PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan sistem urogenital
1.2.2 mahasiswa paham bagaimana cara pemeriksaan sistem urogenital
1.2.3 mahasiswa tau abnormalitas pada sistemurogenital
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Ginjal
Pada ginjal terjadinya proses penyaringan darah, karena ginjal ini
merupakan organ tubuh yang menjalankan proses filtrasi glomerulus,
reabsorpsi dan sekresi tubulus. Cairan yang menyerupai plasma di filtrasi
melalui dinding kapiler glomerulus lalu di teruskan menuju tubulus renalis
di ginjal. Pada saat proses filtrasi ini, volume cairran filtrat aka berkurang
dan susunannya berubah akibat reabsorpsi tubulus untuk membentuk urin
yang akan disalurkan ke dalam pelvis renalis.
b. Ureter
Ureter ini ada pada setiap ginjal yang mana merupakan saluran
yang berotot yang mengangkut urin dari ginjal menuju vesika urinaria.
Ureter terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar fibrosa, lapisan otot
tengah yang dibentuk oleh otot halus dan lapisan dalam epitel transisional.
Ureter ini lanjutan dari pelvis renalis. Lapisan otot pada ureter ini lapisan
yang fungsional, menggunakan gerak peristaltik untuk memindahkan urin,
sama seperti kontraksi usus.
c. Vesika Urinaria
Pada vesika urinaria (VU) ini menampunng urin yang di produksi
dan mengeluarkannya secara periodik dari tubuh. Vesika urinaria memiliki
dua bagian yaitu kantung otot dan leher yang terlihat seperti balon.
Ukuran dan posisi vesika urinaria ini bervariasi berdasarkan jumlah urin
yang terkandung di dalam kantung vesika urinaria itu sendiri. Ketika otot
kontraksi, VU tertekan maka urin akan keluar. Lalu pada leher VU ini
merupakan lanjutan caudal dari vesika urinaria menuju uretra. Kontraksi
dan relaksasi otot spinchter di bawah kontrol kesadaran membuka dan
munutup jalan urin meninggalkan vesika urinaria dan memasuki uretra.
d. Uretra
Uretra merupakan lanjutan dari leher vesika urinaria yang berjalan
melalui ruang pelvis menuju lingkungan luar. Uretra pada jantan berjalan
sepanjang pusat penis, membawa urin dari vesika urinaria sampai ke
lingkungan luar. Uretra betina pendek menghubungkan vesika urinaria
menuju sphincter uretra eksternal.
1. Testis
Testis ini merupakan kelenjar ednokrin, karena memproduksi
testosteron yang dihaslikan oleh sel Leydig yang berpengaruh pada sifat-
sifat jantan dan berperan spermatogenesis
2. Epididimis
Epididimis ini terdiri dari kaput, korpus dan kauda. Fungsi dari
kaput bagian epididimis yaitu untuk penyerapan cairan yang dikeluarkan
oleh testis. Sedangkan fungsi lainnya untuk memberikan sekresi cairan
yang diproduksi oleh sel-sel epitelnya untuk membantu perubahan
morfologi akrosom.
3. Kelenjar aksesori
Pada kelenjar aksesori ini terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar
koagulasi, ampula, bulbouretra dan kelenjar preputialis. Fungsi dari
kelenjar aksesori secara umum ini sendiri yaitu untuk mengeluarkan sekret
cairan berupa plasma semen yang berfungsi sebagai medium pelarut dan
sebagai pengaktif sperma.
4. Penis
Penis ini merupakan organ kopulasi yang berfungsi untuk
menyalurkan spermatozoa ke dalam saluran reproduksi berina. Penis ini
sendiri memiliki bagian-bagian yaitu korpus kovernosum penis, korpus
kavernosum uretra, preputialis.
(Hasaanah, 2010)
a) Ovarium
Ovarium pada hewan berbeda beda, apakah hewan tersebut
golongan politokus atau monotokus. Ovarium ini kelenjar berbentuk biji,
terletak di kanan dan kiri uterus di bawah tuba uterin dan terikat disebelah
belakang mesovarium. Ovarium berfungsi sebagai penghasil kelenjar
eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin berfungsi untuk menghasilkan
telur dan sebagai kelenjar endokrin berfungsi untuk menghasilkan hormin
steroid seperti estrogen, progesteron, relaxin dan inhibin.
b) Oviduk
Oviduk terdiri dari bagian interstisialis, bagian ismika, bagian
ampularis dan infundibulum yang berfimbria. Oviduk berfungsi pada saat
ovulasi dimana ovum disapu ke dalam ujung oviduk yang berfimbria.
Fungsi lainnya yaitu untuk kapasitasi sperma, fertilisasi, dan pembelahan
embrio yang terjadi di ampula.
c) Uterus
Uterus ini merupakan suatu saluran muskuler yang diperlukan
untuk penerimaan ovum yang dibuahi, penyediaan nutrisi dan
perlindungan fetus serta stadium permulaan ekspulsi fetus pada waktu
kelahiran.
d) Vagina
Vagina merupakan alat reproduksi luar dari betina, vagina ini
terbagi menjadi dua bagian yaitu vertibulum (bagian luar vagina) dan
vagina posterior (dari muara uterus sampai serviks). Vagina ini fungsinya
untuk sebagai tempat penumpahan semen dari individu jantan.
(Subandi, 2018)
3. Stetoskop
Stetoskop memiliki fungsi yaitu untuk mengirimkan suara dari
tubuh ke telinga manusia. Lalu prinsip dari stetoskop yaitu mentamakan
impedansi antara kulit dan udara. Frekuensi resonan ditentukan oleh
diameter sungkup tinggi frekuensi resonan. Semakin besar diameter
sungkup, maka semakin rendah resonan kulit. (Kurniasih.2016)
2. Sistem Reproduksi
a. Ultrasonografi
Ultrasonografi ini menggunakan gelombang suara berfrekuensi
sangat tinggi yang ditransmisikan melalui dan di pantulkan oleh struktru
anatomi untuk menghasilkan gambar. Gambar yang di hasilkan
memiliki resolusi spasial rendah di bandingkan dengan gambar yang
dihasilkan oleh resonasi magnetik (Fouras, 2010)
b. Vaginoscope
Alat yang berbentuk tabung logam yang ujung depannya dilengkapi
lampu, disispkan ke dalam lubang vagina untuk melihat keadaan
bagian dalam vagina. Metode ini membutuhkan tabung speculum dan
harus dalam keadaan steril. Dan juga harus yang banyak latihan
menggunakan alat ini (Sabran, 2015).
BAB 3
HASIL
Gambar Keterangan
Dilakukannya inspeksi yang melihat
di rongga abdomennya apakah
mennggantung simetris semupurna
atau tidak
Setelah itu dilakukan perkusi
dibagian VU yang didengar apakah
ada abnormalitas atau tidak
PEMBAHASAN
b. Metastatic tumor
4. Cystitis
Kasus ini terjadi karena adanya peradangan pada vesika urinaria
yang umum terjadi pada hewan domestik sebagai bagian dari infeksi
saluran urinaria. Gejala klinis dari penyakit cystitis yaitu nyeri
abdomen bagian bawah pada saat dilakukan palpasi, dysuria (hewan
menunjukan tanda-tanda nyeri pada setiap usaha urinasi) dan
hematuria.
5. Urolithiasis
Kasus ini merupakan suatu keadaan terdapatnya urolith di dalam
ruangan urinaria sampai saluran ekskretori dan biasanya
diklasifikasikan menurut komposisi mineralnya. Pada anjing dan
kucing urolith lebih banyak ditemukan di dalam vesika urinaria atau
uretra, dapat juga ditemukan di dalam pelvis renalis namun
kejadiannya sangat jarang (kurang dari 10%).
(Fauziah, 2015)
4.3 Abnormalitas Sistem Reproduksi
4.3.1 Sistem Reproduksi Jantan
A. Balanoposthitis (Infeksi Preputium dan Kepala Penis)
Iritasi pada kulup dan kepala penis bisa disebabkan oleh
rambut yang tersangkut di duri saat kawin. Aktivitas seksual yang
sering bisa mengiritasi penis dan kulup. Segala jenis puing kecil
dapat tersangkut di bawah selubung. Iritasi mungkin dipersulit oleh
infeksi dan abses pada selubung. Ini membuat hubungan seksual
menyakitkan atau tidak mungkin. Semua masalah ini cukup jarang
terjadi pada kucing (Eldredge, dkk., 2010).
B. Paraphimosis
Dalam kondisi ini, penis tidak dapat kembali ke posisi
semula di dalam sarungnya. Rambut panjang pada kulit di sekitar
sarung dapat menyebabkan kulup tergulung ke bawah sehingga
tidak bisa meluncur. Duri pada glans penis dapat mengumpulkan
rambut dari ratu selama proses kawin, membentuk cincin rambut
yang mencegah penis menarik dan juga menghambat perkawinan.
Paraphimosis dapat dicegah dengan memotong rambut panjang di
sekitar preputium sebelum kawin. Kucing jantan biasanya menjilati
ujung penisnya setelah berhubungan dan menghilangkan rambut
yang menempel. Cincin rambut yang kuat harus dihilangkan.
Periksa jantan setelah kawin untuk memastikan penis telah kembali
ke sarungnya (Eldredge, dkk., 2010).
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini di lakukan pemeriksaan sistema urinari dan sistem
reproduksi oada hewan. Pada pemeriksaan sistem urinaria ini dilakukannya
palpasi ginjal dan juga palpasi di bagian vesica urinaria. Sedangkan pada
sistem reproduksi dilakukannya palpasi di bagian abdomen dan di cek di
bagian vulva hewan tersebut (hewan betina). Sistem urinari pada hewan yaitu
meliputi ginjal, ureter, vesica urinaria dan juga uretra. Pada sistem reproduksi
hewan jantan yaitu meliputi testis, epididimis, kelenjar aksesori, dan penis.
Sistem reproduksi betina meliputi ovarium, oviduk, uterus dan vagina.
Abnormalitas pada sistem urinaria meliputi cystitis, nefritis, hidrofitis,
neoplasia, urolithiasis. Dan pada sistem reproduksi jantan ada balanoposthitis
dan paraphimosis. Sedangkan pada betina ada pyometra dan endometritis.
5.2 Saran
Untuk praktikum kali ini sudah cukup baik, semoga kedepannya semakin baik
Daftar Pustaka
Eldredge, D.M., D.G. Carlson, L.D. Carlson, and J.M. Giffin. 2010. Cat Owner’s
Home Veterinary Handbook. Wiley Publishing, inc., USA.
Fauziah, Hasna, 2015, Gambaran Cystitis Melalui Pemeriksaan Klinis dan
Laboratoris (Uji Dipstik dan Sedimentasi Urin) pada Kucing di Klinik Hewan
Makassar [SKRIPSI], Universitas Hasanuddin: Makassar.
Fouras A., Kitchen M.J., Dubsky S., Lewis R.A., Hooper S.B., dan Hourigan K.,
2010. The Past, Present, and Future of x-ray Technology for in vivo Imaging
of Function and Form.Journal of Applied Physics.
Hasaaanah, I.W., 2010, Pengaruh Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica)
Terhadap Spermatogenesis Mencit [SKRIPSI], UIN Maulana Malik
Ibrahim: Malang
Jones.R.M. 2010. Prinsip dan Metode Pemeriksaan Fisik Dasar. D. Lyrawati
Kurniasih.N.P. 2016. Perancangan Sistem Akuisisi Data Berbasis Arduino unutk
Pengenalan Ciri Sinyal Suara Paru dan Jantung. [SKRIPSI] Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Airlangga.
Ramdhany D.N., Kustiyo A., Handharyani E., dan Buono A., 2018, Diagnosis
Gangguan Sistem Urinari pada Anjing dan Kucing Menggunakan VFI 5,
Jurnal Ilmu Komputer dan Informasi, Vol. 2 No. 2.
Sabran, 2015, Pengaruh Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) Terhadap
Peningkatan Populasi Sapi Potong di Kabupaten Bantaeng (studikasus di
Kecamatan Gantarangkeke Kabupaten Bantaeng) [SKRIPSI]. Universitas
Islam Negeri Alauddin: Makassar.
Subandi, Imam, 2018, Profil Protein Ovarium Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Betina Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sisisk Naga (Pyrrosia
piloselloides), Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim: Malang.