Abstrak
Permasalahan dalam kegiatan ini adalah: 1) Pada umumnya tingkat pengetahuan dan pemahaman hukum para siswa
terhadap Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan masih rendah. 2) Tingkat
kedisiplinan atau kepatuhan para siswa terhadap tertib lalu lintas di jalan raya masih perlu untuk ditingkatkan,
mengingat masih sering ditemukan adanya pelanggaran lalu lintas. 3) Pada umumnya para siswa belum sepenuhnya
sadar akan manfaat dan pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas untuk keselamatan di jalan. Solusi untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan melakukan proses edukasi dan pengenalan kaidah-kaidah hukum khususnya tentang
hukum lalu lintas kepada para siswa dalam bentuk sosialisasi atau penyuluhan hukum. Kegiatan penyuluhan hukum ini
cukup berhasil ditandai dengan keaktifan peserta, baik dalam mengikuti dan menyimak penyajian materi maupun dalam
kesempatan tanya jawab atau diskusi. Para peserta juga ada peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang hukum
yang mengatur mengenai ketertiban berlalu lintas. Hal ini ditunjukkan dengan hasil evaluasi dari 49,50 pada evaluasi
awal menjadi 65,7 pada evaluasi akhir. Ke depan diperlukan adanya tindak lanjut serta kontinuitas dari kegiatan
tersebut, baik penyuluhan hukum tentang lalu lintas maupun bidang-bidang hukum lain seperti narkoba, kenakalan
remaja, atau norma-norma sosial lainnya.
berakibat vatal bagi keselamatan dirinya maupun berlalu lintas masyarakat masih kurang. Tingkat
bagi orang lain. ketaatan atau disiplin masyarakat dalam berlalu
Secara umum, dari banyak literatur, lintas yang demikian ini menunjukkan, bahwa
menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang dapat kesadaran hukum masyarakat masih rendah. Hal ini
menyebabkan tingginya angka kecelakaan lalu yang kemudian menimbulkan terjadinya
lintas. Ketiga faktor tersebut adalah: Pertama dan ketidaktertiban masyarakat di dalam berlalu lintas
yang paling banyak menjadi faktor penyebab di jalan raya. Kondisi ini bisa jadi dikarenakan
adalah faktor pengendara atau diri kita sendiri. pengguna jalan raya tidak tahu ada aturan dan
Banyak kasus kecelakaan akibat pengendara yang disiplin dalam berlalu lintas, yaitu UU Nomor 22
ugal-ugalan dijalan, ada juga pengendara yang Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
mengendarai dalam kondisi mengantuk, kurang fit, Jalan, atau mungkin bahkan sudah menganggap
dan lain sebagainya. Sebagai pengguna jalan tidak pentingnya aturan-aturan tersebut alih-alih
umum. Sudah sewajibnya kita menjadi pengendara dengan kepentingan yang mendesak sehingga
yang baik dimanapun kita berkendara. Jangan mereka tidak lagi memikirkan keselamatan orang
sampai mengendarai dengan ugal-ugalan atau lain atau kepentingan umum.
dalam keadaan mengantuk, dan harus memakai Pemahaman tata tertib berlalu lintas
helm SNI. Kedua, adalah faktor jalan, dibeberapa merupakan keharusan bagi semua pengguna jalan
daerah masih banyak ditemukan jalan dengan raya, baik pengendara kendaraan mobil maupun
kondisi rusak, berlubang, tidak rata, ataupun terlalu motor. Pentingnya pemahaman terhadap tata tertib
sempit sehingga menyebabkan jalan tersebut lalu lintas ini disebabkan dalam kenyataannya
mempunyai resiko kecelakaan tinggi. Ketiga, banyak sekali ditemukan adanya pelanggaran
adalah faktor kendaraan, misalnya kendaraan yang rambu-rambu lalu-lintas yang hampir setiap hari
tidak layak jalan. Kaca spion yang tidak dipasang terjadi. Pelanggaran tersebut dilakukan tidak hanya
lengkap, padahal kaca spion mempermudah kita oleh pengendara motor, tetapi sampai pengendara
melihat kendaraan yang ada dibelakang. Kemudian bis dan atau truk, bahkan oleh pengendara sampai
knalpot yang diganti tidak standart akan membuat mobil mewah. Realitas ini menunjukkan bahwa
bising pengendara lainnya, dan lain-lain. disiplin para pengendara motor dan mobil terhadap
Masalah lalu lintas merupakan salah satu tata tertib lalu lintas masih rendah. Disiplin adalah
masalah yang berskala nasional yang berkembang ketaatan dan kepatuhan terhadap hukum, undang-
seirama dengan perkembangan masyarakat. undang, peraturan, ketentuan dan norma-norma
Persoalan yang dihadapi dewasa ini adalah masih yang berlaku. Harus diyakini bahwa undang-
tingginya angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya. undang dan peraturan sejenisnya dibuat dengan
Di Indonesia, setiap tahun sekitar 9000 nyawa maksud dan tujuan yang baik. Yang pasti bahwa
melayang sia-sia akibat kecelakaan lalu lintas di peraturan tentang berlalu-lintas disusun untuk
jalan raya. Data tersebut menunjukkan bahwa dua menjaga ketertiban dan keteraturan. Sebagai warga
puluh lima orang tewas setiap hari atau ada satu atau masyarakat, maka kita wajib untuk mentaati
orang meninggal dunia di jalan raya setiap lima dan mematuhinya. Dengan keyakinan tadi, maka
puluh tujuh menit. kita harus secara sadar dan ikhlas mematuhinya
Hasil studi terungkap bahwa 42% dari 1260 peraturan tersebut, bukan karena keterpaksaan.
kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada Kalau kita sudah sadar akan manfaat berdisiplin
umumnya diawali dengan pelanggaran lalu lintas lalu-lintas, maka sebenarnya tidak perlu lagi ada
oleh pengemudi, sisanya sebanyak 58% disebabkan polisi atau kamera pengawas di setiap jalan.
oleh kondisi kendaraan, jalan, dan alam. Melihat Budaya tertib lalu lintas sangatlah
itu semua diperlukan kegiatan pengendalian lalu bermanfaat bagi kita. Rambu-rambu lalu lintas
lintas secara menyeluruh dan terpadu, tidak cukup dibuat karena untuk memberitahukan sesuatu hal
hanya penegakan hukum semata, namun perlu baik itu bersifat peringatan, larangan, perintah dan
melakukan upaya yang ditunjang oleh seluruh petunjuk bagi pemakai jalan. Sehingga rambu-
komponen bangsa, adanya peran aktif dari rambu tersebut untuk ditaati sekaligus dapat
masyarakat dalam mewujudkan rasa kesadaran dan memberikan informasi tentang kondisi jalan yang
disiplin dalam melakukan aktivitas di jalan. ada saat itu. Beberapa manfaat akan kita dapatkan
Tingginya angka kecelakaan tersebut di atas ketika kita memiliki budaya tertib lalu lintas, antara
mengindikasikan bahwa tingkat kedisiplinan lain:
hukum. Kesadaran hukum warga negara dapat 3. Indikator yang ketiga adalah sikap hukum .
terlihat dari perilaku di mana dia berada. Kesadaran Seseorang mempunyai kecenderungan untuk
hukum adalah kesadaran yang ada pada setiap mengadakan penilaian tertentu terhadap hukum.
manusia tentang apa hukum itu atau apa 4. Indikator yang keempat adalah perilaku hukum,
seharusnya hukum itu, suatu kategori tertentu dari yaitu dimana seseorang atau dalam suatu
hidup kejiwaan kita dengan mana kita masyarakat warganya mematuhi peraturan yang
membedakan antara hukum dan tidak hukum berlaku.
(onrecht), antara yang seyogyanya dilakukan dan Berdasarkan keempat indikator tersebut di
tidak seyogyanya dilakukan. atas, menunjukkan tingkatan-tingkatan pada
Kesadaran hukum mempunyai beberapa kesadaran hukum tertentu di dalam perwujudannya.
konsepsi, salah satunya konsepsi mengenai Apabila seseorang mengetahui hukum. maka bisa
kebudayaan hukum. Konsepsi ini mengandung dikatakan bahwa tingkat kesadaran hukumnya
ajaran-ajaran kesadaran hukum lebih banyak masih rendah. Akan tetapi, kalau seseorang atau
mempermasalahkan kesadaran hukum yang suatu masyarakat telah berperilaku sesuai hukum,
dianggap sebagai mediator antara hukum dengan maka tingkat kesadaran hukumnya telah tinggi.
perilaku manusia, baik secara individual maupun
kolektif. Menurut Soerjono Soekanto, kesadaran B. Tertib dalam Lalu lintas
hukum sebenarnya merupakan kesadaran atau Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai
nilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia bagian dari sistem transportasi nasional harus
tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang dikembangkan potensi dan perannya untuk
diharapkan ada. Sebenarnya yang ditekankan mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban,
adalah nilai-nilai tentang fungsi hukum dan bukan dan kelancaran berlalu lintas dan angkutan jalan
suatu penilaian hukum terhadap kejadian-kejadian dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi
yang konkrit dalam masyarakat yang bersangkutan. dan pengembangan wilayah. Atas pertimbangan
Oleh karena itu untuk meningkatkan kesadaran itu, maka diundangkan UU Nomor 22 Tahun 2009
hukum menurut Sudikno ada dua cara yaitu: (1) Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Tertib
dengan memperberat ancaman hukuman/ Lalu Lintas mempunyai tujuan untuk mewujudkan
mengetatkan pengawasan (melalui tindakan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman,
drastis), (2) dengan cara menanamkan nilai-nilai cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien
hukum kepada masyarakat (melalui tindakan melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu
pendidikan). lintas. Tata cara berlalu lintas di jalan diatur
Lebih lanjut Soerjono Soekanto menyatakan dengan peraturan perundangan menyangkut arah
bahwa indikator-indikator dari kesadaran hukum lalu lintas, prioritas menggunakan jalan, lajur lalu
sebenarnya merupakan petunjuk yang relatif lintas, jalur lalu lintas dan pengendalian arus di
kongkrit tentang taraf kesadaran hukum. Dijelaskan persimpangan.
lagi secara singkat bahwa : Pengertian lalu lintas di dalam Undang-
1. Indikator pertama adalah pengetahuan hukum. undang No 22 Tahun 2009 didefinisikan sebagai
Seseorang mengetahui bahwa perilaku-perilaku gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas
tertentu itu telah diatur oleh hukum. Peraturan jalan, sedang yang dimaksud dengan ruang lalu
hukum yang dimaksud disini adalah hukum lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan
tertulis maupun hukum yang tidak tertulis. bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau
Perilaku tersebut menyangkut perilaku yang barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung.
dilarang oleh hukum maupun perilaku yang Menurut Djajoesman yang dimaksud secara harfia
diperbolehkan oleh hukum. dengan lalu lintas, diartikan sebagai gerak (bolak
2. Indikator kedua adalah pemahaman hukum. balik) manusia atau barang dari satu tempat ke
Seseorang warga masyarakat mempunyai tempat lainnya dengan menggunakan sarana jalan
pengetahuan dan pemahaman mengenai aturan- umum. Alat gerak yang dapat digunakan untuk
aturan tertentu, misalnya adanya pengetahuan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain itu
dan pemahaman yang benar dari masyarakat sering disebut sebagai kendaraan yang terbagi
tentang hakikat dan arti pentingnya UU No. 1 menjadi dua jenis yaitu kendaraan bermotor dan
Tahun 1974 tentang perkawinan. kendaraan tidak bermotor. Kendaraan bermotor
yaitu kendaraan yang menggunkan mesin untuk
bisa berjalan. Contohnya sepeda motor, mobil, dan Jika semua orang terutama kalangan pelajar
lain-lain. Sedangkan kendaraan tidak bermotor memiliki budaya tertib lalu lintas maka
yaitu kendaraan yang tidak menggunakan mesin keselamatanpun terjamin. Karena pelajar satu
melainkan menggunakan tenaga manusia atau dengan yang lain saling memahami dan
hewan. Misalnya andong, becak, dan lain-lain. mengerti posisi mereka sama-sama pemakai
Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas jalan. Budaya tertib lalu lintas antara lain
yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan, dan menjadi pengguna jalan yang baik, menaati
jalan. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan, rambu-rambu lalu lintas, serta peraturan yang
di mana dalam pergerakan kendaraan yang mengenai lalu lintas. Sehingga mereka sampai
memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh tujuan dengan selamat.
pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang 2. Mengurangi tingkat kecelakaan pada kalangan
ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan pelajar
yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan Menurut data catatan PT Jasa Raharja Cabang
melalui jalan yang memenuhi persyaratan sebagai Jatim terungkap 70 persen dari total 4.286
berikut: korban kecelakaan sepanjang Januari hingga
1. Manusia sebagai pengguna, dapat berperan Maret 2014 adalah usia produktif. Kebanyakan
sebagai pengemudi atau pejalan kaki yang dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan pegawai
dalam keadaan normal mempunyai kemampuan swasta. Sehingga dengan adanya kesadaran
dan kesiagaan yang berbeda-beda (waktu reaksi, dalam memiliki budaya tertib lalu lintas maka
konsentrasi). Perbedaan-perbedaan tersebut dapat mengurangi tingkat kecelakaan pada
masih dipengaruhi oleh keadaan fisik dan kalangan pelajar.
psikologi, umur serta jenis kelamin dan 3. Mengurangi tingkat pelanggaran lalu lintas
pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca, Dengan adanya budaya lalu lintas di jalan pada
penerangan/lampu jalan dan tata ruang. kalangan pelajar, maka tingkat pelanggaran lalu
2. Kendaraan, digunakan oleh pengemudi lintaspun akan berkurang. Sehingga kedamaian
mempunyai karakteristik yang berkaitan dengan pemakai jalan akan lebih meningkat. Contohnya
kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi memakai mesin knalpot yang berstandart
dan muatan yang membutuhkan ruang yang nasional makan pemakai jalan yang lain tidak
cukup untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas. akan terganggu dengan suara knalpot yang tidak
3. Jalan, merupakan lintasan yang direncanakan berstandar nasional.
untuk dilalui kendaraan bermotor maupun
kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan C. Pelanggaran dan Sanksi dalam Lalu Lintas
kaki. Jalan tersebut direncanakan untuk mampu Aturan dibuat untuk ditaati, bukan untuk
mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan dilanggar, begitu juga dengan dikeluarkannya UU
mampu mendukung beban muatan sumbu Nomor 22 Tahun 2009. Disebut ada pelanggaran
kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam berlalu lintas apabila seseorang itu tidak mematuhi
angka kecelakaan lalu-lintas. ketentuan-ketentuan dalam berlalu lintas
Selain dari tiga komponen di atas, untuk sebagaimana yang telah ditetapkan. Keberadaan
menunjang ketertiban berlalu lintas di jalan raya ketentuan-ketentuan dalam berlalu lintas diciptakan
para pengguna jalan juga difasilitasi dengan untuk mengatur pengguna jalan agar tercipta
beragam rambu-rambu lalu lintas. Keberadaan keteraturan dalam berlalu lintas serta mengurangi
rambu-rambu lalu lintas ini sangatlah bermanfaat tingginya angka kecelakaan. Ada korelasi antara
bagi pengguna jalan. Rambu-rambu lalu lintas pelanggaran lalu lintas dengan tingkat kecelakaan.
dibuat karena untuk memberitahukan sesuatu hal Semakin tinggi angka pelanggaran, maka akan
baik itu bersifat peringatan, larangan, perintah dan tinggi pula angka kecelakaan. Pelanggaran dalam
petunjuk bagi pemakai jalan. Sehingga rambu- berlalu lintas dapat berakibat fatal diantaranya
rambu tersebut untuk ditaati sekaligus dapat tingginya angka kecelakaan yang menimbulkan
memberikan informasi tentang kondisi jalan yang kerugian yang tidak kecil. Berdasarkan fakta
ada saat itu. Beberapa manfaat akan kita dapatkan kecelakaan yang terjadi kebanyakan bisebabkan
ketika kita memiliki budaya tertib lalu lintas, antara akibat pelanggaran dalam berlalu lintas.
lain: Secara rinci, kecelakaan yang terjadi dalam
1. Sampai tujuan dengan selamat lalu lintas disebabkan oleh 4 (empat) faktor, yaitu:
1. Faktor Human/Pengemudi (manusia), yaitu: 1. Pasal 106 Ayat (8) “setiap orang yang
a. Tidak disiplin (melanggar peraturan/rambu- mengemudikan ranmor dan penumpang sepeda
rambu lalu lintas), misalnya: melanggar motor wajib mengenakan helm yang
lampu traffic light dan marka, parkir mengenakan hekm yang berstandar nasional”
sembarangan, rem mendadak, ngebut, dsb. 2. Pasal 107 Ayat (2) “sepeda motor wajib
b. Emosional/tidak sabaran, mungkin karena menyalakan lampu utama pada siang hari”
tergesa-gesa „kejar tayang‟ atau ada hal yang 3. Pasal 106 Ayat (4) “setiap orang yang
sangat penting/mendadak, dsb. mengemudi kendaraan bermotor dijalan wajib
c. Daya konsentrasi berkurang, hal ini memenuhi ketentuan rambu perintah atau rambu
disebabkan karena mengemudi sambil larangan; marka jalan, aalt pemberi isyarat lalin,
bicara, menelepon/sms, melamun, berkhayal, gerakan lalin, berhenti dan parkir, peringatan
dsb. dengan bunyi dan sinar, kecepatan, tata cara
d. Kurang trampil dalam mengemudi (baru penggandengan”
belajar, jam terbang minim). 4. Pasl 285 Ayat (1) “mengemudikan sepeda
e. Mengantuk/lelah (pulang kerja, perjalanan motor wajib memenuhi persyaratan teknis dan
jauh, habis sakit, dsb). laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson,
f. Mabuk (dalam pengaruh obat/minuman) lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah,
g. Kesehatan (kondisi tubuh yang kurang fit). alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan,
2. Faktor Kendaraan, seperti: Kendaraan tidak laik knalpot, dan kedalaman alur ban”
jalan (usia tua, rusak); Ban tiba-tiba pecah 5. Pasal 77 Ayat (1) Jo Pasal 281 “setiap orang
(bersifat insidentil).; Rem blong, lampu tidak mengemudi kendaraan bermotor dijalan wajib
berfungsi/tidak ada; Melebihi muatan; Bukan memiliki SIM sesuai jennies kendaraan
peruntukannya (ban dan bodi modif). bermotor yang dikemudikan”, dsb.
3. Faktor Jalan, misalnya: Jalan sempit; Jalan licin Terhadap beberapa contoh ketentuan yang
(habis hujan, banjir, ada ceceran dapat dijadikan acuan dalam penegakan hukum di
minyak/oli,dsb); Jalan bergelombang; Tikungan atas, maka UU No. 22 Tahun 2019 juga mengatur
tajam, tanjakan/menurun; Jalan terlalu sanksi jika ada pelanggaran, antara lain yaitu:
mulus/hotmix yang bikin pengendara merasa Pasal 281: Setiap orang yang mengemudikan
sangat nyaman akhirnya malah jadi lengah. Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak memiliki
4. Faktor Cuaca, contohnya: Berkabut; Hujan; Surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud
Longsor; Banjir. dalam Pasal 77 ayat (1) dipidana dengan pidana
Dari keempat faktor di atas faktor manusia kurungan paling lama 4 (empat) bulan atau denda
merupakan faktor utama terjadinya berbagai paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
kecelakaan dalam lalu lintas. Berdasarkan data Pasal 285 (1): Setiap orang yang
tahun 2011 urutan faktor penyebab terjadinya mengemudikan Sepeda Motor di Jalan yang tidak
kecelakaan dalam lalu lintas (dalam prosentase) memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang
adalah sebagai berikut: (1) Faktor manusia (80%- meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu
90%), (2) Faktor jalan dan lingkungan (10%-20%), rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya,
(3) Faktor kendaraan (5%-10%), dan (4) Faktor alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman
cuaca (1%-5%). Berdasarkan data-data tersebut, alur ban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106
cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) dan ayat (3)
tingginya angka kecelakaan, antara lain dengan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
cara penegakan hukum di jalan, yaitu dengan cara (satu) bulan atau denda paling banyak Rp
mengadakan operasi SIM, perlengkapan kendaraan 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
dan helm. Penegakan hukum harus tegas untuk
mambuat pelanggar jera tetapi harus dilakukan 3. Kerangka Pemecahan Masalah dan
sesuai Undang-Undang No. 22 Tahun 2009. Realisasinya
Berikut ini beberapa contoh aturan yang A. Kerangka Pemecahan Masalah
tertera pada Undang-Undang No. 22 Tahun 2009, Sebagaimana dipaparkan sebelumnya bahwa
yang dapat dijadikan acuan di dalam penegakan pada umumnya tingkat pengetahuan dan
hukum, yaitu: pemahaman masyarakat, khususnya pada
pelajar/siswa SMK Patria Gadingrejo terhadap
peraturan lalu lintas masih rendah. Oleh karena itu, lalu lintas lalu lintas
solusi untuk mengatasi masalah tersebut di atas, beserta beserta
diperlukan adanya proses pengajaran dan akibatnya akibatnya
pendidikan kaidah-kaidah hukum khususnya 4 Siswa SMK Ceramah Siswa SMK
tentang hukum lalu lintas dalam bentuk sosialisasi Patria belum dan diskusi Patria dapat
atau penyuluhan hukum. Melalui kegiatan mengetahui mengetahui
penyuluhan ini, diharapkan cukup efektif dalam dan dan
mentransformasi pengetahuan mengenai ketentuan memahami memahami
hukum atau peraturan lalu lintas yang berlaku. tentang tentang
Transformasi yang diberikan kepada berbagai berbagai
masyarakat (pelajar/siswa SMK Patria Gadingrejo) sanksi atas sanksi atas
berupa pengetahuan hukum lalu lintas meliputi pelanggaran pelanggaran
disiplin atau tertib lalu lintas, pelanggaran lalu lalu lintas lalu lintas
lintas, dan berbagai sanksi atas pelanggaran yang
diatur di dalam UU Nomor 22 Tahun 2009. B. Realisasi Pemecahan Masalah
Dengan transformasikannya materi-materi tersebut, Berdasarkan data dan informasi yang
mereka akan menerima pengetahuan baru dan diperoleh, dapat diketahui bahwa masyarakat
mencapai pola sikap baru. Perubahan perilaku pelajar/siswa SMK Patria Gading Rejo yang
khalayak sasaran yang memperoleh penyuluhan menjadi khalayak sasaran dalam kegiatan ini
hukum dapat digambarkan sebagai berikut: masih memiliki pengetahuan yang rendah tentang
materi penyuluhan. Hal-hal yang terkait khususnya
Tabel 1. Kerangka pemecahan masalah dengan kewajiban-kewajiban yang mesti dilakukan
Luaran yang untuk terciptanya ketertiban di jalan raya belum
No Kondisi Awal Perlakuan
Dihasilkan dimengerti dengan baik oleh para pelajar siswa
1 Siswa SMK Ceramah Siswa SMK SMK Patria Gading Rejo. Oleh karena itu, untuk
Patria belum dan diskusi Patria dapat mengatasi permasalahan tersebut, siswa SMK
mengetahui mengetahui Patria Gading Rejo perlu ditingkatkan
dan dan pemahamannya melalui suatu kegiatan sosialisasi
memahami memahami hukum berupa penyuluhan hukum yang
tentang tentang berhubungan dengan ketertiban berlalu lintas
pengertian pengertian dalam rangka untuk meminimalisir terjadinya
disiplin atau disiplin atau kecelakaan di jalan raya.
tertib lalu tertib lalu
lintas lintas 4. Hasil dan Pembahasan
2 Siswa SMK Ceramah Siswa SMK A. Evaluasi Terhadap Khalayak Sasaran
Patria belum dan diskusi Patria dapat Untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau
mengetahui mengetahui kegagalan sosialisasi ini, maka kepada khalayak
dan dan sasaran perlu dilakukan evaluasi kegiatan. Evaluasi
memahami memahami dilakukan secara spesifik untuk mengetahui tingkat
tentang arti arti penting pengetahuan dan pemahamannya terhadap materi
penting dan dan manfaat yang disampaikan. Adapun langkah-langkah
manfaat dari dari tertib evalusinya meliputi:
tertib lalu lalu lintas 1. Evaluasi awal
lintas Evaluasi awal dilakukan sebelum penyampaian
3 Siswa SMK Ceramah Siswa SMK materi, dengan maksud untuk mengetahui
Patria belum dan diskusi Patria dapat tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang
mengetahui mengetahui pengertian disiplin atau tertib lalu lintas,
dan dan manfaat tertib lalu lintas, serta jenis-jenis
memahami memahami pelanggaran beserta sanksinya. Evaluasi ini
tentang jenis- tentang jenis- dilakukan dengan menggunakan beberapa
jenis jenis daftar pertanyaan mengenai aspek pengetahuan
pelanggaran pelanggaran dan pemahaman khalayak sasaran terhadap