Anda di halaman 1dari 13

KETERBATASAN SUMBER TENAGA PENDIDIK DI SDN 2 CIPAREUAN

PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

Pahmi Paujiah1, Vina Alvia Nur Rahmah2, Yora Fuji Yulianti3, dan Tri Cahyanto4

1
Pendidikan Bahasa Inggris, UIN Sunan Gunung Djati Bandung; pahmipaujiah27@gmail.com,
Pendidikan Matematika, UIN Sunan Gunung Djati Bandung; vinana61100@gmail.com, 3Pendidikan
2

Guru Madraasah Ibtidaiyah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung ; yorafujiyulianti@gmail.com


4

Abstrak

Penelitian ini berfokus pada keterbatasan sumber tenaga pendidik pada jenjang sekolah
dasar yang dipengaruhi oleh status Bahasa Inggris sebagai muatan lokal atau sebagai mata
pelajaran tambahan. Penghapusan pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar menjadi muatan
lokal tentu tidak menghapus pentingnya pembelajaran tersebut. Walaupun hanya menjadi mata
pelajaran tambahan Bahasa Inggris di sekolah dasar dapat dikreasikan dan terus dikembangkan
oleh para guru. Pembelajaran Bahasa Inggris sebagai alat ekspresi memerlukan kepercayaan diri
yang tinggi bagi siswa sehingga penting bagi siswa untuk membangun kepercayaan diri dalam
proses pembelajaran. Permasalahan yang ditemukan di lapangan berdasarkan hasil observasi
adalah kurangnya perhatian guru dan fasilitas yang kurang mendukung terhadap mata pelajaran
Bahasa Inggris sedangkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris sangat tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kurangnya sumber tenaga pendidik di
SDN 2 Cipareuan pada pembelajaran bahasa Inggris dan untuk memberikan solusi alternatif
terhadap permasalahan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif
dengan sumber data berupa hasil observasi lapangan dan wawancara. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan pada hasil wawancara menunjukan bahwa…

Kata Kunci : Bahasa Inggris, Pembelajaran, dan Tenaga Pendidik

Abstrack

This study focuses on the limited resources of educators at the elementary school, which are
influenced by the status of English as a local content or as an additional subject. The abolition of
English learning in elementary schools as local content certainly does not erase the importance
of such learning. Even though it is only an additional subject, English in elementary schools can
be created and continuously developed by teachers. Learning English as a means of expression
requires high self-confidence for students so it is important for students to build confidence in
the learning process. The problems found in the field based on the results of observations are the
lack of attention of teachers and facilities that are less supportive of English subjects while
students' interest in learning English subjects is very high. This study aims to determine the
factors causing the lack of teaching resources at SDN 2 Cipareuan in learning English and to
provide alternative solutions to these problems. The research method used is descriptive
qualitative with data sources in the form of field observations and interviews. Based on research
conducted on the results of the interview, it shows that…

1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan sesuatu kebutuhan yang sangat penting di zaman era
globalisasi saat ini, karena pendidikan merupakan aset masa depan yang harus dimiliki
oleh setiap orang untuk mengembangkan pengetahuan maupun keterampilannya agar
dapat mengikuti perkembangan zaman di era globalisasi yang semakin maju.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta
didik baik secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung
seperti dengan menggunakan media, model, dan metode pembelajaran. Pendidik sebagai
garda terdepan dalam pendidikan memiliki tugas untuk mengajar, mendidik, memberikan
arahan serta bimbingan, melatih, memberikan penilaian, dan evaluasi.
Tenaga pendidik merupakan seseorang yang mendapat amanah untuk mendidik
anak-anaknya agar mereka mampu untuk mengembangkan bakat dan kreativitasnya.
Tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar biasa disebut sebagai guru. Guru
menurut Djamarah. 2015:250 merupakan seseorang yang memberikan pengetahuan
kepada anak didik atau tenaga profesional yang dapat menjadikan murid-muridnya untuk
merencanakan, menganalisis, dan menyimpulkan masalah yang dihadapi. (Djamarah &
Bahri, 2015) . Kualitas pendidikan memiliki ketergantungan pada banyak faktor
misalnya: guru, kurikulum, sarana prasarana, biaya, sistem pengelolaam, iklim kerja dan
siswa sendiri. Diantara sekian banyak faktor , pendidik dinilai memiliki peran kunci
dalam pencapaian kualitas . Hampir semua usaha reformasi pendidikan seperti
pembaharuan kurikulum dan penerapan metode pembelajaran baru akhirnya tergantung
pada pendidik.
Pendidik memiliki tugas yang berat dalam menstransfer pengetahuan kepada
peserta didik. (Nur, 2009). Pendidik merupakan kunci keberhasilan pendidikan, sehingga
pendidik memiliki kedudukan yang sangat penting. Pendidik dituntut untuk memiliki
akhlak yang terpuji, baik dihadapan guru maupun dihadapin masyarakat. Dengan
demikian pendidik disamping bertuga sebagai orang yang mentransfer ilmu pengetahuan,
ia pun bertugas dalam mentransfer nilai nilai positif kepada peserta didik. Dalam
mencapai tugasnya seorang pendidik harus menjadi panutan baik disekolah maupun
dimasyarakat. Tanpa keteladanan yang dimilikinya proses transformasi ilmu dan nilai
tidak dapat berjalan dengan baik. Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program
pendidikan di sekolah memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai tujuan
pendidikan. Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan,
terutama dalam memberikan motivasi kepada siswa sehingga mampu meningkatkan
kualitas pendidikan demi mencerdaskan kehidupan bangsa.

