PENDAHULUAN
1
pimpinan perusahaan untuk bertanggungjawab memberikan bimbingan
kepada mahasiswa yang melakukan kegiatan praktek kerja di perusahaan.
Dengan kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu menganalisa dan
menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di dunia kerja yang nyata. Serta
menyelaraskan antara kurikulum pendidikan dan dunia kerja sehingga
meningkatkan kemampuan hardskill dan softskill agar mahasiswa mampu
bersaing di dunia kerja yang nyata.
2
e. Belajar berbusana sesuai kondisi kerja.
f. Belajar ketrampilan manajemen waktu yang baik.
2. Bagi Universitas
a. Memperoleh bahan masukan bagi pengembangan kurikulum serta
modul untuk laboraturium.
b. Meningkatkan kualitas lulusan Program Diploma III Fakultas
Ekonomika dan Bisnis sesuai dengan kebutuhan pasar.
c. Secara tidak langsung meningkatkan citra Program Diploma III
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro dan menarik
minat calon mahasiswa sebagai akibat dari kualitas lulusan yang baik
dan diserap oleh pasar.
3. Bagi Perusahaan
a. Memperoleh konstribusi riil dari tenaga kerja dengan disiplin ilmu
tertentu dalam ini mahasiswa akuntansi.
b. Memperoleh masukan objektif yang dapat dipertanggungjawabkan
secara akademis, guna meningkatkan produktivitas perusahaan.
c. Mengetahui seberapa jauh perkembangan kualitas kerja sumber
daya manusia terutama mahasiswa.
3
Data primer yang disajikan melalui wawancara langsung dan observasi
dengan staf bagian keuangan yang terkait. Data primer yang diperoleh secara
langsung dariPerum Perhutani KPH Semarang antara lain:
a) Arsip Uang Kerja PP 2014
b) Daftar Gaji dan THR 2014
c) Data fisik tanaman dan persemaian
d) Data penyerahan hasil hutan
e) RKAP 2014
Sedangkan data sekunder adalah data yang diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti, misalnya Badan Pusat Statistik, buku,
majalah, atau keterangan yang dipublikasikan (Marzuki, 2002 : 56).
Data sekunder yang digunakan sebagai pelengkap dari data primer
diperoleh melalui studi pustaka yaitu melalui buku-buku dan literatur
khususnya mengenai penerimaan kas negara melalui lelang inventaris
Barang Milik Negara.
1.4.2 Metode Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan
Dilakukan dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan
mempelajari literatur yang ada baik berasal dari peraturan perusahaan itu
sendiri, maupun dari sumber lain yang berhubungan dengan tema
penulisan.
4
Metode ini dilakukan untuk menambah data yang diperlukan
dalam penyusunan laoparan serta dapat menambah pengetahuan
mengenai teori yang telah diperoleh melalui literatur, dokumen-
dokumen yang ada hubungannya dengan topik yang akan dibahas.
b. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan mengadakan wawancara secara
langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan kompeten dibidangnya
dan dapat memberikan informasi secara akurat, serta pihak-pihak lain
yang dianggap memiliki pengetahuan tentang permasalahan yang
diajukan penulis.Wawancara itu sendiri adalah proses komunikasi atau
interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab
antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian.
c. Metode Observasi
Metode Observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistimatik gejala-
gejala yang diselidiki. Ciri-ciri pengamatan dalam rangka pengumpulan
data, yakni : memiliki arah yang khusus Sistematik bersifat kuantitatif
melakukan pencatatan segera (pada waktu observasi berlangsung).
menuntut keahlian hasilnya dapat dicek dan dibuktikan. Metode ini
dilakukan dengan cara mengamati secara langsung di lapangan,
5
mengenai apa saja yang dilakukan oleh pegawai Perum Perhutani KPH
Semarang.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, ruang
lingkup, tujuan dan kegunaan penulisan, pengumpulan data, dan
metode penulisan serta sistematika penulisan.
6
BAB II
PAPARAN LAPORAN
Pada tahun 1913 ditetapkan reglement baru yaitu “Reglement voor het
beheer der bosschen van den Lande op Java en Madoera”, Staatsblad 1913
nomor 495, yang didalamnya mengatur tentang “eksploitasi sendiri (eigen
beheer) atau penebangan borong (door particuliere aannemer)”.
7
pengelolaan hutan di Jawa dan Madura oleh Jawatan Kehutanan (den dienst
van het Boschwezen).
8
Belanda jatuh ke tangan Jepang (Dai Nippon), dan Jawatan Kehutanannya (i.c.
Boschwezen) diberi nama Ringyo Tyuoo Zimusyo (RTZ), dan berturut-turut
organisasi tersebut dimasukkan kedalam Departemen Sangyobu (urusan
ekonomi, Juni 1942 – Oktober 1943), kemudian kedalam Departemen
Zoosenkyoku (perkapalan, November 1943 s/d pertengahan 1945) dan setelah
itu di bawah Departemen Gunzyuseizanbu atau Departemen Produksi
Kebutuhan Perang, sampai dengan tanggal 15 Agustus 1945.
9
Untuk mewujudkan perubahan status Jawatan Kehutanan menjadi
Perusahaan Negara, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor
17 sampai dengan Nomor 30, tahun 1961, tentang ”Pembentukan Perusahaan-
Perusahaan Kehutanan Negara (PERHUTANI)”. Pada tahun 1961 tersebut,
atas dasar Undang-Undang Nomor 19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara,
maka masing-masing dengan :
10
Kehutanan Negara.diserahkan pengusahaan hutan-hutan tertentu yang
ditunjuk oleh Menteri Pertanian dan Agraria kepada Perusahaan-
perusahaan Kehutanan Negara, selanjutnya disingkat ”Perhutani”.
11
Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1972 ini, PN Perhutani Djawa
Timur yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1961,
dan PN Perhutani Djawa Tengah yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 1961, dilebur kedalam dan dijadikan unit produksi dari
Perum Perhutani (Pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun
1972). Pada tahun 1978, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1978
Pemerintah menambah unit produksi Perum Perhutani dengan wilayah kerja
yang meliputi seluruh areal hutan di Daerah Tingkat I Jawa Barat dan disebut
Unit III Perum Perhutani.
12
No. 32/1974 di Kalimantan Selatan), PT. Inhutani III (didirikan berdasarkan
PP No. 31/1974 di Kalimantan Tengah), PT. Inhutani IV (didirikan
berdasarkan PP No. 22/1991 di Sumatera Utara) dan PT. Inhutani V (didirikan
berdasarkan PP No. 23/1991 di Sumatera Selatan).
c. Struktur Organisasi
13
Berdasarkan surat keputusan Direksi Nomor 554/KPTS/DIR2005
tanggal 26 september 2005 tentang struktur dan tanggung jawab KPH
yaitu :
14
Melaksanakan penyusnan RAPB berdasarkan RKTP,
melaksanakan penyusunan RO dan progam kerja dalam bidang umum,
personalia.
5. Kepala Sub Seksi Perencanaan & Tanaman
Melaksanakan RTT, RKTP, RLTP dan RO, melaksanakan
pembuatan Surat Perintah Kerja (SPK) dan nomor pekerjaan,
melaporkan hasil pemeriksaan serta membuat peta untuk kemajuan
pekerjaan dan menyusun anggaran biaya pekerjaan teknik bangunan
yang dikerjakan.
6. Kepala Sub Seksi Sarana Prasarana
Menyuruh dan melakukan percontohan kepada kelompok
masyarakat, mengembangkan swadaya dan sakarsa masyarakat,
menyusun progam penyuluhan kehutanan, mengejar pada kursus
kehutanan bagi kelompok masyarakat pada tingkat lapangan,melatih
dan membimbing penyuluhan kehutanan dibawahnya, membantu
menyiapkan petunjuk informasi kehutanan, melaksanakan pengujian
survei dan evalusasi, melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan
instansi serta lembaga.
7. Kepala Sub Seksi Sarana Prasarana & Optimalisasi asset
Meneliti/memeriksa setiap unit pekerjaan tersebut, apakah
termasuk pekerjaan yang dapat dikerajakan sewa kelola atau
diborongkan, mengadakan undangan kepada pemborong yang telah
ikut dalam aanweizjing untuk menyerahkan penawaran kepada panitia
lelang, memeriksa bersama–sama panitia penawaran, mana yang
berhak melaksanakan pekerjaan tersebut, mengawasi setiap pekerjaan
di lapangan,memperhatikan pola kerja karyawan dan memberikan
15
petunjuk di lapangan,membuat laporan bulanan/triwulan/dan tahunan,
dan membuat DP3 bagi bawahanya.
8. Asper/Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan
Memimpin dan mengendalikan, mempertanggung jawabkan
pelaksanaan dari rencana kerja dan kebijakan yang telah diterapkan
meliputi bidang pembinaan hutan, produksi, keamanan, administrasi
keuangan, melaksanakan pembinaan terhadap personil yang
diperbantukan kepadanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
membina koordinasi yang harmonis dengan aparat pemerintah
setempa,instansi dan lembaga masyarakat, menjalankan tugas sebagai
mobilisator dan membantu bendahara materil, melaporkan kemajuan
pekerjaan dan memberikan saran kepada pemimpin, dan melaksanakan
tugas yang diberikan pimpinan.
9. Kepala Urusan Perencanaan dan Agraria
Melaksanakan penyusunan RTT (Rencana Teknik Tahunan),
RKTP (Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi), RLTP dan RO,
melaksanakan pembuatan Surat Perintah Kerja (SPK) dan nomor
pekerjaan, menghimpun dan melaporkan hasil pemeriksaan,
melaksanakan pengisian buku statistik dan buku takasi, melaksanakan
pembuatan peta kemajuan perusahaan, menyusun rencana anggaran
biaya pekerjaan tekhnik bangunan yang dikerjakan dan dikelola.
Melakukan bimbingan, pembinaan, pengawasan dan penilaian
terhadap bawahanya, dan melaksanakan tugas lain yang diberikan
pimpinan.
10. Kepala Urusan Produksi
Menyelenggarakan register pelaksaan tanaman, pemeliharaan,
tebangan dan wana wisata, menyiapkan bukti bidang teknik kehutanan,
16
mengadakan pemeriksaan di lapangan untuk bahan evaluasi,
merencanakan latihan kerja, melakukan bimbingan, pembinaan,
pengawasan dan penilaian terhadap bawahanya, melaksanakan tugas
lain yang diberikan pimpinan.
11. Kepala Urusan Data & Informasi
Menghimpun data untuk komputer dalam rangka proses
pengelolaan data,mengawasi proses pengelolaan data pada komputer
sampai dengan menghasilkan bentuk laporan, mengelola, menyimpan
dan mendistribusikan hasil olahan komputer, menyusun data kemajuan
pekerjaan, menghimpun berbagai data keuangan mingguan, triwulan
dan tahunan, menyiapkan data untuk bahan pengisian buku RPKH,
melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan Kepala Sumber Daya
Hutan. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Urusan data dan
Informasi bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Sumber Daya
Hutan.
17
melaksanakan pembelian alat alat tulis kantor, menerima, menyimpan
dan mengeluarkan barang gudang, melaksanakan seuai perintah
pimpinan,memelihara barang inventaris kantor, menyimpan arsip
bersifat umum, membuat laporan mengenai barang inventaris barang
gudang, mengurus perpustakaan kantor, dan menghimpun data
informasi pimpinan.
18
1. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan
2. Pemanfaatan hutan
Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan
yang tersaji dalam laporan laba rugi. Dan yang perlu diingat lagi, pendapatan
adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa pendapatan tidak ada laba,
tanpa laba, maka tidaka ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak mungkin terlepas
dari pengaruh pendapatan dari hasil operasi perusahaan.
19
kenaikan kekayaan perusahaan sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang
kekayaan perusahaan.
Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi
tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan
laba adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur
pendapatan kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti
aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang
perusahaan.
4. Revaluasi aktiva.
Dari kelima sumber tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus
diakui sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul
20
dalam hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang
disebutkan dalam butir kedua.
21
1) Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses
penjualan yang sah atau semacamnya.
2) Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.
2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat
jasa tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
yang dapat diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara
22
kas. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari
imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau
yang dapat diterima.
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang
perludiketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa
pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika:
1. Pendapatan dihasilkan, dan
2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi
2.3 Pembahasan
a. Kelestarian Produksi
Konsep ini berdasarkan tolak ukur kelestarian produksi yang
diwujudkan dengan volume kayu (m³) yang dipungut secara lestari.
Volume yang dipungut harus seimbang dengan riapnya. Pengaturan
rebangan (etat tebangan) didasarkan atas riap dari suatu unit perusahaan
hutan. Untuk mewujudkan konsep ini diperlukan peraturan jangka
panjang untuk menyeimbangkan pemungutan dan pertumbuhan dengan
tata waktu pemungutan dan penanaman serta organisasi pelaksana.
Dalam konsep ini hutan diberlakukan sebagai modal dan yang diungut
adalah riapnya atau diberlakukan sebagai bunga modal hutan. Apabila
23
dikelola secara lestari maka modal akan memberikan bunga modal dan
produksi sepanjang masa.
24
7. Petak-petak yang telah ditebang pada tahun berikutnya harus ditanam kembali,
menjadi Rencana Teknik Tahunan Tanaman.
8. Dari petak-petak yang telah ditanam sampai dengan umur daurnya diperlukan
kegiatan pemeliharaan/penjarangan sesuai dengan jadwal umur tanaman dan
frekuensi penjarangan. Apabila dari hasil pengukuran petak coba dilapangan
tegakan perlu dijarangi maka masuk Rencana Teknik Tahunan
Pemeliharaan/Penjarangan.
9. Hutan yang tidak produktif perlu dirombak menjadi hutan yang produktif
dengan menebang dan mengadakan penanaman kembali.
a. Perencanaan
25
c. Penanaman
d. Pengadaan Bibit
e. Pemeliharaan
f. Perlindungan Hutan
26
2. Menghitung Potensi Hutan Alam (Modal) dengan inventarisasi hutan
(timber
cruising)
b. Kelesatarian Usaha
27
Kelestarian perusahaan/kelestarian usaha berhubungan adalah
kelestarian yang berhubungan dengan pengusahaan dan macam
keuntungan yang dapat diukur secara langsung. Dalam hal ini adalah
keuntungan dan hasil produksi (penjualan hasil produksi). Dengan dasar
ini harus merupakan usaha yang mendapatkan keuntungan. Dengan
mendapatkan keuntungan maka perusahaan hutan dapat lestari, dalam
hal ini terkait dalam aspek ekonomi pengusahaan (biaya, pendapatan,
keuntungan, skala produksi, dll).
c. Kelestarian Struktur
Kelestarian-struktur berkaitan dengan kelestarian sumber daya
hutan alam ditujukan untuk stabilitas kepentingan masyarakat atau
kebutuhan dasar manusia atas sumber tersebut. Dalam kaitannya
dengan hutan alam maka diperlukan kelestarian sumber daya hutan
alam yang dicerminkan dengan adanya kelestarian struktur. Konsep
Kelestarian struktur khususnya pada hutan alam adalah berdasarkan
asumsi bahwa hutan alam primer (virgin forest), sebagai hutan klimaks
merupakan ideal potensi. Potensi ideal (struktur dan komposisi)
dicirikan dengan penyebaran jenis, kelas diameter dan jumlah pohon
pada berbagai tingkat pertumbuhan (semai, pancang, tiang dan tingkat
pohon). Potensi ideal akan menggambarkan kelestarian struktur dan
selanjutnya akan mewujudkan kelestarian hutan sepanjang masa.
Pengaturan tebangan untuk kelestarian hutan akan berpedoman kepada
ideal potensi (struktur yang ideal). Pada hutan tanaman kelestarian
struktur berkaitan dengan susunan kelas hutan yang mencakup
penyebaran kelas hutan : luas, bonita, KBD, dll nya. Kelestarian
struktur menghendaki adanya potensi hutan yang stabil, tidak
28
mengalami penurunan bahkan ada peningkatan (modal hutannya
meningkat).
d. Kelestarian Lingkungan
Kelestarian lingkungan berdasarkan konsep manfaat atau pengaruh
hutan yang tidak dapat diukur secara langsung, sehingga mempunyai
aspek luas sesuai dengan kebutuhan manusia akan hutan. Untuk
manfaat yang dapat diukur secara langsung telah dicakup dalam
kelestarian produksi, kelestarian perusahaan atau kelestarian usaha dan
kelestarian struktur.
Pada waktu sekarang ini pembangunan nasional harus berwawasan
kepada lingkungan hidup. Demikian juga pengelolaan hutan tidak akan
lepas dari pembangunan lingkungan. Salah satu fungsi hutan adalah
memberikan lingkungan hidup yang baik bagi kehidupan manusia.
Berdasarkan hal ini maka kelestarian hutan adalah berkaitan dengan
kelestarian lingkungan. Aspek lingkungan merupakan tolok ukur yang
penting dimasa mendatang, bahkan oleh masyarakat dunia produk hutan
hams lobs didasarkan atas kriteria kelestarian lingkungan atau
“Ekolabel”. Adanya Undang-Undang Lingkungan Hidup AMDAL
(Analisis Dampak Lingkungan) dan sebagainya memberikan indikasi
bahwa hutan memberikan dampak cukup luas terhadap lingkungan
hidup manusia, hewan, flora dan sebagainya.
e. Kelestarian Sosial
Kelestarian sosial sebenarnya merupakan akibat dari kelestarian
usaha, yaitu mendapatkan kesempatan kerja, pendapatan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan sebagainya secara lestari. Seseorang
yang bekerja diperusahaan hutan apabila dikelola dengan baik, mereka
dapat bekerja sampai tua (pensiun). Sebagai contoh di Perum Perhutani,
29
karyawan dapat bekerja secara terus menerus sampai pensiun.
Demikian pula halnya apabila hutan dikelola secara lestari masyarakat
sekitar hutan dapat bekerja sebagai penanam, blandong (penebang
pohon) dsbnya.
Tujuan perusahaan hutan adalah kelestarian hutan. Dalam hal ini dibatasi
dalam suatu model unit perusahaan hutan dengan tujuan menghasilkan produksi
kayu bulat. Pendapatan perusahaan diperoleh dari penjualan kayu ini. Unit
perusahaan hutan lainnya disamping produksi kayu bulat mungkin ada hasil non
kayu atau memang hasil hutan non kayu menjadi tujuan utama. Misalnya pada
perusahaan hutan pinus dengan tujuan utama menghasilkan getah pinus. Produksi
kayu bulat secaralestari diatur dalam Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan atau
Rencana Karya Pengusahaan Hutan.
Dalam rencana tersebut telah ditentukan etat luas maupun etat volumenya,
produksi kayu bulat tidak boleh melebihi etatnya. Dalam hal ini apabila
permintaan kayu bulat oleh industri mengalami kenaikan, perusahaan hutan
tersebut tetap harus memegang teguh prinsip kelestarian yaitu dibatasi oleh
etatnya.
Pada saat ini untuk pengusahaan hutan di Luar Jawa disamping Rencana
Karya Pengusahaan Hutan untuk jangka waktu dua puluh tahun, terdapat Rencana
Karya Lima Tahun dan Rencana Karya Tahunan. Untuk perusahaan di Jawa yang
dikelola oleh Perum Perhutani Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan berlaku 10
tahun dan Rencana Teknik Tahunan untuk tahunannya.
30
yang ditetapkan dalam Rencana Karya Tahunan atau Rencana Teknis Tahunan.
Rencana tebangan tersebut akan memuat :
b. Volume tebangan dihitung petak per petak yang diperoleh dan hasil
cruising atau inventarisasi tegakan pada petak yang bersangkutan, pada
saat pohon masih berdiri (sebelum dilakukan penebangan).
Dengan model tabel seperti ini maka pada setiap petak dapat ditaksir
volume tebangan berdasarkan kemungkinan sortimen yang dihasilkan dan hasil
rekapitulasi volume per kelas diameter. Hal ini diperlukan untuk memperoleh
31
ketelitian dalam penentuan harga jual, menampung variasi disebabkan oleh
sortimen. Sebagai contoh dalam sortimen kayu bulat jati dibagi menjadi 3 (tiga)
sortimen:
Perbedaan harga setiap sortimen cukup besar. Suatu petak dengan luas
misalnya 20 ha, volume tebangan 3000 m³, nilai penjualan kayunya akan
ditentukan oleh komposisi sortimennya. Tiap sortimen masih dibedakan harga jual
berdasarkan kelas diameter, demikian pula kualitasnya.
32
2. Menghitung perkiraan pendapatan dalam rupiah setiap petak.
Rekapitulasi Perkiaraan Produksi Per Petak seperti pada model contoh berikut:
Tabel 2.1 Contoh format tabel Rekapitulasi Perkiaraan Produksi Per Petak
Kelas Keliling /
Volume per Pohon Jumlah Pohon Volume
Keliling Ø
Contoh lain untuk luar Jawa karena hutannya sendiri dan banyak jenis maka
perkiraan pendapatan perusahaan didasarkan atas hasil rekapitulasi volume
seluruh petak sesuai dengan jenis kayu (meranti, kapur, dan lain-lain) dan adanya
sortimen pada masing-masing jenis.
33
Tabel 2.2 Contoh format tabel rekapitulasi jenis pohon dan kelas diameter
Keterangan :
Kegiatannya meliputi :
Tabel 2.3
34
2015
35
31 Januari
2015
12. Senin, Realisasi produksi dan angkutan bulan September dan
2 Februari Oktober 2014
2015
13. Selasa, Realisasi produksi dan angkutan bulan November dan
3 Februari Desember 2014
2015
14. Rabu Rekap gaji per BKPH bulan Januari – Maret 2014
4 Februari
2015
15. Kamis, Rekap gaji per BKPH bulan April – Juni 2014
5 Februari
2015
16. Jum’at, Rekap gaji per BKPH bulan Juli – September 2014
6 Februari
2015
17. Sabtu, Rekap gaji per BKPH bulan Oktober – Desember 2014
7 Februari
2015
18. Senin, Input biaya fisik tanaman BKPH Barang
9 Februari
2015
19. Selasa, Input biaya fisik tanaman BKPH Jembolo Selatan
10 Februari
2015
20. Rabu, Input biaya fisik tanaman BKPH Jembolo Utara
11 Februari
2015
21. Kamis, Input biaya fisik tanaman BKPH Kedungjati dan BKPH
36
12 Februari Manggar
2015
22. Jum’at, Input biaya fisik tanaman BKPH Padas, BKPH Tanggung ,
13 Februari dan BKPH Tempuran
2015
23. Sabtu, Penggabungan biaya fisik tanaman seluruh BKPH
14 Februari
2015
24. Senin, Rekap laba rugi per BKPH
16 Februari
2015
25. Selasa, Pencocokan data yang sudah dikumpulkan ke masing –
17 Februari masing bagian atau bidang
2015
26. Rabu, Pencocokan data yang sudah dikumpulkan ke masing-masing
18 Februari bagian atau bidang
2015
37
2015
31. Selasa, Membantu di bidang produksi
24 Februari
2015
32. Rabu, Input data dan pencocokan ulang rekap 316 tahun 2014
25 Februari
2015
33. Kamis, Input data dan pencocokan ulang rekap 316 tahun 2014
26 Februari
2015
34. Jum’at, Input data dan pencocokan ulang rekap 316 tehun 2014
27 Februari
2015
35. Sabtu, Membantu bagian produksi
28 Februari
2015
36. Senin, Ijin kuliah
2 Maret 2015
37. Selasa, Membantu di bagian produksi
3 Maret 2015
38. Rabu, Membantu mengerjakan pekerjaan Humas dan bagian
4 Maret 2015 tanaman
39. Kamis, Membantu mengerjakan pekerjaan bagian tanaman
5 Maret 2015
40. Jum’at, Membantu di bagian produksi
6 Maret 2015
41. Sabtu, Senam olahraga pagi
7 Maret 2015
42. Senin, Ijin kuliah
9 Maret 2015
43. Selasa, Membantu pekerjaan bagian Humas
38
10 Maret
2015
44. Rabu, Input data anak petak kabupaten Grobogan per desa
11 Maret Ketahanan Pangan Divre Jateng
2015
45. Kamis, Input data anak petak , pencocokan klas hutan 2014 kabupaten
12 Maret Semarang per desa
2015 Ketahanan Pangan Divre Jateng
46. Jum’at, Input data anak petak , pencocokan klas hutan 2014 kabupaten
13 Maret Demak per desa
2015 Ketahanan Pangan Divre Jateng
47. Sabtu, Input data anak petak , pencocokan klas hutan 2014 kabupaten
14 Maret Boyolali per desa
2015 Ketahanan Pangan Divre Jateng
48. Senin, Ijin kuliah
16 Maret
2015
49. Selasa, Memisahkan data yang sudah dikoreksi (Ketahanan Pangan
17 Maret Divre Jateng) menjadi per kecamatan
2015
39
2015
53. Sabtu, Libur Hari Raya Nyepi
21 Maret
2015
54. Senin, Ijin kuliah
23 Maret
2015
55. Selasa, Membuat rencana dan realisasi Humas 2015
24 Maret
2015
56. Rabu, Membantu bagian tanaman
25 Maret
2015
57. Kamis, Membantu bagian tanaman
26 Maret
2015
58. Jum’at, LMDH 2015 input database
27 Maret
2015
59. Sabtu, LMDH 2015 input database
28 Maret
2015
60. Senin, Ijin kuliah
30 Maret
2015
61. Selasa, LMDH 2015 input database
31 Maret
2015
62. Rabu, LMDH 2015 input database
1 April 2015
63. Kamis, LMDH 2015 input database
40
2 April 2015
64. Jum’at, Libur Hari Paskah
3 April 2015
65. Sabtu, LMDH 2015 input database
4 April 2015
66. Senin, Ijin kuliah
6 April 2015
67. Selasa, LMDH 2015 input database
7 April 2015
68. Rabu, LMDH 2015 input database
8 April 2015
69. Kamis, Diliburkan sedang ada pembinaan pegawai (kantor kosong)
9 April 2015
70. Jum’at, LMDH 2015 input database
10 April
2015
71. Sabtu, Senam olahraga pagi
11 April
2015
72. Senin, Ijin kuliah
13 April
2015
73. Selasa, Membuat surat ijin pengambilan bibit dan peminjaman
14 April lahan , serta surat pengajuan untuk magang
2015
74. Rabu, Membuat surat ijin pengambilan bibit dan peminjaman
15 April lahan , serta surat pengajuan untuk magang
2015
75. Kamis, Evaluasi realisasi tanaman tahun 2014 ( pencocokan )
16 April
2015
41
76. Jum’at, Evaluasi realisasi tanaman tahun 2014 ( pencocokan )
17 April
2015
77. Sabtu, Senam olahraga pagi
18 April
2015
78. Senin, Penarikan dari tempat magang
20 April
2015
Penjelasan atau pokok masalah yang dapat diambil dari table kegiatan diatas
meliputi :
1. Menginput data uang kerja per BKPH selama tahun 2014 yang diperoleh
dari bagian keuangan.
2. Menginput data hasil hutan yang diperoleh dari bagian produksi.
3. Menginput data gaji dan THR tahun 2014 pegawai Perum Perhutani KPH
Semarang yang diperoleh dari bagian SDM.
4. Meneliti data yang di input dengan berdasarkan buku besar uang muka
kerja, dan ERP.
5. Merekapitulasi dan menghitung pendapatan keseluruhan Perum Perhutani
KPH Semarang.
6. Memilih data atau pengelompokan data pada anak petak 316 untuk
kemudian disortir.
7. Menginput data pada LMDH yang akan dibuat database pada KPH
Semarang.
8. Meneliti klas hutan jika ada ada yang sama pada KPH Semarang dan
sekitarnya.
42
2.5 Analisis Hasil Pekerjaan
43
44