri atas ovarium dan sistem duktus. Sistem tersebut
tidak hanya menerima telur-telur yang diovulasikan oleh ovarium dan membawa telur-
telur ke tempat implantasi yaitu uterus, tetapi juga menerima sperma dan membawanya
ke tempat fertilisasi yaitu oviduk. ( Eni,K.2021:76).
Pada marmut, ovarium dan bagian duktus dari sistem reproduksi berhubungan
satu dengan yang lain dan melekat pada dinding tubuh dengan sebuah seri dari ligamen-
ligamen. Ovarium menerima suplai darah dan suplai saraf melalui hilus yang juga
melekat pada uterus. Oviduk berada di dalam lipatan mesosalpink, sedangkan
mesosalpink melekat pada ligamen ovarium. Ligamen ini melanjutkan diri ke ligamen
inguinal, yang homolog dengan gubernakulum testis. Bagian ligamen ini membentuk
ligamen bulat pada uterus yang kemudian melebarkan diri dari uterus ke daerah
inguinal.Alat-alat reproduksi betina terletak di dalam cavum pelvis (rongga pinggul).
Secara anatomi alat reproduksi betina dapat dibagi menjadi : ovarium, oviduct, uterus,
cervix, vagina dan vulva.Ovarium adalah organ primer (atau esensial) reproduksi pada
betina seperti halnya testes pada hewan. Ovari dapat dianggap bersifat endokrin atau
sitogenik (menghasilkan sel) karena mampu menghasilkan hormon yang akan diserap
langsung ke dalam peredaran darah, dan juga ovum.Ovarium merupakan sepasang
kelenjar yang terdiri dari ovari kanan yang terletak di belakang ginjal kanan dan ovari
kiri yang terletak di belakang ginjal kiri. Ovarium seekor sapi betina bentuknya
menyerupai biji buah almond dengan berat rata-rata 10 sampai 20 gram. Sebagai
perbandingan, pada sapi jantan dimana ”biji” pejantan berkembang di tubulus
seminiferus yang letaknya di dalam pada betina jaringan yang menghasilkan ovum
(telur) berada sangat dekat dengan permukaan ovari. (Fitria,2022:172-175).
Oviduct merupakan saluran yang bertugas untuk menghantarkan sel telur (ovum)
dari ovarium ke uterus. Oviduct digantung oleh suatu ligamentum yaitu mesosalpink
yang merupakan saluran kecil yang berkelok-kelok dari depan ovarium dan berlanjut di
tanduk uterus.Oviduct terbagi menjadi 3 bagian. Pertama adalah infundibulum, yaitu
ujung oviduct yang letaknya paling dekat dengan ovarium. Infundibulum memiliki
mulut dengan bentuk berjumbai yang berfungsi untuk menangkap ovum yang telah
diovulasikan oleh ovarium. Mulut infundibulum ini disebut fimbria. Salah satu
ujungnya menempel pada ovarium sehinga pada saat ovulasi dapat menangkap ovum.
Sedangkan lubang infundibulum yang dilewati ovum menuju uterus disebut ostium.
Setelah ovum ditangkap oleh fimbria, kemudian menuju ampula yaitu bagian oviduct
yang kedua, di tempat inilah akan terjadi fertilisasi. Sel spermatozoa akan menunggu
ovum di ampula untuk dibuahi. Panjang ampula merupakan setengah dari panjang
oviduct. Ampula bersambung dengan bagian oviduct yang terakhir yaitu isthmus.
Bagian yang membatasi antara ampula dengan isthmus disebut ampulary ismich
junction. Isthmus dihubungkan langsung ke uterus bagian cornu (tanduk) sehingga di
antara keduanya dibatasi oleh utero tubal junction. (Sawo,2021:151).
Uterus merupakan struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk menerima
ovum yang telah dibuahi dan perkembangan zigot. Uterus digantung oleh ligamentum
yaitu mesometrium yaitu saluran yang bertaut pada dinding ruang abdomen dan ruang
pelvis. Dinding uterus terdapat 3 lapisan, lapisan dalam disebut endometrium, lapisan
tengah disebut myometrium dan lapisan luar disebut perimetrium.
(Partidihardjo,2019:36-50).
B. ALAT DAN BAHAN
Tabel 1. Alat
No Nama Alat Jumlah
1. Alas Bedah 1 Buah
2. Alat Bedah : Gunting,skalpel,pinset 1 Set
dan bald
3. Pipert tetes 1 Buah
4. Kaca arloji atau cawan petri 1 Buah
5. Jarum pentul 1 Set
6. Mikroskop 1 Buah
7. Kaca objek dan kaja penutup 1 Buah

Tabel 2. Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1. Marmut Jantan 1 Ekor
2. Larutan garam fisologis (NaCl 0.9 %) 1 Tetes
3. Kloroform (CHCL3),Bejana dan Secukupnya
kapas untuk membius. untuk
membius
4. Zat warna metilen blue 10 mL
C. LANGKAH KERJA
1. Preparasi Apusan Vagina

Marmut Jantan diambil Setelah marmut mati,lalu Lalu pipet yang telah diisi
dari kandang,lalu ditimbang berat badan
garam fisiologis perlahan-
dimasukkan ke dalam keseluruhan lalu ditempatkan
lahan dimasukkan ke
botol pembius berisi kapas pada alas bedah,lalu memaku
dalamvagina,semprotkan,d
kedua pasang anggota
yang telah dibasahi dengan an sedotkan kembali
geraknya menggunakan
klorofom. hingga diperoleh larutan
jarum pentul.
keruh.

Lalu bilasah dengan air


Setelah di masukan ke
mengalir untuk menghilang Setelah di masukan ke
vagina di oleskan ke kaca
kan kelebihan zat warna kaca objek lalu di beri
objek yang telah di beri
dan bersihkan bagian larutan metilen blue dan
garam fisiologis.
belakang kaca objek dengan dibiarkan selama 10 menit.
tisu kemudian keringkan.

Lalu preparat diperiksa


Setelah itu di gambar/print
dibawah mikroskop objektif
jenis dan komposisi sel
dengan 10 dan 40 x lalu
yang terdapat pada
berikan interpretasi sesuai
preparat apusan vagina.
kriteria.

2. Penentuan GSI dan mengamati anatomi sistem reproduksi betina

Setelah preparasi apusan Setelah di bedah lalu


Lalu ambilah bagian
vagina,marmut yang sudah diamati terlebih dahulu ovarium pada marmut
ditimbang berat totalnya di sistem reproduksi pada
betina tersebut
bedah menggunkan marmut betina
perlengkapan alat bedah

Setelah itu nilai GS


Lalu, dituliskan hasil dihitung dalam perse
pengamatan dan dengan cara berat tota
perhitungan GSI. ovarium dibagi dengan ber
badan lalu dikalikan 100%.
D. HASIL PENGAMTAN
Tabel 1. Hasil pengamatan sistem reproduksi bagian luar.

Gambar Literatur Gambar

Sumber:https://generasibiologi.com/
(Diakses pada 26 Maret 2023
pukul 19:22 WIB).

Tabel 2. Gambar sistem Reproduksi tikus jantan bagian dalam

Gambar Literatur Gambar

Sumber: https://
generasibiologi.com/anatomi-
morfologi-fisiologi-klasifikasi-
nama-ilmiah-latin-mencit-mus-
musculus.html (Diakses pada 26
Maret 2023 pukul 19:24 WIB).
Tabel 3. Gambar detail morfologi ovarium

Gambar Literatur Gambar

Sumber:https://generasibiologi.com/
anatomimorfologifisiologi-
klasifikasi-nama-ilmiah-latin-
mencit-mus-musculus.html
(Diakses pada 26 Maret 2023
pukul 19:24 WIB).

Tabel 4. Gambar Sitologis apusan vagina

Gambar Literatur Gambar

Sumber: https://generasibiologi.com/
(Diakses pada 26 Maret 2023
pukul 19:22 WIB).

E. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sistem reproduksi betina dapat
diketahui bahwa marmut betina memiliki organ sistem reproduksi terdiri atas bagian
luar dan bagian dalam. Bagian luar terdiri dari lubang vagina. Sedangkan bagian dalam
terdiri dari ovarium, oviduk, uterus,vagina, masing masing bagian mempunyai fungsi
yang berbeda-beda dalam sistem reproduksi. Lubang vagina juga berguna sebagai
saluran untuk buang air serta melahirkan. Ovarium  sebagai tempat sel telur dihasilkan
dan berkembang.Uterus berfungsi untuk memberi makan dan menampung sel telur yang
telah dibuahi. Oviduct merupakan saluran yang bertugas untuk menghantarkan sel telur
(ovum) dari ovarium ke uterus dan vagina berfungsi sebagai alat reproduksi wanita dan
menjadi jalan masuk sperma menuju rahim. (Hafez,2020:195-198).
Pada praktikum sistem reproduksi kali ini tidak hanya memahami anatomi
marmut betina,namun kami juga menghitung GSI (Gonado Somatic Index )
merupakan indeks kuantitatif yang menunjukkan suatu kondisi seksual pada marmut
betina. Perhitungan GSI ini dapat dilakukan dengan menghitung berat badan total
ovarium dibagi berat badan hewan lalu di kali 100 %. Marmut betina kelompok kami
memiliki berat ovarium 3,100 g atau 3.100 g dan berat badan keseluruhan 490 g atau
4.900 g. Maka 4.900/3.100 x 100% dan GSI yang dihasilkan ialah 0,0063%. Gonad atau
kelenjar seks atau kelenjar reproduksi adalah kelenjar endokrin yang menghasilkan
gamet (sel germinal) dari suatu organisme. (Tolihere,2020:195-198).
Selanjutnya ialah praktikum apusan vagina ini merupakan salah satu yang
membedakan sistem reproduksi betina dan jantan pada hewan seperti tikus,marmut atau
mencit adalah adanya siklus estrus pada betina. Fase estrus pada mencit berulang dan
kembali lagi membentuk siklus yang kontinyu atau dikenal dengan siklus estrus. Siklus
estrus terdiri dari empat tahap yang berurutan yaitu proestrus, estrus, metestrus dan
diestrus. Panjang siklus estrus mencit strain BALB/ c adalah 4-5 hari . Siklus ini dapat
diamati dengan beberapa metode yaitu evaluasi sitologi vagina, pengukuran impedance
elektrical , analisis biokimiawi urin dan pengamatan visual pada bagian genitalia
eksternal. Siklus estrus mencit juga ditemukan pada hewan-hewan mamalia non
primata. Siklus estrus mencit setara dengan siklus menstruasi pada hewan primata dan
manusia . Fase dalam siklus estrus dapat digolongkan berdasarkan tipe dan proporsi sel
yang terdapat pada hasil apusan. Setiap fase estrus memiliki karakteristik spesifik, saat
fase estrus terjadi ovulasi. Fase estrus ditandai dengan tingkah laku aneh, gelisah dan
tidak menolak bila didekati pejantan. Selain fase estrus, hewan betina tidak mau
melayani hewan jantan untuk kopulasi. (Haryanto,2019:127:133).
Dari hasil praktikum dapat diperoleh hasil bahwa marmut yang diamati memasuki
fase proestrus. Proestrus merupakan periode persiapan yang ditandai dengan pemacuan
pertumbuhan folikel oleh Follicle Stimulating Hormone (FSH). Folikel yang sedang
tumbuh menghasilkan cairan folikel dan estradiol yang lebih banyak. Penelitian yang
dilakukan pada sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) dijelaskan bahwa pada fase ini
terjadi peningkatan dalam pertumbuhan sel sel dan lapisan bacillia pada tuba fallopi
dalam vaskularisasi mucosa uteri. Serviks mengalami relaksasi gradual dan makin
banyak mensekresikan mucus tebal dan berlendir dari sel-sel goblet pada serviks dan
vagina anterior. Fase proestrus ini ditandai dengan sel berbentuk besar,berbentuk
polional inti yang sangat kecil atau tanpa inti. (Sulastri,2020:69-72).
F. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa sistem reproduksi pada marmut
betina memiliki organ sistem reproduksi terdiri atas bagian luar dan bagian dalam.
Bagian luar terdiri dari lubang vagina. Sedangkan bagian dalam terdiri dari
ovarium, oviduk, uterus,vagina, masing masing bagian mempunyai fungsi yang
berbeda-beda dalam sistem reproduksi.
2. Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa marmut yang kelompok kami
amati memasuki Fase proestrus. Fase ini ditandai dengan sel berbentuk
besar,berbentuk polional inti yang sangat kecil atau tanpa inti.
3. Marmut betina kelompok kami memiliki berat ovarium 3,100 g atau 3.100 g dan
berat badan keseluruhan 490 g atau 4.900 g. Maka 4.900/3.100 x 100% dan GSI
yang dihasilkan ialah 0,0063%.
G. DAFTAR PUSTAKA
Eny,K(2021).Kesehatan Reproduksi.Jakarta:Salemba Medika
Fitria,(2022).Proses Reproduksi Tikus galur wistar stadia muda. Jurnal Biologi
Papua.Vol3(2). 72-78.
Haryanto,(2019). Siklus Estrus Mencit Betina Virgin (Mus musculus) Strain BALB/c
setelah Terpapar Berbagai Jenis Sound. Journal of Science, Technology and
Enterpreneurship. vol.1 No.2 (127-133).
Hafez, E.S.E. 2000. Anatomy of Female Reproduction, in Reproduction in Farm
Animals, Hafez, E.S.E. ad, 7th ed. Lea & Febiger. Philadelphia.
Partidihardjo,(2019).Ilmu Repeoduksi Hewan.Jakarta:Mutiara Sumber Widya
Sawo,(2021).Evaluasi efesiensi reproduksi ternak betina di distrik makimi. Jurnal
fapertanak.vol 2(II).172-175
Sulastri, N.I Wiratmini dan N.L.Suriani. 2014. “Panjang Siklus Estrus Mencit (Mus
musculus L.) yang Diberi Pemanis Buatan Aspartam secara Oral”. Jurnal Biologi.
Vol.18, no.2, pp. 69–72.
Tolihere,R.(2020).Sistem Reproduksi ternak.Bandung:Angkasa

Anda mungkin juga menyukai