246
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui permasalahan pendidikan sekolah dasar yang terjadi di daerah
pedesaan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Waktu dan lokasi penelitian pada tanggal
Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
wawancara dan observasi Peneliti beranggapan bahwa banyaknya lulusan SMA menjadi guru SD karena adanya
penyalahgunaan jabatan yang dimiliki kepala sekolah. Namun kami menyadari bahwa anggapan tersebut adalah
kekeliruan peneliti semata. Karena banyak lulusan SMA yang mengajar di sekolah dasar, dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya lulusan sarjana itu sendiri, pemerintah dan kepala sekolah.
Abstract
The purpose of this study is to find out the problems of elementary school education that occur in rural areas. The
method used in this study is descriptive. Time and location of the study on the date of this research subject was the
principal. Data collection techniques used in this study were interviews and observations Researchers assumed that the
number of high school graduates became elementary school teachers because of the abuse of office owned by the
principal. But we realize that this assumption is a researcher's fault. Because many high school graduates who teach in
elementary schools, are influenced by several factors, one of them is the graduate itself, the government and the
principal.
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 247
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 248
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093
serta ditambah dengan mata pelajaran yang pemerintah untuk mengupayakan agar mutu dan
bersifat muatan lokal pilihan yang disesuaikan kualitas pendidikan sekolah dasar di Indonesia
dengan daerah masing-masing yaitu seperti mata dapat meningkat seiring dengan perkembangan
pelajaran bahasa inggris, bahasa daerah (sesuai zaman, ilmu dan teknologi. Salah satu cara yang
dengan daerah masing-masing), dan baca tulis saat ini telah dilakukan adalah dengan upaya
alquran. Pemberian materi yang bersifat lokal meningkatkan kinerja guru sebagai pendidik dan
dimaksudkan agar budaya dan tradisi di daerah sebagai sarana sumber belajar bagi siswa dengan
mereka (siswa) tidak terkikis oleh perkembangan memberikan bekal dan pelatihan, penambahan
budaya asing atau budaya-budaya baru yang hadir gaji pokok bagi guru yang sering kita dengar
di lingkungan siswa. Sehingga dengan demikian, dengan “sertifikasi”, dan pemberian dana BOS
penanaman budaya lokal di setiap daerah di untuk kelangsungan dan kelancaran kegiatan
seluruh indonesia tetap lestari dan terjaga pembelajaran disetiap sekolah.
keasliannya sebagai aset bangsa sebagai bangsa Hal-hal tersebut merupakan bentuk peduli
yang kaya akan keberagaman budaya. pemerintah terhadap pendidikan.Perlu disadari
Dengan keanekaragaman budaya yang bahwa pendidikan merupakan tulang punggung
dimiliki bangsa Indonesia maka latar belakang kemajuan suatu bangsa. Artinya bahwa
pendidikan di sekolah dasar Indonesia mengacu pendidikan menyumbang peran yang sangat
pada akar budaya bangsa, dimana hal itu dapat signifikan dalam mencetak tunas bangsa agar
dipertegas berdasarkan Undang-Undang No 20 nantinya dapat menggantikan generasi yang sudah
Tahun 2003 pasal 31 ayat 3 dan ayat 5 yang akan tua dengan kepribadian yang menjunjung tinggi
di urai penulis pada bagian selanjutnya. Selain nilai-nilai Pancasila sebagai filsafat bangsa
mengajar guru sekolah dasar juga sebagai Indonesia.
pendidik yang berkewajiban untuk selalu Pada suatu tingkatan sekolah dasar, siswa
menanamkan kepada anak didik atau siswanya merupakan anak didik yang perlu untuk
menjadi jiwa dan insan-insan yang menjunjung diarahkan, dikembangkan, dan dijembatani ke
budaya bangsa seperti yang tertuang pada amanat arah perkembangannya yang bersifat
undang-undang tersebut diatas.Alhamdulilah, hal komplek.Pendidikan di sekolah dasar pada
itu Nampak jelas tertanam pada jiwa siswa ketika hakekat nya merupakan pendidikan yang lebih
siswa ketika siswa bertemu dengan guru di jalan mengarahkan dan lebih banyak memotivasi siswa
dan menyapa guru tersebut sembari mencium untuk belajar.Hal tersebut karena siswa sekolah
tangan guru tersebut. Contoh lain dari latar dasar merupakan anak yang unik dan perlu
belakang bahwa pendidikan di sekolah dasar perhatian.Latar belakang keunikan mereka terlihat
mengacu pada budaya bangsa adalah pembacaan pada perubahan berbagai aspek baik sikap, gerak,
doa sebelum pembelajaran dimulai, menghormati dan intelegensinya sehingga mempengaruhi
guru sebagai orang tua kandung sendiri, gotong perkembangannya.
