Anda di halaman 1dari 9

SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3

September 2019

PKM ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN


KETRAMPILAN BERHITUNG MELALUI BAHAN AJAR
TEMATIK SAINTIFIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL
1
Nuhyal Ulia*, 2Yulina Ismiyanti, , 3Leli Nisfi Setiana
1,2,3
Universitas Islam Sultan Agung (PGSD, FKIP, UNISSULA),
Semarang, Indonesia

E-mail: 1) nuhyalulia@unissula.ac.id

ABSTRAK

Pentingnya pengetahuan bagi anak tanpa terkecuali menjadi alasan dalam kegiatan pengabdian
masyarakat kali ini, diantaranya ketrampilan berhitung yang masih rendah karena putus sekolah dan
faktor kemiskinan membuat kelompok anak jalanan di desa Demaan Kudus membutuhkan bimbingan
belajar. Program Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) menggandeng mitra POKJA anak jalanan
“Teratai” di Barak Sosial Desa Demaan Kabupaten Kudus. Perlunya bahan ajar yang menarik, relevan
dengan minat dan karakteristik anak jalanan. Bahan ajar yang dibuat berbentuk tematik disajikan dalam
bentuk bacaan tentang kearifan lokal yang ada disekitar mereka. Dalam bahan ajar tersebut menggunakan
pendekatan saintifik dan menyajikan tentang materi ketrampilan berhitung. Bahan ajar tematik saintifik
berbasis kearifan lokal yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam meningkatkan ketrampilan berhitung
mereka. Adapun kegiatan yang akan dilakukan adalah penyelenggaraan program pendidikan berupa
sosialisasi, pendampingan bimbingan belajar dan pelatihan. Peserta PKM terdiri dari anak jalanan pada
rentang usia sekolah TK dan SD. Pendampingan dilakukan selama 3 bulan dengan berbagai metode
seperti ceramah, tutor sebaya, diskusi, dan tematik saintifik. Adapun pelatihan yang dilaksanakan terkait
tentang ketrampilan berhitung. Dari hasil kegiatan PKM diperoleh adanya peningkatan ketrampilan
berhitung antara sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar tematik saintifik berbasis kearifan lokal.
Antusias anak jalanan dalam belajar berhitung selalu meningkat sehingga berpengaruh terhadap
pengetahuan mereka. Harapannya kegiatan ini dapat berlanjut dengan peningkatan ketrampilan lainnya
seperti pemecahan masalah atau berpikir kritis.

Kata Kunci : Anak Jalanan, Ketrampilan berhitung, bahan ajar tematik saintifik, kearifan lokal.

PENDAHULUAN sehari-hari, tuntutan kebutuhan di


POKJA anak jalanan “Teratai” di keluarganya bahkan karena faktor lingkungan
Barak Sosial Desa Demaan Kabupaten dengan alasan ikut-ikutan karena pengaruh
Kudus merupakan sebuah komunitas yang teman-temannya. Mereka saling mengajak
menampung anak jalanan dari berbagai usia. untuk bekerja dan hidup di jalanan. Selain
Berdasarkan data yang diperoleh anggota faktor ekonomi, alasan putus sekolah
kelompok tersebut terdiri dari sekitar 30 dikarenakan ketidaktertarikan mereka
anggota yang masih dalam usia sekolah. Di terhadap pendidikan karena tingkat
antara 30 anak ada sekitar 45% yang putus pendidikan orang tua yang masih rendah
sekolah. Alasan mereka putus sekolah bahkan tidak sekolah. Hal ini sebagaimana
bermacam-macam. Berdasarkan wawancara hasil penelitian Yunda,P (2010) yang
yang dilakukan terhadap ketua kelompok menyatakan bahwa faktor ekonomi dan
mengatakan bahwa mereka banyak yang tingkat pendidikan orang tua menjadi faktor
putus sekolah dikarenakan faktor ekonomi. penyebab putus sekolah anak-anak jalanan.
Walaupun sudah ada BOS disekolah dengan Berdasarkan hasil wawancara disimpulkan
sekolah gratis, namun mereka masih bahwa sebagian anak jalanan mempunyai
memikirkan ekonomi keluarga dan ada juga alasan turun ke jalan karena kesulitan
yang masih dibebankan dengan biaya sekolah ekonomi sedangkan alasan anak turun ke
karena alasan administrasi. Biaya hidup jalan yang kedua adalah untuk mencari
305
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019

