Sistem urinaria terdiri dari 2 ginjal, 2 ureter, 1 vesika urinaria dan 1 uretra. Sistem ini mempunyai 4
fungsi yaitu filtrasi, sekresi, absorbsi, ekskresi. Dimana ke empat fungsi ini berperan penting dalam
homeostasis tubuh melalui pengaturan keseimbangan ion darah, volume cairan tubuh, pH darah,
tekanan darah, produksi hormon serta pembentukan dan pengeluaran urin. Di antara organ pada
sistem urinaria, ginjal memiliki peran utama dalam mengatur homeostasis dengan unit fungsional
terkecilnya disebut nefron. Ginjal merupakan organ retroperitoneal yang terletak setinggi vertebra
thorakal 12. Urin yang telah diproduksi oleh ginjal akan dialirkan melalui ureter untuk ditampung di
vesika urinaria. Ureter dan vesika urinaria dilapisi mukosa yang tersusun atas epitel transisional
(urothelium). Epitel tersebut dapat berubah bentuk sesuai volume urin. Saat volume urine di vesica
urinaria melebihi 200 ml, maka akan mencetuskan reflek berkemih. Produksi normal urin per hari
0,5-1 cc/kg BB/ jam, namun kondisi ini masih dipengaruhi oleh berbagai faktor. Allah telah
mendesain struktur organ pada sistem ini dengan sangat sempurna sesuai dengan fungsinya, maka
nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?
STEP 1
- Homeostasis
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan lingkungan internal yang konstan
- Nefron
Unit fungsional terkecil ginjal, tempat pembentukan urin
- Epitel transisional
1 jenis epitel yang bentuknya kubus (Ketika ada cairan didalamnya) dan pipih (Ketika cairan
sudah keluar), letaknya ada di saluran kemih (kandung kemih, ureter, uretra)
STEP 2
1. Apa saja organ yang Menyusun dari system urinaria dan manakah yang termasuk organ
ekstraperitonial dan organ intraperitonial?
2. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari system urogenital?
3. Apa saja komponen dari nefron?
4. Sebutkan bagian-bagian dari uretra!
5. Bagaimana perbedaan uretra laki-laki dan perempuan?
6. Apa saja fungsi dari ginjal?
7. Bagaimana fisiologi dari system urinaria dalam pengaturan tekanan darah?
8. Bagaimana fisiologi dari system urinaria dalam pengaturan keseimbangan ion darah?
9. Bagaimana fisiologi system urinaria dalam pengaturan volume darah dan ph darah?
10. Bagaimana fisiologi dari system urinaria dalam mengontrol produksi hormone?
11. Jelaskan mengenai mekanisme reflex berkemih!
12. Apa yang terjadi pada epitel transisional Ketika terjadi pengisian dan pengosongan di saluran
kemih?
13. Bagaimana mekanisme pembentukan urin?
14. Apa saja factor yang mempengaruhi produksi urin?
15. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi volume urin?
16. Bagaimana ciri-ciri dari urin yang normal?
17. Bagaimana mekanisme kerja ADH?
STEP 3
1. Apa saja organ yang Menyusun dari system urinaria dan manakah yang termasuk organ
ekstraperitonial dan organ intraperitonial?
Organ yang Menyusun: sepasang ren, sepasang ureter, vesika urinaria, uretra
- Ekstraperitoneal : organ yang letaknya di luar cavum abdomen
Ekstraperitoneal primer: Sebagian kecil ada di cavum abdomen (contoh: ren, ureter,
vesica urinaria, vci, aorta abdominalis, ductus thoracicus
Ekstraperitoneal sekunder
- Intraperitoneal: organ yang lebih dari 2/3 bagiannya di dalam cavum abdomen
Tiap ginjal mengandung ± 1 juta nefron (glomerulus dan tubulus yang berhubungan
dengannya). Pada manusia, pembentukan nefron selesai pada janin 35 minggu. Nefron baru
tidak dibentuk lagi setelah lahir. Perkembangan selanjutnya adalah hipertrofi dan hiperplasia
struktur yang sudah ada disertai maturasi fungsional.
Tiap nefron terdiri dari glomerulus dan kapsula bowman, tubulus proksimal, anse henle dan
tubulus distal. Glomerulus bersama denga kapsula bowman juga disebut badan maplphigi.
Meskipun ultrafiltrasi plasma terjadi di glomerulus tetapi peranan tubulus dala pembentukan
urine tidak kalah pentingnya.
b. Ureter
Ureter adalah lanjutan dari renal pelvis yang panjangnya antara 10 sampai 12 inchi
(25-30 cm), dan diameternya sekitar 1 mm sampai 1 cm. Ureter terdiri atas dinding luar yang
fibrus, lapisan tengah yang berotot, dan lapisan mukosa sebelah dalam. Ureter mulai sebagai
pelebaran hilum ginjal, dan letaknya menurun dari ginjal sepanjang bagian belakang dari
rongga peritoneum dan di depan dari muskulus psoas dan prosesus transversus dari vertebra
lumbal dan berjalan menuju ke dalam pelvis dan dengan arah oblik bermuara ke kandung
kemih melalui bagian posterior lateral. Pada ureter terdapat 3 daerah penyempitan anatomis,
yaitu :
1. Uretropelvico junction, yaitu ureter bagian proksimal mulai dari renal pelvis sampai
bagian ureter yang mengecil
2. Pelvic brim, yaitu persilangan antara ureter dengan pembuluh darah arteri iliaka
3. Vesikouretro junction, yaitu ujung ureter yang masuk ke dalam vesika urinaria (kandung
kemih).
Ureter berfungsi untuk menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kemih. Gerakan peristaltik
mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam
bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
c. Vesica Urinaria
d. Urethra
a. Ginjal
Ginjal dibungkus oleh kapsula fibrosa. Setiap ginjal terdiri atas bagian korteks
dan medula, seperti terlihat pada gambar 1. Bagian medula memiliki 8-15
struktur berbentuk kerucut yang disebut piramida renalis. Antar piramida
renalis dipisahkan oleh kolumna renalis yang merupakan penjuluran korteks.
Setiap piramida dan jaringan kortex di dasarnya membentuk lobus ginjal.
Setiap ginjal memiliki sekitar 1,3 juta tubulus uriniferous. Setiap tubulus
urineferus terdiri atas nefron dan duktus kolektivus. Nefron memiliki
komponen korpuskulum renal dan tubulus renal yaitu tubulus kontortus
proksimal, ansa henle dan tubulus kontortus distal.
Korpuskulum renal
Korpuskulum renal juga disebut sebagai korpuskulum malphigi merupakan
unit filtrasi, terdiri dari glomerulus yang dikelilingi oleh kapsula Bowman
yang berdinding ganda. Korpuskulum renal memiliki 2 kutub yaitu kutub
vaskuler dan kutub tubular. Kutub vaskuler merupakan tempat masuknya
arteriol aferen dan tempat keluarnya arteriol eferen glomerulus. Kutub tubuler
merupakan asal tubulus kontortus proksimal.
Glomerulus terletak di kortex, terdiri atas 3 komponen yaitu sekumpulan
kapiler berfenestra yang merupakan cabang dari arteriol aferen; mesangium
dan sel podosit. Sel endotel kapiler glomerulus permeabel terhadap air,
natrium, urea, glukosa dan protein berukuran kecil. Sel endotel kapiler
diselubungi oleh glikoprotein bermuatan negatif sehingga mencegah keluarnya
protein berukuran besar yang bermuatan negatif. Dinding kapsula Bowman
memiliki 2 lapisan yaitu lapisan viseral (lapisan internal) yang menyelubungi
glomerulus dan lapisan parietal (lapisan eksterna) yang membentuk
permukaan luar kapsula. Antara lapisan viseral dan parietal didapatkan ruang
kapsular untuk menampung cairan ultrafiltat yang telah disaring melalui
dinding kapiler dan lapisan visceral.
Lapisan parietal kapsula Bowman terdiri atas selapis epitel squamosa dengan
lamina basalis dan serat retikuler di bagian basal. Lapisan visceral terdiri atas
sel-sel podosit yang memiliki badan sel dengan beberapa prosesus primer.
Setiap prosesus primer memiliki beberapa prosesus sekunder yang disebut
pedikel. Pedikel-pedikel saling mengunci dan membentuk celah filtrasi. Antar
celah dihubungkan oleh diafragma. Lamina basalis kapiler glomerulus berfusi
dengan lamina basalis sel podosit. Membran ini tersusun atas anyaman
kolagen tipe IV yang berikatan silang dengan matriks proteoglikan yang
bermuatan negatif, sehingga juga menjadi sawar filtrasi untuk protein
berukuran besar.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sawar filtrasi
ginjal dibentuk oleh 3 komponen yaitu sel endotel kapiler glomerulus, fusi
lamina basalis kapiler glomerulus dan sel podosit, serta pedikel-pedikel sel
podosit yang membentuk celah filtrasi.
b. Ureter
Ureter merupakan saluran muskular, tempat keluarnya urin dari ginjal menuju
ke vesika urinaria. . Urine ditranspostasikan dengan gerakan peristaltik
dinding ureter. Susunan histologi ureter terdiri atas lapisan mukosa, lapisan
muskular dan lapisan adventisia. Lumen ureter dibatasi oleh epithel
transisional (urothelium). Epitel ini merupakan epitel berlapis, dengan jumlah
lpaisan berkisar 3-6 lapis sel. Sel pada lapisan basal adalah sel kuboid; lapisan
tengah merupakan sel kolumner dan pada lapisan permukaan yang menghadap
lumen adalah sel payung. Bentuk sel payung adalah ovoid, berukuran besar,
dengan nukleus berbentuk bulat (jumlahnya 1-2) , dan sitoplasma eosinofilik.
Sebagian besar permukaan sel payung dikelilingi oleh membran apikal yang
unik, yaitu membran unit asimetris dengan area lipid bagian luar memiliki
ketebalan 2 kali dari bagian dalam. Regio ini mengandung protein integral
yang disebut uroplakin dan terakit membentuk plak membran yang bersifat
impermeabel terhadap urin. Pada saat lumen mulai terisi urin, maka
urothelium tampak menjadi lebih tipis, karena sel pada lapisan tengah menjadi
terdorong dan tertarik ke arah lateral sehingga bentuknya berubah menjadi
lebih pipih untuk mengakomodasikan peningkatan volume urin. Saat kosong,
maka bentuk sel akan kembali seperti semula. Di bawah epitel ini terdapat
lamina propria yang mengandung jaringan ikat dan pembuluh darah. Lapisan
muskular terletak di bawah lamina propria. Lapisan muskular terdiri atas 2
lapis otot polos yang tersusun longitudinal di sebelah dalam dan sirkular
disebelah luar. Lapisan adventisia terletak di bawah lapisan muskular, terdiri
atas pembuluh darah, jaringan lemak dan jaringan ikat fibroelastik.
c. Vesika urinaria
Vesika urinaria merupakan tempat penyimpanan urin sebelum dikeluarkan
melalui uretra. Struktur yang membentuk vesika urinaria sama seperti ureter,
terdiri atas lapisan mukosa, lapisan muskular, lapisan adventisia (pada bagian
atas vesika urinaria merupakan lapisan serosa). Epitel transisional dan lapisan
muskularnya lebih tebal jika dibandingkan ureter. Lapisan muskular terdiri
atas 3 lapis otot polos yang tersusun dari dalam ke luar secara berturut-turut
adalah longitudinal, sirkular dan longitudinal. Secara kolektif, lapisan otot
pada vesika urinaria disebut sebagai otot destrusor. Kontraksi otot akan terjadi
saat mengosongkan vesika urinaria. Pada saat kosong, mukosa vesika urinaria
akan sangat terlipat (mucosal fold).
d. Uretra
Urine dari vesika urinaria akan dibawa ke luar oleh uretra. Ada perbedaan
antara uretra laki-laki dan perempuan. Uretra laki-laki lebih panjang dari
perempuan dan terdiri dari 3 segmen:
Uretra Pars Prostatika memiliki panjang 2 cm dan tersusun sebagian
besar oleh sel epitel transisional yang berhubungan dengan lamina
propria beserta sel otot polos yang kaya vaskuler. Kelenjar prostat da
duktus ejakulatorius bermuara pada bagian ini.
Urethra Pars Membranosa memiliki panjang 2 mm menyilang dengan
membrane perineal; tersusun atas epitel kolumner pseudokompleks.
Uretra Pars Spongiosa meerupakan bagian uretra yang terpanjang;
tersusun dari epitel kolumner kompleks yang berubah menjadi
squamous kompleks tak berkeratin pada bagian fossa navikularis.
Lamina propria di bawahnya mengandung banyak pleksus sinus
venosus. Kelenjar yang berukuran sebesar kacang yang disebut
kelenjar bulbouretral atau kelenjar cowper berada di bagian proksimal
uretra pars spongiosa. Kelenjar yang berukuran kecil-kecil dan
berjumlah banyak yang disebut kelenjar littre bermuara ke uretra pars
spongiosa ini (Ovalle et Nahirney, 2013).
Fungsi Utama ginjal :
Fungsi Eskresi
mempertahankan osmolalitas plasma dengan mengubah ubah ekresi air
mempertahankan volume ECF dan tekanan darah dengan mengubah ubah
ekresi Natrium
mempertahankan konsentrasi plasma masing masing elektrolit individu
dalam rentang normal
mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan
H+ dan membentuk kembali HCO3-
mengekresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein ( terutama
urea, asam urat dan kreatinin)
bekerja sebagai jalur eskretori untuk sebagian besar obat
Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,
klorida, fosfat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang
dikenal dengan obligator reabsorbsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada
tubulus ginjal bagian bawah terjadi penyerapan kembali sodium dan ion
bikarbonat. Bila diperlukan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah.
Penyerapan terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorbsi fakultatif dan sisanya
dialirkan pada papila renalis.
Proses Sekresi
Sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan pada ginjal
selanjutnya diteruskan keluar.
Peredaran darah
8. Bagaimana fisiologi dari system urinaria dalam pengaturan keseimbangan ion darah?(ginjal)
Fungsi ginjal :
- Ultrafiltrasi
Filtrasi adalah proses ginjal dalam menghasilkan urine. Filtrasi
plasma terjadi ketika darah melewati kapiler dari glomerulus. Dari
proses ultrafiltrasi ini, filtrat glomerular kira-kira 180 liter per hari.
Dan volume ini, 99% direabsorpsi oleh ginjal.
-
Oleh karena kemampuan ginjal yang luar biasa untuk mengabsorpsi,
rata-rata haluaran urine per hari (orang dewasa) hanya 1-2 liter dari
volume filtrat glomerular yang berjumlah 180 liter per hari.
Kedua ginjal menerima sekitar 20% dari curah jantung yang dapat
membuat kecepatan aliran darah ginjal sebanyak 1.200 ml per menit.
Aliran darah yang sangat cepat ini memang melampaui kebutuhan
oksigen dan metabolik ginjal, tetapi diperlukan karena memperlancar
ekskresi sisa metabolik.
Oleh karena itu, gangguan curah jantung yang berat atau berlangsung
lama, atau gangguan perfusi ginjal dapat memengaruhi pembentukan
urine dan kelangsungan hidup sel yang berfungsi mempertahankan
keseimbangan Iingkungan internal tubuh.
Osmolaritas adalah konsentrasi ion dalam suatu larutan. Dalam hal ini,
larutannya adalah darah. Apabila asupan air menjadi kurang atau air
banyak yang hilang, ADH akan dikeluarkan sehingga membuat ginjal
menahan air. ADH memengaruhi nefron bagian distal untuk
memperlancar permeabilitas air sehingga lebih banyak air yang
direabsorpsi dan dikembalikan ke dalam sirkulasi darah.
10. Bagaimana fisiologi system urinaria dalam pengaturan volume darah dan ph darah?
Pemeliharaan Keseimbangan Asam-Basa(ph darah)
Agar sel dapat berfungsi normal, perlu juga dipertahankan pH plasma
7,35 untuk darah vena dan pH 7,45 untuk darah arteria. Keseimbangan
ini dapat dicapai dengan mempertahankan rasio darah bikarbonat dan
karbon dioksida pada 20:1. Ginjal dan paru-paru bekerja lama untuk
mempertahankan rasio ini. Paruparu bekerja dengan menyesuaikan
jumlah karbon dioksida dalam darah. Ginjal menyekresi atau menahan
bikarbonat dan ion hidrogen sebagai respons terhadap pH darah.
Patofisiologi volume 2 edisi 6, Sylvia & Wilson, EGC
11. Bagaimana fisiologi dari system urinaria dalam mengontrol produksi hormone?(ginjal)
Hormon antidiuretik (ADH) adalah contoh klasik bagaimana hormon
mengatur keseimbangan air dan elektrolit. ADH adalah hormon yang
dihasilkan oleh hipotalamus, disimpan dan dikeluarkan oleh kelenjar
hipofisis sebagai respons terhadap perubahan dalam osmolalitas
plasma.
miksi
Refleks diawali dengan peregangan VU waktu terisi urine sebanyak
300-500ml impuls afferent berjalan menuju n. splanicus pelvicus
dan msk ke segmen sacralis 2,3,4 medulla spinalis impuls effern
meninggalakan medulla spinalis, dari segmen yg sama dan berjalan
melalui serabut saraf preganglion parasimpatis ke n. splanicus
pelvicus dan plexus . hypogastricus inferior menuju dinding VU ,
dimana mereka bersinaps di postganglion Otot detrusor
berkontraksi dan sphingter vesicae dibuat melemas impuls eferen
berjalan ke sfingter urethra melalui n. pudendus sacral 2,3,4 dan
impuls afferent berjalan ke medulla spinalis dari urethra dan
memperkuat refleks
Sumber : Buku Ajar Fisiologi , Guyton and Hall, Ed. 11. EGC
Refleks miksi bersifat regenerasi sendiri
Refleks miksi dapat dihambat/difasilitasi oleh pusat di otak 1) di
batang otak terutama pons 2) beberapa pusat pada cortex cerebri.
1. Pusat yg lebih tinggi menjaga agar refleks miksi terhambat
sebagian, kecuali bila miksi diinginkan
2. Pusat yg lebih tinggi dapat mencegah miksi hingga saat yg tepat
datang
3. Jika waktu bermiksi tiba, pusat kortikal dapat memfasilitasi pusat
miksi sakral utk memulai refleks miksi
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton & Hall Edisi 11, 2008
13. Apa yang terjadi pada epitel transisional Ketika terjadi pengisian dan pengosongan di saluran
kemih?
Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida,
fosfat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsorbsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian
bawah terjadi penyerapan kembali sodium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan diserap
kembali kedalam tubulus bagian bawah. Penyerapan terjadi secara aktif dikenal dengan
reabsorbsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papila renalis.
Proses Sekresi
Sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan pada ginjal
selanjutnya diteruskan keluar.
Peredaran darah
STEP 4 MAPPING
System urinaria
Fungsi:
Keseimbangan ion darah, cairan&elektrolit, regulasi tekanan darah, regulasi hormone, ph darah