Latar Belakang
Pelanggaran lalu lintas adalah hal yang paling sering terjadi di jalan raya, yang dilakukan
oleh sebagian besar masyarakat baik pengguna jalan roda empat, roda dua, maupun bus atau
truk. Hal ini yang menjadi masalah utama di jalan raya dan menjadi tugas penting oleh
kepolisian.1 Fenomena pelanggaran yang marak terjadi yaitu pelanggaran lalu lintas seperti balap
liar, yang umumnya balap motor merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa
secara terorganisasi dalam suatu event menggunakan kendaraan bermotor berdasarkan jenis
kapasitas mesin, kecepatan dan lainnya. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan sebagai ajang
olahraga yang berjenis hobi yang nantinya akan mengarah kepada sebuah profesi sebagai
seorang pembalap, bilamana didukung dengan prestasi sebagai seorang pembalap dan
pendukungnya. Balap motor biasanya dilakukan di area yang sudah dirancang khusus untuk
menimbulkan kegaduhan karena suara bising dari kendaraan yang sedang berbalapa ataupun
menimbulkan kemacetan karena ruas jalan ditutup oleh penyelenggara balapan, balap liar juga
dapat memicu kecelakaan yang dapat menimbulkan korban jiwa, baik dari para pembalap
maupun para penonton balap liar tersebut. Balap liar ini merupakan kegiatan yang tergolong
yang sangat berbeahaya dikarenakan dilakukan tanpa adanya keamanan khusus untuk diri
pembalap maupun bagi penontonnya. Balapan liar di jalan raya adalah perilaku tidak
bertanggung jawab, dari aspek keamanan dan keselamatan sagat membahayakan baik pembalap
liar maupun pengguna jalan yang lain. Kemudian dari aspek yuridis merupakan bentuk
1
Sasambe, “Kajian Terhadap Penyelesaian Pelanggaran Peraturan Lalu Lintas Oleh Kepolisian”, (Jurnal
Lex Crimen, Vol 5, Nomor 1, 2016), h. 82.
2
Moeljatno, Asas-Asas….., h. 182.
3
S. Alam, Pengantar Kriminologi, (Makasar: Pustaka Refleksi, 2010), h. 79.
Di Indonesia pengaturan tentang lalu lintas dan angkutan jalan secara nasional diatur
dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Undang-
Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menjadi dasar pedoman dalam penindakan terhadap
pelanggaran lalu lintas. Kepatuhan hukum masyarakat terhadap etika berlalu lintas dapat
dikatakan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, seiring dengan
banyaknya masyarakat yang memanfaatkan sepeda motor sebagai sarana transportasi sehari-hari
tidak diimbangi dengan sikap bertanggung jawab dan patuh atau taat terhadap etika berlalu lintas
atau tata cara berlalu lintas yang baik dan benar menurut Undang-Undang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, balapan liar di jalan raya itu merupakan tindakan ilegal.4
Berdasarkan pasal 115, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Berdasarkan hasil wawancara, aksi balap liar di Kota Gorontalo sering terjadi di
Bundaran Saronde, dan juga di Bundaran Perlimaan Kota Gorontalo. Pihak kepolisian
melakukan patroli pada wilayah tersebut. Adapun aksi balap liar menurut Supomo, yaitu:
Ada 10 unit motor terlibat balapan liar di Bundaran Saronde. Kami mengamankan pelaku
balap liar yang meresahkan masyarakat tersebut. Tak hanya itu, balap liar yang kerap
terjadi karena membahayakan pengendara lain serta aksi ugal-ugalan para pelaku balap
liar juga rawan mengakibatkan kecelakan. 6
Adapun balapan liar di Gorontalo Utara menabrak seorang anggota TNI, di mana motor
keduanya rusak parah, dan mengakibatkan anggota TNI tersebut meninggal. 7 Adapun juga
kenakalan remaja yang dikeluhkan masyarakat Kota Gorontalo, yaitu balap liar. Hampir setiap
4
Andrew R Cecil, Penegakan Hukum, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 27.
5
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
Pasal 115.
6
Haris Mokodompit, Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Kota Gorontalo, Hasil wawancara pada tanggal
24 Oktober 2023.
7
Liputan6.com/regional/read/45, Di akses pada tanggal 6 November 2023.
malam minggu hal ini terjadi. Masyarakat berharap Balap liar di Kota Gorontalo ini agar cepat
teratasi, karena sangat meresahkan masyarakat, diakibatkan kanalpot yang bising dan juga bisa
mengakibatkan kecelakaan.8
Adapun juga perilaku balap liar di Bolaang Mongondow Utara sudah sangat meresahkan
masyarakat, sehingga dapat dikategorikan sebagai kondisi patologi sosial, penyakit masyarakat
yang perlu segera diobati. Aksi balap liar dilakukan tanpa menggunakan standar keamanan yang
telah ditentyukan seperti helm sebagai pelindung kepala pengendara motor sehingga
membahayakan, baik nyawa pelaku balap liar maupun pengguna jalan lainnya. Adanya balap
motor yang dilakukan pada umumnya remaja, sangat meresahkan masyarakat, sehingga
masyarakat berharap dapat diberikan sanksi kepada pembalap liar karena bisa menyebabkan
Balapan liar ini merupakan perbuatan yang dilarang dalam Pasal 297, Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yaitu:
Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor berbalapan di jalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 115 huruf b dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak RP 3.000.000,00 (tiga juta rupiah).10
Aksi balap liar ini merupakan sebuah pelanggaran, karena berpotensi menimbulkan
kegaduhan dan rentan menyebabkan kecelakaan yang bisa merugikan pelaku sendiri, penonton
maupun pengguna jalan lainnya. Namun, pada kenyataannya terdapat banyak pelanggaran
terhadap aturan tersebut. Sehingga diperlukan upaya yang maksimal untuk menanggulangi
balapan liar tersebut. Perlunya peran dari penegak hukum di Kota Gorontalo dalam menertibkan
pengendara sepeda motor yang tidak sesuai fungsinya, untuk terciptanya keselamatan, keamanan
dan ketertiban di jalan raya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik meneliti
tentang “Implementasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
8
Https://tribratanews.gorontalo.polri.go.id, Di akses pada tanggal 6 November 2023.
9
https://prosesnews.id, Di akses pada tanggal 6 November 2023.
10
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
Pasal 297.
Angkutan Jalan dalam Penegakan Hukum terhadap Pelaku Balapan Liar di Bolaang
Mongondow Utara”`
B. Rumusan Masalah
dan Angkutan Jalan dalam penegakan hukum terhadap pelaku balapan liar di Bolaang
Mongondow Utara?