Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337395148

Faktor-Faktor Penyebab Siswa Putus Sekolah

Article  in  Didaktis Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan · September 2018


DOI: 10.30651/didaktis.v18i3.1870

CITATIONS READS

2 2,155

3 authors, including:

Nasir Nasir
Universitas Muhammadiyah Kendari
12 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Nasir Nasir on 08 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578
Vol.18 No.3 Tahun 2018 p-issn 1412-5889

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SISWA PUTUS SEKOLAH

Mujiati 1 , Nasir 2 , Ayu Ashari 3


P P P P P

Universitas Muhammadiyah Kendari


mujiati46@yahoo.com 1 , dhion_zir@yahoo.com 2
P P P

ABSTRAK
Rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia mendorong timbulnya berbagai permasalahan
sosial yang kian hari semakin meresahkan bangsa Indonesia. Salah satu faktor yang dapat
menjadi tolak ukur rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia adalah tingginya angka putus
sekolah anak usia produktif (usia sekolah). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah
Faktor-Faktor Penyebab Siswa Putus Sekolah di SD Negeri 1 Bajo Indah Kecamatan Soropia
Kabupaten Konawe? penelitian ini bertujuan “Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Penyebab Siswa
Putus Sekolah di SD Negeri 1 Bajo Indah Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe”. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Untuk membedah permasalahan ini digunakan teknik
pengumpulan data melalui: observasi, wawancara, dan study Dokumentasi. Hasil penelitian
menemukan faktor utama yang menyebabkan siswa putus sekolah di SD Negeri 1 Bajo Indah
Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe adalah karena latar belakang pendidikan orang tua yang
rendah serta lemahnya ekonomi keluarga siswa yang putus sekolah, dimana ekonomi yang
menjadi faktor utama banyak orang tua tidak bisa melanjutkan sekolah anak mereka karena
keterbatasan ekonomi yang dibutuhkan.
Kata Kunci: pendidikan, pembiayaan pendidikan, dan sosiologi pendidikan

ABSTRACT
The low level of education in Indonesia encourages the emergence of various social
problems that increasingly troubles the Indonesian nation. One of the factors that can be used as
a benchmark for the low level of education in Indonesia is the high dropout rate of productive
age children (school age). The formulation of the problem in this study is "What are the factors
that cause students to drop out of school in SD Negeri 1 Bajo Indah, Soropia District, Konawe
District? This study aims "to find out the factors that cause students to drop out of school in SD
Negeri 1 Bajo Indah, Soropia District, Konawe Regency". The type of research used is qualitative
research. To dissect this problem used data collection techniques through: observation,
interview, and study documentation. The results of the study found that the main factors causing
dropout students in SD Negeri 1 Bajo Indah, Soropia District, Konawe Regency were due to low
parental education background and weak economic families of students who dropped out of
school, where the economy was the main factor many parents could not continue their child's
school because of the economic limitations needed.
Keywords: education, education funding, and educational sociology

PENDAHULUAN memiliki peranan strategis


Pendidikan merupakan tiang menyiapkan generasi berkualitas
puncak kebudayaan dan fondasi untuk kepentingan masa depan.
utama untuk membangun peradaban Mengingat pentingnya ilmu
sebuah bangsa. Arti penting pengetahuan dan keterbatasan pihak
kesadaran pendidikan menentukan keluarga dalam memberikan ilmu
kualitas kesejahteraan sosial lahir pengetahuan, maka para orang tua
batin masa depan. Pendidikan melanjutkan pendidikan anaknya dari

