Anda di halaman 1dari 69

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor perbankan memiliki peran penting dalam pembangunan dan

perekonomian negara, karena fungsinya sebagai perhimpun dana dan

menyalurkan kembali kepada masyarakat dengan tujuan pembiayaan

pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi pengusaha kecil

dan masyarakat pedesaan adalah dengan mengembangkan kegiaran usaha jasa

perbankan melalui Bank Perkreditan Rakyat yang ada di setiap kecamatan (Eko,

2016:15).

Kota Denpasar merupakan pusat kota yang ada di Pulau Dewata Bali,

pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat membuat pesatnya

perkembangan Bank Perkreditan Rakyat untuk menyalurkan dana untuk usaha

mikro menengah. Selain menyalurkan dana Bank Perkreditan Rakyat juga

menghimpun dana nasabah melalui tabungan, deposito maupun arisan.

Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bank Perkreditan Rakyat

yang tersebar di Kota Denpasar adalah sebanyak 20 kantor pusat. Salah satu

BPR yang ada di Kota Denpasar adalah BPR Legian, yang menjadi sorotan

publik sejak terjadinya penggelapan dana yang dilakukan oleh owner dari BPR

tersebut. Hingga akhirnya Juni 2019 OJK dengan resmi telah mengeluarkan

siaran pers yang berisikan ijin cabut usaha yang ditujukkan kepada BPR Legian.

Berdasarkan kasus tersebut sudah sangat jelas perilaku etis diperlukan dalam
2

menjalankan suatu perusahaan atau organisasi (Dewi, 2015:16). Perilaku etis

atau perilaku beretika tidak hanya ditunjukkan kepada pimpinan perusahaan

namun juga kepada seluruh karyawan agar tidak lagi terjadi penyelewengan

ataupun pelanggaran dalam perusahaan.

Perilaku etika seseorang dalam suatu organisasi akan sangat

dipengaruhi nilai-nilai, norma-norma moral dan prinsip yang dianutnya dalam

menjalankan kehidupannya, yang kemudian bisa dianggap sebagai penentu

kualitas individu tersebut. Dewi (2015:15) menyatakan bahwa etika memiliki

peran penting dalam organisasi diantaranya dapat mendorong dan mengajak

orang untuk bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan serta

mempengaruhi individual dalam bertindak. Semua kualitas individu ini

nantinya akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diperoleh dari luar yang

kemudian menjadi prinsip yang dijalani dalam kehidupannya dalam bentuk

perilaku. Faktor-faktor tersebut adalah pengaruh budaya, pegaruh organisasi

tempatnya bekerja dan pengaruh kondisi politik dan perekonomian global

dimana dia hidup.

Haryono Jusuf (2015:356) menyatakan Standar Audit (SA) 315. 4 (c)

menyatakan pengendalian internal sebagai proses yang dirancang,

diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang bertanggungjawab atas

kelola, manajemen, dan personal lain untuk menyediakan keyakinan memadai

tentang pencapaian tujuan entitas yang berkaitan dengan keandalan pelaporan

keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan. Pemerintah telah membuat sebuah sistem pengendalian


3

intern yang mengatur tentang pengawasasan intern, yaitu seluruh proses

penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan

keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan

tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien dalam mewujudkan

tata kepemerintahan yang baik dan juga hak dan kewajiban negara yang perlu

dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan negara pada peraturan

pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah.Sistem Pengendalian Intern yang dimaksud

adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara

terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan

keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang

efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara,

dan ketaatan terhadap peraturan perundang- undang (www.kemenkeu.go.id).

Perilaku tidak etis dapat mengalami penurunan, jika adanya

pengendalian intern mengenai kinerja sehingga tidak memungkinkan adanya

peluang untuk melakukan kecurangan. Pengimplementasian pengendalian

internal yang baik pada semua struktur organisasi dalam perusahaan, maka

dapat disediakan jaminan yang memadai mengenai prestasi dari sasaran kinerja

dalam mengefektivitas dan mengefisiensikan operasional perusahaan,

sehingga dalam laporan keuangan dapat memenuhi ketentuan hukum yang bisa

diterapkan dan diregulasi. Jika pengendalian internal lemah, maka akan

mengakibatkan kekayaan perusahaan tidak terjamin keamanannya, informasi

akuntansi yang ada tidak teliti dan tidak dapat dipercaya kebenarannya, tidak
4

efisien dan efektifnya kegiatan - kegiatan operasional perusahaan serta tidak

dapat dipatuhinya kebijakan yang telah ditetapkan (Haryono Jusuf, 2005:357).

Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki beberapa aspek untuk

mencapai tujuannya, antara lain dari segi teknologi, dana atau keuangan, dan

salah satu yang paling penting adalah sumber daya manusianya atau yang

disebut dengan karyawan, dimana perlakuan perusahaan mempengaruhi

komitmen atau loyalitas mereka dalam bekerja. Masalah sumber daya

manusia masih menjadi sorotandan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap

dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia merupakan faktor

penentu keberhasilan pelaksanaan organisasi yang efektif. Melihat pentingnya

sumber daya manusia, ada banyak karyawan yang bekerja dengan sungguh-

sungguhatau berperilaku baik (etis) dalam suatu perusahaan, tetapi ada juga

yang bekerja di luar kontrol sehingga dapat membawa karyawan kearah

perilaku yang tidak baik atau perilaku tidak etis

Faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku etis adalah kepatuhan.

Kepatuhan dapat diartikan sebagai aktivitas yang mengikuti aturan atau norma

yang berlaku. Menurut Harahap (2015:605) menyatakan bahwa kepatuhan

merupakan penilaian terhadap kepatuhan dilihat dari apakah suatu kegiatan

yang dilakukan telah mengikuti prosedur, aturan atau standar tertentu.

Kepatuhan ini harus ditanamkan dalam diri karyawan terhadap semua

peraturan-peraturan atau kode etik yang telah ditetapkan di dalam perusahaan

(Harapap 2015:607). Hal ini bertujuan agar semua peraturan dan kegiatan yang

ada dalam perusahaan dapat dijalankan oleh semua karyawan dan digunakan
5

sebagai penilaian terhadap karyawan apakah karyawan berperilaku sesuai

dengan aturan yang telah ditetapkan perusahaan atau menilai etis atau

tidaknya perilaku karyawan dalam suatu perusahaan.

Faktor yang lainnya yang dapat mempengaruhi perilaku etis

karyawan dalam perusahaan yaitu dengan adanya kompensasi. Menurut

Kadarisman (2015:4) kompensasi adalah fungsi human resource management

yang berhubungan dengan setiap jenis reward yang diberikan kepada

karyawan sebagai balas jasa atas pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan oleh

perusahaan atau organisasi. Kompensasi yang tepat akan meningkatkan kinerja

dan kepuasan kerja, sedangkan kompensasi yang kurag menarik akan

meningkatkan tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja. Apabila suatu

perusahaan memberikan kompensasi yang rendah yang didasarkan tidak sesuai

kepada karyawan, maka timbul kesukaran dalam memperoleh karyawan dan

memperkejarjakan karyawan yang dipandang cakap atau dapat mempengaruhi

semangat kerja karyawan. Tujuan utama setiap organisasi merancang sistem

kompensasi adalah untuk memotivasi pegawai dalam meningkatkan kinerjanya

serta mempertahankan pegawai yang berkompeten Kadarisman (2015:5). Para

karyawan mungkin akan menghitunghitung kinerja dan pengorbanan dirinya

dengan kompensasi yang diterima. Apabila karyawan merasa tidak puas

dengan kompensasi yang didapat, maka dia dapat mencoba mencari pekerjaan

lain yang memberi kompensasi lebih baik. Hal itu cukup berbahaya bagi

perusahaan apabila pesaing merekrut atau membajak karyawan yang merasa

tidak puas tersebut karena dapat membocorkan rahasia perusahaan atau


6

organisasi. Kesesuaian kompensasi juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi.

Dengan kompensasi yang sesuai, perilaku tidak etis dan kecenderungan

akuntansi diharapkan dapat berkurang. Individu diharapkan telah mendapatkan

kepuasan dari kompensasi dan tidak melakukan perilaku yang tidak etis serta

kecenderungan berlaku curang dalam akuntansi demi memaksimalkan

keuntungan pribadi.

Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan diantaranya yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Kirana dan Wati, 2016 dan Manggu Dan Nur,

2019 menyatakan bahwa pengendalian intern berpengaruh positif terhadap

prilaku etis karyawan, sedangkan menurut Sidauruk Dan Lestari, 2017,

Muntadhiroh, 2018 dan Abriyanti, Dkk, 2020 menyatakan bahwa pengendalian

intrn tidak berpengaruh terhadap prilaku etis karyawan. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sidauruk Dan Lestari, 2017 dan Abriyanti, Dkk, 2020

menyatakan bahwa kepatuhan berpengaruh positif terhadap prilaku etis

karyawan, sedangkan menurut Kirana Dan Wati, 2016 menyatakan bahwa

kepatuhan berpengaruh negatif terhadap prilaku etis karyawan. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Kirana Dan Wati, 2016 dan Muntadhiroh, 2018

kompensasi berpengaruh positif terhadap prilaku etis karyawan, sedangkan

menurut Sidauruk Dan Lestari, 2017 menyatakan bahwa kompensasi tidak

berpengaruh terhadap prilaku etis karyawan.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan adanya hasil

penelitian sebelumnya yang tidak konsisten, sehingga perlu dilakukan


7

penelitian dengan judul “Pengaruh Pengendalian Intrn, Kepatuhan, Dan

Kompensasi Terhadap Prilaku Etis Karyawan Pada Bank Perkreditan Rakyat

Se-Kota Denpasar”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Apakah pengendalian intrn berpengaruh positif terhadap prilaku etis

karyawan pada Bank Perkreditan Rakyat Se-Kota Denpasar?

2. Apakah kepatuhan berpengaruh positif terhadap prilaku etis karyawan pada

Bank Perkreditan Rakyat Se-Kota Denpasar?

3. Apakah kompensasi berpengaruh positif terhadap prilaku etis karyawan

pada Bank Perkreditan Rakyat Se-Kota Denpasar?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka

penelitian bertujuan sebagai berikut.

a. Untuk memahami pengaruh pengendalian intrn terhadap prilaku etis

karyawan.

b. Untuk memahami pengaruh kepatuhan terhadap prilaku etis karyawan.

c. Untuk memahami pengaruh kompensasi terhadap prilaku etis karyawan.


8

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Mahasiswa

1). Kegunaan Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman praktik dalam

mengaplikasi teori-teori yang diperoleh di bangku perkuliahan

dengan keadaan yang sebenarnya terutama mengenai pengaruh

pengendalian intrn, kepatuhan, dan kompensasi terhadap prilaku etis

karyawan sebagian acuan bagi peneliti berikutnya.

2). Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan dapat digunakan sebagai masukan bagi ketua Koperasi dalam

rangka menjaga dan meningkatkan pengendalian intrn, kepatuhan,

dan kompensasi terhadap prilaku etis karyawan.

b. Bagi Perusahaan

Meningkatkan pemahaman dan pengenalan terhadap permasalahan

mengenai pengaruh pengendalian intern, kepatuhan dan kompensasi

terhadap perilaku etis karyawan serta bagaimana pengaruhnya terhadap

perusahaan.

c. Bagi Universitas Warmadewa

Penelitian ini berguna dan bermanfaat untuk mewujudkan salah satu Tri

Dharma Perguruan Tinggi, serta dapat digunakan sebagai refrensi bagi

mahasiswa Universitas Warmadewa yang tertarik untuk mengadakan


9

penelitian lebih lanjut terhadap masalah yang dibahas dalam penelitian

ini

D. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman tentang susunan proposal ini, maka berikut

sistematika dan uraian singkat mengenai isi dari masing – masing bab sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan menguraikan tentang landasan teori yang

mendasari objek penelitian sebagai acuan dalam menyelesaikan

permasalahan, publikasi penelitian sebelumnya, rumusan hipotesis

serta kerangka konsep.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menguraikan tentang tempat penelitian, objek

penelitian, identifikasi variabel, jenis dan sumber data, metode

penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis

data.
10

BAB IV : GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang letak geografis lokasi penelitian,

sejarah singkat, struktur organisasi, serta aktivitas perusahaan.

BAB V : HASIL DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang deskripsi data, analisis data dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini terdiri dari simpulan dan saran – saran dari hasil penelitian

yang dilakukan.
11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Sikap dan Perilaku (Theory of Attitudes and Behavior)

Triandis (1980) menyatakan bahwa suatu perilaku ditentukan oleh

sikap yang berhubungan dengan pemahaman akan konsekuensi dalam

berperilaku. Dengan tujuan apa seseorang ingin lakukan (sikap), apa yang

seseorang pikirkan akan mereka lakukan (aturan-aturan sosial), apa yang

seseorang mampu lakukan (kebiasaan) dan dengan konsekuensi akan

suatu perilaku yang seseorang pikirkan. tindakan tidak akan terjadi jika

situasi tidak memungkinkan. Model perilaku interpersonal yang lebih

komprehensif menurut Triandis (1980), bahwa faktor-faktor sosial,

perasaan, kebiasaan, kondisi fasilitas dan konsekuensi yang dirasakan

mempengaruhi tujuan perilaku dan sebaliknya akan memengaruhi tindakan

dalam berperilku. Sikap merupakan suatu pernyataan atas seluruh perilaku,

baik itu perilaku yang menguntungkan atau sama sekali tidak

menguntungkan mengenai suatu obyek, orang atau peristiwa. Sikap adalah

suatu kecenderungan dalam menerima sesuatu. Sikap bukanlah perilaku,

namun sikap memberikan suatu keyakinan untuk bertindak yang tertuju

pada perilaku, sehingga sikap merupakan suatu bentuk dalam membentuk

perilaku. Sikap tidak hanya ditentukan oleh keadaan obyek yang sedang
12

dihadapi, tetapi juga berhubungan dengan pengalaman-pengalaman,

keadaan pada saat ini, dan harapan untuk masa depan

2. Teori Kepatuhan (Compliance Theory)

Kepatuhan berasal dari akar kata patuh, yang artinya adalah suka

menurut perintah, taat pada aturan dan disiplin (Kamus Besar Bahasa

Indonesia). Kepatuhan dapat diartikan sebagai aktivitas yang mengikuti

aturan atau norma yang berlaku. Penilaian terhadap kepatuhan dilihat dari

apakah suatu kegiatan yang dilakukan telah mengikuti prosedur, aturan atau

standar tertentu. Menurut Harahap (2015:608), kepatuhan dalam sebuah

perusahaan berperan dalam menciptakan nilai perusahaan. Perusahaan

harus menjadi penduduk yang baik dengan mematuhi semua aturan yang

berlaku seperti kode etik perusahaan, profesi, undang - undang, aturan

pemerintah, dan hukum. Sanksi yang diberikan karena tidak menjalankan

aturan yang berlaku seperti denda, pencabutan izin, reputasi hancur maupun

hukuman penjara, tergantung pada tingkat pelanggaran yang dilakukan

(Harahap, 2015). Individu cenderung akan mematuhi suatu aturan atau

hukum jika mereka merasa bahwa aturan yang telah ditetapkan sesuai

dengan kebiasaan internal serta dukungan yang kuat terhadap nilai dan

sasaran yang ingin dicapai.

Konsep dari teori kepatuhan tersebut seharusnya mampu mencegah

terjadinya tindak kecurangan atau ketidakpatuhan oleh karyawan dalam

menjalankan tugasnya. Penerapan kepatuhan oleh karyawan dalam

menjalankan tugasnya untuk mengelola koperasi sesuai dengan aturan


13

undang-undang yang berlaku akan mewujudkan Good. Teori kepatuhan

berfokus pada hubungan antara aktor dalam suatu organisasi, perwakilan

organisasi dan partisipan tingkat bawah(Harahap, 2015). Teori ini

membahas lebih lanjut tentang dinamika hubungan antara pemegang

kekuasaan didalam suatu organisasi dan orang-orang yang merasakan akibat

dari adanya kekuasaan tersebut.

3. Pengendalian Intern

Standar Audit (SA) 315. 4 (c) (www.iapi.or.id) menyatakan

pengendalian internal sebagai proses yang dirancang, diimplementasikan,

dan dipelihara oleh pihak yang bertanggungjawab atas kelola, manajemen,

dan personal lain untuk menyediakan keyakinan memadai tentang

pencapaian tujuan entitas yang berkaitan dengan keandalan pelaporan

keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan (Haryono Jusuf, 2015:356). Pengendalian

intern yaitu meliputi struktur organisasi dan semua cara serta alat-alat

dikoordinasikan, yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk

menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa kebenaran data

akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi dan membantu

dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan terlebih dahulu

(Nazir, 2015:80). Pengendalian intern adalah proses yang dirancang untuk

memberikan kepastian yang layak mengenai pencapaian tujuan manajemen

tentang reliabilitas pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi,

dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.


14

Pengendalian internal adalah proses, kebijakan, dan prosedur yang

dirancang oleh manajemen untuk memastikan pelaporan keuangan yang

andal dan pembuatan laporan keuangan sesuai dengan kerangka akuntansi

yang berlaku (Nazir, 2015:80). Pengendalian internal membahas hal-hal

seperti sikap manajemen terhadap pengendalian, kompetensi pegawai

inti/kunci, penilaian risiko, akuntansi, dan sistem informasi keuangan

lainnya yang digunakan, serta kegiatan pengendalian yang tradisional.

Menurut Nazir (2015:82) tujuan pengendalian intern akuntansi adalah

sebagai berikut:

1). Menjaga kekayaan perusahaan :

a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem

otorisasi yang telah ditetapkan.

b. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat

dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada.

2). Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi:

a. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah

ditetapkan.

b. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan

akuntansi.

Menurut Sukrisno (2015:75), pengendalian intern terdiri dari empat

komponen yang saling terkait berikut ini:

1). Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,

mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan


15

pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian

intern, menyediakan disiplin dan struktur.

2). Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap

risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar

untuk menentukan bagaiman risiko harus dikelola.

3). Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu

menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.

4). Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan

pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang

memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.

4. Kepatuhan

Menurut Harahap (2015:605) menyatakan bahwa kepatuhan

merupakan penilaian terhadap kepatuhan dilihat dari apakah suatu kegiatan

yang dilakukan telah mengikuti prosedur, aturan atau standar tertentu.

Kepatuhan ini harus ditanamkan dalam diri karyawan terhadap semua

peraturan-peraturan atau kode etik yang telah ditetapkan di dalam

perusahaan (Harapap 2015:607). Kepatuhan terhadap penyusunan Laporan

Keuangan Komisi Aparatur Sipil, Laporan Keuangan dicantumkan dalam

Peraturan Menteri Keuangan dan/atau oleh komite yang menyusun SAP

(Standar Akuntansi Pemerintah). SAP merupakan suatu prinsip – prinsip

akuntansi yang dilaksanakan dalam penyusunan dan menyajikan laporan

keuangan pemerintah. Laporan Keuangan disusun dan disajikan sesuai

dengan peraturan yang terkandung dalam SAP. Penyusunan Laporan


16

Keuangan Pemerintah didapatkan dari suatu Sistem Akuntansi

Pemerintahan. Kepatuhan juga merupakan alat dalam tindakan pemeriksaan

utuk mengetahui apakah suatu prosedur, aturan dan kebijakan-kebijakan

yang telah ditetapkan sudah ditaati oleh para pegawai (Abriyanti,2020).

Menurut Kirana dan Wati (2016) dalam mengungkapkan kepatuhan

manajemen merupakan suatu prosedur yang dijalankan manajemen untuk

mengikuti prosedur atau peraturan yang telah ditetapkan oleh yang

berwenang. Kepatuhan ini harus ditanamkan dalam diri karyawan terhadap

semua peraturan-peraturan atau kode etik yang telah ditetapkan di dalam

perusahaan. Hal ini bertujuan agar semua peraturan dan kegiatan yang ada

dalam perusahaan dapat dijalankan oleh semua karyawan dan digunakan

sebagai penilaian terhadap karyawan apakah karyawan berperilaku

sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan perusahaan atau menilai

etis atau tidaknya perilaku karyawan dalam suatu perusahaan.

Tujuan kepatuhan adalah untuk mempertimbangkan apakah klien

(nasabah) telah mengikuti prosedur dan peraturan tertentu yang telah

ditetapkan oleh pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi. Menurut Agoes

(2015:265) audit kepatuhan (compliance audit) harus dilakukan didalam

perusahaan terhadap:

1). Kebijakan dan Prosedur Tertulis tentang Kelengkapan Transaksi

Hal ini dilakukan untuk membuktikan adanya kepatuhan terhadap

kelengkapan transaksi yang dilakukan dalam perusahaan,


17

pelaksanaan transaksi tersebut sejak transaksi dimulai sampai

dengan selesai.

2). Kepatuhan terhadap Perundang-Undangan

Dalam setiap aspek operasional perusahaan atau bagian organisasi

perusahaan harus memenuhi setiap peraturan perundang-undangan dan

peraturan internal perusahaan

5. Kompensasi

Menurut Kirana dan Wati (2016) kompensasi adalah imbalan jasa

yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja karena telah memberikan

sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan dan kontinuitas perusahaan

dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik dalam jangka

pendek maupun jangka panjang. Menurut Kadarisman (2015:306)

kompensasi adalah penghargaan atau ganjaran pada para pekerja yang telah

memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan

yang disebut bekerja. Menurut (Muntadhiroh 2018) memberian batasan

kompensasi sebagai bentuk penghargaan atau reward. Dengan memberi

penghargaan atas hasil yang telah dicapai, kebijakan dan praktek organisasi

dapat pula memberi penguatan perilaku pekerja yang telah memberi

kontribusi positif bagi organisasi. Dua komponen kompensasi, yaitu:

pembayaran keuangan langsung dalam bentuk gaji, upah, insentif, serta

pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan seperti asuransi dan

uang liburan. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa kompensasi

merupakan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan,


18

baik dalam bentuk financial maupun barang dan jasa pelayanan, agar

karyawan merasa dihargai dalam bekerja. Menurut Riva’I (2004)

kompensasi terbagi menjadi dua, yaitu:

1). Kompensasi Financial

Kompensasi financial terdiri atas dua jenis, yaitu kompensasi langsung

dan kompensasi tidak langsung (tunjangan).

2). Kompensasi Nonfinansial

Kompensasi nonfinansial biasanya dikarenakan karier, yang meliputi

peluang promosi, pengakuan karya, temuan baru, dan prestasi

istimewa. Sedangkan kompensasi dikarenakan lingkungan kerja

meliputi mandat pujian, bersahabat, nyaman bertugas, menyenangkan

dan kondusif.

Tujuan pemberian kompensasi sebagai berikut menurut Muntadhiroh

(2018), yaitu sebagai berikut

1). Pemenuhan kebutuhan ekonomi. Karyawan menerima kompensasi

berupa upah, gaji, atau bentuk lainnya adalah untuk dapat memenuhi

kebutuhan hidup sehari- hari atau kebutuhan ekonominya.

2). Meningkatkan produktivitas kerja. Pemberian kompensasi yang

makin baik akan mendorong karyawan bekerja secara produktif.

3). Memajukan organisasi atau perusahaan. Semakin berani suatu

perusahaan atau organisasi memberikan kompensasi yang tinggi,

semakin menunjukkan suksesnya suatu perusahaan.


19

4). Menciptakan keseimbangan dan keadilan. Ini berarti, pemberian

kompensasi berhubungan dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh

karyawan pada jabatan sehingga tercipta keseimbangan antara input

dan output.

Menurut Malayu Hasibuan (2007:144), faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya kompensasi diantaranya yaitu : penawaran dan

permintaan tenaga kerja, kemampuan dan ketersediaan perusahaan

permintaan, serikat buruh atau organisasi karyawan, produktivitas kerja

karyawan, pemerintah dengan Undang- Undang dan Keppresnya, biaya

hidup, posisi jabatan, pendidikan dan pengalaman karyawan, kondisi

perekonomian nasional, jenis dan sifat pekerjaan.

6. Perilaku Etis

Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara seorang individu

dengan lingkungannya .Ini berarti bahwa seorangindividu dengan

lingkungannya, yang dalam hal ini adalah perusahaan menentukan perilaku

keduanya secara langsung. Keduanya mempunyai sifat-sifat khusus atau

karakteristik tersendiri dan jika kedua karakteristikberinteraksi maka dapat

menimbulkan perilaku individu dalam organisasi. Etika (ethics) secara luas

dapat diartikan sebagai serangkaian prinsip nilai atau moral. Etika

merupakan prinsip-prinsipdan nilai-nilai moral yang mengatur perilaku

seseorang atau sebuahkelompok dalam hubungannya dengan apa yang

benar atau yang salah.


20

Menurut Kirana dan Wati (2016) perilaku etis adalah perilaku yang

sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan

dengan tindakan-tindakan yang benar dan baik. Perilaku etis ini dapat

menentukan kualitas individu (karyawan) yang dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang diperoleh dari luar yang kemudian menjadi prinsip yang

dijalani dalam bentuk perilaku. Dari pengertian di atas maka dapat

diketahui bahwa perilaku etis karyawan adalah interaksi karyawan terhadap

perusahaandengan mengikuti prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral yang

berlaku. Perilaku etis sangat diperlukan dalam masyarakat, tidak lain halnya

dalam perusahaan. Perilaku ini menjaga agar baik manajemen maupun

karyawan-karyawan di dalamnya berkomunikasi secara efektif. Agar

kebutuhan akan perilaku etis terpenuhi, maka dibuatlah serangkaian prinsip

atau nilai moral yang telah ditentukan dalam undang-undang dan peraturan.

Adapun indikator-indikator perilaku etis menurut (Manggu Dan Nur

2019) yaitu:

1). Memahami dan mengenali perilaku sesuai kode etik yaitu mengikuti

kode etik profesi, jujur dalam menggunakan dan mengelola sumber

daya didalam lingkup atau otoritasnya, dan memastikan bahwa apa yang

dilakukan itu tidak melanggar kode etik.

2). Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinan

yaitu melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinan,

berbicara tentang ketidaketisan meskipun hal itu akan menyakiti kolega

atau teman dekat dan jujur dalam berhubungan dengan orang lain.
21

3). Bertindak berdasarkan nilai dan norma meskipun sulit untuk

melakukan itu yaitu secara terbuka mengakui telah melakukan

kesalahan, berterus terang dalam segala hal.

B. Publikasi Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian-penelitian yang telah

dilakukan terlebih dahulu, berikut beberapa penelitian terdahulu yang dikutip

dalam penelitian ini.

Tabel 1

Publikasi Penelitian Sebelumnya


Nama Peneliti Judul Penelitian Teknik Hasil Penelitian
Analisis Data
Monisola (2016) Evaluation of Analisis 1. Lingkungan
Effectiveness of Internal Regresi Linear pengendalian (control
Control System in Small Berganda environment)
Business Organisation berpengaruh terhadap
in Ekiti State of Nigeria kinerja karyawan
2. Pengendalian risiko
(risk assessment)
berpengaruh terhadao
kinerja karyawan
3. Informasi dan
komunikasi
berpengaruh terhadap
kinerja karyawan
4. Aktivitas control
berpengaruh terhadap
kinerja karyawan
5. Pemantauan
(monitoring)
berpengaruh terhadap
kinerja karyawan
Sarita Permata Dewi Pengaruh Pengendalian Analisis 1. Pengendalian internal
(2016) Intern dan Gaya Regresi Linear berpengaruh terhadap
Kepemimpinan terhadap Berganda kinerja karyawan
Kinerja Karyawan di
SPBU Yogyakarta
22

2. Gaya kepemimpinan
berpengaruh terhadap
kinerja karyawan
Putri Seyla Taradipa Pengaruh Pengendalian Analisis Berdasarkan hasil analisis
(2015) Internal Terhadap Regresi Liner dan pembahasan yang
Kinerja Karyawan Studi Sederhana diperoleh, maka
pada PT Bank Panin Tbk dapat disimpulkan bahwa
Cabang Kendari variabel Pengendalian
Intern berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja
Karyawan.
F. Yudo Satrio Pengaruh Kompetensi Analisis 1. Kompetensi dan
Bagus, Agung Dan Kompensasi Regresi Linear kompensasi secara
Wahyudi Sirait, Tri Terhadap Kinerja Berganda simultan berpengaruh
Fena Siburian, Karyawan Pt. Bpr secara signifikan
Oktavia Sabrina Br. Nusantara terhadap kinerja
Karo (2019) Bona Pasogit 17 (Bank karyawan kerja pada PT.
Bpr) BPR Nusantara Bona
Pasogit 17 (Bank BPR).
2. Kompetensi
berpengaruh secara
parsial berpengaruh
secara signifikan
terhadap kinerja
karyawan pada PT. BPR
Nusantara Bona Pasogit
17 (Bank BPR).
3. Kompensasi
berpengaruh secara
parsial berpengaruh
secara signifikan
terhadap kinerja
karyawan pada PT. BPR
Nusantara Bona Pasogit
17 (Bank BPR).

Rizki Akbar Haditya Pengaruh Kompensasi Analisis 1. Berdasarkan hasil


Mochammad Al Dan Motivasi Terhadap Regresi Linear analisis deskriptif
Musadieq Kinerja Berganda menunjukan bahwa
Gunawan Eko (Studi Pada Karyawan pemberian kompensasi
Nurtjahjono (2017) Perusahaan Daerah (Pd) dan motivasi kerja kerja
Bank Perkreditan Rakyat karyawan di perusahaan
(Bpr) Bank PD BPR Bank Daerah
Daerah Lamongan) Lamongan sudah baik.
2. Pengaruh secara
simultan (bersama-
23

sama) tiap variabel bebas


terhadap kinerja
karyawan (Y)
Karintan Pramitha Pengaruh Kompensasi Analisis 1. Kompensasi tidak
Puri, Alwi Suddin dan Terhadap Kinerja Regresi Linear berpengaruh signifikan
Suprayitno (2016) Karyawan Dengan Berganda terhadap kinerja
Motivasi Sebagai karyawan PD. BPR
Variabel Mediasi 2. Motivasi berpengaruh
(Survei Pada Karyawan signifikan terhadap
Pd. Bpr Bank Solo) kinerja karyawan PD.
BPR Bank Solo
3. Motivasi memediasi
pengaruh kompensasi
terhadap kinerja
karyawan PD. BPR
Bank Solo
Galih Chandra Pengaruh Pengendalian Analisis Linier 1.Intern berpengaruh
Kirana, Aprita Wati Intern, Kepatuhan, Etos Berganda secara signifikan dan
(2016) Kerja Dan Kompensasi memiliki nilai positif
Manajemen Terhadap 2.Kepatuhan berpengaruh
Perilaku Etis Karyawan secara signifikan dan
(Studi Kasus : Toko memiliki nilai negatif
Buku Gramedia Central 3.Etos kerja berpengaruh
Park Jakarta). secara signifikan dan
memiliki nilai positif
4.Kompensasi manajemen
berpengaruh secara
signifikan dan memiliki
nilai positif
Tagor Darius Pengaruh Pengendalian analisis regresi 1. Pengendalian intern tidak
Sidauruk, Suci Lestari Intern, Kepatuhan, linier berganda bepengaruh secara
(2017) Kompensasi Manajemen signifikan
Terhadap Perilaku Etis 2. Kepatuhan berpengaruh
Karyawan (Studi Kasus : positif dan signifikan
Pada Perusahaan 3. Kompensasi manajemen
Distributor Farmasi Pt tidak bepengaruh secara
Enseval Putera signifikan
Megatrading Tbk Pusat
Apriliana Ganalisis Pengaruh Analisis 1.Pengendalian intern tidak
Muntadhiroh (2018) Pengendalian Intern, regresi liner berpengaruh
Motivasi Kerja Dan berganda 2. Motivasi kerja
Kompensasi Terhadap berpengaruh positif dan
Perilaku Etis Pada signifikan
Karyawan Bni Syariah 3.kompensasi
Kantor Cabang berpengaruh positif dan
Semarang signifikan
24

Sri Astuty Ratnasari Pengaruh Pengendalian Analisis regresi Pengendalian intern


Manggu,Nurafdaliyah Internal Terhadap linier sederhana berpengaruh signifikan
Sarbin Nur (2019) Perilaku Etis Karyawan
Dalam Sistem
Penggajian.

Siti Rofingatun, Pengaruh Sistem Analisis regresi 1.Pengendalian intern tidak


Mariolin A. Pengendalian Intern, linier berganda berpengaruh signifikan
Sanggenafa Kepatuhan, Dan 2.Kepatuhan berpengaruh
(2020) Pemberian Tambahan signifikan
Penghasilan Bersyarat 3.Pemberian tambahan
(Tpb) Terhadap Perilaku penghasilan bersyarat
Etis Pegawai berpengaruh signifikan
25

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 1
Kerangka Pemikiran Peneliti
Pengaruh Pengendalian Intern, Kepatuhan, Dan Kompensasi
Terhadap Prilaku Etis Karyawan Pada
Bank Perkreditan Rakyat Se-Kota Denpasar.

Kajian Teori : Penelitian Sebelumnya :


Isu dan 1. Monisola (2016)
1. Teori Sikap dan 2. Sarita Permata Dewi (2016)
Perilaku (Theory Fenomena
3. Putri Seyla Taradipa (2015)
of Attitudes and 4. F. Yudo Satrio Bagus, Agung
Behavior) Sirait, Tri Fena Siburian dan
2. Teori Kepatuhan Oktavia Sabrina Br. Kora (2019)
(Compliance 5. Rizki Akbar Haditya,
Theory) Mochammad Al Musadieq,
Gunawan Eko Nurtjahtono
3. Pengendalian (2017)
Intern 6. Karintan Paramitha Puri, Alwi
4. Kepatuhan Suddin dan Suprayitno (2016)
5. Kompensasi 7. Galih Chandra Kirana,
6. Perilaku Etis SE.,M.Ak dan Aprita Wati
(2016)
8. Tagor Darius Sidauruk,
SE.,M.Si dan Suci Lestari
(2017)
9. Apriliana Muntadhiroh (2018)
10.Sri Astuty Ratnasari Manggu
dan Nurafdaliyah Sarbin Nur
(2019)
11.Siti Rofingatun dan Mariolin A.
Sanggenafa (2020)

Hipotesis :
H1 : Pengendalian Intern bepengaruh terhadap prilaku etis karyawan.
H2 : Kepatuhan berpengaruh terhadap prilaku etis karyawan.
H3 : Kompensasi berpengaruh terhadap prilaku etis karyawan.

Uji Stastistik: Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil Penelitian

Simpulan
26

D. Kerangka Konseptual

Gambar 2
Kerangka Konseptual
Kerangka Pemikiran Peneliti
Pengaruh Pengendalian Intern, Kepatuhan, Dan Kompensasi
Terhadap Prilaku Etis Karyawan Pada
Bank Perkreditan Rakyat Se-Kota Denpasar

Pengendalian Intern
(X1)

Kepatuhan Prilaku Etis Karyawan


(X2) (Y)

Kompensasi
(X3)

Penelitian ini meneliti perilaku etis karyawan pada Bank Perkreditan

Rakyat yang ada di Kota Denpasar Bali, yang dipengaruhi oleh pengendalian

intern, kepatuhan dan kompensasi.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan secara sementara untuk kemudian

dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat ditarik

suatu hipotesis sebagai berikut:


27

1. Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Prilaku Etis Karyawan

Teori Sikap dan Perilaku (Theory of Attitudes and Behavior yang

dikembangkan oleh Triandis (1980) ini menyebutkan, bahwa suatu perilaku

ditentukan oleh sikap yang berhubungan dengan pemahaman akan

konsekuensi dalam berperilaku. Dengan tujuan apa seseorang ingin lakukan

(sikap), apa yang seseorang pikirkan akan mereka lakukan (aturan-aturan

sosial), apa yang seseorang mampu lakukan (kebiasaan) dan dengan

konsekuensi akan suatu perilaku yang seseorang pikirkan. tindakan tidak

akan terjadi jika situasi tidak memungkinkan. Pengendalian intern yaitu

meliputi struktur organisasi dan semua cara serta alat- alat dikoordinasikan,

yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga

keamanan harta milik perusahaan, memeriksa kebenaran data akuntansi,

memajukan efisiensi di dalam operasi dan membantu dipatuhinya kebijakan

manajeme yang telah ditetapkan terlebih dahulu (Haryono Jusuf, 2015:356).

Pengendalian intrn adalah proses yang dirancang untuk memberikan

kepastian yang layak mengenai pencapaian tujuan manajemen tentang

reliabilitas pelaporan keuangan, efektivitas dan efesiensi operasi, dan

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Monisola (2016), Kirana dan Wati (2016), Putri Seyla Taradipa

(2015), Tagor Darius Sidauruk, Suci Lestari (2017), Galih Chandra Kirana,

Aprita Wati (2016), Siti Rofingatun, Mariolin A. Sanggenafa (2020) serta

Manggu Dan Nur (2019) menyatakan bahwa pengendalian intern


28

berpengaruh positif terhadap prilaku etis karyawan. Berdsarkan uraian

diatas, maka rumusan hipotesis yang digunakan adalah:

H1 : pengendalian intern berpengaruh positif terhadap prilaku etis karyawan.

2. Pengaruh Kepatuhan Terhadap Prilaku Etis Karyawan

Konsep dari teori kepatuhan tersebut seharusnya mampu mencegah

terjadinya tindak kecurangan atau ketidakpatuhan oleh karyawan dalam

menjalankan tugasnya (Harahap, 2015). Penerapan kepatuhan oleh

karyawan dalam menjalankan tugasnya untuk mengelola koperasi sesuai

dengan aturan undang-undang yang berlaku akan mewujudkan Good

Governance (Rabb dan Muchlis, 2016). Teori kepatuhan berfokus pada

hubungan antara aktor dalam suatu organisasi, perwakilan organisasi dan

partisipan tingkat bawah. Menurut Harahap (2015:608), terdapat 3 faktor

yang berperan dalam penciptaan nilai perusahaan, salah satunya adalah

kepatuhan. Kepatuhan terhadap penyusunan laporan Keuangan Komisi

Aparatur Sipil, Laporan Keuangan dicantumkan dalam peraturan Menteri

Keuangan yang Menyusun SAP (Standar Akuntansi Pemerintah). SAP

merupakan suatu prinsip- prinsip akuntansi yang dilaksanakan dalam

penyusunan dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Laporan

keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan peraturan yang terkandung

dalam SAP. Kepatuhan juga merupakan alat dalam tindakan pemeriksaan

untuk mengetahui apakah suatu prosedur, aturan dan kebijakan- kebijakan

yang telah ditetapkan sudaj ditaati oleh para pegawai (Abriyanti, 2020).
29

Sidauruk Dan Lestari (2017), Abriyanti, Dkk (2020), Galih Chandra

Kirana, Aprita Wati (2016), Siti Rofingatun, Mariolin A. Sanggenafa (2020)

menyatakan bahwa kepatuhan berpengaruh positif terhadap prilaku etis

karyawan. Berdsarkan uraian diatas, maka rumusan hipotesis yang

digunakan adalah:

H2 : kepatuhan berpengaruh positif terhadap prilaku etis karyawan

3. Pengaruh Kompensasi Terhadap Prilaku Etis Kerja Karyawan

Teori kepatuhan berfokus pada hubungan antara aktor dalam suatu

organisasi, perwakilan organisasi dan partisipan tingkat bawah. Teori Sikap

dan Perilaku (Theory of Attitudes and Behavior) menyatakan bahwa suatu

perilaku ditentukan oleh sikap yang berhubungan dengan pemahaman akan

konsekuensi dalam berperilaku. Menurut Muntadhiroh (2018) Pemberian

batasan kompensasi sebagai bentuk penghargaan atau reward. Dengan

memberi penghargaan atas hasil yang telah dicapai, kebijakan dan praktek

organisasi dapat pula memberi kontribusi positif bagi organisasi. Dua

komponen kompensasi, yaitu pembayaran keuangan langsung dalam bentuk

gaji, upah, insentif, serta pembayaran tidak langsung dalam bentuk

tunjangan seperti asuransi dan uang liburan. Kesesuaian kompensasi juga

merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku tidak etis dan terjadinya

kecurangan akuntansi. Kompensasi merupakan hal yang berpengaruh

terhadap perilaku karyawan, seseorang cenderung akan berperilaku tidak

etis dan berlaku curang untuk memaksimalkan keuntungan untuk dirinya

sendiri. Biasanya karyawan akan melakukan kecurangan karena


30

ketidakpuasaan atau kekecewaan dengan hasil atau kompensasi yang

mereka terima atas apa yang telah dikerjakan. Dengan kompensasi yang

sesuai diharapkan dapat meminimalisasikan perilaku tidak etis dan tindakan

kecurangan akuntansi. Karyawan diharapkan telah mendapatkan kepuasan

atas hasil atau kompensasin yang telah diperolehnya dan tidak melakukan

perilaku tidak etis serta tidak melakukan tindakan kecurangan untuk

memaksimalkan keuntungan pribadinya (Muhammad dan Ridwan, 2017).

Kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan perusahaan kepada

tenaga kerja karena telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi

kemajuan dan kontinuitas perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditetapkan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. (Kirana

dan Wati, 2020). Muntadhiroh (2018) menyatakan bahwa kompensasi

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prilaku etis karyawan. Kirana

Dan Wati (2016) menyatakan bahwa kompensasi memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap prilaku etis karyawan. Berdsarkan uraian diatas, maka

rumusan hipotesis yang digunakan adalah:

H3 : kompensasi berpengaruh positif terhadap prilaku etis karyawan.


31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Objek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada seluruh Bank Perkreditan Rakyat Se-Kota

Denpasar yang masih aktif.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengaruh pengendalian intern, kepatuhan, dan

kompensasi terhadap prilaku etis karyawan pada Bank Perkreditan Rakyat

Se-Kota Denpasar.

B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2016: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Perkreditan

Rakyat yang ada di Kota Denpasar. Berikut daftar nama Bank Perkreditan

Rakyat yang ada di Kota Denpasar


32

Table 2
Daftar Bank Perkreditan Rakyat Se-Kota Denpasar

No Nama Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


1 BPR Antenk
2 BPR Bali Dananiaga
3 BPR Bali Artha Anugrah
4 BPR Desa Sanur
5 BPR Duta Bali
6 BPR Hoki
7 BPR Legian
8 BPR Padma
9 BPR Pande Artha Dewata
10 BPR Partakencana Tohpati
11 BPR Pasar Umum
12 BPR Picu Manunggal Sejahtera
13 BPR Pusaka
14 BPR Sentral Ekonomi
15 BPR Sri Artha Lestari
16 BPR Tata Anjung Sari
17 BPR Pedungan
18 BPR Hardys Mitra Indonesia/BPR Sari
Nadi
19 BPR Sari Sedana
20 BPR Dewata Candradana
Sumber: Data diolah 2020 (www.ojk.com)

2. Metode Penentuan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2016: 118). Penentuan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode purposive sampling. Purposive sampling

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono,2016:85). Dimasing-masing Bank Perkreditan Rakyat menyebar

5 kuisioner (bendahara, audit internal, teller, kolektor, owner) sehingga

terdapat 100 kuesioner, berikut merupakan tabel yang menunjukkan formasi

responden yang akan mengisi kusioner


33

Tabel 3
Formasi Responden
No Nama BPR Formasi Responden
Bendahara Audit Teller Kolektor Owner
Intern atau atau
Kasir Direktur
1 BPR Antenk 1 1 1 1 1
2 BPR Bali Dananiaga 1 1 1 1 1
3 BPR Bali Artha Anugrah 1 1 1 1 1
4 BPR Desa Sanur 1 1 1 1 1
5 BPR Duta Bali 1 1 1 1 1
6 BPR Hoki 1 1 1 1 1
7 BPR Legian 1 1 1 1 1
8 BPR Padma 1 1 1 1 1
9 BPR Pande Artha Dewata 1 1 1 1 1
10 BPR Partakencana 1 1 1 1 1
Tohpati
11 BPR Pasar Umum 1 1 1 1 1
12 BPR Picu Manunggal 1 1 1 1 1
Sejahtera
13 BPR Pusaka 1 1 1 1 1
14 BPR Sentral Ekonomi 1 1 1 1 1
15 BPR Sri Artha Lestari 1 1 1 1 1
16 BPR Tata Anjung Sari 1 1 1 1 1
17 BPR Pedungan 1 1 1 1 1
18 BPR Hardys Mitra 1 1 1 1 1
Indonesia/BPR Sari Nadi
19 BPR Sari Sedana 1 1 1 1 1
20 BPR Dewata Candradana 1 1 1 1 1

Berikut merupakan kriteria responden yang akan mengisi kuesioner yang

akan disebarkan di BPR Kota Denpasar

a). Karyawan yang berhubungan langsung dengan siklus keluar masuknya

keuangan di Bank Perkreditan Rakyat

b). Karyawan yang masih aktif bekerja dan sudah bekerja lebih dari 1 tahun
34

C. Identifikasi Variabel

1. Variabel Bebas (Independen Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono. 2016:61)

variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengendalian intern (X1),

kepatuhan (X2), dan kompensasi (X3).

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

dari pengaruh karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016:61). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah prilaku etis karyawan pada Bank

Perkreditan Rakyat Se-Kota Denpasar (Y).

D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada

variabel, dengan tujuan memberikan arti atau menspesifikannya. Definisi

operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Prilaku Etiss Karyawan (Y)

Perilaku etis adalah perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang

diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang benar

dan baik. Perilaku etis ini dapat menentukan kualitas individu (karyawan)

yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diperoleh dari luar yang

kemudian menjadi prinsip yang dijalani dalam bentuk perilaku (Kirana


35

Dan Wati 2016). Indikator variabel perilaku etis karyawan yang digunakan

dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian Muntadhiroh (2018) yaitu

a). Betingkah laku sesuai kode etik perusahaan

b). Melaporkan jam kerja sesuai dengan kenyataan

c). Bersikap yang baik dan sopan

d). Bertutur kata yang baik dan benar

2. Pengendalian Intern (X1)

Pengendalian intern, yaitu meliputi struktur organisasi dan semua cara serta

alat-alat dikoordinasikan, yang digunakan di dalam perusahaan dengan

tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa

kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi dan

membantu dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan terlebih

dahulu (Muntadhiroh 2018). Indikator variabel perilaku etis karyawan yang

digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian Arifiyani (2015)

yaitu

a). Pengawasan terhadap kebenaran dan keakuratan laporan keuangnan

b). Meningkatkan kepatuhan yang berlaku

c). Menimalisir kerugian, efektifitas dan efisiensi operasi

3. Kepatuhan (X2)

Kepatuhan secara etimologis merupakan suatu keadaan tertentu dimana

orang-orang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan-

peraturan yang ada dengan rasa senang hati. Kepatuhan manajemen

merupakan suatu prosedur yang dijalankan manajemen untuk mengikuti


36

prosedur atau peraturan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang

(Kirana Dan Wati 2016). Indikator variabel perilaku etis karyawan yang

digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian Arifiyani (2015)

yaitu

a). Kelengkapan dalam proses transaksi

b). Adanya peraturan yang didasari oleh peraturan perundang-udangan

4. Kompensasi (X3)

Kompensasi adalah penghargaan atau ganjaran pada para pekerja yang telah

memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan

yang disebut bekerja. Kompensasi adalah semua pendapatan yang

berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima

langsung oleh karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada

perusahaan (Muntadhiroh 2018). Indikator pengukuran variabel perilaku

etis karyawan yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian

Muntadhiroh (2018) yaitu

a). Adanya kesesuaia gaji

b). Adanya insentif

c). Adanya tunjangan

d). Adanya asuransi

e). Adanya THR


37

E. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a). Jenis data berdasarkan sumbernya

Data primer, yaitu data yang langsung diberikan kepada pengumpul data

(Sugiyono, 2016:193). Data primer dalam penelitian ini adalah

informasi yang dikumpulkan berdasarkan jawaban responden terhadap

kuesioner atas beberapa pertanyaan tentang pengendalian intrn,

kepatuhan dan kompensasi terhadap prilaku etis karyawan Data

Skuneder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melainkan perantara, seperti orang lain atau dokumen (Suryono,

2016:193). Data ini berupa struktur organisasi, dan sejarah Bank

Perkreditan Rakyat Se-Kota Denpasar.

b). Jenis data berdasarkan sifatnya

Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka-angka yang dapat

dinyatakan dan diukur dengan satuan hitung (Sugiyono, 2016: 14). Data

kuantitatif dalam penelitian ini adalah data skor jawaban responden

tentang pengendalian intrn, kepatuhan dan kompensasi terhadap prilaku

etis karyawan. Data Kualitatif adalah data yang memberikan informasi

mengenai suatu keadaan dalam bentuk kata-kata yang tidak dapat

diangkakan (Sugiyono, 2016:25). Data kualitatif dalam penelitian ini

adalah gambaran umum mengenai sejarah dan struktur organisasi dan

tugas dari masing-masing bagian di Bank Perkreditan Rakyat Se-Kota

Denpasar.
38

F. Metode Pengumpulan Sampel

Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara mendistribusikan kuesioner

secara langsung kepada koperasi. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawbanya. (Sugiyono, 2016:219).

Untuk keperluan kuantitatif maka jawaban itu bisa diberi skor dengan skala

likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,

2016:152).Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat

diberikan skor sebagai berikut:

Tidak setuju Setuju Sangat setuju Sangat-sangat


setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sumber: Sugiyono, 2016:152

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda.

Analisis dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan program Statistical

Package for Social Science (SPSS) versi 21.

1. Analisis Deskripsi

Suatu analisis yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi

gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
39

sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2016:29). Pengumpulan data melalui

kuesioner terdiri atas pernyataan responden berdasarkan masing-masing

variabel, yaitu variabel perilaku etis karyawan, pengendalian intern,

kepatuhan dan kompensasi.

2. Uji Intrumen Penelitan

Uji instrumen dimaksud adalah untuk mengetahui seberapa besar

tingkat keakuratan dan konsistensi data yang dikumpulkan. Instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data primer harus memenuhi dua

persyartan, yaitu validasi dan reliabilitas.

1). Uji Validitas

Pengujian validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,

2016:198). Untuk menguji validitas dalam penelitian ini digunakan

teknik analisis melalui program SPSS. Pengujian validitas dapat

dilakukan dengan menghitung kolerasi antara skor masing-masing item

pertanyaan atau pernyataan dengan total skor, sehingga didapat nilai

Pearson Correlation. Suatu instrumen dikatakan valid jika nilai r

Pearson Correlation terhadap skor total > rtabel (Sugiyono, 2016:215).

2). Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen kuesioner

dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang

sama akan menghasilkan data konsisten. Instrumen yang reliable adalah


40

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek

yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2016:199).

Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini akan digunakan uji

statitik cronbach alpha dengan SPSS versi 21. Suatu variabel dikatakan

reliable jika nilai cronbach alpha > 0,70.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan model untuk

digunakan, dan terbebas dari gejala asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri

dari beberapa uji, yaitu.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu data

terdistribusi secara normal atau tidak. Untuk mendeteksi suatu data

terdistribusi secara normal atau tidak, dapat menggunakan analisis

grafik. Jika distribusi residual normal, maka garais yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya

(Ghozali, 2016:160). Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji

normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogrv-

Smirnov (Uji K-S). Uji ini dilakukan dengan membandingkan probalitas

yang diperoleh dengan taraf signifikan 0,05. Apabila nilai signifikan

hitung >0,005 maka data distribusi normal (Ghozali, 2016:160).

2) Uji Multikolinearitas

Istilah multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya

hubungan linear diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi.


41

Jika terjadi korelasi, dinamakan masalah multikolinearitas. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF

tinggi karena VIF = 1/Tolerance Value. Nilai yang umum dipaki untuk

menunjukan adanya multikolinieralitas adalah nilai Tolerance Value >

0,1 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

antara variabel independennya (Ghozali, 2016:104).

3) Uji Heterokedastisitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui bahwa pada model regresi terjadi

ketidaksamaan varian. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heterokedastisitas digunakan model glejser. Model ini dilakukan dengan

meregresikan nilai absolute dengan variabel bebas. Jika tidak satupun

variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat,

maka tidak heterokedastisitas (Ghozali, 2016:137).

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai

ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel

independen. Dengan tujuan untuk mengestimasi dan satu memprediksi rata-

rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai

variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2016:93). Penelitian ini

menggunkaan teknik analisis regresi linear berganda untuk menguji ada atau

tidaknya pengaruh variabel bebas, yaitu pengendalian intrn, kepatuhan, dan


42

kompensasi terhadap variabel terikat, yaitu prilaku etis karyawan. Adapun

model rumus persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y =β1X1 + β2X2 + β3X3 + β3X4 + e

Dimana :
Y = Prilaku Etis Karyawan
β1-β4 = Koefisien regresi
X1 = Pengendalian Intrn
X2 = Kepatuhan
X3 = Kompensasi
e = Error
43

BAB IV
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

1. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Sejarah singkat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) berasal dari keinginan

untuk membantu para petani, pegawai dan buruh untuk melepaskan diri dari

jerat rentenir yang memberikan kredit dengan bunga tinggi, lembaga

perkreditan rakyat mulai didirikan. Sekilas dapat dipaparkan rentetan sejarah

BPR:

1. Abad ke19 dibentuk Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani dan Bank

Dagang Desa.

2. Pasca kemerdekaan Indonesia didirikan Bank Pasar,Bank Karya Produksi

Desa (BKPD).

3. Awal 1970an didirikan Lembaga Desa Kredit Pedesaan (LDKP) oleh

Pemerintah Daerah.

4. 1988 Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1988 (PAKTO

1988) melalui keputusan Presiden RI No.38 yang menjadi momentum swal

pendirian BPR-BPR baru. Kebijakan tersebut memberikan kejelasan

mengenai keberadaan dan kegiatan usaha “Bank Perkreditan Rakyat” atau

BPR.

5. 1992 Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan,BPR diberikan

lsndasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain Bank Umum.

PP No.71/1992 Lembaga Keuangan Bukan Bank.


44

Yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan lembaga

jembaga keuangan kecil seperti yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri

Keuangan dan lembaga-lembaga keuangan kecil seperti Bank Desa, Lumbung

Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, LPN, BPR, BKD, BKK, KURK, LPK,

BKPD, dan lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu dapat

diberikan status sebagai BPR dengan memenuhi persyaratan dan tata cara yang

ditetapkan untuk menjadi BPR dalam jangka waktu sampai dengan 31 Oktober

1997.

Landasan Hukum BPR adalah UU No.71/1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan UU No.10/1998. Dalam UU tersebut secara

tegas disebutkan bahwa BPR adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaranKegiatan usaha BPR

terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah

pedesaan Bentuk hukum BPR dapat berupa Perseroan Terbatas, Perusahaan

Daerah, atau Koperasi.

2. Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

1. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan BPR

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka dan tabungan

b. Memberikan dan menjalankan kredit


45

c. Menempatkan dananya dalam bentuk Serufikat Bank Indonesia (SBI)

deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain.

2. Kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh BPR

a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas

pembayaran

b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pedagang

valuta asing (dengan izin Bank Indonesia)

c. Melakukan penyertaan modal

d. Melakukan usaha perasuransian

e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana disebutkan

pada butir 1

Sebagai salah satu jenis bank maka pengaturan dan pengawasan BPR

dilakukan oleh Bank Indonesia. Kewenangan pengaturan dan pengawasan BPR

oleh Bank Indonesia meliputi kewenangan memberikan izin ( right to license ),

kewenangan untuk mengatur ( right to regulate ), kewenangan untuk

mengawasi ( right to control) dan kewenangan untuk mengenakan sanksi ( right

to impose sanction).

Pengaturan dan pengawasan BPR oleh Bank Indonesia diarahkan untuk

mengoptimalkan fungsi BPR sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang

ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah

pedesaan Dengan demikian pengaturan dan pengawasan BPR yang dilakukan

disesuaikan dengan karakteristik operasional BPR namun tetap menerapkan


46

Prinsip kehati-hatian bank (prudential banking) agar tercipta sistem perbankan

yang sehat.

3. Tugas dan Tanggung Jawab

Suatu Orpasisasi atau Perksahaan akan berjalan dengan baik jia dalam

tersebut terdapat struktur organisasi yang sousi. Dimana srukvur onprisasi

inileh yang tkan menunjukkan kerangka dan perwujudan pola tetap bobungas-

hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, es.osisi maupun orang-orang

yang menunjukkan kedudukan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari

masing-masing bagian sehingga diharapkan ada pen Jokasian sumber daya yang

ada secara tepat serta terjadinya koordinasi i yang baik dalam mencapai tujuan

organisasi
47

Gambar 2
Struktur Organisasi Bank Perkreditan Rakyat

v
RUPS

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Direktur

Pengendalian Intern

Kabag Kabag Kredit


Personalia dan Kabag
Kabag Dana
dan Umum Marketing Accounting

Bagian Administrasi
Personalia Kredit Kolektor Kasir

Bagian
A.O Administrasi Bagian
Umum dan
Marketing Tabungan Accounting
Logistik

Satpam/ K.S Bagian


Pesuruh Marketing Deposito
48

1. Dewan Komisaris

a. Mengawasi jalannya operasional perusahaan sesuai dengan garis-garis

yang telah ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham.

b. Ikut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional perusahaan.

2. Direktur Utama

a. Memimpin perusahaan sesuai dengan rencana kerja yang telah ada dan

telah terdapat pengesahan bersama-sama dengan dewan komisaris.

b. Bertanggung jawab pada dewan komisaris dan dewan pemegang saham

tentang keadaan dan jalannya perusahaan dan membuat rencana kerja

perusahaan.

3. Direktur

a. Mewakili perusahaan ke dalam dan ke luar sesuai wewenangnya apabila

semua kegiatan pada,setiap bagian atau seksi hingga untuk unit kerja ke

bawah.

b. Melakukan pengawasan terhadap kelancaran pelaksanaan tugas dalan!

BPR dan Mengadakan pemeriksaan dan mengawasi sdmirustrasi

keuangan bank.

4. Pengawas Intern

a. Mengawasi dan mengaudit seluruh pelaksanaan operasional intern

perusahaan yang meliputi semua staf yang ada.

b. Bertanggung jawab penuh atas kegiatan operasional kepada dewan

komisaris.
49

5. Personalia dan Umum

a. Mencatat semua biodata pegawai dan mengembangkan karyawan

melalui pendidikan dan latihan baik yang diadakan di lingkungan

perusahaan maupun di luar lingkungan perusahaan.

b. Menerima dan mengadakan pemutusan hubungan kerja, mutasi dan

promosi karyawan, mengurus kenaikan pangkat dan jabatan.

6. Kredit dan Marketing

a. Menerima setoran angsuran kredit dari debitur.

b. Menentukan besarnya pengembalian pokok kredit, pemasukan bunga

per bari, per minggu, dan pcr bulan dan menghitung tingkat pencapaian

bunga per bulan dan pengembalian pokok kredit perbulan.

c. Membahas dan memutuskan hal yang perkreditan menyangkut masalah

perkreditan

d. Bertanggung jawab mengenai kredit yang akan dikeluarkan dari proses

awal hingga akhir

7. Bagian Dana

a. Mencatat jumlah setoran tabungan harian dan mencatat bunga tabungan

ke dalam buku tabungan nasabeh harian

b. Menerima setoran tabungan yang datang langsung ke bank dan

Menerima setoran tabungan harian dan langsung memasukan data ke

komputer

c. Menerima setoran deposito dari deposan dan mengisi atan memberikan

form-form aplikasi deposito kepada deposan


50

8. Bagian Accounting

a. Menerima setoran dan mengeluarkan kas dan menyimpan uang

b. Mengeluarkan kas cadangan dan merabuas laporan harian kas

c. Membukukan semua transaksi bank setiap hari serta Membuat laporan-

laporan mengisi laporan keumngan perusahaan ‘baik unruk intern

perusahaan maupun ekstern perusahaan.


51

BAB V

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai responden dari penelitian dan

karakteristik dari responden.

1. Statistik Deskeiptif Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian menyampaikan informasi mengenai

karakteristik variabel-variabel penelitian yang terdiri dari jumlah

pengamatan, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata dan standar deviasi.

Tabel 3 memperlihatkan hasil analisis statistik deskriptif.

Tabel 4
Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.


Deviation
Perilaku Etis Karyawan 100 33,00 52,00 46,2000 3,97213
(Y)
Pengendalian Internal 100 54,00 90,00 77,1500 5,63606
(X1)
Kepatuhan (X2) 100 25,00 45,00 38,0400 3,81364
Kompensasi (X3) 100 56,00 77,00 67,4700 4,42321
Valid N (listwise) 100
Sumber: Data Diolah (Lampiran 5), 2021

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada Tabel 4 menunjukkan jumlah

N sebanyak 100. Hal ini berarti terdapat 100 karyawan yang digunakan

sebagai sampel penelitian


52

2. Responden Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari

pengendalian intern, kepatuhan dan kompensasi terhadap perilaku etis

karyawan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) se-Kota Denpasar. Data

penelitian ini dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner ke seluruh BPR

yang ada di Kota Denpasar, kuesioner ini disebarkan oleh peneliti sendiri.

Kuesioner disebarkan sebanyak 100 dan seluruh kuesioner yang telah

disebar kembali sebanyak 100 atau dengan kata lain semua kuesioner yang

diebar bersedia diisi oleh responden.

3. Karakteristik Responden

Karakteristik responden penelitian ini merupakan profil dari 100

responden yang ikut serta dalam pengisian kuesioner. Berdasarkan 100

kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, maka dapat digambarkan

karakteristik responden berdasarkan demogradi yang digambarkan melalui

variabel jenis kelamin, usia, pendidikan serta lama bekerja. Berikut

merupakan tabel karakteristik responden:

Tabel 5
Karakteristik Responden
No Karakteristik Jumlah %tase (%)
1 Jenis Kelamin
1) Pria 43 43
2) Wanita 57 57
Jumlah 100 100
2 Usia
1) 17-26 tahun 35 35
2) 27-36 tahun 21 21
3) 27-46 tahun 20 20
4) >46 tahun 24 24
Jumlah 100 100
53

3 Pendidikan
1) SMA 15 15
2) Diploma 30 30
3) S1 35 36
4) S2 20 20
Jumlah 100 100
4 Lama Bekerja
1) 2-4 tahun 17 17
2) 5-9 tahun 23 23
3) 10-14 tahun 20 20
4) 16-19 tahun 24 24
5) >20 tahun 16 16
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2021

Data karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan dan lama bekerja dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamindapat digunakan

untuk mengetahui proporsi responden pria dan wanita pada BPR di Kota

Denpasar. Pada tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah responden pria

sebanyak 43 orang (43 %) dan jumlah responden wanita adalah 57 orang

(57 %). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah wanita.

b. Karakteristik responden berdasarkan usia digunakan untuk mengetahui

rentang usia karyawan yang bekerja pada BPR di Kota Denpasar. Tabel

5 menunjukkan bahwa responden yang berusia 17 sampai 26 tahun

adalah 35 orang (35 %), usia 27 sampai 36 tahun sebanyak 21 orang (21

%), usia 37 sampai 46 tahun sebanyak 20 orang (20 %) dan 24 orang

(24 %) untuk usia lebih dari 46 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden dalam penelitian ini berusia antara 17 sampai 26

tahun.
54

c. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir

digunakan sebagai indikator untuk mengetahui pendidikan yang

ditempuh oleh responden yang ada di BPR Kota Denpasar. Tabel 5

menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan

jenjang SMA adalah sebanyak 15 orang atau 15% dari jumlah

responden, pada jenjang Diploma adalah sebanyak 30 orang (30 %),

untuk jenjang Sarjana adalah 35 orang atau setara dengan 35 %, serta

sebanyak 20% atau 20 orang memiliki pendidikan S2. Hal ini

menunjukkan bahwa tingak pendidikan terakhir yang mendomanasi

adalah responden dengan tingkat pendidikan Sarjana (S1).

d. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja digunakan sebagai

indikator untuk mengetahui pengalaman responden dalam bekerja pada

BPR di Kota Denpasar. Tabel 5 menunjukan bahwa responden yang

bekerja selama 2 sampai 4 sebanyak 17 orang (17 %), bekerja selama 5

sampai 9 tahun sebanyak 23 orang (23 %), bekerja selama 10 sampai 14

tahun sebanyak 20 orang (20 %), bekerja selama 15-19 tahun sebanyak

24 orang (24 %) dan sebanyak 16 orang (16 %) bekerja lebih dari 20

tahun. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden yang telah

mengisi kuesioner bekerja 15-19 tahun.

4. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Untuk menguji instrumen penelitian dilakukan uji validasi dan uji

reliabiltas sebelum data dianalisis lebih lanjut dengan hasil sebagai berikut:
55

a. Uji Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki koefisien korelasi

antara butir dengan skor total dalam instrumen tersebut lebih besar dari

0,30 dengan tingkat kesalahan Alpha 0,05. Hasil rekapitulasi uji

validitas dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6
Hasil Uji Validitas
Koefisien Sig.
Variabel Indikator Keterangan
Korelasi (2tailed)
X1.1 0,318 0,029 Valid
X.1.2 0,165 0,012 Valid
X.1.3 0,333 0,020 Valid
X.1.4 0,330 0,001 Valid
Pengendalian X.1.5 0,321 0,027 Valid
Internal (X1) X.1.6 0,822 0,000 Valid
X.1.7 0,825 0,000 Valid
X.1.8 0,819 0,000 Valid
X.1.9 0,789 0,000 Valid
X.1.10 0,697 0,000 Valid
X2.1 0,858 0,000 Valid
X2.2 0,772 0,000 Valid
Kepatuhan (X2) X2.3 0,811 0,000 Valid
X2.4 0,737 0,000 Valid
X2.5 0,695 0,000 Valid
X3.1 0,334 0,001 Valid
X3.2 0,356 0,000 Valid
X3.3 0,395 0,000 Valid
X3.4 0,421 0,000 Valid
X3.5 0,717 0,000 Valid
Kompensasi (X3)
X3.6 0,669 0,000 Valid
X3.7 0,687 0,000 Valid
X3.8 0,608 0,000 Valid
X3.9 0,371 0,000 Valid
X3.10 0,313 0,034 Valid
Y1 0,793 0,000 Valid
Y2 0,774 0,000 Valid
Perilaku Etis
Karyawan Y3 0,805 0,000 Valid
(Y) Y4 0,531 0,000 Valid
Y5 0,588 0,000 Valid
Y6 0,382 0,004 Valid
Sumber: Data Diolah (Lampiran 3), 2021
56

Hasil uji validitas pada Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa seluruh

variabel memiliki nilai koefisien korelasi dengan skor total seluruh item

pernyataan lebih besar dari 0,30. Hal ini menunjukkan bahwa butir-butir

pernyataan dalam instrument penelitian tersebut valid

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas terhadap instrumen penelitian ini menggunakan nilai

Alpha Cronbach, yakni untuk mengetahui unidimensionalitas butir-

butir pernyataan terhadap variabel laten yang diteliti (Pengendalian

Internal, kepatuhan, kompensasi dan Perilaku Etis Karyawan). Nilai

Alpha Cronbach dinyatakan reliabel jika nilainya lebih besar atau sama

dengan 0,60. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas instrumen penelitian

dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:

Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s
No. Variabel Keterangan
Alpha
1 Pengendalian Internal (X1) 0,741 Reliabel
2 Kepatuhan (X2) 0,800 Reliabel
3 Kompensasi (X3) 0,721 Reliabel
4 Perilaku Etis Karyawan (Y) 0,776 Reliabel
Sumber: Data Diolah (lampiran 4), 2021

Hasil uji reliabilitas pada Tabel 7 menunjukkan bahwa seluruh

instrumen penelitian memiliki koefisien Cronbach’s Alpha lebih dari

0,60. Hal ini dapat dikatakan bahwa semua instrumen reliabel sehingga

dapat digunakan untuk melakukan penelitian.


57

5. Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum dianalisis dengan teknik regresi, maka model persamaan

regresi harus melalui uji asumsi klasik. Model regresi yang baik adalah

model regresi yang di dalamnya tidak terdapat masalah data yang

distribusinya normal, masalah multikolinearitas, dan masalah

heteroskedastisitas. Adapun pengujian asumsi klasik yang dilakukan yaitu:

uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Adapun

hasil uji asumsi klasik penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah residual dari

model regresi yang dibuat berdistribusi normal atau tidak. Dalam

penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menguji normalitas

residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika

probabilitas signifikansi nilai residual lebih besar dari 0,05 maka data

tersebut dikatakan berdistribusi normal. Demikian pula sebaliknya, jika

probabilitas signifikansi residual lebih rendah dari 0,05 maka data

tersebut dikatakan tidak berdistribusi normal.


58

Tabel 8
Hasil Uji Normasilitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.79236434
Most Extreme Differences Absolute .090
Positive .056
Negative -.090
Kolmogorov-Smirnov Z .896
Asymp. Sig. (2-tailed) .398
Sumber: Data Diolah (Lampiran 6), 2021

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 8 didapat nilai signifikansi sebesar

0,398 yang lebih besar dari 0,05. Oleh karena nilai signifikansi uji

Kolmogorov-Smirnov lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

model persamaan regresi tersebut berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam satu model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi

yang baik adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas dapat dilihat

dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Jika nilai

tolerance lebih dari 10% atau VIF Kurang dari 10, maka dapat dikatakan

model telah bebas dari multikolinearitas. Adapun hasil uji

multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:


59

Tabel 9
Hasil Uji Multikoleniaritas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

Pengendalian Internal (X1) 0,605 1,652 Bebas multikol


Kepatuhan (X2) 0,568 1,762 Bebas multikol
Kompensasi (X3) 0,666 1,502 Bebas multikol
Sumber: Data Diolah (Lampiran 7), 2021

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai tolerance dan VIF dari

seluruh variable tersebut menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk

setiap variabel lebih besar dari 10% dan nilai VIF lebih kecil dari 10

yang berarti model persamaan regresi bebas dari multikolinearitas

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain yang dilakukan dengan uji Glejser.

Model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung gejala

heteroskedastisitas atau mempunyai varians yang homogen. Jika

variabel bebas yang diteliti tidak mempunyai pengaruh signifikan atau

nilai signifikansinya lebih dari 0,05 terhadap nilai absolute residual,

berarti model regresi tidak mengandung gejala heteroskedastisitas. Hasil

pengujian heteroskedastisitas disajikan pada Tabel 10


60

Tabel 10
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.151 3.175 1.307 .194
Pengendalian Internal (X1) .035 .043 .108 .829 .409
Kepatuhan (X2) -.016 .065 -.032 -.242 .810
Kompensasi (X3) -.062 .052 -.149 -1.200 .233
Sumber: Data Diolah (Lampiran 8), 2021

Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai Signifikansi dari variabel

Pengendalian Internal sebesar 0,409, kepatuhan sebesar 0,810 dan

kompensasi 0,233. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak

terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap absolute residual.

Dengan demikian, model yang dibuat tidak mengandung gejala

heteroskedastisitas.

6. Hasil Analisi Regresi Linear Berganda

Setelah semua asumsi klasik terpenuhi, maka selanjutnya

memaparkan hasil analisis regresi linier berganda. Perhitungan koefisien

regresi linier berganda dilakukan dengan analisis regresi melalui software

SPSS 18.0 for Windows, diperoleh hasil yang ditunjukan pada Tabel 11

Tabel 11
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.601 4.818 .540 .591
Pengendalian Internal (X1) .317 .065 .450 4.882 .000
Kepatuhan (X2) .210 .099 .201 2.113 .037
Kompensasi (X3) .165 .079 .184 2.092 .039
Sumber: Data Diolah (Lampiran 9), 2021
61

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda seperti yang

disajikan pada Tabel 11, maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai

berikut:

Y = 2,601 + 0,317 X1 + 0,210 X2 + 0,165 X3

Dimana :

Y = Perilaku Etis Karyawan

X1 = Pengendalian Intern

X2 = Kepatuhan

X3 = Kompensasi

Nilai koefisien regresi masing-masing variabel bebas memiliki nilai

signifikansi uji t kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semua

variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan sebelumnya

mengenai “Pengaruh Pengendalian Intrn, Kepatuhan, Dan Kompensasi

Terhadap Prilaku Etis Karyawan Pada Bank Perkreditan Rakyat Se-Kota

Denpasar”, maka pembahasan terhadap hasil penguji secara parsial pada

masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Perilaku Etis Karyawan

Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa pengendalian intern

berpengaruh positif terhadap perilaku etis karyawan. Berdasarkan hasil

analisis pengaruh Pengendalian Internal terhadap Perilaku Etis Karyawan


62

diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 dengan nilai t hitung sebesar 4,882

dan nilai koefisien regresi positif sebesar 0,317. Nilai Signifikansi 0,000 <

0,05 mengindikasikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil ini

mempunyai arti bahwa pengendalian internal berpengaruh positif dan

signifikan terhadap perilaku etis karyawan. Teori Sikap dan Perilaku

(Theory of Attitudes and Behavior yang dikembangkan oleh Triandis (1980)

ini menyebutkan, bahwa suatu perilaku ditentukan oleh sikap yang

berhubungan dengan pemahaman akan konsekuensi dalam berperilaku.

Dengan tujuan apa seseorang ingin lakukan (sikap), apa yang seseorang

pikirkan akan mereka lakukan (aturan-aturan sosial), apa yang seseorang

mampu lakukan (kebiasaan) dan dengan konsekuensi akan suatu perilaku

yang seseorang pikirkan. tindakan tidak akan terjadi jika situasi tidak

memungkinkan. Pengendalian intern yaitu meliputi struktur organisasi dan

semua cara serta alat- alat dikoordinasikan, yang digunakan di dalam

perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan,

memeriksa kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi

dan membantu dipatuhinya kebijakan manajeme yang telah ditetapkan

terlebih dahulu (Haryono Jusuf, 2015:356). Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Monisola (2016), Kirana dan Wati

(2016), Putri Seyla Taradipa (2015), Tagor Darius Sidauruk, Suci Lestari

(2017), Galih Chandra Kirana, Aprita Wati (2016), Siti Rofingatun,

Mariolin A. Sanggenafa (2020) serta Manggu Dan Nur (2019) menyatakan


63

bahwa pengendalian intern berpengaruh positif terhadap prilaku etis

karyawan.

2. Pengaruh Kepatuhan terhadap Perilaku Etis Karyawan

Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa kepatuhan berpengaruh

positif terhadap perilaku etis karyawan. Berdasarkan hasil analisis pengaruh

Kepatuhan terhadap Perilaku Etis Karyawan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0,037 dengan nilai t hitung sebesar 2,113 dan nilai koefisien regresi

positif sebesar 0,210. Nilai Signifikansi 0,037 < 0,05 mengindikasikan

bahwa H0 ditolak dan H2 diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa

Kepatuhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Etis

Karyawan. Konsep dari teori kepatuhan tersebut seharusnya mampu

mencegah terjadinya tindak kecurangan atau ketidakpatuhan oleh karyawan

dalam menjalankan tugasnya (Harahap, 2015). Penerapan kepatuhan oleh

karyawan dalam menjalankan tugasnya untuk mengelola Bank Perkreditan

Rakyat (BPR) sesuai dengan aturan undang-undang yang berlaku akan

mewujudkan Good Governance (Rabb dan Muchlis, 2016). Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sidauruk Dan Lestari

(2017), Abriyanti, Dkk (2020), Galih Chandra Kirana, Aprita Wati (2016),

Siti Rofingatun, Mariolin A. Sanggenafa (2020) menyatakan bahwa

kepatuhan berpengaruh positif terhadap prilaku etis karyawan.

3. Pengaruh Kompensasi terhadap Perilaku Etis Karyawan

Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa kepatuhan berpengaruh

positif terhadap perilaku etis karyawan. Berdasarkan hasil analisis pengaruh


64

kompensasi terhadap Perilaku Etis Karyawan diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0,039 dengan nilai t hitung sebesar 2,092 dan nilai koefisien regresi

positif sebesar 0,165. Nilai Signifikansi 0,039 < 0,05 mengindikasikan

bahwa H0 ditolak dan H3 diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa

kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Etis

Karyawan. Teori kepatuhan berfokus pada hubungan antara aktor dalam

suatu organisasi, perwakilan organisasi dan partisipan tingkat bawah. Teori

Sikap dan Perilaku (Theory of Attitudes and Behavior) menyatakan bahwa

suatu perilaku ditentukan oleh sikap yang berhubungan dengan pemahaman

akan konsekuensi dalam berperilaku. Menurut Muntadhiroh (2018)

Pemberian batasan kompensasi sebagai bentuk penghargaan atau reward.

Dengan memberi penghargaan atas hasil yang telah dicapai, kebijakan dan

praktek organisasi dapat pula memberi kontribusi positif bagi organisasi.

Dua komponen kompensasi, yaitu pembayaran keuangan langsung dalam

bentuk gaji, upah, insentif, serta pembayaran tidak langsung dalam bentuk

tunjangan seperti asuransi dan uang liburan. Kesesuaian kompensasi juga

merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku tidak etis dan terjadinya

kecurangan akuntansi. Kompensasi merupakan hal yang berpengaruh

terhadap perilaku karyawan, seseorang cenderung akan berperilaku tidak

etis dan berlaku curang untuk memaksimalkan keuntungan untuk dirinya

sendiri. Biasanya karyawan akan melakukan kecurangan karena

ketidakpuasaan atau kekecewaan dengan hasil atau kompensasi yang

mereka terima atas apa yang telah dikerjakan. Dengan kompensasi yang
65

sesuai diharapkan dapat meminimalisasikan perilaku tidak etis dan tindakan

kecurangan akuntansi. Karyawan diharapkan telah mendapatkan kepuasan

atas hasil atau kompensasin yang telah diperolehnya dan tidak melakukan

perilaku tidak etis serta tidak melakukan tindakan kecurangan untuk

memaksimalkan keuntungan pribadinya (Muhammad dan Ridwan, 2017).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kirana

dan Wati (2020) serta Muntadhioh (2018).


66

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari hipotesis yang telah disusun

dan telah diujikan, maka dapat disimpulkan pengaruh variabel-variabel

independen terhadap perilaku etis karyawan adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap

perilaku etis karyawan di Bank Perkreditan Rakyat Se-Kota Denpasar,

hal ini berarti bahwa dengan adanya pengendalian intern yang baik dan

benar akan menumbuhkan perilaku etis karyawan dalam bekerja.

2. Kepatuhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku etis

karyawan di Bank Perkreditan Rakyat Se-Kota Denpasar, hal ini berarti

bahwa dengan adanya kepatuhan terhadap SAP dan peraturan yang ada

maka akan membuah karyawan berperilaku etis dalam menjalankan

kewajibannya.

3. Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku etis

karyawan di Bank Perkreditan Rakyat Se-Kota Denpasar, hal ini bahwa

dengan pemberian kompensasi berupa reward, tunjangan serta gaji yang

sesuai akan membuat karyawan bekerja sesuai dengan kewajibannya

dan mampu menumbuhkan perilaku etis dalam pekerjaan.


67

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dibuat diatas, maka dapat

dikemukakan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Karyawan

Karyawan di BPR hendaknya melalukan pekerjaan sesuai dengan

peraturan yang ada di BPR, menjalankan tugas sesuai dengan SOP yang

ada.

2. Bagi Pihak BPR

Diharapkan pihak BPR agar melaksanakan pengawasan dan evaluasi

untuk setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Pengurus dan

pengawas harus melakukan pengecekan, pengendalian serta

pemeriksaan rutin terhadap segala catatan dan dokumen penting yang

ada di BPR.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dan tambahan

pengetahauan dalam pengembangan teori-teori yang sesuai dengan

penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil hitung koefisien

determinasi total yang menunjukkan jumlah sebesar 49% variasi pada

perilaku etis karyawan dipengaruhi oleh pengendalian intern, kepatuhan

serta kompensasi. Sementara 51% variasi pada variabel perilaku etis

karyawan dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini, penelitian selanjutnya diharapka dapat menambahkan

variabel lainnya yang berkaitan dengan perilaku etis karyawan.


68

DAFTAR PUSTAKA

Abriyanti, A. D., Rofingatun, S., & Sanggenafa, M. A. (2020). Pengaruh Sistem


Pengendalian Intern, Kepatuhan, Dan Pemberian Tambahan Penghasilan
Bersyarat (TPB) Terhadap Perilaku Etis Pegawai. Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan Daerah, 15(1), 15-26.
Bagus, F. Yudo Satrio., Sirait, Agung Wahyudi., Siburian, Tri Fena. (2019).
Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. BPR
Nusantara Bona Pasogit 17 (Bank BPR). Jurnal Mutiara Manajemen. Vol. 4
No. 1
Dewi, N. K. A. J. P., & Gayatri. (2019). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada
Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 26(2), 1269–1298.
Fajariyanti, D. (2015). Pengaruh Kepatuhan Pengendalian Intern Terhadap Perilaku
Etis Karyawan Dalam Sistem Penggajian. (Doctoral Dissertation, Universitas
Nusantara PGRI Kediri).
Ghozali, Imam. (2016). Implikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.
Edisi 8. Semarang: Universitas Diponegoro.

Haditya, Rizki Akbar., Musadieq, Mochammad A., Nurthahjono, Gunawan Eko.


(2017). Pengaruh Kompensasi dan Motivasi terhadap Kinerja (Studi pada
Karyawan Perusahaan Daerah (PD) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank
Daerah Lamongan). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 51 No. 1

Harahap, S. S. (2015). Teori Akuntansi (Edisi Revisi 2011). Jakarta: Rajawali Pers

Hasmawati, Fifi (2015). Manajemen Koperasi (Cetakan Keempat, Tambahan dan


Revisi, Februaru 2015). Medan: Penerbit Duta Azhar.

Kadarsian, Muh. (2015). Manajemen Kompensasi. Jakarta: Rajawali Pers.


Kirana, G. C., & Wati, A. (2016). Pengaruh Pengendalian Intern, Kepatuhan, Etos
Kerja Dan Kompensasi Manajemen Terhadap Perilaku Etis Karyawan (Studi
Kasus: Toko Buku Gramedia Central Park Jakarta). Jurnal Ilmiah Akuntansi
Dan Ekonomi Volume, 2(1), 58.
Manggu, S. A. R, & Nur, N. S. (2019). Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap
Perilaku Etis Karyawan Dalam Sistem Penggajian. Journal of Economic,
Public, And Accounting (Jepa), 1(2), 113-122.
Muhammad, Ryan., Ridwan. (2017). Pengatruh Kesesuaian Kompensasi,
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dan Efektivitas Pengendalian Internal
terhadap Kecurangan Akuntansi Studi pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
69

di Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi. Vol 2.


No. 4
Muntadhiroh, Apriliana. (2018). Ganalisis Pengaruh Pengendalian Intern, Motivasi
Kerja Dan Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Pada Karyawan Bni Syariah
Kantor Cabang Semarang. (Doctoral Dissertation, IAIN Salatiga).
Nazir, N., & Zamir, S. (2015). Impact of Organizational Culture on Employee ’ s
Performance. Industrial Engineering Letters, 5(9), 31–38.
Puri, Karintan Paramitha., Suddin, Alwi., Suprayitno. (2016). Pengaruh
Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan dengan Motivasi sebagai Cariabel
Mediasi (Survei pada Karyawan PD. BPR Bank Solo). Jurnal Ekonomi dan
Kewirahusaan. Vol. 16.
Sidauruk, T. D., & Lestari, S. (2017). Pengaruh Pengendalian Intern, Kepatuhan,
Kompensasi Manajemen Terhadap Perilaku Etis Karyawan (Studi Kasus:
Pada Perusahaan Distributor Farmasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Ekonomi
Volume, 1(2).
Sugiyono.(2016). MetodePenelitianKuantitatifKualitatif& RND. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung :Alfabeta
Triandis, H.C. (1980). Value Attitudes and Interpersonal Behavior. University of
Press, Liconln
www.iapi.or.id
www.ojk.com

Anda mungkin juga menyukai