Peranan guru menjadi motif daya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu guru perlu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik untuk memperoleh hasil
belajar yang optimal demi tercapainya suatu tujuan tertentu. Dalam pengelolaan
pembelajaran, guru memegang peran yang sangat penting. Guru merupakan pelaksana
proses belajar mengajar sehingga keberhasilan pengajarannya sangat menentukan
keberhasilan pendidikan pada umumnya. Hasil kajian teoritik menunjukkan bahwa
pengeleloaan pembelajaran (learning management) dalam tugas-tugas fungsional guru
akan terlaksana secara efektif dan efisien apabila guru mampu melakukan perannya
sebagai manager of instruction dalam menciptakan situasi belajar melalui pemanfaatan
fasilitas belajar mengajar. (Salmaa, Anggraeni, & Furi, 2021)

Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan salah satu skill yang saat ini menjadi
sebuah kebutuhan untuk dapat melangkah maju baik di kancah nasional maupun
internasional. Bahasa Inggris merupakan bahasa penghubung di dunia ini, yang hampir
semua orang mengetahui Bahasa Inggris baik sebagai pemula maupun native speaker ini
dari (Ratminingsih 2017 : 1). Ada empat komponen bahasa yang harus diterapkan pada
pembelajaran Bahasa Inggris, yaitu listening, speaking, reading, dan writing. Dengan
mempelajari empat kemampuan yang dapat memberi tumpuan kepada siswa untuk
berkomunikasi untuk menerapkan Bahasa Inggris pada kehidupannya (Usman ET AL
2019). Maka, berdasarkan hal tersebut pemerintah mematenkan Bahasa Inggris menjadi
mata pelajaran muatan lokal di sekolah.

Di SDN 2 Cipareuan, Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran muatan lokal pilihan
kedua dengan berbagai keterbatasan yang dihadapi. Diantaranya, keterbatasan sumber
tenaga pendidik untuk mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran tambahan
dan keterbatasan sumber pembelajaran seperti buku, media pembelajaran, dan fasilitas
yang tidak mendukung padahal setelah melakukan percobaan pembelajaran Bahasa
Inggris selama dua minggu di kelas empat dan lima, siswa memberikan respon baik
dalam proses pembelajaran.

Maka dari itu, dibutuhkan kesiapan dari guru dalam menghadapi pembelajaran di
kelas karena persiapan pendidik terhadap proses pembelajaran merupakan hal yang
sangat mendasar, tidak hanya mempengaruhi mutu pembelajaran yang akan diberikan
tetapi akan mempengaruhi perilaku peserta didik. Persiapan guru yang baik akan
membantu dalam mengarahkan peserta didik baik respon terhadap materi yang
disampaikan maupun suasana yang berlangsung selama pembelajaran. Persiapan guru
terhadap pembelajaran ditunjukkan oleh capaian indikator-indikator mutu proses dan
hasil belajar mengajar. Semua indikator tersebut menggambarkan tindakan guru dalam
kegiatan pembelajaran dan persiapan yang telah dilakukan oleh tenaga pendidik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kurangnya sumber


tenaga pendidik dan kesiapan guru dalam proses pembelajaran di SDN 2 Cipareuan pada
pembelajaran bahasa Inggris dan untuk memberikan solusi alternatif terhadap
permasalahan tersebut.

