Anda di halaman 1dari 9

Judul Praktikum : Sistem Reproduksi Betina

Tanggal Praktikum : Selasa, 26 Februari 2019

Tujuan Praktikum : Mempelajari anatomi sistem reproduksi baik bagian ekstrena maupun
interna, siklus estrus, serta indeks gonadosomatik (GSI) pada tikus
betina.

A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi dimana reproduksi
merupakan proses biologis untuk menghasilkan keturunan atau perbanyakan individu
untuk memperoleh spesies yang baru. Pada hewan proses menghasilkan keturunan
yaitu dengan proses perkawinan secara seksual yaitu pertemuan antara alat kelamin
jantan dan betina yang akan menghasilkan gamet. (yatim, 1994:11).
Sistem reproduksi pada hewan betina terdiri dari kelenjar kelamin, saluran
reproduksi dan kelenjar aksesoris. Pada tikus dan mencit terdapat sepasang ovarium
dan oviduct, uterus, serviks, vagina, kelenjar klitoris dan kitoris (Team Pengajar,
2017:19).
Sistem reproduksi betina organ yang berfungsi menghasilkan telur adalah
ovarium. Pada semua mamalia betina terdapat sepasang ovarium, masing-masing
terletak di dekat ginjal yaitu tempat pertama kali ovum mengalami diferensiasi
(Nalbandow, 1990: 112).
Sistem reproduksi betina organ luar yaitu vagina, merupakan organ yang
berada di antara kantung kemih dan rectum melekat pada bagian uterus bagian atas.
Vagina berfungsi sebagai tempat keluarnya aliran darah haid, keluarnya anak,
menerima penis pada saat kopulasi dan keluarnya semen (Sa’adah. 2016: 22).
Jaringan ovarium tersusun dari medulla merupakan area terdalam yang
mengandung pembuluh darah, limpatik, serabut syaraf, sel-sel otot polos dan sel-sel
jaringan ikat sedangkan korteks merupakan lapisan stroma luar yang rapat, yang
mengandung folikel ovarium (unit fungsional ovarium) (Setiadi, 2007:103).
Ukuran ovarium sangat tergantung pada siklus reproduksi demikian pula
dengan penampakan folikel-folikel korteks ovarium. Sebelum pubertas hanya akan
terlihat folikel primer kematangan ditandai oleh folikel yang berkembang (folikel
sekunder dan folikel de Graf) serta hasil akhirnya (korpus luteum dan folikel artesia).
Pada manusia khususnya pada saat menopause folikel-folikel menghlang dan korteks
seluruhnya menjadi daerah tipis yang terdiri dari jaringan ikatfibrosa. Pertmbuhan dan
perkembangan komponen-komponen histologisnya diatur oleh hormone yang berasal
dari pituitary (Naibandow, 1990: 113).
Perbedaan morfometri ovarium yang didapat pada penelitian ini dengan yang
dilaporkan oleh Umartha (2005) adalah sesuai dengan laporan Hafez dan Hafez
(2000)dan Hamny (2006), bahwa morfometri ovarium masing-masing hewan
bervariasi, sangat dipengaruhi oleh spesies, umur, tahap siklus reproduksi, paritas
(banyaknya kelahiran), dan tingkat gizi pakan (Jalaluddin, M. 2014: 67).
Siklus estrus berdasarkan banyak sedikitnya siklus yang terjadi selama satu
tahun, pada tikus dan mencit, siklus estrusnya termasuk poliestrus hanya saja ketika
hewan tersebut menyusui maka aktivitas seksual seolah-olah terhenti (Sagi, 1994: 74).
Siklus estrus juga terdapat beberapa fase yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan
diestrus (Team Pengajar, 2019:22).
B. Alat dan Bahan
No Alat Jumlah No Bahan Jumlah
1 Pisau 1 pcs 1 Tikus Putih 1 ekor
2 Alat Bedah 1 set 2 Metylen blue 10 ml
3 Jarum Pentul 6 pcs 3 Eter Secukupnya
4 Kamera 1 pcs 4 NaCl (0,9%) 50 ml
5 Mikroskop 2 pcs
6 Bunsen 1 pcs
7 Tempat pembedahan 1 pcs
8 Timbangan 1 pcs
9 Pipet tetes 2 pcs
10 Kaca preparat 1 pcs
11 Tissue Secukupnya

C. Langkah Kerja
1. Anatomi Sistem Reproduksi Betina
a. Bagian Eksternal

Amati organ reproduksi


Siapkan alat dan bahan yang eksternalnya dan buatlah
akan digunakan gambar sistem reproduksi
betina bagian eksternal yang
dilengkapi gans susu.

