Anda di halaman 1dari 50

PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN DALAM

MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BAHASA


INGGRIS DI SMPN 2 WONOSARI GUNUNGKIDUL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta


untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Pendidikan

Oleh :

Desiana Novitasari
NIM 17101241014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal skripsi yang berjudul : “Peran kepala sekolah sebagai pemimpin


dalam meningkatkan kompetensi profesional guru bahasa inggris di SMPN 2
Wonosari Gunungkidul” yang disusun oleh :

Nama : Desiana Noviasari


NIM : 17101241014
Prodi : Manajemen Pendidikan
Jurusan : Administrasi Pendidikan
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan

Telah diketahui dan disetujui pada tanggal 12 Januari 2022 sebagai


proposal pengambilan data dan penelitian Tugas Akhir skripsi.

Yogyakarta, 12 Januari 2022

Mengetahui, Diketahui
Ketua Jurusan Dosen pembimbing

Dwi Esti A., M.Pd., M.Ed., Ed.D Dra. M.M. Wahyuningrum, M.M
NIP. 19770510 2001 12 2 005 NIP. 19571021 1984 03 2 001

Mengetahui
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama,

Dr. Cepi Safruddin abdul Jahar, M.Pd.


NIP. 197408311999031002
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada proses pembelajaran, pendidik merupakan bagian terpenting

dalam menentukan kualitas pembelajaran. Selain itu pendidik juga dituntut

untuk membuat pembelajaran yang menyenangkan dan tidak

membosankan. Untuk itu, diperlukan pendidik yang kreatif, profesional,

menyenangkan, sehingga dapat memberikan kemudahan belajar bagi

peserta didik secara efektif dan efisien. Berdasarkan kenyataan itu

pemerintah maupun semua elemen yang terkait dunia pendidikan terus

berusaha keras untuk menjawab tantangan itu, kurikulum yang berlaku

disekolah sudah mengalami perubahan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal juga memerlukan

kemampuan atau kompetensi dasar guru yang meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi social, kompetensi professional dan kompetensi

kepribadian. Berbicara mengenai kompetensi profesional berarti berbicara

tentang seberapa guru dapat memberikan pelayanan pembelajaran terhadap

peserta didiknya. Karena kompetensi profesional merupakan kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

menghubungkan isi materi pemebelajaran dengan memanfaatkan

menggunakan teknologi komunikasi dan informasi serta memberikan

bimbingankepada peserta didik yang sesuai dengan standar nasional

1
pendidikan. Oleh karena itu, guru dituntut harus memiliki wawasan yang

luas serta penguasaan mengenai konsep teoritik, mampu memilih model,

strategi, dan metode yang tepat dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

(Sudjana dalam Rusman, 2017) menyatakan bahwa pembelajaran

adalah upaya yang sadar dan sistematik untuk menciptakan kondisi

interaksi edukatif atau komunikasi antara pendidik dan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran. Pembelajaran akan berjalan lancar apabila adanya

interaksi antara pendidik dan peserta didik. Terdapat beberapa komponen

dalam pembelajaran meliputi: kurikulum, materi, metode, media, evaluasi,

peserta didik dan pendidik. Untuk menciptakan pembelajaran yang baik

maka diperlukan keprofesionalan pendidik.

Kepala sekolah merupakan alat penggerak, penentu arah kebijakan

sekolah, yang menentukan bagaimana tujuan sekolah dan pendidikan pada

umumnya yang dapat direalisasikan, termasuk dalam peningkatan

kompetensi tenaga pendidik. Kepala sekolah juga merupakan salah satu

komponen yang berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 Tahun 1990

bahwa “Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan

pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya,

dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.”

2
Peran kepala sekolah menurut (Mulyasa, 2006) yaitu: kepala sekolah

sebagai manjer, kepala sekolah sebagai supervisor, kepala sekolah sebagai

pimpinan/leader, kepala sekolah sebagai inovaor, kepala sekolah sebagai

motivator/pembangkit minat. Dalam melaksanakan peran tersebut kepala

sekolah memiliki tanggungjawab ganda yaitu melaksanakan administrasi

sekolah sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang baik, dan

melaksanakan supervisi sehingga guru-guru bertambah kompeten dalam

menjalankan tugas-tugas pengajaran dalam membimbing pertumbuhan

peserta didik.

Kepala sekolah yang berhasil menurut (Wahyosumidjo, 2001) adalah

apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang

kompleks. Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala

sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu

sekolah. Bahkan lebih jauh studi kasus tersebut menyimpulkan bahwa

peran kepala sekolah sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab

yang tinggi, karena keberhasilan sekolah juga keberhasilan kepala sekolah.

Berbagai pendekatanpun sudah banyak dilakukan terutama di sekolah-

sekolah pemerintah. Namun kendala besar yang masih dihadapi adalah

masalah kompetensi profesional guru dalam mengajarkan berbagai mata

pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran bahasa inggris. Bahasa

Inggris menjadi mata pelajaran wajib, tetapi kenyataannya menunjukan

bahwa sampai tingkat sekolah menengah pertama (SMP) siswa belum

mampu menggunakan bahasa inggris baik aktif maupun pasif. Bahasa

3
Inggris sebagai bahasa internasional yang penggunannya mencakup

berbagai aspek kehidupan maka pelajaran bahasa Inggris di pandang

penting diajarkan di sekolah baik untuk bisa memahami teks berbahasa

Inggris pada berbagai tulisan ilmiah, menyerap berbagai informasi dari

berbagai media masa maupun dalam memenuhi prasyaratan dalam dunia

kerja. Oleh karena itu sekolah memiliki kewajiban untuk meningkatkan

kemampuan atau kecakapan peserta didik dalam berbahasa inggris.

Masalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam meningkatkan

kompetensi profesional guru bahasa inggris salah satunya terdapat sekolah

menengah pertama (SMP) Negeri 2 Wonosari yang berada di Jl. Veteran

no , Trimulyo, Kepek, kecamtan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.

SMPN 2 Wonosari ini pada tahun 2015 adalah sekolah bilingual, namun

seiring berjalannya waktu capaian prestasi siswa SMPN 2 Wonosari

mengalami penurunan prestasi bahasa inggris dalam 3 tahun belakangan ini

(2017-2020).

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMPN 2 Wonosari

masih ditemukan guru dengan kekeliruan dalam memahami peserta didik

terutama dalam menyampaikan pembelajaran. Guru masih menggunakan

metode yang tidak bervariasi sehingga peserta didik kurang termotivasi

dalam mengikuti pembelajaran bahasa inggris. Hal lain yang dapat

ditemukan adalah kurangnya kemampuan guru untuk memahami cara

belajar peserta didik sehingga berimbas pada kurangnya pengetahuan

4
mengenai kebutuhan peserta didik agar mampu memahami materi yang

disampaikan.

Dari hasil observasi penulis di SMPN 2 Wonosari ditemukan faktor

yang mempengaruhi kurangnya keprofesionalismean guru. Faktor yang

mempengaruhinya yaitu kurangnya peran Kepala Sekolah sebagai

pemimpin dalam meningkatkan kompetensi profesional guru bahasa

inggris. Ditandai dengan kurangnya kepala sekolah dalam melakukan

pembinaan dan pengarahan kepada guru untuk meningkatkan kompetensi

profesional guru tersebut.

Untuk itulah perlu dilakukan pengkajian dan penelitian yang bekaitan

dengan “Peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam meningkatkan

kompetensi profesional guru bahasa inggris di SMPN 2 Wonosari

Gunungkidul”

B. Identifikasi Masalah

1. Kurangnya peran kepala sekolah memberikan petunjuk dan

pengawasan

2. Media yang ada disekolah belum semua dimanfaatkan dengan baik

3. Pelaksanaan proses pembelajaran belum terlaksana secara produktif

4. Kepala sekolah belum bisa melakukan komunikasi interpersonal

secara maksimal

5. Metode mengajar yang digunakan guru belum bervariasi

5
C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada studi tentang Peran kepala sekolah

sebagai pemimpin dalam meningkatkan kompetensi profesional guru bahasa

inggris di SMPN 2 Wonosari Gunungkidul.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kompetensi profesional yang dimiliki guru bahasa inggris

di SMPN 2 Wonosari?

2. Bagaimana Peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam

meningkatkan kompetensi profesional guru bahasa inggris di SMPN 2

Wonosari?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan :

1. Mendiskripsikan kompetensi profesional yang dimiliki guru bahasa

inggris di SMPN 2 Wonosari

2. Mendiskripsikan Peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam

meningkatkan kompetensi profesional guru bahasa inggris di SMPN 2

Wonosari

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka hasil penelitian

diharapkan daat memberi manfaat untuk semua pihak. Manfaat dari adanya

penelitian ini adalah sebagai berikut:

6
1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

untuk digunakan sebagai salah satu bahan kajian dan memperkaya

kajian teori untuk penelitian selanjutnya terutama yang

berhubungan dengan peran kepala sekolah sebagai pemimpin

dalam meningkatan kompetensi guru SMP mata pelajaran bahasa

Inggris di Kabupaten Gunungkidul.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan

wawasan mahasiswa tentang Peran kepala sekolah sebagai

pemimpin dalam meningkatkan kompetensi profesional guru

bahasa inggris di SMPN 2 Wonosari Gunungkidul.

b. Bagi guru bahasa Inggris

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukkan bagi

guru bahasa Inggris untuk meningkatkan kompetensi guru

khususnya kompetensi profesional.

c. Bagi Stakeholder terkait

Sebagai rekomendasi untuk meningkatkan kompetensi Guru

se Kabupaten Gunungkidul

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Peran Kepala Sekolah

a. Pengertian Peran

Peran dapat diartikan sebagai langkah yang diambil seseorang

atau kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Peran menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti sebagai berikut:

“Peran adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok

orang dalam suatu peristiwa atau bagian yang dimainkan seseorang

dalam suatu peristiwa.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia.1996:751).

Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya

yang berjudul Sosiologi (Suatu Pengantar) mengemukakan pengertian

peran yaitu:

“Peran lebih banyak menunjukan pada fungsi, penyesuaian diri dan


sebagai suatu proses, jadi tepatnya adalah bahwa seseorang
menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta
menjalankan suatu peran”. (Soerjono Soekanto, 2012)

Lebih lanjut Soerjono Soekanto menjelaskan aspek – aspek peran

yaitu:

1) Peran meliputi norma–norma yang dihubungkan dengan posisi

seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merpakan

rangkaian peraturan–peraturan yang membimbing seseorang

dalam kehidupan masyarakat.

8
2) Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam msayarakat organisasi.

3) Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

Peran dapat diartikan sebagai penilaian sejauh mana fungsi

seseorang atau kelompok dalam menunjang upaya pencapaian tujuan

yang ditetapkan yang merupakan hubungan sebab akibat. Peran

merupakan aspek yang berhubungan dengan hak dan kewajiban. Peran

merupakan konsep fungsi yang diharapkan dari seseorang atau

menjadi karakteristik yang ada padanya, peran merupakan bagian

tugas utama yang harus dilakukan yang diharapkan dapat menyertai

suatu status. (Komarudin, 1994: 768). Berdasarkan pendapat diatas

maka dapat disimpulkan bahwa peran merupakan tindakan yang

dilakukan oleh individu atau kelompok organisasi dalam mengahadapi

suatu peristiwa dengan cara – cara tertentu.

b. Pengertian Kepala Sekolah

Kata kepala sekolah terdiri dari dua kata kunci yaitu "Kepala"

dan "Sekolah". Kepala berarti ketua atau pemimpin dalam sebuah

organisasi atau lembaga. Sedangkan Sekolah adalah sebuah lembaga

tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian diambil

kesimpulan yang sederhana bahwa kepala sekolah berarti seorang

tenaga fungsional guru yang diberi tugas memimpin suatu lembaga

9
pendidikan di mana terjadi proses belajar mengajar (Wahyu Sumidjo,

1999).

Menurut (Wahjosumidjo, 1998) Kepala sekolah adalah tenaga

fungsional guru yang diberikan tugas untuk memimpin suatu lembaga

dimana di selenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana

terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik

yang menerima pelajaran. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12

ayat 1 PP 28 Tahun 1990 bahwa “ Kepala Sekolah bertanggung jawab

atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah,

pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta

pemeliharaan sarana dan prasarana.

c. Tugas Kepala Sekolah

Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kepala

Sekolah berdasarkan Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018. Mengacu

pada Pasal 15 Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 Tentang

Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah, dinyatakan bahwa Tugas

Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:

1) Beban kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan

tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan

supervisi kepada Guru dan tenaga kependidikan.

2) Beban kerja Kepala Sekolah bertujuan untuk mengembangkan

sekolah dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 (delapan)

standar nasional pendidikan.

10
3) Dalam hal terjadi kekurangan guru pada satuan pendidikan,

Kepala Sekolah dapat melaksanakan tugas pembelajaran atau

pembimbingan agar proses pembelajaran atau pembimbingan

tetap berlangsung pada satuan pendidikan yang bersangkutan.

4) Kepala Sekolah yang melaksanakan tugas pembelajaran atau

pembimbingan, tugas pembelajaran atau pembimbingan tersebut

merupakan tugas tambahan di luar tu gas pokoknya.

5) Beban kerja bagi kepala sekolah yang ditempatkan di SILN selain

melaksanakan beban kerja juga melaksanakan promosi

kebudayaan Indonesia.

Sedangkan berdasarkan Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010

tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, Pasal 12

ayat (4) menyatakan bahwa penilaian kinerja kepala sekolah meliputi:

1) usaha pengembangan sekolah/ madrasah yang

dilakukan selama menjabat kepala sekolah/madrasah.

2) peningkatan kualitas sekolah/madrasah berdasarkan 8 (delapan)

standar nasional pendidikan selama di bawah kepemimpinan yang

bersangkutan

3) usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala

sekolah/madrasah.

Penilaian kinerja kepala sekolah dilaksanakan berdasarkan

tupoksinya. Oleh sebab itu, Tugas Pokok Dan Fungsi Kepala Sekolah

(tupoksi) kepala sekolah mengacu pada tiga (3)

11
butir di atas. Tupoksi kepala sekolah juga harus mengacu pada

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar pengelolaan

sekolah, meliputi

1) perencanaan program

2) pelaksanaan rencana kerja

3) pengawasan dan evaluasi

4) kepemimpinan sekolah

5) sistem informasi sekolah

d. Peran Kepala Sekolah

Menurut (Departemen Pendidikan Nasional 2006) Untuk

mendorong visinya dalam meningkatkan kualitas tenaga kependidikan

kepala sekolah harus mempunyai peran. (Mulyasa, 2006) menjelaskan

ada tujuh tugas pokok atau peran kepala sekolah yaitu: kepala sekolah

sebagai manjer, kepala sekolah sebagai supervisor, kepala sekolah

sebagai pimpinan/leader, kepala sekolah sebagai inovator, kepala

sekolah sebagai motivator/pembangkit minat. sebagai berikut :

1) Kepala sekolah sebagai pendidik (educator).

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses

pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang

utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan

komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum

dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan

sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya,

12
sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan

mendorong agar para guru dapat secara terus menerus

meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar

dapat berjalan efektif dan efisien (Mulyasa, 2006)

2) Kepala sekolah sebagai supervisor

Peran kepala sekolah menurut (Mulyasa, 2006) sebagai

supervisor adalah dengan menyelenggarakan supervisi secara

berkala untuk mengetahui sejauh mana guru mampu

melaksanakan pembelajaran. supervisi dapat dilakukan melalui

kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran

secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan

metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam

proses pembelajaran. Hasil dari supervisi ini, dapat diketahui

kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan

pembelajaran tingkat penguasaan kompetensi guru yang

bersangkutan.

3) Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)

Kepala sekolah sebagai leader menurut (Mulyasa, 2006)

harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan,

meningkatkan kemampuan tenaga pendidikan, membuka

komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.

4) Kepala sekolah sebagai motivator

13
Kepala sekolah sebagai motivator menurut (Mulyasa, 2006)

memiliki peran yaitu :

a) Melaksankan pembinaan baik guru maupun karyawan yang

ada disekolah.

b) Melaksanakan pembaruan untuk menggali sumber daya yang

ada di komite sekolah maupun masyarakat

c) Melakukan pembaruan dalam kurikulum dan KBM

Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan

lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin,dorongan, penghargaan

secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui

pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).

Seperti yang sudah dikemukakan oleh (Mulyasa, 2006) peneliti

menyimpulkan bahwa kepala sekolah berperan sebagai orang yang

menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi dan

mengarahkan orang-orang yang ada didalam lembaga pendidikan

untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan tersebut. Agar relevan

dengan penelitian ini lebih difokuskan mengenai peran kepala sekolah

sebagai pemimpin.

Kepala sekolah sebagai leader menurut (Wahjosumidjo, 1997)

harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian serta

pengetahuan administrasi dan pengawasan. (Saiful Segala, 2005)

menejelaskan bahwa kemampuan yang harus diwujudkan kepala

sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan

14
terhadap tenaga pendidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan

mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi. (Akhmad

Sudrajad, 2009) mengatakan bahwa Kepemimpinan seseorang sangat

berkaitan dengan kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai

pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat sebagai barikut: jujur,

percaya diri, tanggungjawab, berani mengambil resiko dan keputusan,

berjiwa besar, emosi yang stabil, dan teladan.

Dari pengertian beberapa ahli diatas penulis menyimpulkan

bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki hak dalam

mengambil keputusan dalam mengelola guru maupun staff yang ada di

sekolah. Peran yang harus dilakukan kepala sekolah sebagai pemimpin

adalah bertanggung jawab atas segala hal yang ada di sekolah agar

guru, staff dan siswa untuk menyadari tujuan sekolah yang telah

ditetapkan. Kepala sekolah harus memberi bimbingan, koordinasi,

pengawasan dan pembinaaan kepada guru, staff maupun siswa.

2. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin

Pemimpin mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada

sudut pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang

bersangkutan, misalnya dari perspektif individual dan aspek dari fenomena

yang paling menarik perhatian. Sutisna dalam (E. Mulyasa, 2006)

mengatakan pemimpin sebagai “proses mempengaruhi kegiatan seseorang

atau kelompok dalam usaha kearah pencapai tujuan dalam situasi tertentu”.

15
Menurut (Nawawi, 2003) pemimpin adalah suatu kegiatan untuk

mempengaruhi perilaku orang-orang agar bekerja sama menuju kepada

suatu tujuan tertentu yang mereka inginkan bersama. Dari beberapa definisi

mengenai pemimpin maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya

pemimpin merupakan kemampuan seseorang dalam memimpin dan

mempengaruhi bawahannya agar dapat bekerja dengan baik sehingga

tercapainya tujuan yang diinginkan.

(Supardi, 2010) Bagi seorang kepala sekolah diera desentralisasi

sekarang mengetahui tiga jenis pemimpin yang dianggap representative

untuk diterapkan, yaitu pemimpin transaksional, transformasional, dan

visioner. Kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki peran strategis dalam

kerangka manajemen dan kepala sekolah merupakan salah satu faktor

terpenting dalam menunjang keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan

sekolah yang telah ditetapkan.

Kepala sekolah adalah pengelola satuan pendidikan yang bertugas

menghimpun, memanfaatkan, mengoptimalkan seluruh potensi dan SDM,

sumber daya lingkungan (sarana dan prasarana) serta sumber dana yang

ada untuk membina sekolah dan masyarakat sekolah yang dikelolanya.

Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan

sekolah sebagai organiasi yang kompleks dan unik, serta mampu

melaksanakan peran kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung

jawab untuk memimpin sekolah.

16
Kepemimpinan adalah proses pemimpin dalam mengarahkan

bawahan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara

memotivasi, mengambil keputusan, mengawasi, mengarahkan,

mempengaruhi, dan cara lain yang dapat dilakukan agar bawahan tetap

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Sedangkan Kepala Sekolah

adalah guru yang diberikan tanggungjawab yang lebih tinggi untuk

memimpin sekolah karena memiliki kemampuan untuk memimpin dan

mengarahkan sumberdaya yang ada disekolah untuk mencapai tujuan

pendidikan yang telah ada.

Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif memiliki kriteria

sebagai berikut (mulyasa, 2007) :

a) Kepala sekolah harus mampu memberdayakan guru-guru untuk

melaksanakan poses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.

b) Kepala sekolah harus dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang

menjadi tugas dan tanggungjawabnya dengan waktu yang telah

ditetapkan.

c) Kepala sekolah harus mampu menjalin hubungan yang harmonis

dengan masyarakat baik masyarakat disekitar lingkungan kerja

ataupun masyarakat dilain tempat sehingga dapat melibatkan secara

aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.

d) Kepala sekolah harus mampu menerapkan prinsip kepemimpinan yang

sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan karyawan sekolah.

e) Kepala sekolah harus mampu bekerja dengan tim manajemen.

17
f) Kepala sekolah harus berusaha agar berhasil mewujudkan tujuan

sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan kepala sekolah

adalah proses memimpin dan mengarahkan bawahan yang dilakukan oleh

kepala sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

dengan cara mengambil keputusan, mengawasi, mengarahkan,

mempengaruhi, dan cara lain yang dapat dilakukan agar bawahan tetap

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

3. Kajian Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi Guru

Secara hariah, kompetensi berasal dari kata cometence yang

artinya kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Adapun secara

etimologi, menurut Sutrisno (Amika Sapan dkk, 2017), kompetensi

diartikan sebagai dimensi perilaku keahlian atau keunggulan

seorang pemimpin atau staf mempunyai keterampilan,

pengetahuan, dan perilaku yang baik.

Pasal 10 ayat (1) Undang-undang guru dan dosen no. 14 tahun

2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah

merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum

18
dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial dan profesional.

Menurut Undang-undnag Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan

dikuasi oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan. Wujud profesional atau tidak tenaga pendidik

diwujudkan dengan sertifikat pendidik. Dalam pasal 1 ayat (12)

ditegaskan “sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai

pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga

profesional.

Menurut Mulyasa (2007): “kompetensi guru merupakan

perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial,

dan spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar

profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman

terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,

pengembangan pribadi dan profesionalitas.”

Menurut Cut Fitriani dkk (2017), kompetensi guru diartikan

sebagai penguasaan terhadap suatu tugas (mengajar dan mendidik),

keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk

menunjang keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukannya.

19
Menurut Agus Dudung (2018) kompetensi itu sendiri merupakan

seperangkat penegtahuan keterampilan dan perilaku tugas yang

harus dimiliki. Setelah dimiliki, tentu harus dihayati, dikuasai, dan

diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan

di dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran.

Berdasarkan pendapatan beberapa tokoh dapat disimpulkan

bahwa kompetensi guru adalah suatu kemampuan, keterampilan

yang harus dikuasi dan dimiliki oleh guru untuk keberhasilan

dalam suatu pembelajaran

b. Jenis- jenis Kompetensi Guru

Standar pendidikan dan tenaga kependidikan dalam aspek

kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang sekolah

menengah pertama meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

Mulyasa (2010: 75) mengemukakan bahwa kompetensi dan

pengalaman belajar dari empat kompetensi tersebut yaitu

kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional yang

harus dimiliki oleh guru dan dosen. (Payong, 2011) juga

menjelaskan kompetensi tersebut, yaitu:

1) Kompetensi Pedagogis

(Payong, 2011) mengemukakan Kompetensi Pedagogis guru

dituntut untuk membuat peserta didik mau ikut serta dalam proses

20
pembelajaran, terkait hal itu maka seorang guru harus memiliki

kemampuan dikdatik dan metodiknya yang baik sebagai pendidik

dan pembimbing peserta didik.

2) Kompetensi Profesional

Menurut (Payong, 2011) Kompetensi professional

merupakan kemampuan penguasaan materi dan bahan ajar secara

mendalam dan memiliki berbagai keahlihan dibidang pendidikan.

Dengan demikian sudah sepantasnya menjadi salah satu tuntutan

dalam kompetensi profesional dalam standar kompetensi yang

ditetapkan pemerintah.

3) Kompetensi Kepribadian

Menurut (Payong, 2011) Kompetensi kepribadian akan

sangat membantu upaya pengembangan karakter peserta didik

dalam kehidupan. Guru sebagai sosok yang bisa digugu (didengar

nasehatnya) dan ditiru (diikuti), secara psikologis peserta didik

cenderung merasa yakin dengan apa yang sedang diajarkan guru.

4) Kompetensi Sosial

Menurut (Payong, 2011) Kompetensi ini merupakan salah

satu kompetensi yang memiliki harapan bahwa seorang guru yang

profesional dan berkompeten meskipun dituntut untuk selalu

mengembangkan diri, memperdalam ilmu pengetahuan, dan

berkepribadian yang luhur tetap harus menjaga hubungan sosial

dengan orang lain. Pada kompetensi sosial memiliki standar

21
kompetensi yang mengatur bagaimana kemampuan seorang guru

dalam berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain, baik itu

peserta didik, rekan guru, orang tua peserta didik, kepala sekolah

maupun masyarakat. Selanjutnya peneliti menekankan pada

kompetensi profesional seperti pendapat dibawah.

4. Kompetensi Profesional Guru

a. Pengertian Kompetensi Profesional Guru

Menurut Hamzah Uno (2009:18) Kompetensi professional

guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki guru

untuk mengajar dalam proses pembelajaran untuk mencapai kata

berhasil. Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sesuai

dengan kompetensi yang dimiliki dan penekanan dalam

kemampuan mengajar peserta didik. Kompetensi professional guru

salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru dalam jenjang

pendidikan manapun.

Spencer dan Spencer dalam Hamzah B. Uno (2009: 63)

Kompetensi merupakan karakteristik yang menonjol bagi

seseorang cara berperilaku dan berfikir dalam segala situasi yang

berlangsung dalam periode waktu yang cukup lama. Kompetensi

menunjuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa

dilihat dari pikiran, sikap, dan perilaku.

22
Pendapat lain Satori (2010:22) mengemukakan bahwa guru

harus memiliki kompetensi dalam proses pembelajaran untuk

mencapai pendidikan yang berkualitas, efektif, efisian dan

mencapai tujuan dalam pembelajaran. Kompetensi tersebut dapat

dimiliki guru dengan cara melakukan pembinaan diri secara baik.

Sagala (2013: 23) yang mengatakan “Kompetensi merupakan

perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai

dengan kondisi yang diharapkan.

Kompetensi profesional merupakan keahlian dalam bidangnya

tentang penguasaan materi, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan

rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Kompetensi

pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik. Paling tidak, undang-undang ini menjadi langkah awal

dalam menata dan meningkatkan kualitas pendidikan nasional pada

setiap jenjang dan tingkatan.

Janawi (2012) mengatakan bahwa kompetensi profesional

merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan dasar tenaga

pendidik yang harus dikuasi dalam melaksanakan tugasnya sebagai

guru. Pendapat berbeda diterangkan Mulyasa (2009) kompetensi

profesional merupakan kemapuan, keahlian, kecakapan dasar

tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya

sebagai guru. Pendapat berbeda diterangkan Mulyasa (2009)

kompetensi profesional merupakan kompetensi yang harus

23
dikuasai guru dalam kaitanya dengan pelaksanaan tugas utamanya

mengajar.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat

(3) butir c dikemukakan bahwa: “kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang memungkinkan membimbing siswa memenuhi

standar kompetensi yang diterapkan dalam standar nasional

pendidikan.”

Kompetensi profesional mempunyai pengertian sebagai

kewengan yang berhubungan dengan tugas mengajar yang

mencakup:

1) penguasaan pada bidang studi yang diajarkan

2) memahami keadaan diri siswa

3) memahami prinsip-prinsip dan teknik mengajar

4) menguasai cabang-cabang ilmu pengetahan yang relevan


dengan bidang studinya

5) menghargai profesinya (Marno dan M. Idris, 2009).

Menurut Harsono dan Sofyan Arif (2010), kompetensi

profesional adalah kemampuan atas penguasaan materi pengajar

secara luas dan mendalam, dalam hal ini dituntut untuk menguasai

ilmu di bidang studi serta langkah kritis pendalaman isi bidang

studi berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Agus

24
Dudung (2018) kompetensi profesional guru merupakan

kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga

pendidik yang meliputi penguasaan pedagogik, pengetahuan,

metodologi, manajemen, dan sebagainya yang tercermin dalam

kinerja di lingkungan pendidikan.

Guru yang mempunyai kompetensi profesional harus mampu

memilah dan memilih serta mengelompokkan materi

pemebelajaran yang akan disampaikan kepada siswa sesuai dengan

jenisnya. Tanpa kompetensi tersebut dapat dipastikan bahwa guru

tersebut akan menghadapi berbagai kesulitan dalam membentuk

kompetensi siswa, bahkan akan gagal dalam melaksanakan

pembelajaran.

Berdasarkan pendapat beberapa tokoh dapat disimpulkan

bahwa kompetensi profesional guru adalah kemampuan/keahlihan

khusus dalam bidang pendidikan yang harus dimiliki guru untuk

mengajar peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Dimana kamampuan atau keterampilan guru

dalam penguasaan pada bidang studi yang diajarkan, memahami

keadaan diri peserta didik, memahami prinsip-prinsip dan teknik

mengajar, menguasai cabang-cabang ilmu pengetahan yang relevan

dengan bidang studinya, menghargai profesinya yang sesuai

dengan apa yang diajarkan secara luas dan mendalam.

25
b. Karakteristik Guru Profesional

Marselus R Payong (2011:44) menyatakan bahwa guru

profesional adalah seorang ahli bidang studi (subject matter

specialist). Setelah melewati proses pendidikan dan pelatihan yang

realtif lama (kurang lebih empat tahun untuk jenjang strata satu

(S1) ditambah dengan satu tahun pendidikan profesi, maka para

guru dinggap memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup

tentang isi mata pelajaran yang terkait dengan turuktur, konsep,

dan keilmuannya.

Ada lima ukuran seorang guru dinyatakan profesional.

Pertama, memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya.

Kedua, secara mendalam menguasai bahan ajar dan cara

mengerjakannya. Ketiga, bertanggung jawab memantau

kemampuan belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi.

Keempat, mampu berfikir sistematis dalam melakukan tugas dan

kelima, semestinya menjadi bagian dari masyarakat belajar

dilingkungan profesinya. Ciri-ciri guru profesional, antara lain:

1) Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya.

Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah siswanya.

2) Guru menguasai secara mandalam bahan/mata pelajaran yang

di ajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa. Bagi

guru hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

26
3) Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui

teknik evaluasi. Mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa

sampai tes hasil belajar.

4) Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan

belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu

untuk guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap

apa yang telah dilakukannya.

5) Guru seyogiannya merupakan bagian dari masyarakat belajar

dalam lingkungan profesinya, misalnya kalau di Indonesia,

PGRI dan organisasi lainnya.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Anis Handayani. (2018). Peran kepala sekolah dalam meningkatkat kinerja

guru. Jurnal manajemen pendidikan,Vol:5, No 1. Januari-Juni 2018. ”Peran

yang dimiliki oleh kepala sekolah memang begitu kompleks. Selain

berperan mengelola sekolah supaya menjadi efektif dan efisien, kepala

sekolah secara khusus juga harus mampu meningkatkan kinerja guru dalam

pembelajaran. Dan kepala sekolah sebagai pemimpin mampu memacu guru

dalam meningkatkan kinerja para guru dengan sungguh- sungguh dan

penuh dedikasi yang tinggi terhadap tugas yang diemban. Oleh karena itu,

tanpa adanya dukungan yang memadai dari kepala sekolah untuk

peningkatan kinerja guru, maka guru tidak akan sempurna melaksanakan

27
tugasnya, yaitu mendidik, melatih, membimbing, dan mengembangkan

potensi setiap siswa dengan maksimal”

Penelitian tersebut membahas masalah peran kepemimpinan kepala

sekolah dengan bentuk pernyataan yang berbeda dari pernyataan

penulis.yang membahas tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan

kompetensi profesional guru bahasa inggris.

2. Nana rihayu. (2017). Peran kepala sekolah dalam meningkatkan etos kerja

guru. Jurnal pendidikan,Vol:6, No 1.’’peran kepala sekolah Sebagai

pemimpin pendidikan, kepala sekolah menghadapi tanggung jawab yang

berat, untuk itu ia harus memiliki persiapan memadai dan bagaimana

mendelegir wewenang dan tanggung jawab sehingga ia dapat memusatkan

perhatiannya pada usaha-usaha pembinaan program pengajaran serta

memantau proses etos kinerja bagi setiap guru. Serta Seorang guru yang

mempunyai etos kerja yang tinggi, maka dia akan melaksanakan tugas-

tugasnya dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab yang tinggi.

Penelitian tersebut membahas masalah peran kepemimpinan kepala

sekolah dengan bentuk pernyataan yang berbeda dari pernyataan

penulis.yang membahas tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan

kompetensi profesional guru bahasa inggris.

C. Kerangka Berpikir

Semua penelitian memerlukan kerangka berpikir sebagai pijakan dalam

menentukan arah penelitian supaya penelitian lebih terfokus pada masalah

yang akan di kaji. Hal ini dilakukan guna menghindari perluasan pengertian

28
yang akan mengakibatkan penelitian menjadi tidak terfokus. Fokus dalam

penelitian ini adalah Peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam

meningkatkan kompetensi profesional guru bahasa inggris di SMPN 2

Wonosari Gunungkidul. Sebagai alur kerangka berpikir pada penelitian ini

akan dijelaskan sebagai berikut :

Peran Kepala Sekolah


SMPN 2 Wonosari sebagai
pemimpin

1. memberdayakan guru untuk melaksanakan


poses pembelajaran dengan baik, lancar, dan
produktif.
2. menyelesaikan tugas yang menjadi
tanggungjawabnya
3. menjalin hubungan yang harmonis dengan
masyarakat dalam rangka mewujudkan
tujuan sekolah dan pendidikan
4. bekerja dengan tim manajemen.

1. penguasaan pada bidang studi


yang diajarkan
Kompetensi Profesional Guru 2. memahami keadaan diri peserta
Bahasa Inggriss SMPN 2 didik
Wonosari 3. memahami prinsip-prinsip dan
teknik mengajar
4. menguasai cabang-cabang ilmu
pengetahan yang relevan
dengan bidang studinya

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir

29
D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi pertanyaan penelitian

adalah:

1. Bagaimana kompetensi profesional yang dimiliki guru bahasa inggris di

SMPN 2 Wonosari.

a. Bagaimana bapak/ibu memahamkan materi kepada peserta didik?

b. Bagaimana bapak/ibu menggunakan metode pembelajarannya?

c. Bagaimana variasi metode yang digunakan bapak/ibu dalam

pembelajaran?

d. Bagaimana bapak/ibu menguasi materi yang relevan dengan

pembelajarannya?

e. Bagaimana bapak/ibu meningkatkan kemapuan bidang studinya?

f. Bagaimana bapak/ibu memahami prinsip dan teknik mengajar?

2. Bagaimana Peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam meningkatkan

kompetensi profesional guru bahasa inggris di SMPN 2 Wonosari

Gunungkidul.

a. Bagaimana hak bapak dalam mengambil keputusan dalam

mengelola guru maupun staff yang ada di sekolah?

b. Bagaimana peran bappak dalam bertanggung jawab atas segala hal

(kompetensi guru, peserta didik, kurikulum) untuk mewujudkan

tujuan sekolah yang telah ditetapkan?

c. Bagaimana peran bapak dalam memberi bimbingan kepada guru

bahasa inggris maupun peserta didik terkait dengan metodenya?

30
d. Bagaimana peran bapak dalam memberi koordinasi, pengawasan

dan pembinaaan kepada guru bahasa inggris maupun peserta didik?

e. Bagaimana peran bapak dalam memberi pengawasan dan

pembinaaan kepada guru bahasa inggris maupun peserta didik?

31
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menggambarkan dan

mengungkapkan serta bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan.

Penelitian melalui pendekatan deskriptif kualitatif ini dimaksudkan

untuk mendeskripsikan, meguraikan, dan menggambarkan tentang Peran

kepala sekolah sebagai pemimpin dalam meningkatkan kompetensi

profesional guru bahasa inggris di SMPN 2 Wonosari Gunungkidul.

B. Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Wonosari

Gunungkidul. SMPN 2 Wonosari ini beralamat di Jl. Veteran no , Trimulyo,

Kepek, kecamtan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah SMPN 2 Wonosari

dan Guru Bahasa Inggris. Pemilihan kepala sekolah menjadi subyek

dikarenakan kepala sekolah sebagai pemimpin di SMPN 2 Wonosari, guru

bahasa inggris dijadikan sebagai subyek karena sebagai sasaran peningkatan

kompetensi profesional, dan peserta didik untuk kros cek.

32
D. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Peran kepala sekolah sebagai

pemimpin dalam meningkatkan kompetensi profesional guru bahasa inggris

di SMPN 2 Wonosari Gunungkidul.

E. Waktu Penelitian

Penelitian tersebut dilaksanakan selama .. bulan, sudah termasuk

pengumpulan data dan pengolahan hasil penelitian yaitu dari tanggal.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data berisi uraian tentang teknik-teknik yang

digunakan dalam mengumpulkan data yang cocok bagi penelitian kualitatif

antara lain wawancara, pengamatan partisipasi, penelitian melalui sejarah

kehidupan atau analisis dokumen. Teknik penentuan sampel dengan teknik

Purpossive Sampling. Sampling Purpossive adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013 : 85). Adapun metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan sejak awal penelitian dengan

mengamati kondisi dan aktivitas yang terjadi di SMPN 2 Wonosari

Gunungkidul.

2. Wawancara

Wawancara dalam (Sugiyono, 2013 : 231) yaitu “wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

33
topik tertentu”. Penelitian ini menggunakan wawancara bebas terpimpin

yang artinya peneliti telah mempersiapkan kerangka pertanyaan-

pertanyaan untuk disajikan tetapi cara bagaimana pertanyaan-pertanyaan

itu diajukan diserahkan kepada kebijakan peneliti. Wawancara dilakukan

untuk mendapatkan informasi dari semua pelaku yang terlibat dalam

proses pelaksaan Peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam

meningkatkan kompetensi profesional guru bahasa inggris di SMPN 2

Wonosari Gunungkidul.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada narasumber

yaitu kepala sekolah, guru bahasa inggris, dan peserta didik. Tujuan

wawancara adalah untuk memperoleh informasi secara mendalam

tentang Peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam meningkatkan

kompetensi profesional guru bahasa inggris di SMPN 2 Wonosari

Gunungkidul. Wawancara bertujuan untuk menggali info mengenai

Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru

bahasa inggris di SMPN 2 Wonosari Gunungkidul.

3. Dokumentasi

“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu

dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang “(Sugiyono, 2013 : 240). Dalam penelitian ini,

dokumentasi diperlukan sebagai pelengkap atau untuk menyamakan

persepsi data hasil wawancara dan observasi. Peneliti melakukan studi

dokumentasi dari arsip atau catatan-catatan yang ada, foto-foto, tabel,

34
bagan, catatan kejadian atau peristiwa-peristiwa tertentu yang dapat

memperkaya informasi dan mendukung hasil penelitian. Dokumentasi

pada penelitian dilakukan dengan pengambilan sumber data, arsip, dan

foto-foto kegiaatan yang dilakukan.

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu pengambilan

data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen, data yang dikumpulkan

dengan teknik dokumentasi ini cenderung meupakan data sekunder.

Fungsi dari penggunaan teknik ini adalah memperkuat hasil data yang

diperoleh melalui teknik wawancara dan observasi.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono dalam bukunya (2013: 102) instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel

penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti merupakan alat utama dalam

pengumpulan data. Selain sebagai alat utama dalam pengumpulan data

peneliti juga dibantu oleh pengumpul data yang lain seperti pedoman

observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, kamera, dan alat

tulis lainnya.

Instrumen pengumpulan data pada penelitian tersebut mencakup peran

apa saja yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin dalam

meningkatkan kompetensi profesional guru bahasa inggris di SMPN 2

Wonosari, bagaimana proses pembinaan dari stakeholder/pemerintah terkait.

35
Tabel 3. Kisi-kisi pengambilan data (wawancara, Observasi, dokumentasi)

No Aspek Sub aspek Sumber Data Teknik


Pengumpulan
Data
1. kompetensi a. guru bahasa inggris - Kepala sekolah - Wawancara
profesional memahamkan - Guru Bahasa Inggris - Observasi
yang dimiliki materi kepada - Peserta didik - dokumentasi
guru bahasa peserta didik
inggris di b. guru bahasa inggris
SMPN 2 menggunakan
Wonosari metode
pembelajarannya
c. variasi metode yang
digunakan guru
bahasa inggris
dalam pembelajaran
d. guru bahasa inggris
menguasi materi
yang relevan dengan
pembelajarannya
e. guru bahasa inggris
meningkatkan
kemapuan bidang
studinya
f. Guru bahasa inggris
memahami prinsip
dan teknik mengajar
2. Peran kepala a. hak Kepala sekolah - Kepala sekolah - Wawancara
sekolah sebagai dalam mengambil - Guru Bahasa Inggris - Observasi
pemimpin keputusan dalam - Peserta didik - Dokumentasi
dalam mengelola guru
meningkatkan maupun staff yang
kompetensi ada di sekolah
profesional guru b. peran kepala
bahasa inggris sekolah dalam
bertanggung jawab
atas segala hal
(kompetensi, peserta
didik, kurikulum)
yang ada di sekolah
untuk mewujudkan
tujuan sekolah yang
telah ditetapkan
c. peran Kepala
sekolah dalam

36
memberi bimbingan
kepada guru, staff
maupun peserta
didik
d. peran Kepala
sekolah dalam
memberi koordinasi,
pengawasan dan
pembinaaan kepada
guru bahasa
inggrismaupun
peserta didik
e. peran Kepala
sekolah dalam
memberi
pengawasan dan
pembinaaan kepada
guru bahasa inggris
maupun peserta
didik

H. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini dikelompokkan menjadi

dua bagian yaitu data utama dan data pendukung. Data utama diperoleh

melalui informan, yaitu orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan

sebagai fokus penelitian. Sedangkan data pendukung diperoleh dari doumen-

dokumen berupa catatan, rekaman, gambar, dan bahan-bahan lain yang dapat

mendukung penelitian ini.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

secara interaktif. Menurut Sugiyono (Sugiono 2013 : 245) dalam penelitian

kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan

dengan pengumpulan data. Terdapat empat aktivitas yang dilakukan dalam

37
penelitian ini yaitu, pengumpulan data, reduksi data, Display data, dan

penarikan kesimpulan.

1) Pengumpulan data merupakan proses yang berlangsung sepanjang

penelitian menggunakan seperangkat isntrumen melalui observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

2) Reduksi data menunjukkan proses seleksi, memfokuskan dan

mentransformasi data yang muncul pada lapangan.

3) Display data untuk menggambarkan kesimpulan dari informasi-

informasi yang diperoleh. Pada umumnya bentuk display data

kualitatif berbetuk teks narasi.

4) Menarik kesimpulan merupakan aktivitas analisis pada awal

pengumpulan data, memutuskan suatu makna dari informasi yang

didapat dan dilakukan suatu penarikan kesimpulan.

I. Keabsahan Data

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu (Sugiyono, 2013:273). Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi

sumber yaitu membandingkan dan mengecek ulang kebenaran suatu

informasi yang diperoleh melalui beberapa sumber dan kepada sumber sama

dengan teknik yang berbeda. Penelitian dengan metode triangulasi , maka

keabsahan lebih terjamin, karena pada prinsipnya dalam penelitian kualitatif

ini adalah bagaimana diperoleh data faktual sesuai dengan fenomena yang

38
terjadi. Sehingga hasil analisis data dapat menghasilkan informasi yang

faktual sesuai dengan tujuan penelitian.

Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada. Triangulasi digunakan tidak semata – mata untuk mencari

kebenaran tentang seberapa fenomena, akan tetapi lebih pada peningkatan

pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan (Sugiono, 2016: 241).

Triangulasi sumber dilakukan dengan mengecek ulang dan membandingkan

data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan kepala Sekolah

SMPN 2 Wonosari, Guru Bahasa Inggris, dinas pendidikan, pemuda dan

olahraga. Hasil crosscheck tersebut dideskripsikan dan dikelompokkan sesuai

kesamaan pandangan antara sumber untuk memperoleh kesimpulan.

39
DAFTAR PUSTAKA

Bogdan dan Taylor, 1975 dalam J. Moleong, Lexy. 1989. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remadja Karya.

Didi pianda (2018), Kinerja guru. Jawa Barat: CV Jejak,

Feralys Nouvauli M. kompetensi Guru dalam peningkatan prestasi belajar pada


SMP Negeri dalam kota Banda Aceh, Jurnal Administrasi Pendidikan.
Vol 3 no 1, 2015KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
[Online] Available at: https://kbbi.web.id/pendidik, [Diakses 03 Agustus
2021].

Kunandar (2010), Guru Profesional, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

Marselus R. Payong (2011), Sertifikasi Profesi Guru, Jakarta: Indeks,

Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP


Press

Nurjanah. (2011). Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Siswa


Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah se
Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal, Tahun 2010. Institut Agama
Islam Negeri Walisongo

Oemar Hamalik,(2006) ,Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan


Kompetensi, Jakarta: Bumi Aksara.

Rusman. (2017). Belajar & Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta:Kencana

Soetjipto (1999) , Profesi Keguruan,Jakarta: Rineka Cipta.

Sudarwan Danim (2010), Pengantar Kependidikan. Bandung: Alfabeta,

Sugiyono, (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Suyanto dan Asep, Menjadi Guru Profesional “Strategi Meningkatkan Kualifikasi


dan Kualitas Guru di Era Global”, Jakarta : Erlangga. 2013

Syarifuddin Nurdin dan Basyaruddin Usman (2002), Guru Profesional dan


Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers.

40
Tim Prima Peta, 2001, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Gita
MedikaUndang-undang Nomor. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Kementerrian Pendidikan Nasional. Jakarta.

41
Lampiran 1. Pedoman Observasi

No Aspek Deskripsi

1 Kompetensi profesional yang dimiliki guru


bahsa inggris
2 Peran kepala sekolah dalam meningkatkan
kompetensi profesional guru bahasa inggris di
SMPN 2 Wonosari Gunungkidul
3 Profil SMPN 2 Wonosari : kondisi geografis

4 Fasilitas : Sarana dan Prasarana

6 Sumber Daya Manusia:


a. Keadaan Kepala Sekolah
b.Keadaan Guru
c. Keadaan Staff

42
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

Pedoman Wawancara
Untuk Kepala Sekolah SMPN 2 Wonosari

Identitas Diri
Nama : (Laki-laki/Perempuan)
Jabatan :
Pendidikan Terakhir :

1. Bagaimana bapak pada saat mengamati guru bahasa inggris mengajar?

Apakah ada kesulitan?

2. Media seperti apa yang dapat memahamkan peserta didik terkait materi

yang diberikan?

3. Bagaimana guru bahasa inggris menggunakan metode pembelajarannya?

4. Bagaimana variasi metode yang digunakan guru bahasa inggris dalam

pembelajaran?

5. Bagaimana guru bahasa inggris dalam mengembangkan metode

pembelajaran?

6. Bagaimana guru bahasa inggris menguasi materi yang relevan dengan

pembelajarannya?

7. Bagaimana guru bahasa inggris meningkatkan kemapuan bidang

studinya?

43
8. Apakah guru bahasa inggris mengalami kendala dalam proses

penyampaian materi ajarnya?

9. Bagaimana hak bapak dalam mengambil keputusan dalam mengelola

guru bahasa inggris yang ada di sekolah?

10. Bagaimana peran bapak dalam bertanggung jawab atas segala hal yang

ada di sekolah agar guru bahasa inggris dan peserta didik untuk

mewujudkan tujuan sekolah yang telah ditetapkan?

11. Bagaimana peran bapak dalam memberi bimbingan kepada guru bahasa

inggris maupun peserta didik?

12. Bagaimana peran bapak dalam memberi pengawasan dan pembinaaan

kepada guru bahasa inggris maupun peserta didik?

13. Bagaimana peran bapak dalam memberikan pembinaan guru bahasa

inggris terkait metode dan media pembelajarannya?

14. Bagaimana peran bapak dalam memberikan pengawasan guru bahasa

inggris terkait metode dan media pembelajarannya?

44
Lampiran 3. Pedoman Wawancara Guru Bahasa Inggris

Pedoman Wawancara
Untuk Guru Bahasa Inggris
SMPN 2 Wonosari Gunungkidul

Identitas Diri
Nama : (Laki-laki/Perempuan)
Jabatan :
Pendidikan Terakhir :

1. Bagaimana bapak/ibu memahamkan materi kepada peserta didik?

2. Media seperti apa yang dapat memahamkan peserta didik terkait

materi yang diberikan?

3. Bagaimana bapak/ibu menggunakan metode pembelajarannya?

4. Bagaimana variasi metode yang digunakan bapak/ibu dalam

pembelajaran?

5. Bagaimana bapak/ibu menguasi materi yang relevan dengan

pembelajarannya?

6. Bagaimana bapak/ibu dalam mengembangkan metode pembelajarann?

7. Bagaimana bapak/ibu meningkatkan kemapuan bidang studinya?

8. Bagaimana hak Kepala sekolah dalam mengambil keputusan dalam

mengelola guru bahasa inggris yang ada di sekolah?

45
9. Bagaimana peran kepala sekolah dalam bertanggung jawab atas segala

hal yang ada di sekolah agar guru bahasa inggris dan siswa untuk

mewujudkan tujuan sekolah yang telah ditetapkan?

10. Bagaimana bapak/ ibu dalam meningkatkan kompetensi profesional?

11. Bagaimana peran Kepala sekolah dalam memberi koordinasi kepada

guru bahasa inggris maupun peserta didik?

12. Bagaimana peran Kepala sekolah dalam memberi pengawasan dan

pembinaaan kepada guru bahasa inggris maupun peserta didik?

46
Lampiran 4. Pedoman Wawancara peserta didik

Pedoman Wawancara
Untuk Peserta didik
SMPN 2 Wonosari Gunungkidul

Identitas Diri
Nama : (Laki-laki/Perempuan)
kelas :

1. Pada saat pembelajaran bahasa inggris apakah peserta didik mudah

memahaminya?

2. Media apa yang biasanya digunakan guru bahasa inggris pada

saatpembelajaran?

3. Bagaimana variasi pembelajaran yang dilakukan guru bahasa ingris?

4. Bagaimana materi yang diberikan guru bahasa inggris?

5. Apakah penjelasan bapak/ibu guru mudah dipahami ?

6. Apakah media yang digunakan pada saat pembelajaran sudah tepat dengan

materi yang disampaikan?

7. Bagaimana pembinaan dari kepala sekolah?

8. Bagaimana koordinasi dari kepala sekolah?

47
Lampiran 5. Pedoman Dokumentasi

Pedoman Dokumentasi
Peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam meningkatkan kompetensi
profesional guru bahasa inggris di SMPN 2 Wonosari Gunungkidul.

A. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam meningkatkan kompetensi


profesional guru bahasa inggris di SMPN 2 Wonosari Gunungkidul Melalui
Arsip Tertulis
1. Struktur organisasi kepengurusan di SMPN 2 Wonosari
2. Data guru bahasa inggris
B. Dokumentasi Penunjang Melalui Arsip Tertulis
1. Sejarah berdirinya SMPN 2 Wonosari
2. Visi, Misi, dan Tujuan
3. Data pengurus SMPN 2 Wonosari
4. Kegiatan SMPN 2 Wonosari
C. Dokumentasi Penunjang Melalui Foto
1. Gedung kesekretariatan
2. Fasilitas, sarana dan prasarana SMPN 2 Wonosari
3. Pelaksanaan Program Kerja SMPN 2 Wonosari

48

Anda mungkin juga menyukai