Anda di halaman 1dari 15

Vol: I No: I (Oktober 2021)

Implemetasi Psikolinguistik Sebagai Metode


Pembelajaran Terhadap Anak Kober As-Salam Desa
Budiharja

Alifa Yusma Alfiah1, Andri Mardiansyah2, Halvina Harmayanti3, Trisna Susilawati4

1
Sastra Inggris, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung, e-mail: alifayusma16@gmail.com
2
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung, e-mail: amardiansyah94@gmail.com
3
Hukum Tatanegara, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung, e-mail: hhalvina@gmail.com
4
Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung, e-mail: trisnasusilawati98@gmail.com

Abstrak

Pendidikan merupakan hal yang paling mendasar didapatkan oleh anak,


dengan diberikan pendidikan ini anak bisa belajar berbagai hal disekolahnya
mulai dari pendidikan TK sampai Kuliah. Sebaik mungkin pendidikan yang
diberikan oleh orang tua. Proses pendidikan ini cukup panjang dimulai
belajar hal hal yang mendasar, dengan mempelajari bahasa melalui metode
psikolinguistik. Dalam mengajarkan psikolinguistik kepada anak, guru harus
bisa melakukan komunikasi yang baik dengan anak-anak, karena tidak akan
mudah mengajari anak-anak usia dini yang notabene nya lebih senang
bermain. Maka dari itu guru harus mempunyai jiwa yang kreatif dalam
mengajarkan bahasa kepada anak, karena bahasa juga hal yang penting yang
perlu didapatkan oleh anak, karena dengan bahasa ini lah anak mampu
berkomunikasi dan belajar dengan baik. Banyaknya media yang digunakan
dalam mengajarkan anak usia dini ini menjadi sebuah tantangan bagi para
guru agar bisa meningkatkan kreatifitas mereka dalam mengajar. Anakpun
menjadi semangat belajar dengan bebagai media yang unik, dengan begitu
anak tidak akan kesulitan menyerap pendekatan psikolinguistik ini melalui
berbagai media. Kita sebagai anak KKN sebisa mungkin menerapkan
psikolinguistik ini kepada anak-anak kober As-Salam, karena setelah kami
amati bahwa banyak anak-anak yang belum bisa menggunakan bahasa yang
baik dan benar maka dari itu kami menerapkan psikolinguistik ini sebagai
media belajar anak-anak kober As-Salam, dengan berbagai media yang
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol: I No: I (Oktober 2021) 2 dari 8

diterapkan dimana kami membantu guru dalam menerapkannya kepada


anak-anak sehingga kami pun bisa sekaligus melakukan pendekatan agar
memudahkan dalam menjelaskan pembelajaran.

Kata Kunci: Pendidikan, Psikolinguistik, As-Salam

Abstract

Education is the most basic thing that children get. By being given this education,
children can learn various things at school, from kindergarten to college. The best
possible education given by parents. This educational process is long enough to start
with learning the basics, by learning the language through psycholinguistic methods.
In teaching psycholinguistics to children, teachers must be able to communicate well
with children, because it will not be easy to teach young children who in fact prefer
to play. Therefore, teachers must have a creative spirit in teaching language to
children, because language is also an important thing that children need to acquire,
because with this language children are able to communicate and learn well. The
large number of media used in teaching early childhood is a challenge for teachers
to increase their creativity in teaching. Children will become enthusiastic about
learning with various unique media, so that children will have no difficulty absorbing
this psycholinguistic approach through various media. We as KKN students apply
this psycholinguistics as much as possible to the As-Salam Kober children, because
after we observed that many children cannot use language well and correctly,
therefore we apply this psycholinguistics as a learning medium for Kober children.
As-Salam, with various media applied which we help teachers apply to children so
that we can also take an approach to make it easier to explain learning.
Keywords: Education, Psycholinguistics, As-Salam

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar dalam memajukan bangsa, jika
ingin memajukan bangsa memerlukan SDM yang unggul dalam berbagai bidang,
ini merupakan salah satu faktor untuk memajukan bangsa. Indonesia merupakan
negara yang berkembang dimana Indonesia ini terbilang cukup tertinggal dari
negara lainnya, bahkan menurut world top Indonesia ini menduduki peringkat 67
di dunia hal ini menandakan bahwa Indonesia tidak masuk dalam 20 peringkat
pendidikan terbesar di dunia tahun 2023. Bisa kita lihat memang pendidikan di
Indonesia belum lah merata bahkan belum memadai apalagi dibagian timur,
dimana mereka tidak bisa merasakan bangku pendidikan yang layak karena kurang
meratanya pemerintah dalam pendidikan. Ini merupakan hal yang cukup miris,
dimana pemerintah hari ini hanya mementingkan kekuasaan dan ekonomi saja,
padahal pendidikan merupakan hal yang paling primer dalam segala hal karena

https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/Proceedings
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol: I No: I (Oktober 2021) 3 dari 8

jika pendidikan tidak bisa maju makan orang-orang pintar pun tidak akan ada dan
tidak mempunyai fasilitas dalam mengembangkan pengetahuannya. Banyak hari
ini masyarakat Indonesia yang lebih memilih menempuh pendidikan di luar negeri,
karena mereka beranggapan bahwa pendidikan diluar negeri lebih bagus, tak bisa
dipungkiri memang pendidikan Indonesia tingkat kesadaran pemerintahnya masih
rendah.