royong sesama teman dalam bentuk kerja sama,
dan masih banyak lagi contoh kasus lain seperti Masalah Pendidikan yang Perlu Dibenahi
pemberian materi pelajaran Bahasa daerah, Keinginan dan harapan dalam
berpakaian rapi, sopan dan sebagainya. penyelenggaraan pendidikan di daerah sangat
Dari uraian tersebut di atas, maka tinggi, namun masih dihadapkan pada berbagai
pendidikan di sekolah dasar sebagai pendidikan permasalahan.Permasalahan mendasar yang perlu
formal bagi anak generasi penerus bangsa dibenahi dapat dinyatakan bahwa manajemen
dikemas berdasarkan karakter dan budaya bangsa pendidikan merupakan sasaran yang sangat besar
yang kemudian ditetapkan melalui dan multi stratum. Problema-problema pokok
kurikulum.Kurikulum inilah roda pendidikan dalam aspek manajerial ketiga jenis lembaga
dipacu serta dijalankan. pendidikan tersebut berkaitan dengan
Sejalan dengan itu, untuk menghadapi 1. Belum adanya spesifikasi dan standardisasi
tantangan global dimassa mendatang, pemerintah tentang peserta didik, kurikulum, ketenagaan,
telah menyiapkan dan mencetak tunas-tunas (kepala sekolah, guru, pustakawan, laboran,
bangsa untuk menjadi sumber daya manusia yang tata usaha sekolah, dan tenaga kependidikan
handal, tentunya dibarengi dengan berbagai cara lainnya), media dan sumber belajar,
dan upaya yang telah banyak ditempuh pembiayaan, dan model-model proses
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 249
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093
pembelajaran, serta tata hubungan dengan dan Anderson,1985), bahkan paling kompleks
masyarakat. diantara keseluruhan institusi sosial
2. Perencanaan pendidikan masih bersifat (Hanson,1985). Kompleksitas tersebut bukan saja
terpusat dan belum komprehensif. Hal ini dari masukannya yang bervariasi,melainkan dari
disebabkan oleh masih lemahnya kapasitas proses pembelajaran yang diselenggarakan di
pemahaman, apresiasi dan keterampilan dari dalamnya (McPherson,dkk : 1986). Sebagai
aparat pemerintah dan masyarakat tentang institusi yang kompleks sekolah, tidak akan
karakteristik kelembagaan SBI. menjadi baik dengan sendirinya. Melainkan
3. Pemerintah daerah telah memberikan melalui proses peningkatan tertentu dalam rangka
keleluasaan penuh dalam manajemen proses peningkatan mutu pendidikan berbasis
pendidikan kepada setiap satuan pendidikan, sekolah dibutuhkan guru,baik secara individual
namun tidak disertai dengan perangkat sistem maupun kolaboratif untuk melakukan
dan aturan pelaksanaan yang memadai. sesuatu,untuk mengubah "status quo" agar
Sehingga otoritas dan kewenangan dalam pendidikan dan pembelajaran menjadi lebih
melaksanakan fungsi manajemen masih berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas tidak
dianggap tumpang tindih, baik secara bergantung pada satu komponen saja misalnya,
horizontal maupun vertikal. guru melainkan sebagai sebuah sistem kepada
beberapa komponen, antara lain berupa program
Kompetensi Guru pembelajaran,murid ,sarana dan prasarana
Kompetensi adalah suatu kata yang pembelajaran,dana lingkungan masyarakat,dan
berasal dari Bahasa inggris yaitu competency kepemimpinan kepala sekolah.
