Anda di halaman 1dari 17

Regenerasi pada Massive Bone Defect dengan Bovine Hydroxyapatite sebagai

Scaffold Mesenchymal Stem Cell

(Regeneration of Massive Bone Defect with Bovine Hydroxyapatite as Scaffold


of Mesenchymal Stem Cells)

Ferdiansyah*, Djoko Rushadi*, Fedik Abdul Rantam**, Aulani'am***

ABSTRACT

Key words:

PENDAHULUAN material lain (Greenwald , 2002; Joyce ,


Bone defect akibat trauma, tumor, kelainan kongenital, 2002; Vaccaro, 2002; Betz, 2002). Besarnya dana yang
degenerasi dan akibat penyakit lainnya sampai saat dibelanjakan untuk biomaterial orthopaedi di Amerika
ini masih merupakan problem besar di bidang ilmu Serikat mencapai U$ 550 milyar, sedangkan di Eropa
orthopaedi dan traumatologi. Dalam penanganan kondisi mencapai U$ 240 milyar (
di atas diperlukan pemberian (pencangkokan) tulang. 2007). Di Indonesia sejak tahun 1997
Tulang merupakan jaringan kedua terbanyak yang di sampai 2001 tercatat adanya peningkatan kebutuhan
transplantasikan setelah darah, lebih dari 2,2 juta cangkok biomaterial sebanyak 4 kali dan kebutuhan graf tulang akan
tulang setiap tahun dilakukan di seluruh dunia. Di Amerika terus bertambah seiring meningkatnya kasus kerusakan
lebih dari 500.000 cangkok tulang telah dilakukan pada tulang akibat trauma, tumor, kelainan kongenital, infeksi,
defect tulang akibat trauma, tumor, degenerasi dan penyakit dan resorbsi tulang akibat komplikasi pemasangan protesa
lain di bidang orthopaedi dan traumatologi. Komposisi sendi (Abdurrahman, 2002, Betz, 2002).
graf yang digunakan adalah 60% menggunakan autograf, Terdapat 2 kelompok defect pada tulang. Pertama
34% menggunakan alograf dan sisanya 6% menggunakan adalah defect tulang yang kecil dan kedua defect tulang yang

* Departemen Orthopedi dan Traumatologi RSU Dr. Soetomo Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
*** Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
*** Fakultas MIPA Universitas Brawijaya

JBP Vol. 13, No. 3, September 2011 179


berukuran besar ( Dalam penanganan tedapat di dalam komponen organik tulang, sedangkan sifat
defect tulang yang berukuran kecil ada beberapa pilihan osteogenesis menjadi hilang sama sekali karena seluruh
yang dapat dilakukan seperti: cangkok tulang kecil, sel-sel tulang alograf telah mati. Aplikasi klinis tulang
pemberian , pemberian faktor- alograf untuk rekonstruksi pada
faktor pertumbuhan, injeksi darah sumsum tulang dan umumnya memberi hasil yang baik. Terjadi union antara
dewasa ini telah mulai diteliti dengan pemberian alograf dengan resipien, walaupun prosesnya berjalan lebih
(Minamide et al., 2001; Ferdiansyah, 2007; Hernigou lambat daripada penyembuhan normal (delayed union).
et al., 2005). Pada dengan gap lebih besar Kelemahan utama transplantasi tulang alograf adalah pada
dari 2 kali diameter tulang, penanganannya lebih komplek bagian tengahnya tetap merupakan benda mati, sehingga
karena memerlukan operasi yang besar untuk rekonstruksi dalam jangka waktu panjang akan mengalami perlemahan
tulang yang hilang dengan tujuan mengembalikan fungsi yang mempunyai resiko terjadi fraktur. Disamping itu adanya
anggota gerak (Bruder et al., 1998; Arinzeh et al., 2003; benda mati yang besar didalam tubuh juga meningkatkan
Bensaid W et al., 2005; Bakker et al., 2008) resiko timbulnya infeksi (Burchardt, 1983; Friedlander,
Sampai saat ini material untuk graf tulang yang ideal 1983; Pelker , 1983; Ferdiansyah & Abdurrahman,
adalah yang berasal dari tubuh sendiri yang dikenal dengan 1997, Ferdiansyah, 1998). Sementara itu biomaterial yang
autograf. Autograf sebagai graft tulang yang ideal memiliki berasal dari logam bisa dirancang untuk menerima beban
3 sifat biologi. Pertama, osteogenesis di mana autograf yang diterima tulang, tetapi tidak mempunyai sifat biologi
mengandung sel osteoblas yang mempunyai kemampuan yang diinginkan, sehingga tidak bisa inkorporasi dengan
untuk memproduksi matrik tulang. Kedua, osteoinduktif tubuh, akibatnya pemakaian jangka panjang akan terjadi
dimana autograf mengandung berbagai sitokin seperti (perlemahan logam karena menerima beban
(TGF- ), platelet derived terus menerus) dan harus dilakukan penggantian implan
growth factor (PDGF), (IGF), dengan yang baru.
fibroblast growth factor (FGF), Tahapan kedua dalam penanganan
protein (BMP) yang berfungsi menarik, menstimuli defect adalah dengan menggunakan faktor pertumbuhan
osteoprogenitor sel untuk berproliferasi dan berdiferensiasi atau sitokin (factor based therapy) untuk mempercepat
menjadi osteoblas yang selanjutnya akan memproduksi inkorporasi antara graf dengan resipien. Metode ini
tulang yang baru. Ketiga, osteokonduktif di mana autograf dipelopori oleh Marshal R. Urist pada tahun 1982 yang
memiliki matrik yang berfungsi sebagai scaffold tempat menemukan
deposisi tulang yang baru. Walaupun autograf tulang fraction (BMP), merupakan faktor pertumbuhan yang
merupakan graf yang paling ideal, tetapi autograf tidak diekstrak dari komponen organik tulang dengan cara
dapat digunakan untuk rekonstruksi pada mengambil seluruh mineral tulang (
defect, karena pengambilan tulang dengan ukuran yang – DBM). BMP inilah yang mempunyai peran
besar akan menimbulkan morbiditas yang besar (kecacatan) memberikan sifat osteoinduktif pada tulang. Seiring dengan
pada tempat tulang tersebut diambil. perkembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut ditemukan
Evolusi rekonstruksi pada berbagai sitokin yang juga mempunyai mempunyai sifat
berkembang melalui beberapa tahapan sesuai dengan osteoinduksi seperti TGF- , PDGF, FGF, IGF dan lain-lain.
perkembangan ilmu pengetahuan dan sampai saat ini masih Penemuan ini menambah efektivitas pemberian graf pada
terus berkembang. Tahapan pertama adalah rekonstruksi tulang. Penggunaan faktor pertumbuhan dalam aplikasi
dengan menggunakan biomaterial ( ) klinis berjalan lambat, bahkan untuk penanganan
yang sampai sekarang masih digunakan. Biomaterial bone defect belum dapat digunakan.. Hal ini disebabkan
yang paling sering digunakan adalah tulang alograf dan BMP yang dihasilkan dari ekstraksi tulang relatif sangat
atau implan (endoprosthesis) yang terbuat dari kombinasi sedikit, dan pengambilan mineral tulang mengakibatkan
logam dan polimer. Tulang alograf yang didapat dari kekuatan mekanik tulang menjadi sangat menurun sehingga
donor, sebelum digunakan diproses terlebih dahulu untuk hanya bisa digunakan pada defect tulang yang kecil. Upaya
mengurangi resiko penularan penyakit dan menurunkan melakukan protein rekombinan untuk mendapatkan jumlah
potensi imunogeniknya. Pemerosesan ini mengakibatkan yang banyak dari BMP dan sitokin lainnya terbentur pada
berubahnya sifat biologi tulang alograf. Tulang alograf hanya berbagai hal seperti kemurnian produk, mahal, takaran dosis
memiliki sifat osteokonduktif dan sedikit osteoinduktif yang diinginkan, dan memerlukan biomaterial (scaffold)
karena masih mengandung faktor-faktor pertumbuhan yang sebagai pembawa serta waktu pelepasan sitokin dari

180 JBP Vol. 13, No. 3, September 2011: 179–195


biomaterial ) (Urist , 1982; Friedlander, 6-9 bulan,, mata merah, haemoglobin > 90 mg%,
mg%, platelet
latelet
9
1983; Guo , 1991; Termaat , 2005; Vogens > 180 10 /L. Kriteria eksklusi adalah sebagai berikut:
et al.,, 2005).. ada luka kulit, kecepatan pernafasan > 60 /menit, suhu
Tahapan ketiga adalah dengan menggunakan sel rektal > 40° C, lekosit >15 109/L. Kriteria drop out
( ). Dasar pemikiran adalah sebagai berikut: infeksi luka operasi, meninggal.
penggunaan sel dalam penangan Randomisasi dilakukan dengan simpel random.
adalah mendapatkan graf tulang yang mempunyai sifat
ideal yakni memiliki sifat osteogenesis, osteoinduktif dan Variabel Penelitian
osteokonduktif. Sel yang digunakan adalah
yang berasal dari berbagai sumber didalam
tubuh manusia, dalam hal ini yang paling banyak diteliti Dalam penelitian ini melibatkan 3 variabel yaitu:
adalah yang berasal dari sumsum tulang. Pada rekonstruksi Variabel bebas; jenis graf yang digunakan adalah
maka membutuhkan scaffold hanya saja dan komposit bovine
untuk tempat melekat, proliferasi dan diferensiasi menjadi dengan (BM-
osteoblas yang nantinya juga menjadi tempat deposisi MSCs). Variabel kendali; ras kelinci, jenis kelamin, usia,
matrik tulang yang baru (Bruder , 1998, Bruder berat badan, dan status kesehatan. Variabel tergantung;
& Scaduto, 2005; Goldberg & Caplan, 2004; Bensaid matrik tulang dalam graf, kadar kolagen type I (COL I),
et al., 2005). osteoklasin (OC), dan derajat inkorporasi diukur dengan
Tujuan penelitian ini untuk membuktikan regenerasi skor radiologi dan histologi.
tulang pada dengan menggunakan Pemeriksaan matrik tulang di lakukan pengecatan
mineral (BHA) sebagai scaffold dengan hematoksilin-eosin dinilai dengan 2 cara yaitu:
(BM-MSCS) sehingga dapat semikuantitatif dengan sistem skor Lane dan Sandhu (Tabel 1)
menjadi model pada penyembuhan tulang. untuk menilai semua matrik tulang baru dan kuantitatif
dengan menghitung luas tulang baru.
MATERI DAN METODE (COL1), diperiksa dengan metode
immunohistokimia menggunakan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
( ),
rancangan penelitian eksperimental murni yang dilakukan
kemudian diukur ketebalan serabut kolagen tipe 1 dengan
pada binatang coba menggunakan rancangan penelitian Post
menggunakan mikrometer yang telah dikalibrasi. Pemeriksaan
test only controle group design dengan kelompok sebagai
dilakukan pada seluruh lapangan pandang. Osteoalcin (OC)
berikut; kelompok perlakuan; BHA yang di seeding dengan
diperiksa dengan metode immunohostokimia menggunakan
BM-MSCs, dan kelompok kontrol; hanya BHA saja.
(
Unit Eksperimen adalah
Biologicals), kemudian dihitung jumlah sel osteoblas
jenis kelamin jantan (Penggunaan Hewan Model telah
yang positif sel dibagi dengan total osteoblas pada seluruh
dimintakan sertifikat Laik Etik Penelitian).. Replikasi,
lapangan pandang. Evaluasi radiologi dilakukan setelah 8
karena pada penelitian akan dilakukan uji banding setiap 2
kelompok tidak berpasangan, maka rumus besar sampel.
(International Society of Limb Salvage Surgery) (Santoni
BG) ( ).

Lokasi dan Jadwal Waktu Penelitian


Penelitian dikerjakan di Instalasi Pusat Biomaterial–
Bank Jaringan RSU Dr. Soetomo untuk pembuatan
Sehingga didapatkan jumlah replikasi minimal 12 hidroksiapatit, di Laboratorium Lembaga
per kelompok. Dilakukan koreksi jumlah replikasi untuk Penyakit Tropik UNAIR untuk kultur dan
mengantisipasi unit eksperimen yang drop out selama seeding pada biomaterial dan di Bagian Bedah
proses penelitian dengan f = 25% (0,25) sehingga jumlah Fakultas Kedokteran Hewan, di mana semua tindakan
replikasi yang diambil dari penelitian ini adalah 16 ekor prabedah, sewaktu pembedahan dan pascabedah sampai
untuk masing-masing group. Kriteria inklusi adalah sebagai proses mematikan hewan coba di bawah pengawasan
berikut : New Zealand White Rabbit,, kelamin jantan, usia
sia Dokter hewan yang berpengalaman.

Ferdiansyah: Regenerasi pada Massive Bone Defect 181


Tabel 1. Heiple
Union (distal dan proksimal) Tidak terjadi union 0
1
Union osteochondral 2
Union tulang 3
Organisasi komplit tulang 4
Tulang kanselous Tidak ada aktivitas sel tulang 0
Aposisi awal tulang baru 1
Aposisi aktif tulang baru 2
Reorganisasi tulang kanselous 3
Komplit reorganisasi tulang kanselous 4
Tulang kortikal Tidak terbentuk 0
Gambaran awal 1
Formasi tulang dalam pembentukan 2
Hampir semua reorganisasi 3
Terbentuk komplit 4
Sumsum tulang (marrow) Tidak ada 0
Mulai terlihat 1
Ada pada lebih dari setengah celah 2
Kolonisasi komplit oleh sumsum tulang merah ( ) 3
Sumsum lemak matur 4
Nilai total per kategori Union proksimal 4
Union distal 4
Tulang kanselous 4
Kortek 4
Sumsum tulang 4
Nilai maksimal 20

Union Garis fraktur tidak kelihatan 4


Garis fraktur terisi 75% 3
Garis fraktur terisi 25–75% 2
1
Resorpstion No resorption, formasi tulang baru 4
3
25–50% no fraktur 2
> 50% 1
Nilai total per kategori Union 8
Resorpsi 4
Total skor 12

Aspirasi dilakukan dengan tehnik steril


menggunakan spuit 10 cc yang telah diisi sebelumnya Bahan-bahan yang dipersiapkan untuk kultur sel adalah
dengan heparin sebanyak 1 cc. sebelum aspirasi dilakukan, Ficol, dan FBS. Sumsum tulang yang diperoleh
kelinci dibius terlebih dahulu dengan pemberian injeksi dituang kedalam tabung disposibel 15 ml yang steril dan
ketamin 20 mg/kg BB intramuskular dan xylazin 3 mg / kg ditambahkan PBS 10 cc, kemudian lakukan resuspensi.
BB intramuskular. Regio trokanter femur pada ekstremitas Siapkan 5 cc ke dalam tabung disposibel 15 ml yang
belakang dicukur. Spuit di masukan menuju medulla femur steril, secara perlahan melalui dinding tabung tuangkan
dan dilakukan aspirasi sebanyak 4–5 cc. campuran marrow dan PBS. Lakukan sentrifugasi pada

182 JBP Vol. 13, No. 3, September 2011: 179–195


temperature 20° C selama 25 menit dengan kecepatan diperoleh dibuang dan tambahkan 200 mikro PBS kemudian
1600 rpm. Dari hasil sentrifugasi akan diperoleh 4 lapisan resuspensi, dipindahkan pada tabung disposibel 15 ml yang
yaitu sel darah merah, , dan plasma. Dengan steril dan ditambahkan PBS 10 cc. sentrifugasi dilakukan
menggunakan pipet, buffy coat diambil dan diletakkan pada kembali dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit dengan
tabung disposibel 15 ml yang steril. Tambahkan PBS 10 cc suhu 20° C. Pelet yang diperoleh ditambahkan medium
tujuannya adalah untuk mencuci buffy coat yang diperoleh. disiapkan
Kemudian dilakukan sentrifugasi kembali dengan suhu dan yang akan digunakan dibersihkan dengan
20° C selama 10 menit dengan kecepatan 1600 rpm. Dari kapas alkohol terlebih dahulu, lalu sel tunggal ditanam
hasil sentrifugasi diperoleh pelet, pelet ini kemudian @ 20 mikro, kemudian inkubasi pada inkubator selama
1 jam. Setelah itu masing-masing ditambahkan 5 mikro
kemudian lakukan resuspensi. Hasil resuspensi dipindahkan CD45/CD105, disimpan di lemari es selama 1 jam dan
kedalam piring petri diameter 10 cc dan ditambahkan dijauhkan dari cahaya. Pengamatan CD45/CD105 dilakukan

37° C dengan kadar CO2, dan pertumbuhan sel akan diamati akan menunjukan ekspresi positif pada CD105
setiap harinya. berupa pendaran berwarna hijau, sedangkan pada CD 45
Pertumbuhan sel terus diamati setiap harinya, pada akan bereaksi negatif.
hari kedua dilakukan pencucian sel, dengan cara medium
lama diambil dan dicuci dengan menggunakan PBS, lalu
diganti dengan medium baru. Hal ini dilakukan karena pada
Dibuat dengan pembersihan secara kimiawi terlebih
sumsum tulang didapatkan lemak, sisa sel darah merah
dahulu kemudian diikuti dengan proses pemanasan
dan hematopoitik. Sel yang diharapkan tumbuh
(furnacing) tulang sapi sampai suhu 1000° C sehingga
adalah l mesensimal yaitu sel yang melekat
pada dinding Petri. Pada hari ke tujuh bila pertumbuhan seluruh kandungan organik tulang sapi menguap. Proses ini
dilakukan dengan menggunakan mesin
splitting. Medium lama
diambil dan ditambahkan tripsin 2 cc, kemudian tripsin .
Karakterisasi BHA dilakukan untuk melihat kemiripan
diambil dan dibuang lalu tambahkan lagi 2 cc tripsin
mikrostruktur dan komposisi BHA dibandingkan dengan
kemudian inkubasi 5 menit pada inkubator. Penambahan
tulang manusia. Karakterisasi dilakukan dengan
tripsin yang pertama dilakukan untuk mencuci sel dan
untuk melihat porositas
yang kedua dilakukan untuk merontokkan sel. Setelah 5
dan mikrostruktur dan XRD (X-ray Difractometer)
untuk melihat komposisi
2 cc kemudian dilakukan resuspensi untuk memisahkan sel
hidroksiapatit.
yang rontok agar menjadi sel tunggal. Lalu hasil resuspensi
dipindahkan ke dalam tabung disposibel 15 ml yang steril
untuk kemudian dilakukan sentrifugasi. Pelet yang diperoleh
dilakukan untuk memeriksa viabilitas
dipindahkan ke dalam 2 piring petri diameter 10 cc, masing- sel terhadap paparan suatu zat, dengan menggunakan
garam tetrazolium MTT. Pemeriksaan dilakukan pada
Inkubasi kembali ke dalam inkubator. Pertumbuhannya dengan cara sebagai berikut.
diamati setiap hari, passase yang dilakukan sampai dengan Dilakukan tripsinasi untuk melepas lapisan sel
passase 4 di mana biasanya jumlah yang diinginkan telah pada piring petri. Dibuat suspensi
tercapai dan ideal untuk diaplikasikan. cells dengan penambahan CCM 20% sebanyak 5 mililiter.
Suspensi sel dimasukkan kedalam sebanyak
50 l/well dengan kisaran jumlah sel 2 104 sel. Kemudian
Untuk melakukan pemeriksaan imunohistokimia sel
pada setiap well ditambahkan CCM 20% sebanyak
dibuat menjadi sel tunggal. Pemeriksaan imunohistokimia
100 l/ yang telah berisi
dengan menggunakan monoklonal antibodi
di inkubasi dalam incubator CO2 dengan suhu
dan ( ).
37° C selama 24 jam. Setelah 24 jam dimasukkan biomaterial
Sampel yang akan diperiksa disentrifuse dengan kecepatan
yang telah disiapkan. Pada uji ini biomaterial yang dipakai
9100 rpm selama 5 menit pada suhu 23° C. Supernatan yang
adalah BHA, tulang bovine dan tulang alograf.

Ferdiansyah: Regenerasi pada Massive Bone Defect 183


yang telah berisi dan biomaterial
di inkubasi lagi selama 19 jam. Setelah 19 jam diberikan hari agar proses berjalan dengan baik. Jika gelembung
larutan MTT sebanyak 25 l/ Kemudian diinkubasi udara sudah tidak tampak maka kemungkinan bahan
kembali selama 5 jam. Setelah 5 jam medium diambil dan keras sudah menjadi lunak. Untuk meyakinkan bahan bisa
diganti dengan DMSO 200 l/well. Di inkubasi selama
5 menit kemudian dibaca dengan elisa reader. dilanjutkan dengan pemrosesan bahan. Pertama sekali
dilakukan dehidrasi untuk penarikan air secara bertahap
dengan menggunakan formalin 10% kemudian alcohol
Proses implantasi (seeding) BM-MSCs ke dalam
76%. Kemudian dilakukan penjernihan dengan tujuan agar
BHA dilakukan dengan tahapan sebagai berikut. BHA
di dapatkan spesimen yang transparan serta mengganti
direndam dengan medium yang berisi -MEM dan FBS,
larutan alkohol yang ada dalam spesimen. Proses ini
kemudian dimasukkan kedalam inkubator CO 2 selama
menggunakan xylol. Setelah selesai penjernihan dilakukan
4 jam. Selanjutnya BHA diletakkan di dalam tabung dan
impregnasi untuk menyamakan spesimen dengan bahan
dimasukkan . Tabung yang berisi
pengeblok ( ). pemerosesan bahan, penyayatan
komposit BHA dasn dimasukkan
bahan dan pewarnaan jaringan. Proses ini dilakukan dengan
ke dalam inkubator selama 16 jam. Secara periodik tabung
digoyang untuk meratakan suspensi .
Proses selanjutnya adalah pengeblokan ( ) untuk
mempermudah penyayatan dengan mikrotom. Proses ini
Operasi implantasi komposit BHA dan BM-MSCs
ke hewan coba dilakukan di kamar operasi RS Hewan parafin mengeras. Setelah proses pengeblokan selesai
Fakultas Kedokteran Hewan. Prosedur dilakukan sebagai spesimen disayat dengan mikrotom secara longitudinal,
berikut. Kelinci dibius terlebih dahulu dengan pemberian dan selanjutnya dilakukan pewarnaan dengan hematoksilin
injeksi ketamin 20 mg/kg BB intramuskular dan xylazin eosin. Hasil pemeriksaan histopatologi dibaca oleh dua
3 mg/kg BB intramuscular kemudian bulu pada ekstremitas orang ahli.
depan kanan dicukur. Insisi dilakukan lapis demi lapis
sampai mencapai tulang ulna, kemudian tulang ulna berikut
periosteumnya di potong sepanjang 1 cm. Pada kelompok
Pemeriksaan menggunakan
perlakuan dilakukan implantasi komposit graf BHA dan
( )
BM-MSCs, sedangkan pada kelompok kontrol hanya diberi
untuk kolagen tipe I dan
Osteocalcin ( ) untuk osteokalsin. Preparat
benang nylon 0,1. Luka operasi dijahit dan displint dengan
gips. Hewan coba selama penelitian diletakkan dan bebas
dengan menggunakan xylol, alkohol absolut, alkohol 96%,
bergerak di dalam kandang. dan alkohol 70%. Kemudian dicuci dengan menggunakan
PBS sebanyak 2 kali masing-masing 3 menit. Inkubasi
dengan citrate buffer 10 mM ph 6 pada ,
Pemeriksaan dilakukan pada hari pertama operasi dan
lalu didinginkan kurang lebih 20 menit. Dicucicuci kembali
8 minggu setelah operasi. Pemeriksaan menggunakan alat
dengan PBS dan inkubasi dengan tripsin 0,025% kurang
radiologi seri
lebih 15 menit pada suhu 37° C. Pencucian kembali
. Hasil pemeriksaan radiologi di baca
dilakukan dengan PBS dan inkubasi dengan H2O2 3% selama
oleh 2 orang ahli radiologi.
10 menit. Cuci kembali dengan PBS dan tambahkan mAb
yang akan digunakan (Osteocalsin/Collagen type I) selama
Spesimen penelitian berasal dari tulang ulna yang 30 menit sampai 1 jam. Setelah itu cuci kembali dengan PBS
dipotong sepanjang 0,5 cm dibagian proksimal dan distal dan inkubasi dengan secondary Ab selama 30 menit. Cuci
dengan graf terletak ditengahnya. Proses yang dilakukan dengan PBS dan inkubasi dengan streptavidin-HRP selama
30 menit. Cuci dengan PBS dan inkubasi dengan CAB-
cara merendam spesimen penelitian ke dalam larutan EDTA Chromogen (1:50) selama 10 menit. Pencucian kembali
jenuh dengan volume 50 kali bahan. Amati perubahannya dilakukan dengan PBS dan Aquadest, lalu diinkubasi
jika ada gelembung udara berarti proses dekalsifikasi dengan hematoksilin selama 10 menit. Terakhir cuci dengan

184 JBP Vol. 13, No. 3, September 2011: 179–195


air mengalir sampai berwarna biru lalu angin-anginkan Hasil pemeriksaan radiologi
hingga kering dan akhiri dengan proses mouting entelen. Tabel 4. Analisis hasil pemeriksaan radiologi
Analisis Data Skor Gambaran
Wilcoxon-Mann
Data yang terkumpul terdiri dari 2 jenis data, yaitu Kelompok N Radiologi
Whitney tes
data semi kuantitatif untuk pemeriksaan radiologi dan Median Min Maks
histopatologi serta data kuantitatif untuk pemeriksaan Kontrol 12 10,5 6 12
immunohistokimia kolagen tipe I dan osteoklasin. Analisis Perlakuan 12 11,0 9 12 p = 0,133
statistik yang dilakukan adalah: one way Anova untuk
MTT Assay, uji reliabilitas 2 pemeriksa, uji normalitas Hasil analisis dengan
pada semua data, uji komparasi data semikuantitatif hasil didapatkan nilai p = 0,133 (p > 0,05) yang berarti tidak ada
pemeriksaan radiologi dan histopatologi, uji komparasi perbedaan gambaran radiologi antara kelompok kontrol
data semikuantitatif union bagian distal dan proksimal dengan kelompok perlakuan ( ).
dari hasil pemeriksaan histopatologi, uji komparasi data
semikuantitatif matrik pada graf komposit, uji komparasi Hasil pemeriksaan matrik tulang (histopatologis)
data kuantitatif hasil pemeriksaan imunohistokimia kolagen
tipe I dan osteokalsin, uji data kuantitatif komparasi matrik
tulang, uji korelasi antara matrik tulang dengan kolagen Table 5. Analisis hasil pemeriksaan total matrik yang
dan osteokalsin. uji korelasi antara histopatologi dengan
terbentuk
osteokalsin dan kolagen, dan uji pengaruh produk osteoblas
terhadap regenerasi dengan sem Skor Gambaran Wilcoxon-
( ) PLS (parsial least square). Kelompok N Histopatologi Mann Whitney
Median Min Maks test
HASIL DAN DISKUSI Kontrol 12 8,0 4 13
Perlakuan 12 15,5 10 18 p = 0,000
Dalam penelitian ini digunakan 32 ekor kelinci yang
terbagi dalam 2 kelompok (kelompok kontrol dan perlakuan),
masing-masing 16 ekor. Selama proses penelitian, terdapat Hasil analisis dengan
masing-masing 4 ekor unit eksperimen yang hilang
atau drop out, sehingga pada akhir perlakuan terdapat perbedaan gambaran histopatologi antara kelompok kontrol
masing-masing 12 ekor unit eksperimen yang dapat dengan kelompok perlakuan ( ).
diamati. Hasil penilaian union bagian distal dan proksimal
Hasil MTT assay graf dengan analisis semikuantitatif
Tabel 3. Analisis one way anova pada periksaan MTT Tabel 6. Analisis hasil pemeriksaan union distal
assay
Skor Gambaran
Sum of Mean Wilcoxon-Mann
df F Sig Kelompok N Radiologi
Squares Square Whitney tes
Median Min Maks
Between Groups .028 3 .009 1.158 .337 Kontrol 12 2,00 1 3
Within Groups .351 44 .008 Perlakuan 12 3,00 2 4 p = 0,000
Total .378 47
Hasil analisis dengan
Dari uji one way Anova
0,337 (> 0,05) di mana tidak didapatkan perbedaan antara perbedaan gambaran union secara histopatologi pada
variable ( ). bagian distal antara kelompok kontrol dengan kelompok
perlakuan ( ).

Ferdiansyah: Regenerasi pada Massive Bone Defect 185


Tabel 7. Analisis hasil pemeriksaan union proksimal Hasil analisis dengan independent t-test didapatkan

Skor Gambaran
Radiologi
Wilcoxon-Mann jumlah kolagen antara kelompok kontrol dengan kelompok
Kelompok N
Whitney tes perlakuan ( ).
Median Min Maks
Kontrol 12 2,00 1 4
Perlakuan 12 3,50 2 4 p = 0,015
Tabel 11. Analisis hasil pemeriksaan osteokalsin
Hasil analisis dengan
Osteokalsin Independent
Kelompok N
Mean SD Min Maks t-test
perbedaan gambaran union histopatologi pada bagian Kontrol 12 3,62 1,22 1,16 7,69 t = 5,417
proksimal antara kelompok kontrol dengan kelompok Perlakuan 12 10,78 4,55 4,84 19,15 p = 0,000
perlakuan ( ).
Hasil analisis dengan independent t-test didapatkan
Tabel 8. Analisis hasil penilaian matrik dalam graf

Skor Gambaran
osteokalsin antara kelompok kontrol dengan kelompok
Wilcoxon-Mann perlakuan (Tabel 11).
Kelompok N Radiologi
Whitney tes
Median Min Maks
Kontrol 12 3,00 1 7
Perlakuan 12 8,00 6 10 p = 0,000
Untuk mengetahui korelasi antara pemeriksaan
histopatologi dan kolagen tipe I dilakukan uji korelasi
Hasil analisis dengan
dengan hasil sebagai berikut:
Dari uji korelasi
perbedaan gambaran union histopatologi pada bagian
kurang dari 0,05 yaitu 0,00 berarti ada korelasi antara kadar
proksimal antara kelompok kontrol dengan kelompok
perlakuan ( ).
korelasi 0,818 ( ).

Table 9. Analisis hasil pemeriksaan matrik tulang Dari uji korelasi


kurang dari 0,05 yaitu 0,00 berarti ada korelasi antara kadar
Skor Gambaran Radiologi Independent
Kelompok N
t-test korelasi 0,788 ( ).
Mean SD Min Maks
Kontrol 12 62,75 10,5 6 12
Perlakuan 12 123,25 11,0 9 12 p = 0,133
Dari uji korelasi pearson
Hasil analisis dengan independent t-test didapatkan kurang dari 0,05 yaitu 0,049 berarti ada korelasi antara

jumlah matrik antara kelompok kontrol dengan kelompok 0,406 ( ).


perlakuan (Tabel 9).

Tabel 10. Analisis hasil pemeriksaan kolagen tipe I Dari uji korelasi Pearson
kurang dari 0,05 yaitu 0,039 berarti ada korelasi antara
Kolagen Independent kadar kolagen tipe I dengan matrik. Dengan koefisien
Kelompok N
Mean SD Min Maks t-test korelasi 0,423 ( ).
Kontrol 12 338,98 64,06 237,22 459,0 t = 6,120
Perlakuan 12 543,98 86,42 432,90 739,20 p = 0,000

186 JBP Vol. 13, No. 3, September 2011: 179–195


. Analisis korelasi antara matrik semikuantitatif dengan kolagen tipe I
Hasil_Kolagen Hasil_HistoPA
Spearman’s rho Hasil_Kolagen 1,000 ,818 (**)
Sig. (2-tailed) . ,000
N 24 24
Hasil_HistoPA ,818 (**) 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 24 24

Tabel 13. Analisis korelasi matrik semikuantitatif dengan osteokalsin


Hasil_HistoPA Hasil_osteokalsin
Spearman’s rho Hasil_HistoPA 1,000 ,788 (**)
Sig. (2-tailed) . ,000
N 24 24
Hasil_osteoklasin ,788 (**) 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 24 24

Table 14. Analisis korelasi antara matrik kuantitatif dengan osteokalsin


Luas_Matrix Hasil_osteokalsin
Luas_Matrix Pearson Correlation 1 ,406(*)
Sig. (2-tailed) . ,049
N 24 24
Hasil_osteokalsin Pearson Correlation ,406(*) 1
Sig. (2-tailed) ,049 .
N 24 24

Table 15. Analisis korelasi antara matrik kuantitatif dengan kolagen tipe I
Luas_Matrix Hasil_Kolagen
Luas_Matrix Pearson Correlation 1 ,423(*)
Sig. (2-tailed) . ,039
N 24 24
Hasil_Kolagen Pearson Correlation ,423(*) 1
Sig. (2-tailed) ,039 .
N 24 24

Dari analisis SEM menggunakan PLS, produksi


osteoblas berpengaruh (0,797) terhadap regenerasi
bone defect, dengan indikator yang paling kuat adalah
variabel matrik dalam graf diikuti dengan union distal, total
matrik (luas) dan union proksimal.

Darah sumsum tulang mengandung 2 jenis


yaitu dan hematopoitik
Gambar 1. Gambar analisis korelasi antara produk osteoblas
dengan regenerasi .
dengan jumlah yang sangat sedikit hanya 0,001–0,01% (1 cc

Ferdiansyah: Regenerasi pada Massive Bone Defect 187


darah sumsum tulang mengandung 40 juta sel mononukleus CD14, CD11b dan penanda hematopoitik lainnya, dan
dan didalamnya hanya terdapat 2000 stem sel). Pada memberikan hasil positif terhadap CD105 dan CD90 . Pada
penelitian ini yang digunakan adalah stem mesensimal, penelitian ini penanda yang digunakan adalah CD45 dan
oleh karena itu sebelum digunakan diperlukan isolasi dan CD105 (Gregory & Prockop, 2007). Hasil pemeriksaan
ekspansi untuk memperbanyak jumlah dengan menggunakan mikroskop fuoresen didapatkan
cells. Proses ini bisa dilakukan dengan metode direct plating cells yang dikultur memberikan hasil yang positif terhadap
atau dengan metode . Ekspansi monoklonal antibodi
cells dapat dilakukan sampai 500 kali jumlah semula dalam (berpendar hijau) dan negatif terhadap monoklonal antibodi
waktu 3 minggu. Passage sel dapat dilakukan sampai 20 (tidak berpendar), yang berarti sel
kali, tetapi passage sel yang optimal untuk digunakan yang di kultur adalah .
adalah sel hasil passage 2–4, di mana pada passage ini
potensi sel masih sangat tinggi, dengan morfologi sel
( )
berbentuk spindle tipe RS (rapidly self-renewing) dan
Penelitian ini menggunakan hidroksiapatit yang
bukan berbentuk rhomboid tipe SR (slowly replicating).
diproduksi sendiri di Pusat Biomaterial – Bank Jaringan
Sel yang digunakan pada penelitian ini berasal dari sel
Dr. Soetomo. Mineral hidroksiapatit ( mineral bovine
passage 4. (Chen et al., 2007; Gregory & Prockap, 2007;
(BHA) diproses melalui kombinasi proses
Rantam , 2009).
kimiawi dan sebagai berikut. Pertama,
Jumlah sel yang digunakan tergantung dari jenis
sel yang digunakan dan besar dan jenis scaffold yang dilakukan pengambilan semua kotoran dan darah yang
masih melekat pada tulang dengan metode kemikal, kedua,
digunakan. Sampai saat ini belum ada acuan baku untuk
menghitung jumlah sel yang dibutuhkan. Dari penelitian dilakukan pengambilan semua sisa kotoran beserta lemak
terdahulu didapatkan bila memakai darah sumsum dengan metode kemikal, ketiga, dilakukan pengeringan
tulang diperlukan jumlah sel yang sangat besar mencapai dengan menggunakan mesin sampai kadar air
6–8 107, bila menggunakan pada tulang di bawah 7%, keempat, dilakukan sintering/
berkisar 2–5 107 sel dan bila menggunakan sel yang furnacing untuk menguapkan semua kandungan organik
telah berdiferensiasi berkisar 106 sel. Pemakaian jumlah tulang dengan mesin ( )
sel yang terlalu banyak akan menimbulkan kematian sel dengan kenaikan suhu 10° C setiap 10 menit
yang besar karena pada saat awal implantasi akan terjadi dan bila telah mencapai 1000° C dipertahankan selama
kompetisi di antara sel untuk mendapat nutrisi dari pembuluh 1 jam, dan yang keempat mineral yang sudah terbentuk
darah, sedangkan penggunaan sel yang terlalu sedikit dicuci untuk menghilangkan semua gas toksik yang masih
akan menyebabkan proses penyembuhan tidak optimal tertinggal dan dipanaskan kembali dengan suhu 150° C
karena produk yang telah berdiferensiasi juga untuk sterilisasi. Hasil akhir dari proses di atas adalah
sedikit. Alasan ini yang membuat peneliti menggunakan (BHA) yang tidak mengandung
dengan jumlah 4 10 7 sel unsur organik tulang. Untuk mengetahui apakah BHA yang
(Kadiyala , 1987; Bruder , 1998; Marcacci et dihasilkan sesuai atau menyerupai tulang manusia dilakukan
, 2007; Cuomo , 2009). pemeriksaan untuk mengukur pori-pori dan interkoneksi
yang berasal dari sumsum tulang terdiri pori serta komposisi BHA. Hidroksiapatit yang baik harus
dari dan hematopoitik. dapat memfasilitasi pertumbuhan pembuluh darah baru dan
Pada kultur pada piring petri maka deposisi tulang baru yang terbentuk, untuk ini diperlukan
akan melekat sedangkan hematopoitik hidroksiapatit dengan ukuran pori-pori sebesar 150–500 m
dan sel mononukleus lainnya tidak melekat. Dengan (Muschler , 2004). Pemeriksaan dengan mikroskop
melakukan pencucian berulang diharapkan semua elektron ( ) untuk
cellshemotopoitik dan sel mononukleus lainnya dapat menentukan mikoarsitektur didapatkan pori-pori BHA
disingkirkan. telah mempunyai ukuran 200–500 yang merupakan ukuran
memberikan pedoman untuk mengetahui kemurnian ideal untuk tumbuhnya osteoblas dan deposisi tulang
yang di dapatkan dari hasil kultur
yaitu harus memberikan hasil melihat komposisi mineral BHA dengan menggunakan
negatif terhadap penanda sel hematopoitik CD45, CD34, X-ray difraktometer ( )

188 JBP Vol. 13, No. 3, September 2011: 179–195


menunjukkan komposisinya sama dengan tulang manusia.
Pemeriksaan di atas menunjukkan bahwa BHA mempunyai Implantasi komposit graf BHA dan BM-MSCs
mikroarsitektur dan komposisi sama dengan tulang. dilakukan dengan terlebih dahulu memotong tulang ulna
Dalam pengembangan dan pembuatan biomaterial hewan coba sesuai dengan kriteria
(scafold) sangat penting untuk mengetahui apakah yaitu sepanjang 2 kali diameter tulang. Pada penelitian ini
biomaterial ini dapat menopang kehidupan dan pertumbuhan tulang ulna hewan coba dipotong osteoperiosteal sepanjang
sel yang akan di seeding di dalamnya. Salah satu metode 1 cm. Pemotongan tulang juga disertai dengan pengambilan
yang banyak digunakan untuk melihat toksisitas biomaterial periosteum untuk menghilangkan peran
terhadap sel adalah dengan . cells yang banyak berada di dalam periosteum.
Pada kelompok kontrol yang di implantasikan pada
assay dilakukan dengan mengukur perubahan warna hewan coba hanya BHA saja. Karena
(kolorimetrik) menggunakan Elisa reader untuk mengetahui mikrostruktur dan komposisi BHA menyerupai tulang
aktifitas metabolik sel. Pemeriksaan ini pertamakali manusia maka BHA mempunyai sifat osteokonduktif. Pada
diperkenalkan oleh Mosmann pada tahun 1983. Mitokondria rekonstruksi dengan menggunakan
sel yang hidup akan merubah MTT yang berwarna kuning BHA maka proses penyembuhan sama dengan yang terjadi
menjadi formazan yang berwarna biru. Perubahan ini terjadi pada rekonstruksi menggunakan alograf. Pada kelompok
karena kemampuan enzim dehidrogenase mitokondria perlakuan rekonstruksi dilakukan dengan memberikan
untuk memutus cincin tetrazolium MTT. Sel yang hidup komposit graf BHA dan BM-MSCs, karena komposit
akan memproduksi formazan secara proporsional bila diberi mempunyai sifat osteokonduktif, osteoinduktif dan
MTT (Canton , 2007; Vannet , 2007). Pada osteogenesis maka penyembuhan yang terjadi sama dengan
penelitian MTT assay yang telah dilakukan sebelumnya pemberian autograf.
yang telah di kultur dipapar dengan Pada fase awal penyembuhan akan terjadi proses
berbagai biomaterial dari Pusat Biomaterial–Bank jaringan inflamasi karena adanya kerusakan tulang yang pada
RSU Dr. Soetomo yaitu; human bone, penelitian ini terjadi karena pemotongan tulang ulna.
dried tulang bovine dan mineral BHA dengan kelompok Kerusakan endotel pembuluh darah yang juga terjadi
kontrol yang tidak diberi biomaterial. Hasil pada pemotongan tulang akan mengaktifkan kaskade
kolorometrik dengan menggunakan Elisa reader yang komplemen, agegrasi platelet dan melepas isi granul .
didapatkan adalah tidak terdapat perbedaan antara kelompok Degranulasi platelet akan melepas faktor pertumbuhan
biomaterial dengan kelompok kontrol yang berarti seperti PDGF, TGF- dan sinyal-sinyal kemotaktik. Sel-sel
biomaterial tidak bersifat toksik terhadap polimorfonuklear, limfosit, monosit dan makrofag jaringan
cells, dan dapat menjadi tempat tumbuhnya akan melepas sitokin yang akan merangsang angiogenesis,
. selanjutnya pembuluh darah yang baru terbentuk akan

sumber molekul-molekul sinyal yang akan memulai proses


Proses ini dilakukan untuk meletakan ke
seluler pada penyembuhan tulang. Kerusakan pada matrik
dalam pori BHA. BHA tidak mengandung protein terutama
tulang resipien akan menyebabkan BMP yang terdapat
di dalamnya akan terlepas. BMP ini mempunyai peran
karena itu sebelum dilakukan seeding BHA di rendam di
yang sangat penting dalam proses penyembuhan. Fase
dalam media yang berisi -MEM dan FBS selama 4 jam.
reparatif dimulai dalam beberapa hari pertama sebelum

minggu. Hasil dari fase ini adalah terbentuknya jaringan


akan terikat pada BHA. Pada saat
kalus reparasi di dalam dan di sekitar tempat fraktur, yang
dimasukan ke dalam BHA maka akan melekat akhirnya akan diganti oleh tulang. Salah satu peranan kalus
dan mendapat nutrisi dari suspensi medium. Komposit BHA adalah meningkatkan stabilitas fraktur.
dan dimasukkan kedalam inkubator cells
selama 16 jam dan secara periodik di goyang dengan
dan osteoblas. Sel ini bisa berasal dari jaringan yang
agar media dan dapat terdistribusi secara merata. mengalami trauma dan juga berasal dari tempat lain yang
yang digunakan berjumlah 4 107 sel. migrasi melalui pembuluh darah. Pada fase ini kalus terdiri

Ferdiansyah: Regenerasi pada Massive Bone Defect 189


dari jaringan ikat, pembuluh darah, kartilago, tulang woven, memproduksi matrik tulang yang baru yang terdiri dari
dan osteoid.
Pada kelompok kontrol akan terjadi migrasi woven dan osteoid yang disebut sebagai kalus lunak (soft
resipien mengikuti pembuluh darah callus). Pori dan interkoneksi pori BHA dengan ukuran
yang masuk kedalam BHA. Sumber 200–500 menjadi tempat peletakan (deposisi) matrik
cells yang utama adalah periosteum di mana pada penelitian tulang yang baru ini. Karena seluruh BHA mengandung
ini perisoteum ikut diambil sehingga peran sel maka peletakan (deposisi) matrik tulang yang baru
resipien menjadi berkurang, walaupun begitu terjadi di seluruh bagian BHA. Selain protein pembentuk
masih ada dari donor yang ikut matrik tulang, sel osteoblas juga akan memproduksi sitokin
berperan dalam proses penyembuhan yang berasal dari PDGF, BMP, IGF, FGF, TGF- . Sitokin ini selanjutnya akan
periosteum terdekat dan jaringan disekitarnya. Karena merangsang untuk berproliferasi
terlepasnya sitokin seperti PDGF, BMP, IGF, FGF, TGF- dan diferensiasi menjadi osteoblas sekaligus merangsang
pada daerah defect tulang, maka akan terjadi proliferasi osteoblas untuk memproduksi matrik tulang.
dan diferensiasi resipien menjadi Dari uraian diatas terlihat bahwa
cells yang terdapat di dalam BHA membawa dampak
pembuluh darah hanya terjadi pada ujung distal, proksimal positif kepada lingkungannya dengan cara; pertama,
dan tepi graf saja, tidak mencapai seluruh mineral, oleh VEGF yang dihasilkan akan
karena itu migrasi stem mesensimal juga hanya terjadi menyebabkan terbentuknya pembuluh darah baru di
pada daerah tersebut. Pada fase reparatif ini dalam BHA yang mempunyai peran penting untuk nutrisi,
dari resipien yang telah berproliferasi dan kedua, sitokin yang dihasilkan oleh
berdiferensiasi akan mulai memproduksi matrik tulang cells yang telah berdiferensiasi menjadi osteoblas akan
yang baru dan meletakannya (deposisi) pada BHA. Oleh mempunyai efek autokrin dengan merangsang dirinya
karena resipien hanya mencapai sendiri untuk memproduksi matrik dan efek parakrin yang
tepi BHA saja maka deposisi matrik tulang yang baru merangsang dan osteoblas disekitarnya. Dengan
hanya terjadi pada daerah tepi BHA saja terutama ujung demikian maka komposit BHA dengan
distal dan proksimal yang kontak langsung dengan tulang cells mempunyai sifat osteokonduktif, osteoinduktif dan
resipien dan proses ini berlangsung lebih lama daripada osteogenesis.
proses penyembuhan normal (delayed union). Pada pemeriksaan radiologis data deskriptif
Keadaan yang berbeda terjadi pada kelompok menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan radiologis kelompok
perlakuan. Pada rekonstruksi perlakuan lebih baik daripada kelompok kontrol, tetapi
menggunakan komposit BHA dengan hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan antara
cells proses penyembuhan yang terjadi merupakan kontribusi kelompok kontrol dan perlakuan. Pemeriksaan radiologi
resipien dan bertujuan untuk memberikan pencintraan secara keseluruhan
cells pada daerah yang diinginkan secara makros. Gambaran
angiogenesis tidak hanya terjadi oleh karena pelepasan radiologis yang dihasilkan tulang merupakan gambaran
sitokin (VEGF) dari resipien saja, tetapi yang mineral yang ada didalamnya. Pemeriksaan radiologis pada
terdapat di dalam BHA juga menghasilkan VEGF yang penelitian ini dilakukan untuk menilai union pada bagian
berperan dalam pembentukan pembuluh darah baru. proksimal, distal, resorpsi graf dan pembentukan tulang
Mikroarsitektur BHA yang mempunyai pori-pori dan baru. Dari hasil pemeriksaan radiologis baik pada kelompok
interkoneksi pori akan memfasilitasi masuknya pembuluh kontrol maupun kelompok perlakuan terjadi penyambungan
darah baru kedalam BHA lebih jauh kedalam oleh antara graf dengan resipien dengan skor yang bervariasi.
karena yang berada di dalamnya memproduksi Pada penyembuhan fraktur pemeriksaan radiologi tidak
VEGF. Pembuluh darah baru akan membawa nutrisi
dan juga berbagai sitokin (PDGF, BMP, IGF, FGF, awal, karena pada saat itu yang terbentuk adalah kalus lunak
TGF- ) yang berperan dalam proses proliferasi dan (soft callus) yang merupakan komponen organik matrik
diferensiasi . Pada fase reparatif tulang dan belum mengandung mineral. Bila telah terjadi
stem mesensimal yang berasal dari resipien dan yang ada mineralisasi pada kalus (hard callus) pada fase reparatif
dalam BHA akan berproliferasi dan diferensiasi menjadi lanjut maka pemeriksaan radiologis akan memberikan
gambaran terbentuknya tulang baru (radio opak). Seperti

190 JBP Vol. 13, No. 3, September 2011: 179–195


telah diuraikan di atas proses penyembuhan tulang pada Penilaian matrik tulang yang baru yang terlihat dari
pada kelompok kontrol juga terjadi walaupun berlangsung hasil pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan 2 metode
lebih lambat. Proses penyembuhan pada kelompok kontrol yaitu semikuantitatif dengan sistem skor Lane dan Shandu
ini merupakan kontribusi resipien dan kuantitatif dengan cara menghitung luas matrik yang
dan hanya terjadi pada tepi BHA (terutama pada kedua terbentuk.
ujungnya). Berbeda halnya dengan kelompok perlakuan Pada proses penyembuhan fraktur tulang yang normal
dimana proses penyembuhan terjadi karena kontribusi akan terjadi pembentukan matrik tulang dengan komposisi
dari resipien dan donor, di mana yang berbeda sesuai dengan fase-fase penyembuhan.
proses penyembuhan terjadi pada seluruh bagian BHA. Pembentukan matrik tulang baru ini diawali dengan
Hasil pemeriksaan radiologis yang tidak berbeda antara terbentuknya pembuluh darah baru dan jaringan ikat
kelompok kontrol dan kelompok penelitian disebabkan; hasil dari hematom yang mengalami reorganisasi dan
Pertama, pada kedua ujung graf baik proksimal dan distal juga produksi dari yang berproliferasi menjadi
dari kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan terjadi
proses penyembuhan fraktur. Pemeriksaan radiologi hanya pembentukan jaringan tulang rawan, pembuluh darah,
memberikan gambaran makros proses penyembuhan, jaringan ikat, , tulang woven dan osteoid
sehingga tidak dapat menilai seberapa jauh proses yang dihasilkan oleh yang
penyembuhan telah terjadi. Kedua, bila sejak awal dari telah berproliferasi dan diferensiasi menjadi fibroblas,
gambaran radiologis tidak terdapat celah antara graf dengan kondroblas dan osteoblas. Pada fase reparatif lanjut akan
resipien akan menimbulkan bisa pada saat di evaluasi
8 minggu setelah implantasi. Ketiga, pada pemeriksaan matrik. Pada fase terjadi penggantian tulang
radiologi, BHA akan akan memberikan bayangan radio woven menjadi tulang lamela dan resorpsi kalus yang
opak, sehingga gambaran pembentukan tulang baru di tumbuh berlebihan. Pada kelompok kontrol yang tidak
dalam mineral BHA pada kelompok perlakuan akan tertutup mengandung maka pembentukan tulang baru
oleh bayangan mineral hidroksiapatit. tergantung dari resipien. Mineral hidroksiapatit
Pada penelitian terdahulu dengan menggunakan (BHA) hanya mempunyai sifat osteokonduktif saja, karena
komposit hidroksiapatit sintetis dengan tidak mengandung sel maupun faktor-faktor pertumbuhan.
cells (Arinzeh , 2003; Bruder , 1998; Bakker et Hal ini bisa disamakan dengan transplantasi alograf yang
, 2008) didapatkan penyembuhan bagian ujung graf yang besar ( ). Pada transplantasi tulang alograf
kontak dengan resipien baik pada kelompok kontrol dengan yang besar ( ) akan terjadi delayed union pada kedua
maupun kelompok perlakuan dengan stem sel. ujung graf yang kontak dengan resipien, sedangkan bagian
Pada bagian tengah graf deposi tulang baru sulit dilihat tengah tetap merupakan tulang mati atau bila ada proses
karena tertutupi oleh radiopasitas hidroksiapatit. Perbedaan pembentukan tulang walaupun minimal hanya terjadi pada
yang didapatkan adalah pada kecepatan terjadinya union bagian tepi graf yang kontak dengan jaringan lunak resipien.
dan deposisi tulang baru pada tepi graf. Petite (2000) Pada kelompok kontrol, matrik yang terbentuk sebagian
menggunakan hidroksiapatit dari koral yang diberi fresh besar terdapat pada daerah ujung graf daerah kontak
(FBM) dan (BM- antara BHA dengan resipien, di mana
MSCs), hasil penelitian kelompok yang menggunakan cells dapat bermigrasi mencapai ujung mineral BHA dan
FBM didapatkan pertumbuhan tulang ke dalam graf tetapi meletakkan matrik tulang pada daerah tersebut dan sebagian
tidak sampai di tengah dan graf mengalami resorpsi, kecil terjadi pada tepi graf. Pada kelompok perlakuan proses
sedangkan pada kelompok dengan BM-MSCs didapatkan penyembuhannya sama dengan proses penyembuhan normal,
penyembuhan pada seluruh graf tetapi pada gambaran karena komposit (BHA) mengandung
radiologis opasitasnya lebih rendah dari tulang resipien (BM-MSCs) di dalamnya. Mineral
yang menunjukan resorpsi hidroksiapatit terjadi dengan hidroksiapatit (BHA) mempunyai sifat osteokonduktif
cepat. Pada pemakaian alograf untuk rekonstruksi dengan struktur pori (200–500 ), interkoneksi pori serta
, evaluasi radiologi didapatkan komposisi yang sama dengan tulang normal. Pori-pori ini
penyembuhan pada kedua ujung alograf yang kontak merupakan tempat melekatnya ,
pada resipien, hanya saja penyembuhan lebih lambat memungkinkan tumbuhnya pembuluh darah baru, dan akan
dari normal (delayed union) (Ferdiansyah, 2002; Cara menjadi tempat meletakan matrik tulang yang baru, Pada
, 1994; Delloye , 2007). saat terjadinya kerusakan tulang akan terjadi pelepasan

Ferdiansyah: Regenerasi pada Massive Bone Defect 191


sitokin dan faktor-faktor pertumbuhan oleh sel platelet, pada defect antara resipien dan graf. Pada kedua kelompok
makrofag, osteoblas dan juga dari matrik tulang seperti penelitian defect telah terisi jaringan, bisa berupa jaringan
PDGF, IGF, FGF TGF- dan BMPs. Mineral hidroksiapatit
Pada kelompok kontrol matrik yang terbentuk pada defect
sitokin yang bersifat osteoinduktif ini, sehingga sitokin antara graft dan resipien sebagian besar adalah jaringan
yang terikat dengan mineral hidroksiapatit akan menstimuli
yang terdapat pada pori-pori mineral ini merupakan hasil deposisi oleh sel dari resipien. Pada
kelompok perlakuan, pemeriksaan histopatologi pada defect
dan osteoblas. Ketiga sel tadi akan memulai melakukan antara graf dan resipien sebagian besar berisi jaringan
proses penyembuhan tulang sekunder. Akan diproduksi tulang. Perbedaan jaringan yang terbentuk menunjukkan
matrik tulang yang sesuai dengan fase penyembuhan adanya perbedaan kecepatan penyembuhan, di mana
tulang. Pemeriksaan histopatologi kelompok perlakuan kelompok perlakuan proses penyembuhan berlangsung lebih
menunjukkan berbagai jenis matrik penyembuhan tulang cepat. Perbedaan antara kedua kelompok ini disebabkan
seperti jaringan ikat, jaringan tulang rawan, pembuluh proses penyembuhan pada kelompok kontrol merupakan
darah, , tulang woven dan tulang berlamela hasil kontribusi resipien dan donor, sehingga
yang tersebar di seluruh bagian BHA. Pada pemeriksaan memberikan hasil yang lebih baik.
hitopatologi ini juga bisa dibuktikan bahwa BHA tidak Penilaian pembentukan matrik secara kuantitatif dalam
menimbulkan reaksi imun (inert) pada hewan coba. Baik graf dilakukan hanya memeriksa matrik yang terbentuk di
pada kelompok kontrol maupun kelompok resipien tidak dalam mineral BHA dan tidak menilai daerah ujung-ujung
ditemukan sel-sel radang baik berupa sel polimorfonukleus mineral, sehingga dapat meminimalkan peran
maupun sel mononukleus, hal ini disebabkan BHA tidak resipien. Terdapat perbedaan yang bermakna
mengandung protein dan matrik organik lainnya yang telah antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan di
dihilangkan pada saat proses mana hasil kelompok perlakuan lebih baik. Pada bagian
Pada penelitian terdahulu dengan menggunakan tengah kelompok kontrol matrik yang terbentuk di dalam
komposit hidroksiapatit sintetis dengan pori-pori BHA sebagian besar adalah jaringan ikat padat.
terjadi pembentukan matrik tulang. Kadiyala Pada kelompok perlakuan karena adanya
(1997), Bruder (1998) mendapatkan pembentukan matrik cells di dalamnya terdapat matrik tulang berupa jaringan
tulang distribusinya tidak sesuai dengan tulang normal oleh
karena hidroksiapatit sintetis tidak memiliki interkoneksi woven dan tulang lamella, di samping itu juga didapat
pori. Bensaid (2005) melakukan penelitian menggunakan banyak terlihat pembuluh darah baru yang terbentuk pada
komposit hidroksiapatit koral dan pori mineral disertai kelompok sumsum tulang baru.
hanya satu dari tujuh hewan coba yang sembuh, hal ini Pada penilaian matrik secara kuantitatif ditujukan pada
disebabkan resorbsi hidroksiapatit koral yang terlalu cepat, matrik yang telah menjadi tulang. Luas matrik tulang baru
porous corraline – based diukur dengan satuan mikron. Pada penilaian didapatkan
dia mendapatkan penyembuhan 5 dari tujuh perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok
hewan coba, pada pemeriksaan histopatologi pembentukan perlakuan, di mana kelompok perlakuan hasilnya lebih baik.
tulang baru terutama terjadi pada tepi graf. Marcacci (2007) sesuai dengan penjelasan yang telah diuraikan di atas, di
melakukan evaluasi pada 4 pasien yang diberi komposit mana pada kelompok kontrol hanya sedikit matrik tulang
hidroksiaptit sintetik dan dengan yang terbentuk dan lokasinya sebagian besar adalah pada
masa evaluasi 1–7 tahun. Evaluasi hanya dilakukan secara kedua ujung graf. Sedangkan pada kelompok perlakuan
radiologi, didapatkan inkoporosi pada keempat pasien dan matrik tulang yang terbentuk lebih banyak dan tersebar di
tidak ada tanda resorbsi dari hidroksiapatit. seluruh graf.
Berbeda dengan penilaian secara radiologis, dengan Komposisi tulang terdiri dari terdiri dari 40% komponen
penilaian histopatologi untuk melihat penyembuhan pada organik dan 60% komponen inorganik. Komposisi
kedua ujung graf (distal dan proksimal) maka didapatkan komponen organik terdiri dari kolagen (80–90%) dan
perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol protein non kolagen (10–20%). Pada penelitian ini peneliti
dan kelompok perlakuan, di mana kelompok perlakuan memakai kolagen tipe I sebagai variable karena kolagen
memberikan hasil yang lebih baik. Penilaian union secara tipe I merupakan kolagen terbanyak pada tulang (80%)
histopatologi didasarkan pada jaringan yang terbentuk sedangkan selebihnya adalah kolagen tipe III dan X.

192 JBP Vol. 13, No. 3, September 2011: 179–195


Kolagen diproduksi oleh osteoblas pada fase reparatif. Implikasi hasil
Kolagen mempunyai peran utama memberikan kekuatan Temuan penelitian ini menambah alternatif baru bahan
tarik pada tulang (tensile strength), selain itu serabut graf pengganti tulang ( ). BHA
kolagen akan tersusun memanjang longitudinal berselang- sendiri dapat digunaan pada defect tulang yang kecil, karena
seling (overlaping) dan dicelahnya akan terjadi deposisi pada defect tulang kecil umumnya potensi penyembuhan
mineral hidroksiapatit yang baru. Jumlah serabut kolagen tulang masih normal dan hanya membutuhkan scaffold
yang tinggi pada kelompok perlakuan merupakan hasil dari untuk tempat tumbuhnya tulang yang baru sehingga proses
produksi pada BHA yang telah penyembuhan tulang dapat dipercepat. Pada
berdiferensiasi menjadi osteoblas. defect komposit BHA dengan dapat
menjadi alternatif alograf.
di produksi oleh osteoblas. Osteokalsin mempunyai peran
penting dalam regulasi pembentukan kristal hidroksiapatit SIMPULAN
(mineralisasi), oleh karena itu osteoklasin baru bisa di deteksi Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
pada fase reparatif lanjut dimana telah mulai terbentuk adalah:
mineralisasi kalus ( Pada kelompok perlakuan 1. Terdapat produksi matrik pada yang
didapatkan sel yang mengekspresikan osteokalsin lebih telah direkonstruksi dengan menggunakan komposit
banyak daripada kelompok kontrol, hal ini menunjukkan graf BHA dan yang lebih baik
bahwa yang terdapat di dalam daripada kelompok kontrol baik secara semikuantitatif
mineral hodroksiapatit telah berproliferasi menjadi osteoblas (p = 0,000) dan kuantitatif (p = 0,010), yang merupakan
dan mempunyai kemampuan memproduksi osteokalsin. hasil produksi yang telah
Pada analisis multivariat menunjukkan produk berdiferensiasi menjadi osteoblas.
osteoblas yaitu kolagen tipe I dan osteoklasin berpengaruh 2. Terdapat produksi serabut kolagen tipe I pada pada
terhadap regenerasi Variabel yang yang telah direkonstruksi dengan
memberikan kontribusi terbesar adalah matrik yang menggunakan komposit graf BHA dan
terbentuk dalam komposit graf. Seperti telah diterangkan yang lebih baik dari kelompok kontrol
di atas penyembuhan pada komposit graf juga dipengaruhi (p = 0,000), yang merupakan hasil produksi
oleh sel-sel yang berasal dari resipien, kecuali pada bagian yang telah berdiferensiasi
tengah komposit graf. Penetrasi sel resipien tidak bisa menjadi osteoblas.
mencapai bagian tengah komposit graf, sehingga matrik 3. Terdapat ekspresi osteokalsin pada pada
tulang yang terbentuk pada bagian tengah merupakan defect yang telah direkonstruksi dengan menggunakan
kontribusi yang dicangkokan. komposit graf BHA dan yang
Temuan baru lebih baik dari kelompok kontrol (p = 0,000).
4. Terjadi inkorporasi antara komposit graf BHA dan
Penelitian ini telah menghasilkan beberapa temuan
dengan resipien dengan analisis
baru yaitu:
histopatologis pada bagian proksimal (p = 0,015) dan
1. Menemukan metode pembuatan BHA, sehingga
distal (p = 0,000), tetapi dengan pemeriksaan radiologis
didapatkan BHA yang bersifat tidak toksik, inert
tidak didapatkan perbedaan (p = 0,133).
(tidak menimbulkan reaksi imunologi) karena tidak
5. Produk osteoblas berupa kolagen dan osteokalsin
mengandung protein, mempunyai mikroarsitektur
berpengaruh terhadap regenerasi ,
dan mempunyai komposisi yang sama dengan tulang
di mana pada analisis multivariat didapatkan angka
manusia.
0,797.
2. Membuat komposit graf yang baru yaitu BHA dan
Dari uraian tersebut, ternyata bahwa dengan
dimana scaffold BHA dapat
menggunakan komposit graf mineral BHA dengan
menjadi tempat tumbuh dan diferensiasi
terjadi regenerasi pada
menjadi osteoblas, memfasilitasi tumbuhnya
bone defect, oleh karena itu komposit graf ini dapat menjadi
pembuluh darah baru, dan menjadi tempat deposisi
alternatif graf untuk rekonstruksi .
matrik tulang baru yang terbentuk sehingga terjadi
regenerasi pada

Ferdiansyah: Regenerasi pada Massive Bone Defect 193


SARAN Cara JA, Lacleriga A, Canadel J, 1994. Intercalary Bone
1. Temuan ini dapat dikembangkan untuk melengkapi Allografts 23 Tumor Cases Followed 3 Years. Acta
variable yang belum diteliti karena membutuhkan Orthop Scand. 65(1): 42–46.
waktu yang lebih panjang seperti kekuatan mekanik Canton I, Sarwar U, Kemp H, et al., 2007. Real-Time
dari komposit BHA dan BM-MSCs yang telah Detection of Stress in 3D Tissue-Engineered
mengalami regenerasi, dan waktu reabsorpsi dari Constructs Using NF-kB Activation in Transiently
mineral hidroksiapatit. Transfected Human Dermal Fibroblast Cells. Tissue
2. Mineral hidroksiapatit (BHA) yang telah dibuat dapat Engineering, Vol. 13-5: 1013–1026.
diteliti pada manusia untuk aplikasi klinis. Chen FH, Song Li, Mauck RI, Li WJ, et al, 2007.
Mesenchymal Stem Cells. In (Lanza R, Langer R,
DAFTAR PUSTAKA Vacanti J, eds). Principles of Tissue Engineering.
3rd Eddition. Elsevier Academic Press, London:
Abdurrahman, 2002. Indonesian Tissue Banking: Progress
823–843.
on Tissue Production and Development of Quality
Cuomo AV, Virk M, Petrigliano F , 2009.
Assurance, the 9th International Conference on Tissue
Mesenchymal Stem Cell Concentration and Bone
Repair: Potential Pitfalls from Bench to Bedside.
Bank. Seoul.
J. Bone Joint Surg (Am). Vol. 91-A, No. 5: 1073–
Arinzeh TL, Peter SJ, Archambault MP, , 2003.
1083.
Allogeneic Mesenchymal Stem Cells Regenerate
Delloye C, Cornu O, Druez V, et al., 2007. Bone Allograft
Bone in Critical-Sized Canine Segmental Defect. J
What They can Offer and What They Cannot. J. Bone
Bone Joint Surg. Vol. 85-A(10): 1927–1935.
Joint Surg (Br), Vol. 89-B: 574–579.
Bensaid W, Oudina K, Viateau V, et al, 2005. De
Ferdiansyah, Abdurrahman, 1997. Pengalaman
Novo Reconstruction of Functional Bone by Tissue
Transplantasi Allograf untuk Rekonstruksi Celah
Engineering in the Metatarsal Sheep Model. Tissue.
pada Tulang di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Majalah
Eng, 11(5/6); 814–824.
Orthopaedi Indonesia. Vol. XXV. No. 1. 26–33.
Bakker A, Schrooten J, Van Ceynenbreugel T et al,
Ferdiansyah, 1998. Comparison of The Biomechanical
2008. Quantitatif Screening of Engineered Implants
Study Between Fresh-Frozen Bone and Fresh-Frozen
in a Long Bone Defect Model in Rabbits. Tissue
Pasteurized Bone. 7th International Conference on
Engineering. Vol. 14–3: 251–200.
Betz RB, 2002. Limitation of Autograf and Alograf: New
Tissue Bank, Kuala Lumpur-Malaysia.
Synthetic Solutions. Orthopaedics. Vol. 25(5). S561-
Ferdiansyah, 2002. Massive Alograf Reconstruction for
s570.
Bone Tumor. The 9th International Conference on
Bruder SP, Kraus KH, Goldberg VM, Kadiyala S,
1998. The Effect of Implant Loaded with Autologous
Tissue Banking, Seoul–Korea.
Mesenchymal Stem Cells on the Healing of Canine
Ferdiansyah, 2007. Use of Freeze-Dried Irradiated Bones
Segmental Bone Defects. J Bone Joint Surg. Vol.
in Orthopaedic Surgery. In (Nather A, Yusof N,
80-A (7): 985–996.
Hilmy N, eds). Radiation in Tissue Banking Basic
Bruder SP, Kurth AA, Shea M, , 1998. Bone
Science and Clinical Applications of Irradiated Tissue
Expanded Human Mesenchymal Stem Cells. J Orthop
Friedlander GE, 1983. Immune Responses to Osteochonfral
Res. Vol. 16(2): 155–162.
Alografs, Current Knowledge and Future Direction.
Bruder SP, Scaduto TS, 2005. Cell Based Strategies for
Clin Orthop, 174; 56–68.
Bone Regeneration from Development Biology to
Goldberg VM, Caplan AI, 2004. Principles of Tissue
Clinical Therapy. In (Lieberman JR, Friedlander GE,
Engineering and Regeneration of Skleetal Tissue. In
eds). Bone Regeneration and Repair Biology and
(Goldberg VM, Caplan AI, eds). Orthopaedic Tissue
Clinical Applications Humana Press, New Jersey:
Engineering Basic Science and Practice. Marcel
67–92.
Dekker Inc, New York: 1–10.
Burchadt H,1983. The Biology of Bone Graf. Clin Orthop,
Gregory CA, Prockop DJ, 2007. Fundamental of
174; 28–40.
Culture and Characterization of Mesenchymal

194 JBP Vol. 13, No. 3, September 2011: 179–195


Stem/Progenitor Cells (MSC) from Bone Marrow Muschler GE, Nakamoto C, Griffith LG, 2004.
Stroma. In (Freshney RI, Stacey GN, Auerbach JM, Engineering Principles of Clinical Cell-Based Tissue
eds). Culture of Specialized Cells Culture of Human Engineering. J.Bone Joint Surg; Vol. 86-A(7): 1542–
Stem Cells. Jhon Wiley & Sons, Inc. New Jersey; 1558.
207–232. Pelker RR, Froedlander GE, Markham TC, 1983.
Greenwald AS, Boden SD, Goldberg VM, et al, 2002. Biomechanical Properties of Bone Alografs. Clin
Bone Graf Substitute: Facts, Fictions & Applications. Orthop, 174; 55–57.
Committee on Biological Implants. American Petite H, Viateau V, Bensaid W , 2000. Tisssue
Academy of Orthopaedic Surgeons. 69 th Annual Engineered Bone Regeneration. Nature Biotechnology,
Meeting. Dallas, Texas. Vol. 19: 959–963.
Guo MZ, Xia ZS, Lin AB, 1991. The Mechanical and Rantam FA, Ferdiansyah, Nasronudin, , 2009. Stem
Biological Properties of Demineralized Cortical Cell Exploration Methods of Isolation and Culture.
Bone Alografts in Animal. J Bone Joint Surg (Br). Airlangga University Press. Surabaya.
73-B. 791–794. Termaat MF, Den Boer FC, Bakker FC, , 2005.
Hernigou PH, Poignard A, Beaujean F, Rouard H, Current Concept Review Bone Morphogenetic
2005. Percutaneous Autologous Bone-Marrow
Treatment of Fractures and Bone Defects. J Bone
and Concentration of Progenitor Cells. J. Bone Joint Joint Surg. 87-A. No. 6. 1367–1378.
Surg; Vol. 86-A(7): 1430–1437. Urist MR, Litze A, Mizutani H, , 1982. A Bovine
Joyce MJ, Greenwald AS, Mowe J, , 2002. Molecular Weight Bone Morphogenetic Protein
Musculoskeletal Alograf Tissue Safety. Committee (BMP) Fraction. Clinical Orthopaedics and Related
on Biological Implants. American Academy of Research. Vol. 162, Jan-Feb. 219–232.
Orthopaedic Surgeons. 69th Annual Meeting. Dallas, Vaccaro AR, 2002. The Role of the Osteoinductive Scaffold
Texas. in Synthetic Bone Graf. Orthopaedics; Vol. 25(5):
Kadiyala S, Jaiswal N, Bruder SP, 1997. Culture s571-s578.
Expanded Bone Marrow Mesenschymal Stem Cells Vannet BV, Hanssens JL, Wehrbein H, 2007. The Use
Can Generate a Critical Sized Segmental Bone of Three-dimensional Oral Mucosa Cell Cultures to
Defect. Tissue Engineering, Vol. 3–2: 173–185. Assess the Toxicity of Soldered and Welded Wires.
Marcacci M, Kon E, Moukhachev V, et al., 2007. Stem European Journal of Orthodontics. Vol.29: 60–66.
Cells Associated with Macroporous Bioceramics Vogens E, Jones NF, Huang JI, , 2005. Healing
for Long Bone Repairs: 6 to 7 Year Outcome of a of Citical Sized Defect in the Rat Femur with Use
Pilot Clinical Study. Tissue Engineering. Vol. 13–5: of a Vasvularized Periosteal Flap, a Biodegradable
947–955. Matrix, and Bone Morphogeneric Poteins. J Bone
Joint Surg. 87,6. 1323-1331.

Ferdiansyah: Regenerasi pada Massive Bone Defect 195

Anda mungkin juga menyukai