MODUL 6
SISTEM REPRODUKSI
Disusun oleh:
III. Prosedur
A. Anatomi Sistem Reproduksi
1. Sistem Reproduksi Tikus
Dibedah 1 ekor tikus jantan dan 1 ekor tikus betina, kemudiandi
amati organ-organ yang terlibat dalam sistem reproduksi.
2. Sistem Reproduksi Manusia
a. Sistem Reproduksi Laki-laki
Dipelajari organ-organ yang terlibat dalam sistem reproduksi laki-
laki, serta fungsi masing-masing organ.
b. Sistem Reproduksi Perempuan
Berdasarkan literatur, dipelajari organ-organ yang terlibat dalam
sistem reproduksi perempuan, serta fungsi masing-masing organ.
Jantan
testis
penis
ovari
Betina uterus
vagina
Pada sistem reproduksi laki laki terdapat testis yang berfungsi untuk
menghasilkan hormone testosterone dan sel kelamin jantan dan skrotum
sebagai pembungkus testis, vas deferens, uretra sebagai saluran
keluarnya air seni & mani, penis sebagai alat kopulasi, vesikula
seminalis sebagai sumber energy untuk sperma dan kelenjar prostat
sebagai tempat makanan untuk sperma, dan kelenjar bulbouretral
berfungsi untuk mensekresi cairan lendir.
Pada percobaan pembuatan apusan dari tikus betina, mula mula vagina
tikus betina dibilas beberapa kali dengan menggunakan NaCl fisiologis, NaCl
fisiologis ini berfungsi untuk memertahankan bentuk sel dan tetap
mempertahankan cairan tubuhnya pada saat diambilnya apusan dalam vagina
tikus yang dibantu oleh pipet, setelah apusan diambil dari vagina tikus
kemudian di fiksasi dengan menggunakan methanol, methanol ini berfungsi
utuk menghentikan proses metabolism secara cepat, mencegah kerusakan
jaringan, mengawetkan komponen yang akan dilihat dibawah mikroskop.
kemudian apusan di warnai dengan metilen biru, dimana metilen biru ini
berfungsi untuk mewarnai sel – sel yang ada pada apusan vagina tikus yang
akan diamati dibawah mikroskop. dikarenakan komponen pada apusan tikus
vagina berwarna putih, penambahan metilen biru dapat membantu untuk
melihat komponen yang akan diamati dengan cara diberikannya warna pada
apusan.
Setelah apusan diamati dibawah mikroskop dapat terlihat banyaknya
sel – sel leukosit yang menumpuk pada apusan vagina tikus betina tersebut,
fase ini disebut sebagai fase Diestrus yang berlangsung selam 2-2,5 hari. Fase
diestrus merupakan salah satu fase dari siklus estrus tikus dimana sel leukosit
ini jumlahnya banyak. Ini menunjukkan bahwa tikus betina belum tertarik
pada mencit jantan atau belum siap kawin. Lalu selanjutnya Tikus berada
pada fase proestrus atau fase siap kawin, dimana fase proestrus awal terlihat
sisa – sisa leukosit (polimorfnuklear) dan sel – sel berinti, dan pada akhirnya
hanya sisa sel – sel berinti saja, fase ini berlangsung selama 12 jam.
Kemudian setelah fase proestrus selesai, siklus estrus selanjutnya yaitu fase
estrus, dimana fase estrus awal yang berlangsung selama 12 jam ini terjadi
penumpukan sel – sel tanduk dan leukosit sudah menghilang dan pada fase
estrus akhir terjadi ovulasi yang berlangsung selama 18 jam, pada fase ini
tikus betina siap dikawinkan,. Selanjutnnya masuk fase metestrus dimana sel–
sel tanduk masih terlihat dan mulai terlihat adanya leukosit. Pada fase
metestrus ini ovulasi pada tikus sudah selesai, fase ini hanya berlangsung
selama 6 jam. Jadi proses Fase estrus pada mencit betina ini berlangsung
selama 4-5 hari. Perbedaan siklus reproduksi dengan wanita, pada tikus betina
dinding rahim mereabsorbsi peluruhan yang akan terjadi sehingga tikus tidak
mengalami menstruasi. Sedangkan pada wanita siklus reproduksi berlangsung
selama 28 hari dimana jika tidak dibuahi akan mengalami peluruhan,
peluruhan ini disebut dengan menstruasi.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Sistem reproduksi pada laki-laki terdapat penis berfungsi sebagai saluran
kencing atau urine sekaligus tempat keluarnya sperma. Skrotum berperan
untuk menjaga suhu testis agar sesuai untuk memproduksi sperma. Pada
skrotum terdapat dua buah testis. Testis berfungsi untuk memproduksi
sperma dan hormon testosteron. Epididimis merupakan saluran yang
keluar dari testi yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma
semetara. Saluran uretra perannya adalah sebagai saluran keluarnya
sperma dan urine. Vesikula seminalis merupakan kelenjar yang
menghasilkan zat yang berisi basa (alkali), fruktosa (gula monosakarida),
hormon prostaglandin, dan protein pembekuan. Kelenjar prostat yang
berfungsi untuk menghasilkan cairan yang bersifat asam.
Sistem reproduksi pada perempuan terdapat vagina adalah saluran yang
menghubungkan lingkungan luar dengan rahim sekaligus tempat
mengalirnya darah menstruasi dan saluran keluarnya bayi. Serviks
merupakan struktur rahim bagian bawah yang menyempit dan membuka
ke arah vagina. Oviduk atau tuba fallopi terdapat sepasang di tiap tubuh
perempuan, yaitu di kanan dan kiri. Oviduk memanjang ke arah samping
dari uterus. Fungsinya adalah membawa sel telur dari infundibulum ke
rahim. Pada saluran inilah terjadi fertilisasi atau pembuahan. Indung telur
merupakan tempat kumpulan sel yang disebut folikel. Di dalam folikel, sel
telur atau ovum dikembangkan. Folikel juga menghasilkan hormon
perempuan, yaitu estrogen dan progesteron. Uterus berfungsi sebagai
tempat berkembangnya janin setelah sel telur dibuahi oleh sel sperma.
Dinding rahim (endometrium) berperan dalam pembentukan plasenta. Sel
telur yang dihasilkan di indung telur disebut juga sebagai ovum. Ovum
termasuk ke dalam alecithal (tanpa kuning telur) dan mengandung butiran
kortikal dan trombosit kuning. Struktur ovum terdiri dari membran vitelin,
zona pelusida, dan korona radiata. Membrane vitelin adalah selaput tipis
transparan yang membungkus sel telur. Sementara itu, zona pelusida
adalah membran transparan tebal yang terletak di atas membran vitelin.
Korona radiata adalah membran tebal terluar yang dibentuk oleh sel-sel
folikel. Kista berisi cairan tempat ovum berkembang dikenal sebagai
folikel Graffian.
2. Sistem reproduksi pria berfungsi untuk memproduksi dan menyimpan,
serta mengantarkan sperma untuk membuahi sel telur. Sedangkan, sistem
reproduksi wanita memiliki fungsi untuk memproduksi sel telur dan
menyediakan tempat untuk janin selama kehamilan. Kedua fungsi tersebut
saling melengkapi dalam proses reproduksi.
3. Siklus estrus yang dialami tikus betina pada percobaan kali ini adalah fase
diestrus, dimana leukosit ada dalam jumlah yang banyak. Siklus estrus
karena untuk mengetahui tikus yang sedang bergairah atau berkopulasi
sehingga tikus tersebut siap menerima tikus jantan.
Daftar Pustaka
Ayu Febri Wulandari. 2011. Biologi Reproduksi. Jakarta. Salemba Medika.
Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2003. Biologi, Jilid I. edisi
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Yusuf, M. 2012. Buku Ajar Ilmu Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin. Makassar.