MENUJU SDGS 30
Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Disusun oleh :
AIFIA
20230513029
Dosen pengampu:
1. Evi Sulistia Wati, S. Pd., M. Pd.
2. Febrizka Alya Rahma, M. Pd.
Adapun permasalahan umum yang sering terjadi dalam dunia pendidikan sebagai berikut:
a. Pemerataan Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari kata dasar
rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala penjuru, dan 3) sama-sama
memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan perbuatan
melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan adalah suatu
proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga
seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan. Ini harus menjadi
perhatian utama dari Pemerintah Indonesia, permasalahan kualitas pendidikan Indonesia harus
menjadi target dan capaian utama dalam pembangunan jangka panjang (Asmiati Malik, 2019,
Artikel Ilmiah Online).
Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang dapat
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat
memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan
kesempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal
ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh
pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut jenis
kelamin, status sosial, agama, suku dan ras, maupun letak lokasi geografis.
Sekarang ini masih banyak kasus sekolah-sekolah yang tidak layak pakai, misalnya saja
atap sekolah yang sudah hampir roboh, dinding sekolah yang sudah retak, meja dan bangku yang
di gunakan peserta didik hampir patah.
Tidak semua daerah di Indonesia memiliki gedung sekolah, pengajar, dan sarana
pendidikan yang sama, sama disini maksudnya adalah dari segi kualitas dan kuantitasnya. Bagi
sebagian orang pendidikan merupakan hal yang biasa, namun berbeda dengan orang-orang yang
tinggal di daerah terpencil di Indonesia, pendidikan merupakan kebutuhan yang mewah dan
sangat berharga. Hal ini dikarenakan untuk mencukupi atau bisa mengenyam pendidikan di
perlukan biaya yang mahal karena di daerah tersebut sekolah masih sedikit atau jarang. Hal ini
karena sistem yang ada di Indonesia memfokuskan pendidikan di wilayah-wilayah yang
potensial saja atau di wilayah-wilayah yang dapat di jangkau pemerintah pusat maupun daerah.
Hal ini yang kemudian mengakibatkan kesenjangan di dalam pendidikan itu sendiri dan
membuat dunia pendidikan di Indonesia semakin memburuk.
Salah satu bagian penting yang berperan dalam kemajuan pendidikan didaerah terpencil
adalah guru, kesejahteraan guru berdampak pada mutu pengajaran yang ada. Sekarang ini masih
banyak guru yang mengabdikan dirinya di daerah terpencil yang dibayar dengan upah yang
kurang layak bahkan sama sekali tidak mendapat upah. Meskipun banyak anggapan profesi guru
merupakan profesi yang enak namun banyak guru di Indonesia khususnya di daerah terpencil
yang masih menerima gaji yang tidak sesuai, apa lagi guru honorer dan guru bantu. akibatnya
para guru kurang bersemangat dalam mengajar, datang dan pulang sekolah seenaknya. Ada juga
yang menjalani profesi sampingan seperti memberi les pada sore hari, mengajar di sekolah lain,
pedagang buku/LKS, dan sebagainya. Akhirnya nasip peserta didik terabaikan.
Prestasi siswa sangat menentukan kemajuan dan mutu pendidikan di Indonesia. Namun
yang sangat disayangkan terjadi sekarang ini adalah rendahnya prestasi yang diraih pelajar
Indonesia. Masih kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan adalah faktor utama,
kurangnya semangat belajar, budaya mencontek, dan copy-paste merupakan penyebab
kurangnya daya kreatifitas yang dimiliki anak.
Adapun solusi dari masalah pendidikan di Indonesia terutama di daerah terpencil sebagai berikut:
Pemerintah harus memperbaiki sistem pendidikan yang ada, pemerintah harus melakukan
pogram pemerataan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali. Program
pemerataan pendidikan tersebut antara lain membangun sekolah-sekolah di daerah terpencil,
menyalurkan tenaga didik ke daerah terpencil, dan melengkapi sarana dan prasarana di daerah
tersebut. Kemudian juga mengadakan sosialisasi tentang pentingnya pendidikan untuk anak-
anak.
Guru merupakan acuan dalam mengajar agar peserta didiknya dapat berprestasi dengan
baik di masa yang akan datang. Agar guru dapat fokus pada tugasnya, tentunya harus
meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan gaji dan tunjangan yang sesuai sehingga
guru tidak mencari profesi lain untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Rendahnya prestasi siswa
Untuk meningkatkan daya kreatifan peserta didik dan terhindar dari budaya copy-paste
guru harus dapat menumbuhkan semangat belajar peserta didiknya dengan metode belajar sambil
bermain atau belajar yang mengasikan, dan sebagainya. Kemudian proses belajar juga harus
disesuaikan dengan minat dan bakat siswa agar belajar lebih maksimal. Meningkatkan kreatifitas
peserata didik juga, guru dapat memberikan apresiasi kepada hasil karya original. Tentunya
semua itu dapat di wujudkan jika ada dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Dukungan tersebut dapat berupa melengkapi sarana dan prasarana sekolah, menambah tenaga
pengajar di daerah terpencil, dan tentunya dengan meningkatkan kesejahteraan pendidik di
daerah-daerah terpencil.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniadin, D. & Machali, I. (2012) Manajemem Pendidikan : Konsep dan Prinsip Pengelolaan
Pendidikan. Jogjakarta :Ar-Ruzz Media
Akasyah. (2018) Revolusi Industri dari 1.0 hingga 4.0. [Online]. Diakses dari :
https://ivoox.id/revolusi-industri-dari-1-0-hingga-4-0/
Wijaya, T. (2018) Antara Industri 4.0 dan Transportasi 5.0. [Online]. Diakses dari :
https://kumparan.com/l-tri-wijaya/antara-industri-4-0-dan-transportasi-5-0
Malik, A. (2019) Tantangan dan Peluang Perekonomian Indonesia di 2019. [Online]. Diakses
dari : https://kumparan.com/eimi-wang1503751966816/tantangan-dan-peluang-
perekonomian-indonesia-di-2019-1546488949762110522