yang mempunyai arti kecakapan atau kemampuan Guru merupakan unsur manusiawi yang
dan wewenang.Jika seseorang menguasai sangat menentukan keberhasilan pendidikan
kecakapan bekerja pada bidang tertentu maka dia (Adler, 1982). Guru merupakan unsur manusiawi
dinyatakan kompeten. Guru wajib memiliki yang sangat dekat hubungannya dengan anak
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat didik. Guru yang unggul (the excellent teacher)
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki merupakan critical resource in any excellent
kemampuan untuk mewujudkan tujuan teaching learning activities (Shapiro. 1985) “…a
pendidikan nasional (UU GURU dan Dosen 2005) school system is only as good as the people who
Peraturan pemerintah Nomor 74 tahun make it.”(Griffiths.,1986)
2008 tentang guru, terutama dalam pasal 63 Ayat Djojonegoro (1998:350) mengatakan
(1). Yang sinya dan bunyinya adalah sebagai profesionalisme dalam suatu pekerjaan ditentukan
berikut : oleh tiga faktor penting yakni : 1.) memiliki
“Guru yang tidak dapat keahlian khusus yang dipersiapkan oleh program
memenuhi kualifikasi akademik, pendidikan keahlian atau spesialisasi. 2.) memiliki
kompetensi, dan sertifikat pendidik kemampuan memperbaiki kemampuan
sebagaiamana yang dimaksud dalam (keterampilan dan keahlian khusus dan 3.)
pasal 2, dalam jangka waktu 10 (sepuluh) memperoleh penghasilan yang memadai sebagai
tahun sebagaimana ditentukan dalam imbalan terhadap keahlian tersebut. Itulah
pasal 82 ayat (2) Undang-Undang Nomor sebabnya profesi menuntut adanya (1)
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu
setelah yang bersangkutan diberi pengetahuan yang mendasar. (2) keahlian bidang
kesempatan untuk memenuhinya, tertentu sesuai profesinya. (3) menuntut adanya
kehilangan hak untuk mendapat tingkat pendidikan yang memadai. (4) adanya
tunjangan fungsional atau subsidi kerusakan akibat dampak kemasyarakatan dari
tunjangan fungsional dan maslahat pekerjaan yang dilaksanakan. (5) perkembangan
tambahan,”. sejalan dengan dinamika kehidupan. (6) kode etik
sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan
Profesionalisme Guru Sekolah Dasar fungsinya. (7) klien/objek layanan yang tetap
Profesi Guru Profesional seperti dokter dengan pasiennya, dan guru dengan
Sekolah merupakan institusi yang siswanya dan (8) pengakuan oleh masyarakat
kompleks (Gorton,1976 : Hanson,1985 Snyder karena memang diperlukan jasanya di masyarakat.
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 250
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 251
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093
menjadi pemimpin. Menurut uraian koontz baik dengan instansi terkait maupun
sebagai kepala sekolah harus mampu : tokoh-tokoh masyarakat dan BP3.
a. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat c. Kepada bawahan
dengan penuh semangat dan percaya diri pada Kepala sekolah berkewajiban menciptakan
guru, staf dan siswa dalam melaksanakan hubungan yang sebaik-baiknya dengan para
tugas masing-masing. guru,staf, dan siswa, sebab esensi
b. Memberikan bimbingan dan mengarahkan kepemimpinan adalah kepengikutan.
para guru, staf dan para siswa serta Ada tiga macam peranan pemimpin
memberikan dorongan memacu dan berdiri di dilihat dari otoritas dan status formal seorang
depan demi kemajuan dan memberikan pemimpin.
inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan. a. Peran hubungan antar perseorangan
1) Fungsi kepemimpinan kepala sekolah (Interpersonal Roles)
Koontz memberikan definisi fungsi 1. Figurehead
kepemimpinan sebagai berikut. Figurehead berarti lambang. Kepala
The function of leadership, therefore, sekolah mempunyai kedudukan yang
is to induce or persuade all subordinates of selalu melekat dengan sekolah. Oleh
followers to contribute willingly to sebab itu kepala sekolah harus selalu
organizational goals in accordance with their dapat memelihara integritas diri agar
maximum capability. peranannya sebagai lambang tidak
Mengacu definisi di atas, agar para menodai nama baik sekolah.
bawahan dengan penuh kemauan serta sesuai 2. Leadership (kepemimpinan)
dengan kemampuan secara maksimal berhasil Peranan sebagai pemimpin
mencapai tujuan organisasi, pemimpin harus mencerminkan tanggung jawab kepala
mampu membujuk (to induce)dan sekolah untuk menggerakan seluruh
meyakinkan (persuade) bawahan. sumber daya yang ada di sekolah,
sehingga lahir etos kerja dan
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah produktivitas yang tinggi dalam
Sebagai seorang pejabat formal, kepala mencapai tujuan.
sekolah mempunyai tugas tanggung jawab 3. Liaison (Penghubung)
terhadap atasan, terhadap sesama rekan kepala Sekolah menjadi alat perantara antara
sekolah atau lingkungan terkait, dan kepada wakil-wakil para guru, staf, siswa
bawahan. dalam menyelesaikan kepentingan
a. Kepada atasan mera. Tujuan liaison adalah untuk
Karena kedudukannya yang terkait kepada memperoleh informasi dari berbagai
atasan/ sebagai bawahan, maka kepala pihak untuk keberhasilan kepala
sekolah: sekolah.
a) Wajib loyal dan melaksanakan apa yang b. Peran informasional (informational Roles)
digariskan oleh atasan. Dalam fungsi informasional kepala
b) Wajib berkonsultasi atau memberikan sekolah berperan sebagai pusat urat syaraf
laporan mengenai pelaksanaan tugas (nerve center) sekolah. Ada tiga macam
yang menjadi tanggung jawabnya. peran kepala sekolah sebagai pusat urat
c) Wajib selalu memelihara hubungan yang syaraf, yaitu:
bersifat hirarki antara kepala sekolah dan 1. Sebagai monitor
atasan. Kepala sekolah selalu mengadakan
b. Kepada semua rekan kepala sekolah atau pengamatan terhadap lingkungan,
instansi terkait yaitu kemungkinan adanya informasi-
a) Wajib memelihara hubungan kerja sama informasi yang berpengaruh terhadap
yang baik dengan para kepala sekolah penampilan sekolah.
yang lain. 2. Sebagai disseminator
b) Wajib memelihara hubungan kerja sama Kepala sekolah bertanggung jawab
yang sebaik-baiknya dengan lingkungan untuk menyebarluaskan danmembagi-
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 252
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093
bagi informasi kepada para guru, staf, tempat praktik tenaga pengajar, dan
siswa, dan orangtua murid. sebagainya.
3. Spokesman
Dalam fungsi ini kepala sekolah Seorang pemimpin akan berhasil dalam
berperan sebagai wakil resmi sekolah. melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya,
c. Sebagai pengambil keputusan (decisional demikian pula bagi kepala sekolah, apabila
Roles) pemimpin atau kepala sekolah selalu
Peran sebagai pengambil keputusan memperhatikan tujuh hal yang sangat berpengaruh
merupakan peran yang paling penting dari yaitu :
kedua macam peran yang lain, yaitu a. Perundang - Undangan, kebijaksanaan serta
interpersonal dan informational roles. Ada peraturan peraturan yang berlaku.
empat macam peran kepala sekolah b. Variabel-variabel yang terjadi di dalam
sebagai pengambil keputusan, yaitu: sekolah maupun yang terjadi di luar sekolah.
1. Entrepreneur c. Interaksi antara sumber daya manusia ( guru,
Dalam peran ini kepala sekolah selalu siswa, staff, orang tua siswa), sistem dan
berusaha untuk memperbaiki berbagi macam peralatan hal-hal yang lain,
penampilan sekolah melalui berbagai d. Efektivitas
macam pemikiran program-program e. Masalah hutang dan rugi
yang baru, serta melakukan survei f. Terpercaya dan berpengalaman, artinya
untuk mempelajari berbagai persoalan kepala sekolah harus selalu memelihari
yang timbul di lingkungan sekolah. kepercayaan yang diberikan oleh atasan.