Banyaknya faktor yang membuat pendidikan di Indonesia ini rendah,


permasalahan-permasalahan tersebut terdapat dari faktor internal dan eksternal.
Bisa kita amati bahwa pendidikan di Indonesia ini hanya berfokus pada tenaga
pendidik atau guru, namun kurang memerhatikan murid, dimana murid ini kurang
diberikan kesempatan dalam berkembang bahkan tidak diberikan kesempatan
dalam mengembangkan gagasan-gagasan yang mereka punya sehingga
kreatifitas anak bangsa ini terhambat, tak heran jika anak murid hari ini tidak bisa
mengeksplor gagasan-gagasannya karena kurang nya fasilitas yang memadai.

Bisa kita rasakan bahwa hingga hari ini Indonesia masih tertinggal dalam segi
pendidikan, entah itu pendidikan formal maupun informal, hal ini merupakan
perbandingan dari beberapa survei perbandingan dengan negara lain. Pendidikan
yang seharusnya menjadi tiang dalam meningkatkan kualitas SDM di Indonesia
yang nantinya SDM itu akan bisa memajukan pembangunan bangsa, namun hal
ini menjadi masalah yang cukup besar yang dialami oleh indonesa. Yang
seharusnya pemerintah berusaha lebih keras untuk meningkatkan SDM Indonesia
dengan cara memberikan fasilitas pendidikan yang lebih baik agar SDM Indonesia
bisa bersaing dengan SDM di negara-negara lain.

Masalah yang hari ini belum kunjung selesai dan menjadi masalah yang
serius, perkembangan pendidikan di Indonesia memiliki mutu yang rendah baik
dalam pendidikan formal maupun informal. Rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia menjadi sebuah penghambat dalam mengembangkan kreatifitas dan
penyediaan SDM, ini pun yang membuat SDM di Indonesia sedikit yang
mempunyai keahilan dan keterampilan dalam memajukan bangsa ini.

Dalam beberapa survei menunjukkan rendanya kualitas pendidikan di


Indonesia, hal ini ada dalam data Balitbang tahun 2003 bahwa dari 146.052 SD di
Indonesia hanya 8 sekolah yang mendapat pengakukan dunia dalam kategori The
Primary Years Program (PYP), di tingkat SMP dari 20.918 SMP di indonesia hanya
8 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years
Program (MYP), dan pada tingkat SMA dari 8.036 SMA hanya 7 sekolah yang
mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP). (Andi
Agustang, 2021)

Adapun beberapa penyebab rendahnya pendidikan di Indonesia yaitu dari


segi efisiensi, efektifitas dan standarisasi dalam pengajaran. Tak hanya itu yang

https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/Proceedings
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol: I No: I (Oktober 2021) 4 dari 8

menjadi masalah rendahnya pendidikan di Indonesia ini adapun permasalahan


khusus yaitu

a. Rendahnya sarana fisik

b. Rendahnya kualitas guru

c. Rendahnya kesejahtraan guru

d. Rendahnya prestasi siswa

e. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan

f. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan

g. Mahalnya biaya pendidikan

Dalam hal tersebut menjadi sebuah permasalahan yang besar dan menarik
untuk dibahas dalam artikel ini. Artikel ini membahas mengenai psikolinguistik
dimana psikolinguistik ini menjadi sebuah metode pembelajaran bagi murid,
dimana psikolinguistik ini merupakan 2 ilmu yang memiliki metode berbeda,
linguistik ini merupakan ilmu yang fokus kajian nya meneliti struktur bahasa
sedangkan psikologi ini berfokus pada proses bagaimana manusia bisa
menggunakan bahasa nya secara baik dan benar.

Bahasa merupakan hal yang mendasar dan penting untuk manusia dalam
berinteraksi, bahasa juga merupakan instisari dari sebuah fenomena sosial. Ahli
psikolinguistik mengatakan bahwa tanpa peran bahasa kegiatan yang dilakukan
oleh masyarakat ini akan mengalami kesulitan dan tidak adanya dorongan untuk
melakukan kegiatan yang ada hanya dorong dari naluri saja. Bisa dikatakan bahwa
bahasa ini merupakan pranata sosial yang dimana setiap orang harus bisa
menguasainya, agar mempermudah ia dalam berinteraksi. Psikolinguistik ini
memiliki peran penting dalam beerbagai pertimbangan yang khususnya dalam
proses pembelajaran bahasa.

Psikolinguistik ini menjadi hal yang menarik untuk dibahas karena tak banyak
orang tahu apa itu psikolinguistik ini, dan bagaimana proses penerapannya
kepada anak. Tujuan dari penelitian yang kita buat ini dimana agar anak lebih bisa
berproses sendiri dalam mendalami bahasanya sendiri dimana banyak nya anak-
anak yang kesulitan dalam mengungkap bahasanya, bahkan ada anak yang cadel
karena kurang nya penerapan psikolinguistik. Tak hanya itu psikolinguistik ini
menjadi sebuah metode yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar
terutama pada anak yang menempuh pendidikan TK/Kober, di usia seperti itu anak
energi nya sangat aktif dan terkadang malas dan enggan untuk belajar karena
karena mereka lebih senang bermain. Dengan adanya psikolinguistik ini yang

https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/Proceedings
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol: I No: I (Oktober 2021) 5 dari 8

menjadi metode pembelajaran anak-anak yang dibuat lebih menyenangkan


sehingga anak-anak tertarik belajar karena memakai media pembelajaran yang
melibatkan bentuk dan warna sehingga anak pun bisa mengenal bahasa melalui
warna dan bentuk bentuk.

B. METODE PENGABDIAN

Metode pengabdian yang di lakukan yaitu pendidikan pada masyarakat, dimana


kegiatan pendidikan yang kita lakukan ini sasaran nya yaitu anak kober as-salam di
desa budiharja, dimana kita melakukan pengabdian melalui pendidikan dengan
membantu guru-guru disana mengajarkan anak-anak kober tersebut. Kita mengajar
menyesuaikan dengan silabus dari kober tersebut, membantu guru-guru memberikan
pengajaran terhadap anak-anak kober dimulai dari baris berbaris, berdoa, dan belajar
sesuai dengan apa yang di instrusikan.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan ini dilaksanakan untuk memenuhi


program Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 215 yang ditempatkan di Desa Budiharja,
kegiatan pendidikan ini dimulai dari 17 Juli sampai 10 Agustus dimana kita mengajar
dari hari Senin sampai Jumat pukul 11.00 WIB. Divisi pendidikan terdiri dari 5 orang,
sasaran divisi pendidikan ini yaitu Kober As-Salam Desa Budiharja. Di Kober As-Salam
ini terdapat 6 orang guru dan 25 murid, pembelajaran di kober as-salam ini dimulai
dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama 10 hari pada
pengenalan lingkungan sekolah ini anak-anak diajak untuk berkeliling sekolah untuk
mengetahui sudut-sudut sekolah seperti taman bermain, toilet, kelas dan kantin. Mulai
dari hari pertama hingga akhir MPLS anak-anak sangat antusias dalam mengikutinya,
tak hanya itu MPLS ini diselingi dengan belajar mengaji dan berolahraga. Di akhir MPLS
diadakan penutupan dimana mereka diberikan sertifikat berisi perkembangan anak
masing-masing agar orang tuanya tahu sejauh mana perkembangan anak-anaknya.

Setelah melewati MPLS, pembelajaran di minggu pertama bertemakan diri sendiri,


dimana anak anak diajarkan untuk mengenal nama, usia, tempat tinggal dan orang
tuanya sendiri, serta mereka juga diajarkan untuk mengenal dimana tempat ia
bersekolah. Mengenal diri sendiri ini dilakukan dengan berbagai metode seperti guru
bertanya kepada murid satu persatu, melalui lagu, gerakan dan tulisan. Sehingga
mereka bisa hafal nama dan dimana ia bersekolah serta mengenal anggota tubuhnya
sendiri melalui gerakan dan lagu. Tak hanya itu mereka pun diajarkan untuk mengaji
iqra dan buku bacaan sehingga mereka bisa fasih dalam membaca.

Di minggu kedua ini mereka belajar tema lingkungan, dimana mereka diajarkan
untuk mengenal apa apa saja yang ada di lingkungan sekitar mereka mulai dari
tumbuhan, hewan dan manusia. Mereka diajarkan melalui media gambar untuk
mengenal hewan, tumbuhan dan anggota tubuhnya. Tak hanya itu mereka pun
diajarkan untuk mengenai angka dan warna melalui berbagai media, yaitu mengenal

https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/Proceedings
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol: I No: I (Oktober 2021) 6 dari 8

angka dan warna dengan media gambar yang berbentuk seperti ice cream dan mereka
pun mengenal bentuk dengan media gambar yang disusun lalu ditempel dikertas.
Selama belajar tema kedua ini anak anak diselingi dengan belajar mewarnai dan
mengenal bahasa sunda setiap hari kamis sehingga anak-anak pun tidak jenuh dengan
pembelajaran.

Dari pembelajaran itu kita membantu anak-anak agar lebih mudah mengenal apa
apa yang di instruksikan sesuai dengan pembelajaran, karena anak mempunyai
kemampuan yang berbeda beda maka kita harus menyesuaikan gaya belajarnya
sehingga kita harus se teliti mungkin untuk memahami karakter anak-anak tersebut.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PSIKOLINGUISTIK
1. Pengertian Psikolinguistik

Berkembangnya ilmu psikolinguistik ada pada saat pakar atau ahli linguistik
yang tertarik kepada bidang ilmu psikologi serta sebaliknya adanya ahli psikolgi
yang tertarik kepada ilmu linguistik. Kemunculan istilah psikolinguistik ini ada
sejak tahun 1952. Psikolinguistik yaitu kajian 2 interdisipliner ilmu antara
psikologi dan linguistik, maka dari itu kita harus memahami terlebih dahulu
definisi dari kedua kajian ilmu tersebut.

Psikilogi merupakan ilmu yang kata berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu
psyce (jiwa) dan logos (ilmu) yang mana artinya atau secara harfiah “ilmu jiwa”.
perkembangan ilmu psikologi ini lebih mengkaji dan berfokus pada jiwa
manusia yang telah diamati .

Linguistik merupakan ilmu bahasa yang objeknya pun mengambil dari bahasa
itu sendiri, secara garis besar nya linguistik itu ilmu yang objek kajiannya itu
adalah bahasa, sedangkan bahasa itu sendiri adalah fenomena yang ada di
segala aktivitas kehidupan manusia.