271
e-issn 2614-0578 Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
p-issn 1412-5889 Vol.18 No.3 Tahun 2018

pendidikan non formal kepada telah terjalin ditengah-tengah


pendidikan formal yaitu dengan masyarakat akan hilang.
memasukkan anaknya ke lembaga Seperti halnya di Desa Bajo
pendidikan formal seperti sekolah. Indah adalah desa dimana
Ketahanan kehidupan keluarga penduduknya hampir semua bekerja
dalam masyarakat majemuk seperti sebagai nelayan. Bekerja sebagai
indonesia yang mengacu kepada nelayan bukanlah pekerjaan yang
keutuhan manusia indonesia, dalam mudah. Mencari kehidupan hanya
realitasnya “sedang dalam proses dengan menjadi nelayan hampir tidak
menjadi.” Sebagaimana individualitas bisa memenuhi semua kebutuhan
bersumber dari struktur keluarga keluarga. Ada saat di mana para
sebagai unit masyarakat terkecil, nelayan merasakan ketika
demikian juga kehidupan keluarga mendapatkan rejeki banyak, pada
bersumber dari perilaku anggota saat itulah mereka merasakan hidup
masyarakat. yang sebenarnya. Adanya anak yang
Dengan banyaknya anak putus putus sekolah salah satunya karena
sekolah akan berdampak kepada kurangnya biaya dari orang tua
pengangguran karena kemampuan mereka untuk memenuhi
yang dimiliki anak putus sekolah kebutuhannya.
tersebut tidak mencukupi untuk Data yang penulis dapatkan
mengisi lapangan pekerjaan yang dari kelas I sampai kelas VI di SD
semakin canggih dan membutuhkan Negeri 1 Bajo Indah Kecamatan
keahlian khusus. Maka, angka Soropia Kabupaten Konawe
pengangguran pun akan bertambah. mengenai siswa putus sekolah dari
Jadi, bagaimana Indonesia bisa dan tahun 2012 sampai dengan tahun
mampu bersaing dengan Negara- 2015 berjumlah 15 orang siswa. Yakni
negara maju, sedangkan kualitas Pada tahun 2012 siswa yang putus
Sumber Daya Manusia (SDM) sekolah berjumlah 3 orang siswa,dari
Indonesia masih jauh ketinggalan dari keseluruhan jumlah 147 siswa, dan
Negara-negara maju. Selain itu, anak- pada tahun 2013 siswa yang putus
anak yang putus sekolah yang sekolah berjumlah 4 orang siswa, dari
akhirnya menganggur akan semakin keseluruhan jumlah 154 siswa. Pada
didesak oleh kebutuhan hidup yang tahun 2014 siswa yang putus sekolah
terus meningkat, yang mendorong berjumlah 4 orang siswa, dari
untuk bertindak kriminalitas seperti keseluruhan jumlah 158 siswa. Dan
pencurian, perampokan, pada tahun 2015 siswa yang putus
pembunuhan dan lain-lain yang sekolah berjumlah 4 orang siswa dari
membuat masyarakat menjadi jumlah keseluruhan 157 siswa.
terganggu dan ketentraman yang Berdasarkan uraian-uraian di
atas, maka fokus bahasan dalam

272
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578
Vol.18 No.3 Tahun 2018 p-issn 1412-5889