tambahan uang saku. Anak jalanan yang mereka akan memperoleh pengetahuan dasar
turun ke jalan dengan alasan yang kedua ini selain dapat membantu sebagai bimbingan
biasanya turun ke jalan jika mereka perlu belajar bagi yang masih sekolah. Dan sesuai
uang untuk membeli sesuatu. Alasan yang dengan pendapat Ajisuksmo, C. R. (2012)
ketiga adalah rekreasi. Alasan rekreasi adalah yang mengatakan bahwa pengetahuan dasar
anak jalanan turun ke jalan karena hanya akan sangat berguna bagi siswa yang putus
ingin bermain dengan teman-temannya saja sekolah untuk bekal mengikuti pendidikan
atau disuruh orang tua dan untuk luar sekolah seperti pendidikan Paket A/B/C
menyalurkan kegemaran mereka terhadap hingga akhirnya mereka dapat lulus
musik. memperoleh ijazah yang dapat mereka
POKJA anak jalanan “Teratai” berada gunakan untuk memperoleh pekerjaan yang
di sebuah Barak sosial yang beralamat di lebih baik bahkan pendidikan yang lebih
Desa Dema’an Rt:04 Rw:04 merupakan tinggi. Dan hal ini akan dapat meningkatkan
sebuah lokasi yang sangat strategis. Berada di kualitas derajat kehidupan mereka.
lokasi bantaran sungai “Kaligelis”, berjarak Perhatian kelompok anak jalanan
dekat dengan jalan raya di area simpang tujuh “Teratai” di Barak Sosial Desa Demaan
kabupaten Kudus, dan dekat juga dengan terhadap pendidikan masih rendah. Hal ini
Komplek Wisata Menara Kudus. Terlebih ditunjukkan ketika melakukan wawancara
lagi, di dukung dengan event-event khusus terhadap mereka ternyata ada yang tidak mau
kegiatan tradisi seperti tradisi “Buka Luwur”, melanjutkan sekolah dikarenakan belum bisa
tradisi “Dhandangan” yang diselenggarakan membaca walaupun sudah berkali-kali
disekitar daerah tersebut tentunya hal ini belajar. Ketika kami berikan pertanyaan
membuat komunitas Barak Sosial betah dan dengan tes sederhana tentang menghitung
merasa cocok tinggal di tempat tersebut. mereka banyak yang belum mampu
Pernah terjadi pada tahun 2010 Barak Sosial menyelesaikan. Padahal operasi hitung yang
melalui Pemerintah Daerah di pindah di Desa ditanyakan masih dasar seperti penjumlahan,
Hadipolo Kecamatan Jekulo Kudus. Namun, pengurangan, perkalian dan pembagian.
mereka tidak betah dan merasa tidak nyaman Mengapa ini bisa terjadi? Padahal mereka ada
karena dianggap kurang strategis bagi mereka yang masih sekolah. Diantara mereka ada
sehingga secara berangsur-angsur mereka yang mengatakan karena pendidikan di
kembali ke Barak semula. sekolah di rasa berat untuk difahami, mereka
Keberadaan kelompok ini tetap merasa tidak mampu memahami buku-buku
diperhatikan oleh pemerintah terutama yang diberikan. Ketika sudah pulang dari
Pemerintah Desa Demaan. Beberapa kegiatan sekolah mereka tidak sempat untuk
sudah banyak di lakukan oleh POKJA anak mengulang pelajaran dan mempelajarinya
jalanan “Teratai” di Barak Sosial Desa karena harus turun di jalan untuk mencari
Demaan seperti pelatihan ketrampilan uang. Dengan demikian, ketrampilan
menjahit, bengkel dan lain-lain. Kegiatan- berhitung yang dimiliki kelompok anak
kegiatan yang dilakukan hanya sebatas pada jalanan “Teratai” di Barak Sosial Desa
vokasional saja. Dengan tujuan untuk Demaan masih rendah. Padahal mereka
ketrampilan kerja nantinya. Dengan mengakui pentingnya belajar matematika
demikian, sangat ironis sekali di saat banyak karena majikan mereka tidak bisa
yang putus sekolah namun kegiatan di mencuranginya contoh lagi ketika mereka
POKJA anak jalanan “Teratai” belum ada bekerja di jalan atau sedang bertransaksi
penyelenggaraan program pendidikan. dengan orang lain jika mereka tidak terampil
Sehingga setelah mereka menjalani pelatihan dalam berhitung mereka akan rugi atau
ketrampilan mereka kembali berkeliaran di bahkan tertipu. Keuntungan secara langsung
jalan raya. Padahal pendidikan sangat penting yang mereka peroleh jika mempunyai
bagi mereka. Dengan pendidikan mereka ketrampilan berhitung yang baik adalah
akan mendapat pengetahuan dasar yang mereka tidak akan dicurangi oleh orang
sangat berguna bagi kehidupan mereka. dewasa atau teman-temannya dan tidak salah
Jika ada program pendidikan yang hitung. Selain itu, ketrampilan berhitung yang
diberikan di POKJA anak jalanan “Teratai” mereka peroleh dapat dijadikan pengetahuan

306
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019

dasar sebagai bekal anak untuk mengikuti solusi yang tepat dalam menyelesaikan
ujian persamaan paket A yang setara dengan problem mereka.
tingkat SD dan paket B yang setara dengan Secara umum, anak-anak jalanan
tingkat SMP. Bila lulus dan memperoleh bukanlah anak yang liar atau susah diatur. Itu
ijazah maka anak dapat meneruskan ke menjadi pendapat yang salah. Namun, mereka
sekolah formal. Dengan ijazah yang diperoleh tidak lain adalah anak-anak yang kuat dalam
juga dimungkinkan bagi anak untuk bekerja menghadapi kerasnya kehidupan. Oleh karena
dan memperoleh penghasilan yang lebih baik itu, sikap postif demikian perlu diarahkan
dibandingkan jika mereka tidak mempunyai secara positif agar mereka juga mempuyai
ijazah. motivasi yang kuat pula dalam menuntut ilmu
Kemampuan berhitung anak-anak dan melatih ketrampilan.
jalanan masih tergolong rendah. Terlihat dari Kegiatan pengabdian dalam
pengamatan yang dilakukan sebelum adanya meningkatkan ketrampilan berhitung untuk
pendampingan, usia anak SD kelas 3 belum anak-anak jalanan dilakukan dengan beberapa
lancar ketika menghitung hasil penjumlahan serangkaian kegiatan. Perlunya
dengan teknik menyimpan apalagi membangkitkan kesadaran dan motivasi akan
pengurangan dengan teknik meminjam, pentingnya pengetahuan sebagai masa depan
perkalian bahkan pengabdian. Sedangkan mereka tentunnya menjadi tantangan
untuk usia anak TK dan SD kelas 1 tersendiri bagi tim PKM.
pengenalan angka masih diperlukan ketika Dalam rangka meningkatkan
mereka menulis angka 6 terbalik dan menulis ketrampilan berhitung di POKJA anak
angka 2 dan 5 ada yang masih kesulitan jalanan “Teratai” di Barak Sosial Desa
sehingg masih belum benar. Sedangkan untuk Demaan tentunya diperlukan suatu bahan ajar
anak usia kelas 2 SD berhitung sederhana sebagai sarananya. Bahan ajar yang mereka
dengan 1 atau 2 digit masih dengan teknik dapat di sekolah belum sesuai dengan minat
manual jari dan jika dikerjakan dengan cara dan karakteristik mereka. Bahan ajar tematik
susun belum teliti hasilnya masih salah. saintifik merupakan bahan ajar yang disusun
Berdasarkan pengamatan terhadap siswa berdasarkan tema-tema tertentu dan
kelas tinggi yaitu usia kelas 4 dan 5 mereka menggunakan pendekatan Saintifik sebagai
masih belum memahami operasi perkalian pendekatan yang membuat aktif
dan pembagian. Perkalian belum lancar pembelajaran. Bahan ajar Tematik Saintifik
sehingga pembagian menjadi terbebani. yang akan digunakan berbasis literasi yang
Fenomena tersebut menunjukkan kontennya akan disesuaikan dengan kearifan
bahwa anak-anak jalanan belum mempunyai lokal yang ada di lingkungan POKJA anak
motivasi yang tinggi dalam memahami dan jalanan “Teratai” di Barak Sosial Desa
berlatih ketrampilan berhitung. Walaupun Demaan. Sajian bahan ajar ini akan memacu
materi tersebut sudah mereka dapatkan di mereka untuk membaca dan dalam bacaan
sekolah namun masih perlu belajar lagi atau tersebut memuat materi tentang ketrampilan
bahkan pendampingan lebih lanjut dalam berhitung yang mana tema yang disajikan
memahami materi. mengangkat kearifan lokal seperti sejarah
Kerasnya kehidupan anak-anak jalanan Menara Kudus, tradisi masyarakat di
menjadi motivasi sendiri bagi Tim PKM lingkungan menara, prosesi Dhandangan,
dalam melakukan kegiatan ini. Di barak Tradisi Bukak Luwur dan berbagai kegiatan
sosial, anak-anak menjalani kehidupan yang yang sering dimanfaatkan oleh kelompok
cukup memprihatinkan. Mereka tidak mampu anak jalanan “Teratai” di Barak Sosial Desa
untuk mengikuti les tambahan belajar yang Demaan.
tentunya memerlukan biaya. Sedangkan jika Rencana Kegiatan yang akan dilakukan
tidak demikian, pemahaman mereka terhadap pada PKM ini adalah mengadakan program-
materi masih butuh pendampingan untuk program di bidang pendidikan. Sebagai
mengarahkan pembelajaran. Dorongan sosial contoh mengadakan bimbingan belajar bagi
dan rasa iba terhadap mereka membuat anak-anak jalanan di usia sekolah yang mana
kegiatan pengabdian masyarakat ini menjadi dalam kegiatan ini akan disampaikan
pembelajaran inovatif seperti outing class,

307
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019

mengadakan pelatihan berhitung untuk dilakukan perbaikan untuk kegiatan


kelompok anak-anak jalanan, mengadakan selanjutnya.
pendampingan belajar dengan bahan ajar Untuk mengatasi permasalahan diatas,
tematik saintifik berbasis kearifan lokal. dikembangkan bahan ajar tematik saintifik
Sebagaimana pendapat Muflihin, M. H. berbasis kearifan lokal dengan beberapa
(2009) yang menyatakan bahwa terbentuknya pendekatan yang dilakukan secara bersama-
hasil belajar atas dasar adanya reaksi yang sama yaitu: 1) Berbasis kelompok belajar,
ditunjukkan oleh siswa maka pembelajaran seluruh kegiatan pengabdian masyarakat
yang akan dilaksanakan akan menyesuaikan dilakukan kepada masyarakat dengan
karakteristik dari anak-anak. Sehingga menggunakan POKJA anak jalanan “Teratai”
diharapkan melalui kegiatan-kegiatan ini di Barak Sosial Desa Demaan Kabupaten
PKM dapat meningkatkan ketrampilan Kudus sebagai media belajar dan
berhitung dan pada POKJA anak jalanan pendampingan, perencanaan dan memonitor
“Teratai” di Barak Sosial Desa Demaan serta evaluasi seluruh kegiatan pengabdian
Kabupaten Kudus. masyarakat. 2) Komprehensif, seluruh
kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan
BAHAN DAN METODE secara serentak terkait dengan SDM, proses
Adapun metode yang telah belajar, publikasi melalui pelatihan,
dilaksanakan untuk mencapai solusi tersebut sosialisasi, dan pendampingan belajar yang
terdiri dari beberapa metode. Pelaksanaan menyeluruh. Dan 3) Berbasis potensi
pengabdian yang dilakukan melalui beberapa pendidikan dengan pengembangan bahan
tahap. Tiap tahap memiliki metode yang ajar tematik saintifik berbasis kearifan lokal
berbeda. Adapun tahap-tahap dan metode dalam meningkatkan ketrampilan literasi .
dalam pelaksanaan pengabdian diantaranya 1)
Sosialisai, pada tahap ini bertujuan HASIL DAN DISKUSI
memberikan pemahaman tentang kegiatan Pelaksanaan kegiatan Pengabdian
PKM, sosialisasi tentang pentingnya Kemitraan Masayarakat (PKM) dilakukan
pendidikan terutama ketrampilan berhitung mulai Mei 2019 dengan berbagai macam
bagi anak jalanan agar mereka termotivasi
tahapan. Tiap tahap kegiatan pengabdian
untuk selalu bersekolah. Kegiatan sosialisasi
dilakukan dengan metode ceramah, motivasi, diperoleh hasil dan pembahasan sebagai
dan diskusi. 2) Peningkatan kompetensi, berikut.
pada tahap ini kompetensi yang akan
ditingkatkan adalah ketrampilan berhitung. 1. Kegiatan sosialisasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini Sosialisasi sebagai tahap awal pada
berupa pendampingan melalui bimbingan kegiatan pengabdian kali ini. Sosialisasi
belajar. Metode yang digunakan sangatlah diberikan kepada masyarakat di sekitar barak
komplek dan variatif. Seperti metode sosial Desa Demaan Kudus. Pada kegiatan
ceramah, demonstrasi, tutorial, Tanya jawab,
sosialisasi yang dihadiri sekitar 30 orang
diskusi, tutor sebaya, tematik, pendekatan
saintifik dan outing class. 3) Pelaksanaan disampaikan tentang serangkaian kegiatan
kegiatan berupa pelatihan. Pelatihan yang Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM)
diadakan adalah pelatihan ketrampilan yang akan dilaksanakan oleh Dosen FKIP
berhitung dengan menerapkan metode UNISSULA. Diantaranya pelatihan dan
demontrasi, simulasi, atau learning by doing. bimbingan belajar bagi anak-anak jalanan
4) Monitoring dan evaluasi. Dalam tahap ini yang bertempat tinggal di Barak Sosial Desa
merupakan tahap bukan dimaksudkan tahap
Demaan Kudus. Dalam pendampingan belajar
terkahir namun pelaksanaannya tetap
dilakukan di setiap tahap sebelumnya. Pada bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan
kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan literasi. Selain kepada mitra, sosialisasi juga
dengan metode observasi dan wawancara. disampaikan kepada ketua RT setempat yaitu
Monitoring dan evaluasi dilakukan tiap bulan RT 03 RW 04 yaitu Bapak Misbah dan RT 04
oleh tutor pendamping pembelajaran untuk RW 04 yaitu Bapak Santoso. Selain itu,
308
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019

kegiatan ini juga disampaikan Kepada kepala bahan bagi tutor yang nantinya melakukan
Desa Demaan Kudus yaitu Bapak Sugiyono, kegiatan pendampingan belajar. Pentingnya
A.Md dan beliau memberikan dukungan ketrampilan berhitung menjadi alasan juga
terhadap kegiatan ini karena secara tidak dalam kegiatan PKM ini sebagaimana yang
langsung membantu pemerintah desa dalam disebutkan Depdiknas (2006)
meningkatkan kemampuan di bidang menumbuhkembangkan keterampilan
pendidikan dan sosial. berhitung sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari, terutama konsep bilangan yang
merupakan dasar dari ketrampilan berhitung
yang dalam kesehariannya sangat berperan
sekali. Pentingnya ketrampilan berhitung
perlu diimbangi dengan pembelajaran yang
bagus hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Musi, M. A. (2016) yang menyatakan bahwa
ketrampilan berhitung perlu di latih dengan
metode atau inovasi pembelajaran yang
menarik.

Gambar 1. Kegiatan sosialisasi PKM 2. Pelatihan Ketrampilan Berhitung


Salah satu kegiatan pada
Sosialisasi kepada masyarakat pengabdian ini adalah adanya pelatihan
disampaikan dengan beberapa metode seperti Keterampilan berhitung. Pada pelatihan ini
disampaikan materi tentang berhitung dengan
ceramah, motivasi, dan Tanya jawab. Adapun
teknik pagar. Materi disampaikan oleh
respon masyarakat sangatlah baik. Mereka Mohamad Hariyono, M.Pd sebagai
menyambut dengan senang program ini narasumber dari pakar pendidikan
karena kegiatan ini sangat bermanfaat matematika. Selain itu, juga disampaikan
terutama dalam membantu anak-anak mereka tentang materi pengenalan bilangan dari Leli
dalam belajar. Mendapat bimbingan belajar Nisfi Setiana, M.Pd. Anak-anak sangat
cuma-cuma dan bahan ajar serta antusias dengan pelatihan ini selain karena
penyampaian materi yang tidak monoton juga
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak- diselingi dengan ice breaking yang menarik.
anak. Motivasi yang diberikan terutama Narasumber lainnya pada pelatihan ini adalah
tentang pentingnya pendidikan bagi mereka. Yulina Ismiyanti, M.Pd beliau mengawali
Tim pengabdian juga menyampaikan penyampaian materi dengan mengajak anak-
motivasi agar anak-anak mempergunakan anak bernyanyi lagu “Guruku Tersayang”.
waktu sebaik mungkin, tidak keluyuran di Anak-anak pun menyanyikannya dengan
sangat gembira. Narasumber selain ceramah
jalan raya, jangan salah bergaul dengan
tentang materi juga mengadakan demonstrasi
teman. Dan juga disampaikan akan dan permainan untuk peserta.
pentingnya anak-anak mempunyai
ketrampilan berhitung. Pada kegiatan
sosialisasi juga disampaikan audensi tentang
kemampuan berhitung mereka. Seperti hasil
Tanya jawab ternyata ada anak yang pernah
tidak naik kelas sehingga motivasi belajar
mereka sudah tidak ada. Selain itu, mereka
juga menyampaikan pemahaman materi
berhitung di sekolah yang masih belum
mereka fahami. Dari hasil audeni ini menjadi
309
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019

3. Pendampingan Belajar
Pada kegiatan pendampingan belajar
dilakukan dua kali pertemuan tiap
minggunya. Kegiatan ini dimulai pada bulan
Mei 2019 dan selesai pada bulan Agustus
2019. Pendampingan dibantu juga oleh
segenap mahasiswa FKIP UNISSULA dan
dikoordinir oleh ketua tim pengabdian yaitu
Nuhyal Ulia, M.Pd. Anak-anak yang
mengikuti bimbingan belajar mayoritas di
Gambar 2. Kegiatan pelatihan berhitung usia SD kelas 1 sampai dengan 5. Kegiatan
Pendampingan dilakukan selama kurang lebih
Pada pelatihan ini dihadiri sekitar 24 kali pertemuan dalam kurun waktu 3
60 peserta sekaligus tamu undangan. bulan. Bentuk kegiatannya adalah
Pelatihan yang diadakan pada tanggal 18 pendampingan belajar berhitung. Kehadiran
Agustus 2019 ini juga ada moment
anak-anak pada kegiatan ini pasang surut
penyerahan hadiah lomba dalam rangka HUT
RI yang sudah diadakan sebelumnya oleh namun antusias sangatlah tinggi. Mereka
kelompok anak jalanan yang juga merupakan selalu memperhatikan materi dan arahan dari
salah satu rangkaian PKM. Selain itu, juga tutor. Pada awal pertemuan jumlahnya masih
ada pembagian doorprize di akhir acara hal sedikit namun pada pertemuan berikutnya
ini ditujukan agar anak-anak tetap semangat sampai pada 30 anak mengikuti
sampai akhir acara. pendampingan belajar. Namun jumlah anak
Pada pelatihan yang dikoordinir
oleh Nuhyal Ulia, M.Pd selaku ketua TIM yang hadir pada pendampingan mengalami
PKM juga dihadiri oleh tutor-tutor naik turun. Jika dihitung rata-rata kehadiran
pendampingan belajar. Tentunya mereka akan anak mencapai 80%.
mengkondisikan anak-anak selama pelatihan.

