Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
Pelanggaran lalu lintas yang sering disebut juga dengan tilang
merupakan ruang lingkup hukum pidana yang diatur dalam UU
nomer 14 tahun 1992 (www.transparansi.or.id,2009). Hukum pidana
mengatur perbuatan-perbuatan yang dialarang olen undang-undang.
Tujuan suatu hukum pidana adalah menakut-nakuti seseorang
supaya tidak melakukan perbuatan yang tidak baik dan bahkan
mendidik atau mengarahkan seseorang yang melakukan perbuatan
yang tidak baik menjadi baik dan bisa diterima lagi oleh masyarakat.
Pelanggaran terhadap aturan hukum pidana dapat diberi
tindakan hukum langsung dari aparat jadi tidak usah menunggu
laporan atau pengaduan dari pihak yang dirugikan. Pelanggaran lalu
lintas tertentu atau tilang biasanya melanggar pasal 54 mengenai
kelengkapan surat kendaraan SIM dan STNK serta pasal 59 mengenai
muatan lebih terhadap truk atau angkutan umum serta pasal 61
salah memasuki jalur lintas kendaraan.
Namun di Indonesia banyak perkara pelanggaran lalu lintas yang
tidak sesuai dengan aturan atau ketentuan hukum yang berlaku.
Banyak pelanggaran lalu lintas yang diselesaikan di tempat oleh
oknum yang berwenang atau polantas sehingga pelanggaran lalu
lintas tidak sampai proses hukum, hal ini lah yang banyak terjadi di
Indonesia jadi banyak orang yang menyepelekan peraturan lalu
lintas karna apabila mereka melanggar peraturan lalu lintas mereka
tinggal menyuap aparat tersebut. Dan bagi aparat hal ini bisa disalah
gunakan, dengan jabatan mereka sebagai aparat bisa mengahasilkan
uang lebih dengan hal tersebut.
Persidangan perlanggaran lalu lintas berlangsung cepat, dalam
proses persidangan terdakwa ditempatkan disuatu ruangan. Lalu
hakim membacakan nama para terdakwa untuk membacakan denda,
setelah denda selesai dibacakan hakim akan mengetuk palu sebagai
tanda bahwa telah ditetapkannya suatu keputusan. Dipasal 211 UU
No 8 tahun 1981 tentang KUHAP dimaksudkan sebagai bukti bahwa
seseorang telah melakukan pelanggaran lalu lintas.

Latar Belakang
Permasalahan yang selalu di hadapi di kota besar adalah masalah lalu
lintas. Hal ini terbukti dari adanya indikasi angka kecelakaan lalu lintas
yang selalu meningkat keadaan ini merupakan salah satu perwujudan dari
perkembangan teknologi modern. Perkembangan lalu lintas dapat
memberipengaruh,baik bersifat negative maupun sifat positif bagi
kehidupan masyarakat. Hal ini membawa pengruh terhadap keamanan
lalulintas yang sering terjadi ,pelanggaran lalu lintas yang menimbulkan
kecelakaan lalu lintas. kecelakaan lalu lintas di sebabkan oleh tidak
sekedar pengemudi kendaraan yang buruk pejalan kaki yang kurang hati
hati,kerusakan kendaraan rancangan jalan dan kurang mematuhi rambu
rambu lalu lintas, pemakaian jalan memiliki peranan yang sangat penting
sehingga penyelenggaraanya dikuasai oleh negara an dilakukan oleh
pemerintah untuk mewujudkan pengguna jalan yang
selamat ,aman,cepat,lancar,tertib,dan teratur . pembinanan di bidang lalu
lintas jalan meliputi aspek ,pengaturan pengendalian
keselamatan,keamanan ketertiban dan keselamatan,keamanan
ketertiban,kelancaran lalu lintas jalan.dalam rangka pembinaan lalu lintas
jalan,diperlukan penetapan suatu aturan umum dan berlaku secara
nasional dengan ketentuan lalu lintas yang berlaku secara iternasional.
Tujuan pembuatan makalah
tujuan pembuatan makalah ini adalah supaya masyarakat sadar akan
penting peraturan lalu lintas dan keselamatan dalam berkendara, agar
menaati peraturan lalu lintas, dan bisa menambah wawasan terhadap lalu
lintas.

RUMUSAN MASALAH
 bagaimana jalannya masalah?
 seberapa luas masalah tersebar pada baangsa dan negara?
 mengapa masalah harus ditangani pemerintah dan haruskah
seseorang bertanggung jawab memecahkan masalah?
 adakah kebijakan tentang masalah tersebut?
 adakah perbedaan pendapat,siapa organisasi yang berpihak pada
masalah ini?
 pada tingkat atau lembaga pemerintah apa yg bertanggung jawab
tentang masalah ini
BAB II
PEMBAHASAN
A.BENTUK PELANGGARAN LALU LINTAS
Menerobos Lampu Merah
Lampu lalu lintas atau traffic light merupakan sebuah komponen vital
pengaturan lalu lintas. Namun ironisnya, pelanggaran terhadap lampu
lintas ini justru menempati urutan pertama sebagai jenis pelanggaran
yang paling sering dilakukan pengguna kendaraan bermotor. Sedang
terburu-buru serta tidak melihat lampu sudah berganti warna, adalah
beberapa alasan yang sering terlontar dari si pelanggar.

Tidak Menggunakan Helm


UU no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan sudah
mengatur mengenai kewajiban pengendara untuk penggunaan helm
berstandar Nasional Indonesia (SNI). Bahkan dalam UU tersebut
dengan jelas tertera pula sanksi jika pengemudi tidak mengenai helm,
maka ia bisa dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu bulan
atau denda paling banyak Rp250.000. Namun, pada prakteknya, lagi-
lagi aturan ini sering diabaikan. Rata-rata beralasan, mereka enggan
menggunakan helm karena jarak tempuh yang dekat serta merasa
tidak nyaman.

Tidak Menyalakan Lampu Kendaraan


Pasal 107 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan menyatakan bahwa Pengemudi Kendaraan Bermotor
wajib menyalakan lampu utama Kendaraan Bermotor yang digunakan di
Jalan pada malam hari dan pada kondisi tertentu.
Kemudian pada ayat kedua dinyatakan Pengemudi Sepeda Motor selain
mematuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
menyalakan lampu utama pada siang hari. Pelanggaran sering terjadi,
terutama untuk kewajiban menyalakan lampu di siang hari. Rendahnya
tingkat kedisiplinan pengguna jalan atau mungkin kurangnya sosialisasi
khususnya untuk lampu di siang hari bisa menjadi penyebab seringnya
aturan ini dilanggar.

Tidak Membawa Surat Kelengkapan Berkendara


Aksi tilang yang dilakukan pihak kepolisian juga sering terjadi terhadap
pengendara yang tidak membawa surat-surat berkendara seperti Surat
Izin Mengemudi (SIM) serta Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
Berbagai operasi yang tengah gencar dilakukan aparat acapkali
mendapati pelanggaran semacam itu. Banyak diantara mereka yang
belum memiliki SIM karena belum cukup usia, namun memaksakan diri
untuk mengendarai sepeda motor. Hal ini tentunya bisa membahayakan
keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Melawan Arus (Contra Flow)


Di kota-kota besar seperti Jakarta, para pengendara sepeda motor
acapkali bersikap seenaknya di jalanan dengan “melawan arus”. Mereka
seolah tutup mata dengan adanya pengendara lain yang berjalan
berlawanan arah dengan mereka. Kasus kecelakaan di jalan layang non
tol Kampung Melayu-Tanah Abang yang terjadi 27 Januari 2014, tak
membuat jera para pengendara motor lainnya. Pada saat itu, seorang
pengendara motor nekad untuk melawan arus akibat menghindari razia.
Akibatnya, istrinya tewas karena jatuh terpental. Di beberapa titik jalan
lainnya di Ibukota, aksi nekad ini juga seringkali terjadi.

Melanggar Rambu-Rambu Lalu Lintas


Pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas acapkali terjadi. Parkir
di bawah rambu dilarang parkir serta berhenti di depan tanda larangan
stop sudah menjadi aktivitas yang sering dilakukan. Padahal menurut
ketentuan pasal 287 ayat (1) UU No.22 tahun 2009, jenis pelanggaran
tersebut bisa terancam hukuman pidana kurungan paling lama 2 bulan
atau denda paling banyak Rp500.000.

Namun, nyatanya aturan ini seperti tanpa taring. Mengatasi hal tersebut,
Pemrov DKI juga tengah gencar melakukan penertiban dengan
memberikan sanksi kepada pelanggar, seperti melakukan gembok roda,
pengembosan ban dan bahkan langsung melakukan penderekan.

Menerobos Jalur Busway


Maraknya kecelakaan akibat aksi nekad pengendara yang masuk ke jalur
busway juga tidak membuat pengendara lainnya jera. Begitu penjagaan dari
para petugas mengendur, tindakan indisipliner ini akan kembali berulang.
Padahal sanksi yang dikenakan untuk pelanggaran ini juga tidak ringan. Alasan
menembus kemacetan seringkali dilontarkan para pelaku pelanggaran tersebut.

Penggunaan Kendaraan yang Tidak Memperhatikan Aspek


Keselamatan
Saat ini banyak sekali pengendara yang memodifikasikan kendaraannya
namun tidak sesuai dengan standar keamanan. Misalnya saja
odongodong. Kendaraan ini awalnya adalah minibus. Namun kendaraan
ini kemudian dimodifikasi menjadi odongodong yang penggunaannya
juga tidak sesuai peruntukan sehingga membahayakan keselamatan.
Mengendarai motor dengan muatan lebih juga masuk dalam kategori ini.
Banyak peristiwa kecelakaan karena pengemudi memaksakan
kendaraannya dijejali dengan jumlah penumpang yang tidak sesuai
kapasitas.

Tidak Menggunakan Spion


Pentingnya kesadaran menggunakan kaca spion saat berkendara
seringkali diabaikan. Padahal kaca spion dapat membantu pengemudi
untuk memastikan bahwa kondisi saat itu kondusif untuk membelokkan
kendaraan. Hal ini juga berguna untuk meminimalisir terjadinya
kecelakaan. Berdasarkan Undang-Undang No. 2 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Pasal 285 ayat 1, pengendara akan ditilang atau didenda
sebesar Rp250.000 jika kendaraannya tidak dilengkapi dengan kaca
spion.

BerkendaraMelewatiTrotoar
Seyogyanya trotoar merupakan tempat bagi pejalan kaki. Namun
nyatanya, hak pejalan kaki juga diserobot oleh para pengendara motor.
Dengan tanpa merasa bersalah, mereka mengendarai kendaraannya
diatas trotoar sehingga memaksa pejalan kaki untuk mengalah dengan
alasan menghindari kemacetan. Untuk mengantispasi hal tersebut, saat
ini banyak kampanye uang menyerukan pengembalian trotoar sebagai
sarana bagi para pejalan kaki.

B.DAMPAK DARI PELANGGARAN LALU LINTAS


Pastinya setiap hal yang melanggar pasti aka nada dampaknya termasuk
juga dampak pelanggaran lalu lintas, berikut adalah dampak dari
pelanggaran lalu lintas :
1.Tingginya angka kecelakan dipersimpangan atau perempatan maupun
dijalan raya
2.Keselamatan pengendara yang mengunakan jalan menjadi terancam
bahkan pejalan kali yang menyebrang jalan maupun berjalan di trotoar
3.Kemacetan lalu lintas yang semakin parah dikarnakan para
pengendara tidak mematuhi peraturan maupun rambu-rambu lalu
lintas
4.Kebiasaan para pengendara yang melanggar lalu lintas sehingga
budaya melanggar peraturan lalu lintas
C.UpayaPemerintahDalamMengatasi
Pelanggaran Lalu Lintas
Pertama-tama seorang petugas harus bertanya pada dirinya sendiri,
siapakah pelanggar peraturan lalu lintas tersebut. Hal ini bukanlah
menyangkut apa pekerjaannya, siapa namanya, dan seterusnya. Yang
pokok disini adalah bahwa seorang yang melanggar peraturan lalu
lintas, bukanlah selalu seorang penjahat (walaupun kadang-kadang
petugas berhadapan dengan penjahat). Seorang pengemudi yang
melanggar peraturan lalu lintas adalah seseorang yang lalai di dalam
membatasi penyalahgunaan hak-haknya.

Yang kedua adalah bahwa seorang petugas atau penegak hukum


harus menyadari bahwa dia adalah seseorang yang diberi
kepercayaan oleh negara untuk menangani masalah-masalah lalu
lintas. Pakaian seragam maupun kendaraan dinasnya merupakan
lambang dari kekuasaan negara yang bertujuan untuk memelihara
kedamaian di dalam pergaulan hidup masyarakat. Seorang petugas
yang emosional dan impulsif tidak saja akan merusak seluruh korps,
walaupun dia selalu disebut oknum apabila berbuat kesalahan.
Penanganan terhadap para pelanggar, memerlukan kemampuan dan
ketrampilan professional. Oleh karena itu, maka para penegak
hukum harus mempunyai pendidikan formal dengan taraf tertentu,
serta pengetahuan dan pemahaman hukum yang cukup besar.
Pengutamaan kekuatan fisik, bukanlah sikap professional di dalam
menangani masalah-masalah lalu lintas.
Perencanaan jalan raya dan pemasangan rambu lalu lintas yang
disertai pertimbangan, akan mencegah terjadinya kecelakaan lalu
lintas. Pemasangan rambu yang tepat untuk memperingati
pengemudi bahwa di mukanya terdapat tikungan yang berbahaya,
misalnya, akan dapat mencegah terjadinya kecelakaan. Pemasangan
rambu yang tidak wajar akan menyebabkan terjadinya kebingungan
pada diri pengemudi. Bentuk jalan raya, besar kecilnya bentuk huruf,
dan warna rambu lalu lintas, mempunyai pengaruh terhadap
pengemudi.
Pemasangan lampu lalu lintas, juga mempunyai pengaruh terhadap
perilaku pengemudi. Apabila lampu lalu lintas tersebut ditempatkan
sejajar dengan garis berhenti, maka hal itu akan menyebabkan
pengemudi menghadapi masalah. Masalahnya adalah, untuk melihat
lampu dengan jelas, maka dia harus berhenti jauh di belakang garis
behenti. Apabila hal itu dilakukan, maka dia akan dimaki-maki oleh
pengemudi-pengemudi yang berada di belakangnya. Kalau dia
berhenti tepat di garis berhenti, maka agak sukar baginya untuk
melihat lampu lalu lintas.
Pendidikan bagi pengemudi, juga merupakan salah satu cara dalam
menangani para pelanggar lalu lintas. Pada masyarakat lain di luar
Indonesia, sekolah mengemudi merupakan suatu lembaga
pendidikan yang tujuan utamanya adalah menghasilkan pengemudi-
pengemudi yang cakap dan terampil di dalam mencegah terjadinya
kecelakaan lalu lintas. Sekolah-sekolah tersebut dikelola oleh para
ahli, yang tidak hanya melingkupi mereka yang biasa menangani
masalah-masalah lalu lintas, akan tetapi kadang-kadang juga ada
psikologinya maupun ahli ilmu-ilmu sosial lainnya. Di dalam sekolah
pendidikan pengemudi tersebut, yang paling pokok adalah sikap dari
instruktur. Instruktur harus mampu menciptakan suatu suasana
dimana murid-muridnya dengan konsentrasi penuh menerima
pelajarannya.
Seorang instruktur harus mempunyai kemampuan untuk mendidik,
kemampuan untuk mengajar saja tidaklah cukup. Murid-murid harus
diperlakukan sebagai orang dewasa, berilah kesempatan yang
seluas-luasnya untuk mengambil keputusan, oleh karena di dalam
mengendarai kendaraan yang terpenting adalah dapat mengambil
keputusan yang cepat dan tepat. Kalau tidak maka kemungkinan
besar akan terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kerugian benda
atau hilangnya nyawa seseorang.
D.Undang-Undang Mengenai Lalu Lintas
 Pasal 59 ayat 1 jo pasal 18 ayat 1 UU No. 14 Tahun 1992
Barang siapa mengemudikan kendaraan bermotor dan tidak dapat
menjunjukkan Surat Ijin Mengemudi (SIM) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 2(Dua) Bulan atau denda setinggi-tingginya
2.000.000,-(Dua Juta Rupiah)
Pasal 61 ayat 1 jo Pasal 23 ayat 1 huruf d UU No. 14 Tahu 1992
Apabila pengemudi ternyata tidak memiliki Surat Ijin Mengemudi
(SIM) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (Enam) Bulan
atau denda setinggi-tingginya Rp. 6.000.000,-(Enam Juta Rupiah)
 Pasal 61 Ayat 1 jo pasal 23 ayat 1 huruf d UU No. 14 Tahun
1992
barang siapa melanggar ketentuan mengenai rambu-rambu dan
marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, gerakan lalu lintas,
berhenti dan parkir, peringatan dengan bunyi dan sinar, kecepatan
maksimum atau minimum dan tata cara penggandengan dan
penempelan dengan kendaraan lain dipidana dengan kurungan
paling lama 1 (satu) Bulan dan atau denda setinggi-tingginya Rp.
1.000.000,- (Satu Juta Rupiah)
 Pasal 60 ayat jo pasal 231 huruf b UU No. 14 Tahun 1992
barang siapa menegmudikan kendaraan bermotor dijalan dan tidak
mengutamakan keselamatan pejalan kaki dipidana dengan pidana
surungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda setinggi-tingginya
Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah)
 Pasal 69 UU No. 14 Tahun 1992
Mengulangi pelanggaran yang sama Jika seseorang melakukan lagi
pelanggaran yang sama dengan pertama sebelum lewat jangka waktu
satu tahu sejak tanggal putusan pengadilan atas pelanggaran
pertama yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, maka pidana
yang kedua ditambah dengan sepertiga dari pida kurungan pokoknya
atau bila dikenakan denda dapat ditambah dengan setengah dari
pidana denda yang diancam untuk pelanggaran yang bersangkutan
E.Penyebab Terjadinya Pelanggaran Lalu Lintas
Kecelakaan di Indonesia hampir selalu terjadi setiap hari dikarnakan
kesalahan pengemudi itu sendiri. Kecelakan juga banyak terjadi
karna faktor lain, diantaranya adalah karna pengemudi tidak
mematuhi peraturan lalu lintas untuk menjaga keselamatan,
keamanan dan juga kelancaran lalu lintasnya juga. Masyarakat
Indonesia masih banyak yang belum sadar atas pentingnya
peraturan lalu lintas dan hal ini yang harus diperhatikan oleh pihak
yang bersangkutan maupun pemerintah.

Berikut ini adalah penyebab terjadinya pelanggaran lalu lintas yang


sering sekali terjadi di Indonesia :
1. Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap peraturan lalu lintas
yang berlaku di Indonesia hal tersebut dikarnakan kurangnya
kesadaran masyarakat untuk mencari tahu peraturan lalu lintas atau
rambu-rambu lalu lintas.
2. Semenjak kecil seorang anak kecil sudah di perbolehkan membawa
kendaraan bermotor yang seharusnya umurnya belum mencukupi
untuk berkendara sehingga mereka sering melanggar peraturan lalu
lintas karna belum mengetahui peraturan-peraturan lalu lintas.
3. Hanya patuh ketika ada kabar bahwa akan ada rajia atau saat ada
polisi. Ini sudah hal biasa yang sering kita lihat dijalanan bahkan kita
sendiri sering melakukan ini.
4. Tidak memikirkan keselamatan pengendara lain atau masyarakat
yang ada di sekitar jalan. Contohnya pengendara motor tidak
memakai helm, kaca spion dan tidak menyalakan lampu disiang hari.
5. Bisa langsung mengurus pelanggaran lalu lintas di tempat atau kata
lain “damai”. Hal ini lah yang sering terjadi di setiap ada rajia polisi
atau pelanggaran lalu lintas, hal yang pertama yang dipikirkan oleh
pengendara saat terkena tilang karena melakukan pelanggaran lalu
lintas adalah jalan “damai”.
F.LEMBAGA YANG MENANAGANI KASUS LALU LINTAS
1.kepolisian Republik indonesia
2.pengadilan tinggi negeri
TUGAS MAKALAH
PPKN
PELANGGARAN RAMBU RAMBU LALU
LINTAS YANG MASIH SERING
TERJADI
DISUSUN OLEH:
1.DEBBY REGINA BR.BANGUN
2.MUHAMMAD KHALEED
3.RAHMADHANI SYAHPUTRI
4.BETTRIS SIRAIT
TAHUN PELAJARAN
2019/2020
SMKN 1 MEDAN
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Penegak peraturan lalu lintas harus menjadi teladan bagi masyarakat
yang berkendara. Seorang penegak hukum harus mempunyai sifat
yang lugas, menjadi penegak hukum dijalan raya bukanlah hal yang
mudah melainkan menjadi hal yang rumit, penegak hukum harus
menjaga kewibawaannya untuk kepentingan profesinya di lain pihak
juga harus percaya diri karena penegak hukum akan mengambil
keputusan yang bijaksana untuk menghasilkan keadilan.

Masyarakat Indonesia masih banyak yang melanggar lalu lintas


dengan tidak sengaja maupun dengan sengaja. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pengetahuan masyarkat terhadap peraturan lalu
lintas atau tata tertib lalu lintas, sehingga masyarakat menyepelekan
kesalamatannya sendiri bahkan bisa berdampak terhapad
keselamatan orang lain, karena itulah tingkat kecelakan di jalan terus
meningkat.

Penyebab pelanggaran lalu lintas kebanyakan dikarnakan juga


masyarakat terlalu terburu-buru dalam berkendara, mungkin
kemacetan adalah penyebab dari pengendara yang terburu-buru
dalam berkendara karena waktu mereka tersita terkena macet
dijalan.

Anda mungkin juga menyukai