Setelah mengetahui dari kedua definisi interdisiplin ilmu tersebut maka kita
dapat menarik garis besarnya yang mana definisi psikolinguistik itu secara
terminologi terbentuk dari 2 interdisipliner ilmu yaitu psikologi dan linguistik
yang tentunya antara kedua ilmu tersebut berbeda bahkan metodenya pun
jauh berbeda. Tetapi keduanya memiliki suatu kesamaan yaitu meneliti bahasa
sebagai objeknya, namun objek materialnya berbeda anataranya linguistik lebih
mengkaji pada struktur bahasa sedangkan psikologi lebih mengkaji pada
prilaku dan proses manusia berbahasa

2. Teori Psikolinguistik Menurut Para Ahli

a) Tervoort (1972), beliau menerangkan psikolinguistik itu merupakan bidang


atau disiplin ilmu pengetahuan dengan menggunakan teori linguistik untuk
menganalisis proses mental yang menjadi objek bahasa manusia.

https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/Proceedings
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol: I No: I (Oktober 2021) 7 dari 8

b) Ronald W. Langacker (1968), psikolinguistik merupakan disiplin ilmu


mengenai behavior atau perilaku linguistik.

c) Emmon Bach (1964), beliau menerangkan psikolinguistik itu adalah ilmu


yang pada dasarnya untuk meneliti bagaimana pembicara atau pengguna
bahasa membangun kalimat bahasanya tersebut.
d) Palmatier (1972), pskolinguistik merupakan ilmu yang menelaah bagaimana
perkembangan bahasa pada anak-anak, yang menjadi pengenalan teori
linguistik kedalam masalah psikologis.
e) Henry Guntur tarigan (1977), psikolinguistik merupakan importasi kajian ilmu
linguistik kedalam ilmu psikologi.
f) Widjajanti W.D (1986), mengemukakan bahwa psikolinguistik yaitu
menganalisis bagaimana proses-proses mental yang terjadi pada waktu
menggunakan bahasa dan terdiri dari produksi, pamahaman, dan belajar.
g) Harley (2001), psikolinguistik merupakan kajian ilmu yang mana menjelaskan
tentang proses-proses mental dalam pemakaian bahasa
3. Ciri-ciri Psikolinguistik

Pada dasarnya psikoliguistik yang telah di uraikan atau di jelaskan diatas


terdapat beberapa ciri-ciri yang mungkin tepat pada ilmu psikolinguistik yaitu:

1. Ilmu psikolinguistik ini mengkaji atau membahas bagaimana proses-


proses hubungan antara bahasa dengan mind (pikiran) atau otak, yang mana
hal ini adalah logika dari sisi pendengar dan juga pembicara yang
menggunakan bahasa.
2. Ilmu ini juga berhubungan secara langsung dengan proses-proses
penyandian (encoding) dan pemahaman sandi (decoding).
3. Ilmu psikolinguistik menelaah pengetahuan bahasa, penggunaan
bahasa, serta perubahan pada bahasa.
4. Mengkaji proses yang terjadi kepada pengguna bahasa dan pendengar
yang mana objeknya atau kaitannya dengan bahasa.
5. Menitik beratkan kepada pembahsan mengenai bagaimana perolehan
bahasa serta perilaku linguistik.
6. Menjadi kebutuhan dalam berekpersi dan berkomunikasi ataupun
interaksi.
7. Menjadi suatu perkembangan bagi bahasa anak.
Ilmu psikolinguistik menjadi kaitan dengan proses psikologis dalam
membangun atau memahami kalimat.

4. Metode Psikolinguistik

Setelah menguraikan beberapa penjelasan diatas mengenai psikolinguistik


yang mana ilmu ini telah digunakan sangat luas sebagai teori yang fundamental

https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/Proceedings
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol: I No: I (Oktober 2021) 8 dari 8

untuk mengembangkan metode pengajaran bahasa. Dan berikut merupakan


metode-metode psikolinguistik yaitu:

1. Metode Alami, metode tersebut telah dikembangkan oleh tokoh


bernama Trancy D. Terrel. Metode ini adalah reproduksi bagaimana manusia
mendapatkan atau memperoleh bahasa secara alami. Metode alami menolak
metode lain seperti metode audiolingual. Dan prinsip metode psikoliguistik
ini adalah penguasaan terhadap bahasa yang mana bergantung untuk belajar
keterampilan bahasa dan aturan aturan dalam bahasa.
2. Metode Respon Fisik Total, metode ini merupakan kompetensi bahasa
akan meningkat yang mana melibatkan sensorik kinestetik sistem dalam
berbahasa. Hal ini terlahat dalam penggunaan bahasa anak-anak yang
mengaharuskan mereka itu lebih banyak bergerak fisik. Karena itu
pemahaman lebih utama dibandingkan produksi ucapan.
3. Sugestopedia, metode ini diperkenalkan oleh tokoh yang beranama
Georgy Lazanov, yang mana beliau mengemukakan metode ini sebagai
berikut:
a. Manusia dapat mengatur kehidupannya dan bahkan mengarahkan
dirinya ke arah yang santai dan berpikir terbuka hal ini dapat merangsang
saraf untuk merespon dan mengolah informasi dengan mudah,
b. saat mengajar kita bisa mengarah para siswa dengan merilekskan tubuh
dan pikiran maka dengan hal tersebut akan mengumpulkan kemampuan
hypermnestic dan membuat supermemori,
c. Lebih perbanyak dialog dengan para siswa seperti menekankan kosa kata
dll.
5. Tujuan Psikolinguistik

Disiplin ilmu Psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi


yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang
didengarkannya pada waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan
berbahasa itu diperoleh oleh manusia. Sehingga seorang psikolinguistik
mencoba untuk menemukan struktur dan proses yang melandasi kemampuan
manusia untuk berbicara dan memahami bahasa. Psikolinguis tidak tertarik
pada interaksi bahasa di antara para penutur bahasa, yang mereka kerjakan
terutama ialah menggali apa yang terjadi ketika individu berbahasa. Menurut
Gleason dan Ratner kajian Psikolinguistik membahas tiga masalah utama, yang
meliputi:

a. Sebuah pemahaman: bagaimana orang memahami bahasa lisan dan


tertulis. Termasuk investigasi tentang bagaimana sinyal percakapan
ditafsirkan oleh pendengar (speech perception), bagaimana maksud dari
setiap kata ditentukan (lexical access), bagaimana struktur gramatikal
dari sebuah kalimat dianalisis untuk diperoleh maksud dari bagian unit

https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/Proceedings
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol: I No: I (Oktober 2021) 9 dari 8

terbesar (sentence processing), dan bagaimana percakapan panjang atau


teks secara tepat dirumuskan dan dievaluasi (discourse).
b. Produksi ujaran: bagaimana orang menghasilkan bahasa. Kita belajar
tentang kemungkinan alami tentang proses produksi ujaran dari
kesalahan pembicara (speech errors) dan dari jeda dalam irama yang
sedang berlangsung penghubungan pembicaran ( hesitation and pausal
phenomena).
c. Akuisisi: bagaimana orang belajar bahasa. Fokus utama dalam domain
adalah tentang bagimana anak-anak memperoleh bahasa pertamanya
(developmental psycholinguistics).
Maka berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
psikolinguistik adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa
diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakekat bahasa dan
pemerolehannya. Dengan kata lain psikolinguistik mencoba menerangkan
hakekat struktur bahasa dan bagaimana struktur itu diperoleh, digunakan pada
waktu bertutur dan pada waktu memahami kalimat-kalimat peneturan itu.

B. Penerapan Psikolinguistik Terhadap Anak


1. Pemerolehan Bahasa Pertama

Dalam proses penguasaan bahasa pertama, istilah "perolehan" biasanya


digunakan untuk menggambarkan perkembangan yang terjadi pada seseorang
sejak lahir. Bahasa akan digunakan oleh anak secara alami untuk berkomunikasi.
Bahasa ibu, atau percakapan ibu, adalah bahasa pertama yang dipelajari dan
digunakan oleh seorang anak.

Menurut Prastyaningsih:2001 Pemerolehan bahasa juga dikenal sebagai


akuisisi bahasa, adalah proses yang terjadi di otak anak-anak saat mereka
belajar bahasa pertama mereka atau bahasa ibu mereka. Pembelajaran bahasa
berbeda dari pemerolehan bahasa. Pembelajaran bahasa adalah proses yang
terjadi ketika seorang anak belajar bahasa kedua setelah bahasa pertamanya
dipelajari. Pemerolehan bahasa adalah proses yang dibutuhkan oleh anak-anak
untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis dan teori yang semakin kompleks,
serta teori-teori yang masih terpendam atau tersembunyi, yang dapat
ditemukan dalam ucapan orang tua mereka sampai mereka memilih
berdasarkan ukuran atau takaran penilaian, tata bahasa yang baik dan paling
sederhana. Pertama kali seseorang belajar bahasa sesuai dengan kemampuan
kognitifnya disebut dengan pemerolehan bahasa.

2. Peran Orang-orang Terdekat dalam Pemerolehan Bahasa Pertama

Bahasa adalah sistem komunikasi manusia yang terdiri dari kata-kata, isyarat,
dan tulisan. Karena anak-anak adalah pembelajar konstruktif, perkembangan
bahasa mereka dimulai saat mereka masih dalam kandungan. Anak-anak

https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/Proceedings
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol: I No: I (Oktober 2021) 10 dari 8

belajar bahasa dan konsep penting tanpa instruksi khusus. Bahasa pertama
yang dipelajari anak adalah bahasa daerah, karena bahasa daerah adalah
bahasa pertama yang digunakan sebagai bahasa pengantar dalam keluarga,
atau bahasa ibu (BI). Bahasa ibu yang digunakan setiap saat seringkali dibawa
ke situasi formal atau resmi, di mana bahasa Indonesia harus digunakan dengan
baik dan benar.

Pengembangan bahasa yang akan dipelajarinya di lembaga formal


dipengaruhi secara signifikan oleh orang tua dan lingkungannya. Proses
penguasaan bahasa pertama dikendalikan dari luar, yaitu oleh pengaruh yang
diberikan dari lingkungan, seperti yang dijelaskan dalam aliran behavioristik
Tolla dalam Indrawati dan Oktariana. Orang tua adalah tokoh penting bagi
anak-anak. Oleh karena itu, tidak heran jika mereka melakukan hal yang sama
seperti orang tua mereka. Anak-anak selalu meniru apa pun yang mereka lihat
di keluarga dan lingkungan mereka untuk mendapatkan pengetahuan
baru. Bahasa apa pun yang dipelajari anak akan tertanam dalam pikiran mereka
sebagai bahasa itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa anak sangat
memperhatikan keberadaan orang tua berbicara dalam keluarga (bahasa ibu),
karena anak mempunyai sifat meniru.

3. Macam-macam Teori Pemerolehan Bahasa


a) Teori Behaviorisme oleh B.F. Skinner
Menurut teori behaviorisme ini, elemen perilaku kebahasaan yang dapat
diamati secara langsung dan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan
reaksi (reaksi) sangat diperhatikan. Membuat reaksi yang tepat terhadap
rangsangan merupakan kunci untuk perilaku bahasa yang efektif. Apabila
reaksi itu dibenarkan, reaksi ini akan menjadi kebiasaan.
b) Teori Nativisme oleh Chomsky
Teori dasar yang mendasari istilah "nativis" adalah bahwa pemerolehan
bahasa sudah ditakdirkan sejak lahir, karena bakat genetik kita memengaruhi
kemampuan kita untuk memahami bahasa yang ada di sekitar kita.
Akibatnya, sistem bahasa yang tertanam dalam diri kita telah dibangun.
c) Teori Kognitivisme
Perkembangan kognitif adalah hal pertama yang harus dicapai, menurut
teori kognitivisme. Setelah perkembangan kognitif, keterampilan berbahasa
baru dapat dianggap sebagai produk akhir dari pengetahuan. Dari lahir
hingga 18 bulan, anak-anak dianggap tidak memiliki bahasa karena mereka
hanya mengenal benda visual dan menggunakan indra mereka untuk
memahami dunia.
d) Teori Interaksionisme
Menurut teori interaksionisme, pemerolehan bahasa adalah hasil dari
interaksi antara kemampuan mental anak dalam pembelajaran dan
lingkungan bahasanya. Ini terkait dengan interaksi antara "input" dan
kemampuan internal anak.

https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/Proceedings
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol: I No: I (Oktober 2021) 11 dari 8

4. Mekanisme Pemerolehan Bahasa


a) Imitasi, Pemerolehan bahasa terjadi ketika anak meniru kosa kata atau gaya
bahasa orang yang sangat mempengaruhi mereka, biasanya orang tua atau
pengasuh.
b) Pengkondisian, B.F. Skinner menciptakan mekanisme ini. Mekanisme
pengkondisian terhadap ucapan anak dikaitkan dengan kejadian. Oleh
karena itu, kosa kata awal anak adalah kata benda.
c) Kognisi sosial, Anak-anak memperoleh pemahaman kata (semantic) karena
mekanisme atensi bersama membantu mereka memahami alasan mengapa
seseorang membuat fonem.

5. Proses Pemerolehan Bahasa Pertama


a) Kompetensi

Penguasaan tata bahasa secara tidak disadari disebut kompetensi dan dibawa
oleh setiap anak sejak lahir. Namun, untuk mencapai kompetensi ini, anak-
anak perlu dilatih.

b) Performansi

Pemahaman dan penerbitan kalimat adalah dua proses yang membentuk


performansi anak.

6. Proses Pemerolehan Bahasa Kedua


Pemerolehan bahasa kedua tidak sama dengan belajar bahasa pertama. Saat
belajar pemerolehan bahasa pertama siswa belajar dari awal(anak-anak belum
menguasai bahasa apa pun), dan perkembangan fisik dan mental mereka
seiring dengan perkembangan bahasa pertama. Namun, ketika mereka belajar
bahasa kedua, siswa sudah menguasai bahasa pertama dengan baik, dan
perkembangan fisik dan mental mereka tidak seiring dengan perkembangan
bahasa kedua. Selain itu, memperoleh bahasa pertama dilakukan secara
informal dan dengan motivasi tinggi, sedangkan memperoleh bahasa kedua
dilakukan secara formal dan tanpa motivasi tinggi. Karena bahasa kedua tidak
digunakan dalam komunikasi sehari-hari di masyarakatnya. Pada dasarnya
pemerolehan bahasa kedua di bagi menjadi:
1. Secara terpimpin
2. Secara alamiah
Pemerolehan B1 dikenal sebagai akuisisi (acquisition), sedangkan
pemerolehan B2 dikenal sebagai pembelajaran (learning). Pemerolehan B1
terjadi secara spontan, sedangkan pembelajaran B2 terstruktur.
Banyak faktor memengaruhi pentingnya pembelajaran bahasa kedua.
Penggunaan bahasa ibu atau bahasa lokal tertentu memengaruhi proses dan
pemerolehan bahasa kedua. Pembelajaran bahasa kedua ini dimulai dengan
pendidikan formal atau lingkungan. Penguasaan bahasa pertama anak-anak

https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/Proceedings
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol: I No: I (Oktober 2021) 12 dari 8

terjadi tanpa sadar, sedangkan pemerolehan bahasa kedua terjadi dengan


sadar.

7. Dampak Bahasa Ibu (Bahasa Pertama) dalam Pemerolehan Bahasa


Kedua
Pemerolehan bahasa pertama (B1) secara jelas mempengaruhi kemampuan
anak untuk belajar bahasa kedua (B2), misalnya bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Bahasa pertama adalah bahasa ibu, yang dipelajari oleh anak-anak pada
awal pemerolehan bahasa, sehingga umumnya bahasa pertama (B1) adalah
bahasa daerah. Pemerolehan bahasa kedua dilakukan melalui proses, yang
membutuhkan keterlibatan anak-anak.
8. Peran Lingkungan dalam Pemerolehan Bahasa Kedua
Bahasa yang digunakan oleh orang-orang di sekitarnya sangat penting
untuk pemerolehan bahasa keduanya. Bahasa orang tua juga terbatas pada
peran bahasa pengasuh atau saudara dalam keluarga terhadap pemerolehan
bahasa pertama. Ada empat hal dari lingkungan yang berpengaruh dalam
pemerolehan bahasa kedua, yaitu:
1. Sifat alami bahasa sasaran
2. Cara pembelajar dalam berkomunikasi
3. Adanya acuan yang konkret
4. Model bahasa sasaran
C. Hasil Penerapan Psikolinguistik Terhadap Anak

Menurut Dardjowidjojo istilah pemerolehan dipakai untuk padanan istilah


inggris acquisition, yang merupakan suatu proses penguasaan bahasa yang
dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya
(Fatmawati, 2015). Pemerolehan bahasa ini bergantung pada lingkungan sosial,
tingkat kognitif dan media pembelajaran yang dimiliki anak usia dini, serta
lingkungan disekitarnya selama proses belajar.

Penelitian yang dilaksanakan sejak tanggal 11 Juli sampai 19 Agustus tahun


2023 di KOBER As-Asalam yang beralamat di Desa Budiharja Kabupaten
Bandung Barat menunjukkan bahwa peran psikolinguistik dalam pembelajaran
di sekolah dapat dilaksanakan dengan baik dan menstimulasi kognitif anak.
Dari sudut pandang psikologis, anak harus didahulukan telah mengembangkan
kemampuan kognitifnya untuk membedakan sesuatu bentuk maupun warna.
Mainan berbentuk bintang, bulat, lonjong, ikan, burung,dan sebagainya.
Dengan kemampuan kognitif tersebut, anak dapat membedakan garis lurus,
bundaran, bengkokan, setengah lingkaran, dan lain-lain.

Anak juga pernah mengasosiasikan sesuatu dengan sesuatu lainnya. Anak


tidak dapat mulai membaca kecuali dia menyadari bahwa apa yang dia katakan
dapat dikaitkan dengan mencoret-coret pada selembar kertas. Dia harus
mengembangkan kemampuan menggunakan simbol. Simbolisasi ini

https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/Proceedings
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol: I No: I (Oktober 2021) 13 dari 8

diperlukan karena anak pasti sudah menyadari bahwa apa yang tersimpan
dalam ingatannya dalam bentuk suara kini dapat disimbolkan dalam bentuk
huruf. Tentu saja, tempat di otak untuk bunyi dan huruf terpisah.

Sama halnya seperti kegiatan dalam pembelajaran di KOBER As-Salam Desa


Budiharja,para guru memberikan materi tentang angka dengan cara menyanyi
dan menyimbolkannya pada suatu benda. Media audio merupakan media
pembelajaran yang berisi pesan-pesan dan hanya mengandalkan keterampilan
suara yang dapat merangsang pikiran,perasaan, perhatian dan kemauan anak
untuk belajar. Media ini lebih bergantung pada indera pendengaran anak.
Ketika anak disuguhkan lagu yang mengenalkan kosa kata,angka atau bahkan
pengucapan untuk pemerolehan bahasa, anak pun cenderung meniru dan
mengimajinasikan suara yang mereka dengar untuk membantu mereka
menguasai bahasa atau materi lebih cepat, para guru menyampaikan materi
angka dengan contoh angka 1 disimbolkan dengan pensil dikarenakan angka
satu memiliki bentuk yang sama dengan pensil yaitu berbentuk lurus,lalu angka
2 disimbolkan dengan hewan bebek dikarenakan keduanya memiliki bentuk
yang sama yaitu bengkokan,lalu angka 3 disimbolkan dengan burung yang
sedang terbang,dan seterusnya. lalu setelah itu para guru memastikan bahwa
anak sudah dapat menghafal angka atau belum dengan cara memberikan
pertanyaan kepada anak-anak,hampir semua anak menjawab dengan benar
maka dari itu dengan media audio,serta pengucapan yang berulang anak dapat
memperoleh bahasa atau materi dengan cepat.

Selain materi tentang angka,para guru juga memberikan materi tentang


bentuk-bentuk. para guru membuat kertas warni-warni dengan bentuk 1 buah
bulat,1 buah segitiga,1 buah persegi,dan 4 buah persegi panjang.

seperti gambar diatas, para guru menyimbolkan bentuk segitiga sebagai


topi,bulat disimbolkan sebagai kepala,persegi disimbolkan sebagai badan,lalu

https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/Proceedings
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol: I No: I (Oktober 2021) 14 dari 8

2 buah persegi panjang disimbolkan sebagai tangan dan 2 buah sisanya


disimbolkan sebagai kaki,maka dari itu bentuk-bentuk tersebut membentuk
sebuah orang. dari kegiatan tersebut anak-anak KOBER As-Salam dapat
menyebutkan bentuk-bentuk dengan mudah,mereka mengimajinasikan
bentuk-bentuk tersebut dengan benda-benda disekitarnya.

Hasil pengolahan data penelitian menunjukkan bahwa anak-anak KOBER As-


Salam dapat memahami materi dengan cepat dengan cara menyimbolkannya
terhadap suatu benda atau pun imajinasi yang mereka pikirkan. Terlaksananya
dengan baik kegiatan pembelajaran dalam menstimulasi kognitif anak di
KOBER As-Salam ini tidak terlepas dari dukungan dan kesiapan sekolah untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.

Dapat penulis simpulkan bahwa kedua kegiatan ini terlaksana dengan baik
karena direncanakan secara terstruktur.Sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai, maka rangsangan kognitif anak berkembang sesuai dengan yang
diharapkan.

E. PENUTUP

Dalam penerapan pendekatan psikolinguistik pada proses pembelajaran bahasa,


yang salah satunya dapat digunakan sebagai pola interaksi yang sangat efektif dalam
menjadi pola interaksi dengan sesama, terutama pada media pembelajaran ini
memudahkan murid untuk berinteraksi di kelasnya dimana interaksi ini dilakukan oleh
guru dan murid. Guru menjadi tenaga pendidik tang dimana ia ditutut tidak hnya
mampu merencanakan materi namun harus juga bisa dalam menciptakan iklim yang
komunikatif dalam kegiatan belajar mengajarnya. Kemahiran guru dalam
berkomunikasi tentunya merupakan hal yang penting, dimana guru harus bisa
membangun komunikasi yang baik dengan murid nya.

Psikolinguistik ini sangat penting juga untuk murid dimana mereka harus mengerti
bahasanya agar bisa berkomunikasi dengan baik, psikolinguistik ini sebaiknya
diterapkan mulai dari anak usia dini agar mereka cepat menangkap nya, hal ini pun
bukan lah sesuatu yang mudah untuk diajarkan tertuma kepada anak TK karena
mereka belum bisa melakukan komunikasi dengan baik dan harus dibantu oleh guru
ataupun orang tua, diumur anak TK seperti itu guru harus pintar-pintar menggunakan
berbagai media untuk mengajarkan psikolinguistik ini kepada anak-anak dengan
warna, bentuk dan berbagai media lainnya sehingga anak mampu menangkap lebih
cepat. Namun tak semua anak bisa cepat menangkap apa yang diajarkan maka dengan
adanya psikolinguistik ini guru harus bisa membangun komunikasi yang baik dengan
murid agar murid lebih cepat tanggap dalam proses pembelajarannya.

F. UCAPAN TERIMA KASIH

https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/Proceedings
Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol: I No: I (Oktober 2021) 15 dari 8

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
berkat, rahmat dan karunia serta mukzizat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
artikel ini dengan judul Implementasi Psikolinguistik Sebagai Metode Pembelajaran
Terhadap Anak Kober As-Salam Desa Budiharja.

Tidak ada persembahan terbaik yang dapat penulis berikan selain rasa ucapan
terimakasih kepada pihak yang telah banyak membantu penulis.

Secara khusus, penulis mengucapkan terimakasih kepada (sebutkan nama dosen


atau tokoh) selaku dosen pembimbing, meluangkan waktu, merelakan tenaga dan
pikiran serta turut memberi perhatian dalam memberikan pendampingan selama kami
melakukan kuliah kerja nyata ( KKN)

Mohon maaf apala terjadi kesalahan atau kekeliruan, penulis sangat


mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk menuju perbaikan dan
penyepurnaan pada artikel ini

Akhir kata dari kami, semoga ilmu yang dibagikan bermanfaat untuk
kedepannya. Wassalamualaikum Wr Wb.

G. DAFTAR PUSTAKA

Dr. Rohmani Nur Indah, M. (2018). Teori-Teori Psikolinguistik.

Sopyan, Sopyan, Odien Rosidin, Peran Psikolinguistik, Pembelajaran Bahasa, Dan Pengajaran,
Pada Sekolah, and Menengah Atas. 2022. “How to Cite: PERAN PSIKOLINGUISTIK
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN PENGAJARAN PADA SEKOLAH MENENGAH
ATAS” 7 (5).

Suharti, Sri, MPd Wakhibah Dwi Khusnah, MPd Sri Ningsih, MHum Jamaluddin Shiddiq, MPd
Nanda Saputra, MPd Heri Kuswoyo, MHum Novita Maulidya Jalal, Psikolog Putri Wulan
Dhari, MPd Ratna Susanti, and MPd Jhon Hericson Purba. n.d. KAJIAN
PSIKOLINGUISTIK. http://penerbitzaini.com.

Pahenra, P. (2021). Optimalisasi Guru Dalam Membuat media Pembelajaran Untuk


mestimulasi Kemampuan Kognitif anak usia dini. Journal of Education and
Teaching (JET), 1(2), 67–74. https://doi.org/10.51454/jet.v1i2.16

Swastyastu, L. T. J. (2020). MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMEROLEHAN


BAHASA KEDUA ANAK USIA DINI. : : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5.

“Bahan Ajar: Psikolinguistik.” n.d. https://doi.org/10.31219/osf.io/9hveb.

https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/Proceedings

Anda mungkin juga menyukai