Dosen Pengampu:
Siti Khoirul Dwi Astuti, M. Tr. Keb
Disusun Oleh:
Fauziah Abdullah
NIM: 751540123124
JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
GORONTALO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bawah keparu-paru oleh sistem vena dan dieksresikan melalui pernapasan. Kulit
mengeluarkan air dan natrium atau keringat. Ginjal merupakan bagian tubuh
primer yang utama untuk mengekspresikan kelebihan cairan tubuh, elektrolit, ion-
Proses ini terjadi dari dua langkah utama, yaitu kandung kemih secara
yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang
medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat
Eliminasi urin secara normal bergantung pada satu pemasukan cairan dan
sirkulasi volume darah, jika salah satunya menurun, pengeluaran urin akan
menurun. Pengeluaran urin juga berubah pada seseorang dengan penyakit ginjal,
yang mempengaruhi kuantitas, urin dan kandungan produk sampah di dalam urin.
1
T Aris, Fisiologi Tubuh Manusia, (Jakarta: Trans Info Media, 2009), h. 4.
2
Ibid.
1
2
B. Rumusan Masalah
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
a. Ginjal
belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung
pada dinding abdomen. Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis),
jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal
kanan. Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki
b. Bagian-Bagian Ginjal
darah yang disebut nefron. Pada tempat penyaringan darah ini banyak
antara glomerolus
3
J Gibson., Fisiologi dan Anatomi Tubuh Modern untuk Perawat, (Jakarta: EGC, 2003),
h. 33.
4
Ibid., h. 34
3
4
dengan simpai bownman disebut badan malphigi. Penyaringan darah terjadi pada
badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat-zat yang
terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat-
zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai
piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks
atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan
korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak
bergaris-garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus
kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah
corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang
dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing-masing bercabang membentuk
beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks
minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor,
5
Ibid.
6
Ibid.
5
urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam
c. Fungsi Ginjal
vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).
1) Peredaran Darah
percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang
yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang
disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai
kava inferior.8
2) Persyaratan Ginjal
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf
7
Ibid., h. 51
8
Ibid.
6
inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal
(kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu
yang menghasilkan 2 (dua) macam hormon yaitu hormon adrenalin dan hormn
kortison.9
3. Ureter
cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih
dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum
Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter
9
Ibid.
10
S Mashudi. Buku Ajar Anatomi Fisiologi Dasar, (Jakarta: Salemba Medika, 2011).
11
Ibid.
7
kemih seperti kerucut yang di kelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
a. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian
ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan
c. verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis.12
(lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa
(lapisan bagian dalam). Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang
stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc
sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi
reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi
spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi
atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf-saraf
yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh. Bila
terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin
12
E. C Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, (Jakarta: Kompas Gramedia,
2002), h. 7.
8
(kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing
tertahan).13
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar
dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk
relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna. Peritonium melapis kandung
kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih. Peritoneum
dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih
terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis
5. Uretra
yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan
fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm. uretra
a. Uretra Prostaria.
b. Uretra membranosa.
c. Uretra kavernosa.
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam),
pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3-4 cm. Lapisan uretra
pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa
merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam),
13
Ibid.
14
Ibid., h. 8
9
Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan
B. Mekanisme Eliminasi
1. Proses Filtrasi
kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang
terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke
2. Proses Reabsor
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa,
sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara
terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh.
Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada
papilla renalis.17
3. Proses Sekresi
15
Ibid., h. 56.
16
P Perry, Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik, (Jakarta: EGC, 2006),
h. 49.
17
Ibid.
18
Ibid., h. 50.
10
output urine (jumlah urine). Protein dapat menentukan jumlah urine yang
3. Gaya Hidup
4. Stres Psikologis
5. Tingkat Aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk
beraktivitas.22
19
J Tambayong, Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan, (Jakarta: EGC, 2001), h. 22.
20
Ibid.
21
Ibid.
22
Ibid., 23.
11
6. Tingkat Perkembangan
berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih memiliki
mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil. Namun dengan usia
7. Kondisi Penyakit
melitus.24
8. Sosiokultural
adanya kultur pada masyarakat tertentu yang melarang untuk buang air kecil di
tempat tertentu.25
9. Kebiasaan Seseorang
untuk berkemih dengan melalui urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit.26
berkemih adalah otot kandung kemih, otot abdomen dan pelvis. Ketiganya sangat
23
Ibid.
24
Ibid.
25
Ibid., h. 24.
26
Ibid. h. 25.
27
Ibid.
12
11. Pengobatan
pemeriksaan saluran kemih seperti IVY (intra uenus pyelogram), yang dapat
tindakan sistoskopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra yang dapat
namun tidak bersifat kanker. Kelenjar prostat memiliki fungsi untuk memproduksi
air mani dan terletak pada rongga pinggul antara kandung kemih dan penis.
Karena kelenjar prostat hanya dimiliki oleh pria, maka tentu saja seluruh penderita
BPH adalah pria. Umumnya pria yang terkena kondisi ini berusia di atas 50 tahun.
28
Ibid.
13
untuk menemui dokter jika Anda merasakan gejala BPH, meski ringan. Diagnosis
sangat diperlukan karena ada beberapa kondisi lain yang gejalanya sama dengan
BPH, di antaranya:
c. Penyempitan uretra.
g. Kanker prostat.
prostat jinak (BPH) masih belum diketahui, namun diperkirakan kondisi ini terjadi
karena adanya perubahan pada kadar hormon seksual akibat proses penuaan. Pada
sistem kemih pria terdapat sebuah saluran yang berfungsi membuang urine keluar
dari tubuh melalui penis, atau lebih dikenal sebagai uretra. Dan jalur lintas uretra
ini secara kebetulan melewati kelenjar prostat. Jika terjadi pembesaran pada
29
R Watson, Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat, (Jakarta: EGC, 2002), h. 75.
30
Ibid.
14
kelenjar prostat, maka secara bertahap akan mempersempit uretra dan pada
otot-otot pada kandung kemih membesar dan lebih kuat untuk mendorong urine
keluar. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko seseorang terkena BPH,
yaitu:
b. Faktor penuaan.
e. Keturunan.31
2. Sistitis
oleh infeksi bakteri (biasanya Eacherichia Colf) yang menyebar dari uretra atau
karena respon alergi atau akibat iritasi mekais pada kandung kemih. Gejalanya
adalah sering berkemih dan nyeri yang disertai darah dalam urine (hematuria).32
3. Glomerulonefritis
bakteri tertentu.
31
Ibid.,h. 77.
32
Ibid., h. 84.
15
glomerulonefritis akut.33
4. Pielonefritis
Pielonefritis adalah inflamasi ginjal dan pelvis ginjal akibat infeksi bakteri.
menyebar ke ureter, atau karena infeksi yang di bawa darah dan limfe ke ginjal.
Obstruksi traktus urinari terjadi akibat pembesaran kelenjar prosfat atau batu
ginjal.34
5. Batu Ginjal
kalsium, magnesium, asam urat, atau sistein. Batu-batu kecil dapat mengalir
bersam dengan urine, batu yang lebih besar akan tersangkut dalam ureter dan
menyebabkan raa nyeri yang tajam(kolik ginjal) yang menyebar dari ginjal ke
selangkangan.35
6. Gagal Ginjal
terjadinya retensi garam, air, zat buangan nitrogen (urea dan kreatinin) dan
penurunan drastis volume urine (oliguria). Gagal ginjal terbagi menjadi dua
macam yaitu:
a. Gagal ginjal akut terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berhasil diobati.
penghentian produksi urine (anuria) secara total. Hal ini disebabkan oleh
33
Ibid.
34
Ibid., h. 87.
35
Ibid.
16
akut, hemoragi, tranfusi darah yang tidak cocok, atau dehidrasi berat.
b. Gagal ginjal kronik adalah kondisi progresif parah karena penyakit yang
b. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
d. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
f. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet. 36
b. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan
kreatinin.
e. Toksin.
f. Hormon.37
37
Ibid.
18
3. Mikturisi
meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi bila telah tertimbun
kandung kemih.38
Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang)
“latih”. Sistem saraf simpatis: impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak
spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi.
38
Ibid., h. 14.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
berupa urin (air kemih). Sistem urinaria terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih,
dan uretra. Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadi proses berkemih.
Gangguan kebutuhan eliminasi urine adalah retensi urine, inkontinensia urine dan
urine untuk bahan pemeriksaan, buang air kecil dengan urineal dan melakukan
B. Saran
Kita juga harus menjaga pola makan, dan lebih sering meminum air putih. Karena
air putih lebih baik dari air yang berwarna yang memiliki banyak kandungan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19