Anda di halaman 1dari 9

Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar….

246
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093

DASAR TENTANG KUALITAS GURU MENGAJAR: PERMASALAHAN PENDIDIKAN


STUDI KASUS DI KABUPATEN PURWAKARTA

Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia
Email : Indaseptiani80@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui permasalahan pendidikan sekolah dasar yang terjadi di daerah
pedesaan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Waktu dan lokasi penelitian pada tanggal
Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
wawancara dan observasi Peneliti beranggapan bahwa banyaknya lulusan SMA menjadi guru SD karena adanya
penyalahgunaan jabatan yang dimiliki kepala sekolah. Namun kami menyadari bahwa anggapan tersebut adalah
kekeliruan peneliti semata. Karena banyak lulusan SMA yang mengajar di sekolah dasar, dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya lulusan sarjana itu sendiri, pemerintah dan kepala sekolah.

Kata kunci : permasalah Pendidikan, kualitas guru.

Abstract
The purpose of this study is to find out the problems of elementary school education that occur in rural areas. The
method used in this study is descriptive. Time and location of the study on the date of this research subject was the
principal. Data collection techniques used in this study were interviews and observations Researchers assumed that the
number of high school graduates became elementary school teachers because of the abuse of office owned by the
principal. But we realize that this assumption is a researcher's fault. Because many high school graduates who teach in
elementary schools, are influenced by several factors, one of them is the graduate itself, the government and the
principal.

Keywords: Education problems, teacher quality.

Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 247
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093

mengetahui permasalahan yang dihadapi. Peneliti


PENDAHULUAN akan melaksanakan observasi dan wawancara
dengan kepala sekolah SDN 1 Cipaisan.
Mutu pendidikan di Indonesia sekarang Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka
ini sungguh mengkhawatirkan. Berdasarkan penulis mengadakan penelitian yang mengambil
analisa dari badan pendidikan dunia (UNESCO), judul Kesenjangan Antara Lulusan SMA dengan
Indonesia menempati rengking 10 dari 14 negara Lulusan Sarjana Pendidikan.
berkembang di Asia Fasifik. Thailand yang
dilanda krisis justru menempati rengking pertama Konsep Sekolah Dasar
kemudia disusul Malaysia, Sri langka, Filiphina, Pendidikan di sekolah dasar merupakan
Cina, Vietnam, Bangladesh, Kamboja, India, lembaga yang dikelola dan diatur oleh pemerintah
Indonesia, Nepal, Papua Nugini, Kep. Solomon, yang bergerak di bidang pendidikan. Pendidikan
dan Pakistan. Indonesia mendapat nilai 42 dari diselenggarakan secara formal yang berlangsung
100 dan memiliki rata-rata E. Untuk aspek selama 6 tahun dari kelas 1 sampai kelas 6 untuk
penyediaan pendidikan dasar lengkap, Indonesia anak atau siswa-siswi di seluruh Indonesia,
mendapat nilai C dan menduduki peringkat ke-7. tentunya dengan maksud dan tujuan yang tidak
Sedangkan aspek kualitas input/pengajar, RI lain agar anak Indonesia menjadi seorang individu
diberinilai E dan menduduki peringkat paling yang sudah dicita-citakan dalam UUD 1945.
buncit alias ke 14. M. Firdaus ( aktivis LSM Dalam pelaksanaannya, pendidikan di sekolah
Education Network for justice (E-Net), dalam dasar diberikan kepada siswa dengan sejumlah
seminar pendidikan ) mengemukakan bahwa materi atau mata pelajaran yang harus dikuasai.
“…sangat ironis karena Thailand yang mengalami Mata pelajaran tersebut antara lain seperti
krisis bisa menempatkan diri menjadi rengking pendidikan agama ( diberikan sesuai dengan
satu”. Sedangkan untuk kemampuan membaca, kepercayaan siswa masing-masing). Pendidikan
Indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, IPA, IPS,
berkembang di dunia. matematika, pendidikan jasmani dan olahraga,
Adapun penyebab rendahnya mutu serta ditambahkan dengan mata pelajaran yang
pendidikan di negara kita adalah rendahnya bersifat muatan lokal yang disesuaikan dengan
kualitas pendidikan atau pengajar, kurangnya daerah masing-masing.
sarana dan prasarana belajar, kurang relevannya Pendidikan di sekolah dasar merupakan
kurikulum, kurang pedulinya pihak orang tua lembaga yang dikelola dan diatur oleh pemerintah
siswa, siswa kurang motivasi dalam belajar. Salah yang bergerak di bidang pendidikan yang
satu faktor rendahnya pendidikan di Indonesia diselenggarakan secara formal yang berlangsung
adalah karena lemahnya para guru dalam selama 6 tahun dari kelas 1 sampai kelas 6 untuk
menggali potensi anak. Berdasarkan data anak atau siswa-siswi di seluruh indonesia
UNESCO dalam Global Education Monitoring tentunya dengan maksud dan tujuan yang tidak
(GEM), jumlah guru mengalami peningkatan lain agar anak indonesia menjadi seorang individu
sebanyak 382% dari 1999/2000 menjadi sebanyak yang telah diamanatkan atau yang sudah dicita-
3 juta orang lebih. Sedangkan peningkatan jumlah citakan dalam Undang-undang Dasar 1945.
peserta didik hanya 17% dari 3,9 juta guru yang Dalam pelaksanaannya, pendidikan di sekolah
ada, masih terdapat 25% guru yang belum dasar diberikan kepada siswa dengan sejumlah
memenuhi syarat kualifikasi akademik dan 52% materi atau mata pelajaran yang harus
di antaranya belum memiliki sertifikat profesi. dikuasainya. Mata pelajaran tersebut antara lain
Seperti halnya di beberapa sekolah dasar seperti pendidikan agama (diberikan sesuai
negeri maupun swasta di kabupaten dengan agama dan kepercayaan siswa masing-
purwakarta.Terdapat 155 guru yang belum masing, yaitu agama islam, kristen, katolik, hindu,
memenuhi syarat kualifikasi akademik dan belum dan budha), pendidikan kewarganegaraan, bahasa
memiliki sertifikat. Hal ini yang menarik peneliti indonesia, ilmu pengetahuan alam, ilmu
melakukan penelitian di salah satu sekolah yang pengetahuan sosial, matematika, pendidikan
berlabel negeri yaitu di SDN 1 Cipaisan untuk jasmani dan olahraga, seni budaya dan kerajinan,

Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 248
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093

serta ditambah dengan mata pelajaran yang pemerintah untuk mengupayakan agar mutu dan
bersifat muatan lokal pilihan yang disesuaikan kualitas pendidikan sekolah dasar di Indonesia
dengan daerah masing-masing yaitu seperti mata dapat meningkat seiring dengan perkembangan
pelajaran bahasa inggris, bahasa daerah (sesuai zaman, ilmu dan teknologi. Salah satu cara yang
dengan daerah masing-masing), dan baca tulis saat ini telah dilakukan adalah dengan upaya
alquran. Pemberian materi yang bersifat lokal meningkatkan kinerja guru sebagai pendidik dan
dimaksudkan agar budaya dan tradisi di daerah sebagai sarana sumber belajar bagi siswa dengan
mereka (siswa) tidak terkikis oleh perkembangan memberikan bekal dan pelatihan, penambahan
budaya asing atau budaya-budaya baru yang hadir gaji pokok bagi guru yang sering kita dengar
di lingkungan siswa. Sehingga dengan demikian, dengan “sertifikasi”, dan pemberian dana BOS
penanaman budaya lokal di setiap daerah di untuk kelangsungan dan kelancaran kegiatan
seluruh indonesia tetap lestari dan terjaga pembelajaran disetiap sekolah.
keasliannya sebagai aset bangsa sebagai bangsa Hal-hal tersebut merupakan bentuk peduli
yang kaya akan keberagaman budaya. pemerintah terhadap pendidikan.Perlu disadari
Dengan keanekaragaman budaya yang bahwa pendidikan merupakan tulang punggung
dimiliki bangsa Indonesia maka latar belakang kemajuan suatu bangsa. Artinya bahwa
pendidikan di sekolah dasar Indonesia mengacu pendidikan menyumbang peran yang sangat
pada akar budaya bangsa, dimana hal itu dapat signifikan dalam mencetak tunas bangsa agar
dipertegas berdasarkan Undang-Undang No 20 nantinya dapat menggantikan generasi yang sudah
Tahun 2003 pasal 31 ayat 3 dan ayat 5 yang akan tua dengan kepribadian yang menjunjung tinggi
di urai penulis pada bagian selanjutnya. Selain nilai-nilai Pancasila sebagai filsafat bangsa
mengajar guru sekolah dasar juga sebagai Indonesia.
pendidik yang berkewajiban untuk selalu Pada suatu tingkatan sekolah dasar, siswa
menanamkan kepada anak didik atau siswanya merupakan anak didik yang perlu untuk
menjadi jiwa dan insan-insan yang menjunjung diarahkan, dikembangkan, dan dijembatani ke
budaya bangsa seperti yang tertuang pada amanat arah perkembangannya yang bersifat
undang-undang tersebut diatas.Alhamdulilah, hal komplek.Pendidikan di sekolah dasar pada
itu Nampak jelas tertanam pada jiwa siswa ketika hakekat nya merupakan pendidikan yang lebih
siswa ketika siswa bertemu dengan guru di jalan mengarahkan dan lebih banyak memotivasi siswa
dan menyapa guru tersebut sembari mencium untuk belajar.Hal tersebut karena siswa sekolah
tangan guru tersebut. Contoh lain dari latar dasar merupakan anak yang unik dan perlu
belakang bahwa pendidikan di sekolah dasar perhatian.Latar belakang keunikan mereka terlihat
mengacu pada budaya bangsa adalah pembacaan pada perubahan berbagai aspek baik sikap, gerak,
doa sebelum pembelajaran dimulai, menghormati dan intelegensinya sehingga mempengaruhi
guru sebagai orang tua kandung sendiri, gotong perkembangannya.
royong sesama teman dalam bentuk kerja sama,
dan masih banyak lagi contoh kasus lain seperti Masalah Pendidikan yang Perlu Dibenahi
pemberian materi pelajaran Bahasa daerah, Keinginan dan harapan dalam
berpakaian rapi, sopan dan sebagainya. penyelenggaraan pendidikan di daerah sangat
Dari uraian tersebut di atas, maka tinggi, namun masih dihadapkan pada berbagai
pendidikan di sekolah dasar sebagai pendidikan permasalahan.Permasalahan mendasar yang perlu
formal bagi anak generasi penerus bangsa dibenahi dapat dinyatakan bahwa manajemen
dikemas berdasarkan karakter dan budaya bangsa pendidikan merupakan sasaran yang sangat besar
yang kemudian ditetapkan melalui dan multi stratum. Problema-problema pokok
kurikulum.Kurikulum inilah roda pendidikan dalam aspek manajerial ketiga jenis lembaga
dipacu serta dijalankan. pendidikan tersebut berkaitan dengan
Sejalan dengan itu, untuk menghadapi 1. Belum adanya spesifikasi dan standardisasi
tantangan global dimassa mendatang, pemerintah tentang peserta didik, kurikulum, ketenagaan,
telah menyiapkan dan mencetak tunas-tunas (kepala sekolah, guru, pustakawan, laboran,
bangsa untuk menjadi sumber daya manusia yang tata usaha sekolah, dan tenaga kependidikan
handal, tentunya dibarengi dengan berbagai cara lainnya), media dan sumber belajar,
dan upaya yang telah banyak ditempuh pembiayaan, dan model-model proses

Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 249
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093

pembelajaran, serta tata hubungan dengan dan Anderson,1985), bahkan paling kompleks
masyarakat. diantara keseluruhan institusi sosial
2. Perencanaan pendidikan masih bersifat (Hanson,1985). Kompleksitas tersebut bukan saja
terpusat dan belum komprehensif. Hal ini dari masukannya yang bervariasi,melainkan dari
disebabkan oleh masih lemahnya kapasitas proses pembelajaran yang diselenggarakan di
pemahaman, apresiasi dan keterampilan dari dalamnya (McPherson,dkk : 1986). Sebagai
aparat pemerintah dan masyarakat tentang institusi yang kompleks sekolah, tidak akan
karakteristik kelembagaan SBI. menjadi baik dengan sendirinya. Melainkan
3. Pemerintah daerah telah memberikan melalui proses peningkatan tertentu dalam rangka
keleluasaan penuh dalam manajemen proses peningkatan mutu pendidikan berbasis
pendidikan kepada setiap satuan pendidikan, sekolah dibutuhkan guru,baik secara individual
namun tidak disertai dengan perangkat sistem maupun kolaboratif untuk melakukan
dan aturan pelaksanaan yang memadai. sesuatu,untuk mengubah "status quo" agar
Sehingga otoritas dan kewenangan dalam pendidikan dan pembelajaran menjadi lebih
melaksanakan fungsi manajemen masih berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas tidak
dianggap tumpang tindih, baik secara bergantung pada satu komponen saja misalnya,
horizontal maupun vertikal. guru melainkan sebagai sebuah sistem kepada
beberapa komponen, antara lain berupa program
Kompetensi Guru pembelajaran,murid ,sarana dan prasarana
Kompetensi adalah suatu kata yang pembelajaran,dana lingkungan masyarakat,dan
berasal dari Bahasa inggris yaitu competency kepemimpinan kepala sekolah.
yang mempunyai arti kecakapan atau kemampuan Guru merupakan unsur manusiawi yang
dan wewenang.Jika seseorang menguasai sangat menentukan keberhasilan pendidikan
kecakapan bekerja pada bidang tertentu maka dia (Adler, 1982). Guru merupakan unsur manusiawi
dinyatakan kompeten. Guru wajib memiliki yang sangat dekat hubungannya dengan anak
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat didik. Guru yang unggul (the excellent teacher)
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki merupakan critical resource in any excellent
kemampuan untuk mewujudkan tujuan teaching learning activities (Shapiro. 1985) “…a
pendidikan nasional (UU GURU dan Dosen 2005) school system is only as good as the people who
Peraturan pemerintah Nomor 74 tahun make it.”(Griffiths.,1986)
2008 tentang guru, terutama dalam pasal 63 Ayat Djojonegoro (1998:350) mengatakan
(1). Yang sinya dan bunyinya adalah sebagai profesionalisme dalam suatu pekerjaan ditentukan
berikut : oleh tiga faktor penting yakni : 1.) memiliki
“Guru yang tidak dapat keahlian khusus yang dipersiapkan oleh program
memenuhi kualifikasi akademik, pendidikan keahlian atau spesialisasi. 2.) memiliki
kompetensi, dan sertifikat pendidik kemampuan memperbaiki kemampuan
sebagaiamana yang dimaksud dalam (keterampilan dan keahlian khusus dan 3.)
pasal 2, dalam jangka waktu 10 (sepuluh) memperoleh penghasilan yang memadai sebagai
tahun sebagaimana ditentukan dalam imbalan terhadap keahlian tersebut. Itulah
pasal 82 ayat (2) Undang-Undang Nomor sebabnya profesi menuntut adanya (1)
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu
setelah yang bersangkutan diberi pengetahuan yang mendasar. (2) keahlian bidang
kesempatan untuk memenuhinya, tertentu sesuai profesinya. (3) menuntut adanya
kehilangan hak untuk mendapat tingkat pendidikan yang memadai. (4) adanya
tunjangan fungsional atau subsidi kerusakan akibat dampak kemasyarakatan dari
tunjangan fungsional dan maslahat pekerjaan yang dilaksanakan. (5) perkembangan
tambahan,”. sejalan dengan dinamika kehidupan. (6) kode etik
sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan
Profesionalisme Guru Sekolah Dasar fungsinya. (7) klien/objek layanan yang tetap
Profesi Guru Profesional seperti dokter dengan pasiennya, dan guru dengan
Sekolah merupakan institusi yang siswanya dan (8) pengakuan oleh masyarakat
kompleks (Gorton,1976 : Hanson,1985 Snyder karena memang diperlukan jasanya di masyarakat.

Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 250
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093

Guru Profesional disediakan untuk peningkatan mutu pendidikan


Teori tentang guru profesional banyak sangat banyak. Sedangkan tingkat abstraksi yang
dikemukakan para ahli pakar manajemen yang dimaksudkan disini adalah tingkat
pendidikan, seperti Rice & Bishoprick (1971), dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran,
Glickman (1981). Menurut Rice dan mengklarifikasi masalah-masalah pembelajaran,
Bishoprick(1971) guru profesional adalah guru dan menentukan alternatif pemecahannya.
yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam Menurut Glickman (1981) Guru yang telah
melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. memiliki tingkat abstraksi yang tinggi adalah guru
Profesionalisasi guru oleh kedua pasangan penulis yang mampu mengelola tugas, menemukan
tersebut dipandang sebagai satu proses yang berbagai permasalahan dalam tugas,dan mampu
bergerak dari ketidaktahuan (Ignorance) menjadi secara mandiri memecahkannya. Bishoprick
tahu, dari ketidakmatangan (Immaturity ) menjadi dengan teori self-control direction-nya dan
matang, dari diarahkan oleh orang lain(other- Hanson (1987) dengan teori
directedness) menjadi mengarahkan diri sendiri. multidimensinya.Walaupun banyak tentang teori
Peningkatan bermutu berbasis sekolah (MPMBS) guru profesional, namun dalam kaitan
mempersyaratkan adanya guru-guru yang implementasi peningkatan mutu pendidikan
memiliki pengetahuan yang luas,kematangan,dan berbasis sekolah, berdasarkan teori-teori tersebut
mampu mengarahkan dirinya sendiri dalam dan pengalaman peneliti sebagai konsultan
rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. maupun pengelola pendidikan umum maupun
Sedangkan Glickman (1981) menegaskan agama sampai kesimpulan bahwa guru yang
bahwa seseorang akan bekerja secara profesional profesional adalah guru yang memiliki visi yang
bilamana orang tersebut memiliki kemampuan tepat dan berbagai aksi inovatif. Visi tanpa aksi
(ability) dan motivasi (motivation). Maksudnya adalah bagaikan sebuah impian ,aksi tanpa visi
adalah seseorang akan bekerja secara profesional adalah bagaikan perjalanan tanpa tujuan dan
bilamana mempunyai kemampuan kerja yang membuang buang waktu saja,visi dengan aksi
tinggi dan kesungguhan hati untuk mengerjakan dapat mengubah dunia.
dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya,seseorang
tidak akan bekerja secara profesional bilamana Kepala Sekolah Sebagai Seorang Pemimpin
hanya memenuhi salah satu diantara dua Definisi atau konsepsi tentang kepemimpinan
persyaratan diatas. Jadi, setinggi apapun kepala sekolah.
kemampuan seseorang dia tidak akan bekerja Pakar yang membicarakan pakar
secara profesional apabila tidak memiliki motivasi kepemimpinan adalah koontz, O’Donnel dan
kerja yang tinggi. Sebaliknya, setinggi apapun Weihrich, di dalam bukunya yang berjudul
motivasi kerja seseorang ia tidak akan sempurna management, cetakan ketujuh, tahun 1980, antara
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya bilamana lain dikemukakan, bahwa yang dimaksud dengan
tidak didukung oleh kemampuan. Menurut, kepemimpinan secara umum, merupakan
Glickman sesuai dengan pemikirannya di atas, pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang
seseorang guru dapat dikatakan profesional lain, sehingga mereka dengan penuh kemampuan
bilamana memiliki kemampuan tinggi (high level berusaha ke arah tercapainya tujuan organisasi.
of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level Leadership is generally defined simply as
of commitment).Komitmen lebih luas daripada influence, the art or process of influencing people
concern sebab komitmen itu mencangkup waktu so that they will strive willingly toward the
dan usaha. Tingkat komitmen guru terbentang achievement of group goals.
dalam satu garis kontinum,bergerak dari yang Kepemimpinan adalah suatu kekuatan
paling rendah menuju yang paling tinggi. Guru penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu
yang memiliki komitmen tinggi biasanya kurang kemampuan memimpin secara efektif merupakan
memberikan perhatian kepada murid,demikian kunci untuk menjadi seorang menejer yang
pula waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk efektif. Esensi kepemimpinan adalah
meningkatkan mutu pembelajaran sangat sedikit. kepengikutan (followership), kemampuan orang
Sebaliknya,seorang guru yang memiliki komitmen lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan
tinggi biasanya tinggi sekali perhatiannya pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang
terhadap murid,demikian pula waktu yang

Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 251
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093

menjadi pemimpin. Menurut uraian koontz baik dengan instansi terkait maupun
sebagai kepala sekolah harus mampu : tokoh-tokoh masyarakat dan BP3.
a. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat c. Kepada bawahan
dengan penuh semangat dan percaya diri pada Kepala sekolah berkewajiban menciptakan
guru, staf dan siswa dalam melaksanakan hubungan yang sebaik-baiknya dengan para
tugas masing-masing. guru,staf, dan siswa, sebab esensi
b. Memberikan bimbingan dan mengarahkan kepemimpinan adalah kepengikutan.
para guru, staf dan para siswa serta Ada tiga macam peranan pemimpin
memberikan dorongan memacu dan berdiri di dilihat dari otoritas dan status formal seorang
depan demi kemajuan dan memberikan pemimpin.
inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan. a. Peran hubungan antar perseorangan
1) Fungsi kepemimpinan kepala sekolah (Interpersonal Roles)
Koontz memberikan definisi fungsi 1. Figurehead
kepemimpinan sebagai berikut. Figurehead berarti lambang. Kepala
The function of leadership, therefore, sekolah mempunyai kedudukan yang
is to induce or persuade all subordinates of selalu melekat dengan sekolah. Oleh
followers to contribute willingly to sebab itu kepala sekolah harus selalu
organizational goals in accordance with their dapat memelihara integritas diri agar
maximum capability. peranannya sebagai lambang tidak
Mengacu definisi di atas, agar para menodai nama baik sekolah.
bawahan dengan penuh kemauan serta sesuai 2. Leadership (kepemimpinan)
dengan kemampuan secara maksimal berhasil Peranan sebagai pemimpin
mencapai tujuan organisasi, pemimpin harus mencerminkan tanggung jawab kepala
mampu membujuk (to induce)dan sekolah untuk menggerakan seluruh
meyakinkan (persuade) bawahan. sumber daya yang ada di sekolah,
sehingga lahir etos kerja dan
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah produktivitas yang tinggi dalam
Sebagai seorang pejabat formal, kepala mencapai tujuan.
sekolah mempunyai tugas tanggung jawab 3. Liaison (Penghubung)
terhadap atasan, terhadap sesama rekan kepala Sekolah menjadi alat perantara antara
sekolah atau lingkungan terkait, dan kepada wakil-wakil para guru, staf, siswa
bawahan. dalam menyelesaikan kepentingan
a. Kepada atasan mera. Tujuan liaison adalah untuk
Karena kedudukannya yang terkait kepada memperoleh informasi dari berbagai
atasan/ sebagai bawahan, maka kepala pihak untuk keberhasilan kepala
sekolah: sekolah.
a) Wajib loyal dan melaksanakan apa yang b. Peran informasional (informational Roles)
digariskan oleh atasan. Dalam fungsi informasional kepala
b) Wajib berkonsultasi atau memberikan sekolah berperan sebagai pusat urat syaraf
laporan mengenai pelaksanaan tugas (nerve center) sekolah. Ada tiga macam
yang menjadi tanggung jawabnya. peran kepala sekolah sebagai pusat urat
c) Wajib selalu memelihara hubungan yang syaraf, yaitu:
bersifat hirarki antara kepala sekolah dan 1. Sebagai monitor
atasan. Kepala sekolah selalu mengadakan
b. Kepada semua rekan kepala sekolah atau pengamatan terhadap lingkungan,
instansi terkait yaitu kemungkinan adanya informasi-
a) Wajib memelihara hubungan kerja sama informasi yang berpengaruh terhadap
yang baik dengan para kepala sekolah penampilan sekolah.
yang lain. 2. Sebagai disseminator
b) Wajib memelihara hubungan kerja sama Kepala sekolah bertanggung jawab
yang sebaik-baiknya dengan lingkungan untuk menyebarluaskan danmembagi-

Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 252
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093

bagi informasi kepada para guru, staf, tempat praktik tenaga pengajar, dan
siswa, dan orangtua murid. sebagainya.
3. Spokesman
Dalam fungsi ini kepala sekolah Seorang pemimpin akan berhasil dalam
berperan sebagai wakil resmi sekolah. melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya,
c. Sebagai pengambil keputusan (decisional demikian pula bagi kepala sekolah, apabila
Roles) pemimpin atau kepala sekolah selalu
Peran sebagai pengambil keputusan memperhatikan tujuh hal yang sangat berpengaruh
merupakan peran yang paling penting dari yaitu :
kedua macam peran yang lain, yaitu a. Perundang - Undangan, kebijaksanaan serta
interpersonal dan informational roles. Ada peraturan peraturan yang berlaku.
empat macam peran kepala sekolah b. Variabel-variabel yang terjadi di dalam
sebagai pengambil keputusan, yaitu: sekolah maupun yang terjadi di luar sekolah.
1. Entrepreneur c. Interaksi antara sumber daya manusia ( guru,
Dalam peran ini kepala sekolah selalu siswa, staff, orang tua siswa), sistem dan
berusaha untuk memperbaiki berbagi macam peralatan hal-hal yang lain,
penampilan sekolah melalui berbagai d. Efektivitas
macam pemikiran program-program e. Masalah hutang dan rugi
yang baru, serta melakukan survei f. Terpercaya dan berpengalaman, artinya
untuk mempelajari berbagai persoalan kepala sekolah harus selalu memelihari
yang timbul di lingkungan sekolah. kepercayaan yang diberikan oleh atasan.
2. Orang yang memperhatikan gangguan Kepala sekolah harus senantiasa membuka
( disturbance - handler) diri untuk menerima dan mencari pengalaman
Gangguan yang timbul pada suatu sesuai dengan perkembangan situasi,
sekolah tidak hanya diakibatkan g. Kewibawaan, status, stres, dan komplik.
kepala sekolah yang tidak
memperhatikan situasi, tetapi bisa
juga akibat kepala sekolah yang tidak METODE PENELITIAN
memperhatikan situasi, tetapi bisa
juga akibat kepala sekolah tidak Jenis Penelitian
mampu mengantisipasi semua akibat Penelitian ini merupakan jenis penelitian
pengambilan keputusan yang telah case study yang merupakan metode untuk
diambil. menghimpun dan menganalisis data berkenaan
3. Orang yang menyediakan segala dengan sesuatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus
sumber (a resource allocator ) biasanya karena ada masalah, kesulitan,
Kepala sekolah bertanggung jawab hambatan, dan penyimpangan. Studi kasus ini bisa
untuk menentukan siapa yang akan berkenaan pada perorangan, kelompok (kerja,
memperoleh atau menerima sumber- kelas, sekolah, etnis, ras, agama, sosial, budaya,
sumber yang disediakan. Sumber- dll), keluarga, lembaga, organisasi,
sumber yang dimaksud meliputi daerah/wilayah, masyarakat, dll.
sumber daya manusia, dana,
peralatan dan berbagai kekayaan Waktu dan Tempat Penelitian
sekolah yang lainnya. Penelitian ini dilakukan di SDN 1
4. A negotiator roles Cipaisan yang beralamatkan di Jln Jend. Ahmad
Dalam fungsi ini kepala sekolah harus Yani, Cipaisan, Kec. Purwakarta, Kab.
mampu mengadakan perbicaraan dan Purwakarta, Jawabarat, Indonesia. Waktu
musyawarah dengan pihak luar. pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan
Untuk menjamin dan memenuhi September 2018 sampai bulan November 2018.
kebutuhan baik untuk sekolah
maupun dunia usaha. Dalam Target/Subjek Penelitian
kerjasama ini meliputi penempatan
lulusan, penyesuaian kurikulum, Populasi dalam penelitian ini adalah

Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 253
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093

seluruh guru SDN 1 Cipaisan. Teknik untuk Pada tanggal 17 oktober 2018 hari rabu
menentukan jumlah sampel yaitu dengan pukul 15.30 WIB. Peneliti melakukan
menggunakan wawancara dan observasi secara wawancara dengan kepala sekolah SDN
langsung. 1 Cipaisan, yang bernama Hj. Dede
Rusdiana S,pd M,pd. Wawancara
Prosedur dilakukan di kediaman beliau, dalam
wawancara tersebut beliau menjelaskan
Teknik pengumpulan data yang
bagaiamana awal mula beliau mengajar
digunakan pada penelitian ini adalah wawancara
di SD dari guru honorer menjadi PNS
secara langsung terhadap sampel terpilih.
dan dianggkat menjadi kepala Sekolah
dalam 2 periode di SD yang berbeda.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Bapak dua anak ini menjelaskan alasan
Data
diterimanya lulusan SMA menjadi salah
Data yang diambil dalam penelitian ini
satu guru di SD yang dipimpin olehnya.
adalah kegiatan observasi secara langsung ke
Beliau menjelaskan bahwa diterimanya
SDN 1 Cipaisan. Instrumen penelitian yang
guru lulusan SMA tersebut dikarenakan
digunakan adalah wawancara kepada guru dan
masih kekurangan guru.
kepala sekolah.

Teknik Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN


Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif untuk Penelitian ini dilaksanakan di sdn 1
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, cipaisan dengan subyek guru dan kepala sekolah.
yang berlangsung pada saat ini atau saat yang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa
lampau. Penelitian ini tidak mengadakan jumlah lulusan SMA yang dapat mengajar di
manipulasi atau pengubahan pada variabel- sekolah dasar tersebut. Setelah dikaji dan diteliti
variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu bahwa ada beberapa hal yang menjadi alasan
kondisi apa adanya. mengapa lulusan SMA masih diterima menjadi
guru, antara lain :
Desain Penelitian 1. Kepala sekolah
Penelitian ini dilakukan dengan Melalui wawancara kepada kepala sekolah,
menggunakan metode deskriptif. Hal ini peneliti menemukan masih ada guru yang tidak
dilakukan dengan tujuan menggunakan analisis, memenuhi kualifikasi akademik dan tidak
proses, dan makna. memiliki sertifikat pendidik. Kepala sekolah
1. Subjek penelitian menyebutkan diterimanya lulusan SMA
Subjek dari penelitian ini adalah kepala dikarenakan di sekolah tersebut masih kekurangan
sekolah SDN 1 Cipaisan, yang sekaligus guru.
membahas tentang lulusan sarjana pendidikan 2. Lulusan sarjana pendidikan
dan sistem pemerintahan. Lulusan sarjana pendidikan di Indonesia
2. Prosedur penelitian sangatlah banyak namun pada kenyataannya
a. Observasi lulusan sarjana pendidikan tidak hanya bekerja di
Observasi dilakukan dalam tiga kali bidang pendidikan, melainkan ada pula lulusan
pertemuan, hal ini dikarenakan sulitnya sarjana pendidikan bekerja di bidang non
untuk bertemu dengan kepala sekolah pendidikan. Hal ini menyebabkan kurangnya
SDN 1 Cipaisan. Sehingga peneliti tenaga pendidik di sekolah dasar.
beberapa kali ke SD tersebut untuk Selain itu, adanya Ketidakpuasan Sarjana
mengatur jadwal wawancara dengan pendidikan terhadap gaji yang diperoleh saat
kepala sekolah SDN 1 Cipaisan. Selain menjadi guru honorer menjadi alasan lulusan
itu juga peneliti mencari guru lulusan sarjana pendidikan lebih memilih bekerja di non p
SMA yang mengajar di SD tersebut. endidikan. Terlebih pemerintah sedikit
b. Wawancara mengangkat pegawai honorer menjadi PNS. Hal
ini menyebabkan kekhawatiran sarjana

Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019
Permasalahan Pendidikan Dasar Tentang Kualitas Guru Mengajar…. 254
Inda Septiani, Loren Y. Fransisca, Titania Sukana, Ulfiah Hasanah
10.31002/ijel.v%vi%i.1093

pendidikan menjadi guru honorer sampai usia tua https://van88.wordpress.com/Makalah-


dengan gaji honorer yang dibawah UMR. Selain Permasalahan-Pendidikan-Di-Indonesia/
itu adanya ketidakmauan lulusan sarjana
pendidikan yang dipindah tugaskan menjadi guru Musrida, I. (2009). Strategi Belajar Pembelajaran.
di daerah-daerah terpencil, sehingga banyak Retrieved from https://m-republika-co-
lulusan SMA yang menjadi guru di sekolah dasar id.cdn.ampproject.org.republika.co.id/
di daerah-daerah terpencil.
atau sekolah untuk mengankat honorer. Dia Pendidikan, D. (2015). Pendidikan Dan Tujuan
berharap agar kedepan yayasan maupun sekolah Pendidikan Sekolah Dasar. Retrieved from
tidak sembarangan lagi untuk mengangkat guru http://disdik.bekasikab.go.id/Berita-
honorer. Sehingga jumlah guru bisa dikontrol Pengertian-Dan-Tujuan-Pendidikan-Di-
dengan baik. Sekolah-Dasar.Html

Purnamasari, I. (2011). Faktor-Faktor Penyebab


SIMPULAN Rendahnya Kualitas Pendidikan Di
Indonesia. Retrieved from
Peneliti beranggapan bahwa banyaknya https://ikasp.wordpress.com/2012/12/28/Fa
lulusan SMA menjadi guru SD karena adanya ktor-Faktor-Penyebab-Rendahnya Kualitas-
penyalahgunaan jabatan yang dimiliki kepala Pendidikan-Di-Indonesia/
sekolah. Namun kami menyadari bahwa anggapan
tersebut adalah kekeliruan peneliti semata. Karena Putra, A. (2012). Penyebab Rendahnya Mutu
banyak lulusan SMA yang mengajar di sekolah Pendidikan Di Indonesia. Retrieved from
dasar, dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah http://dehasjsunda.blogspot.com/2012/05/P
satunya lulusan sarjana itu sendiri, pemerintah dan enyebab-Rendahnya-MutuPendidikan-
kepala sekolah. Di.Html

Syaodih, N. (2011). Metode Penelitian


DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan (Edisi Ke 7). Bandung: PT.
Bafadal, I. (2003). Seri Manajemen Peningkatan Remaja Rosdakarya.
Pendidikan Profesionalisme Guru Sekolah
Dasar Dalam Kerangka Manajemen Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Pt. Guru dan Tenaga Kependidikan (1st ed.).
Bumi Aksara. bandung: Alfabeta.

Irianto, & Bahtiar, Y. (2011). Kebijakan Taher, A. (2017). Alasan Pemerintah Tak Angkat
Pembaruan Pendidikan Konsep, Teori dan Honorer Jadi PNS. Retrieved from
Model (1st ed.). Jakarta: Rajawali Pers. https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.alasan-
pemerintah-tak-angkat-honorer-jadi-pns.
Jppn.com. (2018). Pengin Tau Jumlah Guru
Honorer Se-Indonesia. Retrieved from Wahjosumidjo. (2011). Kepemimpinan kepala
https://www.google.com/amp/s/m.jppn.com sekolah tinjauan teoritik dan
/news/pengin-tau-jumlah-guru-honorer-se- permasalahannya (cet. 1). Jakarta: Rajawali
indonesia-wouw?espv=1 Pers.

Khairuddin, F. dan T. (2017). Pengaruh Kegiatan


Prakerin Dan Pengetahuan Karir Terhadap
Kesiapan Kerja Siswa di SMKN 2
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Vokasional
Teknik Mesin, 163.

Musrida, I. (2010). Makalah Permasalahan


Pendidikan Di Indonesia. Retrieved from

Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 2/No. 2/April 2019

Anda mungkin juga menyukai