Anda di halaman 1dari 23

STEP 1

1. Pyelolithotomi
The term pyelo means renal pelvis, and the term lithotomy means removal of stone.
pyelolithotomy was the procedure of choice for stones within the renal pelvis, including
stones that demonstrated minimal invasion into calyces and infundibulum

Pyelo = renal pelvis


litothomi = menghilangkan batu
prosedur menghilangkan batu di daerah pelvis renalis.

2. Nyeri ketok CVA


Pemeriksaan ini mengharuskan pasien dalam posisi duduk. Pemeriksa mengepalkan tinjunya dan
dengan lembut memukul daerah di atas sudut kostovertebral di kedua sisi. Tangan yang dominan
digunakan untuk meninju. Biasanya rasa nyeri hebat (bahkan pada perkusi ringan didaerah ini)
dialami oleh pasien pielonefritis.

Nyeri yang dirasakan apabila kita mengetuk sudut dintara vertebra dan costa. Bagian yang
diketuk lateral dari muskulus sakrospinalis (musculus erector spinae)dan dibawah iga ke
12 Sehingga merangsang saraf aferen yang berasal darikorda spinalis dari T11 sampai L2
dan menginervasi ginjal
COSTO VERTEBRA ANGLECVA adalah sudut yang terbentuk pada kedua sisi di bagian
punggung manusia yang terletak diantara lateral dari muskulus sakrospinalis (musculus erector
spinae)dan dibawah iga ke 12.Ginjal terletak tepat dibawah area ini, dengan cara perkusi, nyeri
akan diperoleh bilaseseorang mengalami batu ginjal atau inflamasi ginjal. Adanya rasa nyeri
ditandaisebagai
Murphy’s punch sign
(+) atau

Costovertebral Angle Tenderness (CVA).


Pasien dengan gangguan kapsul ginjal yang distend akan mengalami rasa sakitkarena kapsul
ginjal membentang dan merangsang saraf aferen yang berasal darikorda spinalis dari T11
sampai L2 dan menginervasi ginja
3. Ballotemen
Teknik palpasi pemeriksaan ginjal. Dengan cara tangan kiri diletakkan pada dinding posterior
dari diskus intervertebralis ke 12 dan tangan kanan di bagian dari m rectus abdominis. positif
apabila teraba benturan tangan kontralateral pada saat pemeriksaan
STEP 2
1. Apa saja Jenis Jenis Nyeri ?
2. Mengapa pria mengeluahkan nyeri pinggang tembus ke kanan di buah zakar pada sisi dalam ?
3. Mengapa nyeri mendadak dan hilang timbl
4. Mengapa pada saat BAK terasa anyang anyangan
5. Bagaimana BAK bias berpasir dan merah ?
6. Apa kaitan pekerjaan pasien dan minum air sumur
7. Apakah kaitan operasi pelilithohomi dengan keluhan yang dialami
8. Bagaimana itu nyeri ketok CVA ?
9. Mengapa pada PF ditemukan ballotemen + ?
10. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari scenario
11. Bagaimana etiologi dan risk factor dari scenario
12. Bagaimana manifestasi klinis dari scenario
13. Bagaimana PF dan PP pada scenario
14. Bagaimana Tatalaksana dari scenario
15. Bagaimana komplikasi dari scenario ?
STEP 3
1. Apa saja Jenis Jenis Nyeri ?
Macam-macam nyeri dibagi 2nyeri visceral dan nyeri somatic
 Nyeri visceralnyeri terjadi bila ada rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga
perut (ex. Cedera/radang). Peritoneum visceral menyelimuti organ perut yang dipersarafi
oleh sistem saraf otonom dan tidak peka terhadap rabaan. Akan tetapi bila dilakukan
tarikan atau regangan/kontraksi yang berlebihan pada otot yang menyebabkan iskemia
seperti pada kolik/radang akan timbul nyeri. Pasien yang mengalami nyeri visceral tidak
bisa menunjukkan lokasinya dengan benar. Nyeri ini memperlihatkan pola yang khas
sesuai dengan persarafan embrional organ yang bersangkutan. Pada saluran cerna
yang berasal dari foregut akan menimbulkan nyeri di ulu hatiepigastrium, bila
berasal dari midgut akan menimbulkan nyeri di sekitar umbilikuc, dan bila berasal
dari hindgut akan menimbulkan nyeri di perut bagian bawah.

 Nyeri somaticnyeri ini terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh
saraf tepi (ex. Regangan pada peritoneum parietalis dan luka pada dinding perut). Nyeri
ini dirasakan seperti ditusuk dan disayat dan pasien dapat menunjukkan letak nyeri
dengan tepat. Rangsang menimbulkan nyeri dapat berupa rabaan, tekanan,
rangsangan kimiawi/proses radang. Gesekan antara visera yang meradang akan
menimbulkan rangsangan peritoneum dan menyebabkan nyeri. Peradangan sendiri
maupun gesekan antaar kedua peritoneum dapat menyebabkan perubahan intensitas
nyeri.
 Nyeri kolik (sifat dari nyeri)bagian dari nyeri visceral akibat spasme otot polos
organ berongga dan biasanya disebabkan oleh hambaan pasase organ tersebut. Nyeri ini
timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Karena
kontraksu ini berjeda, kolik dirasakan hilang timbul. Serangan kolik biasanya disertai
perasaan mual dan muntah. Pada nyeri ini yang khas atau biasa kita sebut trias kolik
ada nyeri perut kumatan disertai mual/muntah dna gerakan paksa.

Organ Saraf Tingkat persarafan


Bagian tengah diafragma n. frenikus C3- C5
Tepi diafragma, lambung, Plexus seliakus Th 6 – Th 9
pancreas, kantung empedu
dan usus halus
Appendix, colon proximal Plexus mesentericus Th 10 – Th11
dan organ panggul
Colon disal, rectum, n. splachnicus caudal Th 11- L1
ginjal, ureter, dan testis
Buli-buli, rectosigmoid Plexus hipogastricus S2 - S4
Persarafan sensorik organ perut
2. Mengapa pria mengeluahkan nyeri pinggang tembus ke kanan di buah zakar pada sisi dalam ?
Adanya benda asing dibagian proximal ureter akan menyebabkan rasa sakit yg dijalarkan
sepanjang ureter. Rasa sakit ini dijalarkan melalui saraf genitofemoralis (Simpatis,pada tulang
belakang selalu bersifat simpatis (nyeri pda iritasi)) yg akan mengiritasi pusat refleks di medula
spinalis (T11-12) dan menyebabkan rasa sakit di testis pada atau ovarium pada wanita dan
kadang2 dirasakan sakit dimeatus uretra internus dan uretra shg menyebabkan rasa sakit
waktu kencing. Adanya viscerosensory refleks melalui n.ilioinguinalis menyebabkan hiperestesi
dipaha bagian medial yg dibatasi oleh ligamentum inguinale dibagian cranial, otot sartorius
dibagian lateral dan otot aduktor dibagian medial.Bila pada daerah ini dicubit maka timbul rasa
sakit yg hebat dan testis tertarik ke inguinal sbg pembanding bila sisi yg kontra lateral dicubit
hanya akan terjadi kontraksi otot kremaster
Ilmu Bedah 2 seri catatan kuliah edisi 2005 ; hal 44

Curiga adanya nyeri yang dijalarkan  curiga persarafan se dermatome antara pinggang hingga
buah zakar mengginverasi prgan apa  ureter

gangguan  nyeri  n. Genitofemoralis ( lokasi di depan m psoas mayor )  rangsang refleks


di medula spinalis T11-T12  rasa sakit hingga testis, rasa sakit dorasakan di meatus uretra
internus sehingga sakit saat kencing. Otot sartorius dan m. Adduktor bagian medial sakit pada
paham bagian dalam

URETEROLITHIASIS 1/3 Proximal : T10 Nyeri di umbilikus

1/3 Tengah : L1 - L4 Nyri di daerah Femoris (Sejajar Paha dan Inguinal)

1/3 Distal : S2 - S4 nyeri di daerah Genitalia Eksterna

3. Mengapa nyeri mendadak dan hilang timbl

Nyeri ini timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Karena
kontraksu ini berjeda, kolik dirasakan hilang timbul. Serangan kolik biasanya disertai
perasaan mual dan muntah. Pada nyeri ini yang khas atau biasa kita sebut trias kolik ada nyeri
perut kumatan disertai mual/muntah dna gerakan paksa.

4. Mengapa pada saat BAK terasa anyang anyangan


Adanya viscerosensory refleks melalui n.ilioinguinalis menyebabkan hiperestesi dipaha bagian
medial yg dibatasi oleh ligamentum inguinale dibagian cranial, otot sartorius dibagian lateral dan
otot aduktor dibagian medial.Bila pada daerah ini dicubit maka timbul rasa sakit yg hebat dan
testis tertarik ke inguinal sbg pembanding bila sisi yg kontra lateral dicubit hanya akan terjadi
kontraksi otot kremaster

Adanya rangsangan pada ureter  terseentuhnya n. Genitofemoralis ( paha dan area


genital ) menginnervasi pada OUI  sehingga pada saat ingin BAK ( VU Penuh ) 
terbuka ostium urethra internus ( sakit )  nyeri saat BAK
Ilmu Bedah 2 seri catatan kuliah edisi 2005 ; hal 44

5. Bagaimana BAK bias berpasir dan merah ?

secara
perlahan
Nukleasi timbunan
Kristal (Ca akan Sel epitel Iritasi
Oksalat & membesar mengalami membran Pendarahan Hematuria
Oksalat, serta gesekan lesi mukos
Garam) kristal
terhadap
mukosa

Hipersaturasi
Urin,Peningkatan
Matriks (gangguan
keseimbangan
bahan organik dan Presipitasi
Nukleasi Kristal Agregasi Berkembang
non-organik), (Endapan)
Penurunan faktor
Inhibitor (Mg,
Sitrat, Pirofosfat,
Peptida)

6. Apa kaitan pekerjaan pasien dan minum air sumur


Parameter kualitas air:
 Kualitas fisik:
a. Tidak berwarnaAir untuk keperluan rumah tapngga harus jernih. Air yang berwarna
berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan, artinya sebaiknya
air minum tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari
berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan
tanin dan asam humat atau zat organik, sehingga bila terbentuk bersama klor dapat
membentuk senyawa kloroform yang beracun, sehingga berdampak terhadap kesehatan
pengguna air
b. Tidak berbauAir yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun
dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami
penguraian oleh mikroorganisme air.
c. Rasanya tawarSecara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis,
pahit, atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan
adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan
adanya asam organi maupun asam anorganik. Air dengan rasa yang tidak tawar dapat
menunjukkan kehadiran berbagai zat yang membahayakan kesehatan, seperti rasa logam
d. KekeruhanAir yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti berikut jernih
atau tidak keruh. Air yang keruh disebabkan mengandung partikel bahan yang tersuspensi
sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Untuk standar air bersih
ditetapkan oleh Permenkes RI No. 492 / Menkes / Per / IV / 2010, yaitu kekeruhan yang
dianjurkan maksimum 5 NTU.Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi,
baik yang bersifat organik, maupun anorganik. Zat anorganik biasanya berasal dari
lapukan tanaman atau hewan, dan buangan industri juga berdampak terhadap kekeruhan
air, sedangkan zat organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung
pembiakkannya dan dapat tersuspensi dan menambah kekeruhan air. Air yang keruh sulit
didisinfeksi karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi tersebut, sehingga berdampak
terhadap kesehatan, bila mikroba terlindung menjadi pathogen.
e. Temperatur normalAir yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur
udara (± 3 0C). Air yang secara mencolok mempunyai temperatur di atas atau di bawah
temperatur udara berarti mengandung zat-zat tertentu yang mengeluarkan atau menyerap
energi dalam air. Berdasarkan aspek suhu air, diketahui bahwa suhu air yang tidak sejuk
atau berlebihan dari suhu air yang normal akan mempermudah reaksi zat kimia, sehingga
secara tidak langsung berimplikasi terhadap keadaan kesehatan pengguna air
f. Tidak mengandung zat padatanBahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai
residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103-105 oC

 Kualitas kimia:
 Kualitas mikrobiologi:

Air sumur kaya kalsium oksalat tinggi  ginjal punya ambang batas untuk reabsobsi, filtrasi,
sekresi  apabila jumlah ca oksalat tinggi  dia melebihi kemampuan ginjal untuk melakukan
fisiologinya  akibatnya tak tersaring secara sempurna  moelkul ca oxalate mengendap dan
membentuk Kristal pada bagian yang menyempit di sepanjang saluran uropoetica  batu ginjal
di bagian penyempitan ureter

7. Apakah kaitan operasi pelilithohomi dengan keluhan yang dialami


Karena salah satu etiologi dari Batu saluran kemih adalah Herediter atau keturunan, dan ada
beberapa gen yang mempengaruhi atau mempercepat yang bentuknya batu:
 Calsium-Sensing Reseptor (CASR)
 Vitamin D Reseptor (VDR)
 Osteopontin (OPN)
 Claudin 14 (CLDN 14)
8. Bagaimana itu nyeri ketok CVA ?
Pemeriksaan ini mengharuskan pasien dalam posisi duduk. Pemeriksa mengepalkan tinjunya dan
dengan lembut memukul daerah di atas sudut kostovertebral di kedua sisi. Tangan yang dominan
digunakan untuk meninju. Biasanya rasa nyeri hebat (bahkan pada perkusi ringan didaerah ini)
dialami oleh pasien pielonefritis.

Nyeri yang dirasakan apabila kita mengetuk sudut dintara vertebra dan costa. Bagian yang
diketuk lateral dari muskulus sakrospinalis (musculus erector spinae)dan dibawah iga ke
12 Sehingga merangsang saraf aferen yang berasal darikorda spinalis dari T11 sampai L2
dan menginervasi ginjal
9.

COSTO VERTEBRA ANGLECVA adalah sudut yang terbentuk pada kedua sisi di bagian
punggung manusia yang terletak diantara lateral dari muskulus sakrospinalis (musculus erector
spinae)dan dibawah iga ke 12.Ginjal terletak tepat dibawah area ini, dengan cara perkusi, nyeri
akan diperoleh bilaseseorang mengalami batu ginjal atau inflamasi ginjal. Adanya rasa nyeri
ditandaisebagai
Murphy’s punch sign
(+) atau

Costovertebral Angle Tenderness (CVA).


Pasien dengan gangguan kapsul ginjal yang distend akan mengalami rasa sakitkarena kapsul
ginjal membentang dan merangsang saraf aferen yang berasal darikorda spinalis dari T11
sampai L2 dan menginervasi ginja
10. Mengapa pada PF ditemukan ballotemen + ?
Pemeriksaan ini mengharuskan pasien dalam posisi duduk. Pemeriksa mengepalkan tinjunya dan
dengan lembut memukul daerah di atas sudut kostovertebral di kedua sisi. Tangan yang dominan
digunakan untuk meninju. Biasanya rasa nyeri hebat (bahkan pada perkusi ringan didaerah ini)
dialami oleh pasien pielonefritis.

Nyeri yang dirasakan apabila kita mengetuk sudut dintara vertebra dan costa. Bagian yang
diketuk lateral dari muskulus sakrospinalis (musculus erector spinae)dan dibawah iga ke
12 Sehingga merangsang saraf aferen yang berasal darikorda spinalis dari T11 sampai L2
dan menginervasi ginjal
11.

COSTO VERTEBRA ANGLECVA adalah sudut yang terbentuk pada kedua sisi di bagian
punggung manusia yang terletak diantara lateral dari muskulus sakrospinalis (musculus erector
spinae)dan dibawah iga ke 12.Ginjal terletak tepat dibawah area ini, dengan cara perkusi, nyeri
akan diperoleh bilaseseorang mengalami batu ginjal atau inflamasi ginjal. Adanya rasa nyeri
ditandaisebagai
Murphy’s punch sign
(+) atau

Costovertebral Angle Tenderness (CVA).


Pasien dengan gangguan kapsul ginjal yang distend akan mengalami rasa sakitkarena kapsul
ginjal membentang dan merangsang saraf aferen yang berasal darikorda spinalis dari T11
sampai L2 dan menginervasi ginja
12. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari scenario
13. Bagaimana etiologi dan risk factor dari scenario
Faktor intrinsik (keadaan yang berasak dari tubuh seseorang):
 Hereditair (keturunan)biasanya penyakit ini diduga akibat diturunkan dari orang tuanya
 Umurpaling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
 Jenis kelaminpaling beresiko pada laki-laki 3x lebih banyak dibandingkan dengan
peremouan
Faktor ekstrinsik (pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitarnya):
 Geografi
 Iklim & temperature
 Asupan airkurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi dapat meningkatkan insiden urolithiasis
 Dietdiet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu
saluran kemih
 Pekerjaanpenyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
atau kurang aktifitas/sedentary life
(Buku Dasar-dasar Urologi, hal:87-88)

14. Bagaimana manifestasi klinis dari scenario


Teori Pembetukan Batu
Hipersaturasi
Urin,Peningkatan
Matriks (gangguan
keseimbangan
bahan organik dan Presipitasi
Nukleasi Kristal Agregasi Berkembang
non-organik), (Endapan)
Penurunan faktor
Inhibitor (Mg,
Sitrat, Pirofosfat,
Peptida)

15. Bagaimana PF dan PP pada scenario


 Pemeriksaan Laboratorium
1. Urinalisis
- Dikenal pemeriksaan urin rutin dan lengkap. Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin
rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang meliputi
pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan urin
lengkap adalah pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda
keton, bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit. Dilakukan pada semua penderita
urologi. Untuk pemeriksaan, sampel urin perlu dikumpul.Urin yang diguna adalah urin
24 jam.
- Cara pengambilan urin 24 jam adalah:
Pada hari 1, buang air kecil setelah bangun di pagi hari. Kemudian pegumpulan urin
dilakukan ke dalam wadah khusus selama 24 jam.Wadah disimpan kedalam lemari es
atau tempat yang dingin selama periode koleksi. Wadah diberi label dengan nama ,
tanggal, dan waktu pengambilan.
- Cara pengambilan urin:
• pria: arus tengah (midstream)
• perempuan: Midstream urin dengam kateter
• neonatus dan bayi: spp (supra pubic puncture/aspiration)
- Penilaian urin:
Makroskopik: warna, kekeruhan, Berat jernih, pH
Mikroskopik: sel, silinder (cast), kristal, bakteria, ragi, parasit
Kimiawi: urine dipsticks (darah, protein, glukosa, keton, urobilinogen &
bilirubin, leukosit).

2. Pemeriksaan Darah
- Darah lengkap: Hemoglobin, leukosit, Laju endap darah (LED)
- Faal ginjal: BUN dan kreatinin serum. Bertujuan untuk mencari
kemungkinan penurunan fungsi ginjal dan untuk mempersiapkan pasien
menjalani pemeriksaan foto IVP.
- Kadar elektrolit
Untuk mencari faktor penyebab timbulnya batu saluran kemih (antara lain
kadar : kalsium, oksalat, fosfat maupun urat didalam darah maupun urine).

 Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaaan radiologi yang dilakukan bisa foto polos abdomen, IVP (Intravenous
Pyelogram), USG (Ultrasonography), dan CT-scan (Computed Tomography Scan). (ahuja)

1. Foto Polos Abdomen (BNO)


Secara umum, yang harus diperhatikan pada foto polos abdomen adalah bayangan,
besar(ukuran), dan posisi kedua ginjal.Dapat pula dilihat kalsifikasi dalam kista dan tumor,
batu radioopak dan perkapuran dalam ginjal dan harus perhatikan batas muskuli Psoas kanan
dan kiri.(Rasyad S.)
Pada kasus urolithiasis,pembuatan foto polos abdomen yang merangkup ginjal, ureter dan
buli – buli dapat:
 Menunjukkan ukuran bentuk dan posisi batu
 Membedakan batu radioopak/kalsifikasi
Keterbatasan pemeriksaan foto sinar tembus abdomen adalah tidak dapat untuk menentukan
batu radiolusen, batu kecil dan batu yang tertutup bayangan struktur tulang. Pemeriksaan ini
tidak dapat membedakan batu dalam ginjal dan luar ginjal. (Colella)
2. Pielografi intravenous (IVP)
IVP merupakan suatu tipe X-ray yang memvisualisasi ginjal dan ureter setelah injeksi
intravena bahan kontras. Setelah injeksi, kontras bergerak melalui ginjal, ureter, dan vesica
urinaria. Foto diambil dalam beberapa interval waktu untuk melihat pergerakan ini. IVP
dapat memperlihatkan ukuran, bentuk dan struktur ginjal, ureter dan vesica urinaria. Juga
untuk mengevaluasi fungsi ginjal, deteksi penyakit ginjal, batu ureter dan vesica ureter,
pembesaran prostat, trauma dan tumor. Jika IVP belum dapat menjelaskan keadaan sistem
saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah
pemeriksaan pielografi retrograd.(Malueka)
Pada kasus urolithiasis, IVP telah dianggap sebagai alat dignostik utama. IVP digunakan
untuk menunjukkan (Colella) :
 Informasi anatomi dan fungsi
 Identifikasi lokasi batu dan ukurannya
 Keberadaan dan keparahan obstruksi saluran kemih
 Abnormalitas renal atau ureteral
Dibandingkan dengan foto polos abdomen, IVP mempunyai sensitivitas yang lebih besar
(64% hingga 87%) dan spesifitas (92% hingga 94%) untuk mendeteksi urolithiasis. Namun
pada batu radiolusen non obstruksi, IVP tidak memberikan gambaran “filling defect”.
(Portis)
3. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) adalah suatu pemeriksaan dimana memberi gelombang bunyi ultra
pada organ dan menangkap gelombang bunyi ultra yang dipantulkan kembali oleh organ-
organ yang berbeda kepadatannya. USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat
dilakukan secara bed-side dan relatif tidak mahal. Pemeriksaan ini cukup efektif dan akurat
dalam mendeteksi adanya abses renal, pyohidronefrosis, atau adanya batu saluran kemih.
Selain itu USG juga cukup baik dalam menilai parenkim ginjal, ketebalan korteks ginjal,
mendeteksi hidronefrosis, dilatasi ureter distal, menilai kondisi kandung kemih dan
dindingnya, dan adanya ureterocele. Pada kasus urolithiasis, USG dapat menunjukkan
ukuran, bentuk dan posisi batu. Biasanya pemeriksaan ini dikombinasikan dengan foto polos
abdomen untuk menentukan hidronefrosis atau pelebaran ureter yang berhubungan dengan
kecurigaan adanya batu saluran kemih yang ditemukan pada foto polos. Batu yang mudah
terlihat dengan USG (gambaran echoic shadow) namun tidak terlihat pada foto polos
mungkin merupakan batu asam urat atau sistin. Selain itu, USG dapat mendeteksi adanya
pionefrosis atau pengkerutan ginjal. Pemeriksaan ini diperlukan pada perempuan hamil dan
pasien yang alergi kontras radiologi. Melalui pemeriksaan ini dapat diketahui adanya batu
radiolusen dan dilatasi sistem ductus kolektikus. Keterbatasan pemeriksaan ini adalah
kesulitan untuk menunjukkan batu ureter, dan tidak dapat membedakan batu kalsifikasi dan
batu radiolusen. (smith)
Penampakan ultrasonografi dari batu ginjal. Batu ginjal tidak tampak sebagai gambaran batu
bulat yang mencolok, tetapi diidentifikasi sebagai bayangan hipoechoic ‘acoustic shadow’, yang
ditunjukkan tanda panah.(smith)

4. Computerized Tomograpy Scan ( CT Scan )


Pada pemeriksaan dengan CT-Scan, kontras dapat diberikan maupun tidak. Pemeriksaan
dengan CT-Scan ini umumnya dilakukan untuk mengetahui batu yang ada di ginjal. Dapat
bersifat informatif tentang morfologi dan kelainan ginjal, beserta morfologi batu.
Unenhanced helical CT scan merupakan pilihan modalitas gambaran untuk memeriksa
kemungkinan kalkulus sekarang ini. Hal ini dikarenakan CT scan memiliki tingkat
sensitivitas 97%, spesifitas 96% dan 97 % dalam ketepatan diagnosis batu. Kesemua batu
saluran kemih tampak putih (opak) pada CT Scan. Banyak batu yang tampak seperti
gambaran radiolusen seperti batu asam urat dapat terlihat pada CT scan. CT scan juga
memegang peranan penting dalam mengevaluasi hidronefrosis dan hidroureter. (farmacia)

Proses pemeriksaan CT urografi :


Pasien disarankan tidak makan padat 4 jam sebelum pemeriksaan. Sebelum pemeriksaan
pasien minum air putih sebanyak 500-600 ml untuk menjamin keadaan hidrasi yang terjaga
baik sehingga ekskresi urin akan maksimal dan menghasilkan opasifikasi dan distensi
optimal traktus urinarius bagian atas. 2-3 menit sebelum penyuntikan kontras media,
disuntikkan 10 mg furosemide intravena. Pemberian furosemide akan menghasilkan opasitas
maksimal pada pelviokalises dan ureter. Kontras diberikan intravena sebanyak 100 ml
dengan konsentrasi 300 mg I/mi dan kecepatan 3 ml- /detik. Scan dilakukan 100 detik pasca
kontras untuk visualisasi fase nefrografik, dan 10-12 menit pasca kontras untuk visualisasi
fase ekskresi. Bila opasitas segmental traktus urinarius belum memadai dapat dilakukan
delayed scan pada posisi pasien telungkup.Seluruh pemeriksaan terdiri dari 3 akuisisi CT
scan, akuisisi pertama dan terakhir mencakup seluruh abdomen pelvis, sementara akuisisi
kedua hanya pada daerah ginjal saja. lrisan aksial yang dihasilkan pada pemeriksaan CT
urografi, dapat diolah dalam bentuk multiplanar reformasi (koronal, oblik, sagital) atau
rekonstruksi 3 dimensi. (Preminger)
Gambaran CT Scan yang menunjukkan batu ginjal pada ginjal kiri.(ahuja)

16. Bagaimana Tatalaksana dari scenario


 ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)dapat memecahkan batu tanpa melalui
tindakan invasive dan tampa pembiusan. Batu akan dipecah menjadi fragmen-fragmen
kecil sehingga mudah dikeluarkan melaui saluran kemih. Pecahan batu yang keluar
jarang menimbulkan perasaan kolik dan hematuria.
 PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)tindakan untuk menyeluarkan batu yang
berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises
melalui insisi pada kulit. Batu dikeluarkan/dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-
fragmen kecil
 Litotripsimemecah batu buli-buli/urethra dengan memasukkan alat pemecah batu ke
dalam buli-buli, sehingga pecahan batu dikeluarkan dengan evakulator Ellik
 Ureteroskopimemasukkan alat ureteroskopi peruretram guna melihat keadaan ureter
atau sedimen pielokalix ginjal. Dengan memkai energy tertentu, batu berada di dalam
ureter maupun pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi/ureterorenoskopi
 Extrasi domiamengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui alat keranjang
Dormia
Pencegahan:
 Menghindari dehridrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine
sebanyak 2-3 L/hari
 Diet untuk mengurangi kadar zat komponen pembentuk batudiet yang
disarankan yaitu:
a. Rendah proteinprotein akan memacu sekresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam
b. Rendah oksalat
c. Rendah garamkarena natriuresis akan memacu timbunya hiperkalsiuri
d. Rendah purin
 Aktivitas harian yang cukup
 Pemberian medikamentosa

Jenis Batu Faktor penyebab Tinbulnya Batu Jenis obat/Tindakan Mekanisme Kerja Obat
Kalsium Hiperkalsiuri absorif Natrium selulosa fsfar mengikat Ca dalam usus
menurunkan absorbsi
Thiazide meningkatkan reabsorbi Ca di tubulus
Orthofosfat menurunkan sintesa vit D
meningkatkan urine inhibitor
Hiperkalsiuri renal Thiazide meningkatkan reabsorbsi Ca di tubulus
Hiperkalsiuri resorptif Paratiroidektomi menurunkan reabsorbsi Ca dari tulang
meningkatkan pH dan sitrat
Hipositraturi Potassium sitrat menurunkan Ca urine
Hipomagnesiuri Magnisium sitrat meningkatkan Mg urine
Hiperurikosuri Allopurinol menurunkan asam urat
Potassium alkali meningkatkan pH
Hiperoksaluria Allopurinol menurunkan asam urat
Pyridoxin
Kalsium suplemen
MAP Infeksi Antibiotika Eradikasi infeksi
AHA (Amino Hydroxamic Acid) Urease inhibitor
Urat Dehidrasi (pH urine menurun) Hidrasi cukup meningkatkan pH
Potassium Alkali menurunkan asam urat
Hiperurikosuri Allopurinol

17. Bagaimana komplikasi dari scenario ?

Anda mungkin juga menyukai