PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber daya alamyang melimpah, baik
itu sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non-hayati. Sumber daya mineral merupakan
salah satu jenis sumber daya non-hayati.Sumber daya mineral yang dimiliki oleh Indonesia sangat
beragam baik dari segikualitas maupun kuantitasnya. Endapan bahan galian pada umumnya tersebar
secaratidak merata di dalam kulit bumi. Sumber daya mineral tersebut antara lain: minyak bumi, emas,
batu bara,perak,timah,dan lain-lain.
Sumber daya itu diambil dandimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.Sumber daya alam
merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan nasional,oleh karena itu harus dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat denganmemperhatikan kelestarian hidup sekitar. Salah satu
kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah kegiatan penambangan bahan galian, tetapi
kegiatan penambangan selain menimbulkan dampak positif juga dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan hidup terutama perusahaannya,bentang alam,berubahnya estetika lingkungan, habitat
flora dan fauna menjadi rusak, penurunan kualitas tanah,penurunan kualitas air atau penurunan
permukaan air tanah, timbulnya debu dankebisingan.
Sumber daya mineral yang berupa endapan bahan galian memiliki sifat khususdibandingkan dengan
sumber daya lain yaitu biasanya disebut wasting assets ataudiusahakan ditambang, maka bahan galian
tersebut tidak akan tumbuh atau tidak dapat diperbaharui kembali. Dengan kata lain industri
pertambangan merupakan industridasar tanpa daur, oleh karena itu di dalam mengusahakan industri
pertambangan akanselalu berhadapan dengan sesuatu yang serba terbatas, baik lokasi, jenis,
jumlahmaupun mutu materialnya.
Keterbatasan tersebut ditambah lagi dengan usahameningkatkan keselamatan kerja serta menjaga
kelestarian fungsi lingkungan hidup. Dengan demikian dalam mengelola sumberdaya mineral diperlukan
penerapan sistempenambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau dari segi teknik maupun
ekonomis,agar perolehannya dapat optimal (Prodjosoemanto, 2006 dalam Ahyani, 2011).
BAB 2
PEMBAHASAN
1.Menurut jenis yang dihasilkan di Indonesia terdapat antara lain pertambangan minyak dan gas bumi,
logam-logam mineral antara lain seperti timah putih, emas, nikel, tembaga, mangan, air raksa, besi,
belerang, dan lain-lain dan bahan-bahan organik seperti batubara, batu-batu berharga seperti intan,
dan lain- lain.
2. Pembangunan dan pengelolaan pertambangan perlu diserasikan dengan bidang energi dan bahan
bakar serta dengan pengolahan wilayah, disertai dengan peningkatan pengawasan yang menyeluruh.
3. Pengembangan dan pemanfaatan energi perlu secara bijaksana baik itu untuk keperluan ekspor
maupun penggunaan sendiri di dalam negeri serta kemampuan penyediaan energi secara strategis
dalam jangka panjang. Sebab minyak bumi sumber utama pemakaian energi yang penggunaannya
terus meningkat, sedangkan jumlah persediaannya terbatas. Karena itu perlu adanya pengembangan
sumber-sumber energi lainnya seperti batu bara, tenaga air, tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga
matahari, tenaga nuklir, dan sebagainya.
4. Pencemaran lingkungan sebagai akibat pengelolaan pertambangan umumnya disebabkan oleh faktor
kimia, faktor fisik, faktor biologis. Pencemaran lingkungan ini biasanya lebih dari pada diluar
pertambangan. Keadaan tanah, air dan udara setempat di tambang mempunyai pengarhu yang timbal
balik dengan lingkunganya. Sebagai contoh misalnya pencemaran lingkungan oleh CO sangat
dipengaruhi oleh keaneka ragaman udara, pencemaran oleh tekanan panas tergantung keadaan suhu,
kelembaban dan aliran udara setempat.
5. Melihat ruang lingkup pembangunan pertambangan yang sangat luas, yaitu mulai dari pemetaan,
eksplorasi, eksploitasi sumber energi dan mineral serta penelitian deposit bahan galian, pengolahan
hasil tambang dan mungkin sampai penggunaan bahan tambang yang mengakibatkan gangguan pad
lingkungan, maka perlua adanya perhatian dan pengendalian terhadap bahaya pencemaran
lingkungan dan perubahan keseimbangan ekosistem, agar sektor yang sangat vital untuk
pembangunan ini dapat dipertahankan kelestariannya.
6. Dalam pertambangan dan pengolahan minyak bumi misalnya mulai eksplorasi, eksploitasi, produksi,
pemurnian, pengolahan, pengangkutan, serta kemudian menjualnyatidak lepas dari bahaya seperti
bahaya kebakaran, pengotoran terhadap lingkungan oleh bahan-bahan minyak yang mengakibatkan
kerusakan flora dan fauna, pencemaran akibat penggunaan bahan-bahan kimia dan keluarnya gas-
gas/uap-uap ke udara pada proses pemurnian dan pengolahan.
Rangka menghindari terjadinya kecelakaan pencemaran lingkungan dan gangguan keseimbangan
ekosistem baik itu berada di lingkungan pertambangan ataupun berada diluar lingkungan pertambangan,
maka perlu adanya pengawasan lingkungan terhadap:
Sumber daya bumi di bidang pertambangan harus dikembangkan semaksimal mungkin untuk tercapainya
pembangunan. Maka perlu adanya survey dan evaluasi yang terintegrasi dari para ahli agar menimbulkan
keuntungan yang besar dengan sedikit kerugian baik secara ekonomi maupun secara ekologis.
Penggunaan ekologis dalam pembangunan pertambangan sangat perlu dalam rangka meningkatkan mutu
hasil pertambangan dan untuk memperhitungkan sebelumnya pengaruh aktivitas pembangunan
pertambangan pada sumber daya dan proses alam lingkungan yang lebih luas.
Segala pengaruh sekunder pada ekosistem baik local maupun secara lebih luas perlu dipertimbangkan
dalam proses perencanaan pembangunan pertambangan, dan sedapatnya evaluasi sehingga segala
kerusakan akibat pembangunan pertambangan ini dapat dihindari atau dikurangi, sebab melindungi
ekosistem lebih mudah daripada memperbaikinya. Dalam pemanfaatan sumber daya pertambangan yang
dapat diganti perencanaan, pengolahan dan penggunaanya harus hati-hati seefisien mungkin. Harus tetap
diingat bahwa generasi mendatang harus tetap dapat menikmati hasil pembangunan pertambangan ini.
2.3 Kecelakaan di Pertambangan
Sekecil apapun kegiatan yang dapat mengakibatkan kecelakaan harus diminimalisir. Bahaya-bahaya lain
yang harus dikontrol untuk mencegah kecelakaan, yaitu:
2. Bahaya lingkungan :
3. a) becek, licin
4. b) kurang penerangan
5. c) berdebu, mengandung gas beracun,
6. d) instabilitas lapisan batuan (longsor, runtuhnya bench atau berm),
3. Bahaya pekerja :
4. a) tidak memakai APD (alat pelindung diri)
5. b) tidak memperhatikan petunjuk
6. c) tidak peduli K3.
4. Bahaya kebakaran :
5. a) proses swabakar batubara,
6. b) ledakan debu batubara,
7. c) ledakan gas methan,
8. d) ledakan debu batubara dan gas methan,
9. e) hubungan pendek arus listrik (koursleting).
Upaya yang dilakukan dengan berbagai metode seperti ameliorasi, penggunaan bahan organik,
penggunaan mikroorganisme, dan penanaman covercrop.
1. Ameliorasi/remediasi lahan
Upaya pemberian masukan berupa kapur atau bahan organik ke atas permukaan lahan atau ke dalam
lubang tanam dengan tujuan untuk memperbaiki sifatfisika, kimiawi dan biologi tanah. Ameliorasi Memiliki
manfaat sebagai berikut:
4. Pemanfaatan Mikroorganisme
Fungi atau jamur merupakan salah satu mikroorganisme yang secara umum mendominasi (hidup) dalam
ekosistem tanah. Mikroorganisme ini dicirikan dengan miselium berbenang yang tersusun dari hifa
individual. Saat ini beberapa jenis fungi telah dimanfaatkan untuk mengembalikan kualitas/kesuburan
tanah. Hal ini karena secara umum fungi mampu menguraikan bahan organik dan membantu proses
mineralisasi di dalam tanah, sehingga mineral yang dilepas akan diambil oleh tanaman.
1. Debu, tumpahan bahan kimia, asap-asap yang beracun, logam- logam berat dan radiasi dapat
meracuni penambang dan menyebabkan gangguan kesehatan sepanjang hidup mereka. Kerusakan
paru-paru yang diakibatkan debu dari batuan dan mineral adalah suatu masalah kesehatan yang
banyak ditemukan. Debu yang paling berbahaya datang dari batubara, yang menyebabkan penyakit
paru-paru hitam (black lung diseases).Di samping itu debu dari silika menyebabkan silikosis (silicosis)
Gejala-gejala paru-paru yang rusak. Debu dari pertambangan dapat membuat sulit bernapas.Jumlah
debu yang banyak menyebabkan paru-paru dipenuhi cairan dan membengkak.Tanda-tanda dari
kerusakan paru-paru akibat terpapar debu antara lain:
2. a) napas pendek, batuk-batuk, napas yang berdesah
3. b) batuk-batuk yang mengeluarkan dahak kuning atau hijau (lendir dari paru-paru)
4. c) sakit leher
5. d) kulit membiru dekat kuping atau bibir
6. e) sakit dada
7. f) tidak ada nafsu makan
8. g) rasa lelah
9. Mengangkat peralatan berat dan bekerja dengan posisi tubuh yang janggal dapat menyebabkan luka-
luka pada tangan, kaki, dan punggung.
10. Penggunaan bor batu dan mesin-mesin vibrasi dapat menyebabkan kerusakan pada urat syaraf serta
peredaran darah, dan dapat menimbulkan kehilangan rasa, kemudian jika ada infeksi yang sangat
berbahaya seperti gangrene, bisa mengakibatkan kematian.
11. Bunyi yang keras dan konstan dari peralatan dapat menyebabkan masalah pendengaran, termasuk
kehilangan pendengaran.
12. Jam kerja yang lama di bawah tanah dengan cahaya yang redup dapat merusak penglihatan.
13. Bekerja di kondisi yang panas terik tanpa minum air yang cukup dapat menyebabkan stres
kepanasan.Gejala-gejala dari stres kepanasan berupa pusing-pusing, lemah, dan detak jantung yang
cepat, kehausan yang sangat, dan jatuh pingsan.
14. Pencemaran air dan penggunaan sumberdaya air berlebihan dapat menyebabkan banyak masalah-
masalah kesehatan
15. Lahan dan tanah menjadi rusak, menyebabkan kesulitan pangan dan kelaparan
16. Pencemaran udara dari pembangkit listrik dan pabrik-pabrik peleburan yang dibangun dekat dengan
daerah pertambangan dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang serius
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan pertambangan membawa dampak buruk bagi lingkungan perairan akibat penggunaan senyawa
logam berat merkuri (Hg). Merkuri dapat terakumulasi dalam tubuh organisme yang hidup di perairan dan
bersifat toksik atau mematikan pada konsentrasi tertentu. Selain itu pencemaran lingkungan perairan
akibat kegiatan pertambangan secara nyata berpengaruh terhadap perekonomian nelayan. Merkuri yang
mencemari perairan berpotensi menurunkan kualitas dan produktifitas perairan sehingga mengurangi hasil
tangkapan nelayan. Solusi untuk mengatasi dampak pencemaran perairan oleh kegiatan penambangan
terbagi dari sisi ekologi dan ekonomi. Dari sisi ekologi berupa pembangunan bendungan serta Instalasi
Pengolah Limbah (IPAL). Sedangkan dari sisi ekonomi, khususnya bagi nelayan, dapat dilakukan dengan
penerapan strategi pertahanan hidup substitutif.
3.2 Saran
Kegiatan pertambangan di Indonesia harus dipantau secara ketat untuk menghindari adanya
penambangan ilegal yang seringkali mengabaikan dampak negatif yang timbul pascapenambangan. Setiap
industri penambangan perlu melakukan recovery terhadap lingkungan pada tahap pascaoperasi kegiatan
penambangan agar dampak yang merugikan dapat ditekan.
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertambangan
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,
penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian
(mineral, batubara, panas bumi, migas) . Sektor pertambangan, khususnya
pertambangan umum, menjadi isu yang menarik khususnya setelah Orde Baru
mulai mengusahakan sektor ini secara gencar. Pada awal Orde Baru, pemerintahan
saat itu memerlukan dana yang besar untuk kegiatan pembangunan, di satu sisi
tabungan pemerintah relatif kecil, sehingga untuk mengatasi permasalahan
tersebut pemerintah mengundang investor-investor asing untuk membuka
kesempatan berusaha seluas-luasnya di Indonesia.
Adanya kegiatan pertambangan ini mendorong pemerintah untuk
mengaturnya dalam undang-undang (UU). UU yang berkaitan dengan kegiatan
pertambangan, UU No. 11/1967 tentang Pokok-pokok Pengusahaan Pertambangan.
Dalam UU tersebut pemerintah memilih mengembangkan pola Kontrak Karya (KK)
untuk menarik investasi asing. Berdasarkan ketentuan KK, investor bertindak
sebagai kontraktor dan pemerintah sebagai prinsipal. Di dalam bidang
pertambangan tidak dikenal istilah konsesi, juga tidak ada hak kepemilikan atas
cadangan bahan galian yang ditemukan investor bila eksploitasi berhasil.
Berdasarkan KK, investor berfungsi sebagai kontraktor. Pertambangan dapat
didefinisikan sebagai berikut :
1. Pertambangan adalah kegiatan untuk mendapatkan logam dan mineral dengan
cara hancurkan gunung, hutan, sungai, laut dan penduduk kampung.
2. Pertambangan adalah kegiatan paling merusak alam dan kehidupan sosial yang
dimiliki orang kaya dan hanya menguntungan orang kaya.
3. Pertambangan adalah lubang besar yang menganga dan digali oleh para
pembohong (Mark Twian)
4. Pertambangan adalah industri yang banyak mitos dan kebohongan
Ada beberapa fase yang harus dilalui oleh perusahaan sebelum melakukan
eksploitasi. Saat proses tersebut di lalui oleh perusaan, maka saat itu pula beredar
mitos-mitos pertambangan di masyarakat.
D. Kecelakaan di Pertambangan
Usaha pertambangan adalah suatu usaha yang penuh dengan bahaya.
Kecelakaan-kecelakaan yang sering terjadi, terutama pada tambang-tambang yang
lokasinya jauh dari tanah. Kecelakan baik itu jatuh, tertimpa benda-benda,
ledaka-ledakan maupun akibat pencemaran atau keracunan oleh bahan tambang.
Oleh karena itu tindakan-tindakan penyelamatan sangatlah diperlukan, misalnya
memakai pakaian pelindung saat bekerja dalam pertambangan seperti topi
pelindung, boot, baju kerja, dan lain-lain.
Dalam rangka menghindari terjadinya kecelakaan pencemaran lingkungan
dan gangguan keseimbangan ekosistem baik itu berada dalam lingkungan
pertambangan ataupun berada di luar lingkungan pertambangan, maka perlu
adanya pangawasan lingkungan terhadap:
1. Cara pengolahan pembangunan dan pertambangan
2. Kecelakaan pertambangan
3. Penyehatan lingkungan pertambangan
4. Pencemaran dan penyakit-penyakit yang mungkin timbul
Contoh sederhana karena kecelakaan kerja adalah terjadinya lumpur
lapindo yang terdapat di Porong, Sidoarjo, Jawa timur. Tragedi semburan lumpur
lapindo yang terjadi beberapa tahun silam, setidaknya menjadi\ bukti adanya
kelalaian pekerja tambang minyak yang lupa menutup bekas lubang untuk
mengambil minyak bumi. Semburan di Porong, Sidoarjo bukan fenomena baru di
kawasan Jawa Timur. Fenomena yang sama terjadi di Mojokerto, Surabaya, Gunung
Anyar, Rungkut, Purwodadi, Jawa Tengah.