PENDAHULUAN
Lalu lintas merupakan proses di jalan raya, jalan raya adalah salah satu unsur
yang sangat penting dalam kehidupan bersama dalam masyarakat. Adanya jalan raya
merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia dan sarana untuk memenuhi
kebutuhan dasar lainnya. Oleh karena itu manusia berlalu lintas diharapkan
mempunyai hasrat mempergunkan jalan raya secara teratur dan tentram. Dengan
padatnya arus lalu lintas, serta kurang disiplinnya pengendara di jalan raya, maka
lintas yang terjadi di jalan raya dapat menimbulkan korban jiwa. Ini disebkan karena
penegakan hukum yang diterapkan oleh aparat penegak hukum di jalan raya belum
1
2
perbuatan yang akibatnya mengganggu ketertiban dan kelancaran arus lalu lintas.
peraturan lalu lintas, yang salah satu bentuk gangguan tersebut menghalangi tujuan
untuk menggunakan jalan secara tertib dan teratur, yang salah satunya disebabkan
Disadari atau tidak, disiplin berkaitan erat dengan pelaksanaan hukum yang
tertib dan teratur, sedangkan pelaksanaan hukum merupakan bagian dari proses
penegakan hukum. Salah satu hal yang sangat menonjol dalam kehidupan yang
bermotor di jalan raya itu sendiri yang menyimpang dari peraturan-peraturan dan
oleh padatnya arus lalu lintas yang mengakibatkan keadaan jalan itu menjadi tidak
menentu. Hal semacam itu merupakan penyebab terjadinya pelanggaran lalu lintas
yang belum memadai. Biasanya kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh perilaku
3
pemakai kendaraan bermotor di jalan raya itu sendiri yang menyimpang dari
penyebab lainnya ditentukan oleh padatnya arus lalu lintas yang mengakibatkan
keadaan jalan itu menjadi tidak menentu. Hal semacam itu merupakan penyebab
kecelakaan lalu lintas. kecelakaan lalu lintas itu digolongkan atas; kecelakaan lalu
lintas ringan, kecelakaan lalu lintas sedang, dan kecelakaan lalu lintas berat.
kendaraan dan/atau barang, kecelakaan lalu lintas sedang merupakan kecelakaan yang
mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan dan atau barang, kecelakaan
lalu lintas berat merupakan kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia
atau luka berat. pengemudi bisa diancam hukuman pidana karena kesalahannya yang
luka barat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana
kurungan paling lama satu tahun. Barang siapa karena kesalahnya menyebabkan
orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan
1
Barda Nawawi Arif, 1998, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakkan dan Pengembangan
Hukum Pidana, Citra Aditya bakti, Bandung, hal. 148
4
menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam pidana
Waktu berkendara sangat berpengaruh dalam jenis, tingkat parah korban dan
terjadi pada malam hari saat lalu lintas relative rendah, sangat mungkin merupakan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
pada tahun 2010. Hukum diciptakan untuk dijalankan. Akan tetapi masyarakat belum
melaksanakan dan mengetahui akan Undang-Undang Lalu Lintas lebih jauh dan
Saat ini manusia dituntut untuk mempunyai mobilitas yang tinggi, khususnya
pada daerah perkotaan yang masyarakatnya setiap hari selalu bepergian dari tempat
satu ke tempat lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti pergi ke kantor
untuk bekerja, pergi ke sekolah, pergi tamasya, dan lain sebagainya. Banyak anggota
karena jalan raya merupakan jalur perhubungan yang efektif mudah dan murah dari
pada jalur perhubungan air dan udara. Jalan raya merupakan suatu infrastruktur
perhubungan darat (dalam bentuk apapun), meliputi segala bagian jalan termasuk
polisi, rumah sakit, dan lain sebagainya) dan perlengkapannya seperti (lampu traffic
light, pagar penghalang kereta api, rambu-rambu lalu lintas, dan lain sebagainya).
Selain itu jalan mempunyai peranan penting dalam segala bidang, termasuk menjadi
salah satu kebutuhan dasar bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar
lainnya.
Oleh karena itu, manusia berlalu lintas dengan menggunakan jalan raya harus
teratur dan tertib. Pada tahun-tahun ini sangat banyak orang yang membutuhkan
sepeda motor untuk kehidupan sehari-hari mereka, antara lain untuk bekerja,
berdagang, dan untuk mobilitas dari tempat satu ke tempat lain. Peningkatan jumlah
sepeda motor dari tahun ke tahun terus mengalami penambahan sehingga hal tersebut
lain :
1. Sering terjadi kemacetan karena jumlah sepeda motor yang tinggi tidak
disengaja seperti motor yang sudah tidak layak dikendarai tetapi masih
lain;
handphone, perhiasan, dompet, ini biasa terjadi saat lampu merah atau
Oleh karena itu, polisi sebagai aparatur pemerintah yang bertugas untuk
masalah lalu lintas secara cermat sehingga tujuan lalu lintas yang tertib, aman, dan
lancar dapat terwujud. Sebagian besar bentuk pelanggaran yang sering terjadi
terhadap lalu lintas kurang sehingga terjadi pelanggaran lalu lintas bahkan
ataupun orang lain. Mereka hanya mengambil enaknya saja, misalnya saat lampu
merah ada yang menerobos sehingga terjadi kecelakaan (tabrakan antara kendaraan
faktor yaitu:
kecelakaan yang disebakan oleh manusia yaitu etika berkendara diantaranya dengan
4
Hadiman,H., 1994, Jadilah Pengemudi Yang Baik, Dislitbang Polri, Jakarta,hal. 87
7
bahayanya penggunaan telephone saat berkendara. Pada saat berkendara kita dituntut
untuk konsentrasi penuh agar kita bisa melihat situasi di jalan, menyadari kondisi
jalan dan memutuskan apa yang akan kita lakukan pada saat berkendara. Apabila kita
satu sisi kita harus fokus ke jalan dan sisi lainnya akan fokus akan ke telephone,
Bermotor di Jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi
Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp750.000,00 (tujuh
Lintas dan Angkutan Jalan. Sebagaimana diatur dalam Pasal 105 Undang-Undang
a. Berprilaku tertib;dan/atau,
Sementara pada Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Berdasarkan atas uraian tersebut di atas maka penulis menyusun skripsi dengan
jalan raya ?
Untuk menghindari agar pembahasan tulisan ini agar tidak meluas serta
terlebih dahulu dikemukakan beberapa teori berupa pendapat para ahli yang
hukum dapat berupa pidana denda, kurungan penjara, dipidana mati. Sehubungan
Hal ini disebabkan oleh bermacam-macam latar belakang, baik suku, gama, asal
Secara teoritis setiap peraturan sebagai suatu kaidah yang memberi dasar
bagi tumbuhnya tugas dan wewenang bagi setiap aparat penegak hukum
akan dapat menimbulkan hak dan kewajiban bagi setiap anggota masyarakat.
Agar semua ini bisa berfungsi dengan baik dan efektif haruslah memenuhi
beberapa kriteria antara lain, yuridis sosiologis dan filosofis.6
5
Wahyu Affandi, Hakim dan Penegakan Hukum, Alumni, Bandung, 1981, h. 9
6
Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum, Cet. I Bina Cipta, Bandung, 1981, h. 11.
10
penyerasian antara nilai dengan kaidah serta dengan perilaku nyata manusia
atau dengan kata lain adalah merupakan suatu penyerasian antara nilai-nilai yang
teoritis Anton Tabah menyatakan, bahwa efektifitas penegakan hukum baru akan
terpenuhi apabila 5 pilar hukum dapat berjalan dengan baik. Pilar hukum itu
dan birokrasinya.8
Dalam penelitian ini, penegakan hukum itu hanya menyoroti salah satu
aspek saja yaitu bagaimana pelaksanaan dari suatu undang-undang oleh aparat
penegak hukum dalam hal ini adalah kepolisian, khususnya dalam hal terjadi
7
Soerjono Soekanto, Ibid, h. 13
8
Anton Tabah, “Polri dan Penegakan Hukum di Indonesia”, Bernas 24 Juli, 1955, h. 3
11
pentingnya mentati peraturna lalu lintas, tidak tegasnya aparat dalam menindak
pelangar lalu lintas. Di samping faktor lainnya seperti sarana dan prasrana lalu
manusia oleh siaa dan kepada siapa hukum tersebut akan ditegakkan, karena
hukum tidak mungkin akan tegak dengan sendirinya tanpa ada pihak yang
bertugas dan berkewajiban untuk menegakan hukum atau ide, janji serta
kehendak yang akan diwujudkan melalui hukum itu sendiri agar menjadi suatu
kenyataan.
sanksi yang berupa hukuman sebagai akibat dari perbuatan melanggar hukum
yang dilakukan
Jenis sanksi ini menurut pola KUHP ( WVS ), untuk “ kejahatan “ pada
umumnya di ancam dengan pidana penjara atau denda, sedangkan untuk
“pelanggaran” pada umumnya dengan pidana kurungan atau denda.10
Sanksi pidana terhadap pelanggaran ketentuan lalu lintas jalan raya adalah
1992 pada pasal 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60 sampai dengan pasal 70. Prinsip setiap
9
Ibid, hal. 13.
10
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Cet. I Citra Aditya Bakti.
h. 56
12
yang sah untuk dapat menjalankan kendaraan di jalan raya sesuai dengan
kententuan yang diatur dalam UU.No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Republik Indonesia pasal 15 ayat 1 (c) ada disebutkan: Setiap anggota polisi
kepolisian menurut hukum yang bertanggung jawab dalam hal ini untuk
1.4.2. Hipotesis
1. Jika terjadi pelanggaran lalu lintas di jalan raya faktor penyebab dari
dalam (internal) dan dari luar (ekternal) dapat menjadi sebab yang
antara lain :
jalan raya
masalah dan pembahasannya dari aspek hukum yaitu membahas dari UU. No. 14
adalah :
wawancara yaitu dengan Tanya jawab secara langsung dengan para informan di
skripsi ini.
data kualitatif dan analisa di lakukan dari aspek hukum sehingga hasilnya bersifat
deskriftif analisis.
16
DAFTAR BACAAN
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Aditya Bhakti, 1996
Frank Muhamad, Praktek Penegakan Hukum Bidang Lalu Lintas, Balai Pustaka,
Jakarta, 1995
Kansil C.S.T. dan Christine, Disiplin Berlalu Lintas di Jalan Raya, Rineka Cipta,
Jakarta, 1995
Kunarto, Merenungi Kritik Terhadap Polri, PT. Cipta Manunggal, Jakarta, 1995
Kunarto dan Anton Tabah, Polisi Harapan dan Kenyataan, CV. Sahabat, Klaten, 1996
Limintang Djisman Samosir, Hukum Pidana Indonesia, Sinar Baru, bandung, 1979
-------------, Efektifitas Hukum dan Peranan Sansksi, CV. Remaja Karya, Bandung,
1985
Team Penyusun, Hukum Dalam Teori dan Praktek, Kumpulan Karangan Dosen
Fakultas Hukum Universitas Udayana, Kertha Patrika, 1994.
17
Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya No. 14 Tahun 1992, Sinar
Grafika, Jakarta, 1993.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1. Permasalahan.........................................................................................
2.2. Hipotesis........................................................................................
3. Tujuan Penulisan....................................................................................
4. Metode Penulisan...................................................................................
v
19
PENGATURANNYA..................................................................................
Jalan Raya..............................................................................................
BAB V PENUTUP....................................................................................................
1. Kesimpulan............................................................................................
2. Saran......................................................................................................
DAFTAR BACAAN
DAFTAR INFORMAN
LAMPIRAN
iv
20