2. Orang yang memperhatikan gangguan Kepala sekolah harus senantiasa membuka
( disturbance - handler) diri untuk menerima dan mencari pengalaman
Gangguan yang timbul pada suatu sesuai dengan perkembangan situasi,
sekolah tidak hanya diakibatkan g. Kewibawaan, status, stres, dan komplik.
kepala sekolah yang tidak
memperhatikan situasi, tetapi bisa
juga akibat kepala sekolah yang tidak METODE PENELITIAN
memperhatikan situasi, tetapi bisa
juga akibat kepala sekolah tidak Jenis Penelitian
mampu mengantisipasi semua akibat Penelitian ini merupakan jenis penelitian
pengambilan keputusan yang telah case study yang merupakan metode untuk
diambil. menghimpun dan menganalisis data berkenaan
3. Orang yang menyediakan segala dengan sesuatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus
sumber (a resource allocator ) biasanya karena ada masalah, kesulitan,
Kepala sekolah bertanggung jawab hambatan, dan penyimpangan. Studi kasus ini bisa
untuk menentukan siapa yang akan berkenaan pada perorangan, kelompok (kerja,
memperoleh atau menerima sumber- kelas, sekolah, etnis, ras, agama, sosial, budaya,
sumber yang disediakan. Sumber- dll), keluarga, lembaga, organisasi,
sumber yang dimaksud meliputi daerah/wilayah, masyarakat, dll.
sumber daya manusia, dana,
peralatan dan berbagai kekayaan Waktu dan Tempat Penelitian
sekolah yang lainnya. Penelitian ini dilakukan di SDN 1
4. A negotiator roles Cipaisan yang beralamatkan di Jln Jend. Ahmad
Dalam fungsi ini kepala sekolah harus Yani, Cipaisan, Kec. Purwakarta, Kab.
mampu mengadakan perbicaraan dan Purwakarta, Jawabarat, Indonesia. Waktu
musyawarah dengan pihak luar. pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan
Untuk menjamin dan memenuhi September 2018 sampai bulan November 2018.
kebutuhan baik untuk sekolah
maupun dunia usaha. Dalam Target/Subjek Penelitian
kerjasama ini meliputi penempatan
lulusan, penyesuaian kurikulum, Populasi dalam penelitian ini adalah
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 253
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093
seluruh guru SDN 1 Cipaisan. Teknik untuk Pada tanggal 17 oktober 2018 hari rabu
menentukan jumlah sampel yaitu dengan pukul 15.30 WIB. Peneliti melakukan
menggunakan wawancara dan observasi secara wawancara dengan kepala sekolah SDN
langsung. 1 Cipaisan, yang bernama Hj. Dede
Rusdiana S,pd M,pd. Wawancara
Prosedur dilakukan di kediaman beliau, dalam
wawancara tersebut beliau menjelaskan
Teknik pengumpulan data yang
bagaiamana awal mula beliau mengajar
digunakan pada penelitian ini adalah wawancara
di SD dari guru honorer menjadi PNS
secara langsung terhadap sampel terpilih.
dan dianggkat menjadi kepala Sekolah
dalam 2 periode di SD yang berbeda.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Bapak dua anak ini menjelaskan alasan
Data
diterimanya lulusan SMA menjadi salah
Data yang diambil dalam penelitian ini
satu guru di SD yang dipimpin olehnya.
adalah kegiatan observasi secara langsung ke
Beliau menjelaskan bahwa diterimanya
SDN 1 Cipaisan. Instrumen penelitian yang
guru lulusan SMA tersebut dikarenakan
digunakan adalah wawancara kepada guru dan
masih kekurangan guru.
kepala sekolah.
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 254
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093
Irianto, & Bahtiar, Y. (2011). Kebijakan Taher, A. (2017). Alasan Pemerintah Tak Angkat
Pembaruan Pendidikan Konsep, Teori dan Honorer Jadi PNS. Retrieved from
Model (1st ed.). Jakarta: Rajawali Pers. https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.alasan-
pemerintah-tak-angkat-honorer-jadi-pns.
Jppn.com. (2018). Pengin Tau Jumlah Guru
Honorer Se-Indonesia. Retrieved from Wahjosumidjo. (2011). Kepemimpinan kepala
https://www.google.com/amp/s/m.jppn.com sekolah tinjauan teoritik dan
/news/pengin-tau-jumlah-guru-honorer-se- permasalahannya (cet. 1). Jakarta: Rajawali
indonesia-wouw?espv=1 Pers.
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019