Gambar 3. Kegiatan pelatihan berhitung

Keaktifan anak-anak juga sudah Gambar 3. Pendampingan belajar berhitung


Nampak pada pelatihan ini. Ketika
Narasumber mengajukan pertanyaan anak Pada awal pembelajaran, anak-anak
banyak yang tunjuk tangan mereka tidak takut juga dibimbing mengaji atau membaca Al
atau bahkan malu ketika salah menjawab.
Qur’an. Anak-anak juga diberikan lembar
Begitu juga ketika narasumber meminta
diantara anak-anak ada yang maju ke depan, kerja terkait latihan berhitung saat
mereka berebut dan sangat antusias untuk pendampingan. Seperti latihan penjumlahan,
maju. Artinya anak-anak sudah memiliki pengurangan, perkalian dan pembagian. Pada
motivasi dan antusias belajar yang tinggi pada pelaksanaan pendampingan anak-anak dibagi
materi ketrampilan berhitung.
310
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019

dalam 3 kategori atau kelompok. Kategori 1 sebaya, demonstrasi dan lain sebagainya.
anak pada usia TK dan SD Kelas 1, pada Sebagaimana pada gambar di bawah ini
kategori 2 adalah anak pada usia SD Kelas 2 terlihat anak-anak saling bertukar pikiran atau
dan 3, serta kategori 3 adalah anak pada usia tutor sebaya untuk memahami teknik
SD kelas 4 dan 5. Adapun ketrampilan berhitung.
berhitung mempunyai titik ukur atau
indikator yang berbeda sesuai pada
kategorinya.
Indikator ketrampilan berhitungan
pada kategori 1 meliputi: 1) mengidentifikasi
bilangan, 2) menulis angka dengan benar, 3)
menyebutkan bilangan dengan benar, 4) dapat
menghitung banyaknya benda, 5) memahami
konsep penjumlahan, dan 6) memahami
konsep pengurangan. Sedangkan indikator
ketrampilan berhitung pada kategori 2
meliputi: 1) Dapat menentukan hasil dari
penjumlahan 2 bilangan dengan cara bersusun Gambar 5. Pendampingan Belajar degan
Tutor Sebaya
tanpa menyimpan, 2) Dapat menentukan hasil
dari penjumlahan 2 bilangan dengan cara Dari kegiatan pendampingan yang
bersusun dengan menyimpan, 3) dapat rutin dilaksanakan anak-anak menunjukkan
menentukan hasil dari pengurangan bilangan peningkatan ketrampilan berhitung yang
2 digit dengan cara bersusun tanpa signifikan. Hal ini sebagai efek dari adanya
meminjam, 4) dapat menentukan hasil dari pendampingan rutin. Sebagaimana penelitian
pengurangan bilangan 2 digit dengan cara yang dilakukan oleh Ulia, N (2018) bahwa
bersusun dengan meminja, 5) mampu belajar bermakna sangatlah diperlukan
berhitung perkalian sederhana, dan 6) mampu terutama dalam hal berhitung yaitu
berhitung perkalian bersusun. Untuk kategori pentingnya terampil berhitung. Sebagaimana
3 yaitu 1) Dapat menentukan hasil dari dapat dilihat pada gambar berikut tentang
penjumlahan bilangan 3 digit dengan cara salah satu hasil pekerjaan anak terkait
bersusun tanpa menyimpan, 2) Dapat kemampuan berhitung pada awal pertemuan.
menentukan hasil dari penjumlahan bilangan Penggunaan bahan ajar tematik saintifik
3 digit dengan cara bersusun dengan berbasis kearifan lokal sebagai pendukung
menyimpan, 3) dapat menentukan hasil dari pada pendampingan belajar berperan sangat
pengurangan bilangan 3 digit dengan cara baik dikarenakan sebagai fungsi stimulasi
bersusun tanpa meminjam, 4) dapat sebagaimana pendapat Mahnun, N. (2012)
menentukan hasil dari pengurangan bilangan yang menyatakan bahwa fungsi stimulasi
3 digit dengan cara bersusun dengan yang melekat pada media dapat dimanfaatkan
meminjam, 5) mampu berhitung perkalian guru atau tutor untuk membuat proses
sederhana, dan 6) mampu berhitung perkalian pembelajaran yang menyenangkan dan tidak
bersusun. membosankan. Hal ini terlihat dari adanya
Berdasarkan data hasil pengabdian perbedaan kemampuan berhitung sebelum
masyarakat diperoleh bahwa rata-rata capaian dan sesudah pendampingan belajar.
indikator ketrampilan berhitung sudah Sebagaimana pada gambar berikut.
mencapai 80%. Hal ini dikarenakan teknik
dril yang sudah dilaksanakan oleh tutor dan
didukung dengan metode lainnya seperti tutor
311
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019

terlatih melalui kegiatan pengabdian dengan


berbantuan bahan ajar tematik saintifik
berbasis kearifan lokal. Harapannya kegiatan
pengabdian masayarakt dapat dikembangkan
lagi untuk peningkatan kompetensi yang
lebih. seperti ketrampilan pemecahan masalah
(Problem Solving) dan berpikir kritis.

Gambar 5. Ketrampilan Berhitung


pada awal pendampingan UCAPAN TERIMA KASIH
Kami menyampaikan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada Direktorat
Berdasarkan gambar 5 diatas, terlihat Riset dan Pengabdian Masyarakat Dirjen
bahwa hasil pekerjaan anak yang duduk di Riset dan Pengembangan Kementerian Riset,
kelas 4 SD masih ditemukan adanya Teknologi, dan Perguruan Tinggi Republik
kesalahan dalam berhitung pengurangan Indonesia atas persetujuan pendanaan dalam
dengan teknik menyimpan. kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
Adapun capaian indikator ketrampilan (PPM) melalui Program Kemitraan
berhitung anak-anak secara prosentase tiap Masyarakat (PKM) tahun 2019. Dengan
kategori dapat dilihat pada grafik berikut. nomor kontrak 448/B.1/SA-LPPM/VII/2019.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya juga
90,0 kami sampaikan kepada Universitas Sultan
Agung (UNISSULA), LPPM UNISSULA,
85,0
FKIP UNISSULA, Kepala Desa Demaan
80,0 Kudus, Kelompok mahasiswa yang sudah
membantu terlaksananya kegiatan pengabdian
75,0
kepada masyarakat ini.
70,0
Ind 1 Ind 2 Ind 3 Ind 4 Ind 5 Ind 6 DAFTAR PUSTAKA/RUJUKAN
Kel. A Kel. B Kel. C Ajisuksmo,C. (2012). “Faktor-Faktor Penting
dalam Merancang Program
Dari grafik diatas, diperoleh bahwa Pendidikan Luar Sekolah untuk Anak
tampak adanya peningkatan ketrampilan Jalanan dan Pekerjaan Anak,”
berhitung pada anak-anak. Secara pelan Makara, Sos. Hum., vol. 16, no. 1, pp.
namun pasti, anak-anak menunjukkan hasil 36–48.
belajar yang cukup membanggakan. Mahnun, N. (2012). Media pembelajaran
Pendampingan belajar berbantuan bahan ajar (kajian terhadap langkah-langkah
sangat membantu anak-anak dalam melatih pemilihan media dan implementasinya
berhitung. dalam pembelajaran). An-Nida', 37(1),
27-34.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, Muflihin, M. H. (2009). Aplikasi dan
dapat disimpulkan bahwa Kegiatan Implikasi Teori Behaviorisme dalam
Pembelajaran (Analisis Strategis
Pengabdian Kepada Masyarakat mendapat
Inovasi Pembelajaran). Khazanah
respon positif dari semua pihak sehingga Pendidikan, 1(2).
dalam kegiatannya dapat dilaksanakan sesuai
jadwal yang sudah disepakati. Ketrampilan Musi, M. A. (2016). Peningkatan
berhitung pada anak-anak jalanan mulai Keterampilan Berhitung Anak Usia
312
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019

Taman Kanak-Kanak Melalui Ulia, N. (2018). Efektivitas Colaborative


Demonstrasi Dengan Media Learning Berbantuan Media Short
Gambar. Indonesian Journal of Card Berbasis IT Terhadap
Educational Studies, 19(1). Pemahaman Konsep
Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Nasional, D. P., DAN, D. J. M. P. D., Dasar, 3(2), 1-11.
KANAK, M. D. P. T. K., & DASAR,
D. S. (2006). Permainan Berhitung
Permulaan. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional

313

Anda mungkin juga menyukai