tulisan ini adalah “Apakah Faktor- undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal
Faktor Penyebab Siswa Putus Sekolah 3 berfungsi mengembangkan
di SD Negeri 1 Bajo Indah Kecamatan kemampuan dan membentuk watak
Soropia Kabupaten Konawe? serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka
Metode Penelitian mencerdaskan kehidupan bangsa,
Jenis penelitian adalah bertujuan untuk berkembangnya
penelitian kualitatif. Penelitian potensi agar menjadi manusia yang
Kualitatif adalah penelitian yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan
menekankan pada kualitas atau hal yang maha Esa, berakhlak mulia,
yang terpenting dari sifat suatu sehat, berilmu, cakap kreatif,
barang/jasa. Hal yang terpenting dari mandiri, dan menjadi warga negara
suatu sifat atau jasa berupa kejadian yang demokratis serta bertanggung
atau fenomena atau gejala sosial jawab.
adalah makna di balik kejadian Pendidikan merupakan
tersebut yang dapat dijadikan kebutuhan setiap orang. Setiap
pelajaran berharga bagi suatu individu di dunia ini memerlukan
pengembangan konsep teori. Jangan pendidikan untuk menjalankan
sampai sesuatu yang berharga kehidupan yang lebih baik. Setiap
tersebut berlalu bersama waktu anak yang terlahir ke dunia, mereka
tanpa meninggalkan manfaat. belajar. Belajar mulai dari hal-hal
Penelitian kualitatif dapat didesain yang kecil sampai hal-hal yang besar.
untuk memberikan sumbangannya Setelah menginjak usia balita, anak
terhadap teori, praktis, kebijakan, mulai membutuhkan pendidikan non
masalah-masalah sosial dan tindakan formal dan formal. Pendidikan non
(Satori dan Komariah, 2014: 22). formal adalah pendidikan yang
Subjek dalam penelitian ini adalah bersumber dari keluarga, masyarakat
siswa putus sekolah di SD Negeri 1 dan lingkungan. Pendidikan non
Bajo Indah Kecamatan Soropia formal diperoleh oleh seorang anak
Kabupaten Konawe yang berjumlah secara gratis dan tanpa diminta pun
15 orang siswa. Sedangkan teknik seorang anak pasti akan
pengumpulan data yang akan mendapatkannya Yaitu pendidikan
digunakan dalam penelitian ini yag diberikan oleh ayah, ibu dan
adalah: Observasi, Wawancara, dan kakak-kakanya serta orang yang
Dokumentasi. berada di sekitar tempat tinggalnya,
berbeda dengan pendidikan formal.
Konsep Pendidikan Pedidikan formal adalah pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional yang diperoleh oleh seorang dari
yang bersumber dari sistem nilai lembaga-lembaga pendidikan seperti
pancasila dirumuskan dalam Undang- sekolah.

273
e-issn 2614-0578 Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
p-issn 1412-5889 Vol.18 No.3 Tahun 2018

Menurut Ki Hajar Dewantara, 4. Mendapatkan biaya pendidikan


Pendidikan adalah segala kekuatan bagi mereka yang orang tuanya
kodrat yang ada pada anak-anak itu, tidak mampu membiayai
agar sebagai manusia dan sebagai pendidikannya.
anggota masyarakat dapatlah 5. Pindah ke program pendidikan
mendapat keselamatan dan pada jalur dan satuan pendidikan
kebahagiaan yang setinggi-tinnginya lain yang setara.
(Majelis Luhur Persatuan Taman 6. Menyelesaikan program
Siswa, 1962). Menurut John Dewey, pendidikan sesuai dengan
Pendidikan adalah tuntutan terhadap kecepatan belajar masing-masing
proses pertumbuhan dan proses dan tidak menyimpang dari
sosialisasi anak. Dalam proses ketentuan batas waktu yang
pertumbuhan ini anak ditetapkan.
mengembangkan dirinya ke tingkat
yang makin lama makin sempurna, Sejalan dengan itu, setiap
sesuai dengan teori evolusi Darwin peserta didik harus memenuhi
(Saifuddin, 2005: 24). Pendidikan kewajiban tertentu. UU No. 20 Tahun
dapat diartikan sebagai perbuatan 2003 tentang sisdiknas telah
mendidik, pengetahuan tentang mengatur kewajiban peserta didik.
mendidik. Pertama, menjaga norma-norma
Menurut Sholeh, (2013: 5-6 ) pendidikan untuk menjamin
ketika memasuki satuan pendidikan keberlangsungan proses dan
formal atau sekolah, peserta didik keberhasilan pendidikan. Kedua, ikut
memiliki hak dan kewajiban tertentu. menanggung biaya penyelenggaraan
Hak dan kewajiban itu antara diatur pendidikan, kecuali bagi peserta didik
dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang yang dibebaskan dari kewajiban
Sisdiknas. Di dalam UU ini disebutkan tersebut sesuai dengan peraturan
bahwa setiap peserta didik pada perundang-undangan yang berlaku.
satuan pendidikan berhak: Ketiga, warga negara asing dapat
1. Mendapatkan pendidikan agama menjadi peserta didik pada satuan
sesuai dengan agama yang pendidikan yang diselenggarakan
dianutnya dan diajarkan oleh dalam wilayah Negara Kesatuan
pendidik yang seagama. Republik Indonesia.
2. Mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, HASIL DAN PEMBAHASAN
minat, dan kemampuannya. 1. Latar Belakang Pendidikan Orang
3. Mendapatkan beasiswa bagi yang Tua
berprestasi yang orang tuanya Menurut Rahman (2013: 68-
tidak mampu membiayai 69), masa kanak-kanak tengah
pendidikannya. adalah tahap transisi, fase ketika

274
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578
Vol.18 No.3 Tahun 2018 p-issn 1412-5889

orang tua mulai berbagi suatu lingkungan keluarga.


kekuasaan dan pengambilan Keluarga diartikan sebagai a group
keputusan dengan anak-anak of two or more persons residing
mereka. Namun demikian, karena together who are related by hood,
anak-anak memiliki pengalaman marriage, or adoption (sebuah
terbatas pada hal-hal yang kelompok untuk dua orang atau
menarik ketika berhadapan lebih yang bertempat tinggal
dengan situasi dan masalah orang bersama di mana terjadi
dewasa, orang tua harus terus hubungan darah, perkawinan,
membuat aturan dan menetapkan atau adopsi (Cooper dkk, 2010).
batas-batasnya. Keluarga sebagai kelompok yang
Keadaan keluarga secara dijadikan interaksi orang-orang
pasti mempengaruhi yang saling menerima satu sama
perkembangan anak-anak muda. lain berdasarkan asal usul,
Karenanya, dengan keluarga yang perkawinan, dan atau adopsi.
aman dan utuh serta mempunyai Rata-rata pendidikan orang
kemampuan keuangan yang baik tua yang anaknya putus sekolah
anak-anaknya pun cenderung adalah merupakan golongan
berkembang dengan baik. masyarakat yang juga mengalami
Sayangnya, tidak semua keluarga putus sekolah dan sebagian dari
memiliki sumber daya yang mereka tidak pernah mengenyam
memungkinkan orang tua tetap di pendidikan. Kemudian mereka
rumah pada siang hari atau untuk rata-rata beranggapan bahwa
membeli layanan penitipan anak pendidikan tidaklah begitu
sebaik mungkin. Selain itu, tidak penting, yang terpenting adalah
semua keluarga mampu bagaimana anak mereka bisa
mengakses layanan kesehatan membantu memenuhi kebutuhan
yang diperlukan. Konsekuensi hidup sehari-hari. Kebanyakan
emosional jangka panjang bagi orang tua anak yang putus sekolah
anak-anak yang berasal dari tidak pernah mengenal yang
keluarga dengan status sosial namanya pendidikan, sehingga
ekonomi rendah sangat mungkin banyak orang tua di Desa Bajo
memerlukan perhatian yang lebih Indah Kecamatan Soropia
serius. Kabupaten Konawe, beranggapan
Menurut Slameto (2013: 44), jika sekolah bukanlah menjadi
memahami pengertian keluarga prioritas utama untuk mencapai
secara sederhana tidak sulit ketika kesuksesan.
merujuk pada kondisi kehidupan Jika melihat latar belakang
kita sehari-hari. Karena setiap diri pendidikan orang tua siswa yang
kita pasti memiliki dan berasal dari mengalami putus sekolah di Desa

275
e-issn 2614-0578 Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
p-issn 1412-5889 Vol.18 No.3 Tahun 2018

Bajo Indah Kecamatan Soropia UU No 20/2003 Pasal 34 (2)


Kabupaten Konawe, kebanyakan tentang Sistem Pendidikan
dari orang tua siswa yang putus Nasional (Sisdiknas) pun
sekolah tersebut berpendidikan menggariskan agar pemerintah
rendah dan sebagian lagi tidak menjamin terselenggaranya wajib
tamat sekolah dasar. Rendahnya belajar minimal pada jenjang
tingkat pendidikan mereka ini pendidikan dasar tanpa
menyebabkan terbentunya pola pemungutan biaya.
fikir yang beranggapan pendidikan Biaya pendidikan memegang
bukanlah hal yang penting para peran penting dalam
orangtua menyekolahkan anaknya keberlangsungan hidup di dunia
hanya sebatas untuk bisa pendidikan (Harsono, 2007: 91).
membaca dan menulis saja karena Pentingnya biaya dalam suatu
mereka beranggapan sekolahnya penganggaran yaitu biaya memiliki
seorang anak ke jenjang yang lebih pengaruh untuk tingkat efisiensi
tinggi tujuan akhirnya adalah dan efektifitas kegiatan dalam
untuk menjadi pegawai negeri dan rangka pencapaian tujuan. Fattah
mereka beranggapan sekolah (2000: 23) mengatakan bahwa
hanya membuang waktu,tenaga anggaran biaya pendidikan terdiri
dan biaya. dari dua sisi yang saling berkaitan
yaitu sisi anggaran penerimaan
2. Lemahnya Ekonomi Keluarga dan sisi anggran pengeluaran.
Berdasarkan konstitusi, Anggaran penerimaan adalah
pemerintah bertanggung jawab pendapatan yang diperoleh dari
mutlak membiayai anak-anak usia setiap tahun oleh sekolah, baik
sekolah untuk menempuh jenjang rutin msupun insidental yang
pendidikan dasar. Dalam UUD diterima dari berbagai sumber
1945 Pasal 31 (2) ditegaskan resmi. Sedangkan anggaran
mengenai kewajiban pemerintah pengeluaran adalah jumlah uang
membiayai pendidikan dasar yang dibelanjakan setiap tahun
setiap warga negara. Kita tentu untuk kepentingan pelaksanaan
melihat ketidaktaatan Pemerintah pendidikan di sekolah. Sedangan
terhadap konstitusi. Jika mengacu Mulyono (2010) mengemukakan
pada UUD 1945 Pasal 31 (2), anak bahwa keberhasilan sekolah
usia sekolah berhak mendapatkan dalam menyelenggarakan
pendidikan dasar tanpa biaya. Lalu pendidikan yang berkualitas juga
muncul pertanyaan, atas dasar tidak terlepas dari perencanaan
apa pula pihak sekolah sering kali anggaran pendidikan yang mantap
menarik pungutan-pungutan serta pengalokasian dana
kepada siswa dan orang tua siswa.

276
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578
Vol.18 No.3 Tahun 2018 p-issn 1412-5889

pendidikan yang tepat sasaran dan Lemahnya ekonomi keluarga


efektif. banyak membuat orang tua siswa
Mayoritas penduduk Desa kesulitan untuk memenuhi
Bajo Indah yang merupakan kebutuhan hidup.
nelayan tardisional dengan hasil
tangkapan laut yang sangat 3. Kurangnya Minat Anak Untuk
bergantung pada kondisi alam, Bersekolah
menyebabkan mereka tidak Beberapa ahli pendidikan
memiliki penghasilan pasti dan berpendapat, bahwa cara yang
cukup untuk menyediakan alokasi paling efektif untuk
dana khusus guna menjamin membangkitkan minat pada suatu
kelangsungan proses pendidikan subyek yang baru adalah dengan
anak-anak mereka agar tidak menggunakan minat-minat yang
sampai mengalami putus sekolah. telah ada. Hal tersebut,
Hal inilah yang menyebabkan para dikemukakan oleh Tanner dan
orang tua yang anaknya Tanner (dalam Purwanto, 2006:
0T 0T

