Anda di halaman 1dari 97

Sistem Urogenitalia

SISTEM UROGENITALIA

Sistem urogenitalia terdiri dari sistem urinaria dan sistem genitalia.


A. Sistem Uranaria
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah terbebas dari zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh danmenyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh larutdalam air
dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sistem perkemihan (urinaria) terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih (vesikula
urinaria), dan uretra. Selain ekskresi produk limbah metabolisme, ginjal juga berperan penting
dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa, terlibat dalam metabolisme vitamin D
dengan menghasilkan suatu senyawa yang mengendalikan kadar kalsium dalam cairan tubuh,
dan melakukan fungsi endokrin dengan membebaskan 2 hormon.
Sistem urinaria terdiri atas :
B. Ginjal
Fungsi dari ginjal adalah :
1. Pengeluaran zat sisa organik (limbah metabolisme)
2. Pengaturan keseimbangan osmotik dan mempertahankan konsentrasi ion-ion
penting
3. Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
4. Pengaturan produksi sel darah merah
5. Fungsi hormonal dan metabolisme
6. Pengaturan volume air (cairan) dalam tubuh
C. Struktur Nefron
1. Glomerulus gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul Epitel berdinding ganda disebut
Kapsul Bowman.
a. Lapisan Viseral
- Pedikel (kaki kecil).
- FiltrationSlits(pori-poridaricelah).
- Barier Filtrasi Glomerular terdiri dari : Endotelium Kapiler, Membran Dasar,
Filtration Slits.
b. Lapisan Parietal
2.Tubulus Kontortus Proksimal terdapat sel-sel epitel kuboit yang kaya akan
mikrovilus.
3.Tubulus Kontroktus Distal membentuk segmen terakhir Nefron.
4.Tubulus dan Duktus Pengumpul Tubulus ini akan mengalir ke sejumlah Tubulus
Kontrortus Distal membentuk Duktus Pengumpul besar yang lurus.
5. Apparatus jukstaglomerular berdekatan atau dekat dengan glomerulus ginjal.
c. Ureter
Ureter adalah saluran fibromuskular yang mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih.
Sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Terdiri
dari 2 saluran pipa, masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika
urinaria).
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

D. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)


Kandung kemih terletak dibelakang simfisis pubis, didalam rongga panggul.
Bentuknya seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis medius. Dapat mengembang dan mengempis seperti balon
karet.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
a. Fundus, yaitu bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah.
b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c. Verteks, yaitu bagian yang berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.

E. Sistem Genetalia
Sistem reproduksi adalah sekelompok struktur terorganisir yang memungkinkan
penciptaan, atau reproduksi, kehidupan baru bagi kelanjutan spesies. Reproduksi manusia
adalah seksual, yang berarti bahwa baik laki-laki dan seorang perempuan memberikan
kontribusi materi genetik dalam pembentukan individu baru. Selama pubertas, biasanya terjadi
antara usia sembilan dan empat belas, sistem reproduksi dari kedua jenis kelamin dewasa.
Ovarium melepaskan sel telur dari perempuan (sel kelamin perempuan) dan testis laki-laki
memproduksi sperma (sel kelamin laki-laki). Reproduksi terjadi ketika sperma bertemu dengan
telur, proses yang disebut pembuahan.

1. Alat Reproduksi Pria


a. Testis (buah zakar)
Jumlah 1 pasang, terdapat dalam kantong pelindung yang disebut skrotum. Testis
berfungsi menghasilkan hormon testosteron dan sel kelamin jantan (sperma). Hormon
testosteronberfungsi untuk menimbulkan tanda-tanda kelamin sekunder pada pria. Hormon
testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, di
antaranya suara berubah menjadi lebih besar, tumbuhnya rambut di tempat tertentu misalnya
jambang, kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi bidang, jakun membesar.

b. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi pada pria terdiri atas:
1) Epididimis, merupakan tempat pendewasaan (pematangan) dan penyimpanan sperma.
Epididimis berupa saluran yang berkelok-kelok yang terdapat di dalam skrotum.
2) Vas deferens (saluran sperma), merupakan kelanjutan dari saluran epididimis, berfungsi
menyalurkan sperma ke uretra. Diantara saluran ini terdapat vesikula seminalis (kantong
sperma), Alat ini berfungsi sebagai penampung sperma dari testis. Terletak diantara saluran
vas deferens.
3) Uretra, kelanjutan dari vas deferens, berfungsi untuk menyalurkan sperma keluar dan
merupakan saluran urine dari kandung kemih menuju ke luar.

c. Penis
Merupakan alat kelamin luar, berfungsi untuk alat kopulasi yaitu untuk memasukkan sperma
ke dalam saluran reproduksi pada wanita.

d. Kelenjar yang terdapat pada pria


1) Kelenjar prostat, merupakan kelenjar penghasil semen terbesar, bersifat encer dan
berwarna putih, berisi makanan untuk sperma.
2) Kelenjar bulbourethralis, kelenjar ini terdapat di sepanjang uretra, berfungsi mensekresi
cairan lendir bening yang menetralkan cairan urine yang bersifat asam yang tertinggal pada
uretra.

2. Alat Reproduksi Wanita


a. Ovarium (indung telur)
Jumlahnya 1 pasang, terletak di dalam rongga perut, berfungsi untuk pembentukan ovum (sel
telur) dan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi
timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus, suara menjadi
lebih tinggi, tumbuhnya payudara dan pinggul membesar. Seorang wanita mampu memproduksi sel telur
(ovum) setelah masa puber (remaja awal) sampai dewasa, yaitu sekitar umur 12 sampai 50 tahun. Setelah
usia sekitar 50 tahun seorang wanita tidak produktif lagi yang ditandai dengan tidak mengalami
menstruasi. Masa tersebut dinamakan menopause.

b. Tuba falopii atau oviduk


Merupakan saluran telur, berfungsi sebagai tempat terjadinya fertilisasi
(pembuahan).Pembuahan adalah peristiwa peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (sel telur).

c. Uterus (rahim)
Berfungsi sebagai tempat perkembangan dan pertumbuhan janin. Di rahim terdapat serviks
(mulut rahim). Serviks ada pada bagian terdepan dari rahim dan menonjol ke dalam vagina. Serviks
memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastis, dan licin.
Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis
dan membuka saat proses persalinan dimulai. Di rahim juga terdapat lapisan endometrium. Lapisan
endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi.

d. Vagina
Organ untuk kopulasi dan melahirkan.

Diposting oleh Arisha Try Widowati di Selasa, Juni 04, 2013


I. Sistem Urinari

Sistem perkemihan atau urinari merupakan suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas
dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Adapun susunan sistem perkemihan (sistem urinari) di dalam tubuh manusia adalah: ginjal, ureter, vesika urinaria, dan
uretra.

A. Organ Penyusun sistem Urinari


1. Ginjal
Ginjal disebut juga ren atau renal. Bentuknya seperti kacang merah, berjumlah sepasang dan terletak di daerah
pinggang. Letak ginjal sebelah kiri lebih tinggi dari ginjal sebelah kanan, karena di atas ginjal sebelah kanan terdapat hati
yang berukuran besar. Ukurannya kira-kira 11x6x3 cm. Beratnya antara 120-200 gram.
Bagian-bagian ginjal:
a. Korteks (kulit ginjal), pada bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebutnefron. Setiap nefron
terdiridari badan malphigi dan saluran panjang yang bergelung. Badan malphigi tersusun atas glomerulus yang
diselubungi kapsula Bowman dan tubulus (saluran) yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus
distal, dan tubulus kolektivus.
b. Medula (sumsum ginjal), terdiri atas beberapa badan berbentuk kerucut (piramida). Di sini terdapat lengkung henle
yang menghubungkan tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
c. Rongga ginjal (pelvis), merupakan tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat penampungan urin sementara yang akan
dialirkan menuju kandung kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
2. Ureter
Ureter merupakan saluran yang panjangnya sekitar 25- 30 cm, terbentang dari ginjal sampai vesica urinaria. Fungsi ureter
menyalurkan urine ke vesica urinaria.
3. Kandung Kemih (Vesika Urinaria)
Vesica urinaria merupakan kantong berotot yang dapat mengempis, terletak dibelakang simfisis pubis.
Fungsi vesica urinaria: 1) Sebagai tempat penyimpanan urine, dan 2) mendorong urine keluar dari tubuh
4. Uretra

Pria : panjangnya 20 cm, terbentang dari collum vesica urinaria sampai orificium urethra externum pada glans penis.
Wanita: panjangnya + 3,8 cm, terbentang dari collum vesica urinaria sampai vestibulum, + 2,5 cm di bawah clitoris.
A. Fungsi Ginjal:
1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air.
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh
bagian tubulus ginjal.
4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia dengan cara mengeluarkan kelebihan asam atau basa
melalui urin.
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah di sumsum tulang
6. Mempertahankan dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
7. Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur konsentrasi garam dalam tubuh.
B. Proses Pembentukan Urine
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan
kembali dan augmentasi.
1. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus
yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein
plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida,
bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium,
kalium, dan garam-garam lainnya
2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan
di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air
melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti
penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan
ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
3. Augmentasi (Pengeluaran zat)
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.Dari tubulus-
tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong
kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan
keluar melalui uretra.
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu
yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
Zat-zat yang terkandung dalam urin:
Air. Kurang lebih 95%.
Urea, asam urat, dan amonia dan merupakan sisa pembongkaran protein.
Empedu yang memberikan warna kuning pada urine.
Garam.
Zat yang bersifat racun atau berlebihan lainnya.
Faktor yang memengaruhi jumlah urine yang keluar:
1. Jumlah air yang diminum.
2. Banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar osmosisnya seimbang.
1. Pengaruh hormon antidiuretik(ADH) atau hormon vasopresin. Yaitu hormon yang mengatur kadar air dalam darah.
2. Iklim/musim/cuaca. Ketika musim hujan(dingin) produksi urin berlebihan, ketika musim kemarau(panas) produksi
urin berkurang.
3. Stimulus atau saraf.
D. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi
1. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kelainan ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya (sebagai alat penyaring darah). Penderita
gagal ginjal dapat ditolong dengan cuci darah secara berkala. Dengan menggunakan alat yang disebut dialisator. Namun
alat ini tidak bisa memperbaiki kerusakan ginjal yang tetap/permanen. Penderita gagal ginjal tetap dapat ditolong dengan
mencangkok ginjal. Ginjal sakit yang dimiliki penderita biasanya diambil. Kemudian ginjal yang sakit tersebut diganti
ginjal yang sehat dari donor yang sesuai.
1. Batu Ginjal
Batu ginjal terbentuk karena adanya endapan garam kalsium yang makin lama makin mengeras dan membesar. Endapan
ini pada mulanya terdapat di rongga ginjal, kemudian terbawa arus urine, juga terdapat di ureter dan kantung kemih. Batu
ginjal dapat dihilangkan dengan beberapa cara antara lain dengan pengobatan, yaitu mengkonsumsi obat yang dapat
menghancurkan batu ginjal. Namun bila dengan pengobatan sulit hancur dapat dilakukan dengan pembedahan untuk
mengambil batu ginjal tersebut.
2. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang penderitanya mengeluarkan urine terlalu banyak. Penyebab penyakit ini
adalah kekurangan hormone vasopressin atau hormon ADH (Anti Diuretic Hormone), yaitu hormon yang
mempengaruhi proses reabsorbsi cairan pada ginjal. Bila kekurangan hormon ADH, jumlah urine dapat meningkat sampai
30 kali lipat.
3. Diabetes mellitus
terdapat glukosa dalam urine. Terjadi karena menurunnya hormon insulin yang dihasilkan pankreas.
4. Nefritis (Radang Ginjal)
Nefritis adalah peradangan pada nefron terutama glomerulus. Penyebabnya adalah infeksi bakteri Streptococcus., sehingga
protein masuk ke dalam urine.
5. Uremia
tertimbunnya urea dalam darah sehingga mengakibatkan keracunan.
6. Albuminuria
urine mengandung albumin(protein) yang disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus.
7. Hematuria
Urin mengandung darah karena adanya kerusakan pada glomerulus.

Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi, oogenesis, hormon pada wanita, fertilisasi, kehamilan, persalinan
dan laktasi.
A.Organ Reproduksi wanita
Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
1. Organ reproduksi dalam
Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi (saluran kelamin).
a. Ovarium
Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 4 cm. Ovarium berada di dalam rongga
badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium
akan bergerak ke saluran reproduksi. Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan
progesteron. Hormon estrogen berfungsi memperngaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, yaitu
kulit semakin halus, tumbuhnya payudara dan pinggul membesar. Seorang wanita mampu meproduksi sel telur setelah
masa puber samapi dewasa, yaitu sekitar umur 12 sampai 50 tahun. Setelah 50 tahun wanita tidak produktif lagi yang
ditandai dengan tidak mengalami menstruasi lagi, msa tersebut dinamakan menopause.
b. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina.
1) Oviduk
Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm.
Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebutinfundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai
(fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh
infundibulum 1) akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi sebagai tempat terjadinya fertilisasi.
2) Uterus
Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti
buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat
perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari
beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan
membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan
menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.
3) Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina
memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot
dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat
terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat
bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula
setelah janin dikeluarkan.
1. Organ reproduksi luar
Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari organ kelamin wanita. Vulva
terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris) merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak menandung
jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium
mayor (bibir besar) yang berjumlah sepasang. Di dalam labium mayor terdapat lipatan labium minor (bibir kecil) yang
juga berjumlah sepasang. Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk melindungi vagina. Gabungan labium mayor
dan labium minor pada bagian atas labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris (klentit).
Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris secara struktural tidak
sama persis dengan penis, namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak pembuluh
darah dan ujung-ujung saraf perasa.
Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina). Pada daerah
dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen merupakan selaput mukosa yang banyak
mengandung pembuluh darah.
B. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat oogonium
(oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom.
Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer.
Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam
kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah secara meiosis. Namun, meiosis
tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang
mengalami pubertas. Oosit primer tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman).
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta oosit primer. Ketika mencapai
pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja. Sedangkan oosit lainnya mengalami
degenerasi selama pertumbuhannya.
Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang menyebabkan oosit
primer melanjutkan meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel yang tidak
sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder,
sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer)
Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun pada meiosis II, oosit sekunder
tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit
sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan
dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan
satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan
polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu
oogonium.
Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel) merupakan sel pembungkus penuh
cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami
perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul
pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang
menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier. Pada
masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel,
folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus
albikan.
C. Siklus menstruasi
Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium.
Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa
oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium.
Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.
Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat
penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus ( n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama
menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan
menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi.
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi
hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding
uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh,
sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan
terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang
dikeluarkan rata-rata sekitar 50 mL.
2. Fase pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin
merangsang hipofisis untuk mengeluarkanFSH (Folikel Stimulattting Hormone). Adanya FSH merangsang pembentukan
folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai
hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama
pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali
(proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama
pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa
berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.
3. Fase ovulasi
Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar
estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH
lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan
oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel
de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.
4. Fase pasca-ovulasi
Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut
dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf
memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan
menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada
endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara.
Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada
uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.
Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi
pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi
estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini,
hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali
dengan fase menstruasi berikutnya.

D. Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya
terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder,
pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang
disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida.
Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau
senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.
Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan
senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma
juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai
penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.
Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya,
ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang
mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46
kromosom.
E. Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
1. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore
primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore
sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus
menstruasi.
2 2. Kanker vagina
K kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya
disebabkan oleh virus.
Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.
3.Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya
dilakukan
dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
4. Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran
pencernaan
atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
5. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar
ovarium,
oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru.
Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani,
endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-
obatan,
laparoskopi atau bedah laser.
6. Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif.
Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.
7. Gonorhea (Kencing Nanah)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae dan ditularkan terutama melalui hubungan seksual.
Bakteri ini
selain menimbulkan radang pada organ reproduksi (vagina, saluran Fallopii, epididimis, kelenjar prostat), juga dapat
menimbulkan radang pada saluran kemih, mata, persendian, dan selaput otak. Kalau tidak segera diobati, penyakit
ini dapat
menyebabkan kemandulan. Penyakit ini dapat menular dari seorang ibu yang terinfeksi kepada bayi yang
dilahirkannya.
Beberapa bayi menjadi buta karenanya.
Adapun tanda dan gejala-gejala penyakit ini sebagai berikut.
Terdapat nanah di ujung saluran kencing.
Rasa terbakar pada saat buang air kecil
Pada laki-laki, uretra menjadi sempit sehingga sulit buang air kecil. Pada beberapa kasus, testes menjadi rusak sehingga
orang yang bersangkutan menjadi mandul.
Pada wanita, terdapat nanah dari vagina yang mungkin dapat menyebar ke rahim dan indung telur. Akibatnva, wanita
yang bersangkutan menjadi mandul.
1 8. Sifilis
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan ditularkan terutama melalui hubungan seksual.
Penyakit ini terdiri
atas beberapa stadium. Pada stadium lanjut, sifilis tidak hanya menyerang organ-organ reproduksi, tetapi juga
menyerang
organorgan tubuh yang lain, misalnya hati, susunan saraf, dan otak.
2 9.Herpes Genital
Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks serotipe 2 dan ditularkan melalui hubungan seksual. Virus ini
selain
menyerang organ-organ reproduksi laki-laki dan perempuan, juga menyerang kulit. Sekarang sudah diketahui bahwa
ada
hubungan antara infeksi virus herpes dan kanker leher rahim.
3 10. Keputihan (Fluor Albus)
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai parasit, antara lain jamur Candida albicans, Protozoa dari jenis Trichomonas
vaginalis,
bakteri, dan virus. Candida albicans menyukai lingkungan yang mengandung gula dan hangat. Jamur ini sering
ditemukan pada
perempuan hamil dan penderita diabetes melitus (kencing manis).
11.AIDS
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immttne Deficiency Syndrome (sindrom hilangnya kekebalan karena bentukan).
Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV (Human Immtmodeficiency Virus). Sampai sekarang, penyakit mematikan ini belum
ada obatnya. Orang yang terinfeksi virus HIV tidak langsung menderita AIDS. Penyakit ini baru terlihat setelah enam bulan
sampai lima tahun, bergantung pada ketahanan tubuh seseorang. Penyakit ini menyerang sel-sel darah putih yang merupakan
bagian dari sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, jika terinfeksi kuman tertentu yang bagi orang biasa tidak membahayakan.
penderita AIDS dapat meninggal. Kita tidak perlu panik menghadapi penyakit ini jika mengetahui cara penularannya. Tidak
seperti influenza yang penularannya melalui udara, penyakit ini menular melalui cairan tubuh Menghirup udara.

B. Organ reproduksi pada Pria

Alat reproduksi pada laki-laki terdiri atas sepasang testis, saluran-saluran kelamin, kelenjar-kelenjar tambahan, dan penis.
1. Testis (buah zakar)
Jumlahnya sepasang, terdapat dalam kantung yang disebut skrotum dan terletak di luar dan di bawah rongga
pelvis. Testis berfungsi menghasilkan hormone testosterone dan sel kelamin jantan (sperma). Hormon testosterone
berfungsi untuk menimbulkan tanda-tsnda kelamin sekunder pada pria, diantaranya tumbunya kumis, suar
mmebmbeasar, dada beratmab hbidang.
Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum
kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot
polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di
dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot
kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma
(spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
2. Saluran kelamin terdiri atas vasa eferentia, epididimis. dan vas deferens.
a. Vasa eferentia merupakan bagian yang berfungsi menampung sperma untuk disalurkan ke epididimis berjumlah antara
10-20 buah.
b. Epididimismerupakan tempat pematangan dan penyimpanan sperma. Epididimis merupakan saluran yang berkelok-
kelok yang terdapat dalam skrotum. Panjang epididimis sekitar 600 cm. Saluran ini berawal dari puncak testis (kepala
epididimis) dan berjalan berliku-liku, kemudian berakhir pada ekor epididimis yang kemudian menjadi vas deferens.
c. Vas deferens merupakan saluran lurus dengan panjang sekitar 40 cm. Saluran ini berfungsi untuk menghubungkan
epididimis dengan uretra pada penis. Di bagian ujung saluran ini terdapat saluran ejakulasi.
3. Kelenjar tambahan meliputi vesika seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar Cowperi.
a. Vesika seminalis merupakan kantong semen (mani) yang dindingnya menyekresi cairan lendir yang banyak
mengandung fruktosa, sedikit asam askorbat, dan asam amino. Bahan-bahan kimia tersebut berfungsi untuk memberi
makan dan melindungi sperma sebelum membuahi ovum. Semen adalah cairan yang terdiri atas sperma dan cairan yang
dihasilkan oleh berbagai kelenjar tambahan
b. Kelenjar frostat merupakan kelenjar berbentuk bulat yang mengelilingi bagian pangkal saluran uretra. Kelenjar ini
menghasilkan cairan yang bersifat basa dan berwarna putih seperti susu. Cairan tersebut berfungsi untuk menetralkan sifat
asam pada vasa eferentia dan cairan yang ada di dalam vagina sehingga sprema dapat bergerak aktif.
c. Kelenjar cowperi (bulbouretralis), yaiitu kelenjar berukuran sebesar butir kacang yang terletak di bagian proksimal
(pangkal) uretra. Kelenjar ini menghasilkan cairan mukosa yang berfungsi sebagai pelicin.
4. penismerupakan alat kelamin luar laki-laki yang befungsi untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh perempuan.
Sistem reproduksi pada laki-laki berhubungan erat dengan sistem ekskresi (pengeluaran), khususnya sistem urinaria.
Uretra merupakan saluran yang berfungsi untuk mengeluarkan urine sekaligus sperma. Testis memproduksi jutaan setiap
hari, sejak masa pubertas sampai seorang laki-laki meninggal dunia. Jika tidak dikeluarkan, sel-sel sperma akan mati dan
diserap kembali.
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup
pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentu
sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang
berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus
testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel
epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di
dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk
memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk
membentuk sperma.
Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogenia tipe A
membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya
menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer
membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder
kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid merupakan calon sperma yang
belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid
akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah
spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di
ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan
proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum. Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang
terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi
untuk pergerakan sperma.
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk
menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.

ANATOMI SISTEM UROGENITAL

Urologi adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang memperlajari penyakit dan kelainan
traktus urogenital pria dan traktus urinarius wanita.

Organ urinaria terdiri atas ginjal beserta salurannya, ureter, buli buli dan uretra, sedangkan
organ reproduksi pada pria terdiri atas testis, epididimis, vas deferens, vesikula seminalis,
prostat dan penis. Kecuali testis, epididimis, vas deferens, penis, dan uretra, sistem urogenital
terletak di rongga retroperitoneal dan terlindung oleh organ lain yang mengelilinginya.
GINJAL

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga peritoneal bagian atas.
Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Pada sisi ini
terdapat hilus ginjal yaitu tempat struktur struktur pembuluh darah, sistem limfatik, sistem
saraf, dan ureter menuju dan meninggalkan ginjal.

Besar dan berat sangat bervariasi, hal ini tergantung pada jenis kelamin, umur, serta ada
tidaknya ginjal pada sisi yang lain. Pada autopsi klinis didapatkan bahwa ukuran ginjal orang
dewasa rata-rata adalah 11,5 cm (panjang) x 6 cm (lebar) x 3,5cm (tebal). Beratnya bervariasi
antara 120 170 gram, atau kurang lebih 0,4% dari berat badan.

