Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PELANGGARAN LALU LINTAS

DOSEN PEMBIMBING

DI

OLEH:
AFNI HANIFAH PANDIANGAN

STUDI PSIKOLOGI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ACEH TAMIANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

            Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat serta
hidayah-Nya semata, sehingga tugas mata kuliah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah.

Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak,makalah ini akan mengalami
banyak hambatan. Semoga segala sumbangan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan dari ALLAH SWT,dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak untuk perbaikan langkah penulis selanjutnya.

Langsa,    Februari 2021


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            S a l a h s a t u p e r m a s a l a h a n y a n g s e l a l u d i h a d a p i d i k o t a - k o t a b e s a r   adalah
masalah lalu lintas. Hal ini terbukti dari adanya indikasi angka-angkakecelakaan lalu lintas yang selalu
meningkat. Keadaan ini merupakan salahsatu perwujudan dari perkembangan teknologi modern.
Perkembangan lalu-lintas itu sendiri dapat memberi pengaruh, baik yang bersifat negative maupunyang
bersifat positif bagi kehidupan masyarakat.Sebagaimana diketahui sejumlah kendaraan yang beredar dari
tahun ketahun semakin meningkat. Hal ini nampak juga membawa pengaruh terhadapkeamanan lalu
lintas yang semakin sering terjadi, pelanggaran lalu lintas yangmenimbulkan kecelakaan lalu lintas dan
kemacetan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh banyak faktor tidak sekedar oleh pengemudi
kendaraan yang buruk, pejalan kaki yang kurang hati-hati,kerusakan kendaraan, rancangan kendaraan
cacat pengemudi, rancangan jalan,dan kurang mematuhinya rambu-rambu lalu lintas” ( Suwardjoko :
2005 :135) Lalu lintas dan pemakai jalan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis sehingga
penyelenggaraannya dikuasi oleh d a n  pembinaannya dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan
untuk mewujudkanlalu lintas dan pengguna jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib,
danteratur. Pembinaan di bidang lalu lintas jalan yang meliputi aspek pengaturan,pengendalian,
dan pengawasan lalu lintas harus ditujukan untuk keselamatan,keamanan, ketertiban, kelancaran
lalu lintas jalan.

  Dalam rangka pembinaan lalu lintas jalan, sebagaimana tersebut diatas, diperlukan penetapan
suatu aturan umum yang bersifat seragam dan berlaku secara nasional serta dengan mengingat
ketentuan lalu lintas yang berlaku secara internasional. Salah satu permasalahan yang selalu
dihadapi dikota-kota besar adalah masalah lalu lintas.
 Hal ini terbukti dari adanyaindikasi angka kecelakaan lalu lintas yang selalu meningkat. Dewasa
ini, perkembangan lalu lintas yang semakin meningkat sangat pesat, keadaan inimerupakan salah
satu perwujudan dari perkembangan teknologi modern.Perkembangan lalu lintas itu sendiri dapat
memberi pengaruh baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif.Faktor penyebab timbulnya
permasalahan dalam lalu lintas adalahmanusia sebagai pemakai jalan, jumlah kendaraan,
keadaan kendaraan, dan juga kondisi rambu-rambu lalu lintas, merupakan faktor penyebab
timbulnyakecelakaan dan pelanggaran berlalu lintas (Ramdlon naming : 1983 : 23).

B. Rumusan Masalah

   Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul masalah sebagai berikut:

1.      Apa itu pelanggaran lalu lintas?


2.      Apa saja bentuk pelanggaran lalu lintas?
3.      Apa saja dampak akibat melanggar lalu lintas?
4.      Apa yang menyebabkan pelanggaran lalu lintas?
5.      Apa saja upaya pemerintah dalam mengatasi pelanggaran lalu lintas?

C. Tujuan
          Tujuan pembahasan makalah ini agar orang-orang sadar akan pentingnya keselamatan diri
saat berkendara dijalan raya dengan tidak melakukan pelanggaran lalu lintas, dan untuk
menambah wawasan seputar pelanggaran lalulintas yang sering terjadi di sekitar kita.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian
Secara sederhana, pelanggaran lalu lintas bisa didefinisikan sebagai pelanggaran atas aturan yang
berlaku di lalu lintas, khususnya jalan raya. Dalam ranah hukum, pelanggaran lalu lintas
termasuk bagian hukum pidana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992.
Seperti halnya pelanggar hukum pidana umumnya, orang yang menjadi pelanggar lalu lintas juga
akan mendapatkan hukuman langsung dari pihak aparat. Dalam konteks pelanggaran lalu lintas,
aparat yang dimaksud tak lain adalah polisi.
Pasal yang Berkaitan dengan Pelanggaran Lalu Lintas
Setiap tindakan kriminal pasti punya landasan hukum berupa pasal bagi pelakunya. Hal itu
berlaku juga untuk pelanggaran lalu lintas. Ada beberapa pasal yang terkait dengan tindakan
kriminal tersebut. Beberapa pasal itu adalah:
Pasal 280 dan 281
Dua pasal yang saling berkaitan ini mengatur tentang pemakaian plat nomor, serta kepemilikan
Surat Izin Mengemudi (SIM). Pemakaian plat nomor pada kendaraan pribadi wajib hukumnya.
Jika tidak, pelanggar akan dikenai denda Rp 500 ribu dan/atau penjara dua bulan.
Hal hampir serupa juga berlaku untuk kepemilikan SIM. Setiap pengendara harus memiliki dan
membawa identitas tersebut. Jika tidak, pengendara akan mendapatkan hukuman berupa denda
Rp 1 juta dan/atau penjara selama 4 bulan.
Pasal 284
Pasal ini wajib diketahui bagi pengendara motor yang suka melintasi trotoar atau jalur pesepeda.
Dalam pasal ini, pengendara motor dilarang melewati dua jalur tersebut. Jika sampai melaluinya,
pengendara akan mendapat hukuman 2 bulan penjara dan/atau denda Rp 500 ribu.
Pasal 285
Pasal satu ini mengatur para pengendara untuk melengkapi kelengkapan pada kendaraannya.
Semisal kaca spion, lampu utama, klakson, lampu rem, serta lampu penunjuk jalan. Sanksi
sebesar Rp 250 ribu dan/atau penjara 1 bulan adalah sanksi bagi pelanggar pasal ini.
Pasal 287
Kalau yang satu ini mengatur banyak hal. Dua di antaranya adalah soal keharusan untuk tidak
melanggar APILL, serta keharusan untuk berkendara dengan batas kecepatan yang wajar. Sanksi
atas pasal ini adalah kurungan penjara hingga 2 bulan, dan/atau denda hingga Rp 500 ribu.
Pasal 310
Pasal satu ini juga mengatur banyak hal yang berkaitan dengan pelanggaran lalu lintas. Saking
banyaknya, pasal ini sampai dibagi dalam tiga ayat.
Satu di antaranya yang diatur pasal ini adalah kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang
lain tewas atau terluka. Sanksi atas pelanggaran pasal ini cukup beragam. Salah satunya adalah
hukuman penjara selama 1 tahun dan/atau denda mencapai Rp 2 juta.
B. Bentuk-bentuk  Pelanggaran  Lalu Lintas  Yang Terjadi
            Bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas diantaranya sebagai berikut:
1.      Menggunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi membahayakan ketertiban atau
keamanan lalu lintas atau yang mungkin menimbulkan kerusakan pada jalan.
2.      Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan surat ijin mengemudi
(SIM), STNK, Surat Tanda Uji Kendaraan (STUJ) yang sah atau tanda bukti lainnya sesuai
peraturan yang berlaku atau dapat memperlihatkan tetapi masa berlakunya sudah kadaluwarsa.
3.      Membiarkan atau memperkenakan kendaraan bermotor dikemudikan oleh orang lain yang
tidak memiliki SIM.
4.    Membiarkan kendaraan bermotor yang ada di jalan tanpa dilengkapi plat tanda nomor kendaraan
yang syah, sesuai dengan surat tanda nomor kendaraan yang bersangkutan.
5.     Pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu lintas jalan, rambu-
rambu atau tanda yang yang ada di permukaan jalan.
6.      Pelanggaran terhadap ijin trayek, jenis kendaraan yang diperbolehkan beroperasi di jalan yang
ditentukan.
C. Dampak Pelanggaran Lalu Lintas
          Tentunya dari permasalahan yang terjadi pada kondisi lalu lintas di Indonesia telah
menimbulkan berbagai masalah khususnya menyangkut permasalahan lalu lintas. Permasalahan
tersebut, seperti:
1.) Tingginya angka kecelakaan lalu lintas baik pada persimpangan lampu lalu lintas maupun
pada jalan raya;
2.) Keselamatan para pengendara dan para pejalan kaki menjadi terancam;
3.) Kemacetan lalu lintas akibat dari masyarakat yang enggan untuk berjalan kaki atau
memanfaatkan sepeda ontel;
4.) Kebiasaan melanggar peraturan lalu lintas yang biasa kemudian menjadi budaya melanggar
peraturan.
D. Penyebab Terjadinya Pelanggaran Lalu lintas
          Hampir setiap hari di indonesi terjadi kecelakaan akibat kesalahan pengemudi, baik kecelakaan
tunggal hingga tabrakan beruntun. Hal ini bisa saja terjadi akibat kelalaian pengemudi kendaraan
yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang sudah ada demi keamanan, kelancaran, dan
keselamatan lalu lintas.
Oleh sebab itu, perlu diketahui mengapa di indonesia tingkat kesadaran akan mamatuhi peraturan lalu
lintas masih tergolong reandah. Barikut beberapa hal yang mungkin menjwab penyebab
rendahanya kesadaran akan mematuhi peraturan lalu lintas:
1. Minimnya pengetahuan mengenai,peratutran,marka dan rambu lalu lintas
     Tidak semua pengemudi kendaraan paham dan mengetahui peraturan-peraturan lalu lintas, arti
dari marka, dan rambu-rambu lalu lintas. Penyebabnya adalah kurangnya kesadaran untuk
mencari tahu arti dari marka dan rambu-rambu lalu lintas ditambah pada saat ujian memperoleh
SIM, mereka lebih senang mendapatkan SIM dengan instan daripada mengikuti seluruh
prosedur.
2. Dari kecil sudah terbiasa melihat orang melanggar lalu lintas atau bahkan orang tuanya sendiri
     Kondisi ini sangatlah ironi bila seorang anak kelak mencontoh orang tuanya, bila orang tuanya
sering melanggar peraturan, kemungkinan besar anak itu juga melanggar.    
3. Hanya patuh ketika ada polisi yang patroli atau melewati pos polisi
     Ini juga menjadi kebiasaan kebanyakan orang indonesia. Kita ambil contoh, seorang pengemudi
tidak akan melanggar lalu lintas ketika ada polisi yang sedang mengatur arus lalu lintas di
simpang jalan atau ada polisi yang sedang jaga di pos dekat simpang tersebut. Namun bila tidak
ada polisi, dia bisa langsung tancap gas.
4. Memutar balikkan ungkapan
     Sring kita dengar , "peraturan dibuat untuk dilanggar." Ini sangat menyesatkan. Akan tetapi
entah bagaimana ungkapan ini sangat melekat di hati orang indonesia, sehingga sangat ingin
menerapkannya. Semoga ungkapan ini tidak dipakai pada saat orang menjalankan ibadah sesuai
agamanya.           
5. Tidak memikirkan keselamatan diri atau orang lain
     Pemerintah telah mewajibkan beberapa standar keselamatan pengemudi saat mengemudikan
kendaraannya seperti wajib memasang safety belt untuk pengemudi roda 4 dan wajib memakai
helm,kaca spion tetap terpasang, dan menyalakan lampu pada siang hari bagi roda 2. Masih
banyak contoh standar keselamatan lainnya, akan tetapi kenapa pengemudi malas
menerapkannya?
6. Melanggar dengan berbagai alasan
     "sebentar saja kok parkir disini (di bawah rambu larangan parkir), ntar jalan lagi." "ah,sekali-
sekali boleh dong ngelanggar, ini butuh cepat". Masih banyak lagi berbagai alasan yang
dijadikan pembelaan. Orang indonesia memang jago untuk hal-hal seperti ini.
7. Bisa "damai" ketika tilang
     Ini hal yang paling sering terjadi. Ketika pengemudi-pengemudi melanggar  peraturan atau tidak
lengkapnya kelengkapan surat-surat saat dirazia, hal yang pertama diajukan oleh pengemudi
tersebut adalah jalan "damai". Kalu tidak bisa "damai" di jalan, pasti nanti bisa coba "damai" lagi
sebelum pengadilan demi mendapatkan kembali surat-surat yang ditahan oleh pihak kepolisian
dengan segera.
E. Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pelanggaran Lalu Lintas
Pertama-tama seorang petugas harus bertanya pada dirinya sendiri, siapakah pelanggar
peraturan lalu lintas tersebut. Hal ini bukanlah menyangkut apa pekerjaannya, siapa namanya,
dan seterusnya. Yang pokok disini adalah bahwa seorang yang melanggar peraturan lalu lintas,
bukanlah selalu seorang penjahat (walaupun kadang-kadang petugas berhadapan dengan
penjahat). Seorang pengemudi yang melanggar peraturan lalu lintas adalah seseorang yang lalai
di dalam membatasi penyalahgunaan hak-haknya.
Yang kedua adalah bahwa seorang petugas atau penegak hukum harus menyadari bahwa
dia adalah seseorang yang diberi kepercayaan oleh negara untuk menangani masalah-masalah
lalu lintas. Pakaian seragam maupun kendaraan dinasnya merupakan lambang dari kekuasaan
negara yang bertujuan untuk memelihara kedamaian di dalam pergaulan hidup masyarakat.
Seorang petugas yang emosional dan impulsif tidak saja akan merusak seluruh korps, walaupun
dia selalu disebut oknum apabila berbuat kesalahan. Penanganan terhadap para pelanggar,
memerlukan kemampuan dan ketrampilan professional. Oleh karena itu, maka para penegak
hukum harus mempunyai pendidikan formal dengan taraf tertentu, serta pengetahuan dan
pemahaman hukum yang cukup besar. Pengutamaan kekuatan fisik, bukanlah sikap professional
di dalam menangani masalah-masalah lalu lintas.
Perencanaan jalan raya dan pemasangan rambu lalu lintas yang disertai  pertimbangan,
akan mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pemasangan rambu yang tepat untuk
memperingati pengemudi bahwa di mukanya terdapat tikungan yang berbahaya, misalnya, akan
dapat mencegah terjadinya kecelakaan. Pemasangan rambu yang tidak wajar akan menyebabkan
terjadinya kebingungan pada diri pengemudi. Bentuk jalan raya, besar kecilnya bentuk huruf,
dan warna rambu lalu lintas, mempunyai pengaruh terhadap pengemudi.
Pemasangan lampu lalu lintas, juga mempunyai pengaruh terhadap perilaku pengemudi.
Apabila lampu lalu lintas tersebut ditempatkan sejajar dengan garis berhenti, maka hal itu akan
menyebabkan pengemudi menghadapi masalah. Masalahnya adalah, untuk melihat lampu
dengan jelas, maka dia harus berhenti jauh di belakang garis behenti. Apabila hal itu dilakukan,
maka dia akan dimaki-maki oleh pengemudi-pengemudi yang berada di belakangnya. Kalau dia
berhenti tepat di garis berhenti, maka agak sukar baginya untuk melihat lampu lalu lintas.
Pendidikan bagi pengemudi, juga merupakan salah satu cara dalam menangani para
pelanggar lalu lintas. Pada masyarakat lain di luar Indonesia, sekolah mengemudi merupakan
suatu lembaga pendidikan yang tujuan utamanya adalah menghasilkan pengemudi-pengemudi
yang cakap dan terampil di dalam mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Sekolah-sekolah
tersebut dikelola oleh para ahli, yang tidak hanya melingkupi mereka yang biasa menangani
masalah-masalah lalu lintas, akan tetapi kadang-kadang juga ada psikologinya maupun ahli ilmu-
ilmu sosial lainnya. Di dalam sekolah pendidikan pengemudi tersebut, yang paling pokok adalah
sikap dari instruktur. Instruktur harus mampu menciptakan suatu suasana dimana murid-
muridnya dengan konsentrasi penuh menerima pelajarannya.
Seorang instruktur harus mempunyai kemampuan untuk mendidik, kemampuan untuk
mengajar saja tidaklah cukup. Murid-murid harus diperlakukan sebagai orang dewasa, berilah
kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengambil keputusan, oleh karena di dalam mengendarai
kendaraan yang terpenting adalah dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Kalau tidak
maka kemungkinan besar akan terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kerugian benda atau
hilangnya nyawa seseorang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penegakan peraturan lalu lintas secara baik sangat tergantung pada beberapa faktor yang
selama ini kurang mendapatkan perhatian yang seksama, yakni: pemberian teladan kepatuhan
hukum dari para penegak hukum sendiri, sikap yang lugas (zakelijk) dari para penegak hukum,
penyesuaian peraturan lalu lintas dengan memperhatikan usaha menanamkan pengertian tentang
peraturan lalu lintas, penjelasan tentang manfaat yang konkrit dari peraturan tersebut, serta
appeal kepada masyarakat untuk membantu penegakan peraturan lalu lintas.
Penegak hukum di jalan raya, merupakan suatu hal yang sangat rumit. Pertama-tama
penegak hukum harus dapat menjaga kewibawaannya untuk kepentingan profesinya. Di lain
pihak dia harus mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri untuk mengambil keputusan yang
bijaksana, sehingga menghasilkan keadilan. Semenjak calon pengemudi menjalani ujian untuk
memperoleh surat izin mengemudi harus dipertimbangkan hal-hal yang menyangkut tingkat
kecerdasan pengemudi, kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat, aspek fisik
pengemudi/calon pengemudi.

B. Saran
Para pengguna jalan harus memiliki etika kesopanan di jalan serta harus mematuhi dan
melaksanakan peraturan lalu lintas, misalnya ke kiri jalan terus atau ke kiri ikuti lampu, dilarang
parkir juga tidak membuang sampah sembarangan di jalan. Kecepatan dalam mengendarai
kendaraan harus disesuaikan dengan kondisi jalan, apakah jalan tersebut ramai atau sepi, waktu
pagi, siang, sore, ataupun malam. Untuk angkutan umum hendaknya tidak menaikkan atau
menurunkan penumpang sembarangan. Dalam memanfaatkan jalan, kita harus menyadari bahwa
bukan hanya kita saja yang menggunakan jalan tersebut, tetapi setiap orang berhak
menggunakannya. Walaupun itu merupakan hak setiap orang namun, setiap orang berkewajiban
untuk menjaga kesopanan di jalan, salah satunya dengan mematuhi peraturan lalu lintas yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA

https://dynaflex.club/2016/03/makalah-pelanggaran-lalu-lintas.html?
__cpo=aHR0cHM6Ly9tYWthbGFoLW1ha2FsYWgtbWFrYWxhaC5ibG9nc3BvdC5jb20

https://daihatsu.co.id/tips-and-event/tips-sahabat/detail-content/pelanggaran-lalu-
lintas-pengertian-jenis-pasal-dan-dendanya/

Anda mungkin juga menyukai