Anda di halaman 1dari 12

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan
Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 1-12 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 1

PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) BAGI ANAK-ANAK


USIA DINI

Encang Saepudin1, Sukaesih2, Agus Rusmana3


1,2,3
Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Padjadjaran
1
encang@unpad.ac.id, 2sukaesih@unpad.ac.id, 3a.rusmana@unpad.ac.id

ABSTRACT- This activity examines the role of the Kata kunci: Taman bacaan, anak usia dini, sumber
Community Library (TBM) For Early Childhood In belajar, sumber informasi rekreasi-edukasi.
the village Narawita Cicalengka District of Bandung
regency. Method or Participatory Rural Appraisal PENDAHULUAN
Techniques and data collection through interviews,
observation, focus group discussions, and literature Desa Narawita Kecamatan Cicalengka
study aims to determine the role of these activities Kabupaten Bandung Jawa Barat merupakan desa
bancaan community garden teutama on the tasks
and functions of public reading in improving yang sebagian besar penduduknya
learning skills in early childhood. The results show
that the public reading in a village environment berpenghidupan sebagai petani tradisional,
Narawita serve as a source of learning early age terutama sawah dan ladang sebagai lahan utama
children, resources for parents in fostering early
childhood-education and recreational facilities for usaha pertanian mereka. Sawah sebagai lahan
the community. Thus the public reading can serve as
penghidupan utama di sektor pertanian di desa ini
a learning tool for both kids an early age and the
parents’ children-especially young housewife in tidak bertambah, bahkan semakin berkurang
expanding their knowledge.
akibat bertambahnya penduduk yang bermukim di
Keywords: Libraries, early childhood, learning
sini.
resources, sources information recreation-
education. Tidak semua petani di Desa Narawita

ABSTRAK - Kegiatan ini mengkaji tentang Peran memiliki tanah atau sawah sebagai lahan utama
Taman Bacaan Masyarakat (Tbm) Bagi Anak- penghidupan mereka. Sekitar sepertiga dari
Anak Usia Dini di Desa Narawita Kecamatan
Cicalengka Kabupaten Bandung. Dengan Metode penduduk di desa ini hanya sebagai petani
atau Teknik Participatory Rural Appraisal dan
penggarap dan buruh tani. Mereka rata-rata hanya
teknik pengumpulan data melalui wawancara,
observasi, Focus Group Discussion, dan studi sebagai buruh tani yang ikut menggarap lahan
pustaka kegiatan ini bertujuan mengetahui peran
taman bacaan masyarakat teutama mengenai tugas pesawahan atau ladang kepada pemilik tanah.
dan fungsi taman bacaan masyarakat dalam Sementara itu, sebagian lain dari mereka bekerja
meningkatkan kemampuan belajar pada anak usia
dini. Hasil kajian menunjukkan bahwa taman sebagai pedagang, pemelihara ayam kampung
bacaan masyarakat yang ada di lingkungan Desa
Narawita berperan sebagai sumber belajar anak- secara tradisional, dal lain-lain. Oleh karena itu,
anak usia dini, sumber informasi bagi para orang sebagian penduduk masih ada dalam kategori
tua dalam membina anak usia dini, dan sarana
rekreasi-edukasi bagi masyrakat. Dengan demikian penduduk miskin.
taman bacaan masyarakat dapat berperan sebagai
sarana belajar baik bagi anak-anak usia dini Sebagian besar anak-anak dari keluarga atau
maupun para orang tua anak-anak terutama ibu penduduk miskin yang ada di desa Narawita tidak
rumah tangga muda dalam memperluas
pengetahuan mereka memiliki kesempatan untuk mengikuti pendidikan

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP


2 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Encang, dkk.

pra sekolah baik pendidikan formal (taman-kanak- anak. Sehingga secara bertahap nilai moral
kanak) maupun informal (Bambim, PAUD non- tersebut akan mewarnai kepribadian anak.
formal). Bahkan sebagian dari mereka ada yang Tertanamnya nilai-nilai luhur pada diri anak akan
tidak bisa menuntaskan wajib belajar 9 tahun. Hal membangun perilaku positif pada diri anak.
ini disebabkan oleh ketiadaan biaya untuk biaya Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
sekolah (untuk membeli pakaian seragam, buku, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
dan lain-lain) yang cukup besar menurut ukuran Nasional, mengacu pada data tahun 2001, dari
mereka. Sedangkan berdasarkan pada jumlah 26,1 juta anak yang ada di Indonesia baru 7,1 juta
penduduk, usia anak-anak mencapai 30% yakni atau sekitar 28% anak yang telah mendapatkan
1.677 jiwa. pendidikan. Terdiri atas 9,6% terlayani di bina
Encang Saepudin dalam Literasi Media Bagi keluarga bawah lima tahun, 6,5% di taman kanak-
Guru Paud di Kecamatan Cicalengka menyatakan kanak, 1,4% Raudhatul Athfal, 0,13% di
bahwa, pendidikan prasekolah menjadi dasar bagi kelompok bermain, 0,05% di tempat penitipan
pendidikan sekolah pada jenjang lebih tinggi. anak lainnya, 9,9% terlayani di sekolah dasar
Pendidikan usia dini merupakan proses (Menteri Pendidikan Nasional R.I., 2003). Ini
pendidikan mendasar dan peletakan nilai-nilai menunjukkan, pentingnya pendidikan usia dini
kehidupan secara dini. Oleh karena itu, proses belum mendapatkan perhatian dengan baik.
pendidikan pada masa prasekolah ini tidak bisa Hal tersebut terjadi pula di lingkungan Desa
dilaksanakan secara sembarangan dan asal-asalan. Narawita. Sebagian besar anak-anak dari keluarga
Proses pendidikan pada masa prasekolah ini harus atau penduduk miskin, tidak memiliki kesempatan
terencana dengan baik dengan tujuan capaian untuk mengikuti pendidikan pra sekolah baik
pembelajaran yang terukur yakni tertanamnya pendidikan formal (taman-kanak-kanak) maupun
karakter positif pada diri setiap anak. Dalam hal informal (Bambim, PAUD non-formal). Bahkan
ini pendidikan prasekolah merupakan proses sebagian dari mereka ada yang tidak bisa
pembentukan karakter anak. Upaya pembentukan menuntaskan wajib belajar 9 tahun. Hal ini
karakter untuk membangun manusia cerdas baik disebabkan oleh kekurangan biaya untuk biaya
dari segi intelektual maupun moral harus sekolah (untuk membeli pakaian seragam, buku,
dilakukan sejak dini (Saepudin, 2016). dan lain-lain) yang cukup besar menurut ukuran
Para pakar psikologi menyatakan bahwa masa mereka. Sedangkan berdasarkan pada jumlah
awal kehidupan merupakan masa-masa yang penduduk usia anak-anak mencapai 30% yakni
menentukan terhadap pembentukan kepribadian. 1.677 jiwa.
Pada dasarnya inti dari pendidikan karakter yaitu Hal ini terjadi karena Penduduk Desa Narawita
membimbing individu untuk membentuk perilaku Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung Jawa
adaptif (Eliasa, 2011). Apabila pendidikan Barat adalah desa yang sebagian besar
karakter ini dilaksanakan sejak dini akan terjadi berpenghidupan sebagai petani tradisional,
internalisasi nilai moral dalam diri dan perilaku terutama sawah dan ladang sebagai lahan utama
Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 1-12 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 3

usaha pertanian mereka. Sawah sebagai lahan keluarga, dan lembaga pemerintah. Pembangunan
penghidupan utama di sektor pertanian di desa ini taman bacaan masyarakat merupakan suatu bentuk
tidak bertambah, bahkan semakin berkurang keterlibatan seluruh unsur dalam membangun
akibat bertambahnya penduduk yang bermukim di minat membaca masyarakat. Dalam Petunjuk
sini. Tidak semua petani di Desa Narawita Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Taman Bacaan
memiliki tanah atau sawah sebagai lahan utama Masyarakat, disebutkan bahwa taman bacaan
penghidupan mereka. Sekitar sepertiga dari masyarakat adalah lembaga pembudayaan
penduduk di desa ini hanya sebagai petani kegemaran membaca masyarakat yang
penggarap. Mereka rata-rata hanya sebagai buruh menyediakan dan memberikan layanan di bidang
tani yang ikut menggarap lahan pesawahan atau bahan bacaan, berupa: buku, majalah, tabloid,
ladang kepada pemilik tanah. Sementara itu, koran, komik, dan bahan multi media lain, yang
sebagian lain dari mereka bekerja sebagai dilengkapi dengan ruangan untuk membaca,
pedagang, pemelihara ayam kampung secara diskusi, bedah buku, menulis, dan kegiatan literasi
tradisional, dal lain-lain. Oleh karena itu, lainnya, dan didukung oleh pengelola yang
sebagian penduduk masih ada dalam kategori berperan sebagai motivator (Direktur Jenderal
penduduk miskin. Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, 2012).
Dengan hadirnya TBM ini menjadi salah satu Hal ini sejalan dengan pendapat Encang
penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat Saepudin dalam Tingkat Budaya Membaca
terutama masyarakat yang memiliki anak balita Masyarakat yang menyatakan bahwa, berseminya
dan memiliki keterbatasan secara ekonomi. Dalam budaya baca adalah kebiasaan membaca,
hal ini TBM memiliki peran sebagai penyedia jasa sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan
pelayanan membaca dengan cara menyediakan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik,
bahan bacaan dan pendampingan belajar membaca memadai, baik jenis, jumlah maupun mutunya.
bagi anak-nak usia dini dari keluarga yang kurang Inilah sebuah formula yang secara ringkas untuk
mampu. mengembangkan minat dan budaya baca
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan kajian (Saepudin, 2016b). Dari rumusan konsepsi
ini adalah mengetahui peran taman bancaan tersebut, tersirat tentang perlunya minat baca
masyarakat teutama mengenai tugas dan fungsi tersebut dibangkitkan sejak usia dini (kanak-
taman bacaan masyarakat dalam meningkatkan kanak).
kemampuan belajar anak usia dini Kegiatan perluasan dan penguatan taman
bacaan masyarakat merupakan upaya pemerintah
TINJAUAN PUSTAKA untuk meningkatkan kualitas layanan dan hasil
Untuk meningkatkan minat baca masyarakat pendidikan keaksaraan melalui taman bacaan
sebagai bentuk tindak lanjut dan pemeliharan masyarakat. Penguatan taman bacaan masyarakat
pembelajaran yang berkelanjutan dibutuhkan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan di
dukungan tokoh masyarakat, masyarakat, bidang bahan bacaan dan pelaksanaan kegiatan

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP


4 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Encang, dkk.

literasi kepada masyarakat dengan: (1) diharapkan juga dapat meningkatkan


Memperkaya variasi koleksi bahan bacaan, (2) kesejahteraan hidupnya dan pada akhirnya dapat
Menyediakan tempat yang nyaman, aman, dan berubah dari masyarakat pra sejahtera menjadi
menyenangkan, (3) Menyediakan sarana masyarakat sejahtera yang ada di daerah.
pendukung yang memadai, dan (4) Melaksanakan
kegiatan-kegiatan pembudayaan kegemaran METODE PENELITIAN
membaca (literasi) sesuai dengan kebutuhan dan Penelitian ini menggunakan pendekatan
potensi lokal, (5) Menggali produk unggulan yang kualitatif. Pendekatan kualitatif memfokuskan
menjadi ciri khas daerah yang memungkinkan telaahnya pada makna-makna subyektif,
untuk diberdayakan secara komersial oleh pengertian-pengertian, metafor-metafor, simbol-
masyarakat. simbol, dan deskripsi-deskripsi ihwal suatu kasus
Tujuan Penyelenggaraan taman bacaan spesifik yang hendak diteliti. Pendekatan ini
masyarakat dimaksudkan untuk menyediakan dipilih agar studi ini memperolah gambaran detail
akses sarana pembelajaran yang menyediakan dan dan mendalam informasi mengenai suatu gejala
memberi layanan bahan bacaan yang merata, sosial tertentu yang bersifat fenomenologis. Untuk
meluas, dan terjangkau oleh masyarakat dengan memperkuat perolehan data lapangan, proses
mudah dan murah. Adapun tujuannya adalah: (1) pengumpulan data menggunkan teknik
Meningkatkan kemampuan keberaksaraan dan Participatory Rural Appraisal (PRA) (Djohani,
keterampilan membaca, (2) 2003).
Menumbuhkembangkan minat dan kegemaran Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk
membaca, (3) Membangun masyarakat membaca dalam kategori penelitian deskriptif, yaitu
dan belajar, (4) Mendorong mewujudkan penelitian yang berusaha menggambarkan
masyarakat pembelajar sepanjang hayat, (5) rincian-rincian spesifik dari situasi, setting atau
Mewujudkan kualitas dan kemandirian relasi-relasi sosial yang berlangsung dalam
masyarakat yang berpengetahuan, lingkup subyek penelitian. Informan dalam
berketerampilan, berbudaya maju, dan beradab. penelitian ini yakni para pengelola Taman Bacaan
Dari tujuan dan fungsi tersebut di atas dapat Masyarakat Mutiara Harapan, kader PKK Desa
disimpulkan bahwa dengan adanya taman bacaan Narawita, dan tokoh mayarakat berjumlah 11
masyarakat diharapkan masyarakat dapat orang. Teknik pengumpulan data melalui
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya observasi, wawancara, focus group discussion,
dalam segala bidang dan mampu mengali produk dan studi pustaka. Teknis analisis data yang
unggulan yang menjadi ciri khas daerah tersebut. digunakan adalah analisis data deskriptif dengan
Dengan peningkatkan pengetahuan dan langkah reduksi data, penyajian data, dan
keterampilan, maka sumberdaya manusia pada penarikan kesimpulan. Uji validitas dan
daerah miskin diharapkan mampu bersaing untuk reliabilitas yang dilakukan yakni melalui proses
mendapatkan lapangan pekerjaaan sehingga trianggulasi data dan trianggulasi sumber.
Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 1-12 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Desa ini adalah desa yang sebagian besar
Desa Narawita merupakan salah satu dari 12 penduduknya berpenghidupan sebagai petani
Desa yang berada diwilayah Kecamatan tradisional, terutama sawah dan ladang sebagai
Cicalengka Kabupaten Bandung Propinsi Jawa lahan utama usaha pertanian mereka. Sawah
Barat. Desa Narawita berpenduduk 5.595 jiwa, sebagai lahan penghidupan utama di sektor
perempuan 2723 jiwa dan laki-laki 2876 jiwa pertanian di desa ini tidak bertambah, bahkan
dengan Luas Wilayah Desa 302 Ha. Selain itu, semakin berkurang akibat bertambahnya
jumlah penduduk berdasarkan usia terdiri atas 0- penduduk yang bermukim di sini.
14 berjumlah 1.677 jiwa, 14-64 berjumlah 3.795 Tidak semua petani di Desa Narawita memiliki
jiwa, dan 65 ke atas berjumlah 127 jiwa. Ditinjau tanah atau sawah sebagai lahan utama
dari jumlah penduduk dan luas wilayah tersebut, penghidupan mereka. Sekitar sepertiga dari
maka Desa Narawita merupakan desa yang sangat penduduk di desa ini hanya sebagai petani
potensial dalam mendukung pelaksanaan penggarap. Mereka rata-rata hanya sebagai buruh
pembangunan di wilayah Kecamatan Cicalengka. tani yang ikut menggarap lahan pesawahan atau
Walaupun letaknya cukup jauh dari kecamatan ladang kepada pemilik tanah. Sementara itu,
namun desa ini berbatasan dengan desa yang ada sebagian dari mereka bekerja sebagai pedagang,
di Kecamatan Nagreg dan kecamatan Cikancung. pemelihara ayam kampung secara tradisional, dan
Selain itu, Desa Narawita sebagai penghubung lain-lain. Oleh karena itu, sebagian penduduk
melalui jalur transportasi lewat darat antar ke-3 masih ada dalam kategori penduduk miskin.
kecamatan tersebut. Sebagian besar anak-anak dari keluarga atau
Desa Narawita Kecamatan Cicalengka dilihat penduduk miskin sebagaimana disebutkan pada
dari topografi dan kontur tanah secara umum paragraf di atas, tidak memiliki kesempatan untuk
berupa dataran tinggi dan lereng gunung yang mengikuti pendidikan pra sekolah baik pendidikan
berada pada ketinggian 700 mdl. di atas formal (taman-kanak-kanak) maupun informal
permukaan laut. Desa Narawita terdiri dari empat (Bambim, PAUD non-formal). Bahkan sebagian
dusun yang dikepalai oleh 4 Kepala Dusun, 13 dari mereka ada yang tidak bisa menuntaskan
RW dan 30 RT. Mengingat keadaan di atas, dalam wajib belajar 9 tahun. Hal ini disebabkan oleh
melaksanakan berbagai tugas kepala desa ketiadaan biaya untuk biaya sekolah (untuk
terus memacu para perangkat desa dan masyarakat membeli pakaian seragam, buku, dan lain-lain)
serta lembaga yang ada di desa seperti BPD, yang cukup besar menurut ukuran mereka.
LPMD, Tim Penggerak PKK Desa, Linmas, Sedangkan berdasarkan pada jumlah penduduk
GAPOKTAN, beserta para tokoh Agama dan usia anak-anak mencapai 30% yakni 1.677 jiwa.
tokoh masyarakat dalam rangka melaksanakan Padahal, pendidikan pra sekolah dinilai
pembangunan menuju peningkatan Kinerja menjadi pendidikan yang menjadi dasar bagi
Pembangunan Desa. pendidikan selanjutnya. Mendidik anak tidak
dapat secara asal-asalan, dikarenakan nilai penting

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP


6 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Encang, dkk.

pendidikan usia dini. Hal ini mengingat berperan sebagai motivator (Direktorat
pendidikan tidak dapat dilaksanakan secara Pendidikan Masyarakat, 2009).
mendadak ketika anak sudah besar. Justru ketika Konsep Peran
masih kecil itulah pendidikan perlu direncanakan Peran merupakan gambaran dari tugas dan
sebaik mungkin. karena pendidikan pada masa itu fungsi seseorang dalam kehidupan sosial. Dalam
merupakan proses meletakkan dasar dan pondasi. hal ini peran merupakan tugas dan fungsi utama
Pendidikan lanjutan tinggal meneruskan apa yang yang melekat pada diri seseorang untuk dijalankan
telah diperoleh ketika kecil. Pendidikan dalam baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.
bentuk pembiasaan, penanaman nilai-nilai, serta Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup
aspek-aspek dasar terjadi ketika anak-anak masih sendiri sebagai individu, namun hidup dalam
kecil. Untuk itulah setiap lembaga pendidikan pra kelompok. Pada kehidupan kelompok pasti terjadi
sekolah harus memiliki dasar-dasar seperti itu interaksi. Interaksi atau hubungan antar anggota
secara kokoh dan komprehensif. dapat menciptakan hubungan timbal balik. Dalam
Untuk mendongkrak kesempatan belajar hubungan timbal balik antar anggota kelompok ini
khusunya anak usia dini, sebagai bentuk tindak yang telah melahirkan peran. Peran memiliki sifat
lanjut pembelajaran yang berkelanjutan dinamis dalam kehidupan seseorang. Dengan
dibutuhkan dukungan pihak keluarga, tokoh demikian apabila seseorang menjalankan tugas
masyarakat, masyarakat secara umum, dan fungsinya atau menjalankan hak dan
pemerintah, dan lembaga sosial kemasyarakatan. kewajibannya, berarti seseorang tersebut sudah
Dengan terintegrasinya berbagai elemen menjalankan perannya.
masyarakat diharapkan terbentuknya lembaga- Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan
lembaga kemasyarakatan yang bergerak dalam bahwa, dalam peran terdapat unsur individu
bidang pendidikan dan penyediaan bahan bacaan. sebagai subyek yang melakukan tugas dan
Lembaga tersebut seperti perpustakaan, rumah kewajiban dalam masyarakat. Peranan yang
baca atau Taman Bacaan Masyarakat (TBM). melekat pada diri seseorang harus dibedakan
Dalam Keaksaraan dalam Wacana Global: dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan.
Media Komunikasi Pendidikan Keaksaraan Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi,
(Aksara) disebutkan bahwa, taman bacaan penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi,
masyarakat adalah lembaga pembudayaan seseorang menduduki suatu posisi dalam
kegemaran membaca masyarakat yang masyarakat berarti ia menjalankan suatu peranan.
menyediakan dan memberikan layanan di bidang Hal ini berarti bahwa taman bacaan masyarakat
bahan bacaan, berupa: buku, majalah, tabloid, akan bisa menjalankan perannya secara tepat
koran, komik, dan bahan multi media lain, yang apabila Taman Bacaan Masyarakat memiliki
dilengkapi dengan ruangan untuk membaca, kedudukan (status) dalam masyarakat dan
diskusi, bedah buku, menulis, dan kegiatan literasi memiliki tugas dan fungsi yang jelas. Oleh karena
lainnya, dan didukung oleh pengelola yang itu, penyediaan sarana belajar masyarakat yang
Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 1-12 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 7

memasyarakat seperti TBM memerlukan daya dan dari segi pelayanan yang diberikan. Kolesi
dukung dari seluruh lapisan masyarakat. Dengan yang disediakan untuk para orang tua lebih pada
dukungan berbagai elemen masyarakat maka koleksi-koleksi ringan yakni majalah, tabloid,
peran taman bacaan ini akan lebih terasa oleh booklet-leaflet dan lain-lain. Hal ini disediakan
masayarakat itu sendiri. dengan pertimbangan para orang tua anak usia
Perluasan dan penguatan taman bacaan dini lebih membutuhkan informasi-informasi
masyarakat merupakan upaya masyarakat dan ringan seperti cara merawat tubuh, memasak,
pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan membuat kerajinan dan lain-lain. Sedangkan dari
kualitas pelayanan pendidikan. Melalui sisi pelayanan terlihat dari segi pelayanan
pendidikan informal diharapkan kualitas konsultasi dan program parenting. Untuk para
pendidikan menjadi semakin baik dan berkarakter. orang tua anak usia dini disediakan pelayanan
Dengan hadirnya taman bacaan masyarakat ini konsultasi mengenai perkembangan belajar anak-
masyarakat menjadi memiliki sarana belajar anak, konsultasi mengenai cara membimbing
secara mandiri. Hal ini sesuai dengan fungsi TBM belajar anak di rumah dan lain-lain. Apabila
yakni sumber belajar, pusat informasi, dan pusat dilihat dari pelayanan yang diberikan ini para
rekreasi berbasis belajar. Dengan disediakan orang tua sangat terbantu untuk memecahkan
berbagai koleksi yang selaras dengan permasalahan yang dihadapinya terutama
penggunanya baik berupa buku, majalah, surat mengenai membimbing anak.
kabar ataupun media lain maka taman bacaan ini Peran yang ketiga yakni sebagai pusat rekreasi
berpungsi sebagai pusat belajar. Masyarakat berbasis belajar. Peran ini sangat kentara dalam
dalam hal ini anak-anak usia dini bisa pelayanan yang diberikan oleh pihak taman
memanfaatkan koleksi yang disediakan taman bacaan masyarakat. Para anak usia ini yang
bacaan sebagai sumber belajar. Mereka belajar menjadi target layanan bukan hanya disediakan
membaca, membaca, berhitung, bahkan koleksi buku sebagai sarana belajar, namun
menggambar. Oleh karena itu, dapat dikatakan disediakan pelayanan yang berupa permainan
taman bacaan masyarakat dapat memperluas seperti alat permainan dalam ruangan dan alat
wawasan masyarakat penggunanya dan sebagai permainan di luar ruangan. Alat permainan di
media belajar sepanjang hayat. Selain anak-anak dalam ruangan disediakan alat merangkai balok,
sebagai target utama taman bacaan masyarakat ini merangkai angka dan huruf (pohon angka dan
adalah para ibu rumah tangga muda. Ibu rumah huruf), dan lain-lain. Sedangan alat permainan di
tangga muda yang dimaksud adalah para orang tua luar ruangan seperti cawan putar, tanggga
anak-anak usia dini. Untuk segmentasi ini, taman majemuk, dan luncuran. Hal ini disediakan
bacaan masyarakat berfungsi sebagai pusat sebagai daya tarik untuk anak-anak agar mau
informasi. datang dan betah di taman bacaan. Mereka selain
TBM sebagai sumber informasi terlihat dari bermain/berekreasi dapat sambil belajar. Sebagai
dua sisi yakni dari segi koleksi yang disediakan contoh penggunaan alat bermain merangkai balok.

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP


8 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Encang, dkk.

Selain mereka bermain, mereka dapat mengenal bahwa, “memaksimalkan ruang serta sarana
mengenai berbagai bentuk. Dari permainan prasarana merupakan upaya untuk memperkuat
merangkai huruf, anak-anak mengenal berbagai dan meningkatkan mutu taman bacaan masyarakat
jenis huruf. Begitu pun ketika berbmain agar dapat meningkatkan minat baca masyarakat
merangkai angka, mereka mengenal berbagai nan memperbanyak berbagai kegiatan literasi”
bentuk angka. (Gong dan Irkham, 2011).
Dari tujuan dan fungsi tersebut di atas Tempat yang kurang luas menjadikan Taman
disimpulkan bahwa, adanya taman bacaan Bacaan Permata Hati terlihat kurang menarik dan
masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan terbatas dalam melayani para pembaca. Hal ini
pengetahuan, keterampilan dalam segala bidang perlu penyelesaian dan langkah nyata untuk
dan mampu mengali produk unggulan yang memaksimalkan penyelengaraanya. Gong dan
menjadi ciri khas daerah ini. Peningkatkan Irhkam menyatakan bahwa, “taman bacaan
pengetahuan dan keterampilan, diharapkan masyaraat akan bertahan baik jika tempat yang
sumberdaya manusia pada daerah ini mampu digunakanya terletak pada tempat yang strategis
bersaing untuk mendapatkan lapangan pekerjaan, yang diimbangi dengan tempat penyimpanan buku
dapat meningkatkan kesejahteraan hidup sehingga dan yang terkait itu memadai dan luas” (Gong dan
pada akhirnya dapat berubah dari masyarakat pra Irkham, 2011).
sejahtera (miskin) menjadi masyarakat sejahtera. Sedangkan menurut Peraturan Menteri
Peran Taman Bacaan Masyarakat Pendidikan Nasional No. 48 Tahun 2010,
Sesuai dengan fungsinya, peran taman bacaan penguatan dan perluasan adalah stimulan, artinya
masyarakat sebagai adalah sarana belajar, pusat pancingan untuk budaya membaca melalui
informasi, dan sarana rekreasi berbasis belajar. penyediaan bahan bacaan taman bacaan
Hal ini sejalan dengan ketentuan yang masyarakat dapat memotivasi/mendorong dan
dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan mengajak masyarakat berpartisipasi aktif dalam
Masyarakat, Direktorat PNFI Depdiknas, yang mencari sumber informasi yang mudah, murah,
menyatakan bahwa Taman Bacaan Masyarakat dan merata. Serta penyelenggaraan sarana TBM
tempat atau ruang yang disediakan untuk dalam pengembangan budaya baca melalui
menyimpan, memelihara, menggunakan koleksi (Menteri Pendidikan Nasional R.I., 2010).
buku, majalah, koran, dan bahan multi media lain Pengertian ini menunjukan bahwa tempat menjadi
untuk dibaca, dipelajari, dibicarakan, dan penting bagi kegiatan literasi, yang disadari betul
dimanfaatkan oleh masyarakat secara oleh penyelengara.
perseorangan, kelompok atau kelembagaan Untuk memelihara keberlangsungan
(Direktorat Pendidikan Masyarakat, 2008). penyelenggaraan taman bacaan masyarakat dan
Pengertian ini menunjukkan bahwa taman bacaan eksistensinya diperlukan berbagai alternatif dalam
masyarakat harus mempunyai sarana prasarana pengelolaanya. Berjalannya pelayanan taman
yang memadai. Gong dan Irhkam menyatakan bacaan masyarakat membuat warga dapat belajar
Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 1-12 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 9

memanfaatkan taman bacaan masyarakat secara Kegiatan membaca merupakan sumber belajar
maksimal. Taman bacaan masyarakat merupakan masyarakat, karena dengan membaca masyarakat
area publik dan menjadi jantung pendidikan belajar dan dapat menambah pengetahuan dan
masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan mampu wawasannya. Taman bacaan masyarakat sebagai
memotivasi dan menumbuh kembangkan minat sumber belajar bagi masyarakat diharapkan dapat
dan kegemaran membaca bagi masyarakat memberikan manfaat bagi para pengunjung dalam
sehingga masyarakat menjadi warga belajar yang hal ini para anak usia dini. Untuk itu beberapa
aktif. Taman bacaan dalam pengelolaan dan program taman bacaan Permata Hati yang telah
penyelengaraanya diperlukan pendampingan dari dilakukan yakni a, Membaca ditempat, b,
pihak penyelengara maupun instansi terkait. Hal Meminjamkan buku, c, Pembelajaran. Dalam
ini dilakukan agar perjalanan taman bacaan program pendampingan pembelajaran khusus
masyarakat bisa mencapai tujuan sesuai yang untuk para anak-anak balita terutama
diharapkan. pendampingan belajar membaca dan menulis
Minat dan kebutuhan masyarakat untuk gemar dengan menggunakan berbagai pendekatan.
membaca memerlukan perhatian serius dari Beberapa pendekatan dalam pendampingan
pemerintah dan masyarakat. Salah satu yang belajar yakni (1) Membimbing teknik membaca
diperlukan dalam penyelengaran taman bacaan (2) menulis kata dan kalimat( (3) Melaksanakan
adalah perhatian khusus dari penyelengara dan lomba-lomba, misalanya lomba kemampuan
instansi terkait dalam pelaksanaan pendampingan. membaca, cerdas, cermat, dan lain-lain. Melalui
Wasti Sumanto berpendapat perhatian adalah program pelayanan yang disediakan oleh Taman
pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu Bacaan Permata Hati dapat memberikan manfaat
kepada suatu obyek, atau pendayagunaan kepada masyarakat sebagai berikut;
kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas a. memberi pengalaman belajar secara langsung
(Sumanto, 1990). Hal ini sesuai pernyataan Gol A. dan kongkret kepada para anak usia dini. Hal
Gong dan Agus M. Irhkam dalam peningkatan ini terlihat dengan adanya pelayanan
minat baca terutama pada program taman bacaan pendampingan belajar membaca oleh para
masyarakat yang mempunyai kendala. Kendala pengelola kepada para anak usia dini. Selain
tersebut dialami oleh program layanan masyarakat itu, disediakan pula koleksi-koleksi khusus
lainnya (Gong dan Irkham, 2011). anak seperti buku cerita bergambar yang
TBM Permata Hati merupakan tempat sangat selaras dengan kebutuhan anak-anak.
memperoleh pengetahuan dan sarana belajar b. dapat memperluas dan menambah cakrawala
nonformal bagi masyarakat khususnya para anak para pengunjung. Manfaat ini lebih dirasakan
usia dini. Sebagai sumber belajar masyarakat, oleh para orang tua anak usia dini dengan
TBM Permata Hati mempunyai kegiatan yang disediakannya pelayanan koleksi umum
dapat meningkatkan minat belajar masyarakat seperti majalah, buku-buku teknologi tepat
dengan memanfaatkan TBM Permata Hati. guna, buku-buku panduan dan lain-lain.

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP


10 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Encang, dkk.

Tersedianya koleksi tersebut membantu para keunggulan kompetitif yang mampu bersaing di
orang tua yang mengantar anak belajar di lapangan pekerjaan.
TBM sekaligus memanfaatkan waktu Disamping itu, keunggulan kompetitif tersebut
luangnya untuk membaca dan berdiskusi membuka peluang bagi mereka untuk dapat
mengenai berbagai hal. Termasuk didalamnya memasuki dunia kewirausahaan terutama dalam
berdiskusi mengenai cara mengajar atau mengelola produk unggulan daerah. Dengan
mendampingi anak untuk berlatih membaca bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak
c. dapat membantu memecahkan masalah diharapkan masyarakat pada daerah ini dapat
pendidikan kususnya bagi para ibu rumah berwirausaha sesuai dengan kemampuanya. Pada
tangga muda yang memiliki kesibukan sebagai akhirnya, mereka melalui kemampuan usaha ini
ibu rumah tangga sekaligus sebagai pekerja. dapat memiliki pendapatan yang tetap sehingga
Tersedianya pelayanan membaca oleh Taman tidak lagi menjadi pengangguran. Adanya
Bacan Permata Hati ini anak-anak usia dini kerjasama sinergis dengan semua pihak
masih tetap terdampingi untuk terus belajar. diharapkan taman bacaan masyarakat ini dapat
d. dapat meningkatkan kegemaran membaca berperan dalam mencerdaskan dan meningkatkan
sejak dini. Dengan selalu diperkenalkan kesejahteraan masyarakat. Khususnya masyarakat
kepada berbagai koleksi buku, koran, dan kurang mampu sehingga mereka tidak lagi berada
majalah anak diharapkan dalam diri anak-anak dalam posisi sebagai masyarakat pra sejahtera
usia dini ini terbentuk jiwa gemar membaca. tetapi menjadi masyarakat sejahtera.
Seperti kita ketahui bahwa pada masa usia
dini merupakan usia emas bagi SIMPULAN
perkembangan anak baik secara fisik, Berdasarkan data hasil pembahasan dapat
psikologis, maupun intelegensi. Oleh karena disimpulkan bahwa taman bacaan masyarakat
itu, pada usia inilah masa-masa terbentuknya Permata Hati dapat berperan dalam meningkatkan
karakter anak sehingga penanaman nilai-nilai belajar anak usia dini. Hal ini terlihat dari peran
kehidupan seharusnya harus ditanamkan taman bacaan tersebut yakni sebagai sumber
secara komprehensip pada masa ini. belajar masyarakat, sebagai sumber informasi, dan
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan taman sebagai sumber hiburan. Secara rinci peran taman
bacaan masyarakat ini sangat bermanfaat bagi bacaan Permata Hati dapat disimpulkan sebagai
masyarakat karena dapat memberi kesempatan berikut. Taman bacaan masyarakat sebagai
kepada mereka memperoleh peningkatan sumber belajar masyarakat yang diharapkan dapat
pengetahuan dan keterampilan serta harapan memberikan manfaat bagi para pengunjung dalam
dalam meningkatkan taraf kehidupan. hal ini para anak usia dini. Beberapa program
Peningkatkan pengetahuan dan keterampilan jika Taman Bacaan Permata Hati yang telah dilakukan
dikelola dengan baik, akan menjadikan mereka yakni membaca ditempat, meminjamkan buku,
sebagai sumberdaya manusia yang memiliki pendampingan pembelajaran. Dalam program
Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 1-12 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 11

pendampingan pembelajaran khusus untuk para Direktorat Pendidikan Masyarakat, D. P. D. P. P.


anak-anak balita, terutama pendampingan belajar (2008). Konsep Taman Bacaan Masyarakat
membaca dan menulis dengan menggunakan Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
berbagai pendekatan diantaranya membimbing Direktorat Pendidikan Masyarakat, D. P. D. P. P.
teknik membaca, menulis kata dan kalimat, (2009). Keaksaraan dalam Wacana Global:
melaksanakan lomba-lomba, misalnya lomba Media Komunikasi Pendidikan Keaksaraan
kemampuan membaca, cerdas, cermat, dan lain- (Aksara). Jakarta: Dinas Pendidikan dan
lain. Kebudayaan.
Taman Bacaan Masyarakat Permata Hati Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
berperan sebagai sumber informasi. Masyarakat Nonformal, dan I. (2012). Petunjuk Teknis
dapat memperluas dan menambah cakrawala. Pengajuan dan Pengelolaan Taman Bacaan
Manfaat ini lebih dirasakan oleh para orang tua Masyarakat (TBM) Ruang Publik. Jakarta:
anak usia dini dengan disediakannya pelayanan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
koleksi umum seperti majalah, buku-buku Djohani, R. (2003). Partisipasi, Pemberdayaan,
teknologi tepat guna, buku-buku panduan dan dan Demokratisasi Komunitas: Reposisi
lain-lain. Participatory Rural Appraisal (PRA) dalam
Taman bacaan masyarakat Permata Hati Program Pengembangan Masyarakat.
berperan sebagai sumber hiburan. Hal ini sebagai Bandung: Studio Driya Media.
inplikasi tersedianya koleksi buku bacaan ringan Gong, G. A. dan Irkham, A. I. (2011). Gempa
seperti cerpel, novel, buku resep makanan, dan Literasi: Dari Kampung untuk Nusantara.
majalah. Selain itu, masyarakat datang ke taman Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
bacaan untuk berkumpul, dan mengobrol sehingga Menteri Pendidikan Nasional R.I. Undang-
dapat mempererat hubungan antar sesama Undang Republik Indonesia Nomor 20
pengunjung. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (2003). Jakarta: Menteri Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA Nasional R.I.
Eliasa, E. I. (2011). Pentingnya Kelekatan Menteri Pendidikan Nasional R.I. Menteri
Orangtua dalam Internal Working Model Pendidikan Nasional No. 48 Tahun 2010
untuk pembentukan Karakter Anak mengenai penguatan dan perluasan (2010).
(Kajian Berdasarkan Teori Kelekatan dari Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional R.I.
John Bowlby). dalam Karakter Sebagai Saepudin, E. (2016a). Literasi Media Bagi Guru
Saripati Tumbuh Kembang Anak Usia Paud Di Kecamatan Cicalengka.
Dini, Yogyakarta: Inti Media Yogyakarta Dharmakarya, 5(1), 39.
bekerjasama dengan Pusat Studi Saepudin, E. (2016b). Tingkat Budaya Membaca
Pendidikan Anak Usia Dini Lembaga Masyarakat (Studi Kasus Pada Masyarakat
Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta. Di Kabupaten Bandung). Jurnal Kajian

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP


12 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Encang, dkk.

Informasi dan Perpustakaan, 3(2), 276. Sumanto, W. (1990). Psikologi Pendidikan.


Retrieved from http://jurnal.unpad.ac.id/jkip. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai