Anda di halaman 1dari 18

PENGUJIAN PENGENDALIAN PIUTANG

PADA KASUS PT. SUNPRIMA NUSANTARA (SNP FINANCE)


RUGIKAN 14 BANK TAHUN 2018

Disusun Oleh

Sekar Nur Cahyani 31401800298

Tantyo Adi Nugroho 31401800299

Triyastiti Wulandari 31401800300

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2019
I. TEORI PENGUJIAN PENGENDALIAN TERHADAP PIUTANG
A. Pengertian Pengendalian
Alasan bagi suatu perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian intern
(internal control) adalah untuk membantu manajemen dengan tujuan tercapainya
mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif. Struktur pengendalian intern
sebagai suatu tipe pengawasan diperlukan karena adanya keharusan untuk
mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab dalam suatu organisasi. Seorang
manajer/pemilik perusahaan yang merasa tidak memiliki cukup waktu dan
kemampuan untuk mengelola sendiri semua kegiatan perusahaannya, akan
mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang lain. Tetapi
bersamaan dengan atau segera setelah pemilik perusahaan mendelegasikan
wewenang dan tanggung jawabnya, pada saat itu pula dirasakan suatu kebutuhan
untuk senantiasa mengawasi pelaksanaan kegiatan dan hasil-hasil yang dicapai
oleh para fungsionaris tersebut. Bentuk dan tipe dari pengawasan harus
mempertimbangkan atau membandingkan hubungan antara “Cost and Benefit”.

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2015:319.2) pengendalian intern


sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan
personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan berikut ini:1.  keandalan pelaporan keuangan 2. 
efektivitas dan efisiensi operasi 3. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.

Mulyadi (2014:165) memberikan definisi mengenai sistem pengendalian intern


meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorongdipatuhinya kebijakan manajemen.

Konsep Dasar Pengendalian Intern berikut ini :

a) Pengendalian merupakan suatu proses. Pengendalian intern merupakansuatu


proses untuk mencapai tujuan tertentu, bukan tujuan itusendiri.pengendalian
intern merupakan suatu rangkaian tindakan bersifatpervasif dan menjadi bagian
tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastrukturentitas.

2
b) Pengendalian dijalankan oleh orang.pengendalian intern bukan hanya terdiri
dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap
jenjang organisasi, yang menckup dewan komisaris, manajemen dan personel
lain.
c) Pengendalian intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan
memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan komisaris entitas.
d) Pengendalian ditujukan untuk mencpai tujuan yang saling berkaitan: pelaporan,
keuangan, keparuhan dan operasi.

B. Tujuan Pengendalian Intern

Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen perusahaan/ organisasi/


entitas agar:
 Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.
 Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya

 Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan


sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi
tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta
menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam
perencanaan.

C. Komponen Pengendalian Intern


Menurut Standar Profesinal Akuntan Publik (2015:19) pengendalian terdiri dari
lima komponen yang saling terkait berikut ini:

a) Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi


kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan
dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan
struktur.

3
b) Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas, dan analisi terhadap resiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan
bagaimana resiko harus dikelola..
c) Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
d) Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, pengungkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan
orang melaksanakan tanggung jawab mereka..
e) Pemantauan adalah proses yang menetukan kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu.

D. Pengertian Piutang
Piutang sebagai klaim yang diadakan terhadap pelanggan untuk uang, barang,
jasa, dan lain- lain. (Keiso and Wygandt, 2015)
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 43 menyebutkan
bahwa : “Piutang adalah jenis pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau
pengalihan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan yang berasal dari
transaksi usaha. Sedangkan menurut Weaygandt Kimmel Kieso (2013:368)
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut :
“Piutang adalah jumlah yang dapat ditagih dalam bentuk tunai dari seorang atau
perusahaan lain”.
Yang dimaksud dengan piutang menurut Warren (2013:442) adalah sebagai
berikut : “Piutang adalah meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak
lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi liannya”.
Pengertian piutang menurut Hery (2013:181) menjelaskan piutang adalah sebagai
berikut : “Piutang adalah sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan
umumnya dalam bentuk kas dari pihak lain”.
Pengertian piutang menurut Dwi Martini (2015:193) adalah sebagai berikut :
“Piutang adalah klaim suatu perusahaan pada pihak lain”. Dari beberapa definisi
yang telah diungkapkan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
piutang adalah semua tuntutan atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang
yang timbul dari penjualan barang/jasa secara kredit ataupun pinjaman dana ke

4
perusahaan.
Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi (2016:207)
Sistem akuntansi piutang mencangkup :
1. Prosedur pencatatan piutang
2. Prosedur pembuatan pernyataan piutang
3. Prosedur distribusi penjualan.
Prosedur Pernyataan Piutang Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul
Sistem Akuntansi (2016:218) Pernyataan piutang adalah formulir yang
menyajikan jumlah kewajiban debitur pada tanggal tertentu dan (dalam pernyatan
piutang bentuk tertentu) disertai dengan rinciannya. Pernyataan piutang dapat
berbentuk berikut ini : 1) Pernyataan saldo akhir bulan (balance-end-of-month
statement). 2) Pernyataan satuan (unit statement). 3) Pernyataan saldo berjalan
dengan akun konvensional(running balancestatement with conventional account).
4) Pernyataan faktur yang belum dilunasi (open item statement).

5
II. KASUS

Kasus PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)


Rugikan 14 Bank

Satu lagi kasus di sektor keuangan yang menyedot perhatian masyarakat.


Perusahaan multifinance PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)
diketahui merugikan 14 bank di Indonesia hingga triliunan rupiah. SNP Finance
merupakan bagian dari Columbia, toko yang menyediakan pembelian barang
secara kredit. Dalam kegiatannya SNP Finance mendapatkan dukungan
pembiayaan pembelian barang yang bersumber dari kredit perbankan.

Permasalahan ada terkait data yang diberikan SNP. Adapun


mekanisme pemberian pinjaman kepada SNP Finance yang dilakukan dengan
sistem executing. Bank memberikan kredit berupa joint
financing atau memberikan langsung ke perusahaan pembiayaan tersebut.
Kemudian SNP Finance yang meneruskannya kepada pengguna. Untuk
mendapatkan kredit ini, terlebih dulu ditunjuk auditor publik yang bertugas
memeriksa laporan keuangan. Auditor yang ditunjuk adalah Kantor Akuntan
Publik (KAP) Deloitte yang menilai kondisi keuangan SNP Finance.  

"Kalau laporan keuangan dia bagus harus diaudit eksternal dan biasanya
menunjuk standar internasional," tutur Slamet Edy. Kemudian seiring dengan
turunnya bisnis toko Columbia, kredit perbankan tersebut mengalami
permasalahan menjadi Non Performing Loan (NPL). Kondisi tersebut telah
diantisipasi perbankan dengan melakukan pencadangan (PPAP) pada tahun yang
sudah lewat, sehingga perbankan dapat meng-absorb risiko gagal bayar.

Salah satu tindakan yang dilakukan oleh SNP Finance untuk mengatasi kredit
bermasalah tersebut adalah melalui penerbitan Medium Term Note (MTN), yang
diperingkat oleh Pefindo berdasarkan laporan keuangan SNP yang diaudit
DeLoitte. Slamet Edy mengatakan jika penerbitan MTN tidak melalui proses di
OJK. Ini mengingat MTN adalah perjanjian yang bersifat private, namun

6
memerlukan pemeringkatan karena dapat diperjualbelikan. Sebelumnya diketahui
jika SNP Finance mendapatkan peringkat efek periode Desember 2015-2017
idA-/stable dari Pefindo. Kemudian pada Maret 2018, rating SNP Finance naik
menjadi idA/stable.

PT Bank Mandiri Tbk angkat bicara mengenai kasus pembobolan dana di 14 bank
oleh Lembaga pembiayaan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)
yang merupakan anak usaha Columbia. Bank Mandiri termasuk salah satu bank
tersebut. Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan, SNP
Finance adalah perusahaan pembiayaan yang menjadi debitur Bank Mandiri sejak
2004. Selama belasan tahun menjadi debitur Bank Mandiri, SNP Finance
memiliki catatan yang baik dengan kualitas kredit yang lancar. Hal ini juga yang
membuat banyak bank kemudian ikut memberikan pembiayaan kepada SNP
Finance. Atas hal tersebut, Bank Mandiri melihat permasalahan di SNP Finance
saat ini bukan semata-mata disebabkan oleh ketidak hati-hatian perbankan dalam
penyaluran kredit. Apalagi saat ini regulator telah menetapkan rambu-rambu yang
sangat ketat bagi perbankan. "Kekisruhan di SNP Finance justru disebabkan itikad
tidak baik pengurus perseroan untuk menghindari kewajiban mereka," jelas Rohan
seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (26/9/2018). Buktinya, SNP Finance
langsung mengajukan PKPU Sukarela, setelah kualitas kredit turun menjadi kol.
2. Modus ini sering dilakukan dengan memanfaatkan celah dari ketentuan hukum
terkait Kepailitan.

Penyebab terjadinya kasus menurut analisis yang dilakukan dari kasus tersebut
yaitu :
1. Terkait kebutuhan perusahaan untuk memperoleh dana yang cukup untuk
modal kerja. Maka SNP Finance melakukan manipulasi data laporan keuangan
untuk mengakali pihak kreditur dan Akunta Publik yang telah ditunjuk.
2. Pengawasan OJK yang tidak mencakup semua perusahaan keuangan.
3. Motivasi & moral karyawan yang tergolong rendah.

7
II. Langkah – Langkah Audit Kasus
Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten.
Pilihan auditor tentang prosedur audit dipengaruhi oleh faktor dari mana data
diperoleh, dikirimkan, diproses, dipelihara, atau disimpan secara elektronik.
Pengolahan komputer juga mempengaruhi pemilihan prosedur audit. Prosedur ini
dapat digunakan untuk mendukung pendekatan audit top-down ataupun
pendekatan audit bottom-up. Auditor akan mempertimbangkan bagaimana setiap
prosedur ini akan digunakan ketika merencanakan audit dan mengembangkan
program audit sehingga dapat diterapkan dalam melakukan suatu pengauditan.

Pemilihan prosedur yang akan digunakan untuk menyelesaikan audit sebuah kasus
tertentu terjadi dalam tahap perencanaan audit. Efektivitas prosedur dalam
memenuhi tujuan audit spesifik dan biaya pelaksanaan prosedur tersebut harus
dipertimbangkan dalam pemilihan prosedur yang akan digunakan. Berikut ini
adalah langkah – langkah audit tentang kasus diatas

a) Pada kasus ini para auditor dari Bank melakukan perencanaan jadwal audit
setelah adanya gagal bayar yang dilakukan pihak PT. Sunprima Nusantara
Pembiayaan (SNP) Finance.
b) Melakukan perecanaan Audit dengan mengumpulkan hasil audit sebelumnya
dan mengidentifikasi adanya perbaikan atau tidak. Pada kasus ini dalam audit
sebelumnya tidak di temukan adanya penyimpangan yang di lakukan oleh PT
Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP) Finance.
c) Melakukan Audit
Auditor meninjau catatan, berbicara dengan karyawan dan mengamati, hal ini
di lakukan untuk mengumpukan data.
Dalam kasus ini Auditor menemukan penyimpangan yang di lakukan oleh PT
Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP) Finance yang ternyata memberikan
dokumen fiktif dari customer Colombia dan menggunakan surat utang jangka
menengah sebagai jaminan yang di gunakan untuk diagunkan ke banyak bank.
d) Pelaporan Audit

8
Proses ini pemilik jika ada yang perlu di tangani dan tindak lanjut apa yang
perlu di lakukan.
Pada kasus ini pihak kreditur (bank) melaporkan ke kejaksaan dan ke pihak
kepolisian, tentang adanya penyimpangan yang dilakukan oleh pihak PT.
Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP) Finance yang bertindak sebagai
peminjam karena mengalami gagal bayar.

e) Tindak lanjut atas Masalah atau perbaikan yang di temukan.


Pada kasus ini pihak bank telah melaporkan kasus ke kejaksaan dan telah
dilakukan penuntutan ke pihak Direktur PT. Sunprima Nusantara Pembiayaan
(SNP) Finance. Dangan adanya masalah tersebut dari pihak kreditur (bank)
dalam memberikan pinjaman lebih berhati hati.

9
III. Saran
a) Sebaiknya Bank melakukan pengecekan terhadap semua debitur apakah real
aset yang dijaminkan sesuai atau sebanding dengan jumlah kredit.
Menganalisis tidak hanya dari laporan keuangan. Karena bias jadi aset telah
dijaminkan pada bank lain atau tidak dapat meng-cover kredit.
b) Melakukan review portofolio kredit para debitur besar setiap 3-6 bulan. Agar
apabila terjadi gejala-gejala kredit macet, bank dapat melakukan pencegahan
lebih cepat terhadap kemungkinan fraud.
c) Bank mandiri lebih memperkuat staff internal audit untuk lebih mengawasi
setiap tingkah laku atau kinerja para karyawan. Karena setiap karyawan yang
melakukan kesalahan pasti akan sedikit terlihat berbeda & takut apalagi apabila
fraud yang dilakukan banyak merugikan Negara sebanyak ini. Hal ini juga
termasuk pengendalian internal bank.
d) Memberikan pelatihan mengenai fraud bagi manajemen/eksekutif.
e) Fraud ini tidak hanya melibatkan SNP Finance juga Akuntan Publik Deloitte
Indonesia. Sehingga mereka sudah merencanakan dan mempersiapkan fraud ini
sejak lama dan memanfaatkan. Untuk sedikit mengurangi fraud seperti ini
sebaiknya merotasi personel (job transfer) secara periodik karyawannya.

10
IV. DAFTAR PUSTAKA

Teori tentang pengertian piutang:


https://accounting1st.wordpress.com/2017/07/27/mengukur-dan-
mengendalikan-aset-yang-dikelola/
referensi untuk Kasus:
http://accounting.binus.ac.id/2018/12/03/merunut-kasus-snp-finance-
auditor-deloitte-indonesia-1/
Referensi Tentang Teori audit :
http://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/9-pengertian-audit-menurut-
ahli/

Referensi tentang prosedur dana tujuan audit:


http://moniqae.blogspot.co.id/2013/03/prosedur-audit.html
http://rudiirawantofeuh.blogspot.co.id/2014/04/tujuan-audit-bukti-audit-
prosedur-audit.html

Mulyadi. AuditingBuku 2. Edisi Ke-6. Jakarta:PT Salemba Empat, 2015


Tentang teori Akuntansi.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Profesional Akuntan Publik.


Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Profesional Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
Slamet sugiri. 2014.Akuntansi Pengantar 2. Yogyakarta : UPP STIM YKPN

Werren, Reeve, Fees. 2013. Accounting Pengantar Akuntansi Buku 1,


penerjemah Aria Farahmita. Edisi 21. Jakarta : Salemba Empat.

Al. Haryono Jusup. 2014. Dasar –Dasar Akuntansi jilid 2 , Yogyakarta :


Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu YKPN.

Warren D. Carl, dkk.2013. Pengantar Akuntansi, Buku 1. Jakarta: Salemba


Empat.

11
A.Lingkungan pengendalian

Manajemen PT. SNP menjunjung tinggi integritas dan


kompetensi. Antara bagian yang satu dengan bagian yang
lainnya di dalam perusahaan merupakan satu kesatuan yang
saling berhubungan. Setiap karyawan PT. SNP harus memiliki
kompetensi. Perekrutan calon karyawan yang berkualitas
merupakan tonggak awal terciptanya kompetensi. Sistem
kontrak bagi karyawan baru yang diterapkan oleh perusahaan
merupakan salah satu usaha manajemen mendorong terciptanya
SDM yang baik yang bertujuan meningkatkan kinerja
perusahaan. Perusahaan memiliki Standard Operating
Procedure yang harus dijalankan oleh setiap personil. SOP
tersebut berbeda untuk masing-masing bagian, karena job
description setiap bagian juga berbeda. Rutinitas kegiatan
meeting dilakukan setiap hari dan breafingpada hari senin dan
jumat. Meeting dilakukan oleh satu bagian dan terpisah dengan
bagian lainnya. Misalnya, untuk bagian marketing, dipimpin oleh
MH, dalam acara tersebut MH juga berkoordinasi dengan CA
memberikan pengarahan kepada CMO baik berupa informasi
kondisi pasar maupun strategi yang harus dijalankan
CMO.Bagian collection juga melakukan meeting yang dipimpin
oleh CH, CH memberikan pengarahan kepada ARO, disamping itu
ARO juga berhak memberikan tanggapan atau masukkan, intinya
meeting yang dilakuka n oleh masing-masing bagian dapat
dikatakan sebagai musyawarah. Breafing merupakan rapat yang
diikuti oleh setiap personil yang dikepalai oleh BM, dalam
kegiatan tersebut, setiap seccion headmemberikan informasi
akhir mengenai hasil pencapaian, sehingga akan diketahui
kinerja per bagian atau divisi, disamping itu setiap personil
berhak memberikan tanggapan, saran, atau masukan ke arah
12
perbaikan, sedangkan BM bertugas untuk mengkoordinasikan
dan memberikan bimbingan untuk tiap-tiap bagianuntuk terus
meningkatkan performance. Misalnya dalam hal banyaknya
konsumen yang menunggak, maka BM memerintahkan agar
penagihan dilakuka n oleh ARO ke rumah konsumen jika
memungkinkan hingga pukul sembilan malam, disamping itu
seleksi yang lebih ketat untuk calon debitur dengan cara
penambahan DP (down payment) yang lebih besar, atau syarat
pekerjaan calon debitur pegawai tetap dsb.

B.Penentuan resiko

Penentuan resiko merupakan hal yang penting bagi manajemen.


lalu ketika terjadinya penurunan bisnis toko Colombia,kegiatan
perbankan tersebut mengalami permasalahan menjadi non
performing loan (NPL). Tapi kegiatan pembiayaan perusahaan
tetap berjalan karena disokong oleh para pemilik,Disamping itu,
hubungan baik dengan pihak kreditur dan peminjam juga terus
dibina. Sehingga hampir seluruh konsumen hingga saat ini
dibiayai oleh perusahaan. Akibatnya tidak sedikit juga konsumen
yang kurang memenuhi kriteria yang harus disurveioleh CMO,
yang pada akhirnya menyebabkan konsumen tersebut
menunggak. Ini menjadi satu tantangan baru bagi manajemen,
karena CMO mulai sedikit mengabaikan persyaratan bagi calon
debitur. Manajemen perusahaan terus berupaya untuk
meminimalisir resiko kredit, yang akan berpengaruh terhadap
piutang usaha perusahaan. Manajemen juga mengingatkan dan
mengawasi prosedur kerja CMO yang merupakan tonggak awal
kelangsungan perusahaan , disamping itu perusahaan juga
memberlakukan peraturan berupa persentase standar kredit
macet untuk konsumen masing-masing CMO, dimana apabila

13
sampai 15% dari jumlah konsumennya menunggak, maka CMO
tersebut wajib melakukan penagihan serta tidak diperbolehkan
melakukan survei sampai konsumennya melunasi angsuran,
sebagaimana yang tertulis di dalam Report Aging Scheduleper
CMO yang berasal dari credit analyst yang terus dimutakhirkan
dan diterima CMO setiap hari. Ini akan berpengaruh pada
kegiatan penilaian karyawan oleh manajemen. Semakin sering
konsumen menunggak, maka performance CMO tersebut
semakin turun, yang menyebabkan kesempatan untuk menjadi
karyawan tetap bagi CMO yang berstatus kontrak semakin kecil,
sedangkan untuk CMO yang telah menjadi karyawan tetap, maka
kesempatan dalam hal kenaikan jabatan akan semakin kecil.
Demikian juga dengan ARO / collector. Manajemen telah
menetapkan standar bagi ARO dalam melakukan penagihan
piutang berupa persentase dari total piutang per debitur masing-
masing ARO. Sehingga, apabila standar persentase tersebut tidak
tercapai, maka akan berpengaruh bagi kelangsungan kerja ARO
tersebut, sebagaimana yang tertulis di dalam Report Aging
Scheduleper ARO yanag diberikan oleh collection headsecara
berkesinambungan, yakni sama halnya dengan CMO.

C.Aktivitas pengendalian

Aktivitas pengendalian terhadap piutang usaha pada PT. SNP


dapat dibagi ke dalam beberapa aktivitas.

1) Aktivitas persetujuan kredit dilakukan oleh credit analyst,


sedangkan otorisasi persetujuan kredit dilakukan oleh BM.

2) Aktivitas tanggung jawab dan kewenangan terhadap mutasi


piutang usaha dilakukan oleh setiap personil dan seccion
headyang berhubungan dengan piutang usaha, diantaranya

14
tanggu ng jawab CMO memperoleh debitur dalam menambah
piutang usaha, tanggung jawab teller, ARO, dan DCS dalam
menerima cash sebagai bukt i pengurangan piutang usaha, serta
wewenang creditanalyst dan collection headdalam memimpin
bawahannya dalammeningkatkan kinerja operasi untuk
mendapatkan profitability.

3) Aktivitas pemisahan tugas oleh masing-masing bagian atau


fungsi yang berhubungan dengan piutang uasaha, antara lain :
(a) bagian penerimaan (teller) terpisah dengan bagian
pencatatan (staffaccounting), (b) bagian penagihan terpisah
dengan bagian pencatatan (staff accounting), (c ) bagian
penerimaan calon debitur terpisah dengan bagian piutang. Hal
ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya penyimpangan, baik
penyimpangan berupa kesalahan maupun penyimpangan
berbentuk kecurangan atau penggelapan uang atau cash
perusahaan.

4) Aktivitas pendokumentasian terhadap piutang usaha, yakni


berupa (a) bukti penerimaan (BP) atau TTS yang dikeluarkan oleh
DCS menunjukkan berkurangnya piutang usaha, (b) bukti
penerimaan yang dikeluarkan oleh ARO menunjukkan
berkurangnya piutang usaha, (c) kuitansi penerimaan yang
dikeluarkan oleh tellermenunjukkan berkurangnya piutang
usaha, (d) kuitansi penerimaan yang dikeluarkan oleh A/R Admin
menunjukkan berkurangnya piutang usaha, (e) struk
pembayaran melalui mesin EDC yang dikeluarkan oleh DCS dan
teller menunjukkan berkurangnya piutang usaha, (f) form
penerimaan angsuran yang dibuat oleh DCS merupakan
rekapitulasi penerimaan kas dari pengurangan piutang usaha, (g)
laporan kas harian yang dibuat oleh teller merupakan dokumen

15
pembantu penerimaan kas dari piutang usaha, (h) form
persetujuan kredit yang telah diotorisasi merupakan dokumen
sumber bertambahnya piutang usaha.

5) Rekonsiliasi. Kegiatan rekonsiliasi yang menyangkut piutang


usaha adalah : (a) mencocokkan antara Report Aging Schedule
yang berasal dari bagian collectiondengan saldo piutang usaha
dibagian akuntansi / keuangan, (b) mencocokkan rekapitulasi
penerimaan angsuran harian dari teller dengan saldo piutang
usaha di bagian akuntansi / keuangan, (c) melakukan cross
checkantara rekapitulasi penerimaan angsuran dari teller dengan
Report Aging Schedule di bagian collection secara harian.

6) Karyawan yang ko mpeten. Karyawan yang ko mpeten


membidangi pengelolaan piutang usaha pada PT.SNP dapat
dilihat dari kebijakan manajemen, yaitu berupa : (a) prosedur
perekrutan calon karyawan dengan selektif melalui tahap-tahap
seleksi sesuai dengan bidangnya, yakni minimal kelulusan
diploma bidang ekonomi akuntansi dengan standar IPK 3,00 dan
berasal dari perguruan tinggi terakreditasi bagi staff pront liner
dan minimal S1 bidang ekonomi akuntansi bagi staff back office,
(b) pemberlakuan sistem kontrak kerja bagi karyawan baru
dengan tiga alternatif pertimbangan, yakni alternatif pertama
apabila performance karyawan tersebut di atas rata-rata, maka
apabila telah habis masa kontrak akan diangkat menjadi
karyawan tetap, alternatif kedua adalah apabila performance
karyawan tersebut dibawah rata-rata tapi tidak buruk, maka
kontraknya diperpanjang sampai waktu yang telah ditentukan,
alternatif ketiga adalah apabila performance karyawan tersebut
buruk, maka kontrak kerja diputus. Performance karyawan
perusahaan diukur melalui penilaian karyawan setiap tiga bulan

16
oleh seccion headmasing-masing dan laporan auditor internal
mengenai prosedur kerja yang telah dijalankan setiap karyawan.

D. Informasi dan komunikasi

Informasi mengenai piutang usaha pada PT. SNP adalahberupa


informasi dari setiap bagian yang membidangi piutang usaha,
diantaranya :

1)informasi dari DCS mengenai kondisi calon debitur maupun


debitur saat ini. Informasi ini bertujuan apakah calon debitur
tersebut layak diberi kredit atau tidak, layak diperpanjang kredit
atau tidak, dsb

2)informasi dari DCS dan CMO mengenai kondisi penjualan


dealer saat. Informasi ini bertujuan untuk mengetahui pangsa
pasar dan mengetahui seberapa besar minat orang untuk
memilih PT. SNP untuk pembiayaan motornya

3)data tentang riwayat pembayaran calon debitur kepada


pembiayaan (leasing) lain. Informasi ini bertujuan untuk
memastikan apabila calon debitur belum pernah melakukan
penunggakan pada leasing lain selama periode angsuran.
Informasi-informasi tersebut diolah dan dijadikan sebaga i alat
pengambil keputusan oleh setiap seccion head dan BM dan
dikomunikasikan kepada personil baik secara formal maupun
informal. Informasi di atas merupakan contoh informasi
eksternal perusahaan, sedangkan informasi internal perusahaan
misalnya laporan temuan auditintern yang menyatakan adanya
ketidakberesan yang dilakuk an oleh CMO berupa merekayasa
penghasilan calon debitur menjadi lebih besar, selanjutnya dari
informasi ini manajemen langsung mengambil tindakan berupa
peringatan, teguran, ataupun pemecatan.

17
E. Pengawasan atau pemantauan

Manajemen PT. SNP telah menggariskan tanggung jawab kepada


masing-masing personil secara jelas. Kelancaran piutang usaha
menjadi tanggung jawab bagi tiap-tiap personil yang
membidangi piutang usaha. Karena memang antara bagian yang
satu dengan bagian lainnya saling berkaitan. Misalnya, CMO ikut
bertanggungjawab terhadap tunggakan debiturnya, sehingga
berkewajiban untuk menagih, begitu juga dengan teller, A/R
Admin, dan DCS berkewajiban untuk selalu mengingatkan
debitur agar membayar dengan lancar sebelum tanggal jatuh
tempo. ARO yang memang menjadi tugas pokoknya dalam
melakukan penagihan, dituntut untuk bekerja secara maksimal
guna meminimalisir piutang tak tertagih. Pemantauan terhadap
kelancaran piutang usaha menjadi tanggung jawab collection
head. Performance setiap personil selalu dipantau berdasarkan
informasi dari Report Aging Schedule periode ebelumnya,
sehingga dari hasil pencapaian terhadap pengumpulan piutang
usaha dilakukanlah evaluasi dan tindak lanjut

18

Anda mungkin juga menyukai