Masukan kapas yang telah


dicelup eter ke dalam Setelah mati timbang hewan
tabung, kemudian masukan yang akan diamati dan Catat
tikus ke tabung lalu tutup berat badan hewan eksternal
b. Bagian Internal

Lakukan pembedahan Buatlah gambar sistem


pada bagian perut reproduksi pada tikus
hingga tampak situs betina yang dilengkapi
viserum sistem ekskresinya

kemudian angkatlah Selanjutnya amatilah


hepar lambung dan usus organ-organ pada
agar organ-organ sistem sistem ekskresi, mulai
reproduksi dan ekskresi dari ginjal, ureter, vesika
terlihat jelas. urinaria, hingga uretra

Amatilah ovarium, Guntinglah ovarium, lalu


oviduct, uterus, dan timbang dengan
vagina serta bagian timbangan elektronik
lainnya. skala miligram (mg).

2. Penentuan GSI

Catatlah hasil penimbangan


berat badan betina dan berat
total ovariumnya,
sesuaikanlah satuan berat
dalam mg.

Hitunglah nilai GSI dalam


persen dengan cara membagi Tuliskan hasil pengamatan
berat total ovarium dengan ovarium dan perhitungan GS
berat badan tikus, lalu kalikan pada lembar kerja.
100 persen.

3. Preparasi apusan vagina


Bius hewan, setelah
pingsan, masukan
larutan NaCl pada lubang
vagina menggunakan
pipet

Amati apusan vagina


Aduk bagian vagina pada mikroskop, lalu
menggunakan pipet gambar apusan vagina
dan tentukan siklusnya.

Teteskan cairan apusan


Ambil cairan apusan
vagina pada gelas objek
vagina menggunakan
kemudian tambahkan
pipet
methilen blue

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Gambar Sistem Reproduksi Tikus Betina Bagian Eksternal
Gambar Dokumentasi Keterangan (Organ yang teramati)
- Vagina merupakan jalan lahir bayi
yang berfungsi sebagai alat kopulasi
betina.
- Klitoris : tonjolan kecil bagian yang
paling peka terhadap rangsangan.

(Klitoris dan lubang vagina ini berada


Klitoris diatas anus)

Vagina

Anus

2. Gambar Sistem Reproduksi Tikus Betina Bagian interna


Gambar Sistem Reproduksi Tikus Keterangan (Organ yang teramati)
Betina Bagian interna
Organ Reproduksi
- Ovarium pada tikus terdapat sepasang,
yang terletak dibagian rongga
abdomen. Ovarium tempat
menghasilkan sel telur.
- Uterus organ ttunggal berbentuk
seperti buah pir terbalik yang berfungsi
Ovarium sebagai tempat pertumbuhan embrio.
Ginjal
- Oviduct berada di dekat ovarium.
Ureter Tuba
Palopi Organ Ekskresi
(Oviduct) - Ginjal organ ekskresi yang berbentuk
seperti kacang, sebagai bagian dari
Kndung sistem urin, yang berfungsi menyaring
Uterus Kemih kotoran terutama urea dalam darah.
Uretra - Kantung kemih berukuran seperti
kantung yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan urin sementara.
- Urethra sebagai saluran untuk
pengeluaran urin
3. Gambar Sitologis Apusan Vagina
Gambar Dokumentasi Keterangan (Organ yang teramati)
Sel epitel berbentuk bulat dan terdapat inti sel.
Sitologis apusan vagina ini berada dalam Fase
proestrus, sel telur terlihat dalam bentuk
bintik-bintik kecil hitam, sel epitel normal
tidak menanduk.

Pembesaran 100x10
4. Gambar Detail Morfologi Ovarium
Gambar Dokumentasi Keterangan (Organ yang teramati)
Letak berada di samping ginjal, di
samping bagian bawah organ pencernaan.

Praktikum sistem reproduksi betinia yang telah dilakukan bertujuan untuk


mempelajari anatomi sistem reproduksi baik pada bagian eksternal maupun internal,
siklus estrus, serta indeks gonadosomatik (GSI) pada tikus betina.
Pada pengamatan pertama yakni dilakukan pengamatan pada organ reproduksi
betina bagian eksternal, bagian tersebut dapat dilihat dengan jelas tanpa harus
membedah atau menguliti, walau tertutup oleh rambut tikus.
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa organ reproduksi betina tikus putih
Rattus norvegicus terdiri dari bagian eksternal dan internal, pada bagian eksternal
terlihat bahwa adanya vagina paling luar yang berfungsi untuk kopulasi pada hean
betina. Selain vagina, ditemukan juga klitoris (bentuk berupa tonjolan kecil), yang
secara embriologis dan histologis berstruktur sama dengan penis, kecuali tidak
dilewati urethra, adapun letak klitoris berada di atas lubang vagina. Klitoris
merupakan bagian yang banyak dialiri oleh pembuluh darah dan sel syaraf, sehingga
klitoris merupakan daerah yang sangat sensitif terhadap rangsangan seksual.
Proses perubahan sel-sel epitel vagina dipengaruhi oleh kerja hormone pada
organ reproduksi yaitu hormone estrogen dimana hormone ini berperan penting dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan seksual sekunder betina, seperti kelenjar
mamae dan organ reproduksi yang lain. Maka ditemukan juga puting susu, menurut
Tim Pengajar (2019) mengatakan bahwa meski kelenjar susu bukan bagian dari
sistem reproduksi, namun perannya sebagai penyedia air susu untuk fetus paska lahir
hingga masa penyapihan. Kelenjar susu bermuara pada putting. Puting susu terdapat
sepasang terletak di daerah dada tikus betina, adapun bentuknya tonjolan yang sangat
kecil.
Dimana hormone pada payudara meliputi hormone estrogen, progesterone
dan prolactin. Kemudian befungsi pada saat kehamilan perbesaran uterus, perbesaran
genetalia eksternal juga. Hormone progesterone juga mernagsang pertumbuha
endometrium, sehingga uterus lebih lanjut mempersiapkan terhadap implantasi ovum
yang sudah tertanam dapat bertahan. Pada saat itu progesterone juga menyebabkan
sel-sel epitel pada vagina ataupun uterus berkembang atau terjadinya perubahan. dan
LH yang merupakan hormone hifofisis (Setiadi, 2007:105).

Sistem reproduksi pada hewan betina terdiri dari kelenjar kelamin, saluran
reproduksi dan kelenjar aksesoris. Pada tikus dan mencit terdapat sepasang ovarium
dan oviduct, uterus, serviks, vagina, kelenjar klitoris dan kitoris (Team Pengajar,
2016:19) dan (yatim, 1994:65-78).

Pada pengamatan anatomi sistem reproduksi betina bagian internal, ditemukan


beberapa organ terkait dengan sistem reproduksi dan eksresi, diantaranya yakni
ovarium, uterus dan oviduct sedangkan organ eksresi yang ditemukan oleh kelompok
kami yakni ginjal, ureter dan kandung kemih.

Pada masing-masing organ tersebut memiliki fungsi masing-masing, yaitu


Ovarium berfungsi sebagai tempat sel telur disimpan, infundibulum berfungsi
menangkap ovum, yang akan diteruskan ke uterus yaitu sebagai tempat penyimpanan
embrio. Ovarium terdapat sepasang di sebelah kanan dan kiri bentuknya bulat kecil
permukaan tidak rata, Ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap 28 hari, ovum
yang dihasilkan akan bergerak ke tuba fallopi dan menunggu untuk dibuahi sperma,
selain memiliki fungsi sebagai penghasil sel telur, fungsi lain dari ovarium adalah
mengasilkan hormon estrogen serta progesteron.
Selanjutnya yaitu uterus, yang berwarna putih menjulur panjangantara
ovarium dengan vagina, uterus merupakan jalan yang dilewati spermatozoa menuju
tempat fertilisasi di dalam tuba fallopi, fungsinya untuk menerimaovum dari ovulasi
dan kalau dibuahi sebagai tempat tumbuhnya embrio, biasanya jika pada tikus yang
setiap melahirkan lebih dari satu ekor.

Tipe uterus tikus, kelinci, marmot dan mamalia kecl lainna adalah duplex,
dimana uterusnya terdiri dari dua cornua dan saluran servik yang terpisah dengan
ujung membuka ke arah vagina, pada manusia dan primata, tipe uterus simplex,
dimana uterusnya terdiri dari corpus uteri ebsar berbentuk pear dan tidak memiliki
cornu (Sugianto, 2009: 11).

Hasil praktikum pada organ internal tikus di amati organ-organ yang


berhubungan dengan sistem ekskresi. Kenapa karena saluran ekskresi ini berkaitan
dengan sistem reproduksi dimana pada saat tikus ini mengalami kehamilan maka
saluran urin akan tertutup dengan sempurna guna melindungi fetus. Beberapa saat
sebelum kelahiran, pintu itu mulai terbuka, dan serviks mengembang hingga fetus dan
membrane dapat melaluinya pada saat kelahiran (Hardjopranjoto, 1995:54).

Organ eksresi tersebut seperti ginjal yang terdapat sepasang terletak di bagian
tengah antara ovarium namun letaknya lebih tinggi, bentuk seperti kacang merah
warnapun demikian, fungsinya untuk menyaring darah, selain ginjal ditemukan juga
ureter, ureter merupakan saluran yang menghantarkan urin dari ginjal menuju
kandung kemih, warna ureter yang diamatai berwarna kemerahan dekat dengan
uterus, pada betina saluran urin berbeda / terpisah dengan saluran reproduksi begitu
juga lubang pengeluarannya, pada hewan betina terdapat lubang vagina untuk sistem
reproduksi, lubang urethra untuk pengeluaran urin, dan lubang anus untuk
pengeluaran sisa pencernaan. Dari pengamtan ovarium dan uterus didapatkan ciri-ciri:
Rahim ganda namun 2 serviks, uterus kanan dan kiri terpisah dan rahim kiri dan
kanan ada sekatnya.

Pada pengamatan selnjutnya yaitu dilakukan pengamatan preparasi apusan


vagina. Apusan vagina merupakan salah satu metode untuk mengetahui tipe sel dan
proporsi masing-masing sel yang ditemukan pada apusan vagina, hasil yang diperoleh
dari pengamatan tersebut dapat menentukan fase yang sedang dialami oleh tikus
betina yang diamati. Mari apusan vagina diketahui fase Proestrus dengan alasan:
Berinti dan ukurannya sedikit besar lalu berbentuk bulat agak menanduk tak beraturan

.
Penentuan GSI

Perhitungan Nilai GSI


Berat total ovarium : 100 mg
Berat badan hewan : 128900 mg
GSI = Berat total ovarium x 100% = 3,5 mg x 100% = 0,033 mg
Berat badan hewan 105,832 mg

Perhitungan GSI digunakan untuk memprediksi kapan tikus tersebut akan siap
kawin. Nilai GSI tersebut akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan
terjadinya kawin, untuk menghasilkan keturunan yang baru atau penambahan
populasi. Dimana nilai GSI ini digunakan untuk memprediksi kapan ikan tersebut
akan siap dilakukannya kawin. Hasil dari pengamatan bahwa didapatkan bahwa berat
badan tikus 105,832 mg dan berat ovarium 3,5 mg dengan hasil perhitugan 0,033 mg.
Hal ini menunjukkan bahwa pada penimbangan ovarium pun dapat dilihat kisaran
berat ovarium dan berat badan, dimana terjadinya siklus estrus.Hasil pengamatan
stadium estrus adalah proestrus, ini sesuai dengan hasil pengamatan bentuk selnya
yaitu terlihat inti selnya, ovarium belum matang sempurna.

E. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa kita dapat mengetahui
bagaimana cara proses pada apusan vagina, kita dapat mengetahui perbedaan pada
siklus estrus dimulai dar fase proestrus, estrus, metestrus, proestrus dan diestrus.
Kemudian dapat mengetahui bagaimana morfologi dan anatomi pada organ sistem
reproduksi tikus betina baik bagian ekternal maupun internal, juga menghubungkan
bagian sistem ekskresi dengan organ reproduksi pada betina. Dan mengetahui
bagaimana cara perhitungan GSI beserta fungsinya.
F. Daftar Pustaka

Jalaluddin, M. 2014. Morfometri Dan Karakteristik Histologi Ovarium Sapi Aceh


(Boscus) Selama Siklus Estrus. Jurnal Medika Veterinaria. Vol. 8, No. 1 :
66-68.

Karlina Yeni. 2013. Siklus Estrus dan Histologis Ovarium Tikus Putih (rattus
norvegicus dan Setelah Pemberian Alpazoram. Surakatra: Fakultas MIPA
Universitas 11 Maret.

Pengajar, Tim. 2019. Penuntun Praktikum Embriologi. Bandung : Prodi Pendidikan


Biologi.

Sa’adah Sumiyati. 2016. Materi Kuliah Embriologi. Bandung: Prodi Pendidikan


Biologi.

Setiadi. 2007. Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sjahfirdi, Luthfiraida. dkk. 2013. Pemeriksaan Profil Hormon Progesteron Selama


Siklus Estrus Tikus Rattus norvegicus Betina mengggunakan Perangkan
Inframerah.Yogyakarta. Bogor. Jakarta : Gadjah Mada. UI. IPB (ISSN-
1978225X. Vol. 7 No 1 Maret 2013) (diakses Sabtu, 20 Februari 2015, pukul
20.10).

Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi untuk Mahasisa Biologi dan
Kedokteran. Bandung : Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai