Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

( PKL)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT atas segala hidayah dan rahmat-Nya, sehingga penulis
dapat melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang bertempat di UD.TUNAS BARU Jln.
Tarutung Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara selama 3 bulan dengan baik,
sekaligus penulis dapat menyusun laporan ini sebagai kewajiban pelaksanaan Praktik Kerja
Industri (Prakerin) di UD.TUNAS BARU Jln. Tarutung Kecamatan Siborongborong Kabupaten
Tapanuli Utara
Manfaat diadakannya Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini, penulis dapat menambah wawasan
dan pengalaman, serta dapat mempraktikkan ilmu yang telah Bapak/Ibu guru ajarkan di Sekolah
sebagai penunjang selama mengikuti Prakerin ini, sehingga penulis tidak canggung dalam
pelaksanaan Prakerin ini. Laporan ini merupakan bukti tertulis bahwa penulis telah
melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Industri di tempat ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing dan
memberikan dukungan kepada penulis dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini,
yaitu diantaranya :
1. Yth. Ibu Hj. Mumu Mulia selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Siti Sarpingi.
2. Yth. Bapak Drs. H. Endang Zenal, M.Ag selaku Kepala SMK Singaparna.
3. Yth. Ibu Ina Sukmawati, S.Pd selaku Ketua Program Keahlian Akuntansi.
4. Yth. Ibu Hera Kartina, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing Sekolah.
5. Yth. Bapak Rudy Rudiana Harrison, S.Sos selaku Pembimbing DU/DI.
6. Seluruh staf karyawan Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Tasikmalaya khususnya bidang Pendapatan dan Aset.
7. Bapak/Ibu guru, Kakak/Adik-Adik kelas penulis yang telah memberi dorongan material
maupun spiritual.
8. Keluarga dan Saudara-Saudara penulis, serta semua pihak yang telah banyak membantu
dalam pembuatan laporan ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis telah berusaha menyusun laporan ini secara maksimal, namun penulis menyadari
bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan untuk perbaikan. Penulis berharap laporan Prakerin ini akan bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca dan generasi baru yang nantinya akan
menjalani Praktik Kerja Industri.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan inspirasi dalam penyusunan laporan ini.

Tasikmalaya, 4 April 2014

Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Prakerin
1.2 Landasan Hukum Pelaksanaan Prakerin
1.3 Maksud dan Tujuan Prakerin
1.4 Metode Pengumpulan Data
1.5 Waktu dan Tempat Prakerin
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pajak Daerah
2.2 Jenis – Jenis Pajak Daerah
2.3 Karakteristik Pajak Daerah
2.4 Landasan Hukum Pemungutan Pajak Daerah
2.5 Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah
2.6 Pengertian Arsip Surat
2.7 Peralatan Penyimpanan Arsip
2.8 Tata Cara Penyimpanan Arsip
2.9 Prosedur Penyimpanan Arsip
BAB III PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Tasikmalaya
3.2 Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten Tasikmalaya
3.3 Perkembangan Perusahaan
3.4 Struktur Organisasi
3.5 Deskripsi Kerja
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Agenda Harian di Bidang Pendapatan
4.2 Agenda Harian di Bidang PBB & PBHTB
4.3 Agenda Harian di Bidang Aset
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Prakerin
PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran
yang dilaksanakan di Dunia Usaha Atau Dunia Industri dalam upaya pendekatan ataupun untuk
meningkatkan mutu siswa – siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kompetensi
(kemampuan) siswa sesuai bidangnya dan juga menambah bekal untuk masa yang akan datang
guna memasuki dunia kerja yang semakin banyak serta ketat dalam persaingannya seperti di
masa sekarang ini.

Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan prosedur tertentu, bagi siswa yang bertujuan untuk
magang disuatu tempat kerja, baik dunia usaha maupun didunia industri setidaknya sudah
memiliki kemampuan dasar sesuai bidang yang digelutinya atau sudah mendapatkan bekal dari
pembimbing disekolah untuk memiliki ilmu-ilmu dasar yang akan diterapkan dalam dunia usaha
atau dunia Industri. Alasan utama mengapa para siswa-siswi harus memiliki bekal ilmu
pengetahuan dasar sesuai bidangnya agar dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri tidak
mengalami kendala dalam penerapan Ilmu Pengetahuan dasar yang kemungkinan besar dalam
proses praktek kerja industri mendapatkan ilmu-ilmu baru yang tidak diajarkan di Lembaga
Kejuruan terkait.

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri ini diharapkan setiap siswa – siswi mampu mengikuti
kegiatan kerja serta memahami kegiatan kerja yang dilakukan di dunia Usaha ataupun di dunia
Industri agar siswa – siswi tersebut dapat mencapai serta mendapatkan sesuatu yang baik dan
berguna bagi dirinya serta agar siswa – siswi tersebut mampu menunjukan kinerjanya secara
maksimal apa yang telah dilakukannya selama berada di dunia Usaha atau dunia Industri
sehingga mampu membuat dirinya diperhitungkan di dunia usaha atau dunia industri.
Prakerin memberikan dan sekaligus mengajarkan kepada anak didik akan dan bagaimana
kehidupan di dunia kerja. disamping ajang uji coba ilmu yang ia pelajari. melalui prakerin siswa
diharapkan mampu memahami tentang bagaimana tata dan aturan di dunia industri/usaha,
sehingga ketika ia nantinya tamat ia sudah benar-benar siap bekerja baik secara keilmuan
maupun secara kejiwaan dan mental.

Praktek Kerja Indusrti (PRAKERIN) juga merupakan bagian dari kurikulum SMK yang wajib
dilaksanakan oleh peserta didik SMK Singaparna. SMK Singaparna mengambil kebijakan untuk
melaksanakan PRAKERIN dari bulan Januari sampai dengan Maret pada tahun pelajaran
2013/2014. Kegiatan prakerin wajib diikuti oleh siswa-siswi kelas XI SMK Singaparna pada
semester 4 sebagai salah satu syarat kelulusan UN.

1.2 Landasan Hukum Pelaksanaan Prakerin


1. Undang- undang no 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional: Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia,serta keterampilan yang diperlukandirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2. Kepmen pendidikan dan kebudayaan no 323/u/1997, tentang penyelenggaraan prakerin
SMK
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah yang antara
lain :
a. Penyelenggaraan sekolah menengah dapat bekerja sama dengan masyarakat
terutama dunia usaha / industri dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya
dalam rangka menunjang penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan.
b. Pada sekolah menengah dapat dilakukan uji coba gagasan baru yang diperlukan
dalam rangka pengembangan pendidikan menengah.
4. Kepmendikbud No. 080/V/1993 tentang kurikulum sekolah menengah kejuruan
yangmenyatakan :
A. Menggunakan unit produksi sekolah beroperasi secara professional sebagai
wahana pelatihan kejuruan.
b. Melaksanakan sebagai kelompok mata pelajaran kejuruan di sekolah, dan
sebagailainnya di dunia usaha dan industri.
c. Melaksanakan kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan sepenuhnya di
masyarakat dunia usaha dan industri.

1.3 Maksud dan Tujuan Prakerin


1. Tujuan Umum
a. Bisa menjalin hubungan kerjasama antara Lembaga Pendidikan dengan perusahaan
atau instansi tempat siswa - siswi melaksanakan PKL.
b. Sebagai sarana publikasi mengenai keberadaan lembaga pendidikan penulis.
c. Untuk menambah relasi kerja.
d. Perusahaan bisa membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
e. Perusahaan bisa memberikan informasi dan pengetahuan kepada siswa – siswi
tentang keadaan dunia kerja.
f. Perusahaan bisa menciptakan tenaga yang professional.

2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan bagi siswa - siswi untuk lebih mendalami lagi materi yang berkaitan
dengan permasalahan yang dihadapi penulis selama melaksanakan kegiatan PKL
(Praktek Kerja Lapangan).
b. Menambah wawasan kerja di lingkungan masyarakat khususnya di bidang Akuntansi
c. Menambah pengalaman kerja untuk bekal di masa yang akan datang.
d. Mahasiswa dapat mengetahui dan mendapatkan wawasan dalam dunia kerja yang
sebenarnya.

e. Sebagai sarana pengembangan potensi dan kreatifitas yang dimiliki siswa-siswi.


f. Menumbuhkan rasa optimis dan percaya diri pada diri siswa - siswi.
g. Melatih diri untuk bekerja secara professional.
h. Sebagai sarana untuk mempromosikan diri di tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
dilaksanakan.

1.4 Metode Pengumpulan Data


Metode yang saya lakukan adalah menggunakan tiga cara yaitu :

1. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan
pencatatan secara teliti dan sistematis yang sedang diteliti. Metode ini dilakukan dengan
cara mengadakan pencatatan secara sistematis dan mengadakan pengamatan secara
langsung ke lokasi yaitu Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data melalui dokumen-dokumen yang ada


pada perusahaan atau instansi misalnya arsip-arsip, berkas-berkas mengenai perusahaan
atau instansi tersebut.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang ada hubungannya
dengan judul dan masalah yang dibahas di dalam laporan tugas akhir untuk memperoleh
data yang dapat dipergunakan sebagai landasan teori dan melengkapi isi laporan.

1.5 Waktu dan Tempat Prakerin

Prakerin dilaksanakan mulai tanggal 06 Januari s.d tanggal 28 Maret 2014 yang
bertempat di DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
DAERAH Kabupaten Tasikmalaya Bagian Pendapatan dan Aset yang berlokasi di
Jl.Bojongkoneng By Pass Singaparna Ds. Sukaasih Kec. Singaparna.Waktu kerja dimulai
dari hari senin s.d jumat. Jam kerjanya yaitu dari pukul 07.45 s.d 15.30 WIB, dan
istirahat pada pukul 12.00 s.d 13.00 WIB.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pajak Daerah

Menurut Tony Marsyahrul (2004:5) : “Pajak daerah adalah pajak yang di kelola oleh pemerintah
daerah (baik pemerintah daerah TK.I maupun pemerintah daerah TK.II) dan hasil di pergunakan
untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah (APBD)”.Menurut Mardiasmo,
(2002:5) : “Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada
daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat di paksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di gunakan untuk membiayai penyelenggarakan pemerintah
daerah dan pembangunan daerah”.

Jadi, Pajak daerah adalah iuran wajib yang sifat pemungutannya berdasarkan daerah dan
digunakan untuk membiayai anggaran – anggaran pemerintah daerah.

2.2 Jenis-Jenis Pajak Daerah


Berdasarkan Undang-Undang No.34 Tahun 2000 jenis-jenis pajak daerah adalah sebagai
berikut :
Pajak Daerah Kabupaten/Kota menurut UU 34/2000 terdiri dari
1. Pajak Hotel.
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
7. Pajak Parkir

Contoh peraturan pajak daerah adalah di kabupaten Musi banyuasin.


Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah mengeluarkan beberapa peraturan daerah sebagai
berikut :
1. Peraturan Daerah No. 26 Tahun 2002 tentang Pajak Hotel
2. Peraturan Daerah No. 26 Tahun 2002 tentang Pajak Reklame
3. Peraturan Daerah No. 28 Tahun 2002 tentang Pajak Hiburan
4. Peraturan Daerah No. 29 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran

2.3 Karakteristik Pajak Daerah


1. Pajak Hotel
Menurut peraturan daerah No. 26 tentang Pajak Hotel (2002:1) : “ pajak hotel di sebut pajak
daerah pungutan daerah atas penyelenggaraan hotel”.
Hotel adalah : “Bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap/istirahat,
memperoleh pelayanan atau fasilitas lainnya dengan di pungut bayaran, termasuk bangunan yang
lainnya yang mengatur,di kelolah dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan
dan perkantoran”.
Pengusaha hotel ialah : “Perorangan atau badan yang menyelenggarakan usaha hotel untuk dan
atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya”.
Objek pajak adalah : “Setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di hotel, Objek
pajak berupa
a. Fasilitas penginapan seperti gubuk pariwisata (cottage), Hotel,wisma,losmen dan rumah
penginapan termasuk rumah kost dengan jumlah kamar 15 atau lebih menyediakan fasilitas
seperti rumah penginapan.
b. Pelayanan penunjang antara lain : Telepon, faksimilie, teleks, foto copy, layanan cuci,
setrika, taksi dan pengangkut lainnya disediakan atau dikelolah hotel
c. Fasilitas Olahraga dan hiburan
Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan
hotel. Wajib pajak hotel adalah : “Pengusaha hotel”. Dasar pengenaan adalah : “Jumlah
pembayaran yang dilakukan kepada hotel dan tarif pajak ditetapkan sebesar 10%, Masa pajak I
(satu) bulan takwim, jangka waktu lamanya pajak terutang dalam masa pajak pada saat
pelayanan di hotel.
2. Pajak Restoran
Menurut Peraturan Daerah No. 29 tentang Pajak Restoran (2002:1) : “pajak restoran yang di
sebut pajak adalah pungutan daerah atas pelayanan restoran. Restoran atau rumah makan adalah :
“Tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran,tidak
termasuk usaha jasa boga atau catering.
Objek Pajak yaitu setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di restoran. Subjek
pajak orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan restoran, Wajib
pajak rastoran yaitu Pengusaha restoran dan tarif pajak di tetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).
3. Pajak Hiburan
Menurut Peraturan Daerah No.28 tentang Pajak Hiburan (2002:1) : “Pajak Hiburan atau di sebut
pajak adalah pajak hiburan di Kabupaten Musi Banyuasin. Hiburan ialah “semua jenis
pertunjukan permainan dengan nama dan bentuk apapun yang ditonton atau dinikmati oleh setiap
orang dengan dipungut bayaran di Kabupaten Musi Banyuasin.
Objek Pajak Semua Penyelenggaraan Hiburan berupa :
a. Penyelenggara pertunjukan film di bioskop dengan tarif pajak sebesar 31%.
b. Pertunjukan kesenian tradisional, Pertunjukan sirkus, Pemeran seni, Pameran busana dengan
tarif pajak 10%.
c. Pergelaran Musik dan tarif ditetapkan sebesar 15%
d. Karaoke ditetapkan sebesar 20%
e. Permainan Bilyar ditetapkan sebesar 20%
f. Pertandingan Olahraga ditetapkan sabesar 10% Subjek pajak hiburan orang pribadi atau badan
yang menonton atau menikmati hiburan, Wajib pakak hiburan orang pribadi atau badan
penyelenggara hiburan
4. Pajak Reklame
Menurut Peraturan Daerah No.27 Tentang Pajak Reklame (2002:1) : Pajak reklame yang
selanjutnya disebut pajak adalah pungutan daerah atas penyelenggaraan reklame. Reklame yaitu
benda, alat, media yang menurut bentuk susunan dan corak raganya untuk tujuan komersial di
pergunakan untuk memperkenalkan,mengajukan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang
yang di tempatkan atau di dengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang di lakukan oleh
pemerintah.
Objek Pajak ialah penyelenggara reklame seperti :
a. Reklame Kain
b. Reklame Melekat, Stiker
c. Reklame Berjalan termasuk pajak kendaraan
d. Reklame Udara
e. Reklame Suara
f. Reklame Film/Slide
g. Reklame Peragaan
Subjek Pajak Reklame adalah : “Orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau
memesan reklame, tarif pajak ditetapkan sebesar 25%”.

2.4 Landasan Hukum Pemungutan Pajak Daerah


Dalam landasan hukum pemungutan pajak dikenal terdapat peraturan :
Dasar Hukum :
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 Ayat (2) : “Segala Pajak Untuk Keperluan Negara
Berdasarkan Undang-Undang”.
Dasar hukum pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah adalah : “Undang-Undang No.18
Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah sebagaimana telah di ubah terakhir
dengan Undang-Undang No.34 Tahun 2000”.

2.5 Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah


Pedoman tata cara pemungutan pajak daerah diatur Keputusan Menteri Dalam Negeri No.170
Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 43 Tahun 1999
Sistem Dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah
Kegiatan pendaftaran dan pendataan untuk wajib pajak baru dengan cara penetapan kepala
daerah (Official Assessment) terdiri dari
1. Pendaftaran
2. Pendataan
3. Formulir / kartu dan daftar
Kegiatan Pendaftaran Dengan Cara Dibayar Sendiri (Self Assesment) terdiri dari :
1. Menyiapkan formulir pendaftaran
2. Menyerahkan formulir pendaftaran kepada wajib pakak setelah dicatat dalam daftar formulir
pendaftaran.
3. Menerima dan memeriksa kelengkapan formulir pendaftaran yang telah di isi oleh wajib pajak
dan atau yang diberi kuasa
4. Formulir / kartu dan daftar.

Kegiatan pendataan dengan cara dibayar sendiri (Self Assesment) untuk wajib pajak yang sudah
memiliki NPWPD terdiri dari
1. Menyerahkan formulir pendataan
2. Menerima dan memeriksa kelengkapan formulir pendataan (SPTPD) yang telah diisi oleh
wajib pajak atau yang diberi kuasa
3. Mencatat data pajak daerah dalam kartu data ke dalam daftar SPTPD (Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah) wajib pajak self assessment.
4. Formulir dan daftar SPTPD.
Penetapan
Kegiatan penetapan dengan cara di bayar sendiri (self assesment) terdiri dari :
1. Setelah wajib pajak membayar pajak terutang berdasarkan SPTPD dicatat dalam kartu data.
2. Membuat nota perhitungan pajak atas dasar kartu data dan hasil pemeriksaan atau keterangan
lain, Dengan cara menghitung jumlah pajak terutang dan jumlah kredit pajak yang
diperhitungkan dalam kartu data
3. Jika pajak terutang kurang atau tidak dibayar maka di terbitkan surat ketetapan pajak daerah
kurang bayar (SKPDKB)
4. jika tidak terdapat selisih antara kurang dan kredit, Maka diterbitkan surat ketetapan pajak
daerah nihil (SKPDN)
5. Jika terdapat tambahan objek pajak yang sama selesai akibat di temukannya data baru, Maka
diterbitkan surat ketetapan pajak daerah kurang bayar tambahan (SKPDKBT)
6. Jika terdapat kelebihan pembayaran pajak terutang, Maka di terbitkan surat ketetapan pajak
daerah lebih bayar (SKPDLB)
7. Setelah pembuatan nota perhitungan pajak selesai, Selanjutnya menyerahkan kembali kartu
data kepada unit kerja pendataan.
8. Menerbitkan daftar SKPDKB,SKPDKBT,SKPDLB,dan SKPDN atas dasar surat ketetapan
pajak daerah tersebut
9. Surat ketetapan ditandatangani oleh kepalah unit kerja penetapan.
10.Menyerahkan copy daftar surat ketetapan di atas kepala unit kerja penagihan,unit kerja
perencanaan dan pengendalian operasional.
11.Menyerahka kepada wajib pajak berupa SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN kemudian wajib
pajak menandatangani masing-masing tanda terima dan mengembalikannya.
12.Jumlah pajak terutang dalam SKPDKB dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan
sebesar 100% dari pokok pajak.
13.Apabila SKPDKB,SKPDKBT,SKPDN yang direrbitkan tidak atau kurang bayar setelah lewat
waktu paling lama 30 hari sejak SKPDKB,SKPDKBT,SKPDN diterima, Dapat memberikan
sanksi administrasi berupa bunga 2% tiap bulan dengan menerbitkan STPD (surat tagihan pajak
daerah).
Formulir dan daftar / buku
1. Formulir kartu data
2. Daftar surat ketetapan
Kegitan penyetoran melalui bendaharawan khusus penerima (BKP) terdiri dari
1. BKP menerima setoran disertai surat ketetapan pajak daerah dengan media SSPD (Surat
Setoran Pajak daerah)
2. Setelah SSPD tersebut di cap, Aslinya disertai SKPD dikembalikan ke wajib pajak yang
bersangkutan
3. Berdasarkan SSPD yang telah di cap, Dicatat dan dijumlahkan dalam buku pembantu
penerimaan sejenis melalui BKP dan selanjutnya dibukukan dalam buku kas umum.
4. BKP menyetor uang ke kas daerah secara harian yang disertai bukti setoran Bank.
5. BKP secara periodikal (bulanan) menyiapkan laporan realisasi penerimaan dan penyetoran
uang yang di tandatangani oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah.
6. mendistribusikan
Kegiatan Penyetoran Melalui Kas Daerah terdiri dari :
1. Kas daerah menerima uang dari wajib pajak disertai dengan media surat ketetapan dan media
penyetoran SSPD dan bukti setoran Bank
2. Selanjutnya setelah SSPD ditandatangani dan di cap oleh pejabat kas daerah, Maka lembar
pertama dari SSPD dan bukti setoran Bank diserahkan kembali ke wajib pajak
3. 2 (Dua) lembar tembusan SSPD diberikan oleh kas daerah ke BKP Dipenda yang dilampiri
bukti setoran Bank
4. BKP setelah menerima media penyetoran yang di cap oleh kas daerah dicatat dan dijumlahkan
dalam buku pembantu penerimaan sejenis melalui kas daerah dan selanjutnya dibukukan dalam
buku kas umum
5. BKP secara periodikal (bulanan) membuat laporan realisasi penerimaan dan penyetoran uang
yang ditandatangani oleh Kadipenda
6. Mendistribusikan
Angsuran Dan Penundaan Pembayaran

Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari


1. Menerima surat per mohonan angsuran dari wajib pajak
2. Mengadakan penelitian untuk di jadikan bahan dalam persetujuan perjanjian angsuran oleh
kadipenda
3. Membuat surat perjanjian angsuran / penolakan angsuran ditandatangani oleh kadipenda dan
apabila permohonan di setujui selanjutnya dibuatkan daftar perjanjian angsuran.
4. Menyerahkan surat perjanjian angsuran / penolakan angsuran kepada wajib pajak dan daftar
surat perjanjian angsuran kepada unit lain-lain yang terkait.
Formulir Dan Buku / Daftar
1. Formulir SSPD
2. Buku / Daftar
3. Buku registrasi permohonan angsuran
4. Daftar surat perjanjian angsuran
Kegiatan Penundaan pembayaran yang dilaksanakan :
1. Dipenda melalui unit kerja penetapan menerima surat permohonan penundaan pembayaran
oleh Kadipenda.
2. Mengadakan penelitian untuk dijadikan bahan dalam pemberian persetujuan penundaan
pembayaran oleh Kadipenda.
3. Membuat surat persetujaun penundaan pembayaran / penolakan penundaan pembayaran
yang ditandatangani oleh Kadipenda apabila permohonan di setujui dibuatkan sistem persetujuan
penundaan
4. Menyerahkan surat persetujuan penundaan pembayaran kepada wajib pajak dan daftar
persetujuan penundaan kepada unit-unit yang te rkait.
Formulir Dan Buku / Daftar
1. Formulir surat permohonan penundaan pembayaran
2. Buku / Daftar
3. Buku registrasi
4. Daftar persetujuan penundaan pembayaran

Pelaporan kegiatan yang dilaksanakan :


1. Membuat daftar penetapan, Penerimaan dan tunggakan
2. Membuat daftar tunggakan per wajib pajak
3. Membuat laporan realisasi penerimaan pajak daerah
4. Mengajukan laporan realisasi penerimaan pendapatan daerah pada Kadipenda
5. Mengajukan laporan realisasi penerimaan pendapatan asli daerah kapada kepala Unit kerja
pengelolaan pendapatan daerah lainnya dan perencanaan, Pengendalian operasional
6. Membuat daftar realisasi setoran masa pada akhir periode
7. Mengajukan daftar realisasi setoran masa (Self Assessment)
8. Menyerahkan daftar realisasi setoran masa (Self Assessment)

Penagihan
1. Penagihan dengan surat teguran
2. Penagihan dengan surat paksa
3. Penagihan dengan surat perintah melaksanakan penyitaan
4. Pengumuman lelang dan pelaksanaan lelang
5. Pencabutan penyitaan dan pengumuman lelang
6. kegiatan penagihan dengan surat perintah penagihan seketika dansekaligus (SPPS dan S)
Kegiatan Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan
sanksi administrasi
1. Menerima surat permohonan pembetulan pembatalan, Pengurangan ketetapan dan
penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dari wajib pajak
2. Meneliti kelengkapan permohonan pembetulan, Pembatalan, Pengurangan ketetapan dan
penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi wajib pajak setelah dilakukan penelitian dan
bila perlu dilakukan pemeriksaan, Dibuat laporan hasil penelitian.
Formulir Dan Buku Yang Diperlukan
1. Menerima surat permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, Melakukan
pemeriksaan dan membuat laporan pemeriksaan ditandatangani oleh petugas dari wajib pajak.
2. Mencatat ke kartu data selanjutnya diserahkan kapada unit kerja penghitungan untuk
dilakukan penghitungan penetapan kelebihan pembayaran pajak.
3. Memperhitungkan dengan hutang / tunggakan pajak yang lain
4. Setelah perhitungan dengan hutang pajak yang lain ternyata kelebihan pembayaran pajak
kurang / sama dengan hutang pajak lainnya tersebut maka wajib pajak menerima bukti
pemindahbukuan sebagai bukti pembayaran / kompensasi dengan pajak terutang dimaksud,
Karenanya SKPDLB tidak diterbitkan.
5. Apabila hutang pajak di perhitungkan di kompensasi dengan kelebihan pembayaran pajak
ternyata lebih, Maka wajib pajak akan menerima bukti pemindahbukuan dan sebagai bukti
pembayaran / kompensasi dari SKPDLB harus di terbitkan
6. Setelah menerima SKPDLB dari unit kerja penetapan dan di proses untuk penerbitan.

2.6 Pengertian Arsip Surat


Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, arsip adalah simpanan surat-surat penting.
Berdasarkan pengertian ini, tidak semua surat dikatakan arsip. Surat dinyatakan sebagai arsip
jika memenuhi persyaratan berikut:
1. Surat tersebut harus masih mempunyai kepentingan bagi organisasi/lembaga baik untuk
masa kini dan masa yang akan datang;
2. Surat yang menyimpan kepentingan tersebut disimpan menurut system tertentu sehingga
memudahkan temu balik bila diperlukan kembali.
Menurut Kamus Administrasi Perkantoran , arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan secara
teratur berencana karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat
ditemukan kembali. Berdasarkan pengertian ini, warkat dapat disebut arsip apabila memenuhi 3
syarat, yaitu:
1. Warkat memiliki kegunaan
2. Warkat disimpan secara teratur dan berencana, dan
3. Warkat dapat mudah dan cepat ditemukan jika diperlukan kembali.

Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk dapat disebut sebagai arsip, maka
surat atau warkat harus memenuhi persyaratan : memiliki nilai guna bagi organisasi/lembaga
sehingga surat/warkat tersebut dikelola dengan teratur dan berencana menurut suatu system
tertentu agar memudahkan penemuan kembali surat/warkat yang disimpan itu jika sewaktu-
waktu dibutuhkan kembali nilai informasi yang ada di dalamnya oleh organisasi/lembaga.

2.7 Peralatan Penyimpanan Arsip


1. Map Arsip/ folder adalah lipatan kertas/ plastik tebal untuk menyimpan arsip.
2. Macam-macam Map Arsip/ folder meliputi :
a. Snellhechter (Map berpenjepit)
b. Stofmap folio (Map berdaun)
c. Brief Ordner (Map besar berpenjepit)
d. Portapel (Map bertali)
e. Hanging Folder (Map gantung)
f. Sekat Petunjuk / Guide adalah alat yang terbuat dari karton/ plastik tebal yang berfungsi
sebagai penunjuk, pembatas atau penyangga deretan folder.
g. Almari Arsip/ Filing Cabineta dalah alat yang digunakan untuk menyimpan arsip dalam
bentuk lemari yang terbuat darin kayu, alumunium atau besi baja tahan karat/ api.
h. Rak Arsip adalah lemari tanpa daun pintu atau dinding pembatas untuk menyimpan arsip
yang terlebih dahulu dimasukkan dalam ordner atau kotak arsip.
i. Kotak/ Almari Kartu/ Card Cabinet adalah alat yang digunakan untuk menyimpan kartu
kendali, kartu indeks dan kartu-kartu lain yang penyimpanannya tidak boleh sembarangan agar
mudah untuk ditemukaan kembali.
j. Kotak Arsip/ File Box adalah alat yang digunakan untuk menyimpan arsip yang terlebih
dahulu dimasukkan ke dalam folder/ map arsip.

2.8 Tata Cara Penyimpanan Arsip


1. Horizontal Filling (Flat Filing)
Penyimpanan arsip dengan cara arsip dimasukkan dalam stopmaf atau snelhechter kemudian
ditumpuk ke atas dalam alamari arsip (disusun secara mendatar/ horizontal dari bawah ke atas).
2. Vertikal Filing
Penyimpanan arsip dengan cara arsip dimasukkan dalam folder/ map arsip kemudian diletakkan
berdiri/ tegak memanjang (sisi panjang arsip sejajar dengan lipatan folder/ map) dan disusun
berurutan dari depan ke belakang.
3. Lateral Filing
Penyimpanan arsip dengan cara arsip dimasukkan dalam snelhechter atau brief ordner kemudian
diletakkan berdiri dengan punggung depan.

2.9 Prosedur Penyimpanan Arsip


1. Meneliti dulu tanda pada lembar disposisi apakah surat tersebut sudah boleh untuk disimpan
(meneliti tanda pelepas surat/ release mark).Tanda pelepas surat biasanya berupa disposisi dep
(deponeren) yang menunjukkan perintah untuk menyimpan surat.
2. Mengindeks atau memberi kode surat tersebut.Indeks/ kode surat dibuat sesuai system
penyimpanan arsip yang dipergunakan dan dibuat untuk memudahkan penyimpanan dan
penemuan kembali surat.
3. Menyortir atau memisah-misahkan surat sesuai dengan bagian, masalah atau tujuan surat.
Kegiatan menyortir/ memisah-misahkan surat sebelum disimpan biasanya dilakukan dengan
menggunakan rak/ kotak sortir.
4. Menyimpan surat ke dalam map/ folder dapat menggunakan stofmap folio, snelhechter, brief
ordner, portapel tau folder gantung yang dimasukkan ke dalam almari arsip/ filing cabinet atau
alat penyimpana arsip yang lain.Menata arsip dengan baik sesuai dengan system yang
dipergunakan.

Penyimpanan arsip dapat menggunakan system sebagai berikut:


1. Sistem Abjad (Alphabetic Filing System)
2. Sistem Tanggal (Chronological Filing System)
3. Sistem Nomor (Numeric Filing System)
4. Sistem Wilayah (Geografhic Filing System )
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Tasikmalaya
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Tasikmalaya
yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 15 Tahun 2008
dimana berdasarkan PERDA tersebut DPPKAD mempunyai tugas pokok melaksanakan
kewenangan Pemerintah Daerah mengenai urusan administrasi keuangan dan aset daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok diatas, DPPKAD mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis mengenai urusan administrasi keuangan daerah;
2. Penyelenggaraan kegiatan penetapan anggaran daerah;
3. Penyelenggaraan penetapan kebijakan pendapatan dan investasi daerah meliputi pajak dan
retribusi daerah, investasi dan aset daerah serta pinjaman daerah;
4. Pembinaan pelaksanaan tugas mengenai urusan administrasi keuangan daerah;
5. Penyelenggaraan urusan tata usaha dinas;
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

3.2 Visi dan Misi Dinas DPPKAD Kabupaten Tasikmalaya


Visi DPPKAD 2011-2015
“ Dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan aset daerah yang akuntabel untuk mewujudkan
pelayanan yang berkualitas pada tahun 2015”.
Misi DPPKAD
1. Merealisasikan target pendapatan daerah secara rasional dan optimal serta melakukan
intensifikasi dan ekstentifikasi pendapatan daerah sesuai potensi yang dimiliki secara berkala dan
berkesinambungan.
2. Mengoptimalkan penganggaran dalam mendukung terwujudnya kabupaten tasikmalaya yang
mandiri, unggul di bidang agribisnis dan berbasis pedesaan
3. Meningkatkan akuntabilitas dan trasparansi pengelolaan keuangan daerah
4. Meningkatkan tertib pengelolaan aset daerah sebagai sarana pelayanan publik
5. Meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi

3.3 Perkembangan Perusahaan

Berawal dari pembentukan organisasi perangkat daerah (OPD) yang baru untuk tahun 2009,
yang dipayungi beberapa perda diantaranya Perda No.15 Tahun 2008 tentang struktur organisasi
perangkat daerah pasal 14, dalam rangka melaksanakan urusan pemerintah. Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya yang sedang membangun ibu kota membentuk beberapa OPD
diantaranya OPD yang sangat penting keberadaanya bagi pemerintah yakni Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Tasikmalaya.
DPPKAD merupakan gabungan dari beberapa satuan perangkat daerah (SKPD) dan bagian, yaitu
Dinas Pendapatan (DIPENDA), Bagian Keuangan dan bagian umum bidang asset pada
sekretariat daerah. DPPKAD juga merupakan hasil dari studi banding pejabat terkait kebeberapa
daerah dalam rangka pembentukan OPD baru tahun 2009.
DPPKAD merupakan OPD yang paling vital bagi pemerintah Kabupaten Tasikmalaya karen
disamping mengelola keuangan dan asset daerah juga merupakan penggali pendapatan asli bagi
pemerintah daerah. Oleh karen itu maju mundurnya pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sangat
ditentukan pula oleh efektif dan efesiennya DPPKAD dalam mengolah pendapatan dan keuangan
serta tercapainya apa yang ditargetkan bagi pemerintah daerah.

3.4 Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Tasikmalaya

Dalam sistem organisasi pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Tasikmalaya Dinas


Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) merupakan Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Tasikmalaya Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten
Tasikmalaya. DPPKAD sebagai unsur Pengelola Keuangan Daerah dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas. Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah,
terdiri atas :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, membawahkan:
a. Subbagian Program;
b. Subbagian Keuangan;
c. Subbagian Umum dan Kepegawaian.
3. Bidang Anggaran membawahkan :
a. Seksi Penyusunan Anggaran Penerimaan;
b. Seksi Penyusunan Anggaran Pengeluaran;
c. Seksi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran
4. Bidang Pendapatan Asli Daerah, Perimbangan Dan Lain – Lain Pendapatan Daerah Yang
Sah membawahkan :
a. Seksi Pajak Daerah;
b. Seksi Retribusi Daerah dan lain – lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah;
c. Seksi Perimbangan dan lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah.
5. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
membawahkan :
a. Seksi Pelayanan dan Pengelolaan Data;
b. Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi;
c. Seksi Penagihan
6. Bidang Kas dan Perbendaharaan membawahkan :
a. Seksi Belanja Tidak Langsung;
b. Seksi Belanja Langsung;
c. Seksi Pengelolaan Kas Daerah.
7. Bidang Penata Usahaan dan Akuntansi membawahkan :
a. Seksi Penatausahaan;
b. Seksi Pelaporan Analisis Data Keuangan dan Sistem Akuntansi.
8. Bidang Aset Daerah membawahkan :
a. Seksi Perencanaan dan Analisa Kebutuhan;
b. Seksi Pemanfaatan dan Pengamanan;
c. Seksi Penatausahaan dan Aset Daerah
9. Kelompok Jabatan Fungsional

Penjelasan Struktur Organisasi DPPKAD :


1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, mengatur, membina, mengendalikan, dan
mengkoordinasikan penyelenggaraan tugas dinas dalam perencanaan pendapatan dan
pengelolaan administrasi keuangan daerah yang meliputi penyusunan sistem anggaran,
pengaturan kas dan perbendaharaan, kegiatan verifikasi, penataausahaan dan akuntasi serta
penyusunan data aset dan pembiayaan.
Rincian Tugas Kepala Dinas :
a. Memimpin, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas urusan
anggaran, organisasi kelembagaan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
b. Menyelenggarakan penyusunan anggaran daerah;
c. Menetapkan kebijakan teknis bidang pendapatan daerah;
d. Menetapkan kebijakan teknis pajak dan retribusi daerah;
e. Menetapkan kebijakan teknis investasi dan aset daerah;
f. Menetapkan kebijakan teknis badan usaha milik daerah dan lembaga keuangan mikro;
g. Menetapkan kebijakan teknis mengenai pinjaman daerah;
h. Menyelenggaraan pengelolaan dana perimbangan yang meliputi dana lokasi umum, dana
alokasi khusus dan dana bagi hasil;
i. Menyelenggarakan penatausahaan, akuntansi, dan pertanggung jawaban pelaksanaan APBD;
j. Menyelenggarakan fungsi bendahara umum daerah;
k. Menyelenggaraan pembinaan dan bimbingan teknis terhadap UPTD;
l. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait;
m. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati sebagai bahan untuk menetapkan
kebijakan atau membuat keputusan;
n. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh Bupati;

4. Sekretariat
Sekretariat Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Mempunyai Tugas
menyelenggarakan pelayanan administrasi, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan
kegiatan kesekretariatan yang meliputi penyusunan program, pengelolaan keuangan, umum dan
kepegawaian.
Rincian Tugas Sekretariat :
a. Menyelenggarakan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan;
b. Menyelenggarakan perumusan dalam penyusunan program kerja Dinas;
c. Menyelenggarakan pelayanan administrasi Dinas;
d. Menyelenggarakan penyusunan anggaran Dinas ;
e. Menyelenggarakan pengelolaan kegiatan umum meliputi rumah tangga dan perlengkapan
Dinas;
f. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
g. Menyelenggarakan koordinasi dengan Bidang dalam penyusunan anggaran, penyusunan
program dan pelaksanaan tugas dinas lain yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas;
h. Menyelenggarakan pelayanan administrasi kepada seluruh pegawai di lingkungan Dinas
untuk menunjang kelancaran tugas-tugas Dinas;
i. Menyelenggarakan penyusunan laporan pelaksanaan tugas.

Sekretariat membawahkan
a. Sub Bagian Program;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

5. Sub Bagian Program


Sub Bagian Program mempunyai tugas menyusun dan menghimpun rencana kegiatan meliputi
Kegiatan bidang anggaran dan pendapatan daerah, kas dan perbendaharaan, verifikasi,
penataausahaan dan akuntasi serta penyusunan data aset dan pembiayaan sebagai bahan program
dinas.
Rincian Tugas Sub Bagian Program :
a. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Program;
b. Melaksanakan pengumpulan data dari masing-masing bidang sebagai bahan penyusunan
program kerja Dinas;
c. Melaksanakan identifikasi, analisis dan penyusunan konsep laporan kegiatan Dinas;
d. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
e. Melaksanakan penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas.

6. Sub Bagian Keuangan


Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan anggaran, penatausahaan
keuangan dan penyusunan bahan laporan pertanggungjawaban keuangan.
Rincian Tugas Sub Bagian Keuangan :
a. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Keuangan;
b. Melaksanakan penyusunan konsep rencana anggaran dinas sebagai bahan usulan baik
anggaran pendapatan maupun belanja;
c. Melaksanakan penyusunan kebutuhan anggaran Dinas ;
d. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan Dinas;
e. Melaksanakan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Dinas;
f. Melaksanakan koordinasi dengan Unit kerja terkait.

7. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian


Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
ketatausahaan, peralatan, perlengkapan, asset dan urusan rumah tangga serta pengelolaan
administrasi kepegawaian di lingkungan Dinas.
Rincian Tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian :
a. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Melaksanakan pengelolaan peralatan, perlengkapan dan asset;
c. Melaksanakan pengelolaan ketatausahaan Dinas ;
d. Melaksanakan pengelolaan rumah tangga dan keprotokolan ;
e. Melaksanakan pengembangan fungsi kelembagaan, ketatalaksanaan dan pengelolaan
administrasi kepegawaian di lingkungan Dinas ;
f. Melaksanakan penyampaian informasi dalam menggunakan tata naskah dinas, penataan
kearsipan dan dokumentasi serta perpustakaan di lingkungan Dinas ;
g. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

8. Bidang Anggaran
Bidang Anggaran Mempunyai tugas menyelenggarakan penyiapan bahan perumusan kebijakan
dalam penyusunan anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran serta perencanaan dan
pengendalian anggaran.
Rincian tugas Bidang Anggaran :
a. Menyelenggarakan penyusunan rencana kerja Bidang Anggaran;
b. Menyelenggarakan, pengumpulan, pengolahan dan analisa rencana penerimaan dan
pengeluaran dari masing-masing SKPD;
c. Menyelenggarakan penyusunan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
d. Menyelenggarakan penyusunan konsep pembentukan Tim Anggaran Pemerintah Daerah;
e. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan Peraturan Daerah mengenai Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dan penyusunan Ranperda tentang APBD perubahan;
f. Menyelenggarakan penyusunan bahan pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
untuk dibahas dalam Tim Anggaran Pemerintah Daerah;
g. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan Peraturan Bupati tentang penjabaran
APBD dan Peraturan Bupati tentang penjabaran perubahan APBD;
h. Menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan dan penganalisaan Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) yang diusulkan SKPD sebagai bahan pertimbangan dan verifikasi Tim
Anggaran Pemerintah Daerah;
i. Menyelenggarakan perencanaan anggaran penanganan urusan pemerintahan kabupaten;
j. Menyelenggarakan penyiapan bahan pengesahan rancangan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA);
k. Menyelenggarakan penyiapan Peraturan Daerah tentang APBD hasil persetujuan DPRD dan
Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD sebagai bahan evaluasi Gubernur;
l. Menyelenggarakan penyusunan konsep penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD);
m. Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
n. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait.
Bidang Anggaran membawahkan :
a. Seksi Penyusunan Anggaran Penerimaan;
b. Seksi Penyusunan Anggaran Pengeluaran;
c. Seksi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran.
a. Seksi Penyusunan Anggaran Penerimaan
Seksi Penyusunan Anggaran Penerimaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
perumusan kebijakan penyusunan anggaran penerimaan.
Rincian tugas Seksi Penyusunan Anggaran Penerimaan :
1) Melaksanakan penyusunan rencana kerja Seksi Penyusunan Anggaran Penerimaan;
2) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan analisa rencana penerimaan dari seluruh
SKPD sebagai bahan penyusunan anggaran penerimaan;
3) Melaksanakan penyusunan bahan penetapan anggaran penerimaan;
4) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dalam penyusunan dan penetapan
perubahan anggaran penerimaan;
5) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
6) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

b. Seksi Penyusunan Anggaran Pengeluaran


Seksi Penyusunan Anggaran Pengeluaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
perumusan kebijakan dalam penyusunan anggaran pengeluaran.
Rincian tugas Seksi Penyusunan Anggaran Pengeluaran :
1) Melaksanakan penyusunan rencana kerja Seksi Penyusunan Anggaran Pengeluaran;
2) Melaksanakan pengumpulan dan penganalisaan data anggaran pengeluaran yang di usulkan
seluruh SKPD sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan anggaran pengeluaran;
3) Melaksanakan perumusan kebijakan dalam penyusunan dan penetapan anggaran
pengeluaran;
4) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dalam penyusunan dan penetapan
perubahan anggaran pengeluaran;
5) Melaksanakan penyiapan bahan penetapan pembentukan dana cadangan, dan pengaturan
pembentukan dana depresiasi;
6) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan konsep penetapan penggunaan anggaran belanja
tidak terduga;
7) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan tugas;
8) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
c. Seksi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran
Seksi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
bahan perencanaan dan pengendalian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Rincian tugas Seksi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran :
1) Melaksanakan penyusunan rencana kerja Seksi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran;
2) Melaksanakan pengolahan dan penganalisaan bahan perencanaan dan pengendalian
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
3) Melaksanakan penyiapan bahan pembentukan Tim Anggaran Pemerintah Daerah;
4) Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rancangan Peraturan Daerah mengenai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD perubahan;

5) Melaksanakan penyiapan bahan pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD untuk
dibahas dalam Tim Anggaran Pemerintah Daerah;
6) Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rancangan Peraturan Bupati tentang penjabaran
APBD dan penjabaran perubahan APBD;
7) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan analisis Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
yang diusulkan SKPD sebagai bahan pertimbangan dan verifikasi Tim Anggaran Pemerintah
Daerah;
8) Melaksanakan penyiapan bahan pengesahan rancangan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA);
9) Melaksanakan penyiapan bahan Peraturan Daerah tentang APBD hasil persetujuan DPRD
dan Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD sebagai bahan evaluasi Gubernur;
10) Melaksanakan penyiapan bahan penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD);
11) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
12) Melaksanakan koordinasi unit kerja terkait.

9. Bidang Pendapatan Daerah


Bidang Pendapatan Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pendataan,
penyuluhan, pendaftaran, penetapan dan penagihan obyek dan subyek pajak serta
mengkoordinasikan pendapatan retribusi daerah, dan fasilitasi dana perimbangan serta lain-lain
pendapatan daerah yang sah.
Rincian tugas Bidang Pendapatan Daerah :
a. Menyelenggarakan penyusunan rencana kerja Bidang Pendapatan Daerah;
b. Menyelenggarakan penyiapan bahan usulan kebijakan teknis penetapan pajak dan retribusi
daerah;
c. Menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan pendataan, penyuluhan pendaftaran, penetapan
pajak daerah;
d. Menyelenggarakan kegiatan penyuluhan pajak dan retribusi daerah;
e. Menyelenggarakan kegiatan penagihan pajak daerah;
f. Menyelenggarakan koordinasi pendapatan retribusi daerah dan lain-lain PAD yang syah;
g. Menyelenggarakan fasilitasi penyusunan bahan dana perimbangan;
h. Menyelenggarakan penghitungan dana perimbangan desa;
i. Menyelenggarakan dan menganggarkan pengalokasian dana perimbangan desa;
j. Menyelenggarakan dan menganggarkan perhitungan biaya pemungutan pajak daerah dan
dana peningkatan pelayanan pelaksanaan pemungutan retribusi daerah dan lain-lain PAD yang
syah;
k. Menyelenggarakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan penetapan lain-lain pendapatan
yang syah;
l. Menyelenggarakan fasilitasi, supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan retribusi desa;
m. Menyelenggarakan evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang retribusi desa dan pungutan
lainnya;
n. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pajak dan retribusi daerah;
o. Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
p. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
Bidang Pendapatan Daerah, membawahkan :
a. Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan;
b. Seksi Penyuluhan dan Penagihan;
c. Seksi Dana Perimbangan dan Lain – Lain Pendapatan.
a. Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan
Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pendataan, pendaftaran, dan penetapan pendapatan daerah.
Rincian tugas Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan :
1) Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan
pajak daerah;
2) Melaksanakan kegiatan pendataan objek dan subjek Wajib Pajak Daerah;
3) Melaksanakan kegiatan penyuluhan terhadap wajib pajak daerah;
4) Melaksanakan pencatatan mengenai penetapan dan penerimaan atas pemungutan
pembayaran dan penyetoran Pajak Daerah;
5) Melaksanakan penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis penetapan pendapatan daerah;
6) Melaksanakan penyiapan bahan penetapan kebijakan pengelolaan pajak dan retribusi
daerah;

7) Melaksanakan kegiatan pengelolaan pajak dan retribusi daerah;


8) Melaksanakan penyusunan konsep dan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD),
Surat Perjanjian Anggaran dan Surat Ketetapan lainnya sesuai dengan tata cara yang dituangkan
dalam Peraturan Bupati;
9) Melaksanakan penetapan dan penyimpanan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD);
10) Melaksanakan penerimaan dan pencatatan surat permohonan angsuran pajak daerah;
11) Melaksanakan penghitungan jumlah angsuran pemungutan/ pembayaran/penyetoran atas
permohonan wajib pajak yang disetujui;
12) Melaksanakan penyusunan konsep Surat Perjanjian Angsuran dan Surat Permohonan
Angsuran pemungutan / pembayaran / penyetoran pajak daerah;
13) Melaksanakan pelayanan, penerimaan surat keberatan dan surat permohonan banding atas
materi penetapan pajak daerah;
14) Melaksanakan penyiapan bahan untuk melayani permohonan keberatan atau menolak
keberatan atas materi penetapan pajak daerah;
15) Melaksanakan penyusunan pemeliharaan daftar induk wajib pajak;
16) Melaksanakan pengaturan penyimpanan arsip surat perpajakan daerah;
17) Melaksanakan pendataan dan penetapan retribusi daerah dan lain-lain PAD yang syah;
18) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan tugas;
19) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

b. Seksi Penyuluhan dan Penagihan


Seksi Penyuluhan dan Penagihan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan pembinaan
dan penyuluhan pajak dan retribusi daerah serta penagihan pajak daerah.
Rincian tugas Seksi Penyuluhan dan Penagihan :
1) Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan Seksi Penyuluhan dan Penagihan;
2) Melaksanakan kegiatan penyuluhan tentang pajak dan retribusi daerah;
3) Melaksanakan kegiatan penelitian, pengecekan, penghitungan dan penagihan pajak daerah,
retribusi dan lain-lain PAD yang syah;
4) Melaksanakan penyiapan bahan pendistribusian surat – surat yang berhubungan dengan
penagihan pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain PAD yang syah;
5) Melaksanakan kegiatan penagihan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
yang berlaku di bidang perpajakan daerah, retribusi daerah dan lain-lain PAD yang syah;
6) Melaksanakan pencatatan dan pendokumentasian surat yang berhubungan dengan penagihan
pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain PAD yang syah;
7) Melaksanakan kegiatan penetapan pembukuan secara sistematis mengenai penerimaan pajak
daerah dan laporan secara periodik mengenai penerimaan dan tunggakan pajak daerah, retribusi
daerah dan lain-lain PAD yang syah;
8) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan tugas;
9) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

c. Seksi Dana Perimbangan dan Lain- lain Pendapatan


Seksi Dana Perimbangan dan Lain- lain Pendapatan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pengelolaan, perhitungan, pencatatan penerimaan, pembukuan dana perimbangan dan lain – lain
pendapatan.

Rincian tugas Seksi Dana Perimbangan dan Lain – lain Pendapatan :


1) Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan Seksi Dana Perimbangan dan Lain–lain
Pendapatan;
2) Melaksanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan data yang berhubungan dengan dana
perimbangan dan lain – lain pendapatan yang syah;
3) Melaksanakan kegiatan pengumpulan pengolahan data yang berhubungan dengan dana
perimbangan;
4) Melaksanakan kegiatan pendataan, perhitungan penerimaan dan pembukuan bidang dana
perimbangan;
5) Melaksanakan penyusunan data penerimaan dan penyimpanan surat-surat yang berkaitan
dengan dana perimbangan;
6) Melaksanakan perhitungan rencana penerimaan dan pembukuan penerbitan, pendistribusian
dan penyimpanan arsip surat yang berhubungan dengan bidang dana perimbangan;
7) Melaksanakan penyusunan pembukuan dan pelaporan hasil pelaksanaan tugas yang
berkaitan dengan dana perimbangan;
8) Melaksanakan kegiatan pendataan, penggalian potensi obyek dan subyek Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) Optimalisasi
penerimaan pajak penghasilan serta pencatatan mengenai penerimaan dan pengeluaran barang
benda berharga yang berkaitan dengan sarana pungutan pendapatan dana perimbangan kedalam
kartu barang cetakan sesuai ketentuan yang berlaku;
9) Melaksanakan penyediaan laporan realisasi penerimaan tunggakan pemungutan pembayaran
dana perimbangan;
10) Melaksanakan kegiatan pengelolaan data dasar perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU);
11) Melaksanakan pengelolaan Dana Alokasi Umum (DAU);
12) Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan laporan pengelolaan Dana Alokasi Umum
(DAU);
13) Melaksanakan penyusunan bahan usulan program dan kegiatan untuk di danai dari Dana
Alokasi Khusus (DAK);
14) Melaksanakan pengelolaan, pengendalian dan pelaporan Dana Alokasi Khusus (DAK);
15) Melaksanakan penyusunan data penerimaan, dan penyiapan surat – surat yang berkaitan
dengan lain–lain pendapatan yang syah meliputi hibah, dana bagi hasil dari provinsi, dana
penyesuaian dan otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah
lainnya;
16) Melaksanakan penyiapan data realisasi penerima Dana Bagi Hasil (DBH)
17) Melaksanakan pengelolaan, pengendalian dan pelaporan Dana Bagi Hasil (DBH);
18) Melaksanakan penyediaan laporan realisasi penerimaan tunggakan pemungutan
pembayaran penyetoran pendapatan dana perimbangan;
19) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan tugas;
20) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

10. Bidang Kas dan Perbendaharaan


Bidang Kas dan Perbendaharaan mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan perumusan
kebijakan teknis pengaturan Belanja Tidak Langsung, Belanja Langsung dan Pengelolaan Kas
Daerah.

Rincian tugas Bidang Kas dan Perbendaharaan :


a. Menyelenggarakan penyusunan rencana kerja Bidang Kas dan Perbendaharaan;
b. Menyelenggarakan analisis data yang berhubungan dengan tugas Bidang Kas dan
Perbendaharaan;
c. Menyelenggarakan penyusunan petunjuk teknis pengelolaan Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung;
d. Menyelenggarakan penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan Pengelolaan Kas Daerah;
e. Menyelenggarakan pencatatan seluruh hasil pendapatan dan belanja daerah;
f. Menyelenggarakan pengaturan dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
g. Menyelenggarakan kegiatan penyimpanan dan penempatan uang daerah;
h. Menyelenggarakan kegiatan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) berdasarkan
permintaan dari pejabat pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah;
i. Menyelenggarakan kegiatan penyiapan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas
nama Pemerintah Daerah;
j. Menyelenggarakan pemberian pinjaman atas nama Pemerintah Daerah;
k. Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan uang dan piutang daerah;
l. Menyelenggarakan kegiatan penagihan piutang daerah;
m. Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
Bidang Kas dan Perbendaharaan membawahkan :
1. Seksi Belanja Tidak Langsung;
2. Seksi Belanja Langsung;
3. Seksi Pengelolaan Kas Daerah.

a. Seksi Belanja Tidak Langsung


Seksi Belanja Tidak Langsung mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan anggaran
belanja tidak langsung yang meliputi belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga.
Rincian tugas Seksi Belanja Tidak Langsung :
1) Melaksanakan penyusunan bahan rencana kegiatan Seksi Belanja Tidak Langsung;
2) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan analisa data belanja tidak langsung;
3) Melaksanakan penyusunan konsep belanja pegawai yang meliputi gajih dan tunjangan serta
penghasilan lainnya yang diberikan kepada PNS;
4) Melaksanakan penyusunan konsep sebagai bahan penganggaran belanja bunga yang
dihitung atas kewajiban pokok utang berdasarkan perjanjian jangka pendek, jangka menengah
dan jangka panjang;
5) Melaksanakan penyusunan konsep belanja subsidi sebagai bahan penganggaran bantuan
biaya produksi bagi perusahaan/lembaga tertentu yang meghasilkan produk atau jasa pelayanan
umum masyarakat;
6) Melaksanakan penyusunan konsep belanja hibah sebagai bahan penganggaran pemberian
hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada perusahaan daerah, masyarakat, dan
organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya;
7) Melaksanakan penyusunan konsep belanja bantuan sosial sebagai bahan penganggaran
pemberian bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan dalam bentuk uang dan/atau barang
kepada kelompok/anggota masyarakat dan partai politik;
8) Melaksanakan penyusunan konsep belanja bagi hasil sebagai bahan penganggaran dana bagi
hasil yang bersumber dari pendapatan Provinsi kepada Kabupaten atau pendapatan Kabupaten
kepada Pemerintah Desa atau pendapatan Pemerintah Daerah tertentu kepada Pemerintah Daerah
lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
9) Melaksanakan penyusunan konsep belanja bantuan keuangan sebagai bahan penganggaran
bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari Provinsi kepada Kabupaten, kepada
Pemerintah Desa, dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan;
10) Melaksanakan penyusunan konsep belanja tidak terduga sebagai bahan untuk kegiatan
yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam
dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup;
11) Melaksanakan penelitian usulan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah
Membayar (SPM) belanja tidak langsung dari pejabat pengguna anggaran;
12) Melaksanakan penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) belanja
tidak langsung berdasarkan permintaan dari pejabat pengguna anggaran atas beban rekening kas
umum daerah;
13) Melaksanakan penyusunan bahan untuk penyelesaian belanja pegawai SKPD;
14) Melaksanakan penerbitan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) belanja
pegawai;
15) Melaksanakan penyiapan bahan daftar gaji, daftar susulan/ rapel gaji, pemeriksaan daftar
gaji/ SPP/SPM
16) Melaksanakan penyusunan bahan kegiatan pengusahaan dan pengaturan dana yang
diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
17) Melaksanakan penyusunan bahan kegiatan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat
pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah;
18) Melaksanakan penyusunan bahan penyiapan pemberian jaminan atas nama Pemerintah
Daerah;
19) Melaksanakan penyusunan bahan kegiatan pemberian pinjaman atas nama Pemerintah
Daerah;
20) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
21) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
b. Seksi Belanja Langsung
Seksi Belanja Langsung mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan anggaran untuk
kepentingan publik yang meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal.
Rincian tugas Seksi Belanja Langsung:
1) Melaksanakan penyusunan bahan rencana kegiatan Seksi Belanja Langsung;
2) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan analisis data belanja langsung;
3) Melaksanakan penyusunan konsep pedoman teknis standar belanja pegawai untuk
pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan Pemerintahan Daerah
yang dianggarkan pada belanja SKPD masing-masing;
4) Melaksanakan penyusunan konsep pedoman teknis standar belanja barang dan jasa yang
digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari
12 (dua belas) bulan dalam melaksanakan program dan kegiatan Pemerintahan Daerah yang
dianggarkan pada belanja SKPD masing-masing;

5) Melaksanakan penyusunan konsep pedoman teknis belanja modal untuk pengeluaran yang
dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari
12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan Pemerintahan Daerah yang dianggarkan
pada belanja SKPD masing-masing;
6) Melaksanakan penyusunan bahan kegiatan pengusahaan dan pengaturan dana yang
diperlukan dalam pelaksanaan APBD untuk kepentingan publik;
7) Melaksanakan penelitian usulan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah
Membayar (SPM) belanja langsung dari pejabat pengguna anggaran;
8) Melaksanakan penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) belanja
langsung berdasarkan permintaan dari pejabat pengguna anggaran atas beban rekening kas
umum daerah;
9) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
10) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

c. Seksi Pengelolaan Kas Daerah


Seksi Pengelolaan Kas Daerah mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencatatan seluruh
penerimaan dan pengeluaran kas daerah.
Rincian tugas Seksi Pengelolaan Kas Daerah:
1) Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pengelolaan Kas Daerah;
2) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan analisis data yang berhubungan dengan
kegiatan pengelolaan kas daerah;
3) Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan
pengeluaran kas daerah;
4) Melaksanakan kegiatan pencatatan pemasukan pajak dan retribusi daerah;
5) Melaksanakan pencatatan bukti penerimaan dan pengeluaran APBD oleh Bank dan/atau
Lembaga Keuangan lainnya yang telah ditunjuk;
6) Melaksanakan kegiatan penyimpanan uang daerah serta mempertanggungjawabkan
pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas;
7) Melaksanakan penelitian dan pengkajian terhadap permintaan pembayaran dari pejabat
pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah;
8) Melaksanakan pengecekan terhadap saldo rekening penerimaan yang setiap akhir hari kerja
wajib disetorkan seluruhnya ke rekening kas umum daerah;
9) Melaksanakan pengecekan rekening pengeluaran yang telah diisi dengan dana yang
bersumber dari rekening kas umum daerah sesuai dengan rencana pengeluaran yang telah
ditetapkan dalam APBD;
10) Melaksanakan pengelolaan kas non anggaran yang ditetapkan dalam peraturan Bupati;
11) Melaksanakan evaluasi dan laporan hasil pelaksanaan tugas;
12) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

11. Bidang Penatausahaan dan Akuntansi


Bidang Penatausahaan dan Akuntansi mempunyai tugas menyelenggarakan Penyusunan bahan
pedoman teknis dalam penatausahaan keuangan daerah dan sistem akuntansi keuangan daerah.
Rincian tugas Bidang Penatausahaan dan Akuntansi:
a. Menyelenggarakan penyusunan rencana kerja Bidang Penatausahaan dan Akuntansi sebagai
bahan program kerja dinas;

b. Menyelenggarakan pengkajian dan penganalisaan terhadap azas umum penatausahaan


keuangan daerah;
c. Menyelenggarakan penyusunan bahan teknis penatausahaan keuangan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
d. Menyeenggarakan penyusunan bahan kebijakan teknis penetapan pejabat yag diberi
wewenang menandatangani Surat Penyedia Dana (SPD), menandatangani Surat Perintah
Membayar (SPM), mengesahkan surat pertanggungjawaban (SPJ), dan pejabat yag diberi
wewenang menandatangani Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
e. Menyelenggarakan penyusunan bahan kebijakan teknis penetapan bendahara penerimaan
dan bendahara pengeuaran;
f. Menyelenggarakan penyusunan bahan kebijakan teknis penetapan bendahara pengeuaran
yang mengelola belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja
bagi hasil, belanja bantuan keuangan, belanja tidak terduga dna pengeluaran pembiayaan pada
SKPD;
g. Menyelenggarakan penyusunan bahan kebijakan teknis penetapan bendahara penerimaan
pembantu dan bedahara pengeluaran pembantu SKPD serta pejabat lainnya dalam rangka
pelaksanaan APBD;
h. Menyelenggarakan penyusunan bahan proses penatusahaan penerimaan dan pembukuan
yang wajib dilaksasakan oleh bendahara penerimaan;
i. Menyelenggarakan penyusunan bahan penatausahaan pengeluaran dalam proses pelayanan
penyediaan dana, permintaan pembayaran, dan penerbitan surat Perintah Membayar(SPM)
penerbitan surat Perintah pencairan dana, serta pertanggungjawaban penggunaan dana;
j. Menyelenggarakan penyusunan bahan proses penatausahaan pendanaan tugas Pembantuan;
k. Menyelenggarakan penyusunan bahan penetapan kebijakan teknis sistem akuntansi
pemerintahan daerah berdasarkan pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah;
l. Menyelenggarakan penyusunan bahan penetapan kebijakan akuntansi pemerintah daerah
drngan berpedoman pada standar akuntansi pemerintahan;
m. Menyelenggarakan pengumpulan data laporan keuangan SKPD dan laporan keuangan
BLUD sebagai bahan laporan keuangan pemerintah daerah;
n. Menyelenggarakan penyusunan konsep laporan keuangan pemerintah daerah;
o. Menyelenggarakan penyusunan konsep pedoman teknis akuntansi keuangan daerah pada
SKPD dan SKPKD mengenai prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, prosedur
akuntansi aset, prosedur akuntansi selain kas dan laporan keuangan pada SKPD dan SKPKD;
p. Menyelenggarakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan hasil pelaksanaan tugas bidang
penatausahaan dan akuntansi;
q. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
Bidang Penatausahaan dan Akuntansi, membawahkan :
a. Seksi Tata Usaha dan Pembukuan;
b. Seksi Pelaporan Analisa Data Keuangan dan Sistem Akuntansi.

a. Seksi Tata Usaha dan Pembukuan


Seksi Tata Usaha dan Pembukuan mempunyai tugas melaksanakan proses penatausahaan
penerimaan dan pembukuan serta penatausahaam pengeluaran dan penatausahaan pendanaan
tugas pembantuan.

Rincian tugas Seksi Tata Usaha dan Pembukuan :


1) Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan Seksi Tata Usaha dan Pembukuan;
2) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penganalisaan data yang berhubungan dengan
penerimaan dan pengeluaran keuangan daerah;
3) Melaksanakan penyiapan konsep penetapan pejabat yang diberi wewenang menandatangani
SPD, SPM, mengesahkan SPJ dan mendatangani SP2D;
4) Melaksanakan penyiapan konsep penetapan bendahara penerimaan dan bendahara
pengeluaran, bendahara penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran SKPD dan konsep
penetapan pejabat lainnya dalam rangka pelaksanaan APBD;
5) Melaksanakan penyiapan konsep proses pentausahaan penerimaan dan pembukuan yang
wajib dilaksanakan oleh bendahara penerimaaan dengan menggunakan buku kas umum, buku
pembantu perincian objek penerimaan dan buku rekapitulasi penerimaan harian;

6) Melaksanakan penyiapan konsep proses pentausahaan pengeluaran dan pembukuan serta


mempersiapkan konsep penerbitan SPD, pengajuan SPP, peenertiban SP2D, dan
menatausahakan pertanggungjawaban penggunaan data;
7) Melaksanakan penyiapan konsep proses penatausahaan pendanaan tugas pembantuan yang
dilaksanakann di Kabupaten dan di Pemerintah Desa;
8) Melaksanakan penyiapan konsep penetapan pejabat kuasa pengguna Anggaran pada SKPD
yang menandatangani SPP, PPTK dan bendahara pengeluaran yag melaksanakan tugas
pembantuan
9) Melaksanakan penyiapan konsep pelimpahan kewenangan Bupati kepada Kepala Desa
untuk menetapkan pejabat kuasa pengguna anggaran pada lingkungan Pemerintah desa yang
menandatangani SPM, menguji SPP , PPTK dan bendahara pengeluaran yangmelaksanakan
tugas pembantuan di Pemerintah Desa;
10) Melaksanakan penyiapan konsep pedoman penatausahaan pelaksanaan pendanaan tugas
pembantuan Kabupaten di desa yang ditetapkan dalam peraturan Bupati
11) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan tugas seksi Tata Usaha dan
Pembukuan;
12) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

b. Seksi Pelaporan, Analisa Data Keuangan dan Sistem Akuntansi


Seksi Pelaporan, Analisa Data Keuangan dan Sistem Akuntansi mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Rincian tugas Seksi Pelaporan, Analisa Data Keuangan dan Sistem Akuntansi :
1) Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pelaporan, Analisa Data Keuangan dan
Sistem Akuntansi;
2) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan tugas;
3) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

12.Bidang Aset dan Pembiayaan


Bidang Aset dan Pembiayaan mempunyai tugas menyelenggarakan proses pencatatan dan
pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan, pemindahtanganan,
perubahan klasifikasi dan penyusutan terhadap aset tetap yang digunakan SKPD serta
menyelenggarakan proses pengelolaan pembiayaan Pemerintah Daerah.
Rincian Tugas Bidang Aset dan Pembiayaan :
a. Menyelenggarakan Penyusunan Rencana Kerja Bidang Aset dan pembiayaan sebagai bahan
program kerja
b. Menyelenggarakan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penganalisaan, data aset, data
penerimaan, pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan;
c. Menyelenggarakan prosedure akuntansi aset pada SKPD sebagai alat pengendali dalam
pengelolaan aset yang dikuasai/digunakan SKPD dan atau Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPD)
d. Menyelenggarakan proses pencatatan bukti transaksi yang berupa bukti memorial berita
acara penerimaan barang, surat keputusan penghapusan barang, surat keputusan mutasi barang
keputusa penghapusan barang, surat keputusan mutasi barang (antar SKPD), berita acara
pemusnahan barang, berita acara serah terima barang, berita acara penilaian dan berita
penyelesaian pekerjaan;
e. Menyelenggarakan proses pencatatan transaksi dan atau kejadian yang dituangkan dalam
Buku Jurnal Umum, Buku Besar, dan Buku Besar Pembantu;
f. Menyelenggarakan penyusunan bukti memorial yang memuat informasi mengenai
jenis/nama aset tetap, kode rekening, klasifikasi aset tetap, tanggal transaksi dan/atau kejadian,
yang selanjutnya dicatat dalam Buku Jurnal Umum secara periodik diposting ke dalam Buku
Besar rekening berkenaan dan ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD;
g. Menyelenggarakan proses pembiayaan daerah yang memuat tentang penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran keuangan SKPD;
h. Menyelenggarakan proses pencatatan penerimaan pembiayaan mengenai sisa lebih
perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya ( SILPA );
i. Menyelengarakan proses pembentukan dana cadangan guna mendanai kegiatan yang
penyediaan dananya tidak daoat sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran;
j. Menyelenggarakan pencatatan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan untuk
menyelenggarakan hasil penjualan Perusahaan Milik Daerah/BUMD dan Penjualan aset milik
Pemerintah Daerah yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, atau hasil divestasi penyertaan
modal Pemerintah Daerah;
k. Menyelenggarakan proses pencatatan penerimaan pinjaman daerah yang akan digunakan
untuk menganggarkan penerimaan pinjaman daerah termasuk penerimaan atas penerbitan
obligasi daerah yang akan direalisasikan pada tahun anggaran yang berkenan;
l. Menyelenggarakan pencatatan proses pemberian pinjaman daerah dan penerimaan kembali
pemberian pinjaman daerah untuk menganggarkan pinjman yang diberikan kepada Pemerintah
Daerah;
m. Menyelenggarakan proses pencatatan penerimaan piutang yang digunakan untuk
menganggarkan penerimaan yang bersumber dari pelunasan piutang pihak ketiga, seperti berupa
penerimaan piutang daerah dari pendapatan daerah, Pemerintah, Pemerintah Daerah lainnya,
lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank dan penerimaan piutang lainnya;

n. Menyelenggarakan proses pencatatan penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah yang


digunakan untuk memganggarkan kekayaan Pemerintah Daerah yang diinvestasikan baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang;
o. Menyelenggarakan proses pencatatan pembayaran pokok utang yang digunakan untuk
menganggarkan pembayaran kewajiban atas pokok utang yang dihitung berdasarkan perjanjian
pinjaman jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang;
p. Menyelenggarakan monitiring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
q. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
Bidang Aset dan Pembiayaan, membawahkan :
a. Seksi Pengelolaan Aset;
b. Seksi Pengelolaan Pembiayaan

a. Seksi Pengelolaan Aset


Seksi Pengelolaan Aset mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusa, pemindahtanganan, perubahan
klasifikasi dan penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPKD.
Rincian tugas Seksi Pengelolaan Aset :
1) Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pengelolaan Aset;
2) Melaksanakan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, dan penganalisaan data aset;
3) Melaksanakan penyiapan bahan prosedur akuntansi aset pada SKPD sebagai alat pengendali
dalam pengelolaan aset yang dikuasai/digunakan SKPD dan atau SKPKD;
4) Melaksanakan proses pencatatan bukti transaksi yang berupa memorial berupa berita acara
penerimaan barang, surat keputusan penghapusan barang, surat keputusan mutasi barang (antar
SKPD), berita acara pemusnahan barang, beriata acara serah terima barang, berita acara
penilaian dan berita penyelesaian pekerjaan;
5) Melaksanakan proses pencatatan transaksi dan atau kejadian yang dituangkan dalam buku
jurnal umu, buku besar, dan buku besar pembantu;
6) Melaksanakan penyusunan bukti memorial yang memuat informasi mengenai jenis/nama
aset tetap, kode rekening, klasifikasi aset tetap, nilai aaset tetap, tanggal transaksi dan atau
kejadian, yang selanjutnya dicatat dalam buku jurnal umum secara periodik diposting kedalam
buku besar rekening berkenaan dan ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan
SKPKD;
7) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan tugas seksi pengelolaaan aset;
8) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

b. Seksi Pengelolaan Pembiayaan


Seksi Pengelolaan Pembiayaan mempunyai tugas melaksanakan proses pencatatan pembiayaan
daerah mengenai penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Rincian tugas Seksi Pengelolaan Pembiayaan:
1) Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pengelolaan Pembiayaan;
2) Melaksanakan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penganalisaan data penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan;
3) Melaksanakan proses pembiayaan daerah yang memuat tentang penerimaan pembiayan dan
pengeluaran pembiayaan;

4) Melaksanakan proses pencatatan penerimaan pembiayaan mengenai sisa lebih perhitungan


anggaran (silpa besar) tahun anggaran sebelumnya;
5) Melaksanakan proses pementuan dana cadangan guna mendanai kegiatan yang penyediaan
dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran;
6) Melaksanakan pencatatan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan untuk
menganggarkan hasil penjualan perusahaan milik darah/BUMD dan penjualan aset milik
pemerintah daerah yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, atau hasil divestasi penyertaan
modal pemerintahan daerah;
7) Melaksanakan proses pencatatan penerimaan pinjaman daerah yang akan digunakan untuk
menganggarkan penerimaan pinjaman daerah termasuk penerimaan atas penerbitan obligasi
daerah yang akan direalisasikan pada tahun anggaran berkenaan;
8) Melaksanakan pencatatan proses pemberian pinjaman daerah dan penerimaan kembali
pinjaman daerah untuk menganggarkan pinjaman yang diberikan kepada pemerintah daerah;
9) Melaksanakan proses pencatatan penerimaan piutang yang digunakan untuk menganggarkan
penerimaan yang bersumber dari pelunasan piutang pihak ketiga, seperti berupa penerimaan
piutang daerah dari pendapatan daerah, pemerintah daerah, pemerintah daerah lainnya, lembaga
keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank dan penerimaan piutang lainnya;
10) Meaksanakan proses penatatan penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah yang
digunakan untuk menganggarkan kekayaan pemerintah daerah yang diinvestasikan baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang;
11) Melaksanakan proses pencatatan pembayaran pokok utang yang digunakan untuk
menganggarkan pembayaran kewajiban atas pokok utang yang dihitung berdasarkan perjanjian
pinjaman jangka pendek, menengah, dan jangka panjang;
12) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan tugas seksi pengelolaan
pembiayaan;
13) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

11.Kelompok jabatan fungsional


Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf i peraturan bupati ini,
uraian tugasnya ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.5 Deskripsi Kerja DPPKAD
Sistim kinerja di kantor ini mengalami faktor – faktor tantangan dan Peluang diantaranya:
Faktor tantangan yang berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan tugas pokok DPPKAD
dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, diantaranya adalah:
2. Peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan keuangan daerah berkembang sangat
cepat kurang bisa diimbangi dengan kecepatan adaptasi pada tahap implementasi bahkan timbul
kendala yang disebabkan adanya potensi tumpang tindih/ tidak sinkron antara satu peraturan
dengan yang lain, dan adanya multitafsir terhadap satu peraturan perundang-undangan;
3. Masih banyak masyarakat wajib pajak dan retribusi yang kurang menyadari kewajibannya
sehingga menimbulkan perilaku tax avoidance dan tax evasion;

4. Masih kurangnya kompentensi dan kualitas sumber daya manusia pengelola pendapatan,
keuangan dan aset daerah pada tiap SKPD. Karena kewenangan pengelolaan keuangan daerah
tidak hanya berada di DPPKAD sebagai satuan kerja pengelola keuangan daerah (SKPKD) tetapi
juga di SKPD, karena itu kinerja DPPKAD sangat dipengaruhi oleh kinerja aparat pengelola
keuangan yang ada di SKPD dari mulai pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, pejabat
penatausahaan keuangan (PPK-SKPD) bendahara pengeluaran, bendahara penerimaan, pejabat
pelaksana teknis kegiatan dan lain-lain;
5. Adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur pemangkasan sebagian nomor
kodering penerimaan dari sektor retribusi daerah, sehingga berkurangnya penerimaan pendapatan
daerah;
6. Belum tertibnya pengelolaan aset daerah pada tiap SKPD;
7. Tersebarluasnya obyek dan subyek Pajak/Retribusi Daerah. Luasnya Wilayah Kabupaten
mencapai 2.563,35 Km2 terdiri dari 39 Kecamatan dan 351 Desa menyebabkan lemahnya
rentang kendali serta berpengaruh terhadap rasionalitas antara biaya pemungutan dengan
pendapatan daerah yang diperoleh;
8. Belum adanya penegakkan hukum (law enforcement) yang tegas berkaitan dengan pajak dan
retribusi daerah;
9. Masih kecilnya potensi pendapatan daerah sehingga tingkat ketergantungan terhadap dana
perimbangan (grant) dari pemerintah pusat sangat tinggi;
10. Adanya kesenjangan yang sangat tinggi antara keterbatasan anggaran (budget constraint)
dengan jumlah program/kegiatan prioritas dan permintaan masyarakat yang harus dibiayai;
11. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar berkarakter pedesaan
(rural) dengan mata pencaharian penduduk mayoritas pada sektor pertanian primer tradisional
sementara perkembangan aktivitas sektor-sektor ekonomi masyarakat Kabupaten Tasikmalaya
yang terkait dengan potensi PAD seperti sektor jasa, perdagangan, wisata, hotel, restoran masih
kurang dibandingkan dengan daerah lain seperti Kota Tasikmalaya dan Garut;
12. Belum terselesaikannya permasalahan aset antara pemerintah Kabupaten Tasikmalaya
dengan Pemerintah Kota Tasikmalaya.
Sedangkan Faktor - faktor Peluang antara lain :
1. Masih adanya potensi daerah yang dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan daerah
seperti sektor wisata alam/agro/budaya;
2. Perkembangan teknologi informasi yang menunjang efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
kerja;
3. Keberadaan aparat desa dan kecamatan yang dapat membantu terbatasnya rentang kendali
misalnya dalam pemungutan PBB dan Pajak Daerah, pemetaan dan pendataan potensi
pendapatan yang ada di wilayah masing-masing;
4. Adanya diklat, seminar, bintek workshop dalam rangka peningkatan kualitas SDM yang
diselenggarakan oleh instansi pemerintah, perguruan tinggi dan konsultan/swasta.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Agenda Harian di Bagian Pendapatan

No Uraian Kegiatan
1 Apel pagi
2 Mengisi Nota Perhitungan Pajak Daerah
3 Menyusun Surat Ketetapan Pajak Daerah ( SKPD ) dan Surat Setoran Pajak Daerah ( SSPD )
berdasarkan Jenis Pajak diantaranya : Pajak Katering, Pajak Hotel ( Sewa Tempat ), Dan Pajak
Rumah Makan dll
4 Mengelommpokkan dokumen – dokumen pajak berdasarkan wajib pajaknya
5 Mengarsipkan dokumen - dokumen pajak
6 Menganalisis laporan dari dinas dan perusahaan
7 Mengetik surat
8 Menggandakan dokumen
9 Mengisi daftar SKPD pajak reklame tahun anggaran 2013
10 Mengisi kartu data pajak penerangan jalan umum ( PJU )
11 Mengisi kartu data pajak rumah makan tahun 2013
12 Menghitung jumlah pembayaran dan setoran yang di lakukan oleh wajib pajak selama tahun
2013
13 Menghitung jumlah pajak katering dari daftar SKPD
14 Menghitung jumlah pajak sewa tempat dari daftar SKPD
15 Menghancurkan dokumen
16 Merekapitulasi jumlah rumah makan yang membayar pajak pada tahun 2011 dan 2013
17 Mengecek dan menyusun dokumen-dokumen pajak rumah makan menurut masa pajaknya
18 Mengisi laporan pencapaian target macam-macam pajak pada bulan desember 2013
19 Mengisi rekapitulasi total macam-macam pajak
20 Mengisi laporan penerimaan pendapatan pajak daerah pada bulan desember
21 Mengisi kartu data pajak katering
22 Mengisi kartu data pajak sewa tempat
23 Mengetik dafar wajib pajak warung nasi dan hotel
24 Mengarsipkan surat masuk
25 Menyusun surat ketetapan pajak daerah (SKPD),surat setoran pajak daerah (SSPD) dan nota
perhitungan pajak daerah
26 Mengetik daftar skpd pajak reklame
27 Mengetik surat pernyataan beserta lampiran nya
28 Mengetik daftar SKPD pajak rumah makan
29 Mengetik daftar SKPD pajak hiburan
30 Mengagendakan surat keluar dan mengarsipkannya
31 Mengetik daftar SKPD Pajak katering
32 Mengarsipkan surat keputusan
33 Mengetik daftar SKPD pajak mineral bukan logam dan batuan
34 Meyusun STS (Surat Tanda Setoran) menurut jenisnya

35 Mengarsipkan STS (Surat Tanda Setoran)


36 Mengisi daftar SKPD pajak mineral bukan logam dan batuan
37 Mengarsipkan surat setoran pajak daerah (SSPD)
38 Mengetik SKPD
39 Memasukkan data pajak rumah makan kedalam komputer
40 Memasukkan data pajak reklame ke dalam komputer
41 Memasukkan data pajak hiburan, pajak parkir, pajak mineral bukan logam dan batuan,
pajak PJU, pajak sarang burung walet dan pajak air bawah tanah ke dalam komputer
42 Mengisi buku register SSPD
43 Memasukkan data pajak warung nasi ke dalam komputer
44 Mengisi buku register SKPD
45 Mengarsipkan daftar potensi pajak rumah makan/ warung nasi dan pajak reklame
46 Mengetik SSPD
47 Memisahkan daftar pembayaran dana bagi hasil dari penerimaan pajak daerah dan retribusi
daerah
48 Memasukkan data pajak katering ke dalam komputer
49 Memisahkan SSPD dan STS dinas Diskoperindag dan BPMKB
50 Memasukkan NPWPD warung nasi ke dalam komputer
51 Membuat format data kepemilikan pajak restoran dan hotel
52 Memasukkan data kepemilikan pajak restoran , hiburan dan hotel ke dalam komputer
53 Merekapitulasi wajib pajak warung nasi
54 Mencetak ( Print ) data
55 Mengisi daftar SKPD pajak reklame tahun 2014
56 Membuat format formulir pendaftaran wajib pajak
57 Menghitung jumlah setoran pajak reklame pada bulan januari dan pebruari 2014
58 Mengarsipkan nota dinas
59 Mengisi ekspedisi surat keluar
60 Memasukkan rincian proyeksi 2014 dinas pariwisata dan kebudayaan ke dalam komputer
61 Mengetik tata cara perhitungan pajak reklame di komputer
62 Membuat format jumlah pembayaran setoran pajak rumah makan
63 Mengetik daftar SKPD pajak reklame di komputer

4.2 Agenda Harian di Bidang PBB & BPHTB


No Uraian Kegiatan
1 Menstample Surat Pemberitahuan Pajak Terutang ( SPPT ) 50 Desa / Kelurahan
2 Menstample DHKP
3 Mengelompokkan DHKP

4.3 Agenda Harian di Bidang Aset

No Uraian Kegiatan
1 Apel Pagi
2 Membuat format agenda kegiatan BMD
3 Menginput data Kartu Inventaris Barang (KIB)
4 Menghitung data Kartu Inventaris Barang (KIB)
5 Mengarsipkan Surat Masuk
6 Mengarsipkan Surat Keluar
7 Mengarsipkan Kartu Kegiatan Monitoring T.A 2013/2014
8 Mengarsipkan Kartu Kegiatan Fasilitasi T.A 2013/2014
9 Mengarsipkan Kartu Kegiatan TPTGR T.A 2013/2014
10 Mengarsipkan Kartu Inventaris Barang
11 Membuat format agenda perpanjangan STNK/BPKB roda dua , roda empat
12 Menghitung data jumlah Kartu Inventaris Barang
13 Mengarsipkan Kartu Kegiatan RKBMD dan DKBMD T.A 2013/2014
14 Mengarsipkan Kartu Laporan Pedoman Pemanfaatan BMD T.A 2013/2014
15 Mengagendakan Surat Masuk
16 Mengagendakan Surat Keluar
17 Mencatat data perpanjangan STNK/BPKB roda dua , roda empat
18 Mengelompokan data Kerangka Acuan Kerja (KAK)
19 Mengarsipkan Surat Berita Acara
20 Mengelompokan Surat-surat laporan Kegiatan
21 Mengumpulkan dokumen-dokumen program kegiatan
22 Mengarsipkan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ)
23 Mengarsipkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
24 Mengarsipkan Buku Kas Umum (BKU)
25 Mengisi format Pengelolaan BMD
25 Mengisi alamat surat (tiap-tiap Dinas) pada Surat Keluar
26 Memberi nama lokasi pada Sertifikat Tanah
27 Menyusun Sertifikat Tanah KAB TASIKMALAYA
28 Mengarsipkan Surat Pengajuan LS
29 Membuat format agenda ekspedisi Pengembalian BPKB
30 Membantu Ngeprint Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)
31 Mencatat data Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
32 Menyusun Surat Berita Acara Serah Terima Kendaraan
33 Memberi nomor pada tiap-tiap Kartu BPKB
34 Menyusun Daftar Honorarium Kegiatan per bulan
35 Mengrekapitulasi data Honorarium Kegiatan
36 Menggandakan Dokumen
37 Menghancurkan Berkas (menggunakan mesin penghancur berkas)

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari suatu moment yang disebut Prakerin di Bidang Pendapatan dan Aset pada DINAS
PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Kab.
Tasikmalaya, selama selang waktu tiga bulan penulis sedikit banyaknya dapat mengetahui
tentang Dunia Kerja, dan penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu dalam suatu perusahaan
terutama perusahaan yang penulis di tempatkan sebagai tempat prakerin ternyata Pengelolaan
Pajak Daerah dan Pengarsipan Surat sangatlah dibutuhkan sehingga penulis bisa memahami
bahwa pembelajaran akuntansi dan administrasi merupakan kecakapan teknis untuk
membantu perkembangan suatu perusahaan.

5.2 Pesan/Saran

Setelah penulis menganalisa berbagai hal dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri
(Prakerin), penulis berusaha memberikan pesan/saran sebagai bahan masukan dan
pertimbangan bagi peningkatan dan kemajuan pengelola Sekolah dan pihak Instansi.
Pesan/saran penulis diantaranya :

1. Bagi Pihak Sekolah

a. Dalam melaksanakan monitoring hendaknya lebih dipadatkan agar pembimbing


lebih mengetahui masalah-masalah/kendala yang dihadapi oleh siswa.
b. Pembimbing sebaiknya lebih dekat dengan instansi supaya terjalin kerjasama yang
baik, kelak agar bisa menerima anak didiknya lagi pada tahun seterusnya.
c. Pembimbing sebaiknya lebih berinteraksi dan berkordinasi tentang perkembangan
siswa - siswi selama melaksanakan Prakerin.
d. Sebaiknya waktu pelaksanaan Prakerin tidak mendesak dan direncanakan jauh-
jauh hari agar siswa dapat mempersiapkan segala sesuatunya secara matang, mulai
dari persiapan mental dan tempat pelaksanaan Prakerin.

2. Bagi Instansi

a. Tingkatkan kedisiplinan kerja karena disiplin kerja merupakan pangkal


keberhasilan untuk meraih prestasi.
b. Berilah pengetahuan/arahan tentang bagaimana melakukan pekerjaan dengan baik.
Sebagai Praktikan di DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN
ASET DAERAH Kabupaten Tasikmalaya Bagian Umum, penulis mengharapkan
semoga instansi yang penulis tempati dapat menghargai kerja penulis sebagai Praktikan,
walaupun masih banyak kesalahan dalam bekerja. Maka dari itu penulis mengucapkan
permohonan maaf.
c. Tingkatkan rasa kekeluargaan, solidaritas, kebersamaan dan kerjasama antar
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
DAFTAR PUSTAKA

http://santosoyohanes3.blogspot.com/2012/10/landasan-hukum-prakerin.htm
http://jhohandewangga.wordpress.com/2012/02/27/pengertian-dan-macam-macam-pajak-daerah/
http://tiptopku.blogspot.com/2010/10/contoh-contoh-tampilan-komputerisasi.html
http://www.solusifurniture.com
www.sekawanmedia.com

Anda mungkin juga menyukai