2. Metode Pengabdian
Pengabdian yang dilakukan oleh kelompok 249 ini menggunakan metodelogi
SISDAMAS. KKN Reguler Sisdamas adalah Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan
secara luring di lokasi yang sudah ditentukan berbasis pemberdayaan masyarakat.
Pelaksanaan KKN Reguler Sisdamas dikemas dengan memadukan antara proses belajar
sosial bagi peserta KKN, pengabdian kepada masyarakat, dan riset sosial melalui
tahapan-tahapan (Dr. H. Aep Kusnawan, 2022). KKN dengan metode SISDAMAS ini
memiliki 4 siklus yakni Siklus I: Refleksi atau Pemetaan Sosial, Siklus II: Penyusunan
Program, Siklus III: Pelaksanaan Program, Siklus IV: Evaluasi dan Pelaporan.

Pada Siklus I. Refleksi atau Pemetaan Sosial, kelompok 249 melakukan observasi
untuk mengetahui keadaan sekolah SDN 2 Cipareuan yang terdapat di Desa Cipareuan,
Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut. Dari observasi tersebut menghasilkan kesimpulan
bahwasannya SDN 2 Cipareuan memilki keterbatasan dalam sumber tenaga pendidik
dalam mata pelajaran Bahasa Inggris atau bisa dikatakan tidak ada guru untuk mata
pelajaran Bahasa Inggris di sekolah tersebut. Adapun kendala lain yaitu terdapat beberapa
siswa yang terlambat dalam kemampuan membaca dan menulis sehingga tertinggal oleh
teman-teman sekelasnya serta kurangnya fasilitas yang memadai dalam proses
pembelajaran di kelas.

Kemudian pada Siklus II. Penyusunan Program, didasarkan pada hasil observasi
yang dilakukan pada Siklus I, kelompok 249 KKN SISDAMAS 2022 menyusun program
– program kerja yang dapat membantu sekaligus menyelesaikan permasalahan –
permasalahan yang dihadapi oleh sekolah tersebut, khususnya untuk kelas atas yang
menerapkan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai muatan lokal. Kami menyusun
beberapa program diantaranya : Mengadakan kelompok belajar yang terdiri dari aspek
membaca, menulis dan berhitung khusunya pembelajaran Bahasa Inggris yang dilakukan
setiap hari Senin-Kamis di waktu sore. Program lain yang telah kami rencanakan yaitu
percobaan mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris selama dua pekan untuk kelas IV dan
V.

Dari hasil penyusun program kerja pada Siklus II, program kerja tersebut
langsung dijalankan pada Siklus III sekaligus monitoring dari jalannya penerapan
program – program kerja yang tersusun.

Lalu pada siklus terakhir yaitu Siklus IV, dilakukan evaluasi dari hasil penerapan
dan pelaksanaan program kerja, sekaligus penyusunan laporan dari seluruh rangkaian
kegiatan KKN SISDAMAS 2022 Kelompok 249 di Desa Cipareuan selama 30 hari waktu
pelaksanaan pengabdian.

Program – program yang disusun berfokus pada pembelajaran Bahasa Inggris


yang dilakukan di kelas IV dan V untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap
pembelajaran Bahasa Inggris. Selain itu, kami berfokus pada kelompok belajar yang
dilakukan di posko yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berbagai aspek seperti pemahaman Bahasa Inggris, membaca, menulis, berhitung dan
aspek keagamaan. Dalam program pembelajaran Bahasa Inggris, kami mencoba
menerapkan 4 kemampuan yang harus dipenuhi dalam Bahasa Inggris

Evaluasi yang dilakukan dari penerapan program-program yang tersusun adalah


untuk mengukur seberapa optimal pembelajaran Bahasa Inggris yang telah dirancang di
SDN 2 Cipareuan oleh kelompok KKN 249 yang memiliki keterbatasan tenaga pendidik
pada mata pelajaran Bahasa Inggris serta dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk
tertarik dalam pembelajaran Bahasa Inggris.

Dampak dari program pembelajaran Bahasa Inggris di SDN 2 Cipareuan oleh


kelompok KKN Sisdamas 249 ini diharapkan agar mata pelajaran ini diterapkan kembali
di SDN 2 Cipareuan jika dilihat dari tingginya minat siswa dalam pembelajaran Bahasa
Inggris serta adanya sumber belajar dan fasilitas yang dapat mendukung kegitan
pembelajaran Bahasa Inggris di SDN 2 Cipareuan.

3. Pelaksanaan Pengabdian

Ada beberapa tahap yang dilakukan pada program penerapan pembelajaran Bahasa
Inggris, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga tahap ini dilakukan
secara berkala dalam waktu kurang satu bulan.

A. Perencanaan
Dalam tahap ini kelompok 249 KKN SISDAMAS 2022 menyusun perencanaan
program yang akan dilakukan selama 30 hari ke depan. Sebelum merencanakan
program, dilakukan terlebih dahulu observasi dan wawancara kepada kepala sekolah
dan para guru di SDN 2 Cipareuan. Dari hasil observasi tersebut ditemukan beberapa
keterbatasan dari berbagai aspek seperti fasilitas yang tidak mumpuni untuk proses
pembelajaran, kurangnya sumber belajar, dan tidak adanya tenaga pendidik dalam
mata pembelajaran Bahasa Inggris. Selain itu, satu hal yang menarik perhatian yaitu,
terbatas jumlah murid dari setiap kelas di SDN 2 Cipareuan.

Gambar 1. Wawancara dengan pihak sekolah

Kemudian penulis juga melakukan wawancara yang menghasilkan sebuah solusi


untuk membantu permasalah tersebut, yaitu dengan melakukan pembelajaran Bahasa
Inggris untuk kelas 4 dan 5 serta mengadakan kelompok beajar di rumah untuk kelas
1 sampai dengan kelas 6. Program ini bertujuan untuk mengetahuin seberapa minat
para siswa dalam belajar Bahasa Inggris yang sebelumnya belum pernah dipelajari di
sekolah. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap para
siswa di SDN 2 Cipareuan.
B. Pelaksanaan
Dalam tahapan ini, penulis melaksanakan program-program yang telah di
diskusikan dari hasil wawancara, yakni dengan melakukan program pembelajaran
bahasa nggris di sekolah terkait, dengan melibatkan siswa kelas atas yaitu kelas IV
dan kelas V, dalam penerapan program ini diharapkan dapat menambah pemahaman
siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris dan meningkat kan minat siswa dalam
proses pembelajaran Bahasa Inggris.
Gambar 2. Pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas IV dan V
Dalam proses pelaksanaan program penulis memaparkan beberapa materi
dasar Bahasa Inggris sebagai bahan perkenalan terhadap mata pelajaran itu sendiri
diantaranya materi tentang huruf alphabet, berhitung, dan greetings, introduction.
Materi tersebut dipakai karena sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain
itu, dalam proses pembelajaran kami menggunakan media pembelajaran seperti lagu,
games, dan video untuk menarik minat siswa dalam proses pembelajaran.
C. Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan respon siswa terhadap
pembelajaran Bahasa Inggris yang telah dilakukan selama dua pekan dan bertanya
mengenai kendala/hambatan apa saja yang ditemukan selama proses pembelajaran
Bahasa Inggris. Pada tahap evaluasi ini ditemukan hasil bahwa siswa tertarik dalam
mempelajarai Bahasa Inggris namun ditemukan beberapa kendala seperti siswa di
hadapkan pada lingkungan yang tidak mendukung terjadinya interaksi dengan berbahasa
Inggris sehingga siswa tidak terbiasa dengan pengucapan bahasa Inggris, guru tidak
memberi perhatian terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris disamping mata pelajaran
tersebut menjadi salah satu mata pelajaran yang diujiankan di setaip akhir semester,
para siswa di hadapkan pada lingkungan yang tidak mendukung terjadinya interaksi
dengan berbahasa Inggris sehingga siswa tidak terbiasa dengan pengucapan bahasa
Inggris.

Gambar 3. Pengumpulan Respon Siswa terhadap Pembelajaran Bahasa Inggris

4. Hasil
Berikut ini merupakan hasil analisis pengabdian berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan menggunakan metode wawancara dan ikut serta dalam pembelajaran Bahasa
Inggris kurang lebih 2 pekan, dengan hasil bahwa diketahui beberapa permasalahan yang
dihadapi SDN 2 Cipareuan mengenai pembelajaran Bahasa Inggris. Adapun
permasalahan tersebut yaitu tidak diterapkannya pembelajaran Bahasa Inggris sejak tahun
2018 sampai saat ini, tetapi dalam PHB (Penilaian Harian Bersama) dan PAS (Penilaian
Akhir Semester) itu selalu ada. Permasalahan tersebut dikarenakan kurangnya tenaga
pendidik khususnya guru Bahasa Inggris dan kurangnya fasilitas yang mendukung dalam
pembelajaran Bahasa Inggris.
Tabel 1
Daftar Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Guru SDN 2 Cipareuan

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah di SDN 2 Cipareuan Kalau dulu pernah diterapkan


terdapat mata pelajaran Bahasa pembelajaran Bahasa Inggris pada
Inggris? tahun 2018, tetapi sejak tahun itu pula
sampai saat ini tidak diterapkan
pembelaajaran Bahasa Inggris. Padahal
untuk PHB dan PAS itu ada. Jadi,
semenjak kurtilas tidak diterapkan
pembelajaran bahasa inggris,
dikarenakan kurangnya guru Bahasa
Inggris serta fasilitas yang tidak
mendukung, serta semenjak
pembelajaran online (masa pandemic).
2 Di kelas berapa saja pembelajaran Pembelajaran Bahasa Inggris
Bahasa Inggris diterapkan? diterapkan di kelas tinggi, tetapi untuk
kelas 5 tidak diterapkannya
pembelajaran Bahasa Inggris.
3 Apakah pembelajaran Bahasa Pembelajaran Bahasa Inggris di SDN 2
Inggris di SDN 2 Cipareuan sudah Cipareuan belum diterapkan dengan
diterapkan dengan baik? Jika baik. Dikarenakan terbatasnya tenaga
tidak, mengapa? pendidik dan sarana yang mendukung
pembelajaran.

4 Apa kendala guru dalam Kendala guru dalam melakukan


melakukan pembelajaran Bahasa pembelajaran Bahasa Inggris yaitu
Inggris? buku mata pelajaran bahasa inggris
yang kurang memadai.

5 Apakah upaya yang hendak Upaya yang dilakukan guru dalam


dilakukan guru terhadap kendala melakukan pembelajaran Bahasa
tersebut? Inggris yaitu dengan menggunakan
sumber lain yaitu dari internet dan
buku kamus.
6 Apakah fasilitas dalam Untuk fasilitas dalam pembelajaran
pembelajaran Bahasa Inggris bahasa Inggris di SDN 2 Cipareuan
sudah memadai? Jika belum, kurang memadai, karena tidak
mengapa? menunjangnya sumber pembelajaran
(buku), hanya buku pegangan guru
saja.

Berdasarkan hasil respon siswa dari 5 pertanyaan yang diajukan kepada siswa
kelas IV dan V secara langsung. Pertama diberikan kepada siswa kelas IV yang
berjumlah 12 orang, 6 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan. Dengan hasil
pertanyaan pertama bahwa 11 siswa menjawab bahwa mereka sebelumnya belum pernah
belajar Bahasa Inggris. Pertanyaan kedua, semua siswa tertarik belajar Bahasa Inggris
dikarenakan pembelajaran Bahasa Inggris itu menyenangkan. Pertanyaan ketiga,
mengenai kesulitan dalam belajar Bahasa Inggris dengan hasil mereka tidak merasa
kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Inggris karena terlihat dalam pembelajaran mereka
begitu antusias. Pertanyaan keempat, dengan hasil bahwa mereka tertarik jika diadakan
pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah. Pertanyaan kelima mengenai pendapat mereka
tentang pembelajaran Bahasa Inggris dengan hasil bahwa pembelajaran Bahasa Inggris
itu seru dan menyenangkan.
Kedua diberikan kepada siswa kelas V yang berjumlah 16 orang, 2 orang siswa
laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Dengan hasil pertanyaan pertama, 16 orang
siswa menjawab bahwa mereka sebelumnya belum pernah belajar Bahasa Inggris.
Pertanyaan kedua, 14 orang siswa tertarik belajar Bahasa Inggris dikarenakan
pembelajaran Bahasa Inggris itu menyenangkan dan seru, dan 2 orang siswa tidak tertarik
belajar Bahasa Inggris dikarenakan pembelajaran Bahasa Inggris itu sulit. Pertanyaan
ketiga, mengenai kesulitan dalam belajar Bahasa Inggris dengan hasil, mereka tidak
merasa kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Inggris karena terlihat dalam pembelajaran
mereka begitu antusias. Pertanyaan keempat, dengan hasil bahwa mereka tertarik jika
diadakan pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah. Pertanyaan kelima mengenai pendapat
mereka tentang pembelajaran Bahasa Inggris dengan hasil bahwa pembelajaran Bahasa
Inggris itu menyenangkan, seru, dan ada beberapa siswa yang menjawab seru tetapi sulit.
Tabel 1
Daftar Pertanyaan Respon Siswa Kelas IV dan V SDN 2 Cipareuan

N
Pertanyaan
o

1 Apakah sebelumnya kalian pernah belajar Bahasa Inggris?

2 Apakah kalian tertarik belajar Bahasa Inggris?

3 Apakah ada kesulitan dalam belajar Bahasa Inggris?

4 Jika diadakan pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah,


apakah kalian tertarik?
5 Menurut kalian, pembelajaran Bahasa Inggris itu
bagaimana?

5. Pembahasan

Selama satu bulan pelaksanaan KKN SISDAMAS 2022, kami melakukan kegiatan
observasi kesekolah untuk mengetahui masalah yang dihadapi dan berbagai kendala yang
dialami. Setelah melalukan proses wawancara, kami menemukan masalah utama yang
dihadapi yaitu keterbatasan tenaga pendidik untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Untuk
mengatasi keterbatasan tersebut, kami mencoba untuk melakukan kegiatan belajar Bahasa
Inggris yang bertujuan untuk melakukan pengenalan pembelajaran Bahasa Inggis dan
mengetahui ketertarikan siswa siwa SDN 2 Cipareuan yang sebelumnya disekolah tersebut
belum diajarkan, setelah melakukan proses pengajaran kami melakukan proses evaluasi
pembelajaran Bahasa Inggris.

Permasalahan lain yang kami temukan pada saat wawancara yaitu kurangnya sumber
pembelajaran yang menjadi kendala pembelajaran, guru-guru disana tidak mempunyai buku
pegangan khusus untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, dimana sumber mempunyai peran
yang penting dalam proses pembelajaran yang menjadi acuan guru dalam mengajar, yang
harus disesuaikan dengan kurikulum pemerintah. Bahasa Inggris seperti mata pelajaran yang
kurang diperhatikan di SDN 2 Cipareuan, bahkan tidak ada tenaga pendidik yang khusus
mengajar bahasa inggris disana. Padahal dalam setiap Ujian Akhir Semester, mata pelajaran
Bahasa Inggris muncul sebagai salah satu mata pelajaran uang di ujiankan. Dengan melihat
hal tersebut kami berharap guru-guru disana dapat memberi perhatian khusus untuk mata
pelajaran Inggris.

Dalam proses pengajaran Bahasa Inggris untuk Kelas IV dan Kelas kami
menyampaikan beberapa materi basic sebagai penunjang perkenalan pembelajaran Bahasa
Inggris, diantaranya :

Hari/ Tgl Kelas Materi


Selasa, 9 IV - ALPHABETH
Agustus 2022 - Things at School
Selasa, 9 V - ALPHABETH
Agustus 2022 - Part Of Body
Selasa, 16 IV - Days
Agustus 2022 - My Hobby
Selasa, 16 V - Greetings
Agustus 2022 - Animals

Dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris di SDN 2 Cipareuan untuk kelas IV


dan V, terlihat siswa sangat antusias dan menikmati proses pembelajaran. Untuk
membuat siswa nyaman dalam proses pembelajaran kami menggunakan media seperti
audio, game, dan gambar agar siswa tidak merasa bosan, selain itu kami melakukan ice
breaking dengan untuk melatih fokus siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris.

Setelah melakukan proses pembelajaran Bahasa Inggris selama dua minggu kami
melakukan evaluasi dengan melakukan quisioner untuk para siswa kelas IV dan V. Agar
kami dapat mengetahui apa kesulitan atau kendala yang dialami siswa dalam
pembelajaran Bahasa Inggris dan hasilnya siswa memberikan respon yang posotif bahkan
merasa ketagihan dalam belajar Bahasa Inggris. Mereka mengatakan bahwa belajar
Bahasa Inggris itu sangat menantang walaupun sulit dalam penulisan dan pengucapan.

6. Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai