3267-Article Text-11312-1-10-20191015
3267-Article Text-11312-1-10-20191015
September 2019
E-mail: 1) nuhyalulia@unissula.ac.id
ABSTRAK
Pentingnya pengetahuan bagi anak tanpa terkecuali menjadi alasan dalam kegiatan pengabdian
masyarakat kali ini, diantaranya ketrampilan berhitung yang masih rendah karena putus sekolah dan
faktor kemiskinan membuat kelompok anak jalanan di desa Demaan Kudus membutuhkan bimbingan
belajar. Program Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) menggandeng mitra POKJA anak jalanan
“Teratai” di Barak Sosial Desa Demaan Kabupaten Kudus. Perlunya bahan ajar yang menarik, relevan
dengan minat dan karakteristik anak jalanan. Bahan ajar yang dibuat berbentuk tematik disajikan dalam
bentuk bacaan tentang kearifan lokal yang ada disekitar mereka. Dalam bahan ajar tersebut menggunakan
pendekatan saintifik dan menyajikan tentang materi ketrampilan berhitung. Bahan ajar tematik saintifik
berbasis kearifan lokal yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam meningkatkan ketrampilan berhitung
mereka. Adapun kegiatan yang akan dilakukan adalah penyelenggaraan program pendidikan berupa
sosialisasi, pendampingan bimbingan belajar dan pelatihan. Peserta PKM terdiri dari anak jalanan pada
rentang usia sekolah TK dan SD. Pendampingan dilakukan selama 3 bulan dengan berbagai metode
seperti ceramah, tutor sebaya, diskusi, dan tematik saintifik. Adapun pelatihan yang dilaksanakan terkait
tentang ketrampilan berhitung. Dari hasil kegiatan PKM diperoleh adanya peningkatan ketrampilan
berhitung antara sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar tematik saintifik berbasis kearifan lokal.
Antusias anak jalanan dalam belajar berhitung selalu meningkat sehingga berpengaruh terhadap
pengetahuan mereka. Harapannya kegiatan ini dapat berlanjut dengan peningkatan ketrampilan lainnya
seperti pemecahan masalah atau berpikir kritis.
Kata Kunci : Anak Jalanan, Ketrampilan berhitung, bahan ajar tematik saintifik, kearifan lokal.
tambahan uang saku. Anak jalanan yang mereka akan memperoleh pengetahuan dasar
turun ke jalan dengan alasan yang kedua ini selain dapat membantu sebagai bimbingan
biasanya turun ke jalan jika mereka perlu belajar bagi yang masih sekolah. Dan sesuai
uang untuk membeli sesuatu. Alasan yang dengan pendapat Ajisuksmo, C. R. (2012)
ketiga adalah rekreasi. Alasan rekreasi adalah yang mengatakan bahwa pengetahuan dasar
anak jalanan turun ke jalan karena hanya akan sangat berguna bagi siswa yang putus
ingin bermain dengan teman-temannya saja sekolah untuk bekal mengikuti pendidikan
atau disuruh orang tua dan untuk luar sekolah seperti pendidikan Paket A/B/C
menyalurkan kegemaran mereka terhadap hingga akhirnya mereka dapat lulus
musik. memperoleh ijazah yang dapat mereka
POKJA anak jalanan “Teratai” berada gunakan untuk memperoleh pekerjaan yang
di sebuah Barak sosial yang beralamat di lebih baik bahkan pendidikan yang lebih
Desa Dema’an Rt:04 Rw:04 merupakan tinggi. Dan hal ini akan dapat meningkatkan
sebuah lokasi yang sangat strategis. Berada di kualitas derajat kehidupan mereka.
lokasi bantaran sungai “Kaligelis”, berjarak Perhatian kelompok anak jalanan
dekat dengan jalan raya di area simpang tujuh “Teratai” di Barak Sosial Desa Demaan
kabupaten Kudus, dan dekat juga dengan terhadap pendidikan masih rendah. Hal ini
Komplek Wisata Menara Kudus. Terlebih ditunjukkan ketika melakukan wawancara
lagi, di dukung dengan event-event khusus terhadap mereka ternyata ada yang tidak mau
kegiatan tradisi seperti tradisi “Buka Luwur”, melanjutkan sekolah dikarenakan belum bisa
tradisi “Dhandangan” yang diselenggarakan membaca walaupun sudah berkali-kali
disekitar daerah tersebut tentunya hal ini belajar. Ketika kami berikan pertanyaan
membuat komunitas Barak Sosial betah dan dengan tes sederhana tentang menghitung
merasa cocok tinggal di tempat tersebut. mereka banyak yang belum mampu
Pernah terjadi pada tahun 2010 Barak Sosial menyelesaikan. Padahal operasi hitung yang
melalui Pemerintah Daerah di pindah di Desa ditanyakan masih dasar seperti penjumlahan,
Hadipolo Kecamatan Jekulo Kudus. Namun, pengurangan, perkalian dan pembagian.
mereka tidak betah dan merasa tidak nyaman Mengapa ini bisa terjadi? Padahal mereka ada
karena dianggap kurang strategis bagi mereka yang masih sekolah. Diantara mereka ada
sehingga secara berangsur-angsur mereka yang mengatakan karena pendidikan di
kembali ke Barak semula. sekolah di rasa berat untuk difahami, mereka
Keberadaan kelompok ini tetap merasa tidak mampu memahami buku-buku
diperhatikan oleh pemerintah terutama yang diberikan. Ketika sudah pulang dari
Pemerintah Desa Demaan. Beberapa kegiatan sekolah mereka tidak sempat untuk
sudah banyak di lakukan oleh POKJA anak mengulang pelajaran dan mempelajarinya
jalanan “Teratai” di Barak Sosial Desa karena harus turun di jalan untuk mencari
Demaan seperti pelatihan ketrampilan uang. Dengan demikian, ketrampilan
menjahit, bengkel dan lain-lain. Kegiatan- berhitung yang dimiliki kelompok anak
kegiatan yang dilakukan hanya sebatas pada jalanan “Teratai” di Barak Sosial Desa
vokasional saja. Dengan tujuan untuk Demaan masih rendah. Padahal mereka
ketrampilan kerja nantinya. Dengan mengakui pentingnya belajar matematika
demikian, sangat ironis sekali di saat banyak karena majikan mereka tidak bisa
yang putus sekolah namun kegiatan di mencuranginya contoh lagi ketika mereka
POKJA anak jalanan “Teratai” belum ada bekerja di jalan atau sedang bertransaksi
penyelenggaraan program pendidikan. dengan orang lain jika mereka tidak terampil
Sehingga setelah mereka menjalani pelatihan dalam berhitung mereka akan rugi atau
ketrampilan mereka kembali berkeliaran di bahkan tertipu. Keuntungan secara langsung
jalan raya. Padahal pendidikan sangat penting yang mereka peroleh jika mempunyai
bagi mereka. Dengan pendidikan mereka ketrampilan berhitung yang baik adalah
akan mendapat pengetahuan dasar yang mereka tidak akan dicurangi oleh orang
sangat berguna bagi kehidupan mereka. dewasa atau teman-temannya dan tidak salah
Jika ada program pendidikan yang hitung. Selain itu, ketrampilan berhitung yang
diberikan di POKJA anak jalanan “Teratai” mereka peroleh dapat dijadikan pengetahuan
306
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019
dasar sebagai bekal anak untuk mengikuti solusi yang tepat dalam menyelesaikan
ujian persamaan paket A yang setara dengan problem mereka.
tingkat SD dan paket B yang setara dengan Secara umum, anak-anak jalanan
tingkat SMP. Bila lulus dan memperoleh bukanlah anak yang liar atau susah diatur. Itu
ijazah maka anak dapat meneruskan ke menjadi pendapat yang salah. Namun, mereka
sekolah formal. Dengan ijazah yang diperoleh tidak lain adalah anak-anak yang kuat dalam
juga dimungkinkan bagi anak untuk bekerja menghadapi kerasnya kehidupan. Oleh karena
dan memperoleh penghasilan yang lebih baik itu, sikap postif demikian perlu diarahkan
dibandingkan jika mereka tidak mempunyai secara positif agar mereka juga mempuyai
ijazah. motivasi yang kuat pula dalam menuntut ilmu
Kemampuan berhitung anak-anak dan melatih ketrampilan.
jalanan masih tergolong rendah. Terlihat dari Kegiatan pengabdian dalam
pengamatan yang dilakukan sebelum adanya meningkatkan ketrampilan berhitung untuk
pendampingan, usia anak SD kelas 3 belum anak-anak jalanan dilakukan dengan beberapa
lancar ketika menghitung hasil penjumlahan serangkaian kegiatan. Perlunya
dengan teknik menyimpan apalagi membangkitkan kesadaran dan motivasi akan
pengurangan dengan teknik meminjam, pentingnya pengetahuan sebagai masa depan
perkalian bahkan pengabdian. Sedangkan mereka tentunnya menjadi tantangan
untuk usia anak TK dan SD kelas 1 tersendiri bagi tim PKM.
pengenalan angka masih diperlukan ketika Dalam rangka meningkatkan
mereka menulis angka 6 terbalik dan menulis ketrampilan berhitung di POKJA anak
angka 2 dan 5 ada yang masih kesulitan jalanan “Teratai” di Barak Sosial Desa
sehingg masih belum benar. Sedangkan untuk Demaan tentunya diperlukan suatu bahan ajar
anak usia kelas 2 SD berhitung sederhana sebagai sarananya. Bahan ajar yang mereka
dengan 1 atau 2 digit masih dengan teknik dapat di sekolah belum sesuai dengan minat
manual jari dan jika dikerjakan dengan cara dan karakteristik mereka. Bahan ajar tematik
susun belum teliti hasilnya masih salah. saintifik merupakan bahan ajar yang disusun
Berdasarkan pengamatan terhadap siswa berdasarkan tema-tema tertentu dan
kelas tinggi yaitu usia kelas 4 dan 5 mereka menggunakan pendekatan Saintifik sebagai
masih belum memahami operasi perkalian pendekatan yang membuat aktif
dan pembagian. Perkalian belum lancar pembelajaran. Bahan ajar Tematik Saintifik
sehingga pembagian menjadi terbebani. yang akan digunakan berbasis literasi yang
Fenomena tersebut menunjukkan kontennya akan disesuaikan dengan kearifan
bahwa anak-anak jalanan belum mempunyai lokal yang ada di lingkungan POKJA anak
motivasi yang tinggi dalam memahami dan jalanan “Teratai” di Barak Sosial Desa
berlatih ketrampilan berhitung. Walaupun Demaan. Sajian bahan ajar ini akan memacu
materi tersebut sudah mereka dapatkan di mereka untuk membaca dan dalam bacaan
sekolah namun masih perlu belajar lagi atau tersebut memuat materi tentang ketrampilan
bahkan pendampingan lebih lanjut dalam berhitung yang mana tema yang disajikan
memahami materi. mengangkat kearifan lokal seperti sejarah
Kerasnya kehidupan anak-anak jalanan Menara Kudus, tradisi masyarakat di
menjadi motivasi sendiri bagi Tim PKM lingkungan menara, prosesi Dhandangan,
dalam melakukan kegiatan ini. Di barak Tradisi Bukak Luwur dan berbagai kegiatan
sosial, anak-anak menjalani kehidupan yang yang sering dimanfaatkan oleh kelompok
cukup memprihatinkan. Mereka tidak mampu anak jalanan “Teratai” di Barak Sosial Desa
untuk mengikuti les tambahan belajar yang Demaan.
tentunya memerlukan biaya. Sedangkan jika Rencana Kegiatan yang akan dilakukan
tidak demikian, pemahaman mereka terhadap pada PKM ini adalah mengadakan program-
materi masih butuh pendampingan untuk program di bidang pendidikan. Sebagai
mengarahkan pembelajaran. Dorongan sosial contoh mengadakan bimbingan belajar bagi
dan rasa iba terhadap mereka membuat anak-anak jalanan di usia sekolah yang mana
kegiatan pengabdian masyarakat ini menjadi dalam kegiatan ini akan disampaikan
pembelajaran inovatif seperti outing class,
307
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019
kegiatan ini juga disampaikan Kepada kepala bahan bagi tutor yang nantinya melakukan
Desa Demaan Kudus yaitu Bapak Sugiyono, kegiatan pendampingan belajar. Pentingnya
A.Md dan beliau memberikan dukungan ketrampilan berhitung menjadi alasan juga
terhadap kegiatan ini karena secara tidak dalam kegiatan PKM ini sebagaimana yang
langsung membantu pemerintah desa dalam disebutkan Depdiknas (2006)
meningkatkan kemampuan di bidang menumbuhkembangkan keterampilan
pendidikan dan sosial. berhitung sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari, terutama konsep bilangan yang
merupakan dasar dari ketrampilan berhitung
yang dalam kesehariannya sangat berperan
sekali. Pentingnya ketrampilan berhitung
perlu diimbangi dengan pembelajaran yang
bagus hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Musi, M. A. (2016) yang menyatakan bahwa
ketrampilan berhitung perlu di latih dengan
metode atau inovasi pembelajaran yang
menarik.
3. Pendampingan Belajar
Pada kegiatan pendampingan belajar
dilakukan dua kali pertemuan tiap
minggunya. Kegiatan ini dimulai pada bulan
Mei 2019 dan selesai pada bulan Agustus
2019. Pendampingan dibantu juga oleh
segenap mahasiswa FKIP UNISSULA dan
dikoordinir oleh ketua tim pengabdian yaitu
Nuhyal Ulia, M.Pd. Anak-anak yang
mengikuti bimbingan belajar mayoritas di
Gambar 2. Kegiatan pelatihan berhitung usia SD kelas 1 sampai dengan 5. Kegiatan
Pendampingan dilakukan selama kurang lebih
Pada pelatihan ini dihadiri sekitar 24 kali pertemuan dalam kurun waktu 3
60 peserta sekaligus tamu undangan. bulan. Bentuk kegiatannya adalah
Pelatihan yang diadakan pada tanggal 18 pendampingan belajar berhitung. Kehadiran
Agustus 2019 ini juga ada moment
anak-anak pada kegiatan ini pasang surut
penyerahan hadiah lomba dalam rangka HUT
RI yang sudah diadakan sebelumnya oleh namun antusias sangatlah tinggi. Mereka
kelompok anak jalanan yang juga merupakan selalu memperhatikan materi dan arahan dari
salah satu rangkaian PKM. Selain itu, juga tutor. Pada awal pertemuan jumlahnya masih
ada pembagian doorprize di akhir acara hal sedikit namun pada pertemuan berikutnya
ini ditujukan agar anak-anak tetap semangat sampai pada 30 anak mengikuti
sampai akhir acara. pendampingan belajar. Namun jumlah anak
Pada pelatihan yang dikoordinir
oleh Nuhyal Ulia, M.Pd selaku ketua TIM yang hadir pada pendampingan mengalami
PKM juga dihadiri oleh tutor-tutor naik turun. Jika dihitung rata-rata kehadiran
pendampingan belajar. Tentunya mereka akan anak mencapai 80%.
mengkondisikan anak-anak selama pelatihan.
dalam 3 kategori atau kelompok. Kategori 1 sebaya, demonstrasi dan lain sebagainya.
anak pada usia TK dan SD Kelas 1, pada Sebagaimana pada gambar di bawah ini
kategori 2 adalah anak pada usia SD Kelas 2 terlihat anak-anak saling bertukar pikiran atau
dan 3, serta kategori 3 adalah anak pada usia tutor sebaya untuk memahami teknik
SD kelas 4 dan 5. Adapun ketrampilan berhitung.
berhitung mempunyai titik ukur atau
indikator yang berbeda sesuai pada
kategorinya.
Indikator ketrampilan berhitungan
pada kategori 1 meliputi: 1) mengidentifikasi
bilangan, 2) menulis angka dengan benar, 3)
menyebutkan bilangan dengan benar, 4) dapat
menghitung banyaknya benda, 5) memahami
konsep penjumlahan, dan 6) memahami
konsep pengurangan. Sedangkan indikator
ketrampilan berhitung pada kategori 2
meliputi: 1) Dapat menentukan hasil dari
penjumlahan 2 bilangan dengan cara bersusun Gambar 5. Pendampingan Belajar degan
Tutor Sebaya
tanpa menyimpan, 2) Dapat menentukan hasil
dari penjumlahan 2 bilangan dengan cara Dari kegiatan pendampingan yang
bersusun dengan menyimpan, 3) dapat rutin dilaksanakan anak-anak menunjukkan
menentukan hasil dari pengurangan bilangan peningkatan ketrampilan berhitung yang
2 digit dengan cara bersusun tanpa signifikan. Hal ini sebagai efek dari adanya
meminjam, 4) dapat menentukan hasil dari pendampingan rutin. Sebagaimana penelitian
pengurangan bilangan 2 digit dengan cara yang dilakukan oleh Ulia, N (2018) bahwa
bersusun dengan meminja, 5) mampu belajar bermakna sangatlah diperlukan
berhitung perkalian sederhana, dan 6) mampu terutama dalam hal berhitung yaitu
berhitung perkalian bersusun. Untuk kategori pentingnya terampil berhitung. Sebagaimana
3 yaitu 1) Dapat menentukan hasil dari dapat dilihat pada gambar berikut tentang
penjumlahan bilangan 3 digit dengan cara salah satu hasil pekerjaan anak terkait
bersusun tanpa menyimpan, 2) Dapat kemampuan berhitung pada awal pertemuan.
menentukan hasil dari penjumlahan bilangan Penggunaan bahan ajar tematik saintifik
3 digit dengan cara bersusun dengan berbasis kearifan lokal sebagai pendukung
menyimpan, 3) dapat menentukan hasil dari pada pendampingan belajar berperan sangat
pengurangan bilangan 3 digit dengan cara baik dikarenakan sebagai fungsi stimulasi
bersusun tanpa meminjam, 4) dapat sebagaimana pendapat Mahnun, N. (2012)
menentukan hasil dari pengurangan bilangan yang menyatakan bahwa fungsi stimulasi
3 digit dengan cara bersusun dengan yang melekat pada media dapat dimanfaatkan
meminjam, 5) mampu berhitung perkalian guru atau tutor untuk membuat proses
sederhana, dan 6) mampu berhitung perkalian pembelajaran yang menyenangkan dan tidak
bersusun. membosankan. Hal ini terlihat dari adanya
Berdasarkan data hasil pengabdian perbedaan kemampuan berhitung sebelum
masyarakat diperoleh bahwa rata-rata capaian dan sesudah pendampingan belajar.
indikator ketrampilan berhitung sudah Sebagaimana pada gambar berikut.
mencapai 80%. Hal ini dikarenakan teknik
dril yang sudah dilaksanakan oleh tutor dan
didukung dengan metode lainnya seperti tutor
311
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019
313