Struktur di sekitar ginjal

Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa (true
capsule) ginjal dan di luar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di sebelah kranial ginjal
terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula adrenal/suprarenal yang berwarna kuning. Kelenjar
adrenal bersama sama ginjal dan jaringan lemak perirenal dibungkus dibungkus oleh fasia
gerota. Fasia ini berfungsi sebagai barier yang menghambat ginjal serta mencegah ekstrvasasi
urin pada saat terjadi trauma ginjal. Selain itu fascia Gerota dapat pula berfungsi sebagai barier
dalam menghambat penyebarab infeksi atau menghambat metastasis tumor ginjal ke organ
disekitarnya. Di luar fascia Gerota terdapat jaringan lemak retroperitoneal atau disebut jaringan
lemak pararenal.

Disebelah posterior, ginjal dilindungi oleh otot-otot punggung yang tebal serta tulang rusuk ke
XI dan XII sedangkan di sebelah anterior dilindungi oleh organ organ intraperitoneal. Ginjal
kanan dikelilingi oleh hepar, kolon, dan duodenum, sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien,
lambung, pankreas, jejunum, dan kolon.

Struktur Ginjal

Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medula ginjal. Di dalam
korteks terdapat berjuta juta nefron sedangkan di dalam medula banyak terdapat duktuli
ginjal. Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal yang terdiri atas, tubulus kontortus
proximalis, tubulus kontortus distal, dan duktus kolegentes.

Darah yang membawa sisa sisa hasil metabolisme tubuh difiltrasi ( disaring ) di dalam
glomeruli kemudian di tubuli ginjal, beberapa zat yang masih diperlukan tubuh mengalami
reabsobsi dan zat zat hasil sisa metabolisme mengalami sekresi bersama air membentuk urin.
Setiap hari tidak kurang 180 liter cairan tubuhh difiltrasi di glomerulus dan menghasilkan urin
1-2 liter. Urin yang terbentuk di dalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem
pelvikalises ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter. Sistem pelvikalises ginjal
terdiri atas kaliks minor, infundibulum, kaliks major, dan pielum / pelvis renalis. Mukosa
sistem pelvikalises terdiri atas epitel transisional dan dindingnya terdiri atas otot polos yang
mampu berkontraksi untuk mengalirkan urin sampai ke ureter.
Vaskularisasi Ginjal

Ginjal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung dari
aorta abdominalis, sedangkan darah vena dialirin melalui vena renalis yang bermuara ke
dalam vena kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah end arteries yaitu arteri yang tidak
mempunyai anastomosis dengan cabang cabang dari arteri lain, sehingga jika terdapat
kerusakan pada salah satu cabang arteri ini, berakibat timbulnya iskemi/nekrosis pada daerah
yang dilayaninya.

Fungsi Ginjal

Selain membuang sisa-sisa metabolisme tubuh melalui urin, ginjal berfungsi juga dalam :

1. Mengontrol sekresi hormon-hormon aldosteron dan ADH (anti diuretic hormone)


dalam mengatur jumlah cairan tubuh
2. Mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D
3. Menghasilkan beberapa hormon, antara lain : eritropoetin yang berperan dalam
pembentukan sel darah merah, renin yang berperan dalam mengatur tekanan darah,
serta hormon prostaglandin
URETER

Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urin dari
pielum ginjal ke dalam buli-buli. Pada orang dewasa panjagnya kurang lebih 20 cm
Dindingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel sel transisional, otot otot polos
sirkuler dan longitudinal yang dapat melakukan gerakan peristaltik ( berkontraksi ) guna
mengeluarkan urin ke buli buli. Jika karena suatu sebab terjadi sumbatan pada aliran urin,
terjadi kontraksi otot polos yang berlebihan yang bertujuan untuk mendorong atau
mengeluarkan sumbatan itu dari saluran kemih. Kontraksi ini dirasakan sebagai nyeri kolik
yang datang secara berkala, sesuai dengan irama peristaltik ureter.

Sepanjang perjalanan ureter dari pielum menuju buli buli, secara anatomis terdapat
beberapa tempat yang ukuran diameternya relatif lebih sempit daripada di tempat lain,
sehingga batu atau benda benda lain yang berasal dari ginjal seringkali tersangkut di tempat
itu. Tempat tempat penyempitan itu antara lain adalah :

1. Pada pembatasan antara pelvis renalis dan ureter atau pelvi ureter junction

2. Tempat ureter menyilang arteri iliaka di rongga pelvis


3. Pada saat ureter masuk ke buli buli dalam posisi miring dan berada di otot buli
buli ( intramural ), keadaan ini dapat mencegah terjadinya aliran balik urin dari buli
buli ke ureter atau refluks vesico ureter pada saat buli buli berkontraksi.

Untuk kepentingan radiologi dan kepentingan pembedahan, ureter dibagi menjadi dua bagian
yaitu, ureter pars abdominalis, yaitu yang berada dari pelvis renalis sampai menyilang vasa
iliaka, dan ureter pars pelvika, yaitu mulai dari persilangan dengan vasa iliaka sampai masuk
ke buli buli. Disamping itu secara radiologis ureter dibagi dalam tiga bagian, yaitu :

1. Ureter 1/3 proximal mulai dari pelvis renalis sampai batas atas sakrum

2. Ureter 1/3 medial mulai dari batas atas sakrum sampai pada batas bawah sakrum

3. Ureter 1/3 distal mulai batas bawah sakrum sampai masuk ke buli buli

BULI - BULI

Buli buli adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang saling
beranyaman. Di sebelah dalam adalah otot longitudinal, di tengah merupakan otot sirkuler,
dan paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa buli buli terdiri atas sel sel
transisional yang sama seperti pada mukosa mukosa pada pelvis renalis, ureter, dan uretra
posterior. Pada dasar buli buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk
suatu segitiga yang disebut trigonum buli buli.

Secara anatomik bentuk buli buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu :

1. Permukaan superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum

2. Dua permukaan inferiolateral

3. Permukaan posterior

Permukaan superior merupakan lokus minoris ( daerah terlemah ) dinding buli buli.

Buli buli berfungsi menampung urin dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui
uretra dalam mekanisme miksi ( berkemih ). Dalam menampung urin, buli buli mempunyai
kapasitas maksimal, yang volumenya untuk orang dewasa kurang lebih adalah 300 450 ml,
sedangkan kapasitas buli buli pada anak menurut formula dari koff adalah :

Kapasitas buli buli = ( umur (tahun) + 2) x 30 ml

Pada saat kosong, buli buli terletak dibelakang simfisis pubis dan pada saat penuh berada di
atas simfisis sehingga dapat dipalpasi dan diperkusi. Buli buli yang terisi penuh
memberikan rangsangan pada saraf aferen dan menyebabkan aktivasi pusat miksi di medula
spinalis segmen sakral S2-4. Hal ini akan menyebabkan kontraksi otot detrusor, terbentuknya
leher buli buli, dan relaksasi sfinter uretra sehingga terjadilah proses miksi.

URETRA

Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urin keluar dari buli buli melalui prostat miksi.
Secara anatomis uretra dibagi menjadi 2 bagian yaitu uretra posterior dan uretra anterior.
Pada pria organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan cairan mani. Uretra diperlengkapi
dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan buli buli dan uretra, serta
sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan antara uretra anterior dan posterior.

Sfingter uretra interna terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh sistem simpatis sehingga
pada saat buli buli penuh, sfingter ini terbuka. Sfingter uretra eksterna terdiri atas otot
bergaris dipersarafi oleh sistem somatik yang dapat diperintah sesuai dengan keinginan
seseorang. Pada saat kencing sfingter ini terbuka dan tetap tertutup pada saat menahan
kencing.

Panjang uretra wanita kurang lebih 3-5 cm, sedangkan uretra pria dewasa kurang lebih 23-25
cm. Perbedaan panjang inilah yang menyebabkan keluhan hambatan pengeluaran urin lebih
sering terjadi pada pria.

Uretra posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika yaitu bagian uretra yang
dilingkupi oleh kelenjar prostat, dan uretra pars membranasea. Di bagian posterior lumen
uretra prostatika, terdapat suatu tonjolan verumontanum, dan di sebelah proximal dan distal
dari verumontanum ini terdapat di pinggir kiri dan kanan verumontanum, sedangkan sekresi
kelenjar prostat bermuara di dalam duktus prostatikus yang tersebar di uretra prostatika.
Uretra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum penis. Uretra
anterior terdiri atas :

1. Pars bulbosa

2. Pars pendularis

3. Fossa navikularis

4. Meatus uretra eksterna

Di dalam lumen uretra anterior terdapat beberapa muara kelenjar yang berfungsi dalam
proses reproduksi, yaitu kelenjar cowperi berada di dalam diafragma urogenitalis dan
bermuara di uretra pars bulbosa, serta kelenjar littre yaitu kelenjar parauretralis yang
bermuara di uretra pars pendularis.

Panjang uretra wanita kurang lebih 4 cm dengan diameter 8 mm. Berada di bawah simfisis
pubis dan bermuara di sebelah anterior vagina. Di dalam uretra bermuara kelenjar pariuretra,
diantaranya adalah kelenjar skene. Kurang lebih sepertiga medial uretra, terdapat sfingter
uretra eksterna yang terdiri atas otot bergaris. Tonus otot sfingter uretra eksterna dan tonus
otot levator ani berfungsi mempertahankan agar urin tetap berada di dalam buli buli pada
saat perasaan ingin miksi. Miksi terjadi jika tekanan intravesica melebihi tekanan intrauretra
akibat kontraksi otot detrusor, dan relaksasi sfingter uretra eksterna.

KELENJAR PROSTAT

Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli buli, di depan
rektum dan membungkus uretra posterior. Bentuk seperti buah kemiri ukuran 4 x 3 x 2,5 cm
dan beratnya kurang lebih 20 gram. Kelenjar ini terdiri atas jaringan fibromuskular dan
glandular yang terbagi dalam beberapa daerah atau zona, yaitu :

- Zona perifer

- Zona sentral

- Zona transisional

- Zona preprostatik sfingter

- Zona anterior

Secara histopatologi kelenjar prostat terdiri atas komponen kelenjar dan stroma. Komponen
stroma ini terdiri atas otot polos, fibroblas, pembuluh darah, saraf, dan jaringan penyangga
yang lain. Prostat menghasilkan suatu cairan yang merupakan salah satu komponen dari
cairan ejakulat. Cairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di uretra
posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama cairan semen yang lain pada saat ejakulasi.
Volume cairan prostat merupakan 25 % dari seluruh volume ejakulat. Prostat mendapatkan
inervasi otonomik simpatik dan parasimpatik dari pleksus prostatikus. Pleksus prostatikus
(pleksus pelvikus) menerima masukan serabut parasimpatik dari korda spinalis dari S2-4 dan
simpatik dari nervus hipogastrikus (T10-L2). Stimlasi parasimpatik meningkatkan sekresi
kelenjar pada epitel prostat, sedangkan rangsangan simpatik menyebabkan pengeluaran
cairan prostat kedalam uretra posterior, seperti pada saat ejakulasi. Sistem simpatik
memberikan inervasi pada otot polos prostat, kapsula prostat, dan leher buli buli. Ditempat
tempat itu banyak terdapat reseptor adrenergik alfa. Rangsangan simpatik menyebabkan
dipertahankan tonus otot polos tersebut. Jika kelenjar ini mengalami hiperplasia jinak atau
berubah menjadi kanker ganas dapat membuntu uretra posterior dan mengakibatkan
terjadinya obstruksi saluran kemih.
TESTIS

Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di scotum. Ukuran testis pada orang dewasa
adalah 4 x 3 x 2,5 cm, dengan volume 15-25 ml, berbentuk ovoid. Kedua buah testis
terbungkus oleh jaringan tunika albugenia yang melekat pada testis. Di luar tunika albugenia
terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos.
Otot kremaster yang berada di sekitar testis memungkinkan testis dapat digerakkan
mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil. Secara
histopatologis testis terdiri atas 250 lobuli dan tiap lobulus terdiri atas tubuli seminiferi.
Didalam tubulus seminiferus terdapat sel sel spermatogonia dan sel sertoli, sedang diantara
tubuli seminiferi terdapat sel sel leidig. Sel sel spermatogonium pada proses
spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel sel sertoli berfungsi memberi makan pada
bakal sperma. Sedangkan sel sel leidig atau disebut sel sel interstitial testis berfungsi
dalam menghasilkan hormon testosteron. Sel sel spermatozoa yang diperoduksi di tubuli
seminiferi testis disimpang dan mengalami pematangan / maturasi di epididimis. Setelah
mature ( dewasa ) sel sel spermatozoa bersama sama dengan getah dari epididimis dan
vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel sel itu setelah bercampur
dengan cairan cairan dari epididimis, vas deferens, vesicula seminalis, serta cairan prostat
membentuk cairan semen atau mani.

Vaskularisasi

Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu :

- Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta

- Arteri deferensialis cabang dari arteri vesicalis inferior

- Arteri cremasterica yang merupakan cabang arteri epigastrika

Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus pampiniformis.

Plekus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenal sebagai varicocel.
EPIDIDIMIS

Epididimis adalah organ yang berbentuk seperti sosis terdiri atas caput, corpus dan cauda
epididimis. Corpus epididimis dihubungkan dengan testis melalui duktuli eferentes.
Vaskularisasi epididimis berasal dari arteri testikularis dan arteri deferensialis. Di sebelah
caudal, epididimis berhubungan dengan vasa deferens. Sel sel spermatozoa setelah
diproduksi di dalam testis dialirkan ke epididimis. Disini spermatozoa mengalami maturasi
sehingga menjadi motil ( dapat bergerak ) dan disimpang di dalam cauda epididimis sebelum
dialirkan ke vas deferens.

VAS DEFERENS

Vas deferens adalah organ berbentuk tabung kecil dan panjangnya 30 35 cm, bermula dari
cauda epididimis dan berakhir pada duktus ejakulatorius di uretra posterior. Dalam
perjalanannya menuju duktus ejakulatorius, duktus deferens dibagi dalam beberapa bagian =,
yaitu :

- Pars tunika vaginalis

- Pars scrotalis
- Pars inguinalis

- Pars pelvicum

- Pars ampularis

Pars scrotalis ini merupakan bagian yang dipotong dan diligasi pada saat vasectomi.

Ductus ini terdiri atas otot polos yang mendapatkan persarafan dari sistem simpatik sehingga
dapat berkontraksi untuk menyalurkan sperma dari epididimis ke uretra posterior.

VESIKULA SEMINALIS

Vesikula seminalis terletak di dasar buli buli dan disebelah cranial dari kelenjar prostat.
Panjangnya 6 cm berbentuk sakula sakula. Vesikkula seminalis menghasilkan cairan yang
merupakan bagian dari semen. Cairan ini diantaranya adalah fruktosa, berfungsi dalam
memberi nutrisi pada sperma. Bersama sama dengan vas deferens, vesikula seminalis
bermuara di dalam duktus ejakulatorius.

PENIS
Penis terdiri dari 3 buah corpora berbentuk silindris, yaitu 2 buah corpora cavernosa dan
saling berpasangan dan sebuah corpus spongiosum yang berada di sebelah ventralnya.
Corpora cavernosa dibungkus oleh jaringan fibroelastik tunika albugenia sehingga
merupakan satu kesatuan, sedangkan disebelah proksimal terpisah menjadi 2 sebagai crura
penis. Setiap crus penis dibungkus oleh otot ishiocavernosus yang kemudian menempel pada
rami osisischi. Corpus spongiosum membungkus uretra mulai dari diafragma urogenitalis dan
disebelah proksimal dilapisi oleh otot bulbocavernosus. Corpus spongiosum ini berakhir pada
sebelah distal sebagai glans penis. Ketiga corpora itu dibungkus oleh fascia buck dan lebih
superfisial lagi oleh fascia coles atau fascia dartos yang merupakan kelanjutan dari fascia
scarpa. Didalam setiap corpus yang terbungkus oleh tunika albugenia terdapat jaringan erektil
yaitu berupa jaringan cavernous ( berongga seperti spons ). Jaringan ini terdiri atas sinusoid
atau rongga lakuna yang dilapisi oleh endotelium dan otot polos cavernosus. Rongga lakuna
ini dapat menampung darah yang cukup banyak sehingga menyebabkan ketegangan batang
penis.

Gambar penis
DAFTAR PUSTAKA

1. Blandy JP. Lecture Notes on Urology. Ed 5 London : Blackwell Science, 1998

2. Sjamsuhidajat R dan Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 4, jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1997

3. Glenn JF (ed). Urology Surgery Edisi ke-14, Philadelphia : JB Lippincott Company,


1991

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Testis

5. http://www.medscape.com/

6. http://emedicine.medscape.com/

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM UROGENITALIA PEREMPUAN


Sistem urinaria adalah salah satu sistem ekskretorius tubuh. Strukturnya adalah:
1. 2 ginjal (ren) yang menghasilkan urine
2. 2 ureter yang membawa urine dari ginjal ke vesica urinaria (kandung kemih)
3. 1 kandung kemih dimana urine dikumpulkan
4. 1 urethra tempat dimana urine dikeluarkan dari VU
Sistem urinaria berperan penting dalam memelihara homeostasis air dan konsentrasi
elektrolit tubuh. Ginjal memproduksi urine yang mengandung sisa metabolisme, nitrogen dari
urea dan asam urat, kelebihan ion dan beberapa obat-obatan.

1. REN (GINJAL)
Ginjal terletak retroperitoneal di bagian posterior dinding abdomen. Ia berada disisi-
sisi columna vertebra, di belakang peritoneum dan di bawah diafragma. Ginjal kanan terletak
12 mm lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hepar. Ukuran
panjang ginjal sekitar 11 cm, lebar 6 cm dan tebalnya 4 cm.

Hubungan
- Posterior : diafragma (memisahkannya dari pleura), m. quadratus lumborum, m. psoas, m.
transversus abdominis, costa XII dan 3 nervus subcostalis, Vertebrae thoracalis XII, n.
iliohypogastricus dan n. ilioinguinalis (LI)
- Anterior : ginjal kanan berbatasan dengan hepar, bagian kedua duodenum (dapat dilihat
pada tindakan nephrektomi kanan) dan colon ascendens. Di anterior ginjal kiri terdapat gaster,
pankreas beserta pembuluh darahnya, lien dan colon descendens. Kelenjar suprarenalis
terletak di atas masing-masing ren pada polus superior.

Di dalam ginjal, ureter terbagi menjadi dua atau tiga calyx major yang masing-masing
terbagi lagi menjadi beberapa calyx minor. Setiap calyx minor kemudian menekuk satu
jaringan papilla renalis dan disinilah mulainya tubulus collectivus melepaskan urine ke dalam
ureter.
Ginjal terletak dalam suatu bantalan lemak peri renal yang berada dalam fascia
renalis. Di bagian atas, fascia renalis bercampur dengan fascia yang menyelubungi
diafragma, dan meninggalkan suatu ruangan untuk glandula suprarenalis (pada nephrectomy
glandula suprarenalis mudah dipisahkan dari ginjal). Di bagian medial, fascia renalis
bergabung dengan selubung aorta dan vena cava inferior. Di lateral, fascia renalis berlanjut
dengan fascia transversalis. Hanya di bagian inferior fascia renalis relatif terbuka sebagai jalur
ureter menuju pelvis.

Ginjal secara faktual memiliki 3 kapsula:


1. fascia (fascia renalis)
2. jaringan lemak peri renal
3. kapsula yang sebenarnya capsula fibrosa yang mudah dikuliti pada ginjal normal tetapi
melekat kuat pada suatu organ yang mengalami inflamasi.

Perdarahan
Arteri renalis dipercabangkan langsung dari aorta.
Vena renalis mengalirkan darah langsung ke dalam vena cava inferior.
Vena renalis kiri melewati bagian anterior aorta kira-kira di bawah tempat asalnya a.
mesenterica superior. Sedangkan arteri renalis kanan melewati bagian posterior vena cava
inferior.

Aliran Limfatik
Aliran limfe langsung menuju nodi lymphatici preaortae.

Fungsi utama ginjal:


1. Mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh
2. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian ion cairan ekstraseluler, termasuk
ion sodium, klorida, pottasium, karbonat, kalsium, magnesium, sulfat, fosfat, dan
hidrogen.
3. Memelihara volume plasma yang sesuai, sehingga sangat berperan dalam
pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri dengan mengatur keseimbangan air
dan garam.
4. Membantu memelihara keseimbangan asam-basa tubuh dengan
menyesuaikan pengeluaran ion hidrogen dan karbonat melalui urin.
5. Memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) berbagai cairan tubuh,
terutama melalui pengaturan keseimbangan air.
6. Mengeksresikan (eliminasi) produk-produk sisa (buangan) dari metabolisme
tubuh, misalnya urea, asam urat, kreatinin.
7. Mengeksresikan banyak senyawa asing, misalnya obat, zat penambah pada
makanan, pestisida, dan bahan-bahan eksogen non-nutrisi lainnya yang berhasil
masuk ke dalam tubuh.
8. Menghasilkan dan mengeluarkan erythropoietin yaitu hormon yang
mengendalikan kecepatan pembentukan sel darah merah.
9. Menghasilkan dan mengeluarkan renin yaitu suatu hormon enzimatik yang
memicu reaksi berantai yang penting dalam mengatur tekanan darah.
10. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
URETER

Ureter merupakan kelanjutan dari pelvis renalis, berjalan ke bawah melalui cavum
abdomen di belakang peritoneum di depan m.psoas kemudian oblique (miring) berjalan ke
dinding posterior VU. Ureter memiliki panjang 25 cm (10 inci) dan terdiri dari pelvis ureter dan
pars abdominalis serta pars pelvina dan pars intra vesicalis.
Ureter pars abdominalis terletak di atas pinggir medial m. psoas major (yang
memisahkan ureter dari ujung processus transversus L2-L5). Kemudian menyilang memasuki
pelvis pada bifurcatio arteri iliaca communis di depan art. sacroiliaca. Di bagian anterior, ureter
kanan ditutupi pada bagian pangkalnya oleh duodenum bagian kedua dan terletak lateral dari
vena cava inferior serta di belakang peritoneum posterior. Ureter kanan disilang oleh a.v.
testicularis (a.v. ovarica), a.v. colica dextra, dan a.v. ileocolica. Sedangkan ureter kiri disilang
oleh a.v. testicularis (a.v. ovarica), a.v. colica sinistra kemudian melewati tepi pelvis, di
belakang colon mesosigmoideum dan colon sigmoideum.
Pars pelvina ureter berjalan di dinding lateral pelvis di depan a. iliaca interna persis di
depan spina ischiadica kemudian ureter berjalan ke depan dan medial untuk memasuki vesica
urinaria. Pada pria, ureter terletak di atas vesica seminalis pada bagian ujungnya yang
kemudian disilang oleh vas deferens. Pada wanita, ureter melewati bagian atas fornix lateral
vagina 2,5 cm di sebelah lateral porsio supravaginalis cervix dan membentang di bawah
ligamentum latum dan a.v.uterina.
Pars intra vesicalis ureter berjalan oblik sepanjang dinding vesica urinaria kira-kira
inci (2 cm); lapisan otot vesicae dan letaknya oblik ini menghasilkan susunan seperti sfingter
atau katup pada bagian akhir ureter.
Ureter memiliki 3 lapisan jaringan: lapisan terluar berupa jaringan fibrosa
kelanjutan capsula fibrosa ginjal. Lapisan tengah berupa lapisan otot yang melingkari ureter
seperti spiral dan pada sepertiga bawah ada tambahan otot yang berjalan longitudinal.
Lapisan luminal (dekat lumen) yaitu mukosa dengan epitel transisional.

Perdarahan
Ureter menerima suplai darah yang banyak secara segmental dari arteri-arteri yang ada
sepanjang ureter yaitu aorta, a. renalis, a. testicularis (a. ovarica), a. iliaca interna dan a.
vesicalis inferior.

Aspek Klinis
1. Ureter dengan mudah dapat diidentifikasi pada keadaan hidup karena dinding
ototnya yang tebal, menyerupai bentuk cacing (vermicularis) yang bergerak-gerak,
terutama bila ditekan atau di sentil secara halus.
2. Keseluruhan pars abdominalis dan bagian atas pars pelvina ureter melekat
pada penutupnya (peritoneum) yang dapat terlihat, hal ini digunakan sebagai patokan
membuka ureter karena peritoneum parietale di diseksi ke atas sehingga ureter
muncul pada aspek posteriornya.
3. Ureter relatif menyempit pada 3 tempat yaitu pada:
- peralihan dari pelvis ureter dengan ureter pars abdominalis
- pelvic brim
- orificium ureterica (paling sempit dari ketiganya)
Calculus ureter biasanya terhenti pada salah satu dari ketiga tempat di atas.
4. Ketika mencari batu ureter pada foto polos abdomen, harus terlihat hubungan
ureter terhadap tulang. Ureter akan membentang di sepanjang ujung processus
transversus, menyilang di depan art. sacroiliaca, kemudian melewati spina ischiadica
dan kemudian menuju ke medial untuk masuk vesica urinaria. Suatu bayangan opak
di sepanjang garis ini diduga adalah suatu kalkulus. Untuk memudahkan mempelajari
ureter dapat dilakukan dengan pemeriksaan radiografi dengan menggunakan kateter
ureter radio-opaque.
Fungsi dari masing-masing ureter adalah menyalurkan urin dari setiap ginjal ke sebuah
kandung kemih (buli-buli atau vesica urinaria).

VESICA URINARIA

Vesica urinaria pada subjek dengan keadaan normal akan merasa tidak nyaman jika
meregang terisi sebanyak 150-350 cc (0,5 pint). Bila terisi penuh, vesica urinaria pada orang
dewasa akan menonjol dari cavitas pelvis masuk ke dalam cavum abdomen, memisahkan
peritoneum dari dinding anterior abdomen. Ahli bedah menggunakan kenyataan ini pada
pengangkatan vesica urinaria dengan membuat potongan extraperitoneal. Pada anak-
anak sampai usia + 3 tahun, pelvis masih relatif kecil sehingga vesica urinaria berada
intraabdominal walaupun tetap extraperitoneal.

Hubungan
- Anterior : symphisis pubis
- Superior : vesica urinaria ditutupi oleh peritoneum dengan gelungan intestinum tenue
dan colon sigmoideum pada bagian yang berlawanan. Pada wanita, corpus uteri tersandar di
bagian postero-superiornya.
- Posterior : rectum (pada pria), ujung vas deferens dan vesicula seminalis. Pada wanita,
vagina dan portio supravaginalis cervix.
- Lateral : m. levator ani dan m. obturator internus
Pada pria, collum vesica urinaria bergabung dengan prostat, pada wanita vesica
urinaria terletak tepat di atas fascia pelvis yang mengelilingi urethra.
Lapisan otot yang menyelubungi vesica urinaria dibentuk oleh susunan serabut-
serabut yang saling silang; jika otot ini mengalami hipertrofi pada keadaan obstruksi kronis
(misalnya karena pembesaran prostat), otot tersebut akan membentuk trabekula sehingga
tampak dinding vesica urinaria seperti anyaman terbuka yang terlihat pada pemeriksaan
cystoscopi.
Komponen sirkular otot menyelubungi dengan kuat menjadi sebuah sfingter yaitu
sphincter urethra internum (involunter). Sfingter ini dapat rusak tanpa adanya inkontinensia
yang dihasilkan sfingter eksterna yang masih intak (seperti terjadi pada prostatectomy).
Struktur
Bagian dalam vesica urinaria dan ketiga orificiumnya (orificium urethra internum dan
2 orificium uretericamembentuk trigonum disebut trigonum Liautaudi) dapat mudah terlihat
pada cystoscopi. Kedua orificium ureterica berjarak sekitar 2.5 cm pada saat vesica urinaria
kosong, akan tetapi bila vesica urinaria dalam keadaan penuh, maka jarak keduanya akan
bertambah menjadi 5 cm. Lapisan mukosa dan submukosa kebanyakan pada semua vesica
urinaria tidak terlekat kuat pada lapisan otot di bawahnya sehingga tampak melipat-lipat jika
vesica urinaria kosong dan tampak halus jika vesica urinaria penuh.
Antara kedua ureter tampak lipatan mukosa yang disebut lipatan interureteric yang
dihasilkan oleh lapisan otot di bawahnya.

Perdarahan
Suplai darah berasal dari rr. vesicalis superior et inferior dari a. iliaca interna.
Vena vesicalis membentuk suatu plexus yang mengalirkan darah menuju ke v. iliaca interna.

Aliran Limfatik
Aliran limfatik mengalir ke pembuluh darah vesica menuju pembuluh iliaca kemudian menuju
nodus limfatikus para aorticus.
Fungsi dari vesica urinaria adalah menyimpan urin secara temporer. Kantung berongga ini
dapat diregangkan dan volumenya disesuaikan dengan mengubah-ubah status kontraktil otot
polos di dindingnya. Secara berkala, urin dikosongkan dari kandung kemih ke luar tubuh.

UREHTRA
Urethra pada wanita
Urethra pada wanita panjangnya sekitar 4 cm (1,5 inci), terdapat sphincter urethrae
dan terletak dekat sekali di depan vagina. Ostium externum vagina terbuka dan terletak 2,5
cm di belakang clitoris. Sphincter urethra wanita merupakan struktur yang lemah dan
pengaturan vesica urinaria sangat tergantung pada sphincter interna yang dibentuk oleh otot
sirkular vesica urinaria.

Mukosa pada tractus urinarius


Pelvis, ureter, vesica urinaria dan urethra dilapisi oleh epitel transisional. Ini dikenal
dengan penamaan uroepithelium karena tampak gambaran uniform dan proses patologinya
akan sama misalnya pada proses perkembangan papillomata. Sedangkan bagian urethra
lainnya dilapisi oleh epitel columner kecuali pada ujung urethra akan berubah menjadi epitel
squamosa.
Fungsi dari uretra pada wanita adalah menyalurkan urin dari vesika urinaria ke luar
tubuh.

Daftar pustaka
Anatomi Klinik Snell
Guyton, Arthur C., dkk.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC

Bagian Organ Alat Reproduksi Wanita & Fungsinya| Alat Reproduksi Wanita adalah organ-
organ yang berfungsi untuk proses perkembangbiak atau memperbanyak keturunan. Anatomi organ
reproduksi wanita sangatlah rumit karena terdiri dari dua percabangan indung telur. Umumnya,
setiap bulan kedua indung telur akan bergantian memproduksi sel telur pada wanita normal, dan
apabila tidak dibuahi akan terjadi menstruasi. Dalam organ reproduksi wanita terdapat kelenjar yang
terdiri dari peran masing-masing.

Bagian Organ Alat Reproduksi Wanita & Fungsinya - Bagian organ reproduksi wanita, secara
garis besar dibedakan menjadi dua kelompok yaitu bagian alat reproduksi (Genetalia) luar dan
bagian alat repoduksi (Genetalia) dalam. Berikut penjelasan bagian-bagian organ reproduksi
wanita...

Bagian Organ Alat Reproduksi Wanita & Fungsinya


1. Bagian Organ Alat Reproduksi (Genetalia) Wanita Dalam
a. Vagina
Vagina adalah muskula membranasea (otot-selaput) yang menghubungkan rahim dengan bagian
luar. Panjang vagina sekitar 8-10 cm, yang terletak antara kandung kemih dan rektum dengan
dinding yang berlipat-lipat. Bagian-bagian vagina adalah lapisan terluarnya terdapat selaput lendir,
lapisan tengah tersusun dari otot-otot, dan lapisan dalam merupakan jaringan ikat yang
berserat. Fungsi vagina adalah sebagai berikut ..

sebagai jalan lahir


sebagai tempat dalam berhubungan seksual
sebagai saluran mengalirkan darah dan lendir disaat menstuasi

Otot vagina merupakan otot yang berasal dari sphingter ani dan levator ani (otot anus/dubur),
sehingga otot tersebut dapat dikendalikan dan dilatih. Vagina tidak memiliki kelenjar yang bisa
menghasilkan cairan, akan tetapi asal cairan tersebut terdapat di rahim.

b. Uterus (Rahim)
Uterus adalah organ berongga berbentuk mirip buah pir dengan berat sekitar 30 gram, dan disusun
dari lapisan0-lapisan otot. Ruam pada rahim (uterus) berbentuk segitiga yang pada bagian atasnya
lebih lebar. Fungsi Uterus (Rahim) adalah sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya janin.
Otot uterus (rahim) bersifat elastis sehingga dapat menyesuaikan dan dapat menjaga janin ketika
proses kehamilan selama 9 bulan.

Di bagian uterus terdapat Endometrium (dinding rahim) yang terdiri atas sel-sel epitel dan sebagai
pembatas uterus. Lapisan endometrium dapat menebal di saat ovulasi dan meluruh disaat
menstruasi. Uterus (rahim) dapat mempertahankan posisinya karena disangga oleh ligamentum
jaringan ikat. Bagian-bagian uterus (rahim) adalah sebagai berikut...

Korpus Uteri, adalah bagian yang berbentuk segitiga di bagian atas


Serviks Uteri, ialah bagian yang berbentuk seperti silinder
Fundus Uteri, yaitu bagian korpus yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi

Disaat persalinan, rahim merupakan jalan lahir karena ototnya mampu mendorong janin untuk
keluar, serta otot uterus dapat menutupis pembuluh darah dalam mencegah terjadinya perdarahan
pasca persalinan. Setelah proses persalinan, rahim kembali ke dalam bentuk semula dalam jangka
waktu sekitar 6 minggu.

c. Tuba Fallopi (Oviduk)


Tuba Fallopi (Oviduk) adalah organ yang menghubunkan uterus (rahim) dengan indung telur
(ovarium). Tuba Fallopi (Oviduk) biasa disebut dengan saluran telur karena berbentuk mirip saluran.
Tubah fallopi (oviduk) berjumlah dua buah dengan ukuran panjang sekitar 8-20 cm. Fungsi Tuba
Fallopi (Oviduk) adalah sebagai berikut...

Sebagai saluran spermatozoa dan ovum


Sebagai tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum dapat masuk ke bagian dalam
uterus (rahim)
Sebagai penangkap ovum
Dapat menjadi tempat fertilisasi (pembuahan)

Bagian-Bagian Tuba Fallopi (Oviduk) - Tuba Fallopi (Oviduk) terdiri dari 4 bagian antara lain
sebagai berikut...

Infundibulum, yaitu bagian yang berbentuk seperti corong yang terletak di pangkal dan
memiliki fimbriae. Fungsi fimbriae adalah untuk menangkap ovum
Pars ampularis, ialah bagian yang sedikit lebar sebagai tempat bertemunya ovum dengan
sperma (fertilisasi/pembuahan).
Pars ismika, adalah bagian tengah tuba yang sempit
Pars interstitialis, ialah bagian tuba yang terletak di dekat uterus.

d. Ovarium (Indung Telur)


Advertisement

Ovarium (indung telur) adalah kelenjar reproduksi wanita yang berfungsi untuk menghasilkan ovum
(sel telur) dan penghasil hormon seks utama. Bentuk ovarium adalah oval yang berukuran panjang
sekitar 2,5-4 cm. Terdapat sepasang Ovarium terletak di kanan dan kirim dan dihubungkan dengan
rahim oleh tuba fallopi. Pada umumnya, setiap Ovarium pada wanita telah pubertas yang memiliki
300.000-an, dan sebagian besar dari sel telur mengalami kegagalan pematangan, rusak atau mati,
sehingga benih sehat yang ada sekitar 300-400-an benih tellur dan 1 ovum yang dikeluarkan setiap
28 hari oleh ovarium kiri dan kanan secara bergantian melalui proses menstruasi, sehingga saat
benih telur habis, terjadilah monopause. Ovarium akan menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron yang berperan dalam proses Menstruasi.

2. Bagian Organ Alat Reproduksi (Genetalia) Wanita Luar


a. Mons Veneris
Mons Veneris adalah bagian yang agak menonjol dan menutupi tulang kemaluan (simfisis pubis).
Bagian yang tersusun dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat. Mons Veneris dikenal dengan
gunung venus, ketika dewasa bagian mons veneris akan tertutup oleh rambut-rambut kemaluan
dan membentuk suatu pola seperti segitiga terbalik.

b. Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan)


Bagian yang mirip bibir. Labia mayora adalah bagian lanjutan dari mons veneris dengan bentuk
lonjok, menuju kebawah dan bersatu dengan membentuk perineum. Bagian luar Labia Mayor
tersusun dari jaringan lemak, kelenjar keringat, dan disaat dewasa tertutup oleh rambut kelamuan
yang merupakan rambut dari mons veneris. Sedangkan pada selaput lemak, tidak berambut, tetapi
terdapat banyak ujung-ujung saraf sehingga sensitif saat berhubungan seks.

c. Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan)


Labia Minora adalah organ berbentuk lipatan terletak di dalam Labia Mayora. Labia Minora tidak
berambut, tersusun dari jaringan lemak, dan terdapat banyak pembuluh darah sehingga dapat
membesar saat gairah seks bertambah. Bibir kecil kemaluan mengelilingi Orifisum Vagina (lubang
kemaluan). Labia Minora analog dengan kulit skrotum pada alat reproduksi Pria.

d. Klitoris
Klitoris adalah organ yang bersifat erektil yang sangat sentitif akan rangsangan saat berhubungan
seks. Klitoris terdiri dengan jumlah pembuluh darah yang banyak dan terletak di ujung saraf
padanya, oleh karena itu organ yang sifatnya sensitif dan erektifl. Klitoris analog dengan penis (alat
reproduksi pria).

e. Vestibulum
Vestibulum adalah rongga kemaluan yang dibatasi oleh labia minora di bagian sisi kiri dan kanan,
dibatasi dengan klitoris di bagian atas, dan dibatasi oleh pertemuan dua labia minora di bagian
belakang bawahnya. Vestibulum, tempat bermuaranya uretra (saluran kencing), dan bermuara
vagina (liang senggama).

Setiap dua lubang saluran kelenjar Bartholini dan skene (kelenjar ini mengeluarkan cairan yang
mirip lendir saat pendahuluan hubungan untuk memudahkan dalam masuknya penis).

f. Himen (Selaput Darah)


Himen adalah selaput membran tipis yang menutupi lubang vagina. Himen dapat dengan mudah
robek sehingga merupakan salah satu penilaian keperawanan. Normalnya Himen mempunyai satu
lubang yang agak besar berbentuk seperti lingkaran. Himen merupakan tempat dalam keluarnya
cairan atau darah disaat menstruasi. Disaat pertama kali berhubungan seks himen akan robek dan
mengeluarkan darah. Setelah melahirkan hanya tertinggal sisa-sisa himen yang biasa disebut
dengan caruncula hymenalis (caruncula mirtiformis).

Baca Juga:
Macam-Macam Hormon Manusia & Fungsinya
Pengertian Darah & Fungsi Darah Manusia
Pengertian, Fungsi, & Bagian-Bagian Hati
Perbedaan Otak Besar dan Otak Kecil
Fungsi Anatomi Sumsum Tulang Belakang
Bagian Organ-Organ Pencernaan & Fungsinya
Pengertian Hormon dan Fungsi Hormon

Demikianlah informasi mengenai Bagian Organ Alat Reproduksi Wanita & Fungsinya. Semoga
teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua baik itu bagian organ alat reproduksi
dalam wanita dan fungsinya, dan bagian organ alat reproduksi luar wanita & fungsinya. Sekian dan
terima kasih. dan Salam Berbagi Teman-Teman..

Referensi: Bagian Organ Alat Reproduksi Wanita & Fungsinya

Bagus Gde Manuaba, Ida. 1998. Panyakit Kandungan dan Keluarga berencana untuk
pendidikan bidang. Jakarta : EGC
Ayu Chandranida Manuaba, Ida, dkk. 2009. Memahami reproduksi wanita. Jakarta : EGC
Aryulina, Diah,dkk. 2008. BIOLOGI 2 SMP kelas XI. ESIS/Erlangga.
Furqonita, Deswati. 2007. Seri IPA BIOLOGI SMP kelas IX. Jakarta : Yudhistira Ghalia
Indonesia

Agar dapat memahami dengan lebih jelas bagian-bagian dari alat reproduksi wanita, maka saya akan
menggolongkannya menjadi dua bagian, yakni organ reproduksi bagian luar dan bagian dalam.

Bagian Luar

Organ reproduksi bagian luar artinya organ


reproduksi yang terlihat dari luar atau masih bisa dijangkau oleh indra penglihatan tanpa
menggunakan alat-alat khusus, bagian-bagian tersebut diantaranya ialah;
1. Mons Pubis

Mons Pubis atau Mons Veneris ialah bagian terluar organ genitalia yang terletak di bagian depan dan
melingkupi tulang kemaluan (Simfisis pubis). Bentuk mons pubis sedikit menonjol ke depan, tampak
seperti segitiga terbaik, serta akan ditumbuhi rambut kemaluan ketika pubertas. Sedangkan jaringan
penyusun bagian ini ialah lebih banyak diisi oleh jaringan lemak dengan sedikit jaringan ikat.

2. Labia Mayor

Labia Mayor dikenal juga sebagai bibir besar kemaluan. Yakni struktur berupa lipatan seperti
sepasang bibir yang merupakan kelanjutan dari mons pubis. Berdasarkan letaknya, permukaan labia
mayor dibedakan menjadi dua. Pertama, permukaan sebelah dalam yang menghadap ke arah labia
minor. Bagian ini tampak licin karena banyak terdapat jaringan lemak, tidak mempunyai kelenjar
sebacea, folikel rambut dan kelenjar keringat. Sedangkan permukaan luarnya dilapisi oleh epitel
bertanduk serta ditumbuhi rambut sejak pubertas.

3. Labia Minor

Labia minor atau bibir kecil kemaluan terletak di sebelah dalam, berada tepat setelah lipatan labia
mayor dan mengelilingi muara lubang vagina. Struktur labia minor hampir sama dengan labia mayor,
hanya saja pada labia minor tidak lagi ditumbuhi rambut serta banyak terdapat pembuluh darah. Pada
labia minor juga terdapat kelenjar sebacea. Jika dibandingkan dengan organ genitalia pria, maka
labia minor ini bisa dianalogikan dengan skrotum, yakni lapisan pembungkus testis.

4. Klitoris

Klitoris adalah struktur yang homolog dengan organ penis pada reproduksi jantan, akan tetapi karena
adanya pengaruh genetik maka pertumbuhannya menjadi tidak sempurna serta mengalami rudimeter
(mengecil). Organ ini berada di dalam labia minor dan di sebelah atas dari lubang vagina. Struktur
penis yang juga terdapat pada klitoris yakni corpora cavernosa, mengakibatkannya memiliki sifat
erektil, sama seperti penis. Permukaan klitoris diselaputi oleh epitel berlapis pipih tak bertanduk,
banyak juga ditemukan pembuluh darah serta ujung-ujung saraf sensorik.

5. Selaput Dara

Hymen atau selaput dara adalah membran tipis yang menutup lubang vagina. Organ hymen memiliki
lubang kecil sebagai jalan keluar darah atau cairan lain ketika menstruasi. Utuh tidaknya selaput dara
seringkali digunakan sebagai indikasi virginitas seseorang. Hal ini dikarenakan strukturnya yang tipis
serta mudah robek. Pada seorang wanita yang baru pertama kali melakukan hubungan seksual
biasanya lapisan hymen akan robek dan berdarah. Sedangkan pada perempuan yang telah berkali-
kali hamil dan melahirkan, maka hanya akan dijumpai caruncula hymenalis, yakni sisa-sisa hymen.

6. Vestibulum

Struktur reproduksi wanita bagian luar yang terakhir yakni vestibulum atau rongga kemaluan. Rongga
ini terletak di dalam labia minor dan merupakan muara dari saluran kencing atau uretra serta lubang
vagina atau intruitus vagina.
Bagian Dalam

1. Vagina
Vagina merupakan organ reproduksi yang berbentuk tabung dengan panjang mencapai 8-10 cm.
Dalam sistem reproduksi, vagina berperan sebagai jalan masuk serta jalan keluar zat dari rahim.
Diantaranya fungsinya yakni sebagai saluran masuk sperma ketika berhubungan seksual, jalan keluar
bagi bayi ketika dilahirkan, serta sebagai saluran keluar cairan atau darah saat menstruasi.

Secara anatomis, vagina berada diantara rektum dan kandung kemih. Struktur vagina dapat dibagi
menjadi tiga lapis. Pertama berupa selaput lendir yang berada paling luar, meskipun vagina tidak
meiliki kelenjar yang bisa menghasilkan lendir, akan tetapi lapisan ini selalu basah karena adanya
cairan dari rahim yang selalu membasahinya. Pada keadaan biasa, antara dinding mukosa depan
dengan belakang akan berimpitan dan baru terbuka saat bersenggama atau melahirkan. Kedua,
lapisan muskular yakni tersusun dari otot-otot yang berasal dari sphincter ani atau otot anus.
Sedangkan lapisan ketiga, lapisan paling dalam, tersusun dari jaringan ikat.

2. Uterus
Uterus atau rahim adalah tempat menempelnya embrio hasil pembuahan hingga tumbuh dan
berkembang menjadi janin yang siap dilahirkan. Pada kondisi dewasa normal atau tidak sedang
terjadi kehamilan, uterus memiliki bentuk menyerupai buah pir dengan massa kurang lebih 30 gram.
Sedangkan ukurannya pada anak-anak antara 2-3 cm, nullipara (belum pernah hamil dan
melahirkan)6-8 cm, serta multipara 8-9 cm. Uterus mempunyai rongga dengan bagian atas lebih
lebar.

Struktur penyusun uterus terdiri dari lapisan-lapisan otot yang kuat dan elastis sehingga mampu
menyesuaikan diri ketika terjadi kehamilan. Selain lapisan otot, pada uterus juga terdapat jaringan
ikat serta ligamen yang berguna untuk mempertahankan posisinya.

Berikut adalah tiga lapisan yang menyusun dinding uterus:

Perimetrium, bagian terluar uterus yang bersinggungan langsung dengan rongga perut. Peritoneum
tersusun dari jaringan ikat, pembuluh limfe serta saraf.
Myometrium, bagian tengah dan paling tebal. Sesuai dengan namanya, myometrium didominasi oleh
lapisan-lapisan otot polos serta dilengkapi oleh pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf. Otot-otot
polos pada myometrium mempunyai peranan penting dalam proses kontraksi-relaksasi saat
persalinan. Ketika terjadi kehamilan, otot-otot pada uterus juga akan bertambah tebal.
Endometrium, yakni bagian uterus yang berhubungan dengan rongga uterus. Endomentrium yang
mengandung banyak pembuluh darah serta lapisan epitel yang akan menebal ketika terjadi ovulasi,
sebaliknya akan meluruh saat tidak ada pembuahan atau menstruasi. Penebalan ini terjadi dalam
rangka mempersiapkan diri untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya embrio yang tertanan di
dalam endometrium selama proses kehamilan.

Secara anatomi-histologi, organ uterus juga dibagi menjadi beberapa kuadran;

Pada bagian atas terdapat corpus uteri, cervix uteri, dan fundus uteri
Itsmus, yakni daerah sempit yang merupakan peralihan corpus menjadi cervix
Portio vaginalis, yaitu penonjolan daerah cervix ke dalam vagina. Jika bagian uterus yang lain
mengalami perubahan struktur saat pra ovulasi maupun pasca ovulasi, maka bagian ini tidak
mengalaminya.

3. Oviduk
Organ reproduksi bagian dalam selanjutnya yaitu oviduk (Tuba fallopi). Oviduk merupakan sepasang
saluran yang menghubungkan antara ovarium dengan uterus. Organ ini memiliki panjang mulai dari 8
cm hingga 20 cm dengan diameter yang berbeda-beda disepanjang bagiannya. Oviduk mempunyai
beberapa fungsi. Pertama yaitu untuk menangkap telur hasil ovulasi, selanjutnya sebagai saluran
sperma dan ovum hingga terjadi fertilisasi dan terakhir sebagai tempat pertumbuhan embrio
sementara sebelum akhirnya melekat pada endometrium.

Bagian-bagian oviduk dapat dibagi menjadi;

Infundibulum Infundibulum adalah bagian tuba fallopi yang terletak paling ujung, yakni paling dekat
dengan ovarium. Memiliki lubang masuk yang lebar dan berbentuk seperti corong. Pada sisi-sisi
tepinya terdapat lipatan-lipatan mukosa yang disebut fimbrae. Struktur infundibulum yang seperti ini
akan memudahkan masuknya telur dari ovarium ke dalam saluran oviduk.
Ampulla Segmen oviduk selanjutnya disebut ampulla. Bagian ini merupakan bagian terpanjang
yang mencapai 2/3 panjang tuba. Ampulla mempunyai dinding yang tipis serta saluran yang lebar.
Itsmus Itsmus merupakan saluran oviduk dengan diameter sempit. Dindingnya dilengkapi lapisan
otot yang cukup tebal.
Intra mural Saluran oviduk yang terakhir yakni bagian intra mural. Intra mural memiliki saluran yang
sempit serta menembus dinding uterus.

4. Ovarium
Ovarium adalah organ penghasil sel kelamin pada wanita. Organ ini berjumlah dua buah dan terletak
di sisi kanan dan kiri. Ovarium berbentuk bulat lonjong.

Jika dilihat menggunakan mikroskop, maka ovarium dapat dibedakan menjadi dua bagian;

Cortex ovarium Bagian cortex tersusun dari jaringan ikat padat, sabut-sabut retikuler, tunika
albiginea, serta ditutup oleh epitel permukaan. Pada bagian inilah akan dihasilkan folikel ovarium
(calon ovum beserta sel yang mengelilinginya), corpus luteum, dan corpus albican.
Medula ovarium Medula terletak lebih dalam daripada bagian cortex. Bagian medula terdiri dari
jaringan ikat kendor yang mengandung banyak pembuluh darah. Selain itu, pada medulla juga
terdapat pembuluh limfe, saraf, serta otot polos.

Selain menghasilkan ovum, ovarium juga memproduksi hormon sehingga tergolong juga ke dalam
kelenjar endokrin. Berikut penjelasan mengenai hormone ovarial;
Hormon Estrogen Estrogen berperan dalam pertumbuhan serta perkembangan organ reproduksi
wanita dan juga kelenjar mammae (payudara).
Hormon Progesteron Hormon ini berfungsi untuk merangsang pengeluaran kelenjar uterine.
Sehingga berperan penting bagi kelangsungan hidup janin di dalamnya.

Glandula Mammae (Kelenjar Payudara)

Glandula mammae sangat berkaitan erat dengan


sistem reproduksi wanita. Pertumbuhan dan perkembangan kelenjar payudara dipengaruhi oleh
keberadaan hormon reproduksi yang dihasilkan oleh ovarium. Kelenjar ini merupakan modifikasi dari
kelenjar keringat yang dingkupi dengan jaringan ikat serta jaringan lemak.

Pada wanita, kelenjar payudara akan membesar dengan cepat seiring masa pubertas. Hal ini
disebabkan bertambahnya jaringan ikat dan lemak. Sedangkan kelenjarnya sendiri baru akan
berkembang ketika terjadi kehamilan.

Demikian ulasan singkat mengenai organ penyusun alat reproduksi wanita dan sebaiknya anda selalu
memiliki cara memelihara kesehatan rangka tubuh agar semua organ alat reproduksi berjalan dengan
sempurna tanpa ada organ reproduksi yang tidak berfungsi. Semoga bermanfaat.

ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) LUAR


Penis (zakar) adalah alat kelamin luar pada pria. Penis berfungsi untuk memasukkan
sperma ke dalam alat kelamin wanita melalui pertemuan keduanya (Kopulasi). Penis
merupakan organ yang tersusun atas otot yang dapat tegang dan dilapisi oleh lapisan
kulit tipis. Proses tegangnya penis disebut Ereksi, hal ini dikarenakan adanya rangsangan
yang membuat pembuluh darah pada penis terisi. Setelah di sunat (khitan) kulit tipis
(preputium) yang melapisi glan penis akan dipotong.

Artikel Penunjang : Pengertian, Struktur dan Proses Pembentukan Sperma


Penis Juga memiliki fungsi untuk ejakulasi, yaitu mengeluarkan sperma melalui uretra
(saluran dalam penis), selama ejakulasi otot-otot pada kandung kemih akan mengkerut,
untuk mencegah sperma masuk ke kandung kemih, oleh karena itu kita tidak bisa kencing
sambil ejakulasi. Penis terdiri atas beberapa bagian yaitu :
Glan Penis, bagian kepala yang apabila telah dikhitan tidak dilapisi kulit
Batang (corpus) Penis
Pangkal Penis
Artikel Penunjang : Alat Reproduksi Wanita dan Fungsinya
2. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) PRIA DALAM

SUMBER GAMBAR KLIK DISINI

a. Testis
Testis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk oval yang terletak di dalam skrotum.
Testis berjumlah sepasang dan berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoa) dan hormon seks testosteron. Testis terletak di dalam skrotum yang
merupakan organ berugae (memiliki lipatan kulit), berfungsu untuk menjaga suhu testis
agar spermatogenesis dapat tetap berlangsung. Jika Suhu rendah (dingin) maka skrotum
akan berkerut dan mendekat ke arah tubuh, sedangkan jika suhu tinggi, maka skrotum
akan mengendur, menjauh dari tubuh.
Tempat pembentukan sperma dalam testis adalah tubulus seminiferus. Kemudian
terdapat pintalan-pintalan tubulus seminiferus yang terdapat di dalam ruang testis yang
disebut lobulus testis, satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.

b. Epididimis
Epididimis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk saluran berkelok kelok yang
terletak di dalam skrotum, diluar testis. Epididimis berbentuk seperti huruf C. Epididimis
berfungsi dalam pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sperma. Sebelum
memasuki epididimis, sperma tidak memiliki kemampuan untuk bergerak dan belum
subur, namun setelah epididimis menjalankan fungsinya, sperma sudah subur dan
mampu bergerak walaupun belum sempurna. Setelah dari epididimis sperma akan
masuk ke vas (duktus) deferens, lalu disalurkan menuju vesikula seminalis.

c. Vas (duktus) Deferens


Vas Deferens adalah saluran berbentuk tabung yang berfungsi untuk menyalurkan
sperma ke vesikula seminalis dan sebagai tempat penampungan sperma. Dalam proses
pematangan dan penyimpanan sperma, duktus deferens ini mendorong sperma dengan
gerak peristaltik lambat menuju vesikula seminalis. Sedangkan saat ejakulasi, gerakan
yang dilakukan cepat dan kuat sehingga sperma yang keluar dapat muncrat.

d. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin adalah organ organ kelamin dalam pria yang berfungsi untuk
menghasilkan cairan tempat berenangnya sperma, dan cairan ini akan menjaga sperma
tetap hidup dengan cara menetralisir asam, karena cairan itu bersifat basa. Dalam bahasa
sehari hari cairan ini kita kenal dengan air mani, sedangkan dalam bahasa ilmiah
dikenal dengan nama semen. Dalam 1 ml air mani, terdapat sekitar 60 100 juta sel
sperma. Normalnya semen memiliki pH 7,2 dengan volume 3-5 ml, dan berwarna putih
susu sampai kekuning kuningan serta sedikit kental. Berikut adalah organ yang
termasuk ke dalam kelenjar kelamin :
Vesikula Seminalis (Kantung air mani), yaitu organ berupa saluran berbentuk
tabung berjumlah sepasang di kanan dan kiri tubuh. Vesikula Seminalis memiliki
panjang sekitar 5 10 cm. Vesikula Seminalis berfungsi untuk mensekresikan cairan
bersifat basa y (pH 7,3) mukus, vitamin, fruktosa (sebagai nutrisi bagi sperma),
protein, enzim, dan prostaglandin. Cairan dari vesikula seminalis ini merupakan
60% dari seluruh volume semen. Vesikula Seminalis akan menyatu dengan vas
deferens dan kelenjar prostat untuk membentuk saluran ejakulasi.
Kelenjar Prostat, yaitu organ yang berada di bawah kandung kemih yang berfungsi
untuk mensekresikan cairan berwarna putih keabu-abuan yang bersifat basa. Cairan
ini disekresikan ke dalam saluran ejakulasi dan menyumbangkan sekitar 30% dari
seluruh volume semen. Cairan kelenjar prostat akan bersatu dengan cairan dari
vesikula seminalis dan akan menjadi tempat hidup dan bergeraknya sperma. Cairan
yang disekresikan organ ini terdiri atas fosfolipid, asam sitrat (untuk nutrisi) dan
juga antikoagulan.
Kelenjar Bulbouretra (Cowpery), yaitu kelenjar berjumlah sepasang yang
berfungsi untuk menghasilkan cairan lendir bersifat basa ke dalam saluran ejakulasi.
Kelenjar ini terletak di bawah kelenjar prostat. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
Bulbouretra ini keluar sebelum ejakulasi, dan dalam agama islam disebut mazi yang
merupakan najis dan cara mensucikannya sama seperti mencucui kencing.

e. Uretra (Saluran Ejakulasi)


Uretra adalah saluran yang terletak di dalam penis, berfungsi untuk tempat keluarnya
sperma dan juga sebagai tempat keluarnya urin.

DAFTAR PUSTAKA :
Aryulina, Diah, dkk. 2008. BIOLOGI 2 untuk SMA / MA kelas XI. ESIS/Erlangga.
Furqonita, Deswati. 2007. Seri IPA BIOLOGI SMP kelas IX. Jakarta : Yudhistira Ghalia
Indonesia. Tim Matriks Media Literata. Si Teman : BIOLOGI SMP Kelas IX. Jakarta :
Grasindo

Sama halnya dengan pembahasan pada alat reproduksi wanita, sekarang kita juga akan membagi
bagian organ reproduksi menjadi dua kelompok, yakni alat reproduksi bagian luar serta alat
reproduksi bagian dalam. Berikut selengkapnya mengenai alat reproduksi pria :

Bagian Luar
1. Penis

Di samping berfungsi sebagai saluran keluarnya


air seni pada sistem urinaria, dalam sistem reproduksi penis mempunyai dua fungsi yakni sebagai
tempat keluarnya cairan semen serta alat untuk kopulasi. Meski demikian, air semen serta air seni
tidak akan keluar bersamaan, sebab saat terjadinya ejakulasi (pengeluaran sperma) otot-otot pada
kandung kemih akan mengerut untuk mencegah sperma masuk sehingga urine yang berada di
dalamnya juga tidak akan ikut keluar.

Penis merupakan organ yang bersifat erektil yang disusun dari tiga tabung erektil yakni sepasang
corpora cavernosa dan sebuah corpora spongiosa yang ketiganya akan berakhir pada gland penis,
disekeliling tabung diliputi oleh jaringan ikat dan banyak otot polos. Ketiga tabung inilah yang
berperan dalam proses ereksi dan ejakulasi.Penis juga dilapisi oleh kulit yang tipis dan halus dengan
bagian ujung melipat yang disebut preputium, bagian inilah yang akan dipotong saat khitan. Selain
itu, pada kulit penis juga terdapat kelenjar keringat, kelenjar lemak, dan folikel rambut.
2. Skrotum
Skrotum adalah suatu kantung pembungkus testis. Kantung ini terdiri dari lapisan subkutan, otot
polos, serta lapisan kulit. Kulit pada skrotum memiliki lipatan-lipatan. Hal ini menjadikan skrotum bisa
mengendur menjauhi tubuh saat cuaca panas, serta mengerut mendekati tubuh saat suhu rendah
(dingin). Fungsinya yakni untuk mempertahankan suhu testis agar stabil sehingga spermatogenesis
tetap terjadi.

Bagian Dalam
1. Testis

Jika pada sistem reproduksi wanita yang berperan


menghasilkan sel telur adalah ovarium, maka pada reproduksi jantan organ penghasil sperma adalah
testis. Testis juga merupakan kelenjar eksokrin sekaligus endokrin. Fungsi eksokrin, yakni untuk
memproduksi sel-sel kelamin pria, sedangkan fungsi endokrin, yakni untuk memproduksi hormon.

Testis dibungkus oleh kapsula testikularis yang terdiri dari selapis mesotel, sel-sel otot polos, dan
jala-jala kapiler yang terbenam pada jaringan ikat. Kapsula testikularis ini akan menimbulkan
terjadinya kerutan secara berkala. Hal ini berguna untuk mempertahankan tekanan di dalam testis,
mengatur keluar-masuknya cairan ke dalam kapiler-kapiler, serta mendorong pengeluaran sperma.

Pembentukan sperma terjadi di dalam tubulus seminiferus. Yakni saluran panjang yang berlekuk-
lekuk dan berada di dalam testis. Pada epitel tubulus terdapat dua jenis sel, yaitu;

Sel Spermatogenik Sesuai dengan namanya, sel spermatogenik merupakan cikal bakal sel
spermatozoa. Sel benih ini awalnya berkromosom diploid, kemudian memerlukan waktu sekitar 64
hari untuk berdifferensiasi dan mengalami spermatogenesis hingga memiliki kromosom haploid. Sel
spermatogonium sendiri terdiri dari4-8 lapis sel.
Sel Sertoli Jumlah sel sertoli tidak sebanyak jumlah sel spermatogenik. Sel ini berada di antara
sel-sel spermatogonium dan berperan sebagai sel penyokong. Yakni untuk memberi makan sel-sel
spermatogenik serta menghilangkan sisa sitoplasma spermatid yang merupakan bahan residu. Dua
sel sertoli yang teletak berdekatan akan membentuk sawar darah (blood testis barrier) bersama-sama
dengan jaringan peritubuler.. Selain diisi oleh tubulus seminiferus, testis juga diisi oleh sel-sel
interstitial yang terletak diantara tubulus seminiferus. Sel interstitial atau sel leydig terdiri dari jaringan
ikat kendor, dan diisi oleh sel-sel fibroblast, mast sel, makrofag, pembuluh darah, limfe, sel
mesenchyme, dan saraf. Fungsinya ialah menghasilkan hormone testosteron.

2. Sistem saluran genital

Tubulus recti Yakni saluran lurus yang merupakan kelanjutan dari tubulus seminiferus. Tubulus
recti dimulai dari puncak setiap lobulus testis.
Rete testis Selanjutnya, tubulus-tubulus recti akan memasuki mediastinum testis dan membentuk
seperti anyaman. Struktur inilah yang dimaksud dengan rete testis. Spermatozoa yang melewati
saluran ini berjalan sangat cepat sehingga jarang ditemukan di daluran ini.
Duktus efferens Kelanjutan dari rete testis ialah duktus efferens. Rata-rata panjang saluran ini
ialah 6-8 cm dengan diameter 0.05 mm. pada bagian dalam duktus dilapisi oleh epitel selapis silindris
serta bersilia yang dapat bersifat motil. Kegunaannya yakni untuk mendorong spermatozoa menuju
epididimis. Dibandingkan dengan saluran yang lain, motil silia ini hanya dapat dijumpai di dalam
duktus efferens.
Duktus epididimis Setelah melalui duktus efferens, spermatozoa akan berjalan melalui duktus
epididimis. Duktus epididimis adalah saluran panjang yang berlekuk-lekuk serta terletak di atas testis.
Dengan panjang sekitas 5-7 meter spermatozoa berjalan sangat lambat. Hal ini menjadikan sperma
mengalami pematangan yang sempurna. Pada sekitas duktus epididimis terdapat otot polos yang
akan membantu pengeluaran spermatozoa ke saluran berikutnya.
Duktus Defferens Setelah mengalami pematangan, maka spermatozoa akan keluar dari skrotum
dan naik ke atas melalui duktus deferens. Pada ujung saluran terdapat pelebaran yang disebut
ampulla duktus deferens.
Duktus ejakulatorius Saluran ini merupakan bagian terakhir dari saluran genitalia. Duktus
ejakulatorius menembus kelenjar prostat dan masuk ke saluran urethra.

3. Kelenjar genital

Vesikula seminalis Vesikula seminalis adalah tonjolan dari duktus deferens yang masih berbentuk
saluran dan terletak di belakang prostat. Saluran ini mempunyai panjang sekitar 5-10 cm. Kelenjar ini
menghasilkan sekret yang mengandung protein globulin, fruktosa, asam askorbat, serta prostaglandin
yang berpengaruh saat fertilisasi di dalam saluran reproduksi wanita. Sekret yang dihasilkan vesikula
seminalis mempunyai pH 7,3 sehingga tergolong basa. Cairan ini bersifat kental dan bergabung
menjadi bagian dari cairan semen yang keluar bersama sperma saat ejakulasi. Meski ukuran kelenjar
ini lebih kecil dari kelenjar prostat, namun vesikula seminalis menyumbang sebesar 60% dari
komposisi cairan semen.
Kelenjar prostat Dibandingkan kelenjar tambahan lainnya, kelenjar prostat merupakan kelenjar
terbesar pada sistem reproduksi pria. Letaknya berada di bawah vesika urinaria. Sekret yang
dihasilkan kelenjar prostat bersifat encer dan berwarna putih seperti susu. Pada cairan ini terdapat
banyak enzim acid-phosphatase, asam sitrat, dan juga fosfolipid. Cairan yang dihasilkan kelenjar
prostat mencapai 30% dari total volume cairan semen.
Kelenjar Bulbo-urethralis Kelenjar bulbo-urethralis dikenal juga sebagai kelenjar cowpery.
Kelenjar ini berukuran sebesar kacang hijau dan berjumlah sepasang. Letaknya di belakang urethra
pars membranacea. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar cowpery bersifat kental, sperti lendir serta
nampak jernih.

4. Hormon Penting Pada Genitalia Pria

FSH Hormon FSH (Follicle stimulating hormone) merupakan hormone yang dihasilkan oleh kelenjar
hiposisis anterior yang berada di otak. Hormone ini berperan memicu sel sertoli untuk membentuk
Anrogen Bound Protein atau ABP. Selanjutnya, reseptor ABP ini akan berikatan dengan testosterone
dan masuk ke dalam tubulus seminiferus dan berperan memelihara spermatogenesis.
LH Luteinizing Hormone atau LH juga berasal dari kelenjar hipofisis anterior. Fungsinya pada
sistem reproduksi yakni untuk merangsang sel-sel leydig untuk menghasilakna hormone testosteron
Testosteron Seperti dijelaskan di atas, hormon testosteron dihasilkan oleh sel-sel interstitial atau
sel leydig yang berada di antara tubulus seminiferus. Hormon ini memiliki beberapa fungsi penting
diantaranya menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan saluran-saluran reproduksi pria,
menampakkan dan memelihara sifat-sifat seks sekunder pria, membangkitkan nafsu birahi, serta
memberikan kemampuan untuk bersetubuh.

Nah, demikianlah pembahasan ringkas mengenai apa saja alat reproduksi pria beserta
penjelasannya. Semoga bermanfaat.

Sistem Perkemihan (Urinaria)


Posted by Tarlis Irawan on April 19, 2012

2.1. Pengertian
Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-
zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).

Sistem urinaria terdiri atas:


Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.
2.2. Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di belakang peritoneum pada
kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji
kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal
laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.
Fungsi ginjal:

1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun.


2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
4. Mempertimbangkan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari ureum protein.
Uji fungsi ginjal terdiri dari:

1. Uji protein (albumin). Bila ada kerusakan pada glomerulus atau tubulus, maka protein dapat bocor dan masuk
ke urine.
2. Uji konsentrasi ureum darah. Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum maka ureum darah naik di atas kadar
normal 20-40 mg%.
3. Uji konsentrasi. Pada uji ini dilarang makan dan minum selama 12 jam untuk melihat sampai berapa tinggi
berat jenis naiknya.
Struktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna
ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla
(subtansia medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang
terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah
renalis 15-16 buah.
Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri
dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan
tubulus urinarius (papilla vateri).

Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring darah 170 liter.
Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal, lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-
masing membentuk simpul dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang
bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.

Fisiologi ginjal
Ginjal berfungsi:

1. Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai
urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang
diekskresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat
dipertahankan relatif normal.
2. Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam plasma
(keseimbangan elektrolit). Bila terjadi pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan
garam yang berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan ekskresi ion-ion yang
penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan posfat).
3. Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan, campuran makanan
menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein.
Apabila banyak makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8-8,2. Ginjal
menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
4. Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik, obat-obatan, hasil metabolism
hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
5. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang mempunyai peranan penting
mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin aldesteron) membentuk eritripoiesis mempunyai peranan
penting untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis).
Di samping itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif) yang diperlukan untuk
absorsi ion kalsium di usus.

Filtrasi glomerulus
Kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermeabel terhadap protein plasma yang lebih besar dan permeabel
terhadap air dan larutan yang lebih kecil sepeti elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Glomerulus
mengalami kenaikan tekanan darah 90 mmHg. Kenaikan ini terjadi karena anteriole aferen yang mengarah ke
glomerulus mempunyai diameter yang lebih besar dan memberikan sedikit tahanan dari kapiler yang lain. Darah
didorong ke dalam ruangan yang lebih kecil, sehingga darah mending air dan partikel yang terlarutdalam plasma
masuk ke dalam kapsula bowman. Tekanan darah terhadap dinding pembuluh ini disebut tekanan hidrostatik (TH).
Gerakan masuknya ke dalam kapsula bowman disebut sebagai filtrasi glomerulus.
Tiga faktor pada proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi ketiga faktor tersebut yaitu:

1. Tekanan osmitik (TO). Tekanan yang dikeluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada membrane semipermeabel
sebagai usaha untuk menembus membrane semipermeabel ke dalam area yang mengandung lebih banyak
molekul yang dapat melewati membrane semipermeabel. Pori-pori dalam kapiler glomerulus membuat
membrane semipermeabel memungkinkan untuk melewati yang lebih kecil dari air tetapi mencegah molekul
yang lebih besar misalnya protein dan plasma.
2. Tekanan hidroststik (TH). Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam kapsula dan berlawanan
dengan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga mengeluarkan tekanan osmitik 1-3 mmHg yang berlawanan
dengan osmitik darah.
3. Perbedaan tekanan osmitik plasma dengan cairan dalam kapsula bowman mencerminkan perbedaan
kosentrasi protein, perbedaan ini menimbulkan pori-pori kapiler mencegah protein plasma untuk difiltrasi.
Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmitik filtrat kapsula bowman bekerja sama untuk meningkatkan gerakan
air dan molekul permeabel, molekul permeabel kecil dari plasma masuk ke dalam kapsula bowman.

Proses pembentukan urine


Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari
glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus,
sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter.

Urine berasal dari darah yang di bawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang
padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah.

Ada tiga tahap pembentukan urine:

1) Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi
penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang
tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-
lain, yang diteruskan ke tubulus ginjal.

2) Proses reabsorpsi
Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat.
Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal oblogator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada
tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap
kembali ke dalam tublus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif
dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.

3) Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan
ke ureter masuk ke vesika urinaria.

Peredaran darah ginjal


ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabanganarteri arteri renalis. Arteri ini
berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata.
Arteri interloburalis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan-gumpalan yang
disebut glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi oleh alat yang disebut simpai bowman. Di sini terjadi penyaringan
pertama dan kapiler darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena
kava inferior.

Persarafan ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari pleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah
yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembu;uh darah yang masuk ginjal. Di atas
ginjal terdapat kelenjar suprarenalis, kelenjar ini merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam hormon
yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison. Adrenal dihasilkan oleh medulla.

Reabsorpsi dan sekresi tubulus


Sewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini mengalir melalui bagian-bagian tubulus. Sebelum
diekskresikan sebagai urine beberapa zat diabsorpsi kembali secara selektif dari tbulus dan kembali ke dalam
darah, sedangkan yang lain de sekresikandari darah ke dalam lumen tubulus. Pada akhirnya urine terbentuk dan
semua zat dalam urine akan menggambarkan penjumlahan dari tiga proses dasar ginjal (filtrasi glomerulus,
reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus).

Ekskresi urine Filtrasi glomerulus Reabsorpsi tubulus + Sekresi tubulus


a. Reabsorpsi tubulus
Ginjal menangani beberapa zat yang yang difiltrasi secara bebas dalam ginjaldan diabsorpsi dengan kecepatan
yang berbeda. Kecepatan masing-masing zat dapat dihitung sebagi berikut.

Filtrasi Kecepatan filtrasi glomerulus x Kecepatan plasma


Penghitungan ini menganggap bahwa zat-zat difiltrasi secara bebas dan tidak terikat pada protein plasma.

Kebanyakan zat proses filtrasi golmerulus dan reabsorpsi tubulus secara kuntitatif relatif sangat besar
terhadap sekresi urine. Sedikit saja perubahan pada filtrasi glomerulus atau reabsorpsi secara potensial dapat
menyebabkan perubahan yang relatif besar. Beberapa produk buangan seperti ureum dan kreatinin sulit diabsorpsi
dari tubulus dan diekskresi dalam jumlah yang relatif besar.

Mekanisme pasif. Zat yang akan diabsorpsi harus ditranspor melintasi membran epitel tubulus ke dalam cairan
interstisial ginjal, melalui kapiler peri tubulus kembali ke dalam darah. Reabsorpsi melalui epitel tubulus ke dalam
darah, misalnya air dan zat terlarut dapat ditranpor melalui membran selnya sendiri (jalur transeluler) atau melalui
ruang sambungan antar-sel (jalur para seluler). Setelah diabsorpsi melalui sel epitel tubulus ke dalam cairan
interstisial air dan zat terlarut ditranpor melalui dinding kapiler ke dalam darah dengan cara ultrafiltrasi yang
diperantarai oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid.
Traspor aktif mendorong suatu zat terlarut melawan gradien elektrokimia dan membutuhkan energi yang berasal
dari metabolisme. Transpor yang berhubungan langsung dengan suatu sumber energi seperti hidrolisis adenosin
trifosfat (ATF) disebut transfor aktif primer. Transpor yang tidak berhubungan secara langsung dengan suatu
sumber energi seperti yang diakibatkan oleh gradien ion, disebut transpor aktif sekunder.
b. Reabsorpsi tubulus proksimal
Secara normal sekitar 65% dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan nilai persentase terendah dari klorida
akan diabsorpsi oleh tubulus proksimal sebelum filtrat mencapai ansa henle. Persentase ini dapat meningkat atau
menurun dalam berbagai kondisi fisiologis.

Sel tubuh proksimal mempunyai banyak sekali brush boerder. Permukaan membran brush boerder dimuati
molekul protein yang mentranspor ion natrium melewati membran lumen yang bertalian dengan mekanisme
transpor nutrien organik (asam amino dan glukosa). Tubulus proksimal merupakan tempat penting untuk sekresi
asam dan basa, organik seperti garam garam empedu, oksalat, urat, dan katekolamin.
Regulasi reabsorpsi tubulus penting untuk mempertahankan suatu keseimbangan yang tepat antara
reabsorpsi tubulus dan filtrasi glomerulus. Adanya mekanisme saraf, faktor hormonal, dan kontrol setempat yang
meregulasi reabsorpsi tubulus untuk mengatur filtrasi glomerulus maka reabsorpsi beberapa zat terlarut dapat
diatur secara bebas terpisah dari yang lain terutama melalui mekanisme pengontrolan hormonal.
Abnormalitas kongenital
Kelainan kongenital ginjal dapat terjadi, termasuk:

1. Tidak terdaptnya ginjal.


2. Ginjal berbentuk seperti sepatu kuda.
3. Kista ginjal, dimana ginjal mempunyai kista dalam jumlah yang besar sebagai akibat dari kesalahan
perkembangan dalam perkembangan tubulus.
Penyakit ginjal

Penyakit pada ginjal dapat mengganggu fungsi nefron, dan apabila sejumlah besar nefron mengalami kerusakan
maka akan terjadi kerusakan fungsi ginjal: sekresi urina hilang, albumin atau darah dapat terlihat pada urine,
produk metabolisme (misalnya urea) yang seharusnya di ekskresi tidak diekskresi dan terjadi penumpukan dalam
darah, serta keseimbangan asam basa tubuh menjadi terganggu.

Pada glomerulus nefritis akut ginjal mengalami perbesaran, glomerulus merupakan bagian khusus yang
terkena. Pada sindroma nefrotik terdapatnya protein dalam urine menyebabkan terjadinya retensi cairan dalam
jaringan. Pada glikosuria renalis glukosa bocor ke dalam urine sebagai akibat kelainan kongenital pada anatomi
dan fungsi nefron.

Gagal ginjal akut dapat timbul sebagai akibat:

1. Gangguan sirkulasi renalis (misalnya pada syok, penurunan curah jantung ditujukan pada otak dan jantung
menyebabkan kerusakan pada ginjal).
2. Glomerulo nefritis berat
3. Penyumbatan traktus urinarius oleh batu ginjal.
Bila gagal ginjal terjadi pada beberapa jam, tubulus ginjal akan mengalami kerusakan permanen. Pada urine yang
disekresi terhenti sama sekali (terjadi urinarius) atau berkurang dalam jumlah yang sangat kecil (oligura), terdapat
perubahan keseimbangan asam basa yang berat dan produk akhir metabolisme tubuh tidak diekskresi. Gagal
ginjal kronik merupakan akibat dari kerusakan nefron yang permanen ole penyakit ginjal apa saja yang berat,
adanya bukti terjadi gagal ginjal terlihat apa bila sekitar 75% dari nefron sudah tidak berfungsi.

Pada diabetik insipidus antidiuretik hormon tidak dibentuk oleh kompleks hipotalamuspituitari dan sebagai
konsekuensinya air tidak direabsorpsi dalam duktus kolektikus, dan pasien mengeluarkan jumlah urine banyak
yang pekat.
Abnormalitas kandungan urine:
1. Glukose
2. Benda-benda keton
3. Garam empedu
4. Pigmen empedu
5. Protein
6. Darah
7. Beberapa obat-obatan
2.3. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa, masingmasing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya
25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak
dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding abdomen terdiri dari:

1. Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)


2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air
kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang
diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam
kandung kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh peritoneum.
Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh
limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang peritoneum sebelah media
anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter
secara oblique, selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.
Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah terdapat di kanan bawah
dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah
mesenterium dan bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior
dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium.
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis sepanjang tepi anterior dari
insura iskhiadikamayor dan tertutup olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di depan
arteri hipogastrikabagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis media.
Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral
dari vesika urinaria.
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi
oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada
sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan
tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine
dari vesika urinaria.
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke bagian medial dan ke
depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam
perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter
dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat
yang penting dari ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis diameter 2 mm,
penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.
Pembuluh darah ureter
1. Arteri renalis
2. Arteri spermatika interna
3. Arteri hipogastrika
4. Arteri vesika inferior
Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus spermatikus, dan pleksu pelvis;
seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus vagusrantai eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus
lumbalis ke-1, dan nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter.

2.4. Vesika urinaria


Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang
simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,
berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari:

1. Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh
spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika seminalis dan prostat.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis (lapisan otot), tunika
submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe
ke dalam nadi limfatik iliaka interna dan eksterna.

Lapisan otot vesika urinaria


Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan dan disebut m. detrusor
vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang
dari arteri iliaka interna. Venanya membentuk pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan pleksus
prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.

Persarafan vesika urinaria


Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion simpatikus berasal dari
ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke vesika urinaria melalui pleksus hipogastrikus. Serabut
preganglion parasimpatis yang keluar dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3 dan 4
berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria/

Sebagian besar serabut aferen sensoris yan g keluar dari vesika urinaria menuju sistem susunan saraf
pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk
kedalam segmen lumbal ke-1 dan ke-2 medula spinalis.

2.5. Uretra
Uretara merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih
keluar.

Uretra pria
Pad laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa
yang menembus tulang fubis ke bagian penis panjangnya 20 cm. uretra pada laki-laki terdiri dari:

1. Uretra prostatia
2. Uretra membranosa
3. Uretra kevernosa
Lapisan uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.

Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium eksterna. Pada penis panjangnya
17,5-20 cm yang terdiri dari bagian-bagian berikut:

Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan hampir vertikulum melalui glandula prostat
, mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih dekat ke permukaan anterior.
Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah ke
bawah dan ke depan di antara apaks glandula prostata dan bulbus uretra. Pars membranesea menembus
diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra
membranasea. Di depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum
transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.
Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di dalam korpus kavernosus uretra,
panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars
kavernosus uretra berjalan ke depan dan ke atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis
berkontraksi, pars kavernosus akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai
dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang. Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang akan
membentuk fossa navikularis uretra.
Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi berupa sebuah celah vertikal ditutupi
oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. glandula uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi
dalam dua bagian, yaitu glandula dan lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus
kavernosus uretra (glandula pars uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih besar dipermukaan
atas di sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini menyebar ke depan sehingga dengan mudah menghalangi
ujung kateter yang dilalui sepanjang saluran.
Uretra wanita
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah atas, panjangnya 3-4 cm.
lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar), lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari
vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina
(antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya
6 cm. uretra ini menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan
vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah
glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran
ekskresi.

Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagian dan 2,5 cm di
belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada pria dan terdiri lapisan otot polos yang diperkuat
oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar yang
ditandai dengan banyak sinus venosus merip jaringan kavernosus.
Mikturisi
Mikturisis adalah peristiwa pembentukan urine. Karena dibuat di dalam, urine mengalir melalaui ureter ke kandung
kencing. Keinginan membuang air kecil disebabkan penambahan tekanan di dalam kandung kencing, dan tekanan
ini di sebabkan isi urone di dalamnya. Hal ini terjadi bila tertimbun 170 sampai 230 ml. mikturisi adalah gerak reflek
yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh pusat-pusat persarafan yang lebih tinggi pada manusia. Gerakannya
ditimbulkan kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga abdomen, dan berbagai organ
yang menekan kandung kencing membantu mengkosongkannya. Kandung kencing dikendalikan saraf pelvis dan
serabut saraf simpatis dari pleksus hipogastrik.

Ciri-ciri urine yang normal


Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesaui jumlah cairan yang dimasukan. Banyaknya
bertambah pula bila terlampau banyak protain dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk
melarutkan ureanya.

Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jenjot lendir tipis tanpak terapung di dalamnya.
Baunya tajam.
Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
Berat jenis berkisat dari 1010 sampai 1025.
Komposisi urine normal
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang menggunakan diet yang rata-rata
berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti
berikut:

Air 96%
Benda padat 4% (terdiri atas urei 2% dan produk metabolik lain 2%)
Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam
hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30
mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam
pembentukan ureum.
Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah adalah 2 sampai 3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5 sampai
2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine.
Kretin adalah hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain mencangkup benda-benda purin, oksalat,
fosfat, sulfat, dan urat.
Elektrolit atau garam, seperti natrium kalsium dan kalium klorida, diekskresikan untuk mengimbangijumlah yang
masuk melalui mulut.
Referensi :
Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Syafuddin. 1997. Anatomi fisiologi untuk siswa perawat edisi 2 Jakarta : EGC
Syafuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3 Jakarta : EGC
Gibson, John MD. 1995. Anatomi dan fisiologi modern untuk perawat edisin 2 Jakarta : EGC
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran-kemih/, diakses tanggal
02/01/2012
http://pisaudokter.blogspot.com/2011/02/anatomi-sistem-urinaria.html, diakses tanggal 02/01/2012

VASKULARISASI & INNERVASI VESICA URINARIA


VU bagian cranial divaskularisasi oleh 2 atau 3 a.vesicalis superior (cabang dari a.
umbilicalis). Sedangkan VU bagian caudal dan cervix divaskularisasi oleh a. vesicalis
inferior. Pada wanita mendapatkan tambahan vaskularisasi dari a. vaginalis. Pada bagian
fundus vesicae pada pria divaskularisasi oleh a. deferentialis dan pada wanita oleh a.
vaginalis dan a. vesicalis inferior. Sedangkan aliran vena nya akan bermuara pada plexus
venosus prostaticus & vesicalis yang akan bermuara pada v.hypogastrica.

VU mendapatkan persarafan simpatik (segmen Thoracal XI Lumbal II) dari Plexus


prostaticus & plexus vesicalis yang berasal dari plexus hipogastricus inferior. Persarafan
ini memberikan fungsi untuk menggiatkan m. spinchter interna dan menginhibisi m.
detrussor serta menghantarkan rasa nyeri dari VU. Selain itu VU juga mendapatkan
persarafan parasimpatik dari n. splanchnicus pelvicus Segmen Sacral II-IV. Perssarafan ini
memberikan fungsi untuk merelaksasi sfingter interna, menggiatkan m.detrussor,
menghantarkan peregangan dinding VU dan mengosongkan VU.
URETHRA
Urethra merupakan saluran yang menyalurkan urin dari Vesica Urinaria agar bisa keluar
dari tubuh. Terdapat perbedaan yang sangat nyata antara organ urethra pada laki-laki dan
perempuan.
URETHRA MASCULINA
Urethra pada pria memiliki panjang sekitar 20-25cm. Selain berfungsi untuk mengeluarkan
urin, urethra masculine juga berfungsi untuk mengeluarkan cairan semen. Urethra masculine
terbagi atas 3 bagian , yakni :

Urethra pars prostatica


Sesuai dengan namanya, urethra pars prostatica ini terletak di dalam Prostat. Urethra pars
prostatica memiliki panjang sekitar 3 cm. DI dalam prostat, urethra menerima sepasang ductus
ejaculatorius yang merupakan penyatuan antara ductus ekskretorius dan ductus vesicular
seminalis. Selain itu, urethra pars prostatica juga mendapatkan muara dari ductus-ductus dari
kelenjar prostat itu sendiri.

Urethra pars membranosa


Urethra pars membranosa merupakan bagian urethra yang paling pendek (1-2cm) dan juga
paling sempit. Urethra pars membranosa terbentang dari apex prostat sampai ke bulbus
penis. Urethra pars membranosa terletak di dalam diaphragma pelvis (diaphragma
urogenitalia). Urethra bagian ini berdinding tipis dan dikelilingi oleh m. sfingter urethra
externa dan merupakan bagian yang mudah robek saat dilakukan kateterisasi urin.

- Urethra pars spongiosa


Urethra pars spongiosa merupakan bagian urethra yang terpanjang (15 cm) terletak di dalam
bulbus penis, corpus spongiosum dan glans penis. Urethra pars spongiosa juga dimuarai
oleh ductus glandula bulbourethralis dan lacuna urethralis yang merupakan muara dari
ductus glandula urethralis. Terdapat 2 buah pelebaran yakni fossa intrabulbaris (pelebaran
pada bulbus penis) dan fossa navicularis (pelebaran pada glans penis). Urethra pars
spongiosa kemudian akan berakhir pada Orificium (ostium) urethra externum (OUE) pada
glans penis.

Urethra masculine divaskularisasi oleh cabang dari a. vesicalis inferior, a. rectalis media,
dan a. urethralis. Urethra masculine mendapatkan persarafan dari n.pudendus dan plexus
prostaticus.

URETHRA FEMININA
Urethra pada wanita hanya berukuran 3,75 - 5cm, berbentuk lurus dan mudah diregangkan.
Karena alasan ini pulalah yang menyebabkan wanita sering mengalami Infeksi Saluran
Kemih (ISK). Urethra akan berakhir pada Orificium (Ostium) Urethra Externum (OUE)
pada vestibulum vagina.

MEKANISME BERKEMIH (MICTIO / MICTURITIO)


Urin sekitar 300-400ml pada VU -> peregangan dinding otot VU -> impuls saraf ke Medulla
Spinalis Segmen Sacralis 2, 3, 4 Otak -> Saraf Parasimpatis melalui n. splanchnicus pelvicus
-> dinding VU.

Diaphragma dan dinding anterior abdomen kontraksi -> Tekanan intraabdomen -> m.
pubococcygeus relaksasi -> cervix vesicae -> kontraksi m. detrussor vesicae ->
memendekkan urethra -> melebarkan dan membuka OUI -> utin keluar dari VU
Kontraksi m. pubococcygeus -> mengangkat cervix vesicae -> m. detrussor dan OUI relaksasi
-> urethra memanjang -> OUI menyempit dan menutup -> pengeluaran urin berhenti

Vaskularisasi Ginjal

Mendapatkan darah dari arteri renalis yang merupakan cabang dari aorta abdominalis.
Renal arteri ternagi menjadi 2 yaitu anterior dan posterior. Cabang posterior
memperdarahi segmen medial dari permukaan posterior sedangkan cabang anterior
memperdarahi kutub kranial dan kaudal dan seluruh permukaan anterior ginjal. Arteri
renal merupakan end arteri, jika terjadi kerusakan pada arteri ini menimbulkan
iskemia/nekrosis pada daerah yang dilayaninya.
Urutan vaskularisasi ginjal
arteri Renal - arteri interlobar - arteri arkuata - arteri interlobularis - arteri afferent -
glomerulus - arteri efferent

Selanjutnya darah keluar dari ginjal melalui vena renalis yang langsung masuk ke vena
cava infeior
Sistem Limfatik : mengalir menuju lnn lumbaris
Secara garis besar vaskularisasi ureter dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian ureter
proximal dan distal. Ureter bagian proximal akan mendapat vaskularisasi dari cabang-
cabang
aorta abdominalis, a. renalis, a. gonadalis, dan a. iliaca communis. Ureter bagian distal
akan mendapat vaskularisasi dari cabang-cabang a. iliaca communis, a. iliaca interna,
dan a. vesicalis superior. Posisi vasa-vasa yang memvaskularisasi ureter inilah yang
harus sangat diperhatikan saat melakukan pembedahan agar tidak membuat trauma
pada vasa-vasa tersebut.

Persarafan

Persarafan vesika urinaria berasal dari fleksus hipogastrika inferior. Serabut


ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis I dan II, yang berjalan turun ke
kandung kemih melalui fleksus hipograstikus. Serabut preganglion parasimpatis
yang keluar dari nervus splenikus yang berasal dari nevus sakralis II, III, dan IV
berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria.
Sebagian besar serabut aferen sensoris yang keluar dari kandung kemih menuju
system susunan saraf pusat melalui nervus splanknikus pelvikus berjalan bersama
saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk ke dalam segmen lumbal 1 dan
2 medula spinalis.

SISTEM PERSARAFAN KANDUNG KEMIH

Fungsi dari sistem urinaria bagian bawah adalah bergantung dari fungsi sistem persarafan dari
otak.Sistem persarafan dibagi menjadi system saraf pusat dan system saraf tepi.Sistem saraf
pusat mencakup otak dan medulla spinalis.Sistem saraf tepi mencakup saraf autonomic dan
somatik. Sistem saraf autonom tidak dibawah control kesadaran dan disebut system involunter.

Sistem saraf involunter mencakup, system saraf simpatis dan parasimpatis.Sistem saraf
simpatis yang berasal dari segmen thorakolumbal (T11-L2) dan sacral pada medulla spinalis
yang berjalan menuju ke ganglia mesentarika inferior (pleksus mesentarika inferior) lalu
menuju ke nervus hipogastrik atau nervus pelvikus yang berjalan pada rantai paravertebral
yang berada pada kandung kemih dan uretra.,Sistem saraf ini mengatur pengisian kandung
kemih melalui (1) merelaksasi otot kandung kemih sehingga dapat diisi oleh urin, dan (2)
mengkontraksikan sfingter uretra internal dalam mecegah urin memasuki uretra. Sistem saraf
parasimpatis yang berasal dari S2-S4 yang berjalan dari akral sacral dan nervus pelvikus yang
mnuju keganglia yang berada pada pleksus pelvikus dan dinding kandung kemih.Saraf
parasimpatis dapat menimbulkan keinginan untuk berkemih atau pengosongan kandung kemih
malalui (1) stimulasi otot kandung kemih untuk berkontraksi sehingga menyebabkan sensasi
berkemih dan (2) merelaksasi sfingter uretra internal yang menyebabkan urin masuk uretra.

Sistem saraf somatic mengirim signal ke sfingter uretra eksternal untuk mencegah kebocoran
urin atau untuk berelaksasi sehingga urin dapat keluar.

Fungsi sistem persarafan bergantung pada pelepasan zat kimiawi yang kita kenal dengan
neurotransmitter.Zat yang peling penting mempengaruhi kandung kemih adalah asetilkolin
(ACH) yang dilepaskan oleh akson parasimpatis postganglionic..Ketika ACH dilepas ia akan
menyebabkan otot-otot kandung kemih mengalami kontraksi.Pelepasan ACH ini diakibatkan
adanya stimulasi dari M3 reseptor muskarinik yang terdapat pada otot polos kandung
kemih.Pelepasan zat kimiawi ini mengatur respon dari sistem persarafan pada kandung
kemih.Selain asetilkolin, system saraf simpatis postganglionic juga melepaskan noradrenalin


yang diaktivasi oleh reseptor 3 adrenergik yang merelaksasikan otot polos kandung kemih

dan adanya aktivasi dari a1 adrenergik yang mengkontraksikan otot polos uretra.Akson somatic
dari nervu pudendus akan melepaskan ACH yang diakibatkan kontraksi oleh otot spinchter
eksterna yang diaktivasi oleh reseptor kolinergik nikotinik.

SISTEM PERDARAHAN

Suplai arteri pada kandung kemih bagian superior,media, dan inferior vesika berasal dari
anterior trunkus hipogastrik.Obturator dan arteri gluteal inferior yang juga memberikan suplai
pada cabang kecil visceral kandung kemih.Pada wanita ,cabang ini juga berasal dari arteri
uterin dan vagina. vena berasal dari pleksus yang berada dipermukaan inferior dan fundus dekat
prostat.

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

A. GENITALIA INTERNA WANITA


Gambar 1. Alat Reproduksi Internal Wanita
1) UTERUS
Uterus merupakan organ muskuler yang tebal, memiliki rongga dan berada diantara vesika
urinaria disebelah anterior dan rektum disebelah posterior, dalam keadaan normal posisi uterus
adalah anteversi dan antefleksi. Panjang uterus 7,5 cm dan lebar 4 5 cm, tebal 2,5 cm dengan
berat sekitar 57 gram.
Struktur makroskopik :
- Cervix : membentuk sepertiga bagian bawah uterus
- Istmus : bagian yang menyempit dengan tebal kira-kira 7 mm dan terletak diantara corpus uteri
dengan cervix uteri.
- Korpus : membentuk dua pertiga bagian dasar uterus, dan merupakan bagian uterus yang
terletak diatas cervix.
- Kornu : daerah pada uterus dimana tuba fallopi berinsersi. Lumen tuba fallopi ini bermuara
pada kavitas uteri.
- Fundus : bagian uterus yang terletak di atas dan diantara dua kornu.
- Kavitas : celah potensial yang berbentuk segitiga di bagian dalam uterus. Dinding uterus
secara normal saling berhimpit.
Gambar 2. Uterus dan Anexa (tampak anterior)

Struktur mikroskopik :
- Endometrium : lapisan membrane mukosa yang mempunyai aktivitas sekretoris. Karena
endometrium dipengaruhi oleh hormone ovarium maka gambarannya bervariasi dari hari ke
hari siklus menstruasi. Ketebalan pasca menstruasi dini 1 2 mm dan menjelang menstruasi
4 7 mm.
- Miometrium : merupakan otot yang menyusun bagian terbesar uterus selama masa kehidupan
seksual aktif. Serabut otot involunter saling bercampur dengan jaringan areolar, pembuluh
darah, saluran limfa dan serabut saraf. Serabut otot sirkuler di bagian dalam dan otot
longitudinal di bagian luar berlanjut sebagai serabut otot sirkuler involunter membentuk
ligamentum penggantung uterus, memasuki uterus untuk menyatu dengan serabut-serabut
longitudinal dan sirkuler di sana. Semua serabut tersebut saling bersilangan membentuk spiral
yang berjalan searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam, tetapi membentuk lingkaran
padat disekelilingi kornu dan cervix.
- Perimetrium atau peritoneum : melapisi uterus dengan halus dan hampir menutupi seluruh
uterus. Daerah yang tidak tertutup oleh perimetrium adalah daerah cervix dan daerah sempit
pada dinding lateral uterus. Perimetrium melekat erat pada uterus, kecuali pada bagian istmus,
perlekatan yang longgar di sini peritoneum membentuk excavatio vesicouterina. Di posterior
peritoneum membentuk cavum douglasi (excavatio rectouterina).

Vascularisasi
Arteria ovarica di kanan dan di kiri yang berasal dari aorta abdominalis memvaskularisasi
fundus uteri. Kedua arteri ovarica ini berjalan ke bawah untuk bertemu dengan arteria uterina
pada sisi yang sama.
Arteria uterina sebelah kanan dan sebelah kiri mencapai uterus pada setinggi ostium internum,
dan memberikan cabang-cabangnya untuk memasok darah bagi corpus uteri maupun cervix
dan vagina.
Drainase vena menuju ke dalam vena ovarica yang menuju ke vena cava inferior di sisi kanan
dan ke dalam vena renalis di sisi kiri.

Drainase limfatik
Drainase limfatik menuju ke lymphonodi iliaci dan sacrales.

Inervasi
Inervasi uterus melalui saraf simpatis dan parasimpatis dari pleksus Lee-Frankenhouser
(sacralis).

Penopang
- Ligamentum teres uteri (Round) : terutama tersusun oleh jaringan fibrosa, berperan
mempertahankan uterus pada posisinya yang anteversi dan antefleksi. Ligamentum ini
terbentang dari kornu pada kedua sisi uterus berjalan ke bawah dan berinsersi pada jaringan
labium majus. Walaupun demikian ligament tersebut tetap memberikan kemungkinan gerak ke
atas yang cukup bagi uterus pada waktu vesica urinaria mengembang (distensi).
- Ligamentum latum (Broad) ; bukan merupakan ligamentum yang sebenarnya, tetapi
merupakan lipatan peritoneum yang meluas ke lateral antara uterus dan dinding samping pelvis.
- Ligamentum cardinal, ligamentum pubocervicale dan ligamentum uterosacrale : walaupun
sebagai ligamentum penunjang cervix tetapi juga menunjang uterus, peregangan ligament ini
secara berlebihan akan menyebabkan prolapsus uteri. Ligament ini tersusun atas lembaran-
lembaran fascia pelvis yang menebal, serabut otot dasar pelvis dan uterus. Ligamentum
pubocervicale terutama bertanggung jawab untuk mempertahankan sudut antara cervix dan
dataran horizontal.
Hubungan
- Anterior : seperti pada cervix. Usus (intestinum) terletak di atas vesika urinaria dan di depan
corpus uteri.
- Posterior : berhubungan dengan cervix, tuba fallopi, ovarium dan ligamentum teres uteri.
- Superior : intestinum
- Inferior : vagina

2) CERVIX
Cervix merupakan bagian dari uterus, namun struktur dan fungsinya berbeda dengan corpus
uteri. Cervix membentuk sepertiga bagian bawah uterus dan merupakan bagian bawah isthmus
yang meliputi ostium internum dan ostium eksternum. Canalis cervicis berbentuk fusiformis
dan cervix secara keseluruhan berbentuk barrel. Ukuran uterus orang dewasa panjangnya 2,5
cm dan membentuk sepertiga panjang seluruh uterus.

Gambar 3. Alat reproduksi wanita

Struktur makroskopik
- Portio supra vaginalis : bagian dari cervix yang terletak di luar dan di atas vagina. Di superior
(atas) bagian tersebut bertemu dengan corpus uteri pada isthmus.
- Portio infra vaginalis : bagian dari cervix yang menonjol ke dalam vagina.
- Ostium internum : bermuara ke dalam cavitas uteri. Ostium internum ini mengalami dilatasi
pada saat persalinan.
- Ostium eksternum : bermuara pada vagina di ujung bawah canalis cervicis. Pada pemeriksaan
pelvis, ostium eksternum ini ditemukan setinggi tepi atas symphysis pubis.
- Canalis cervicis : terletak antara ostium internum dan ostium eksternum.

Struktur mikroskopik
Terdiri atas tiga lapisan :
- Endometrium : lapisan dalam,mengandung kelenjar resemosa, beberapa diantara kelenjar ini
mempunyai silia yang memudahkan lewatnya spermatozoa. Jaringan tersebut tersusun dalam
lipatan-lipatan yang disebut arbor vitae, lipatan-lipatan yang memungkinkan terjadinya dilatasi
cervix tanpa trauma.
- Otot : serabut-serabut otot involunter bercampur dengan jaringan kolagen padat yang
menyebabkan cervix bersifat fibrosa. Rata-rata kandungan otot kira-kira 10%.
- Peritoneum : menutup bagian cervix yang terletak diatas vagina. Peritoneum ini menutup
secara longgar di daerah peritoneum membalik (mengalami refleksi atau pelipatan) ke atas di
atas vesika urinaria. Keadaan demikian memungkinkan baik vesika urinaria maupun uterus
dapat mengubah letaknya sesuai dengan yang dikehendaki. Portio vaginalis cervix mempunyai
selubung luar yang terdiri atas epitel berlapis yang merupakan lanjutan epitel yang melapisi
vagina. Epitel ini sedikit melanjutkan diri ke dalam canalis cervicis untuk bertemu dengan
endometrium cervix pada batas skuamokolumer yang merupakan tempat paling umum untuk
kanker cervix.
Vaskularisasi
Vaskularisasi oleh arteria uterine, dan drainase venosanya melewati vena-vena uterine.

Drainase limfatik
Ke dalam lymphonodi iliaci interni dan lymphonodi sacrales.

Inervasi
Oleh saraf simpatis dan parasimpatis dari plexus frankenhauser (plexus sacralis)

Penopang
- Ligamentum cervicale : meluas dari cervix ke dinding lateral pelvis.
- Ligamentum pubocervicale : berjalan ke depan dari cervix ke os pubis.
- Ligamentum uterosacrale : meluas dari cervix dan berjalan ke belakang sacrum.

Hubungan
- Anterior : excavatio vesicouterina peritoneum dan vesica urinaria.
- Posterior : excavation rectouterina dan rectum
- Lateral : ligamentum latum uteri dan ureter, yang disilangi oleh arteria uterine.

3) TUBA FALLOPII
Merupakan dua buah saluran muskuler, masing-masing tuba berasal dari cornus uteri, berjalan
ke kedua sisi dinding pelvis, kemudian membelok ke bawah dan ke belakang sebelum
mencapai dinding lateral pelvis. Kedua tuba ini terletak di dalam ligamentum latum. Tuba
fallopii berbentuk tubuler (seperti tabung). Lumen setiap tuba berhubungan dengan cavitas
uteri pada ujung proksimalnya, dan berhubungan dengan cavitas peritonealis pada ujung
distalnya. Dengan demikian terdapat hubungan langsung antara ostium vaginae pada vulva dan
cavitas peritonealis. Panjang masing-masing tuba kira-kira 10 cm, diameternya bervariasi pada
setiap tuba : pars interstitialis 1 mm, istmus 2,5 mm, ampulla dan infundibulum masing-masing
6 mm.
Struktur makroskopik
- Pars interstitialis : terletak dalam dinding uterus dan panjangnya 2,5 cm.
- Istmus : panjangnya 2,5 cm, merupakan bagian tuba fallopii yang paling sempit dan bekerja
sebagai reservoar spermatozoa karena suhunya lebih rendah pada daerah ini dibandingkan
dengan daerah lain tuba.
- Ampula : daerah yang membesar dan merupakan tempat biasa berlangsungnya fertilisasi.
Panjang ampula adalah 5 cm.
- Infundibulum atau ujung fimbriae : daerah ujung distal tuba yang membelok ke belakang dan
ke bawah, dan berakhir sebagai jonjot berbentuk seperti jari (fimbriae) yang mengelilingi
ostium.

Struktur mikroskopik
- Epitel bersilia : melapisi permukaan dalam tuba. Epitel tersebut mengalami perubahan jika
ovum yang mengalami fertilisasi tertanam di dalam tuba. Epitel tersebut tersusun sebagai
lipatan-lipatan yang disebut plicae yang dapat dilalui oleh ovum yang telah mengalami
fertilisasi untuk turun secara perlahan dengan memungkinkan epitel tersebut berkembang
dalam mempersiapkan implantasi ovum yang telah mengalami fertilisasi tersebut ke dalam
uterus. Di dalam ampulla terdapat susunan plicae yang lebih nyata.
- Jaringan ikat : terletak di bawah epitel.
Otot tersusun dalam dua lapis :
1. Lapisan dalam terdiri atas serabut otot involunter tersusun sirkuler involunter.
2. Lapisan luar terdiri atas serabut otot involunter tersusun longitudinal yang melanjutkan diri ke
dalam corpus uteri. Kerja peristaltic otot-otot ini yang terutama mendorong ovum ke dalam
uterus. Kontraksi serabut-serabut longitudinal menyebabkan fimbria lebih mendekati ovarium
pada saat ovulasi.
- Peritoneum : membungkus tuba dan tidak ada pada permukaan inferior tuba

Vaskularisasi
Pasokan darah berasal dari arteria uterine dan arteria ovarica ; kembalinya darah vena dialirkan
lewat vena-vena yang sesuai. Infundibulum mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak
yang saling menyilang dengan serabut-serabut otot.

Drainase limfatik
Drainase limfatik menuju ke dalam lymponodi lumbales.

Inervasi
Inervasinya berasal dari pleksus ovaricus.

Penopang
Dilakukan oleh ligamentum infundibulopelvicum. Ligamentum ini dibentuk dari lipatan-
lipatan ligamentum latum dan berjalan dari infundibulum tuba ke dinding lateral pelvis.
Hubungan
- Anterior, posterior, superior : cavitas peritonealis dan intestinum.
- Inferior : ligamentum latum dan ovarium
- Lateral : ligamentum infundibulopelvicum dan ligamentum teres uteri.
- Medial : uterus.

Gambar 4. Tuba falopii

4) OVARIUM
Merupakan sepasang organ yang kecil berbentuk seperti buah kenari berwarna putih dan
permukaannya bergerigi, kedua ovarium terletak di dalam cavitas peritonealis pada cekungan
kecil di dinding posterior ligamentum latum. Kedua ovarium terletak pada ujung tuba fallopii
yang mengandung fimbriae pada kira-kira setinggi pintu masuk pelvis. Ukuran 3 cm x 2 cm x
1 cm, beratnya 5-8 gr.

Gambar 5. Ovarium

Struktur makroskopik
Strukturnya bervariasi, bergantung pada umur wanita :
- Lahir sampai pubertas : ovarium ini licin dan halus, warnanya putih dan konsistensinya agak
padat.
- Fase menstruasi : antara pubertas dan menopause kedua ovarium tersebut lebih besar dan
permukaannya agak ireguler, lebih menyerupai walnut dan tidak seperti buah kenari.
- Fase postmenopause: ovarium menjadi lebih kecil dan mengkerut dan ditutupi oleh jaringan
parut setelah bulan demi bulan sebelumnya folikel de graaf pecah.

Struktur mikroskopik
- Epithelium germinativum : nama lain untuk peritoneum yang menutupi ovarium.
- Tunica albuginea ; merupakan selubung luar fibrosa yang keras.
- Cortex : terutama terdiri atas stroma jaringan fibrovaskuler tempat folikel de graaf terkubur.
Folikel-folikel ini masing-masing berisi ovum dan dapat ditemukan dalam berbagai tingkat
perkembangan. Corpus luteum adalah jaringan parut yang terbentuk setelah folikel pecah.
Dengan demikian cortex merupakan bagian fungsional pada ovarium.
- Medulla : bagian tengah dan tempat masuknya pembuluh darah, limfa, dan saraf. Medulla
terutama terdiri atas jaringan fibrosa dan elastic.

Vaskularisasi
Darah berasal dari arteria ovarica, dan drainase vena menuju ke vena-vena ovarica.

Drainase limfatik
Drainase limfatik menuju ke dalam lymphonodi lumbales.

Inervasi : Pleksus ovaricus

Penopang
Berupa fossa tempat ovarium terletak. Perlekatan antara ovarium dengan ligament latum
melalui mesovarium. Ligamentum latum yang meluas dari tuba fallopii dan ovarium disebut
mesosalpinx.
Hubungan
- Anterior : ligamentum latum
- Lateral : tuba falopii

5) VAGINA
Vagina merupakan saluran potensial yang terbentang dari vulva ke uterus. Vagina berjalan ke
atas dan ke belakang sejajar dengan pintu masuk pelvis. Vagina dikelilingi dan ditopang oleh
otot-otot dasar pelvis. Bentuknya seperti pipa. Bagian dinding belakang vagina lebih panjang
dibanding dengan dinding depan apabila uterus anteversi. Panjang dinding depan kira-kira 7,5
cm, dan dinding belakang kira-kira 11,5 cm, apabila uterus dalam keadaan retroversi maka
ukuran tersebut adalah sebaliknya.

Struktur makroskopik
Karena cervix menonjol ke dalam maka terbentuk 4 fornix berdasarkan letaknya fornix tersebut
disebut fornix anterior, posterior, dan lateral ; fornix posterior merupakan fornix yang terluas.
Pada ostium externum vaginae, muara tersebut ditutupi oleh hymen (selaput dara) dan apabila
hymen robek maka yang dijumpai bkn hymen melainkan caruncula myrtiformis atau caruncula
hymenalis.

Struktur mikroskopik
- Epitel skuamosa : suatu jenis kulit yang mengalami modifikasi dan membentuk lapisan dalam
vagina.
- Jaringan ikat vaskuler
- Dinding otot yang tersusun menjadi dua lapisan dari serabut otot involunter yaitu serabut-
serabut sirkuler bagian dalam dan serabut-serabut longitudinal bagian luar.
- Fascia dibentuk dari jaringan ikat longgar yang merupakan bagian dari jaringan seluler pelvis.
Dinding vagina tidak halus, tetapi terdapat lipatan-lipatan transversal yang disebut rugae, yang
memungkinkan vagina dapat meregang.

Vaskularisasi
Berasal dari arteri vaginalis dan arteri uterine yang merupakan cabang arteri iliaca interna,
membentuk plexus (anyaman) yang mengelilingi vagina. Drainase venosa melalui vena-vena
yang sesuai.

Drainase limfatik
Drainase limfatik dari sepertiga bagian bawah vagina menuju ke lymphonodi inguinales
sedangkan dua pertiga bagian atas menuju lymphonodi iliaci externi.

Inervasi
Saraf simpatis dan parasimpatis dari plexus Lee-Frankenhauser (plexus sacralis) menginervasi
bagian vagina yang terletak di atas musculi levators ani. Nervus pudendus menginervasi daerah
vagina bagian bawah.

Hubungan
- Anterior : dasar vesika urinaria terletak pada setengah bagian atas. Urethra terkubur pada
setengah bagian bawah vagina.
- Posterior : cavum douglasi ( sebelah atas ), rectum (dicentral), corpus perinealis (di bagian
bawah)
- Lateral : musculus pubococcygeus di sebelah bawah
- Inferior : struktur vulva
- Superior : cervix uteri
Terdapat media yang asam di dalam vagina yang dihasilkan oleh bacillus doederlein, yang
merupakan mikroorganisme normal di dalam vagina. Bacillus doederlein bekerja mengubah
glikogen pada dinding vagina menjadi asam laktat. Jumlah glikogen pada dinding vagina
dipengaruhi oleh siklus hormone ovarium. pH normal cairan vagina berkisar antara 3,8 sampai
4,5. Medium asam akan menghancurkan organism pathogen, tetapi apabila bacillus tersebut
tidak ada atau berkurang maka keasaman vagina akan berubah sehingga terjadi vaginitis.

1. GENITALIA EKSTERNA WANITA


Organ genital eksterna wanita secara kolektif dikenal sebagai vulva dan meliputi semua
struktur yang terlihat diantara pubis sampai perineum yaitu :
1) Mons Pubis ( mons veneris ) : suatu bantalan jaringan lemak yang ditutupi oleh kulit, yang
terletak diatas sympysis pubis. Setelah pubertas akan ditumbuhi rambut (pubis).
2) Labia majora (tunggal : Labium Majus) : Terdiri dari 2 buah lipatan kulit memanjang dari
mons pubis kearah postero-inferior dan menyatu dibagian posterior membentuk commisura
posterior. Secara morfologis struktur ini identik dengan skrotum pada laki-laki.
3) Labia minora (tunggal : Labium Minus) : dua lipatan kulit yang berwarna merah muda yang
lebih kecil terletak memanjang di bagian dalam labia majora. Kedua labia minora ini halus
tidak tertutup oleh rambut, tetapi mengandung sejumlah glandula sudorifera dan glandula
sebasea. Daerah yang ditutupi oleh kedua labia minora ini disebut vestibulum. Masing-masing
labium minus terbagi menjadi dua lipatan di bagian anterior . Lipatan bagian atas mengelilingi
klitoris dan bertemu untuk membentuk prepusium. Dua lipatan bagian bawah melekat pada
permukaan bawah klitoris dan disebut frenulum. Di bagian posterior kedua labia minora
bertemu untuk membentuk lipatan tipis yang disebut fossa vestibuli vaginae (fourchette).
4) Klitoris : merupakan struktur kecil, sangat sensitive (peka) dan erektil yang terletak di dalam
lipatan preputium dan frenulum. Klitoris terdiri dari 2 buah corpus cavernosa yang terletak
berdampingan satu sama lain dan memanjang ke belakang untuk melekat pada periosteum dari
corpus ossis pubis. Klitoris merupakan struktur yang dapat disetarakan dengan penis pada pria,
tetapi pada klitoris tidak terdapat urethra.
Gambar 6. Alat reproduksi wanita bagian luar
5) Vestibulum
Vestibulum merupakan cekungan memanjang antara labia minor dan orifisium vaginae. Lokasi
klitoris berada dibagian ujung anterior vestibulum yang berbentuk segitiga. Terdapat 6 muara
pada vestibulum:
- Meatus urethra : juga dikenal sebagai istium urethrae externum, dan muara ini terletak 2,5 cm
di bawah klitoris.
- Dua ductus skene : muara kedua tubuli skene yang berjalan sejajar dengan urethra sepanjang
kira-kira 6 mm, dan kemudian bermuara pada kedua sisi ostium urethrae externum.
- Ostium vaginae : juga disebut introitus vaginae, dan ini menempati dua pertiga bagian bawah
vestibulum. Pada gadis (virgo intacta) ostium vaginae ini ditutupi oleh hymen, yaitu suatu
membrane (selaput) berlubang-lubang yang dapat dilewati darah menstruasi. Hymen akan
sobek saat koitus (hubungan seksual) dan laserasi lebih lanjut terjadi pada saat melahirkan, dan
sisa-sisa robekan tersebut dikenal sebagai caruncula myrtiformis atau caruncula hymenales.
- Dua ductus glandula Bartholini : glandula bartholini ini terletak dikedua sisi vagina, berada
pada ligamentum triangulare, bentuk dan besar kelenjar ini sebanding dengan kacang kapri,
dan terdiri atas glandula racemosa dan mensekresi mucus. Ductusnya merupakan muara
kelenjar tersebut, dan bermuara di luar hymen sehingga sekresi kelenjar tersebut akan
mempertahankan genital eksterna tetap lembab.

Vaskularisasi
Arteri pudenda yang merupakan cabang arteri femoralis memberikan vaskularisasi ke genital
eksterna. Drainase vena melalui vena-vena yang sesuai.

Drainase lymphatic
Sebagian drainasenya menuju ke lymphonodi inguinales dan sebagian ke lymphonodi iliaci
externi.

Inervasi
Cabang nervus pudendus dan nervus perinealis yang memberikan inervasi ke vulva.

Gambar 7. Alat Reproduksi Ekternal Wanita

2. PELVIS DAN PERINEUM PADA WANITA


Panggul wanita terdiri dari :
I. Bagian keras yang dibentuk oleh empat buah tulang:
- 2 tulang pangkal paha (os coxae)
- 1 tulang kelangkang (os sacrum)
- 1 tulang tungging (os coccygis)

II. Bagian lunak : diafragma pelvis, dibentuk oleh :


1) Pars muskularis levator ani, yang terdiri dari :
- Muskulus pubococcygeus dari os pubis ke septum anococcygeum
- Muskulus iliococcygeus, dari arkus tendineus muskulus levator ani ke os coccygis dan septum
anococcysigeum
- Muskulus ischiococcygeus dari spina ischiadica ke pinggir os sacrum dan os coccygis.
2) Pars membranesa
a) Hiatus urogenitalis
- Terletak antara kedua muskulus pubococcygeus
- Berbentuk segitiga
b) Difragma urogenitalis
- Menutupi hiatus urogenitalis
- Di bagian depannya ditembus oleh uretra dan vagina
3) Regio perineum
Merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul terbagi menjadi :
a) Bagian anal (sebelah belakang)
Terdapat muskulus sfingter ani eksternum yang mengelilingi anus dan liang senggama bagian
bawah
b) Regio urogenitalis
Terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus transverses perinea superfisialis.

Tulang pangkal paha (os coxae)


Terdiri dari tiga buah tulang yang berhubungan satu dengan lainnya pada asetabulum, yaitu
mangkok tempat dari tulang paha (kaput femoris). Ketiga tulang tersebut adalah tulang usus
(os ilium), tulang duduk (os ischium), dan tulang kemaluan (os pubis).
1) Tulang usus (os ilium)
- Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang panggul
- Batas atasnya merupakan penebalan tulang yang disebut Krista iliaca
- Ujung depan dan belakang Krista iliaca menonjol : spina iliaca anterior superior dan spina
iliaca posterior superior
- Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam tulang usus (os ilium) yang membagi pelvis
mayor dan pelvis minor disenut linea innominata (linea terminalis)
- Linea terminalis merupakan bagian dari pintu atas panggul
2) Tulang duduk (os ischium)
- Terdapat di sebelah bawah tulang usus
- Pinggir belakangnya menonjol : spina ischiadica
- Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, yang mendukung badan saat duduk disebut tuber
ischiadicum .
3) Tulang kemaluan (os pubis)
- Terdapat di sebelah bawah dan depan tulang usus
- Dengan tulang duduk dibatasi foramen obturatum
- Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus : ramus superior ossis pubis

Tulang selangkang (os sacrum)


Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar di bagian atas dan mengecil di bagian bawahnya.
Tulang kelangkang terletak di antara kedua tulang pangkal paha yang terdiri dari dan
mempunyai ciri:
- Terdiri dari lima ruas tulang yang berhubungan erat
- Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas ke bawah dan dari kanan maupun kiri
- Di kanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui saraf: foramina sacralia
anterior
- Tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pinggang ruas kelima
- Tulang kelangakang yang paling atas mempunyai tonjolan besar ke depan disebut
promontorium
- Ke samping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui artikulasio
sacro-iliaca
- Ke bawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang tungging (os coccygis)
Tulang tungging (os coccygis)
- Bentuk segitiga dengan ruas 3 sampai 5 buah dan bersatu
- Pada saat persalinan tulang tungging dapat didorong ke belakang sehingga memperluas jalan
lahir.

Kesatuan tulang pangkal paha


Tulang panggul yang terdiri dari empat buah tulang berhubungan erat melalui persendian. Di
samping persendian, tulang panggul dihubungkan oleh jaringan ikat berupa ligamentum
sehingga seluruhnya merupakan dan membentuk jalan lahir yang kuat.
Tulang pangkal paha yang membentuk panggul kecil (pelvis minor) berhubungan dengan
tulang kelangkang melalui artikulasi sacro-iliaca. Jaringan ikat yang menghubungkan tulang
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Permukaan belakang tulang kelangkang ke tulang usus
- Ligamentum sacro-iliaca posterior
b) Permukaan depan tulang kelangkang ke tulang usus
- Ligamentum sacro-iliaca anterior
- Ligamentum iliolumbalis
- Ligamentum sacro-iliaca interossea
c) Tulang kelangkang ke spina ischiadica
- Ligamentum sacrospinosum
d) Tulang kelangkang ke tuber ossis ischiadica
- Ligamentum sacrotuberosum
e) Tulang pangkal paha kanan dan kiri dihubungkan oleh Simfisis pubis

Perbandingan tulang pelvis antara pria dengan wanita


Tulang pelvis Pria Wanita
Struktur umum lebih tebal dan berat tipis dan ringan
Pelvis mayor dalam dangkal
Pelvis minor sempit dan dalam besar dan dangkal
Superior pelvic aperture bentuk jantung oval dan bulat
Inferior pelvic aperture tergolong kecil tergolong lebar
Pubic arch sempit lebar
Obturator foramen bulat oval
Acetabulum lebar kecil
Gambar 8. Pelvis pria Gambar 9. Pelvis wanita

Bentuk panggul wanita


Menurut Caldwell dan Molloy terdapat empat bentuk panggul pada wanita. Bentuk panggul ini
akan menentukan jalan lahir dan mekanisme persalinan.
Bentuk-bentuk tersebut adalah :
1. Panggul ginekoid ( bentuk yang paling ideal untuk melahirkan)
2. Panggul android
3. Panggul anthropoid
4. Panggul platipeloid

Gambar 10. Bentuk panggul

Pelvis Minor
Pelvis minor memiliki arti yang penting karena merupakan tempat alat reproduksi wanita dan
membentuk jalan lahir. Jalan lahir berbentuk corong dengan luas bidang yang berbeda-beda
sehingga dapat menentukan posisi dan letak bagian terendah janin yang melalui jalan lahir itu.
Ciri khas jalan lahir adalah sebagai berikut:
1) Terdiri dari empat bidang :
a. Pintu atas panggul
Berupa bulatan oval dengan panjang ke samping dan dibatasi oleh :
- Promontorium
- Sayap os sacrum
- Linia terminalis kanan dan kiri
- Ramus superior ossis pubis kanan dan kiri
- Pinggir atas simfisis pubis
Pada pintu atas panggul ditentukan tiga ukuran penting, yaitu ukuran muka belakang
(konyugata vera), ukuran lintang (diameter transversa), dan ukuran serong (diameter oblique).

b. Bidang terluas panggul


Membentang antara pertengahan simfisis menuju pertemuan tulang belakang (os sacrum)
kedua dan ketiga.
c. Bidang sempit panggul
Memiliki jalan terkecil jalan lahir, membentang setinggi tepi bawah simfisis menuju kedua
spina ischiadica dan memotong tulang kelangkang (os sacrum) setinggi 1 sampai 2 cm
d. Pintu bawah panggul
Terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang sama.
- Segitiga depan : dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi arkus pubis
- Segitiga belakang : dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi oleh ligamentum
sacrotuberosum kanan dan kiri.
2) Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan

3. PAYUDARA
Disebut juga glandula mammaria, yang merupakan alat reproduksi tambahan. Setiap payudara
terletak pada setiap sisi sternum dan meluas setinggi antara costa kedua dan keenam. Payudara
terletak pada fascia superficialis dinding rongga dada di atas musculus pectoralis major dan
dibuat stabil oleh ligamentum suspensorium. Masing-masing payudara berbentuk tonjolan
setengah bola dan mempunyai ekor (cauda) dari jaringan yang meluas keketiak atau axilla
(disebut cauda axillaris Spence).
Struktur makroskopis
- Cauda axillaris : jaringan payudara yang meluas ke arah axilla.
- Areola : daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi dan
masing-masing payudara bergaris tengah kira-kira 2,5 cm. di daerah areola ini terletak kira-
kira 20 glandula sebacea.
- Papilla mammae : terletak dipusat areola mamae setinggi costa ke 4. Papilla mammae merupakan
suatu tonjolan dengan panjang kira-kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil berpigmen dan
sangat peka. Permukaannya berlubang-lubang berupa ostium papillare yang merupakan muara
ductus lactifer, ductus lactifer ini dilapisi oleh epitel.

Struktur mikroskopik
Payudara terutama tersusun atas jaringan kelenjar tetapi juga mengandung sejumlah jaringan
lemak dan ditutupi kulit. Jaringan kelenjar ini dibagi menjadi kira-kira 18 lobus yang
dipisahkan satu sama lain oleh lembaran-lembaran jaringan fibrosa. Setiap lobus merupakan
satu unit fungsional yang tersusun atas :
- Alveoli : mengandung sel-sel yang menyekresi air susu yang disebut acini. Disekeliling setiap
alveolus terdapat sel-sel mioepitel yang kadang-kadang disebut sel keranjang (basket cell)
atau sel laba-laba (spider cell). Apabila sel-sel ini dirangsang oleh oleh oksitosin akan
berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke dalam ductus lactifer.
- Tubulus lactifer : saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.
- Ductus lactifer : saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus lactifer.
- Ampulla : bagian dari ductus lactifer yang melebar yang merupakan tempat menyimpan air susu.
Ampulla terletak di bawah areola.
Vaskularisasi
Suplai darah berasal dari arteria mammaria interna, arteria mammaria externa, dan arteria-
arteria intercostalis superior. Drainase vena melalui pembuluh-pembuluh yang sesuai, dan akan
masuk ke dalam vena mammaria interna dan vena axillaris.
Drainase lymfatik
Terutama ke dalam kelenjar axillaris, dan sebagian akan dialirkan ke dalam fisura portae hepar
dan kelenjar mediastinum. Pembuluh limfatik dari masing-masing payudara berhubungan satu
sama lain.
Persyarafan
Fungsi payudara terutama dikendalikan oleh aktivitas hormone, tetapi kulitnya dipersarafi oleh
cabang-cabang nervus thoracalis. Juga terdapat sejumlah saraf simpatis, terutama disekitar
areola dan papilla mammae.

Gambar 11. Payudara


B. ORGAN GENETALIA LAKI - LAKI
Gambar 12. Alat Reproduksi Pria

1. GENETALIA INTERNA PRIA


a. Testis
Testis merupakan gonad laki-laki yang dapat memproduksi sperma dan hormone reproduksi
(testosterone). Testis berada di dalam scrotum dan digantung oleh spermatic cord. Testis
sebelah kiri cenderung lebih rendah. Permukaan testis dilapisi oleh lapisan visceral tunika
vaginalis kecuali bagian testis yang menempel dengan epididymis dan spermatic cord. Testis
mempunyai lapisan luar berupa fibrosa yang kuat yang disebut tunika albuginea. Tunika
albuginea akan menebal membentuk mediastinum testis dan akan memanjang membentuk
septa. Septa membatasi lobula yang berada didalam testis. Testis dibagi menjadi 200-300
lobula, yang masing-masing lobula tersebut berisi 1-3 tubula seminiferous.
Setiap tubula mempunyai panjang sekitar 62 cm yang menggulung dan tersusun secara padat
di dalam testis. Bagian posterior tubula terhubung dengan plexus yang masuk ke dalam rete
testis yang kemudian akan penetrasi kedalam tunika albuginea di bagian atas testis. Setelah itu
menuju bagian head epididymis yang dibentuk oleh duktus eferen. Duktus eferen berfungsi
untuk membentuk satu tuba yang akan membentuk body dan tail epididymis.
Vaskularisasi:
Arteri : berasal dari abdominal aorta yang akan bercabang menjadi arteri testicular. Arteri tersebut akan
bercabang dan berhubungan dengan arteri duktus deferen.
Vena : membentuk pampiniform plexus dari bagian anterior duktus deferens dan mengelilingi testis.
Pampiniform plexus berfungsi sebagai thermoregulatory, yaitu penjaga temperatur testis agar
konstan. Vena testicular kanan akan menuju vena kava inferior, sedangkan vena testicular kiri
akan masuk ke vena renal kiri.

b. Epididymis
Merupakan pipa halus yang berkelok-kelok, masing-masing panjangnya 6 meter, yang
menghubungkan testis dan vas deferens. Epididymis adalah struktur perpanjangan dari bagian
posterior testis. Duktus eferen yang berasal dari testis memindahkan sperma yang baru dibuat
menuju epdidymis. Epididymis dibentuk oleh duktus epididymis yang kecil dan melilit secara
padat. Saluran tersebut akan menjadi lebih kecil ketika melalui bagian atas epididymis (head
of epididymis). Epididymis berfungsi sebagai tempat pematangan, penyimpanan dan sekresi.
Epididymis terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
- Head of epididymis : dibentuk oleh lobule yang berisi 1214 duktus eferen.
- Body of epididymis
- Tail of Epididymis : bagian epididymis yang akan menuju vas deferens.

c. Ductus deferens
Merupakan perpanjangan saluran epididymis. Duktus deferens mempunyai dinding otot yang
tebal dengan lumen yang halus sehingga memberikan struktur yang kuat. Dimulai dari bagian
tail of epididymis yang terletak di ujung bawah testis. Merupakan komponen utama spermatic
cord. Masuk ke dinding anterior abdomen melalui inguinal canal. Berakhir dengan menyatu
dengan duktus vesika seminalis untuk membentuk duktus ejakulatori. Bagian ujung duktus
deferens akan membesar yang disebut Ampulla.

Vaskularisasi:
Arteri : berasal dari arteri vesical superior yang akhirnya akan menyatu dengan arteri testicular.
Vena : berasal dari vena testicular, termasuk plexus pampiniform. Bagian ujungnya menuju vena
vesicular plexus atau vena prostatic plexus.

d. Seminal gland
Vesika seminalis mempunyai struktur memanjang yang berada diantara bagian fundus bladder
dan rectum. Vesika seminalis berada di atas kelenjar prostat dan tidak menyimpan sperma. Ia
hanya mensekresikan cairan kental yang bersifat alkali, kelenjar tersebut juga mengandung
fruktosa (sebagai sumber energy untuk sperma) yang akan dicampurkan dengan sperma ketika
melewati duktus ejakulatori dan uretra.

Vaskularisasi:
Arteri : berasal dari arteri vesical inferior dan middle rectal arteries.
Vena : mengiringi arteri

e. Ejaculatory ducts
Merupakan pembuluh kecil yang berasal dari gabungan duktus vesika seminalis dan duktus
deferens. Duktus ejakulatori mempunyai panjang sekitar 2,5 cm. Walaupun saluran ini melalui
kelenjar prostat, namun sekresi prostat tidak bercampur dengan cairan seminal sampai duktus
ejakulatori berakhir di prostatic urethra.

Vaskularisasi:
Arteri : arteri yang berasal dari duktus deferens
Vena : bergabung dengan vena prostatic plexus dan vesical plexus

f. Kelenjar prostat
Prostat merupakan kelenjar berbentuk piramida terbalik yang dibungkus oleh kapsul fibro-
muskuler yang terletak di inferior dari kandung kemih. Berat normalnya: 18-20 gram, di
dalamnya terdapat uretra pars posterior yang panjangnya 2,5 cm, ukuran prostat 3,5 cm pada
potongan transversal basis dan 2,5 cm pada potongan vertikal dan antero-posterior. Jaringan
penyangga prostat di bagian depan adalah ligamentum puboprostatikum dan di sebelah inferior
oleh diafragma urogenital. Prostat di bagian belakang ditembus duktus ejakulotorius yang
berjalan oblique sampai menembus veromontanum pada dasar uretra pars prostatika, tepat
diproksimal dari sfinkter uretra eksterna.
Secara makroskopis prostat terdiri dari otot polos dan jaringan ikat, organ ini menghasilkan
sekret yang memberikan bau khas pada semen.
Bagian-bagiannya :
- Apex : bagian terbawah dari prostat, terletak kira-kira 12 cm posterior dari tepi bawah
symphisis pubis.
- Basis : bagian prostat yang terletak pada bidang horisontal setinggi pertengahan symphisis
pubis.
- Permukaan inferolateral : bagian yang convex yang dipisahkan dari facies superior diafragma
urogenital oleh plexus venosus.
- Permukaan anterior: dipisahkan dari symphisis oleh jaringan lemak retro pubic legamentum
pubo-prostatikum medialis melekat pada permukaan anterior ini.
- Permukaan posterior : datar dan berbentuk segitiga dimana terdapat median groove,
permukaan posterior ini dapat diraba dengan colok dubur.

Lobus prostat
Menurut klasifikasi dari Lowsley, prostat dibagi menjadi 5 lobos, yaitu :
- Lobus anterior
- Lobus posterior
- Lobus medialis
- Lobus lateral kanan
- Lobus lateral kiri

Secara mikroskopis
Prostat terdiri dan 30-50 kelenjar tubulo-alveolur bercabang yang mengeluarkan sekretnya
kedalam uretra pars prostalika pada saat ejakulasi. Prostat dibungkus kapsul fibro-elastik yang
banyak mengandung otot polos, epithel pseudo komplek atau selapis silindris sampai kuboid
rendah, tergantung sekresi kelenjar, lamina basalis tipis, dibawahnya terdapat jaringan ikat dan
otot polos.
Saluran prostat mengeluarkan cairan berwarna putih seperti susu dan merupakan 20%
dari keseluruhan cairan semen. Kelenjar prostat berperan dalam aktivasi sperma.
Vaskularisasi:
Arteri : berasal dari arteri iliac internal khususnya arteri vesical inferior, internal pudendal dan middle
rectal arteries.
Vena : membentuk prostatic plexus yang berasal dari vena iliac internal. Vena tersbut akan menuju
vena vesical plexus.
Lymphe : Aliran lympe dari prostat sebagian besar dialirkan ke Inn. iliaca interna, tetapi sebagian ada
yang masuk ke Inn iliaca externa.

Gambar 13. Alat Reproduksi Pria

g. Bulbourethral glands
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar kecil kira-kira sebesar kacang
kapri, berwarna kuning, terletak tepat dibawah prostat. Saluran kelenjar ini panjangnya kira-
kira 3 cm, dan bermuara ke dalam uretra sebelum mencapai bagian penis. Sekresi dari glandula
bulbourethralis ini ditambahkan ke dalam cairan seminal. Glandula bulbourethralis
mengeluarkan sedikit cairan bersifat alkali atau basa sebelum ejakulasi dengan tujuan untuk
melumasi penis sehingga mudah masuk ke dalam vagina.

2. GENETALIA EKSTERNA PRIA


a. Scrotum
Scrotum adalah struktur yang tertutup oleh kulit dan merupakan tempat bergantungnya penis.
Scrotum dibagi oleh septum yang terdiri dari jaringan fibrosa menjadi dua ruangan yang
masing-masing berisi 1 testis, satu epididymis, dan bagian permulaan vas deferen. Scrotum
berjumlah sepasang, yaitu scrotum kanan dan scrotum kiri. Di antara scrotum kanan dan
scrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot
dartos berfungsi untuk menggerakan scrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di
dalam scrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut
yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar
kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang
stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.

b. Penis

Gambar 14. Penis


Penis terdiri dari akar (menempel pada dinding perut), badan (merupakan bagian tengah dari
penis), dan Glands penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Dasar glands penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan
(preputium) membentang mulai dari korona menutupi glands penis.
Badan penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di
bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah
yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis
dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah
dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh
darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Kedua korpus kavernosa ini diliputi oleh jaringan ikat yang disebut tunica albuginea, satu
lapisan jaringan kolagen yang padat dan di luarnya ada jaringan yang kurang padat yang
disebut fascia buck. Korpus kavernosa terdiri dari gelembung-gelembung yang disebut
sinusoid. Dinding dalam atau endothel sangat berperan untuk bereaksi kimiawi untuk
menghasilkan ereksi. Ini diperdarahi oleh arteriol yang disebut arteria helicina. Seluruh
sinusoid diliputi otot polos yang disebut trabekel. Selanjutnya sinusoid berhubungan dengan
venula (sistem pembuluh balik) yang mengumpulkan darah menjadi suatu pleksus vena lalu
akhirnya mengalirkan darah kembali melalui vena dorsalis profunda dan kembali ke tubuh.
Persyarafan
Penis dipersyarafi oleh 2 jenis syaraf yakni syaraf otonom (para simpatis dan simpatis) dan
syaraf somatik (motoris dan sensoris). Syaraf-syaraf simpatis dan parasimpatis berasal dari
hipotalamus menuju ke penis melalui medulla spinalis (sumsum tulang belakang).
Khusus syaraf otonom parasimpatis ke luar dari medulla spinalis (sumsum tulang belakang)
pada kolumna vertebralis di S2-4. Sebaliknya syaraf simpatis ke luar dari kolumna vertebralis
melalui segmen Th 11 sampai L2 dan akhirnya parasimpatis dan simpatis menyatu menjadi
nervus kavernosa. Syaraf ini memasuki penis pada pangkalnya dan mempersyarafi otot- otot
polos
Syaraf somatis terutama yang bersifat sensoris yakni yang membawa impuls (rangsang) dari
penis misalnya bila mendapatkan stimulasi yaitu rabaan pada badan penis dan kepala penis
(glans), membentuk nervus dorsalis penis yang menyatu dengan syaraf-syaraf lain yang
membentuk nervus pudendus.
Syaraf ini juga berlanjut ke kelumna vertebralis (sumsum tulang belakang) melalui kolumna
vertebralis S2-4. Stimulasi dari penis atau dari otak secara sendiri atau bersama-sama melalui
syaraf-syaraf di atas akan menghasilkan ereksi penis.

Vaskularisasi
Pendarahan untuk penis berasal dari arteri pudenda interna lalu menjadi arteria penis communis
yang bercabang 3 yakni 2 cabang ke masing-masing yakni ke korpus kavernosa kiri dan kanan
yang kemudian menjadi arteria kavernosa atau arteria penis profundus yang ketiga
ialah arteria bulbourethralis untuk korpus spongiosum. Arteria memasuki korpus kavernosa
lalu bercabang-cabang menjadi arteriol-arteriol helicina yang bentuknya berkelok-kelok pada
saat penis lembek atau tidak ereksi. Pada keadaan ereksi, arteriol-arteriol helicina mengalami
relaksasi atau pelebaran pembuluh darah sehingga aliran darah bertambah besar dan cepat
kemudian berkumpul di dalam rongga-rongga lakunar atau sinusoid. Rongga sinusoid
membesar sehingga terjadilah ereksi.
Sebaliknya darah yang mengalir dari sinusoid ke luar melalui satu pleksus yang terletak di
bawah tunica albugenia. Bila sinusoid dan trabekel tadi mengembang karena berkumpulnya
darah di seluruh korpus kavernosa, maka vena-vena di sekitarnya menjadi tertekan. Vena-vena
di bawah tunica albuginea ini bergabung membentuk vena dorsalis profunda lalu ke luar dari
Corpora Cavernosa pada rongga penis ke sistem vena yang besar dan akhirnya kembali ke
jantung.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.


Anonim. Breast. http://en.wikipedia.org/wiki/Milk_line (akses 5 Oktober 2011)
Arianto, 2004. Anatomi Payudara dan Fisiologi
Laktasi.http://sobatbaru.blogspot.com/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologi-laktasi.html
(akses 5 Oktobert 2011)
Keith L. More, Anne M.R. Agur. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Hipokrates.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. EGC
Sarwono Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Stephan, Pam.2009. Milk Lines.http://breastcancer.about.com/od/nippleandareolahealth/g/milk-
lines-definition.htm (akses 5 Oktober 2011)
Stright,Barbara R. 2005. Keperawatan Ibu- Bayi Baru Lahir.Jakarta. EGC
Verrals, Sylvia. 1997. Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Edisi 3. Jakarta.EGC
.

SISTEM URINARIA (SISTEM PERKEMIHAN)


November 3, 2010 at 6:39 pm (Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia, Tugas
pendahuluan FAAL)

Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu system kerjasama tubuh yang

memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi lainnya
adalah untuk membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan bayak fungsi lainnya
yang akan dijelaskan kemudian.

Sistem perkemihan melibatkan 6 organ, yaitu:

Ginjal

ureter

Kandung Kemih

Saluran Kencing (Uretra)

Organ yang paling berperan dalam hal ini adalah Ginjal (Renal; Kidney).

ANATOMI GINJAL

Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisi columna vertebralis, di

bawah liver dan limphe. Di bagian superior ginjal terdapat adrenal gland (juga disebut kelenjar

suprarenal). Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritonium yang melapisi
rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya

terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Sebagian dari bagian atas ginjal

terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak
perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati.

Kutub atas ginjal kanan terletak setinggi iga keduabelas, sedangkan ginjal kiri terletak setinggi iga

kesebelas. Pada orang dewasa, panjang ginjal sekitar 12-13 cm, lebarnya 6 cm, tebal 2,5 cm dan
beratnya 140 gram ( pria=150 170 gram, wanita = 115-155 gram)

Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya sekitar 10-12 inci (25 ningga 30 cm), terbentang
dari ginjal sampai vesica urinaria. Fungsi ureter menyalurkan urine ke vesica urinaria.

Vesica urinaria merupakan kantong berotot yang dapat mengempis, terletak dibelakang simfisis pubis.

Fungsi vesica urinaria: (1) Sebagai tempat penyimpanan urine, dan (2) mendorong urine keluar dari
tubuh.

Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu Korteks dan medula.

1. Korteks : bagian luar dari ginjal

2. Medula : Bagian dalam dari ginjal

3. Piramid : Medula yang terbagi-bagi menjadi baji segitiga


4. Kolumna Bertini ; Bagian korteks yang mengelilingi piramid.
5. Papilaris berlini : Papila dari tiap piramid yang terbentuk dari persatuan bagian terminal dari

banyak duktus pengumpul.

6. Pelvis: Reservoar utama sistem pengumpulan ginjal.

7. Kaliks minor: bagian ujung pelvis berbentuk seperti cawan yang mengalami penyempitan karena

adanya duktus papilaris yang masuk ke bagian pelvis ginjal.


8. Kaliks mayor: Kumpulan dari beberapa kaliks minor.

Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron yang
pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.

NEFRON

Di ulangi lagi. Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta
nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.

Dapat dibedakan dua jenis nefron:

1. Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari korteks dengan

lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks atau mengadakan penetrasi

hanya sampai ke zona luar dari medula.

2. Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam dari korteks

dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang panjang dan turun jauh ke dalam
zona dalam dari medula, sebelum berbalik dan kembali ke cortex.
Bagian-bagian nefron:

a. Glomerolus

Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent yang kemudian bersatu

menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi sebagian air dan zat yang terlarut dari darah
yang melewatinya.

b. Kapsula Bowman

Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh
kapiler glomerolus.

c. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:

1.Tubulus proksimal

Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubuli dan
mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli.
2.Lengkung Henle

Lengkung henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari pars descendens yaitu bagian

yang menurun terbenam dari korteks ke medula, dan pars ascendens yaitu bagian yang naik kembali

ke korteks. Bagian bawah dari lengkung henle mempunyai dinding yang sangat tipis sehingga disebut
segmen tipis, sedangkan bagian atas yang lebih tebal disebut segmen tebal.

Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan sekresi bahan-bahan ke
dalam cairan tubulus. Selain itu, berperan penting dalam mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.

3.Tubulus distal

Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.

d. Duktus pengumpul (duktus kolektifus)

Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron yang berlainan. Setiap duktus

pengumpul terbenam ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam pelvis
ginjal.

TP Nomor 1: Tulis ulang tentang anatomi ginjal Tanpa menggunakan istilah Kesehatan atau bahasa
latin dan yunani nya.. (menggunakan bahasa Indonesia).

FISIOLOGI GINJAL

Ginjal memiliki fungsi yaitu:

1. Pengeluaran zat sisa oranik

2. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting

3. Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh

4. Pengaturan produksi sel darah merah

5. Pengaturan tekanan darah

6. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah
7. Pengeluaran zat beracun

TP Nomor 2: Jelaskan proses fungsi ginjal di atas.

Adapun proses pembentukan urin dapat di download di sini.


TP Nomor 3: Jelaskan proses pembentukan urin sesuai dengan video animasinya.

TP Nomor 4: buatlah daftar istilah untuk Sistem Urinaria, Contoh :


Istilah Arti (dari literature) Penjabaran dari arti

superior (dalam anatomi) terletak paling Istilah yang digunakan untuk


atas dalam tubuh dalam menunjukkan letak di atas
kaitannya dengan struktur atau dari..
permukaan lain.
Misal:

bagian superior ginjal =


bagian atas ginjal

dan selanjutnya .

DAFTAR PUSTAKA

1. Siregar, Harris, dkk. 1995. Sistem Urogenitalia Fisiologi Ginjal, Edisi ketiga. Bagian Ilmu Fisiologi
Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar.

2. Pricw, Lorraine, 2006, pathophysioloy: clinical concepts of disease processes, 6/E, Alsevier

Science.
3. Sherwood. Fisiologi manusia dari sel ke sistem

Proses Pembentukan Urine

Proses pembentukan urine terdiri atas 3 tahap, yaitu; Filtrasi, Reabsorpsi dan Augmentasi.
Ketiga tahap tersebut terjadi di Ginjal.

Ginjal adalah organ pada sistem ekskresi manusia yang memiliki fungsi utama untuk
menyaring darah. Hasil akhir dari penyaringan inidisebut urine.
Urine dibentuk di nefron. Nefron adalah unit terkecil dari ginjal yang berfungsi menyaring
darah dan mengambil kembali bahan-bahan yang bermanfaat ke dalam darah.
Gambar ginjal dan keterangannya

Nefron terdiri atas 3 bagian, yaitu tubulus kontortus proximal, tubulus kontortus distal dan
duktus koligentes.

Gambar Nefron pada Ginjal

Setelah pengambilan bahan-bahan yang bermanfaat maka tersisa bahan yang tak
berguna. Bahan ini jika dibiarkan akan membahayakan tubuh karena termasuk bahan
racun. Oleh karena itu bahan racun iniakan keluar dari nefron dalam bentuk larutan yang
disebut urine.
3 Proses Pembuatan Urine
1. Filtrasi (Penyaringan)
1. Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat
sisa metabolisme yang dapat menjadi racun bagi tubuh.
2. Filtrasi terjadi di badan malpighi yang terdiri atas glomerulus dankapsula bowman
3. Glomerulus berfungsi untuk menyaring air, garam, asam amino, glukosa, dan urea.
4. Hasil filtrasi di glomerulus akan mengalir menuju kapsula bowman
dan menghasilkan urine primer.
5. Urine primer mengandung air, gula, asam amino, garam/ion anorganik dan urea

2. Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)


1. Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal dan menghasilkan urine sekunder.
2. Urine primer yang terkumpul di kapasula Bowman masuk ke dalam tubulus kontortus
proksimal dan terjadi reabsorpsi.
3. Pada proses ini terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna bagi
tubuh oleh dinding tubulus, lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus.
4. Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa, asam amino, dan ion-
ion anorganik (Na+, Ka+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HPO43-dan SO43-)
5. Urine sekunder mengandung sisa limbah nitrogen dan urea.
6. Urine sekunder masuk ke lengkung henle. Pada tahap ini terjadi osmosis air di
lengkung henle desenden sehingga volume urine sekunder berkurang dan menjadi
pekat. Ketika urine sekunder mencapai lengkung henle asenden, garam Na+
dipompa keluar dari tubulus, sehingga urine menjadi lebih pekat dan volume urine
tetap.

Advertisement
3. Augmentasi (Pengendapan)
1. Dari lengkung henle asenden, urine sekunder akan masuk ke tubulus distal untuk
masuk tahap augmentasi (pengendapan zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh
tubuh).
2. Zat sisa yang dikeluarkan oleh pembuluh kapiler adalah ion hidrogen (H+), ion
kalium (K+), NH3 dan kreatinin. Pengeluaran ion H+ ini membantu menjaga pH yang
tetap dalam darah.
3. Selama melewati tubulus distal, urine banyak kehilangan air sehingga konsentrasi
urine makin pekat.
4. Selanjutnya urine memasuki pelvis renalis dan menuju ureter, kemudian dialirkan ke
vesica urinaria, untuk ditampung sementara waktu. Pengeluaran urine diatur oelh
otot-otot sfingter. Kandung kemih hanya mampu menampung kurang lebih 300 ml.
5. Hasil akhir dari tahap Augmentasi adalah urine yang sesungguhnya.
6. Urine sesungguhnya mengandung urea, asam urine, amonia, sisa-sisa
pembongkaran protein, dan zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin,
obat-obatan, hormon, serta garam mineral.
7. Jika terdapat bahan atau zat lain maka hal tersebut adalah indikasi bahwa terdapat
masalah di ginjal.
Singkatnya, penyaringan darah oleh ginjal atau proses pembentukan urine teridi dari tiga
tahap. Yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali) dan augmentasi
(pengendapan).
Gambar proses pembentukan urine

Gambar diatas memperlihatkan proses pembetukan urine yang terjadi di Ginjal. Proses tersebut terdiri dari fitrasi,
reabsorpsi dan augmentasi.

Tabel proses pembentukan urine

No Tahap Pembuatan Tempat Terjadi Hasil Akhir


Urine

1 Filtrasi Badan malpighi (glomerulus dan Urine primer


kapsula bowman)

2 Reabsorpsi Tubulus kontortus proksimal Urine sekunder

3 Augmentasi Tubulus kontortus distal Urine sesungguhnya

Dari tabel diatas kita bisa melihat tahap pembentukan urine, tempat terjadinya dan hasil akhir
yang berupa urine sesungguhnya.
Proses Pembentukan Urin
by Prastiwi S Pongrekun in Eliminasi Tag:augmentasi, filtrasi, pembentukan urin,proses
urin, reabsorbsi, sekresi, Urin

44 Votes

Pembentukan urin terjadi dalam empat pruses, yaitu Penyaringan (Filtrasi ), Penyerapan
(Absorbsi), Penyerapan Kembali (Reabsorbsi), dan Augmentasi.

1. Penyaringan ( Filtrasi )
Filtrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik dibuat
untuk menahan komonen selular dan medium-molekular-protein besar kedalam vascular
sistem, menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air.
Cairan ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari jaringan kapiler.
Pada mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai arteriol
eferen yang meninggalkan glomrerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan
sel epithelium yang disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus dan kapsula bowman
disebut bowman space dan merupakan bagian yang mengumpulkan filtrate glomerular, yang
menyalurkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal. Struktur kapiler glomerular terdiri
atas 3 lapisan yaitu : endothelium capiler, membrane dasar, epiutelium visceral.
Endothelium kapiler terdiri satu lapisan sel yang perpanjangan sitoplasmik yang ditembus
oleh jendela atau fenestrate (Guyton.1996).
Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute
menyebrangi kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan
oncotik dari cairan di dalam bowman space merupakan kekuatn untuk proses filtrasi.
Normalnya tekanan oncotik di bowman space tidak ada karena molekul protein yang
medium-besar tidak tersaring. Rintangan untuk filtrasi (filtration barrier) bersifat selektiv
permeable. Normalnya komponen seluler dan protein plasmatetap didalam darah,
sedangkan air dan larutan akan bebas tersaring (Guyton.1996).
Pada umunya molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul 2
nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga
mempengaruhi kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu
beban listirk (electric charged) dari sretiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation
(positive) lebih mudah tersaring dari pada anion. Bahan-bahan kecil yang dapat terlarut
dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam
lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di
glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah
tetapi tidak mengandung protein (Guyton.1996).
2. Penyerapan ( Absorbsi)
Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian terbesar dari filtered
solute. Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal tiak sama. Pada
umumnya pada tubulus proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih
luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan yang tersaring di reabsorbsi
sebelum cairan meninggalkan tubulus proksimal. Tubulus proksimal tersusun dan
mempunyai hubungan dengan kapiler peritubular yang memfasilitasi pergherakan dari
komponen cairan tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler dan jalur paraseluler. Jalur
transeluler, kandungan dibawa oleh sel dari cairn tubulus melewati epical membrane plasma
dan dilepaskan ke cairan interstisial dibagian darah dari sel, melewati basolateral membrane
plasma (Sherwood, 2001).

Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi melewati jalur paraseluler bergerakdari


vcairan tubulus menuju zonula ocludens yang merupakan struktur permeable yang
mendempet sel tubulus proksimal satu daln lainnya. Paraselluler transport terjadi dari difusi
pasif. Di tubulus proksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi optimal, Na,
K, ATPase pump menekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial dan mengeluarkan 2 ion K
ke sel, sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan konsentrasi K di sel bertambah.
Selanjutnya disebelah luar difusi K melalui canal K membuat sel polar. Jadi interior sel
bersifat negative . pergerakan Na melewati sel apical difasilitasi spesifik transporters yang
berada di membrane. Pergerakan Na melewati transporter ini berpasangan dengan larutan
lainnya dalam satu pimpinan sebagai Na (contransport) atau berlawanan pimpinan
(countertransport). (Sherwood, 2001).
Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini (secondary active
transport) termasuk gluukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan organic anion. Pengambilan
active substansi ini menambah konsentrasi intraseluler dan membuat substansi melewati
membrane plasma basolateral dan kedarah melalui pasif atau difusi terfasilitasi. Reabsorbsi
dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga di pengaruhi gradient Na. (Sherwood, 2001)
3. Penyerapan Kembali ( Reabsorbsi )
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat
glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi
penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih
berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan
garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal
mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari
zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali. (Sherwood.2001)
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang
komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih
diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang
bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03, dalam urin primer dapat mencapai
2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam
mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi
air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal (Sherwood.2001).
4. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam,
2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm
dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang
bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme
antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat (Cuningham, 2002).

Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang
berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila
kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat
dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat
digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut (Sherwood.2001).
Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi
sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk
sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang
beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel
darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah
yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan
urin. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan
amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya
larutnya di dalam air rendah (Sherwood.2001).

Secara sederhana:

Sel darah, air, garam, nutrisi, dan urea yang terdapat pada arteri akan masuk ke ginjal pada
glomerulus dan terjadi penyaringan: sel darah akan tetap berada pada kepiler darah,
sedangkan urea, air, garam, dan nutrisi masuk ke dalam kapsula bowman. hasil penyaringan
ini akan disebut urin primer. Kapsula bowman akan mengalirkan hasil penyaringan ke
Tubulus proksimal untuk menyerap kembali bahan-bahan yang masih dibutuhkan tubuh.
Pada tubulus proksimal air, garam dan nutrisi akan diserap kembali ke dalam tubuh dan
diangkut melalui vena. Setelah melewati tubulus proksimal, proses berlanjut ke tubulus
distal untuk penambahan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan tubuh seperti sisa hasil
metabolisme. Setelah itu akan disalurkan ke Duktus pengumpul kemudian ke ureter dan
dibuang keluar dari tubuh.

Home Manusia 3 Proses Pembentukan Urine pada Manusia

3 Proses Pembentukan Urine pada


Manusia
Sponsors Link
Proses pembentukan urine pada manusia diproses
di dalam organ bernama ginjal. Ginjal memiliki peranan utama dalam mengatur sistem berkemih pada
manusia. Manusia masing masing memiliki dua buah ginjal yaitu kanan dan kiri. Ginjal memiliki
struktur organ yang berfungsi sebagai proses pembentukan urine melalui tiga tahapan yaitu :
ads

Proses filtrasi/ penyaringan


Reabsorbsi/ penyerapan kembali zat-zat yang masih dibutuhkan
Sekresi/ pengeluaran zat sisa metabolisme.

Selanjutnya adalah sekresi yaitu pengeluaran urine dari kandung kemih. Proses pengeluaran urine ini
dimulai dari ginjal kemudian dialirkan ke ureter sampai berkumpul di kandung kemih. Setelah penuh
dikandung kemih maka akan merangsang syaraf syaraf untuk keinginan berkemih.

Bagian bagian yang perlu diketahui dalam organ ginjal hubungannya dengan proses pembentukan
urin adalah :

Arteri afferent sebagai input masuknya darah dari vena porta


Glomerulus sebagai alat filtrasi
Capsula bowman merupakan tempat penghantar proses filtrasi ke duktus
Arteri efferent yaitu kembalinya darah dari ginjal ke vena porta, duktus proksimal, loop of henle
terdapat descenden (kebawah)
Scenden (keatas), tubulus distal tempat penyerapan kembali zat zat, kemudian collecting duktus,
ureter, kandung kemih dan uretra.

Untuk lebih mengenal dan memahami proses pembentukan urine, mari simak penjelasannya berikut
ini.

Proses Pembentukan Urine


Berikut ini akan dijelaskan bagaimana proses pembentukan urine secara jelas dan lengkap, maka
proses proses nya yaitu sebagai berikut ini :

1. Filtrasi / proses penyaringan


Filtrasi merupakan proses penyaringan zat-zat sisa metabolisme yang harus dibuang tubuh seperti
urea, Cl, H2O/ air. Ginjal merupakan organ penyeimbang cairan dalam tubuh. Proses filtrasi terjadi di
glomerulus. Darah akan masuk ke ginjal melalui arteri afferent membawa partikel partikel darah
yang akan disaring. Dalam glomerulus, terjadi penyaringan yang harus melewati membran filtrasi
salah satunya celah celah podocyte di capsula bowman.

Komponen komponen dalam darah yang kecil akan melalui celah membran filtrasi seperti podocyte
untuk terus dilanjutkan ke tubulus proksimal. Partikel dalam darah yang besar seperti plasma dan
protein/ albumin normalnya tidak dapat tersaring dan tetap di dalam darah. Proses filtrasi ini
ditentukan melalui membran filtrasi yang terdiri dari sel entoteliel, epitel, dan podocyte. Komponen
membran filtrasi ini memiliki jarak yang cukup rapat namun masih memungkinkan partikel kecil untuk
melewatinya.

Dari proses filtrasi di glomerulus ini lalu melewati kapsula bowman menuju tubulus proksimal. Proses
filtrasi ini terjadi pada bagian renal curpusle dari keseluruhan proses pembentukan urin. Proses filtrasi
ini menghasilkan urine yang masih mengandung zat zat yang berguna seperti glukosa, garam, dan
asam amino. Hasil filtrasi di sebut juga urine primer.

baca juga :

Bagian Bagian Ginjal Manusia


Glomerulus pada Ginjal
Organisme Uniseluler pada Makhluk Hidup

2. Reabsorbsi
Proses reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal. Proses ini merupakan proses diserapnya kembali zat
zat yang masih bermanfaat untuk tubuh dan masuknya zat zat lain dari tubuh yang tidak berguna.
Reabsorbsi dilakukan oleh sel sel epitel di tubulus. Zat zat yang direabsorbsi berasal dari urine
primer yang mengansung komponen seperti glukosa, asam amino, Na+, K+, Cl, HCO3-, Ca2+, dan air.

Air akan diserap kembali pada proses osmosis di tubulus dan loop of henle. Zat zat yang masih
berguna akan masuk kembali ke pembuluh darah. Proses reabsorbsi ini akan terus berlangsung dari
tubulus proksimal, masuk ke tubulus descenden ke loop oh henle dan naik ke tubulus ascenden ke
tubulus distal. Saat urine berada di tubulus ascenden, garam dipompa keluar sehingga ure menjadi
lebih pekat. Dari proses reabsorbsi ini didapatkan urine sekunder.

baca juga :

Jenis jenis Enzim dan Peranannya


Fungsi Enzim Renin pada Lambung Manusia
Fungsi Hati dalam Tubuh Manusia
Fungsi Enzim Amilase dalam Tubuh Manusia

3. Sekresi/ Augmentasi
Proses ini sikenal juga dengan proses Augmentasi. Urine sekunder kemudian dialirkan menuju
tubulus distal dan collecting duktus atau duktus pengumpul. Di tubulus distal, pengeluaran zat sisa
oleh darah seperti Kreatinin, H+, K+, NH3 terjadi. H+ dikeluarkan untuk menjaga pH dalam darah.
Proses ini mengandung sedikit air dan menghasiilkan urine sesungguhnya. Urine yang sesungguhnya
kemudian menuju ductud collecting.

Urine ini mengandung urea, amonia, sisa sisa metabolisme protein, dan zat zat racun yang
berlebihan didalam darah seperti sisa sisa obat obatan hormon, garam mineral, dan sebagainya.
Urine yang sudah jadi ini dari duktus collecting dibawa menuju pelvis menuju kandung kemih melalui
ureter dan keluar menuju uretra untuk dikeluarkan dari tubuh. Urin yang sesungguhnya akan
ditampung lebih dulu di kandung kemih sampai batas tertentu sampai nerves yang berada didekatnya
mengirim impuls keinginan untuk berkemih atau proses ekskresi.

baca juga :

Sistem Ekskresi pada Ginjal


Sistem Ekskresi pada Manusia
Kelainan pada Sistem Ekskresi
Sistem Ekskresi Hati
Fungsi Hati dalam Sistem Ekskresi

4. Ekskresi
Ekskresi merupakan bentuk pengeluaran urin dalam tubuh yang melibatkan ureter, kandung kemih,
dan uretra. Proses ini merupakan proses pengeluaran urin yang menstimulus nerves sekitar kandung
kemih sebagai penanda keinginan untuk miksi atau berkemih. Urin yang dikeluarkan memiliki
kandungan zat zat toksik bagi tubuh seperti kreatinin, ureum, asam urat, dan hasil metabolisme
lainnya termasuk sisa obat obatan yang dikonsumsi. Tingginya kadar kreatinin dan ureum dalam
tubuh menyatakan buruknya kondisi ginjal. Kadar kreatini juga digunakan sebagai patokan fungsi
ginjal dari hasil pemeriksaan laboratorium.

Komponen normal dalam urine terdiri dari 96% air, 2% urea, dan 2% hasil metabolisme lainnya. Hasil
metabolik lainnya yaitu seperti zat warna dari empedu yang memberikan warna kuning pada urine,
zat zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin B1 dan C. Hasil dari proses filtrasi di glomerulus
hanya 1% yang merupakan bagian dari volume urine dan 99% lainnya diserap kembali. Setiap
harinya jumlah air yang direabsorbsi kurang lebih 178 liter, glukosa 150 gram dan garam 1200 gram.

Dalam proses pembentukan urine tersebut komponen ginjal yang paling berperan adalah nefron.
Fungsi utama nefron yaitu sebagai tempat proses terjadinya filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi.
Kerusakan pada nefron ginjal akan mempengaruhi ketiga proses tersebut. Selain itu ginjal juga
memiliki fungsi lainnya seperti meregulasi hormon, regulasi elektrolit, menjaga keseimbangan pH,
menjaga tekanan osmolaritas, regulasi cairan dan sisa metabolisme, dan glukoneogenesis. ke enam
fungsi ginjal tersebut berada dalam proses pembentukan urin atau lebih tepatnya proses filtrasi,
reabsorbsi, dan sekresi.

Faktor faktor yang Mempengaruhi Produksi Urine


Urine yang dihasilkan akan selalu berbeda- beda karena faktor faktor berikut ini :

1. ADH (Hormon antidiuretik)

ADH berfungsi sebagai hormon yang mempermudah penyerapan air dari tubulus distal ke duktud
collecting. Hormon Adh ini saling mempengaruhi dengan kadar konsentrasi air dalam tubuh. Jika
konsentrasi air menurun, ADH akan dialirkan bersama darah yang mengakibatkan permeabilitas
pembuluh darah meningkat dan air masuk untuk diserap kembali. Urine terbentuk lebih sedikit.
Sebaliknya apabila konsentrasi air tinggi dalam darah, sekresi ADH akan menurun dan menyebabkan
penyerapan air di pembuluh distal berkurang. Urine menjadi lebih banyak dan encer.

Pengeluaran hormon ADH distimulasi oleh konsentrasi cairan atau air dalam plasma yang kemudian
menstimulus sel neuroseretori di hipofisi posterior sehingga menghasilkan peningkatan atau
penurunan sekresi ADH. ADH tinggi, reabsorbsi juga tinggi sehingga urine pekat. ADH rendah,
reabsorbsi juga rendah sehingga urine lebih banyak dan encer.

baca juga :

Hipotalamus
Homeostasis Fisiologis
Fungsi Hormon Bradikinin
Jenis Hormon pada Tumbuhan
Fungsi Darah Putih
2. Jumlah air yang diminum

Proses pembentukan urine ini sekaligus menyeimbangkan kadar cairan dalam tubuh yang tidak
dibutuhkan. Apabila konsumsi air dalam jumlah banyak, maka urine yang dihasilkan juga akan
banyak dan proses berkemih menjadi lebih sering. Meningkatnya konsentrasi air dalam darah
mengurangi tekanan koloid dan tekanan pada saat fitrasi. Hal tersebut mengakibatkan air yang
diserap kembali berkurang dan hasil produksi urine meningkat. banyaknya air dalam darah, membuat
tekanan koloid lebih kecil sehingga proses penyerapan tidak berjalan maksimal dan air loss langsung
terbawa keluar. Sehingga keinginan berkemih lebih sering.

baca juga :

Perbedaan Plasma dan Serum Darah


Fungsi Cairan Empedu
Mekanisme Peredaran Darah pada Manusia
Peredaran Darah Jantung
Alat Peredaran Darah Manusia

3. Jumlah konsentrasi hormon insulin

Kurangnya kadar insulin dalam tubuh akan meningkatkan kadar glukosa misalnya pada pasien
dengan diabetes mellitus. Kadar gula yang tinggi ini akan mengganggu proses penyerapan kembali
pada tubulus distal sehingga pada penderita diabetes ditemukan tanda gejala poliuri atau sering
berkemih. Glukosa yang tinggi membuat aliran darah atau vikositas darah menjadi lebih kental
sehingga lebih sulit diserap. Hal ini juga dapat memicu kerusakan pada ginjal jika terjadi secara terus
menerus. Beban ginjal semakin berat dengan viscositas darah yang lebih kental.

Anda mungkin juga menyukai