Tujuan Praktikum : Mempelajari anatomi sistem reproduksi baik bagian ekstrena maupun
interna, siklus estrus, serta indeks gonadosomatik (GSI) pada tikus
betina.
A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi dimana reproduksi
merupakan proses biologis untuk menghasilkan keturunan atau perbanyakan individu
untuk memperoleh spesies yang baru. Pada hewan proses menghasilkan keturunan
yaitu dengan proses perkawinan secara seksual yaitu pertemuan antara alat kelamin
jantan dan betina yang akan menghasilkan gamet. (yatim, 1994:11).
Sistem reproduksi pada hewan betina terdiri dari kelenjar kelamin, saluran
reproduksi dan kelenjar aksesoris. Pada tikus dan mencit terdapat sepasang ovarium
dan oviduct, uterus, serviks, vagina, kelenjar klitoris dan kitoris (Team Pengajar,
2017:19).
Sistem reproduksi betina organ yang berfungsi menghasilkan telur adalah
ovarium. Pada semua mamalia betina terdapat sepasang ovarium, masing-masing
terletak di dekat ginjal yaitu tempat pertama kali ovum mengalami diferensiasi
(Nalbandow, 1990: 112).
Sistem reproduksi betina organ luar yaitu vagina, merupakan organ yang
berada di antara kantung kemih dan rectum melekat pada bagian uterus bagian atas.
Vagina berfungsi sebagai tempat keluarnya aliran darah haid, keluarnya anak,
menerima penis pada saat kopulasi dan keluarnya semen (Sa’adah. 2016: 22).
Jaringan ovarium tersusun dari medulla merupakan area terdalam yang
mengandung pembuluh darah, limpatik, serabut syaraf, sel-sel otot polos dan sel-sel
jaringan ikat sedangkan korteks merupakan lapisan stroma luar yang rapat, yang
mengandung folikel ovarium (unit fungsional ovarium) (Setiadi, 2007:103).
Ukuran ovarium sangat tergantung pada siklus reproduksi demikian pula
dengan penampakan folikel-folikel korteks ovarium. Sebelum pubertas hanya akan
terlihat folikel primer kematangan ditandai oleh folikel yang berkembang (folikel
sekunder dan folikel de Graf) serta hasil akhirnya (korpus luteum dan folikel artesia).
Pada manusia khususnya pada saat menopause folikel-folikel menghlang dan korteks
seluruhnya menjadi daerah tipis yang terdiri dari jaringan ikatfibrosa. Pertmbuhan dan
perkembangan komponen-komponen histologisnya diatur oleh hormone yang berasal
dari pituitary (Naibandow, 1990: 113).
Perbedaan morfometri ovarium yang didapat pada penelitian ini dengan yang
dilaporkan oleh Umartha (2005) adalah sesuai dengan laporan Hafez dan Hafez
(2000)dan Hamny (2006), bahwa morfometri ovarium masing-masing hewan
bervariasi, sangat dipengaruhi oleh spesies, umur, tahap siklus reproduksi, paritas
(banyaknya kelahiran), dan tingkat gizi pakan (Jalaluddin, M. 2014: 67).
Siklus estrus berdasarkan banyak sedikitnya siklus yang terjadi selama satu
tahun, pada tikus dan mencit, siklus estrusnya termasuk poliestrus hanya saja ketika
hewan tersebut menyusui maka aktivitas seksual seolah-olah terhenti (Sagi, 1994: 74).
Siklus estrus juga terdapat beberapa fase yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan
diestrus (Team Pengajar, 2019:22).
B. Alat dan Bahan
No Alat Jumlah No Bahan Jumlah
1 Pisau 1 pcs 1 Tikus Putih 1 ekor
2 Alat Bedah 1 set 2 Metylen blue 10 ml
3 Jarum Pentul 6 pcs 3 Eter Secukupnya
4 Kamera 1 pcs 4 NaCl (0,9%) 50 ml
5 Mikroskop 2 pcs
6 Bunsen 1 pcs
7 Tempat pembedahan 1 pcs
8 Timbangan 1 pcs
9 Pipet tetes 2 pcs
10 Kaca preparat 1 pcs
11 Tissue Secukupnya
C. Langkah Kerja
1. Anatomi Sistem Reproduksi Betina
a. Bagian Eksternal
2. Penentuan GSI
Vagina
Anus
Pembesaran 100x10
4. Gambar Detail Morfologi Ovarium
Gambar Dokumentasi Keterangan (Organ yang teramati)
Letak berada di samping ginjal, di
samping bagian bawah organ pencernaan.
Sistem reproduksi pada hewan betina terdiri dari kelenjar kelamin, saluran
reproduksi dan kelenjar aksesoris. Pada tikus dan mencit terdapat sepasang ovarium
dan oviduct, uterus, serviks, vagina, kelenjar klitoris dan kitoris (Team Pengajar,
2016:19) dan (yatim, 1994:65-78).
Tipe uterus tikus, kelinci, marmot dan mamalia kecl lainna adalah duplex,
dimana uterusnya terdiri dari dua cornua dan saluran servik yang terpisah dengan
ujung membuka ke arah vagina, pada manusia dan primata, tipe uterus simplex,
dimana uterusnya terdiri dari corpus uteri ebsar berbentuk pear dan tidak memiliki
cornu (Sugianto, 2009: 11).
Organ eksresi tersebut seperti ginjal yang terdapat sepasang terletak di bagian
tengah antara ovarium namun letaknya lebih tinggi, bentuk seperti kacang merah
warnapun demikian, fungsinya untuk menyaring darah, selain ginjal ditemukan juga
ureter, ureter merupakan saluran yang menghantarkan urin dari ginjal menuju
kandung kemih, warna ureter yang diamatai berwarna kemerahan dekat dengan
uterus, pada betina saluran urin berbeda / terpisah dengan saluran reproduksi begitu
juga lubang pengeluarannya, pada hewan betina terdapat lubang vagina untuk sistem
reproduksi, lubang urethra untuk pengeluaran urin, dan lubang anus untuk
pengeluaran sisa pencernaan. Dari pengamtan ovarium dan uterus didapatkan ciri-ciri:
Rahim ganda namun 2 serviks, uterus kanan dan kiri terpisah dan rahim kiri dan
kanan ada sekatnya.
.
Penentuan GSI
Perhitungan GSI digunakan untuk memprediksi kapan tikus tersebut akan siap
kawin. Nilai GSI tersebut akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan
terjadinya kawin, untuk menghasilkan keturunan yang baru atau penambahan
populasi. Dimana nilai GSI ini digunakan untuk memprediksi kapan ikan tersebut
akan siap dilakukannya kawin. Hasil dari pengamatan bahwa didapatkan bahwa berat
badan tikus 105,832 mg dan berat ovarium 3,5 mg dengan hasil perhitugan 0,033 mg.
Hal ini menunjukkan bahwa pada penimbangan ovarium pun dapat dilihat kisaran
berat ovarium dan berat badan, dimana terjadinya siklus estrus.Hasil pengamatan
stadium estrus adalah proestrus, ini sesuai dengan hasil pengamatan bentuk selnya
yaitu terlihat inti selnya, ovarium belum matang sempurna.
E. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa kita dapat mengetahui
bagaimana cara proses pada apusan vagina, kita dapat mengetahui perbedaan pada
siklus estrus dimulai dar fase proestrus, estrus, metestrus, proestrus dan diestrus.
Kemudian dapat mengetahui bagaimana morfologi dan anatomi pada organ sistem
reproduksi tikus betina baik bagian ekternal maupun internal, juga menghubungkan
bagian sistem ekskresi dengan organ reproduksi pada betina. Dan mengetahui
bagaimana cara perhitungan GSI beserta fungsinya.
F. Daftar Pustaka
Karlina Yeni. 2013. Siklus Estrus dan Histologis Ovarium Tikus Putih (rattus
norvegicus dan Setelah Pemberian Alpazoram. Surakatra: Fakultas MIPA
Universitas 11 Maret.
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi untuk Mahasisa Biologi dan
Kedokteran. Bandung : Tarsito.