Anda di halaman 1dari 10

SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat

PENINGKATAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP


UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 SEBAGAI UPAYA
MEWUJUDKAN TERCIPTANYA TERTIB
LALU LINTAS DI JALAN RAYA

Sunaryo1*, M. Fakih2, Ratna Syamsiar3, Kasmawati4


Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung, Bandar Lampung
Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Penulis Korespodensi : sunaryo.fhunila@gmail.com

Abstrak
Permasalahan dalam kegiatan ini adalah: 1) Pada umumnya tingkat pengetahuan dan pemahaman hukum para siswa
terhadap Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan masih rendah. 2) Tingkat
kedisiplinan atau kepatuhan para siswa terhadap tertib lalu lintas di jalan raya masih perlu untuk ditingkatkan,
mengingat masih sering ditemukan adanya pelanggaran lalu lintas. 3) Pada umumnya para siswa belum sepenuhnya
sadar akan manfaat dan pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas untuk keselamatan di jalan. Solusi untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan melakukan proses edukasi dan pengenalan kaidah-kaidah hukum khususnya tentang
hukum lalu lintas kepada para siswa dalam bentuk sosialisasi atau penyuluhan hukum. Kegiatan penyuluhan hukum ini
cukup berhasil ditandai dengan keaktifan peserta, baik dalam mengikuti dan menyimak penyajian materi maupun dalam
kesempatan tanya jawab atau diskusi. Para peserta juga ada peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang hukum
yang mengatur mengenai ketertiban berlalu lintas. Hal ini ditunjukkan dengan hasil evaluasi dari 49,50 pada evaluasi
awal menjadi 65,7 pada evaluasi akhir. Ke depan diperlukan adanya tindak lanjut serta kontinuitas dari kegiatan
tersebut, baik penyuluhan hukum tentang lalu lintas maupun bidang-bidang hukum lain seperti narkoba, kenakalan
remaja, atau norma-norma sosial lainnya.

Kata kunci: kesadaran hukum, lalu lintas, tertib di jalan raya

1. Pendahuluan Keberadaan dan pemanfaatan sarana


A. Analisis Situasi transportasi pada dasarnya sangat berkorelasi dan
Pada kehidupan masyarakat saat ini, tidak bisa terlepas dari masalah lalu lintas di jalan
transportasi merupakan salah satu hal yang sangat raya. Pada realitasnya, dibalik manfaat dari
penting. Bagi individu dan masyarakat zaman keberadaan transportasi tersebut, terdapat juga
sekarang, transportasi seakan sebagai bagian yang berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
tidak terpisahkan dari kehidupan, karena manusia penggunaan jalan raya. Banyaknya pengguna jalan
pada dasarnya mempunyai sifat bergerak atau raya setiap hari, tidak mungkin luput dari
mobilitas sebagai mahkluk sosial. Dengan adanya permasalahan lalu lintas. Salah satu permasalahan
transportasi dan sarana transportasi kita dapat dalam lalu lintas yaitu apa yang disebut kecelakaan
menuju ke berbagai tempat yang akan dituju lalu lintas. Kecelakaan bisa terjadi karena berbagai
dengan mudah. Dengan adanya transportasi sebab, yang paling menonjol adalah karena
tersebut,memudahkan akses bagi masyarakat untuk kelalaian pengendara sendiri. Misalnya, seorang
melakukan kegiatannya untuk pemenuhan pengemudi mobil atau motor waktu mau
perekonomiannya. Disamping itu transportasi juga mendahului mobil atau motor di depannya tidak
berperan sebagai penunjang, pendorong, dan memperhatikan arus lalu lintas dari arah
penggerak bagi pertumbuhan daerah terlebih bagi berlawanan sehingga menabrak pengendara motor.
daerah yang belum berkembang, dalam upaya Contoh lain misalnya pengendara mobil atau motor
peningkatan dan pemerataan pembangunan serta yang ugal-ugalan, dan lain-lain. Ini hanya
hasil-hasilnya. merupakan sebagian permasalahan kecil yang
terkait dengan kecelakaan di jalan raya namun bisa

Vol 4 No 2 Juli 2020


SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 156

berakibat vatal bagi keselamatan dirinya maupun berlalu lintas masyarakat masih kurang. Tingkat
bagi orang lain. ketaatan atau disiplin masyarakat dalam berlalu
Secara umum, dari banyak literatur, lintas yang demikian ini menunjukkan, bahwa
menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang dapat kesadaran hukum masyarakat masih rendah. Hal ini
menyebabkan tingginya angka kecelakaan lalu yang kemudian menimbulkan terjadinya
lintas. Ketiga faktor tersebut adalah: Pertama dan ketidaktertiban masyarakat di dalam berlalu lintas
yang paling banyak menjadi faktor penyebab di jalan raya. Kondisi ini bisa jadi dikarenakan
adalah faktor pengendara atau diri kita sendiri. pengguna jalan raya tidak tahu ada aturan dan
Banyak kasus kecelakaan akibat pengendara yang disiplin dalam berlalu lintas, yaitu UU Nomor 22
ugal-ugalan dijalan, ada juga pengendara yang Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
mengendarai dalam kondisi mengantuk, kurang fit, Jalan, atau mungkin bahkan sudah menganggap
dan lain sebagainya. Sebagai pengguna jalan tidak pentingnya aturan-aturan tersebut alih-alih
umum. Sudah sewajibnya kita menjadi pengendara dengan kepentingan yang mendesak sehingga
yang baik dimanapun kita berkendara. Jangan mereka tidak lagi memikirkan keselamatan orang
sampai mengendarai dengan ugal-ugalan atau lain atau kepentingan umum.
dalam keadaan mengantuk, dan harus memakai Pemahaman tata tertib berlalu lintas
helm SNI. Kedua, adalah faktor jalan, dibeberapa merupakan keharusan bagi semua pengguna jalan
daerah masih banyak ditemukan jalan dengan raya, baik pengendara kendaraan mobil maupun
kondisi rusak, berlubang, tidak rata, ataupun terlalu motor. Pentingnya pemahaman terhadap tata tertib
sempit sehingga menyebabkan jalan tersebut lalu lintas ini disebabkan dalam kenyataannya
mempunyai resiko kecelakaan tinggi. Ketiga, banyak sekali ditemukan adanya pelanggaran
adalah faktor kendaraan, misalnya kendaraan yang rambu-rambu lalu-lintas yang hampir setiap hari
tidak layak jalan. Kaca spion yang tidak dipasang terjadi. Pelanggaran tersebut dilakukan tidak hanya
lengkap, padahal kaca spion mempermudah kita oleh pengendara motor, tetapi sampai pengendara
melihat kendaraan yang ada dibelakang. Kemudian bis dan atau truk, bahkan oleh pengendara sampai
knalpot yang diganti tidak standart akan membuat mobil mewah. Realitas ini menunjukkan bahwa
bising pengendara lainnya, dan lain-lain. disiplin para pengendara motor dan mobil terhadap
Masalah lalu lintas merupakan salah satu tata tertib lalu lintas masih rendah. Disiplin adalah
masalah yang berskala nasional yang berkembang ketaatan dan kepatuhan terhadap hukum, undang-
seirama dengan perkembangan masyarakat. undang, peraturan, ketentuan dan norma-norma
Persoalan yang dihadapi dewasa ini adalah masih yang berlaku. Harus diyakini bahwa undang-
tingginya angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya. undang dan peraturan sejenisnya dibuat dengan
Di Indonesia, setiap tahun sekitar 9000 nyawa maksud dan tujuan yang baik. Yang pasti bahwa
melayang sia-sia akibat kecelakaan lalu lintas di peraturan tentang berlalu-lintas disusun untuk
jalan raya. Data tersebut menunjukkan bahwa dua menjaga ketertiban dan keteraturan. Sebagai warga
puluh lima orang tewas setiap hari atau ada satu atau masyarakat, maka kita wajib untuk mentaati
orang meninggal dunia di jalan raya setiap lima dan mematuhinya. Dengan keyakinan tadi, maka
puluh tujuh menit. kita harus secara sadar dan ikhlas mematuhinya
Hasil studi terungkap bahwa 42% dari 1260 peraturan tersebut, bukan karena keterpaksaan.
kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada Kalau kita sudah sadar akan manfaat berdisiplin
umumnya diawali dengan pelanggaran lalu lintas lalu-lintas, maka sebenarnya tidak perlu lagi ada
oleh pengemudi, sisanya sebanyak 58% disebabkan polisi atau kamera pengawas di setiap jalan.
oleh kondisi kendaraan, jalan, dan alam. Melihat Budaya tertib lalu lintas sangatlah
itu semua diperlukan kegiatan pengendalian lalu bermanfaat bagi kita. Rambu-rambu lalu lintas
lintas secara menyeluruh dan terpadu, tidak cukup dibuat karena untuk memberitahukan sesuatu hal
hanya penegakan hukum semata, namun perlu baik itu bersifat peringatan, larangan, perintah dan
melakukan upaya yang ditunjang oleh seluruh petunjuk bagi pemakai jalan. Sehingga rambu-
komponen bangsa, adanya peran aktif dari rambu tersebut untuk ditaati sekaligus dapat
masyarakat dalam mewujudkan rasa kesadaran dan memberikan informasi tentang kondisi jalan yang
disiplin dalam melakukan aktivitas di jalan. ada saat itu. Beberapa manfaat akan kita dapatkan
Tingginya angka kecelakaan tersebut di atas ketika kita memiliki budaya tertib lalu lintas, antara
mengindikasikan bahwa tingkat kedisiplinan lain:

Vol 4 No 2 Juli 2020


SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 157

1. Sampai tujuan dengan selamat menunjukkan kepada teman-temannya bahwa ia


Jika semua orang terutama kalangan pelajar berani melakukan tindakan yang bertentangan
memiliki budaya tertib lalu lintas maka dengan disiplin dan aturan lalu lintas di jalan raya.
keselamatanpun terjamin. Karena pelajar satu Menyikapi fenomena dan realitas di atas dan
dengan yang lain saling memahami dan dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman dan
mengerti posisi mereka sama-sama pemakai kesadaran hukum masyarakat, khususnya bagi para
jalan. Budaya tertib lalu lintas antara lain pelajar terhadap tertib lalu lintas di jalan raya,
menjadi pengguna jalan yang baik, menaati maka dirasakan urgensinya untuk diadakan
rambu-rambu lalu lintas, serta peraturan yang penyuluhan hukum dengan judul: “Peningkatan
mengenai lalu lintas. Sehingga mereka sampai Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Undang-
tujuan dengan selamat. Undang Nomor 22 Tahun 2009 Sebagai Upaya
2. Mengurangi tingkat kecelakaan pada kalangan Mewujudkan Terciptanya Tertib Lalu Lintas di
pelajar Jalan Raya”.
Menurut data catatan PT Jasa Raharja Cabang
Jatim terungkap 70 persen dari total 4.286 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
korban kecelakaan sepanjang Januari hingga Berdasarkan analisis situasi dan hasil survai
Maret 2014 adalah usia produktif. Kebanyakan pendahuluan di lapangan, maka dapat diidentifikasi
dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan pegawai beberapa masalah, yaitu:
swasta. Sehingga dengan adanya kesadaran 1. Pada umumnya tingkat pengetahuan dan
dalam memiliki budaya tertib lalu lintas maka pemahaman hukum para pelajar/siswa terhadap
dapat mengurangi tingkat kecelakaan pada UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
kalangan pelajar. dan Angkutan Jalan masih rendah.
3. Mengurangi tingkat pelanggaran lalu lintas 2. Tingkat kedisiplinan atau kepatuhan para
Dengan adanya budaya lalu lintas di jalan pada pelajar/siswa terhadap tertib lalu lintas di jalan
kalangan pelajar, maka tingkat pelanggaran lalu raya masih perlu untuk ditingkatkan, mengingat
lintaspun akan berkurang. Sehingga kedamaian masih seringnya ditemukan adanya pelanggaran
pemakai jalan akan lebih meningkat. Contohnya lalu lintas.
memakai mesin knalpot yang berstandart 3. Pada umumnya para pelajar/siswa belum
nasional makan pemakai jalan yang lain tidak sepenuhnya sadar akan manfaat dan pentingnya
akan terganggu dengan suara knalpot yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas untuk
berstandart nasional. keselamatan di jalan, baik bagi dirinya sendiri
Melihat pada manfaat dari tertib lalu lintas di maupun bagi pengguna jalan lain.
atas, maka sudah selayaknya setiap anggota Mengacu pada identifikasi masalah di atas,
masyarakat untuk selalu menjaga dan mematuhinya maka perumusan masalah yang relevan dalam
dengan sungguh-sungguh. Jika dalam realitasnya kegiatan ini adalah: Bagaimana upaya yang
masih banyak terjadinya pelanggaran-pelanggaran dilakukan untuk meningkatkan kesadaran hukum
yang berakibat pada kecelakaan, maka saat ini pelajar/siswa terhadap UU Nomor 22 Tahun 2009
harus lebih ditingkatkan lagi kedasaran masyarakat sehingga tercipta budaya tertib lalu lintas di jalan
akan pentingnya budaya tertib lalu lintas. raya?
Menumbuhkan budaya tertib lalu lintas di jalan
raya pada masyarakat dan kalangan pelajar harus C. Tujuan Kegiatan
ditingkatkan dan dimulai dari sekarang. Hal ini Secara umum tujuan dari kegiatan
dikarenakan tingkat kesadaran dan sikap penyuluhan hukum ini adalah untuk meningkatkan
masyarakat (termasuk di dalamnya pelajar) kesadaran hukum masyarakat, khususnya bagi para
terhadap etika dan budaya tertib lalu lintas di jalan pelajar/siswa SMK Patria Gadingrejo terhadap UU
ditengarai semakin menurun. Kebanyakan dari Nomor 22 Tahun 2009, sehingga akan tercipta
mereka tidak lagi mempedulikan rambu-rambu lalu budaya tertib lalu lintas di jalan raya. Sedangkan
lintas yang ada di jalan. Bahkan, sebagian para secara lebih khusus, kegiatan ini bertujuan untuk:
pelajar tidak pernah merasa jera dengan apa yang 1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mereka lalukan, meskipun hal itu telah melanggar masyarakat khususnya para pelajar/siswa SMK
lalu lintas. Lebih ironisnya lagi, mereka seolah- Patria Gadingrejo terhadap peraturan lalu lintas.
olah bangga dan merasa dirinya hebat jika ia bisa

Vol 4 No 2 Juli 2020


SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 158

2. Setelah memperoleh pengetahuan dan disampaikan kepada suatu khalayak (audience)


pemahaman diharapkan masyarakat (dalam hal tertentu. Apabila hukum tidak disampaikan secara
ini pelajar/siswa SMK Patria Gadingrejo) aktif dan kontinyu kemungkinan kecil hukum
selanjutnya akan memiliki kesadaran hukum tersebut mempunyai efek terhadap perilaku
yang tinggi sehingga ada perubahan pola sikap manusia, baik secara pribadi maupun di dalam
yang menunjukkan ketaatannya pada peraturan kehidupan berkelompok.
sehingga akan terwujud suasana tertib lalu Oleh karena itu, menurut Soetandyo
lintas. Wignjosoebroto adanya slogan yang dikenal dalam
3. Meminimalisir terjadinya pelanggaran lalu ilmu hukum “semua orang dianggap tahu
lintas dan semakin berkurangnya tingkat hukum/undang-undang” merupakan suatu
kecelakaan lalu lintas di jalan raya. pernyataan yang tidak akan mampu membantu
peningkatan pemahaman hukum atau kesadaran
D. Manfaat Kegiatan hukum masyarakat. Menghadapi persoalan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat demikian, maka perlu dikembangkan usaha
dalam bentuk penyuluhan hukum ini diharapkan penyebarluasan informasi mengenai hukum,
akan dapat memberikan beberapa manfaat, antara mengenai isi normatif suatu hukum, juga mengenai
lain: 1) Pengetahuan dan pemahaman para ide-ide pembenarnya. Penyebarluasan informasi
pelajar/siswa SMK Patria Gadingrejo terhadap mengenai hukum dalam bentuk sosialisasi atau
peraturan lalu lintas akan meningkat; 2) penyuluhan hukum kepada masyarakat dengan
Menumbuhkan dan mendorong para pelajar/siswa demikian sangat penting dalam rangka terwujudnya
SMK Patria Gadingrejo untuk berperilaku disiplin efektivitas penegakan hukum di masyarakat.
atau tertib lalu lintas di jalan raya; 3) Diharapkan Proses komunikasi bukanlah tindakan yang
dapat menekan terjadinya pelanggaran dan bersifat insidental tetapi merupakan kegiatan yang
kecelakaan lalu lintas di jalan raya yang bisa berkesinambungan. Friedmaan mengemukakan
membahayakan dan merugikan baik bagi dirinya pentingnya komunikasi hukum “a legal act (rule,
sendiri maupun bagi penggunang jalan lain. doctrins, practice) whatever functions it serves, is
message”. Komunikasi dalam arti sebenarnya
2. Bahan dan Metode merupakan suatu penyampaian dan penerimaan
A. Kesadaran Hukum Masyarakat lambang-lambang yang mengandung arti-arti
Pada hakikatnya semua aturan dan ketentuan tertentu. Berbeda dengan komunikasi pada taraf
yang ada di masyarakat merupakan suatu kaidah pengkabaran saja, yang tidak ada pola edukatif
atau norma sebagai pedoman bagi manusia di secara intensif kepada warga masyarakat. Oleh
dalam melakukan hubungannya dengan orang lain karena itu produk undang-undang yang dikeluarkan
agar tercipta suasana tertib dan teratur. Dalam hal oleh negara kalau sampai pada taraf pengkabaran
ini Soleman B.Taneko menyatakan bahwa hukum saja sulit memperoleh hasilnya yang maksimum
mempunyai fungsi sebagai pedoman kepada warga maupun optimum.
masyarakat bagaimana mereka harus bertingkah Tujuan komunikasi mencakup tiga
laku atau bersikap dalam menghadapi masalah- komponen, yaitu kognitif, afektif, dan konatif.
masalah yang terutama menyangkut kebutuhan Ketiga komponen tersebut menurut Soerjono
pokok. Kondisi masyarakat yang tertib dan teratur Soekanto berkaiatan dengan komunikasi hukum.
sebagaimana diharapkan di atas tentu hanya akan Dengan demikian usaha komunikasi tidak lain
terwujud manakala setiap orang dalam masyarakat adalah untuk membangkitkan compliance
melaksanakan isi ketentuan dari kaidah atau norma (ketulusan atau kerelaan dalam mentaati hukum)
tersebut di dalam setiap aktivitasnya. Sudikno dan perlu diawali dengan penyebarluasan isi
Mertokusumo menegaskan, bahwa kaidah hukum hukum yang tengah berlaku. Berdasarkan pada
bukanlah sekedar pedoman yang beku saja, tetapi kerangka pemikiran di atas, maka dalam bidang
harus ditaati atau dipatuhi. hukum lalu lintas perlu adanya komunikasi.
Kandungan suatu aturan atau hukum sebagai Sebagai proses komunikasi hukum yang dilakukan
kaidah pada dasarnya merupakan suatu pesan. adalah melalui sosialisasi peraturan tentang lalu
Pesan tersebut tertuju baik kepada warga lintas kepada masyarakat.
masyarakat secara umum, maupun pembuat hukum Kesadaran hukum merupakan salah satu ciri
itu sendiri. Oleh karena itu, hukum harus bahwa masyarakat telah memahami dan mengerti

Vol 4 No 2 Juli 2020


SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 159

hukum. Kesadaran hukum warga negara dapat 3. Indikator yang ketiga adalah sikap hukum .
terlihat dari perilaku di mana dia berada. Kesadaran Seseorang mempunyai kecenderungan untuk
hukum adalah kesadaran yang ada pada setiap mengadakan penilaian tertentu terhadap hukum.
manusia tentang apa hukum itu atau apa 4. Indikator yang keempat adalah perilaku hukum,
seharusnya hukum itu, suatu kategori tertentu dari yaitu dimana seseorang atau dalam suatu
hidup kejiwaan kita dengan mana kita masyarakat warganya mematuhi peraturan yang
membedakan antara hukum dan tidak hukum berlaku.
(onrecht), antara yang seyogyanya dilakukan dan Berdasarkan keempat indikator tersebut di
tidak seyogyanya dilakukan. atas, menunjukkan tingkatan-tingkatan pada
Kesadaran hukum mempunyai beberapa kesadaran hukum tertentu di dalam perwujudannya.
konsepsi, salah satunya konsepsi mengenai Apabila seseorang mengetahui hukum. maka bisa
kebudayaan hukum. Konsepsi ini mengandung dikatakan bahwa tingkat kesadaran hukumnya
ajaran-ajaran kesadaran hukum lebih banyak masih rendah. Akan tetapi, kalau seseorang atau
mempermasalahkan kesadaran hukum yang suatu masyarakat telah berperilaku sesuai hukum,
dianggap sebagai mediator antara hukum dengan maka tingkat kesadaran hukumnya telah tinggi.
perilaku manusia, baik secara individual maupun
kolektif. Menurut Soerjono Soekanto, kesadaran B. Tertib dalam Lalu lintas
hukum sebenarnya merupakan kesadaran atau Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai
nilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia bagian dari sistem transportasi nasional harus
tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang dikembangkan potensi dan perannya untuk
diharapkan ada. Sebenarnya yang ditekankan mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban,
adalah nilai-nilai tentang fungsi hukum dan bukan dan kelancaran berlalu lintas dan angkutan jalan
suatu penilaian hukum terhadap kejadian-kejadian dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi
yang konkrit dalam masyarakat yang bersangkutan. dan pengembangan wilayah. Atas pertimbangan
Oleh karena itu untuk meningkatkan kesadaran itu, maka diundangkan UU Nomor 22 Tahun 2009
hukum menurut Sudikno ada dua cara yaitu: (1) Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Tertib
dengan memperberat ancaman hukuman/ Lalu Lintas mempunyai tujuan untuk mewujudkan
mengetatkan pengawasan (melalui tindakan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman,
drastis), (2) dengan cara menanamkan nilai-nilai cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien
hukum kepada masyarakat (melalui tindakan melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu
pendidikan). lintas. Tata cara berlalu lintas di jalan diatur
Lebih lanjut Soerjono Soekanto menyatakan dengan peraturan perundangan menyangkut arah
bahwa indikator-indikator dari kesadaran hukum lalu lintas, prioritas menggunakan jalan, lajur lalu
sebenarnya merupakan petunjuk yang relatif lintas, jalur lalu lintas dan pengendalian arus di
kongkrit tentang taraf kesadaran hukum. Dijelaskan persimpangan.
lagi secara singkat bahwa : Pengertian lalu lintas di dalam Undang-
1. Indikator pertama adalah pengetahuan hukum. undang No 22 Tahun 2009 didefinisikan sebagai
Seseorang mengetahui bahwa perilaku-perilaku gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas
tertentu itu telah diatur oleh hukum. Peraturan jalan, sedang yang dimaksud dengan ruang lalu
hukum yang dimaksud disini adalah hukum lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan
tertulis maupun hukum yang tidak tertulis. bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau
Perilaku tersebut menyangkut perilaku yang barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung.
dilarang oleh hukum maupun perilaku yang Menurut Djajoesman yang dimaksud secara harfia
diperbolehkan oleh hukum. dengan lalu lintas, diartikan sebagai gerak (bolak
2. Indikator kedua adalah pemahaman hukum. balik) manusia atau barang dari satu tempat ke
Seseorang warga masyarakat mempunyai tempat lainnya dengan menggunakan sarana jalan
pengetahuan dan pemahaman mengenai aturan- umum. Alat gerak yang dapat digunakan untuk
aturan tertentu, misalnya adanya pengetahuan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain itu
dan pemahaman yang benar dari masyarakat sering disebut sebagai kendaraan yang terbagi
tentang hakikat dan arti pentingnya UU No. 1 menjadi dua jenis yaitu kendaraan bermotor dan
Tahun 1974 tentang perkawinan. kendaraan tidak bermotor. Kendaraan bermotor
yaitu kendaraan yang menggunkan mesin untuk

Vol 4 No 2 Juli 2020


SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 160

bisa berjalan. Contohnya sepeda motor, mobil, dan Jika semua orang terutama kalangan pelajar
lain-lain. Sedangkan kendaraan tidak bermotor memiliki budaya tertib lalu lintas maka
yaitu kendaraan yang tidak menggunakan mesin keselamatanpun terjamin. Karena pelajar satu
melainkan menggunakan tenaga manusia atau dengan yang lain saling memahami dan
hewan. Misalnya andong, becak, dan lain-lain. mengerti posisi mereka sama-sama pemakai
Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas jalan. Budaya tertib lalu lintas antara lain
yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan, dan menjadi pengguna jalan yang baik, menaati
jalan. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan, rambu-rambu lalu lintas, serta peraturan yang
di mana dalam pergerakan kendaraan yang mengenai lalu lintas. Sehingga mereka sampai
memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh tujuan dengan selamat.
pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang 2. Mengurangi tingkat kecelakaan pada kalangan
ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan pelajar
yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan Menurut data catatan PT Jasa Raharja Cabang
melalui jalan yang memenuhi persyaratan sebagai Jatim terungkap 70 persen dari total 4.286
berikut: korban kecelakaan sepanjang Januari hingga
1. Manusia sebagai pengguna, dapat berperan Maret 2014 adalah usia produktif. Kebanyakan
sebagai pengemudi atau pejalan kaki yang dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan pegawai
dalam keadaan normal mempunyai kemampuan swasta. Sehingga dengan adanya kesadaran
dan kesiagaan yang berbeda-beda (waktu reaksi, dalam memiliki budaya tertib lalu lintas maka
konsentrasi). Perbedaan-perbedaan tersebut dapat mengurangi tingkat kecelakaan pada
masih dipengaruhi oleh keadaan fisik dan kalangan pelajar.
psikologi, umur serta jenis kelamin dan 3. Mengurangi tingkat pelanggaran lalu lintas
pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca, Dengan adanya budaya lalu lintas di jalan pada
penerangan/lampu jalan dan tata ruang. kalangan pelajar, maka tingkat pelanggaran lalu
2. Kendaraan, digunakan oleh pengemudi lintaspun akan berkurang. Sehingga kedamaian
mempunyai karakteristik yang berkaitan dengan pemakai jalan akan lebih meningkat. Contohnya
kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi memakai mesin knalpot yang berstandart
dan muatan yang membutuhkan ruang yang nasional makan pemakai jalan yang lain tidak
cukup untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas. akan terganggu dengan suara knalpot yang tidak
3. Jalan, merupakan lintasan yang direncanakan berstandar nasional.
untuk dilalui kendaraan bermotor maupun
kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan C. Pelanggaran dan Sanksi dalam Lalu Lintas
kaki. Jalan tersebut direncanakan untuk mampu Aturan dibuat untuk ditaati, bukan untuk
mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan dilanggar, begitu juga dengan dikeluarkannya UU
mampu mendukung beban muatan sumbu Nomor 22 Tahun 2009. Disebut ada pelanggaran
kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam berlalu lintas apabila seseorang itu tidak mematuhi
angka kecelakaan lalu-lintas. ketentuan-ketentuan dalam berlalu lintas
Selain dari tiga komponen di atas, untuk sebagaimana yang telah ditetapkan. Keberadaan
menunjang ketertiban berlalu lintas di jalan raya ketentuan-ketentuan dalam berlalu lintas diciptakan
para pengguna jalan juga difasilitasi dengan untuk mengatur pengguna jalan agar tercipta
beragam rambu-rambu lalu lintas. Keberadaan keteraturan dalam berlalu lintas serta mengurangi
rambu-rambu lalu lintas ini sangatlah bermanfaat tingginya angka kecelakaan. Ada korelasi antara
bagi pengguna jalan. Rambu-rambu lalu lintas pelanggaran lalu lintas dengan tingkat kecelakaan.
dibuat karena untuk memberitahukan sesuatu hal Semakin tinggi angka pelanggaran, maka akan
baik itu bersifat peringatan, larangan, perintah dan tinggi pula angka kecelakaan. Pelanggaran dalam
petunjuk bagi pemakai jalan. Sehingga rambu- berlalu lintas dapat berakibat fatal diantaranya
rambu tersebut untuk ditaati sekaligus dapat tingginya angka kecelakaan yang menimbulkan
memberikan informasi tentang kondisi jalan yang kerugian yang tidak kecil. Berdasarkan fakta
ada saat itu. Beberapa manfaat akan kita dapatkan kecelakaan yang terjadi kebanyakan bisebabkan
ketika kita memiliki budaya tertib lalu lintas, antara akibat pelanggaran dalam berlalu lintas.
lain: Secara rinci, kecelakaan yang terjadi dalam
1. Sampai tujuan dengan selamat lalu lintas disebabkan oleh 4 (empat) faktor, yaitu:

Vol 4 No 2 Juli 2020


SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 161

1. Faktor Human/Pengemudi (manusia), yaitu: 1. Pasal 106 Ayat (8) “setiap orang yang
a. Tidak disiplin (melanggar peraturan/rambu- mengemudikan ranmor dan penumpang sepeda
rambu lalu lintas), misalnya: melanggar motor wajib mengenakan helm yang
lampu traffic light dan marka, parkir mengenakan hekm yang berstandar nasional”
sembarangan, rem mendadak, ngebut, dsb. 2. Pasal 107 Ayat (2) “sepeda motor wajib
b. Emosional/tidak sabaran, mungkin karena menyalakan lampu utama pada siang hari”
tergesa-gesa „kejar tayang‟ atau ada hal yang 3. Pasal 106 Ayat (4) “setiap orang yang
sangat penting/mendadak, dsb. mengemudi kendaraan bermotor dijalan wajib
c. Daya konsentrasi berkurang, hal ini memenuhi ketentuan rambu perintah atau rambu
disebabkan karena mengemudi sambil larangan; marka jalan, aalt pemberi isyarat lalin,
bicara, menelepon/sms, melamun, berkhayal, gerakan lalin, berhenti dan parkir, peringatan
dsb. dengan bunyi dan sinar, kecepatan, tata cara
d. Kurang trampil dalam mengemudi (baru penggandengan”
belajar, jam terbang minim). 4. Pasl 285 Ayat (1) “mengemudikan sepeda
e. Mengantuk/lelah (pulang kerja, perjalanan motor wajib memenuhi persyaratan teknis dan
jauh, habis sakit, dsb). laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson,
f. Mabuk (dalam pengaruh obat/minuman) lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah,
g. Kesehatan (kondisi tubuh yang kurang fit). alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan,
2. Faktor Kendaraan, seperti: Kendaraan tidak laik knalpot, dan kedalaman alur ban”
jalan (usia tua, rusak); Ban tiba-tiba pecah 5. Pasal 77 Ayat (1) Jo Pasal 281 “setiap orang
(bersifat insidentil).; Rem blong, lampu tidak mengemudi kendaraan bermotor dijalan wajib
berfungsi/tidak ada; Melebihi muatan; Bukan memiliki SIM sesuai jennies kendaraan
peruntukannya (ban dan bodi modif). bermotor yang dikemudikan”, dsb.
3. Faktor Jalan, misalnya: Jalan sempit; Jalan licin Terhadap beberapa contoh ketentuan yang
(habis hujan, banjir, ada ceceran dapat dijadikan acuan dalam penegakan hukum di
minyak/oli,dsb); Jalan bergelombang; Tikungan atas, maka UU No. 22 Tahun 2019 juga mengatur
tajam, tanjakan/menurun; Jalan terlalu sanksi jika ada pelanggaran, antara lain yaitu:
mulus/hotmix yang bikin pengendara merasa Pasal 281: Setiap orang yang mengemudikan
sangat nyaman akhirnya malah jadi lengah. Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak memiliki
4. Faktor Cuaca, contohnya: Berkabut; Hujan; Surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud
Longsor; Banjir. dalam Pasal 77 ayat (1) dipidana dengan pidana
Dari keempat faktor di atas faktor manusia kurungan paling lama 4 (empat) bulan atau denda
merupakan faktor utama terjadinya berbagai paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
kecelakaan dalam lalu lintas. Berdasarkan data Pasal 285 (1): Setiap orang yang
tahun 2011 urutan faktor penyebab terjadinya mengemudikan Sepeda Motor di Jalan yang tidak
kecelakaan dalam lalu lintas (dalam prosentase) memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang
adalah sebagai berikut: (1) Faktor manusia (80%- meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu
90%), (2) Faktor jalan dan lingkungan (10%-20%), rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya,
(3) Faktor kendaraan (5%-10%), dan (4) Faktor alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman
cuaca (1%-5%). Berdasarkan data-data tersebut, alur ban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106
cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) dan ayat (3)
tingginya angka kecelakaan, antara lain dengan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
cara penegakan hukum di jalan, yaitu dengan cara (satu) bulan atau denda paling banyak Rp
mengadakan operasi SIM, perlengkapan kendaraan 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
dan helm. Penegakan hukum harus tegas untuk
mambuat pelanggar jera tetapi harus dilakukan 3. Kerangka Pemecahan Masalah dan
sesuai Undang-Undang No. 22 Tahun 2009. Realisasinya
Berikut ini beberapa contoh aturan yang A. Kerangka Pemecahan Masalah
tertera pada Undang-Undang No. 22 Tahun 2009, Sebagaimana dipaparkan sebelumnya bahwa
yang dapat dijadikan acuan di dalam penegakan pada umumnya tingkat pengetahuan dan
hukum, yaitu: pemahaman masyarakat, khususnya pada
pelajar/siswa SMK Patria Gadingrejo terhadap

Vol 4 No 2 Juli 2020


SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 162

peraturan lalu lintas masih rendah. Oleh karena itu, lalu lintas lalu lintas
solusi untuk mengatasi masalah tersebut di atas, beserta beserta
diperlukan adanya proses pengajaran dan akibatnya akibatnya
pendidikan kaidah-kaidah hukum khususnya 4 Siswa SMK Ceramah Siswa SMK
tentang hukum lalu lintas dalam bentuk sosialisasi Patria belum dan diskusi Patria dapat
atau penyuluhan hukum. Melalui kegiatan mengetahui mengetahui
penyuluhan ini, diharapkan cukup efektif dalam dan dan
mentransformasi pengetahuan mengenai ketentuan memahami memahami
hukum atau peraturan lalu lintas yang berlaku. tentang tentang
Transformasi yang diberikan kepada berbagai berbagai
masyarakat (pelajar/siswa SMK Patria Gadingrejo) sanksi atas sanksi atas
berupa pengetahuan hukum lalu lintas meliputi pelanggaran pelanggaran
disiplin atau tertib lalu lintas, pelanggaran lalu lalu lintas lalu lintas
lintas, dan berbagai sanksi atas pelanggaran yang
diatur di dalam UU Nomor 22 Tahun 2009. B. Realisasi Pemecahan Masalah
Dengan transformasikannya materi-materi tersebut, Berdasarkan data dan informasi yang
mereka akan menerima pengetahuan baru dan diperoleh, dapat diketahui bahwa masyarakat
mencapai pola sikap baru. Perubahan perilaku pelajar/siswa SMK Patria Gading Rejo yang
khalayak sasaran yang memperoleh penyuluhan menjadi khalayak sasaran dalam kegiatan ini
hukum dapat digambarkan sebagai berikut: masih memiliki pengetahuan yang rendah tentang
materi penyuluhan. Hal-hal yang terkait khususnya
Tabel 1. Kerangka pemecahan masalah dengan kewajiban-kewajiban yang mesti dilakukan
Luaran yang untuk terciptanya ketertiban di jalan raya belum
No Kondisi Awal Perlakuan
Dihasilkan dimengerti dengan baik oleh para pelajar siswa
1 Siswa SMK Ceramah Siswa SMK SMK Patria Gading Rejo. Oleh karena itu, untuk
Patria belum dan diskusi Patria dapat mengatasi permasalahan tersebut, siswa SMK
mengetahui mengetahui Patria Gading Rejo perlu ditingkatkan
dan dan pemahamannya melalui suatu kegiatan sosialisasi
memahami memahami hukum berupa penyuluhan hukum yang
tentang tentang berhubungan dengan ketertiban berlalu lintas
pengertian pengertian dalam rangka untuk meminimalisir terjadinya
disiplin atau disiplin atau kecelakaan di jalan raya.
tertib lalu tertib lalu
lintas lintas 4. Hasil dan Pembahasan
2 Siswa SMK Ceramah Siswa SMK A. Evaluasi Terhadap Khalayak Sasaran
Patria belum dan diskusi Patria dapat Untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau
mengetahui mengetahui kegagalan sosialisasi ini, maka kepada khalayak
dan dan sasaran perlu dilakukan evaluasi kegiatan. Evaluasi
memahami memahami dilakukan secara spesifik untuk mengetahui tingkat
tentang arti arti penting pengetahuan dan pemahamannya terhadap materi
penting dan dan manfaat yang disampaikan. Adapun langkah-langkah
manfaat dari dari tertib evalusinya meliputi:
tertib lalu lalu lintas 1. Evaluasi awal
lintas Evaluasi awal dilakukan sebelum penyampaian
3 Siswa SMK Ceramah Siswa SMK materi, dengan maksud untuk mengetahui
Patria belum dan diskusi Patria dapat tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang
mengetahui mengetahui pengertian disiplin atau tertib lalu lintas,
dan dan manfaat tertib lalu lintas, serta jenis-jenis
memahami memahami pelanggaran beserta sanksinya. Evaluasi ini
tentang jenis- tentang jenis- dilakukan dengan menggunakan beberapa
jenis jenis daftar pertanyaan mengenai aspek pengetahuan
pelanggaran pelanggaran dan pemahaman khalayak sasaran terhadap

Vol 4 No 2 Juli 2020


SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 163

materi hukum di atas. Perkembangan nilai Peningkatan pengetahuan dan pemahaman


antara evaluasi awal dengan evaluasi akhir masyarakat meliputi hal-hal tentang pengertian
tercantum dalam tabel terlampir. Adapun hasil disiplin atau tertib lalu lintas, manfaat tertib
rata-rata evaluasi awal dari 50 orang peserta lalu lintas, serta jenis-jenis pelanggaran beserta
baru mencapai 49,50. Hal ini menunjukkan sanksinya.
tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta
kegiatan tergolong rendah. B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
2. Evaluasi proses. Keberhasilan dari kegiatan penyuluhan ini
Evaluasi proses dilakukan selama proses terutama didukung oleh :
kegiatan sosialisasi hukum berlangsung. a. Antusias khalayak sasaran yang benar-benar
Evaluasi ini dilakukan dengan cara menilai menginginkan adanya informasi tentang
partisipasi aktif peserta melalui sejumlah hukum yang mengatur mengenai lalu lintas dan
pertanyaan dan bobot pertanyaan yang angkutan jalan raya.
diajukan. Peserta yang hadir ternyata b. Adanya dukungan dari instansi di mana
memberikan sikap yang positif terhadap sosialisasi atau penyuluhan ini dilakukan, baik
kegiatan ini. Selain itu, peserta selalu oleh Kepala SMK Patria Gading Rejo maupun
mengukapkan kasus-kasus yang terjadi jajarananya para dewan guru setempat.
mengenai berbagai jenis pelanggaran lalu Mengingat adanya faktor pendukung di atas,
lintas beserta dengan sanksi-sanksinya, baik maka dalam pelaksanaan kegiatan ini pada
sanksi pidana kurungan atau pun besaran dasarnya tidak menghadapi hambatan atau
sanksi denda. kesulitan yang mendasar.
3. Evaluasi akhir
Evaluasi akhir digunakan dengan 5. Penutup
menggunakan daftar pertanyaan yang sama A. Kesimpulan
pada waktu pra-uji yang diselenggarakan pada Berdasarkan pelaksanaan dan evaluasi yang
akhir kegiatan. Evaluasi akhir bertujuan untuk telah dilaksanakan dari kegiatan penyuluhan ini,
mengetahui keberhasilan kegiatan sosialisasi maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
dengan membandingkan pengetahuan dan a. Kegiatan penyuluhan hukum ini cukup
pemahaman sebelum dan sesudah kegiatan berhasil, yang ditandai dengan keaktifan
dilakukan. Hasil yang dicapai para peserta peserta, baik dalam mengikuti dan menyimak
ditunjukkan dengan melihat perkembangan penyajian materi maupun dalam kesempatan
hasil evaluasi akhir (En) dikurangi hasil tanya jawab atau diskusi.
evaluasi awal (Ea) atau K = (En) - (Ea). Jika b. Adanya peningkatan pengetahuan dan
terjadi perubahan terhadap pengetahuan dan pemahaman tentang hukum yang mengatur
pemahaman hukum, yaitu dari tidak tahu mengenai ketertiban berlalu lintas. Hal ini
menjadi tahu, dari tidak /kurang faham menjadi ditunjukan dengan hasil evaluasi dari 49,50
faham, maka sosialisasi ini dapat dikatakan (evaluasi awal) menjadi 65,70 (evaluasi akhir).
berhasil. Tingkat perubahan kedua hal tersebut Peningkatan pengetahuan dan pemahaman
di atas dapat dilihat dari selisih antara hasil peserta meliputi pengertian disiplin atau tertib
pra-uji dan hasil pasca-uji yang meliputi lalu lintas, manfaat tertib lalu lintas, serta jenis-
tingkat perubahan pemahaman. Jika hasil pra- jenis pelanggaran beserta sanksinya.
uji lebih rendah, nilainya daripada setelah Diharapkan dengan meningkatnya pengetahuan
dilakukan kegiatan sosialisasi, atau hasil pasca- dan pemahaman masyarakat tentang peraturan
uji nilainya lebih tinggi daripada pra-uji, maka lalu lintas akan meningkat pula kesadaran
tingkat pencapaian pengetahuan khalayak hukumnya. Keberhasilan dari kegiatan
sasaran kegiatan dapat dikatakan berhasil. penyuluhan ini tidak terlepas dari dukungan
Berdasarkan hasil evaluasi awal dan akhir dan antusias para siwa SMK Patria Gading
maka diperoleh angka peningkatan, yaitu dari Rejo sebagai khalayak sasara serta adanya
49,50 (evaluasi awal) menjadi 65,70 (evaluasi dukungan dari Kepala Sekolah dan dewan guru
akhir). Dengan demikian, di sini telah terjadi setempat.
peningkatan tingkat pengetahuan dan
pemahaman tentang materi yang disajikan.

Vol 4 No 2 Juli 2020


SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 164

B. Saran Daftar Pustaka


Dengan adanya sambutan yang positif dari Friedman, Lawrence M. 1977. Law and Society: An
khalayak sasaran setempat terhadap kegiatan Introduction, Englewood Cliffs. Prentice Hall,
penyuluhan ini, maka perlu adanya tindak lanjut Inc, New Jersey.
H.S., Djajoesman. 1976. Grafik Lalu Lintas dan
serta kontinuitas dari kegiatan tersebut. Ke depan,
Angkutan Jalan, Balai Pustaka, Jakarta.
materi yang perlu disampaikan pada masyarakat Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Sakai Sambayan,
bisa jadi bukan hanya kaidah/aturan-aturan hukum Vol. 2 No 1 Maret 2018.
yang mengatur tentang lalu lintas saja, tetapi di Kansil, C.S.T., dkk. 1995. Disiplin Berlalu Lintas di
bidang lain seperti narkoba, kenakalan remaja, atau Jalan Raya, P.T. Rineka cipta, Jakarta.
norma-norma sosial lainnya. Hal ini disebabkan Mertokusumo, Sudikno. 1984. Bunga Rampai Ilmu
ditengarai masih banyaknya di kalangan Hukum. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
masyarakat dan siswa yang belum mengetahui dan Soekanto, Soerjono. 1982. Kesadaran Hukum dan
memahami secara detail dan komprehensif Kepatuhan Hukum, Edisi Pertama, CV. Rajawali,
berbagai ketentuan hukum di atas. Oleh karena itu, Jakarta.
............... . 1985. Efektivikasi Hukum dan Peranan
penyampaian informasi tentang hukum melalui
Sanksi. Penerbit CV Remaja Karya, Bandung.
penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat dan ............... . 1990. Polisi dan Lalu lintas (Analisis
siswa masih sangat diperlukan. menurut Sosiologi Hukum), Bandar Maju,
Terimakasih kepada Fakultas Ekonomi Bandung.
Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang telah Taneko, Soleman B. 1993. Pokok-Pokok Studi Hukum
memberikan dukungan dana sehingga kegiatan Dalam Masyarakat. Penerbit PT Raja Grafindo
pengabdian masyarakat berjalan dengan lancar. Persada, Jakarta.
Wignjosoebroto, Soetandjo. 2002. Hukum, Paradigma,
Metode dan Dinamika Masalahnya. Penerbit
ELSAM, Jakarta.
www.kompascomunity.com/indeks.php?fuseaction-
home.detail&id. Diakses tanggal 21 Juli 2018.

Vol 4 No 2 Juli 2020

Anda mungkin juga menyukai