mengalami putus sekolah. Mereka 138), bahwa agar para orangtua


merasa pendidikan hanya akan juga berusaha membentuk minat-
menjadi beban tambahan dalam minat baru pada siswa, ini dapat
kehidupan, sebagian dari mereka dicapai dengan memberikan
beranggapan pendidikan itu informasi pada siswa mengenai
memang penting, namun hubungan antara satu pelajaran
terpenenuhinya kebutuhan hidup yang akan diberikan dengan bahan
sehari-hari jauhlah lebih penting. pelajaran yang lalu, menguraikan
Meskipun pemerintah kegunaan bagi siswa yang akan
dengan kebijakannya telah datang. Hal senada dikemukakan
meyiapkan dana BOS (Bantuan oleh Djamarah (2004), bahwa
Operasional Sekolah ), m i nat dapat pula dicapai dengan
7T 7T

membebaskan siswa dengan cara menghubungkan bahan


berbagai biaya dan member pelajaran dengan suatu berita
bantuan siswa miskin untuk sensasional yang sudah diketahui
memenuhi kelengkapan kebanyakan siswa.
bersekolah seperti buku,sepatu, Dukungan dari orang tua
dan seragam sekolah, namun untuk memberikan semangat
akibat lemahnya ekonomi kepada anaknya akan pentingnya
keluarga, orang tua lebih memilih pendidikan untuk masa depan.
agar anak mereka membantu Anak yang masih duduk di sekolah
bekerja mencari ikan di laut dasar tentunya sangat
sebagai nelayan untuk memenuhi membutuhkan perhatian yang
kebutuhan hidup mereka. sangat besar dari orang tuanya,

277
e-issn 2614-0578 Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
p-issn 1412-5889 Vol.18 No.3 Tahun 2018

apalagi mengenai pendidikan. berhenti sekolah selamanya. Hal


Anak akan terbiasa melakukan hal- ini tentu akan mempengaruhi cara
hal yang baik apabila orang tua dan sikap anak dalam bertindak
mengajarkan sesuatu yang baik dan melakukan sesuatu. Karena
pula kepada anak-anak mereka. anak sudah mencari uang sendiri
Kurangnya minat anak untuk dan merasakan dampaknya
bersekolah juga sebenarnya bukan membelanjakan uang mereka
saja datang dari orang tua sendiri, akhirnya tanpa terasa
melainkan juga dari anak itu sekolah ditinggalkan begitu saja.
sendiri. Adanya siswa yang putus
sekolah karena terkadang adanya 4. Pandangan Masyarakat terhadap
perbedaan keinginan antara anak Pendidikan
dan orang tua, dimana orang tua Dalam pandangan
menginginkan anaknya untuk masyarakat tradisional,
bersekolah di sekitar tempat pendidikan saat ini adalah
tinggalnya, sedangkan anaknya keniscayaan. Untuk mampu
menginginkan untuk bersekolah survive dalam kehidupan,
ke daerah lain. manusia harus dibekali oleh
Anak-anak yang mengalami pendidikan (Nasir & Lilianti, 2017).
putus sekolah di Desa Bajo Indah Dengan pendidikan, proses
ini, memiliki kecenderungan lebih kehidupan bisa dilalui lebih
menyukai berada di atas kapal mudah. Banyak kesempatan untuk
ataupun di laut bersama orang tua memperoleh pekerjaan yang layak
mereka mencari ikan, hal ini bagi berdatangan, hingga memperoleh
mereka terasa lebih tempat yang tinggi atau terhormat
menyenangkan karena pada dalam status kemasyarakatan.
dasarnya anak-anak di desa ini Berbeda dengan temuan pada
sudah mengenal laut semenjak kajian ini, sebagian besar
mereka lahir. Bersekolah bagi masyarakat di Desa Bajo Indah
sebagian dari mereka terasa Kecamatan Soropia Kabupaten
membosankan karena banyak Konawe penduduknya mayoritas
tugas dan aturan yang diajarkan di putus sekolah, mereka
sekolah sehingga secara tidak beranggapan sekolah bukanlah hal
langsung proses belajar mengajar yang sangat penting, karena tidak
di sekolah membuat anak menjadi sekolahpun ada dari mereka yang
merasa tidak nyaman, merasa berhasil sukses dan memiliki harta
terbebani sehingga menurunkan yang cukup. Bersekolah bagi
minat mereka untuk terus sebagian besar masyarakat di
melanjutkan sekoalah dan pada Desa Bajo Indah Kecamatan
akhirnya memutuskan untuk Soropia Kabupaten Konawe adalah

278
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578
Vol.18 No.3 Tahun 2018 p-issn 1412-5889

sesuatu yang tidak begitu penting memahami arti pentingnya


dilakukan. Mengenyam bangku pendidikan, sehingga kebanyakan
pendidikan bukanlah yang menjadi anak-anak mereka tidak sekolah
hal utama, kebanyakan dari dan kalaupun sekolah kebanyakan
masyarakat yang anaknya putus di tengah jalan.
mengalami putus sekolah
beranggapan tidak harus sekolah 5. Kondisi Lingkungan Anak
untuk menjadi orang yang sukses Empirism berpandangan
dan kaya. Meskipun pada bahwa hasil belajar peserta didik
umumnya mereka sangat besar pengaruhnya pada faktor
mengerti bahwa pendidikan lingkungan. Dalam teori belajar
sangatlah penting, namun bagi mengajar, maka aliran empirisme
mereka terus bersekolah bukanlah bertolak dari Lockean
0T 0T

hal yang paling utama untuk dapat Tradition yang 0T mementingkan


0T

dikatakan suskses. stimulasi eksternal dalam


Rendahnya pandangan perkembangan peserta
masyarakat akan pentingnya didik. Tokoh
0T 0T perintis aliran
pendidikan sesengguhnya mulai empirisme adalah seorang filosof
berkurang di desa ini, kesadaran Inggris bernama John Locke (1704-
akan pentingnya pendidikan dan 1932) yang mengembangkan teori
menjadikan pendidikan bagi anak- “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di
anak mereka mulai tumbuh dan dunia bagaikan kertas putih yang
berkembang dengan baik. Namun bersih. Pengalaman empirik yang
tetap saja masih ada sekelompok diperoleh dari lingkungan akan
masyarakat yang memiliki pola berpengaruh besar dalam
pikir sempit yang menganggap menentukan perkembangan anak.
pendidikan itu bukanlah yang Dengan demikian, dipahami
terpenting. Pola pikir sempit bahwa aliran empirisme ini,
dimana kesuksesan diukur dari seorang pendidik memegang
banyaknya harta yang dimilki, peranan penting terhadap
yang dapat di peroleh meskipun keberhasilan peserta didiknya.
tidak banyak mengenyam Menurut Redja Mudyahardjo
pendidikan. bahwa aliran nativisme ini
Maju mundurnya suatu berpandangan behavioral, karena
masyarakat ditentukan dengan menjadikan perilaku manusia yang
maju mundurnya pendidikan yang tampak keluar sebagai sasaran
dilaksanakan. Pada umumnya kajiannya, dengan tetap
masyarakat yang terbelakang atau menekankan bahwa perilaku itu
dengan kata lain masyarakat terutama sebagai hasil belajar
tradisional mereka kurang semata-mata. Dengan demikian

279
e-issn 2614-0578 Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
p-issn 1412-5889 Vol.18 No.3 Tahun 2018

dapat dipahami bahwa kadang ini hanya akan mendorong


keberhasilan belajar peserta didik anak mencari model peran yang
menurut aliran empirisme ini, negatif. Orang tua harus
adalah lingkungan sekitarnya. mendukung anak mereka dan
Keberhasilan ini disebabkan oleh mengarahkan acara serta kegiatan
adanya kemampuan dari pihak yang positif sehingga anak-anak
pendidik dalam mengajar mereka. mereka bisa berfikir kearah yang
Lingkungan sebuah positif dan tidak mengikuti hal-hal
komunitas dihuni oleh beragam yang tidak baik yang dilakukan
jenis masyarakat; agama, budaya, oleh teman-teman mereka yang
tingkat pendidikan dan lain-lain. tidak bersekolah.
Kondisi lingkungan sangat
berpengaruh terhadap semangat KESIMPULAN
anak-anak untuk melanjutkan Berdasarkan analisa dari data
pendidikan di bangku sekolah. yang dilakukan, maka dapat di tarik
Besarnya pengaruh dari anak-anak kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
yang tidak bersekolah akan menyebabkan anak putus sekolah di
membuat anak-anak yang sekolah Kecamatan Soropia Kabupaten
juga terpengaruh untuk berhenti Konawe di sebabkan oleh: tingkat
sekolah. Adanya pengaruh dari pendidikan para orangtua; daya
anak-anak yang putus sekolah akses anak terhadap pendidikan,
biasanya datang dari cara bermain persepsi akan pentingnya
anak yang beragam. Banyaknya pendidikan; kondisi lingkungan
permainan yang biasa dilakukan tempat tinggal anak yang
oleh anak-anak yang tidak menyebabkan anak masih sekolah
bersekolah juga akan membuat terpengaruh untuk berhenti sekolah
anak-anak lainnya ikut untuk akibatnya banyaknya anak-anak lain
bermain dan melupakan belajar yang putus sekolah; dan pandangan
mereka di sekolah. masyarakat terhadap pendidikan
Adanya pengaruh dari anak- yang belum sepenuhnya
anak yang tidak bersekolah akan menganggap pendidikan itu adalah
membuat anak-anak yang hal yang menjadi prioritas utama
bersekolah terus melakukan hal- dalam hidup.
hal yang menyebabkan anak akan
menjadi malas untuk ke sekolah. DAFTAR PUSTAKA
Ketika orang tua berusaha Ahmadi, Abu & Nur Uhbiyati.
melindungi anaknya dengan (1991). Ilmu
0T 0T Pendidikan.
mengatakan agar menjauh dari Jakarta: Rineka Cipta.
teman-teman tertentu, mereka Cooper, Dkk. (2010). Effects of Full-
harus menyadari bahwa kadang- Day Kindergarten on Academic

280
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578
Vol.18 No.3 Tahun 2018 p-issn 1412-5889

Achievement and Social. Dalam Sholeh, Marzuki. (2013). Pendidikan


jurnal Review of Educational Nonformal. Bandung: PT.
Research. Vol. 80, No. 1, pp. Remaja Rosdakarya.
34–70. Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-
Djamarah, Syaiful Bahri. (2004). Pola Faktor Yang
Komunikasi Orang Tua dan Mempengaruhinya. Jakarta:
Anak Dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
Rineka Cipta Undang-undang Nomor 20 Tahun
Fattah. (2000). Ekonomi Dan 2003 tentang Sisdiknas
Pembiayaan Pendidikan. Undang-undang Nomor 20 tahun
Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003 tentang Sistem
Harsono. (2007). Pengelolaan Pendidikan Nasional.
Pembiayaan Pendidikan.
Jogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
John Dewey. (1916). Democracy and
Education. New York:
Macmillan.
Mulyono, MA. (2009). Manajemen0T 0T

Administrasi & Organisasi


Pendidikan. Jogjakarta:
0T 0T Ar-
Ruzz Media.
Nasir & Lilianti. (2017). Jurnal
pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan: Pendidikan bagi
Semua: Partisipasi Wanita
dalam Pendidikan. Vol. 17 No. 1
hal 1 – 80.
Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi
Pendidikan: Bandung: Rosda
Karya.
Rahman, Hibana. (2013). Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini. Yogyakarta: PGTKI Press.
Saifuddin, AF. (2005). Antropologi
Kontemporer: Suatu Pengantar
Kritis Mengenai Paradigma.
Jakarta: Prenada Media.
Satori, Djam’an dan Komariah, Aan.
(2014). Metodologi Penelitian
Kualitatif (cet. ke 4). Bandung:
PT. Alfabeta.

281

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai