BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kerusakan lingkungan. Hal tersebut dipicu oleh ulah perilaku bisnis yang tidak
etis dan tidak ramah lingkungan yang pada dasarnya memiliki tujuan utama
satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi
menjalakan usahanya di bidang sumber daya alam dan bidang yang berkaitan
seperti uang, peralatan, atau hadiah lainnya kepada komunitas, organisasi atau
perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada
single bottom line, tetapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada
triple bottom lines (Sabatini & Sudana, 2019). Konsep Tiple Bottom Line ini
terdiri dari people, planet, dan profit. People menekankan pentingnya praktik
menggunakan dengan baik penggunaan energi atas sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui, dan profit menciptakan fair trade dan ethical trade
sosial dan lingkungan dari operasi pertambangan. Oleh karena itu, CSR
eksploitasi besar- besaran terhadap energi dan sumber daya alam yang
protes keras dari masyarakat akibat pengelolaan bisnis yang dilakukan dinilai
sumber daya alam yang memiliki dampak besar bagi lingkungan serta
masyarakat setempat. Contoh lain, yaitu terjadinya lumpur panas PT. Lapindo
Kasus yang terjadi pada PT. Meares Soputan Mining juga dianggap
Meares Soputan Mining juga telah merampas hak warga sekita perusahaan
Responsibility (CSR).
memanfaatkan air limbah tambang, dan terbaik ketiga bidang ekonomi dan
karet dalam bidang ekonomi, turunnya angka penderita buta katarak di bidang
Hal ini akan mampu menaikkan citra perusahaan yang direfleksikan melalui
prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu
dan tertuang dalam laporan keuangan perusahaan sehingga prestasi yang telah
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba
perusahaan. Hal ini dilakukan mengingat daya tarik bisnis merupakan salah
satu indikator penting dalam persaingan usaha. Indikator daya tarik bisnis
dapat diukur dari profitabilitas usaha yaitu Return on Asset (ROA), Return on
laba dalam kaitannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Laba dijadikan sebagai indikator bagi stakeholder untuk menilai sejauh mana
modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik
7
perusahaan semakin kuat, begitu juga sebaliknya. Return on Sales (ROS) yang
bisa juga disebut dengan Net Profit Margin (NPM) merupakan kemampuan
rasio ini adalah dengan cara membandingkan antara laba bersih setelah pajak
Tabel 1
Data Profitabilitas Perusahaan Pertambang
(dalam ribuan rupiah)
No Kode Tahun
. Per. 2017 2018 2019
1. ADRO 4.708.169 6.074.152 3.272.396
2 ARII (222.453) (392.277) (77.362)
3. BSSR 439.209 954.588 425.684
4. BUMI 3.245.807 2.335.202 118.345
5. BYAN 4.524.019 7.2278.457 3.272.296
6. DOID 625.661 1.050.076 286.146
7. DSSA 1.716.324 1.667.852 1.001.149
8. INDY 4.304.736 1.358.520 69.748
9. KKGI 193.251 6.636 75.644
10. MYOH 164.702 413.878 364.589
11. PSAB 172.622 256.798 58.430
12. PTBA 2.664.408 5.121.112 4.040.494
13. PTRO 111.234 321.590 437.658
14. SMMT 40.078 84.584 6.234
15. TOBA 553.683 945.211 611.205
Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2020
periode 2017-2019 mengalami fluktuasi, salah satu faktornya bisa dilihat dari
memperoleh laba dan hal tersebut juga mempengaruhi minat investor untuk
8
sehingga terikat lebih banyak regulasi daripada sektor lain. Tingginya risiko
pada sektor pertambangan membuat return yang diharapkan oleh investor juga
2019”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini dapat
1. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
2. Kegunaan Penelitian
antara lain:
a. Manfaat Teoretis
bahwa aktivitas yang dilakukan sesuai dengan norma dan nilai yang
theory).
b. Manfaat Praktis
harus diperoleh.
12
D. Sistematika Penulisan
sistematika dan uraian singkat mengenai isi dari masing – masing bab sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
data.
PENELITIAN.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini terdiri dari simpulan dan saran – saran dari hasil penelitian
yang dilakukan.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Teori Legitimasi
didasarkan oleh persepsi, tetapi persepsi saja tidak cukup. Mereka harus
perusahaan.
dan masyarakat. Dasar dari hal tersebut ialah pandangan yang menyatakan
keselarasan antara nilai social dalam aktivitasnya dan norma yang berlaku
dilakukan sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di lingkungan sosial
(tiga) hal yang menyebabkan legitimacy gap terjadi yaitu, pertama adalah
rutin tersebut dan tidak ingin dihentikan. Kedua, adalah kinerja perusahaan
hubungan kerja dan yang terkena dampak adalah masyarakat lokal yang
2. Stakeholder Theory
3. Signaling Theory
prospek yang baik (good news) atau sebaliknya sinyal buruk (bad news) di
menjadi perhatian dan minat dari para stakeholders, terutama para investor
dan calon investor sebagai pemilik (calon) dan penanam (calon) modal
tambahan, yaitu laporan yang berisi lebih dari sekedar laporan keuangan,
4. Profitabilitas
oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang dalam laporan
usaha. Indikator daya tarik bisnis dapat diukur dari profitabilitas usaha
20
Return on Sales (ROS) yang bisa juga disebut dengan Net Profit
komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. CSR merupakan bentuk
penelitian ini.
Tabel 2
Publikasi Penelitian Sebelumnya
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
26
Return On Asset
sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di lingkungan sosial tempat
perusahaan tidak bias terlepas dari adanya peranan baik internal maupun
para stakeholder akan informasi terkait dampak social dan lingkungan dari
yang dilakukan oleh Fath, 2016 menyatakan bahwa adanya hubungan yang
berikut:
Return On Equity
sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di lingkungan sosial tempat
keuntungan yang lebih tinggi dan keuntungan yang lebih berubah menjadi
kebijakan tanggung jawab sosial. Hubungan dua arah dalam CSR dan
financial performance ini terbukti positif. Oleh karena itu, dalam hal
yang lebih besar jika indeks perilaku sosial meningkat. Ini menghasilkan
berikut:
Return On Sales
sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di lingkungan sosial tempat
sebagai berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
penelitian.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah suatu sifat dari obyek yang diterapkan oleh
tanggung jawabnya.
bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
tahun 2017-2019.
C. Identifikasi Variabel
Sales (ROS).
sebagai berikut.
1. Profitabilitas
34
berikut:
operasi yang wajar berjumlah 5 item, isu konsumen berjumlah 7 item, dan
sebagai berikut:
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini menjelaskan mengenai dari
mana data tersebut didapat dan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
Data berdasarkan sumbernya dibagi menjadi dua yaitu data primer dan
yang diperoleh dari pihak lain, data sekunder didapat melalui menganalisis
dan hanya sebagai pengamat independent (Sugiyono, 2018: 230). Metode ini
ini.
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Adapun syarat untuk
melakukan analisis regresi yaitu data harus lulus dalam uji statistik deskriptif
dan uji asumsi klasik atas model yang digunakan. Metode analisis data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai minimum, dan nilai
Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa model yang dibuat
Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari asumsi
heteroskedastisitas.
1) Uji normalitas
apabila nilai P Value > 0,05 (tingkat signifikansi yang digunakan) dan
(Ghozali, 2016:154).
2) Uji autokorelasi
yang baik (Ghozali, 2016:107). Uji Runs Test digunakan sebagai uji
3) Uji heteroskedastisitas
dengan cara regresi nilai absolut residual dari model yang diestimasi
kecil (<) atau sama dengan alpha, maka hipotesis nol ditolak, yang berarti
bahwa hasil penelitian secara statistik adalah signifikan. Tapi jika nilai p-
value lebih besar dari alpha, maka peneliti gagal menolak hipotesis nol,
Y (ROA) = a + β1 X + ε
Y (ROE) = a + β2X + ε
Y (ROS) = a + β3X + ε
41
Dimana:
a : Konstanta
ε : Error
dengan 1. Pada penelitian ini, nilai koefisien determinasi dilihat dari nilai
2016:97).
penelitian ini dilakukan dengan software SPSS 18.0 for Windows. Uji F
dapat diketahui dengan melihat nilai signifikan F pada tabel ANOVA yang
42
ANOVA < α = 0,05 maka model regresi dalam penelitian ini dapat
Pada penelitian ini, uji t dilakukan pada tiga hipotesis yang telah diajukan
Daftar Pustaka
Chetty, S., Naidoo, R., & Seetharam, Y. (2015). The Impact of Corporate Social
Responsibility on Firms’ Financial Performance in South Africa.
Contemporary Economics, 9(2), 193–214. https://doi.org/10.5709/ce.1897-
9254.167
Dong, S., & Xu, L. (2016). The impact of explicit CSR regulation: Evidence from
China’s mining firms. Journal of Applied Accounting Research, 17(2), 237–
258. https://doi.org/10.1108/JAAR-03-2014-0030
Herbas Torrico, B., Frank, B., & Arandia Tavera, C. (2018). Corporate social
responsibility in Bolivia: meanings and consequences. International Journal
of Corporate Social Responsibility, 3(7), 2–13.
https://doi.org/10.1186/s40991-018-0029-0
Jeffrey, S., Rosenberg, S., & McCabe, B. (2017). Corporate social responsibility
behaviors and corporate reputation. Social Responsibility Journal, 10(11).
https://doi.org/10.1108/SRJ-11-2017-0255
Kartini, P. T., Maiyarni, R., & Tiswiyanti, W. (2019). Pengaruh Return on Asset
44
Made, N., & Rahayu, M. (2018). Pengaruh Corporate Social Responsibility dan
Kinerja pada Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Asing sebagai Variabel
Moderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas, 24(1), 30–57.
Rosdwianti, M. Ka., AR, M. D., & ZA, Z. (2016). Pengaruh Corporate Social
Responsibility (Csr) Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi pada
Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2014). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 38(2), 16–
22. https://doi.org/10.21831/nominal.v4i2.8002
45
www.iso26000.org
www.idx.co.id
46
LAMPIRAN