Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI SMA NEGERI


1 TAKALAR

DI

Oleh :
Nama : Muhammad As’ad R.
Kelas : XI MIPA 1

UPT SMA NEGERI 1 TAKALAR

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatnya lah penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang membahas
topik utama “Pendidikan”. Karya Ilmiah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
pelajaran Bahasa Indonesia.

Karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk melengkapi karya tulis ilmiah
ini. Karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa.

2
ABSTRAK

Penulisan karya tulis ilmiah tentang masalah pendidikan ini memiliki tujuan untuk
memenuhi tugas Bahasa Indonesia. Semoga karya tulis ilmiah ini memiliki
manfaat untuk memberikan pengetahuan terhadap pembaca.

Pengerjaan karya tulis ilmiah uni mengambil pokok utama yaitu rendahnya
tingkat mutu pendidikan, saya sendiri mengambil beberapa materi untuk
pengerjaannya dari berbagai sumber.

Kata kunci : penyebab rendahnya mutu pendidikan, solusi untuk menanggulangi


rendahnya mutu pendidikan

3
BAB I

Pendahuluan

I.1 Latar Belakang Masalah

Seperti yang kita ketahui pendidikan di Indonesia masih sangat perlu


mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Pendidikan di Indonesia masih
sangat memprihatinkan. Masih banyak anak anak di Indonesia yang tidak bisa
mengenyam pendidikan sampai ketingkat menengah, dikarenakan keluarga
mereka tergolong keluarga tidak mampu. Hal ini sangat disayangkan karena
mereka membtuhkan ilmu penegtahuan setidaknya sampai ke bangku sekolah
menengah atas untuk bekal masa depan nanti.

Bila dibandingkan dengan negara lain tentunya mutu pendidikan di Indonesia


masih jauh sekali. Seperti yang diungkapkan Gamawan Fauzi, saat meresmikan
perancangan program wajib belajar gratis 12 tahun untuk kabupaten pesisir
selatan (Pessel) di GOR Zaini Zein, Painan, Sumatera Barat. Dia mengatakan, di
Indonesia, secara umum masyarakat menghabiskan waktu menempuh pendidikan
sekitar tujuh tahun, sedangkan diluar negeri mencapai 18,5 tahun. “Artinya
mereka (Luar negeri) sudah benar benar menganggap pendidikan sebagai
kebutuhan yang wajib dimiliki”. Setidaknya, memberikan pemahaman kalua
pendidikan minimal dimiliki idealnya sampa SMA.

Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara


lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat indeks pengembangan
manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapain
pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan bahwa
indeks, pengembangan manusia di Indonesia makin menurun. Di antara 90 negara
di dunia, Indonesia menduduki peringkat ke-81(2015), ke-85(2018), sama dengan
survei yang dilakukan PISA.

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant(PERC), kualitas


pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke 12 dari 12 negara di Asia. Posisi
Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang di laporkan The World Economic
Swedia (2000), Indonesia berada di urutan ke 37 dari 57 negara yang di survei di
dunia.

4
Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah ditunjukkanjuga dengan data
Balitbang (2003) bahwa dari 8.036 SMA hanya terdapat 7 sekolah saja yang
mendapat kategori The Diploma Program.

Hal ini tentunya harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah Indonesia dan
mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. Karena hal ini sangat berkaitan
dengan sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia. Terutama dalam
memeratakan dan meningkatkan pendidikan jenjang SMA ke kabupaten
kabupaten dan pelosok pelosok. di SMA NEGERI 1 TAKALAR tepatnya di Kab.
Takalar, Sulawesi selatan. Masih banyak siswa yang memiliki kualits pendidikan
yang rendah dan banyak siswa malas belajar dikarenakan terpengaruh oleh
teknologi yang semakin maju. Terbukti dengan menurunnya prestasi dari siswa
SMAN 1 TAKALAR dari tahun ketahun karena terbawah pengaruh negatif
perkembangan zaman . Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui pendidikan menjadi modal untuk menjadikan penerus bangsa
menjadi lebih baik lagi.

I.2 Rumusan Masalah

I.2.1. Apakah penyebab kualitas mutu pendidikan siswa di SMAN 1


TAKALAR rendah?
I.2.2. Bagaimana solusi untuk menanggulangi rendahnya mutu pendidikan
siswa di SMAN 1 TAKALAR ?

I.3 Tujuan penelitian

I.3.1. Untuk menegtahui lebih lanjut penyebab rendahnya mutu pendidikan di


SMAN 1 TAKALAR
I.3.2. Untuk mengetahui solusi menanggulangi rendahnya mutu pendidikan

I.4 Metode penulisan

Penulis menggunakan metode browsing di internet dalam penulisan karya tulis

5
BAB II

Pembahasan

II.1. Penyebab Rendahnya Mutu Pendidikan Siswa

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh SMAN 1 TAKALAR


adalah rendahnya mutu pendidikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain :

1. Pembelajaran hanya melalui buku paket


Di Indonesia telah berganti beberapa kurikulum dari KBK menjadi KTSP dan
sampai akhirnya menjadi kurikulum merdeka. Namun adakah yang berbeda
dari kondisi belajar di sekolah? Tidak, karena pembelajaran disekolah masih
sama buku paket lah yang menjadi pokok utamanya. Apapun kurikulumnya
guru hanya mengenal buku paket. Materi dalam buku paketlah yang menjadi
acuan tanpa mencari referensi lain. Juga jumlah dan kualitas buku sebagai
sumber belajar yang kurang memadai. Dengan faktor infrastruktur yang
kurang memadai penyaluran buku buku belajar pun menjadi terhambat.
Padahal buku yang berkualitas dan banyaknya sumber buku yang ada sangat
dibutuhkan oleh siswa dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar
dan berdampak langsung pada keberhasilan proses penyelenggaraan
pendidikan.

2. Metode mengajar
Metode pembelajaran yang menjadi favorit guru sebelum memasuki jenjang
SMA adalah metode menjelaskan satu arah. Karena menjelaskan atau
berceramah itu ringan, tanpa modal, tanpa tenaga, tanpa persiapan yang rumit.
Metode menjelaskan satu arah adalah metode terbanyak yang dipakai guru
karena memang rata rata hanya itulah yang mereka kuasai. Lihatlah
pembelajaran di ruang kelas dari bangu sekolah dasar sampai menengah.
Siswa dan siswi seolah dipaksa mendengar dan mendapatkan informasi sejak
pagi sampai menjelang sore hari. Akibatnya siswa tidak dilatih untuk
bertanya, banyak siswa di SMAN 1 TAKALAR takut atau ragu ragu untuk

6
bertanya kepada guru karena mereka tidak terbiasa untuk berbicara sejak
duduk di bangku sekolah dasar karena kompetensi bertanya tak pernah dilatih
dan rasa ingin tau siswa hanya terpendam. Suatu sistem pendidikan dapat
dikatakan efektif apabila pelaksanaan pembelajaran yang memudahkan siswa
untuk belajar, menyenangkan serta pembelajaran yang dilakukan sejalan
dengan tujuan pendidikan yang sudah direncanakan dan diharapkan.

3. Faktor Pendidik
Pengajar merupakan seseorang yang memberikan petunjuk kepada orang lain
supaya mengerti atau paham akan sesuatu. Sebagai seorang pengajar guru
hendaknya menguasai ilmu yang ditransferkan kepada peserta didik di
sekolah. Guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya atau guru yang
dialihkan mata pelajarannya mempengaruhi akan tercapainya tujuan
pendidikan. Guru memiliki beberapa kompetensi pada kompetensi pedagogik
yang meliputi pemahaman akan materi, misalnya pada mata pelajaran bahasa
Makassar yang diajarkan oleh guru bahasa Inggris guru yang tidak sesuai
dengan bidangnya tidak paham secara luas akan materi sehingga mereka
berpatokan pada buku pada saat menerangkan pelajaran kepada murid- murid.
Pada kompetensi sosial, guru tidak mampu berinteraksi dengan baik dengan
para siswa di dalam kelas, mereka kurang mampu mendekatkan diri dengan
siswa pada saat mengajar didepan kelas dikarenakan guru tersebut
mengajarkan mata pelajaran yang bukan bidangnya sehingga guru harus lebih
lagi mempersiapkan diri sebelum mengajar. Hal tersebut membuat para guru
tidak profesional dalam mengajar, dikarenakan penguasaan akan materi
pembelajaran yang akan diajarkan belum didalami secara lebih luas. Hal itu
terlihat. Ketika proses belajar mengajar, dimana guru yang mengajar mata
pelajaran prakarya merupakan guru tamatan dari pendidikan ekonomi. Ketika
pada proses belajar mengajar guru tersebut hanya terfokus kepada buku
pelajaran sehingga membuat guru kaku dalam menerangkan materi pelajaran
sehingga siswa bosan dan tidak mengerti akan materi yang disampaikan oleh
guru.

4. Faktor peserta didik


Peserta didik adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan
perkembangan baik secara fisik pertumbuhan maupun psikis, dan
perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu
himbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan yang menyangkut fisik,
perkembangan menyangkut psikis, siswa yang cara belajarnya tidak serius
mengikuti pembelajaran karena keterbatasan buku yang ada disekolah seperti
pada mata pelajaran umum, sehingga tidak semua siswa dapat memakai buku.

7
Tersebut dan juga siswa tidak mengulangi pelajaran kembali di rumah atau
tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kurangnya motivasi siswa
dalam belajar terlihat ketika mengulang pelajaran, ketika masuknya pelajaran
yang baru, siswa hanya diam. Pada saat belajar berlangsung. Siswa masih
banyak keluar masuk kelas dan asyik dengan kegiatan mereka di dalam kelas
sehingga menyebabkan nilai mereka dapatkan di bawah KKM. Rendahnya
kesadaran siswa-siswi akan pentingnya menuntut ilmu, yaitu terlihat pada saat
belajar siswa banyak yang tidak mengikuti pembelajaran bahkan mereka sibuk
berkeliaran di luar sekolah pada saat belajar dan ada juga yang tidak ikut
belajar karena terlambat datang ke sekolah sehingga mereka bermain di
warung-warung yang ada disekitar lingkungan sekolah. Dan budaya
mencontek yang sudah menjadi kebiasaan siswa, yang terkadang dinormalisasi
oleh guru membuat siswa terus-terusan mencontek kemudian akhirnya
menjadi ketergantungan oleh teman yang di contekinya, menyontek ini seperti
zat adiktif di kalangan siswa yang sudah sering melakukannya dan sulit
berhentu dan akhirnya mereka akan kesulitan saat telah lulus nanti karena
mereka ketergantungan oleh teman yang di contekinya.

5. Faktor sarana dan prasarana


Menurut Ketentuan Umum Permendiknas No. 24 Tahun 2007 yang dimaksud
dengan sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah
sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah.
Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang dari kelancaran proses
kegiatan belajar mengajar. Diantara sarana dan prasarana itu adalah kelas,
ruang laboratorium, perpustakaan, infokus dan komputer. Manfaat sarana
mempermudah dan siswa prasarana dan memberikan kenyaman kepada siswa
dalam proses belajar mengajar. Faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan
disebabkan karena sarana penunjang pelajaran di sekolah kurang lengkap
sehingga peserta didik tidak bisa mempraktikkan pelajaran secara maksimal.
Pelajaran komputer dan pelajaran ilmu pengetahuan alam lebih banyak
mempraktekkan bila dibandingkan pelajaran lain. Guna praktek tersebut agar
siswa dapat lebih mudah memahami pelajaran dibandingkan konsep yang
dijelaskan oleh guru. Contoh nyata dari ketidakmaksimalan penggunaan
sarana dan prasarana yaitu penggunaan media belajar yang belum memadai
dan tidak sesuai dengan karakteristik siswa, buku sebagai sumber belajar
siswa di perpustakaan yang tidak lengkap, laboratorium sekolah yang belum
memadai dan tidak sesuai standar, dan sekolah yang belum mampu
memanfaatkan teknologi informasi yang ada dalam pelaksanaan
pembelajarannya.

8
6. Faktor Lingkungan
Faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan di SMAN 1
TAKALAR karena lingkungan masyarakat yang berada disekitar sekolah
tidak ikut serta dalam meningkatkan pendidikan karena masyarakat tidak
menegur apabila siswa-siswi tidak ikut belajar dan melanggar tata tertib yang
telah ditetapkan oleh pihak sekolah, dan masih terdapat masyarakat yang
menjual rokok kepada siswa secara bebas. Dalam lingkungan keluarga, peran
orang tua dalam mendukung anak untuk belajar juga penting. Orang tua yang
tidak peduli dengan pendidikan anak, akan sangat berpengaruh terhadap mutu
pendidikan.

II.2 Solusi Untuk Menanggulangi Rendahnya Mutu Pendidikan

1. Peningkatan kualitas pendidikan


Perlu adanya upaya peningkatan kualitas pendidikan, dimana proses
pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada proses maupun hasilnya saja.
Namun keduanya harus dapat sejalan antara kuantitas maupun kualitas hasil
pembelajaran. Proses belajar merupakan kegiatan utama disekolah. Sekolah
diberi kebebasan memilih strategi dan metode pengajaran yang paling efektif,
sesuai dengan karakteristik siswa, karakteristik guru,dan kondisi nyata
sumberdaya yang ada disekolah. Secara umum pengajaran yang berpusat
kepada siswa (student centered) lebih mampu menekankan pembelajaran yang
menekankan pada keaktifan siswa. Oleh karena itu metode seperti misalnya
Active learning, cooperative learning, dan quantum learning perlu diterapkan
di SMAN 1 TAKALAR dengan mengembangkan namun tidak boleh
mengurangi isi kurikulum secara nasional. Meningkatkan efisiensi pendidikan
yang dalam hal ini bagaimana pendidikan dapat menghasilkan keluaran yang
optimal namun tanpa menghilangkan proses.

2. Pengembangan fungsi guru


Mengembalikan peran dan fungsi guru sebagai pendidik untuk dapat
mengembangkan sikap dan kemampuan peserta didik secara optimal sehingga
pengajaran yang dilakukan dapat membekali peserta didik untuk dapat
menghadapi persoalan yang akan muncul di masa mendatang. Pengembangan
sikap dan kemampuan tidak hanya ranah kognitif namun juga pada ranah
afektif dan psikomotorik. Setiap peserta didik mempunyai potensinya masing-
masing yang harus dimaksimalkan. Maka dari itu guru sebagai ujung tombak
pelaksanaan pendidikan harus memberikan serta meningkatkan pengajaran
yang efektif agar dapat berguna dan dapat dimanfaatkan siswa dalam
kehidupannya.

9
3. Pengelolaan Fasilitas
Pengelolaan fasilitas sudah seharusnya di lakukan oleh SMAN 1 TAKALAR
dan sekolah sekolah lainnya. Mulai dar pengadaan, pemeliharaan, dan
perbaikan.SMAN 1 TAKALAR harus dapat mampu mengimplementasikan
ketiganya agar para siswa mampu meningkatkan kualitas pendidikan.

4.Pelayanan Siswa
Pelayanan siswa mulai dari PPDB, sampai dengan masuknya ke SMAN 1
TAKALAR dapat ter saring dan mencari benih benih berbakat untuk
menaikkan nama nya dan mengukir prestasi serta meningkatkan nama SMAN
1 TAKALAR. Penciptaan atau pengembangan kebijakan harus dikembangkan
ke arah pengembangan kualitas serta kematangan pribadi setiap peserta didik.
BAB III

Penutup

III.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis saya, secara garis besar rendahnya mutu pendidikan di


SMA Negeri 1 Takalar tercipta oleh beberapa faktor, diataranya faktor yang
mempengaruhi mutu pendidikan tersebut meliputi faktor pendidik, faktor
peserta didik. Faktor sarana prasarana, dan faktor lingkungan.

Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan merubah sistem-sistem


pendidikan yang monoton seperti itu saja. Diperlukan inovasi baru untuk
memajukan pendidikan, tidak hanya di SMA1 TAKALAR tapi diseluruh
sekolah yang ada di Indonesia agar sumber daya manusia akan lebih
berkualitas kedepannya.

III.2. Kritik dan Saran

Sesungguhnya sistem pendidikan kita ini adalah sistem pendidikan yang


sekular-materialistik. Hal ini dapat dibuktikan antara lain pada UU Sisdiknas
No.20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang dan pendidikan bagian
kesatu(umum) pasal 15 yang berbunyi: jenis pendidikan mencakup pendidikan
umum, kejuruan, profesi, akademik, advokasi, keagamaan, dan khusus.

Beberapa kalangan yang berasal dari menengah kebawah masih menganggap


pendidikan tidak teramat penting. Hal ini disebabkan karena anak anak yang

10
kurang beruntung itu harus ikut membantu perekonomian keluarga mereka
daripada melanjutkan pendidikannya.

REFERENSI

http://jim.stkip-pgri-sumbar.ac.id/jurnal/download/8599

https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/3937/3303/7544

11

Anda mungkin juga menyukai