Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PKWU

Analisis Bangkrutnya Supermarket 7-Eleven di Indonesia

Nama Kelompok:
1. Mutiara Azzahra
2. Aisyah Vadila Putri
3. Anggun Puspita Sari
4. Arthur Putera Ginting
5. Diva Novaazzahra Ristiananda
6. Jhon Hendrik Hasudungan Hutajulu

Kelas: XII MIPA 2

Guru Mata Pelajaran: Bujing Angadida, S.Pd


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji beserta syukur marilah kita panjatkan bersama kepada Allah SWT. pemilik alam semesta
dan seisinya, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh umat manusia.
Dan tak lupa pula salawat beriringkan salam marilah bersama kita hantarkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW. yang telah mengubah peradaban manusia dari masa jahilyah ke masa seperti
yang sekarang ini kita semua rasakan.

Kami sebagai pemakalah mendapatkan tugas untuk mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan, dimana kami mendapat tugas untuk menganalisis masalah yang berkaitan
dengan bangkrutnya suatu usaha maupun perusahaan. Kami tertarik mengangkat kasus mengenai
tutupnya supermarket 7-Eleven di Indonesia sejak 2017 lalu. Kami mengangkat kasus ini untuk
memberikan informasi bagi pembaca dan tentunya kepada kami sendiri. Kami berharap
informasi yang kami lampirkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Dalam makalah ini mungkin terdapat kesalahan dalam penulisan dan penyusunan, kami
mohon untuk dimaklumi, karena kami masih dalam tahap pembelajaran dan akan terus belajar
untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Saran dari pembaca juga akan kami terima untuk kami
jadikan pembelajaran kedepannya. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.

Jambi, 09 Agustus 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Mengapa 7-Eleven di Tutup di Indonesia?

B. Manajemen Risiko dari 7-Eleven

C. Analisis Srtategi 7-Eleven


.
D. Hal yang Mempengaruhi Startegi 7-Eleven
.
E. Analisis SWOT Supermarket 7-Eleven

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
7-eleven adalah jaringan toko kelontong (convenience store) atau lebih kita kenal dengan
sebutkan minimarket yang bukan 24 jam 7 eleven didirikan pada 11 Juli 1977 di Oak Cliff,
Texas (sekarang masuk ke dalam wilayah Dallas), Amerika Serikat. Didirikan oleh Joe
C.Thompson (1980-1958).

Nama 7-Eleven baru digunakan pada tahun 1946. Makna dari nama 7-Eleven (7/11) adalah
awal mulanya toko ini buka dari jam 7(seven) pagi sampai 11(eleven) malam. Pada tahun 1962
barulah toko ini dibuka di Austin, Texas dan mulai beroperasi selama 24 jam. Pada tahun 2004,
lebih dari 26.000 gerai 7-Eleven tersebar di negara antara pasar terbesarnya adalah Amerika
Serikat dan Jepang.

7-Eleven sebenarnya pertama kali ada di Indonesia pada tahun 1990, tetapi saat itu ada
permasalahan internal antara para pemegang saham sehingga nama 7 eleven belum pernah
terdengar sampai tahun 2009. Lalu barulah pada 7 November 2009 gerai 7-Eleven pertama di
Indonesia dibuka di daerah Bulungan, Jakarta Selatan. Perusahaan pengelola 7-Eleven di
Indonesia adalah PT. Modern putra Indonesia, anak perusahaan PT. Putra Modern International
yang merupakan distributor Fujifilm.

Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis produk, umumnya makanan, minuman, dan
majalah. Di berbagai negara, tersedia pula layanan seperti pembayaran tagihan serta penjualan
makanan khas daerah. Produk khas 7-Eleven adalah Slurpee, sejenis minumas es dan Big Gulp,
minuman soft drink berukuran besar.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa 7-Eleven di tutup di Indonesia?
2. Bagaimana majemen risiko dari 7-Eleven?
3. Bagaimana cara menganalisis Strategi 7-Eleven?
4. Hal apa saja yang mempengaruhi strategi 7-Eleven?
5. Apa saja kekuatan analisis SWOT 7-Eleven?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengapa 7-Eleven di Tutup di Indonesia?


7-Eleven di Indonesia ditutup karena tidak pahamnya pemerintah dalam hal ini kementerian
perdagangan dengan bisnis modal diterapkan oleh Sevel. Padahal bisnis ini pernah menjadi pusat
perhatian dan pemberitaan halaman depan media di Amerika Serikat. Bahkan sampai saat ini pun
Sevel di negara-negara lain seperti Malaysia, Jepang, dan Amerika masih ramai pengunjung dan
pelanggan.

Selain itu adanya perbedaan konsep antara Sevel dan Indonesia dengan negara seperti
Malaysia. Di Malaysia 7-Eleven tidak menyediakan bangku dan meja untuk bersantai jadi tidak
memerlukan waktu yang lama untuk berada di Sevel Malaysia sehingga tidak ada terjadinya
penumpukan kendaraan di sekitar Sevel. selain itu dengan adanya tempat santai atau nongkrong
Sevel di Indonesia menyebabkan banyak konsumen (mayoritas adalah anak remaja) yang lebih
lama menghabiskan waktu disana namun tidak banyak produk yang dibeli. Memang dalam
pengendalian manajemen yaitu pengendalian terhadap karakter-karakter manusianya adalah
halangan yang paling berat.

Dengan konsep yang ditawarkan oleh Sevel di Indonesia dapat menarik banyak pangsa pasar
atau konsumen. Sehingga dengan lakunya konsep tersebut pesaing mulai berdatangan dengan
konsep yang hampir sama. Efeknya adalah semakin banyak pesaing, keunikan konsep pun
berkurang dan akan berpengaruh pada kepuasan pelanggan.

Masalah yang dimiliki Sevel sehingga memutuskan untuk menutup adalah dengan pemerintah
Indonesia sendiri. Pemerintah Indonesia terus mengawasi toko kelontong ini agar tidak berubah
menjadi minimarket, karena menurut undang-undang, kepemilikan waralaba minimarket harus
dari pihak lokal. Seluruh gerai 7-Eleven di Indonesia ditutup pada tanggal 30 Juni 2017 akibat
batalnya pembelian perusahaan (akuisisi) oleh PT Charoen Pokphand Restu Indonesia.

B. Manajemen Risiko dari 7-Eleven


Setiap perusahaan memiliki manajemen risiko seminim apapun risiko perusahaannya. Begitu
juga dengan perusahaan yang bergerak di bidang.retail. Dalam makalah ini, adalah Seven Eleven
yang dibawahi oleh Seven & I Holding Co.
Pada tahun 2010, MoneyGram International (NYSE: MGI) dan 7-Eleven Australia
mengumumkan pengenalan semua kios transfer uang swalayan baru dari Grup Cullinan yang
akan membuatnya lebih cepat, mudah dan nyaman bagi konsumen di Australia untuk mengirim
uang kapan saja siang atau malam. Layanan MoneyGram, yang ditawarkan melalui kios pertama
ini, sekarang diluncurkan di sekitar 600 toko Australia 7-Eleven di seluruh negara bagian
Victoria, New South Wales dan Queensland, tiga kali lipat jaringan MoneyGram di Australia.

"Kami sangat antusias untuk bekerja dengan merek global seperti 7-Eleven untuk
menawarkan layanan pengiriman uang kami. Kesepakatan dengan 7-Eleven merupakan langkah
penting dalam pertumbuhan MoneyGram dan pendekatan kios tidak hanya membantu pelanggan
kami namun juga memperkuat komitmen MoneyGram untuk layanan dan inovasi, "kata Nigel
Lee, Executive Vice President of Europe, Middle East, Africa and Asia Pacific for MoneyGram.
"Keandalan, kecepatan dan kenyamanan bukan hanya inti dari proposisi nilai kita tapi juga
pertimbangan penting bagi konsumen transfer uang. Menyelaraskan diri dengan 7-Eleven akan
memperluas jangkauan kami, membuat layanan MoneyGram dapat diakses pelanggan 24 jam
sehari.

"Memperkenalkan layanan MoneyGram di toko kami membantu memperluas penawaran


kenyamanan bagi pelanggan," kata Warren Wilmot, Chief Executive Officer 7-Eleven."Kami
yakin pelanggan transfer uang akan senang dengan cara inovatif 7-Eleven dalam melakukan
transfer uang. Sederhana, cepat dan nyaman bagi konsumen. Ini adalah pertama kalinya
MoneyGram tersedia 24/7 di negara bagian timur Australia.

"7-Eleven dan MoneyGram bekerja dengan Cullinan Group untuk mengembangkan sistem
kios transfer uang inovatif ini. Teknologi ini menggunakan kios layar sentuh elektronik dan
infrastruktur komputasi awan untuk memberikanpengalaman pelanggan yang lebih baik dalam
mengurangi garis dan waktu transaksi yang lama yang secara tradisional dikaitkan dengan
layanan pengiriman uang di institusi perbankan. "Kios memfasilitasi pengalaman konsumen
yang mulus untuk 7-Eleven dan pelanggan," kata Philip Course, Chief Executive Officer
Cullinan Group.

"Kios tersebut memungkinkan pelanggan menyelesaikan transfer uang mereka di layar yang
mendukung bahasa Inggris atau tujuh bahasa lainnya."

Ada kebutuhan kuat untuk layanan transfer uang yang andal di Australia. Menurut Bank
Dunia, orang-orang di Australia mengirimkan tiga miliar dolar pengiriman uang ke negara-
negara berkembang pada tahun 2009. Ada lebih dari lima juta imigran di Australia, yang kira-
kira 25 persen dari jumlah penduduk. Koridor atas untuk pengiriman uang keluar adalah India,
China, Filipina, Vietnam, Lebanon, Bangladesh, Sri Lanka, Pakistan dan Thailand.
C. Analisis Strategi 7-Eleven
Berikut analisis strategi 7-Eleven adalah sebagai berikut:

1. Produk
Selain menjual aneka produk konsumer good, 7-Eleven juga menjual produk-produk
andalannya. Produk yang ditawarkan adalah produk-produk yang diminati masyarakat
Jakarta, seperti Slurpee, Gulp, Big Produk yang ditawarkan adalah produk-produk yang
diminati masyarakat Jakarta, seperti Slurpee, Gulp, Big siap saji segar. Menu-menu di
atas adalah menu makanan cepat saji yang diminati pelanggan dan Hal inilah yang
membuat outlet tersebut menjadi berbeda dengan para pesaingnya, Perbedaan yang yang
dapat di deferensiasikan dengan kuat adalah dimana konsumen yang berkunjung dapat
dengan bebas meracik sendiri komposisi makanan yang akan di belinya.

2. Harga
Harga produk di 7-Eleven dijual dengan harga terjangkau, fresh, segar, dan tersedia
setiap saat. Hal ini dinilai telah sesuai dengan pasar sasarannya yang didominasi kaum
muda yang belum mempunyai penghasilan tinggi, waralaba ini mematok harga yang
cukup terjangkau.

3. Distribusi
Pemilihan tempat bagi gerai 7-Eleven adalah membuka gerai di daerah pemukiman yang
strategis dengan outlet yang standar opearasi dan kualitas pelayanan yang relatif sama
dan merata di semua cabang. Bila melihat keadaan di jalanan kota-kota besar yang sering
kali macet ada baiknya jika 7-Eleven membuat gerai di pinggir jalan yang mudah terlihat
agar pengendara yang sehabis pulang kerja dapat singgah sambil menunggu kemacetan
pada jam-jam sibuk terurai.

4. Promosi
Walaupun 7-Eleven tidak pernah beriklan di televisi, media elektronik, maupun media
cetak, Namun merek 7-Eleven bukanlah merek yang tak asing lagi. Hal ini di karenakan
manajemen berhasil memberikan sebuah pengalaman yang berkesan bagi para
pengunjungnya. Misalnya, bila berkunjung ke salah satu outlet 7-Eleven tertentu Anda
akan disuguhi keju cair secara cuma-cuma dengan begitu maka akan terciptalah Word Of
Mouth yang baik. Presiden Direktur PT Modern Putra Indonesia, Henri Honoris
mengatakan bahwa perusahaan hanya memanfaatkan media sosial, seperti Facebook dan
Twitter untuk promosi.
Selain memamfaatkan situs jejaring social, 7-Eleven juga harus memanfaatkan jaringan
media untuk mempromosikan bisnisnya kepada masyarakat. Terutama Televisi, karena
sangat sulit untuk menjadi produk yang di kenal nasional tanpa beriklan di Televisi.

D. Hal yang Mempengaruhi Strategi 7-Eleven


Dalan menjalankan usaha, tentunya ada banyak hal yang mempengaruhi strategi usaha yang
kita gunakan, berikut strateginya.

1. Ancaman Pesaing
Strategi sebuah perusahaan dapat berjalan jika perusahaan memiliki keunggulan atas
pesain mereka intensitas persaingan akan cenderung bertambah seiring dengan
bertambahnya pesaing dalam bisnis. 7-Eleven terus-menerus membangun cabang dari
toko di berbagai tempat, hal ini bertujuan untuk menahan laju gempuran para pesaing
yang juga
terus berkembang. 7-Eleven juga berani melakukan penempatan toko mereka di tempat
yang sempit atau jalan kecil hanya untuk meyakinkan dan menanamkan dalam benak
konsumen bahwa hanya toko merekalah satu-satunya yang dibutuhkan para pelanggan.

2. Ancaman Pendatang Baru


Para pendatang baru akan membawa kapasitas atau kemampuan yang lebih dalam
menjalankan usahanya untuk merebut pangsa pasar para pesaingnya. Jika hambatan
untuk pendatang baru besar maka pendatang baru tersebut tidak akan terlalu memberikan
ancaman yang besar terhadap pesaingnya. Saat ini 7-Eleven sendiri sudah memiliki
pesaing pendatang baru yang ingin mengambil pangsa pasar 7-Eleven, dimana para
pendatang baru mulai menerapkan sistem kerja yang hampir sama dengan sevel untuk
merebut pelanggan mereka juga menyediakan fasilitas yang lebih seperti tempat untuk
bersantai para pelanggan,TV plasma untuk hiburan dan menyediakan musik di dalam
ruangan agar pelanggan merasa nyaman ketika berada di tempat tersebut.

3. Ancaman Produk Pengganti atau Jasa


Produk-produk substitusi yang perlu diperhatikan secara strategis adalah produk-produk
substitusi yang memiliki tren membaiknya kinerja harga dibandingkan dengan produk
industri tersebut, diproduksi oleh industri yang memperoleh laba tinggi. Salah satu
ancaman produk pegganti yang di hadapi oleh 7-Eleven adalah froster(dari indomaret)
atau minuman dingin yang serupa dengan yang disediakan oleh 7-Eleven, yang mana
produk pengganti(froster) tersebut telah mengalami pengembangan dalam banyaknya
pilihan rasa yang disediakan atau bahan yang digunakan dibanding dengan produk
keluaran 7-Eleven yang belum mengalami pengembangan.

4. Daya Tawar Pemasok


Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri khususnya
ketika terdapat sejumlah besar pemasok. 7-Eleven sendiri memiliki banyak pemasok
dalam bisnisnya sehingga hal ini menguntungkan pihak 7-Eleven untuk tawar menawar
dengan para pemasok guna mendapatkan harga pasok yang dianggap sesuai oleh pihak
pemasok ataupun 7-Eleven. Pihak 7-Eleven sendiri juga tidak akan takut jika harus
kehilangan satu pemasok, karena 7-Eleven juga masih memiliki pemasok yang lainnya
yang dapat memenuhi permintaan 7-Eleven.

5. Daya tawar pembeli


Daya tawar pembeli dapat merepresentasikan kekuatan besar yang mempengaruhi
intensitas persaingan di suatu industri. Daya tawar pembeli lebih tinggi ketika produk
yang dibeli adalah standar atau tidak terdifferensiasi. 7-Eleven memiliki cara sendiri
dalam menghadapi daya tawar pembeli dengan memberikan pengalaman berbelanja yang
baik untuk pelanggan sehingga para pelanggan merasa bahwa harga yang di berikan oleh
7-Eleven sudah harga sepantasnya karena pelayanan dan juga sevel memberikan harga
tetap
Pada tiap produk yang dijual sehingga pembeli tidak dapat menawar harga suatu produk
karena harga tersebut sudah tidak bisa ditawar.

E. Analisis SWOT Supermarket 7-Eleven


Area di mana perusahaan unggul di atas rata-rata atau dengan cara yang membedakannya dari
para pesaingnya adalah kekuatannya. Kekuatan 7-Eleven dijabarkan dalam analisis SWOT 7-
Eleven ini. Dalam analisis SWOT 7-Eleven, ada beberapa kekuatan 7-Eleven dibandingkan
kompetitor antara lain, yaitu sebagai berikut:

a. Analisis Kekuatan (Strength)


1. Pengenalan merek yang kuat: Nama dan logo 7-Eleven langsung dapat dikenali dan
dikaitkan dengan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kenyamanan.
2. Berbagai macam produk: 7-Eleven menawarkan berbagai macam produk, termasuk
makanan ringan, minuman, barang kebutuhan sehari-hari, dan bahkan pilihan
makanan dan minuman panas.
3. Kenyamanan dan aksesibilitas: Pelanggan dapat dengan mudah mengakses 7-
Eleven berkat lebih dari 71.000 lokasinya di 17 negara, banyak di antaranya buka
sepanjang waktu. Pelanggan yang perlu melakukan pembelian cepat atau mengakses
kebutuhan di luar jam kerja reguler kini memiliki opsi yang nyaman.
4. Inovasi teknologi: 7-Eleven telah menjadi yang terdepan dalam inovasi teknologi di
industri toserba, memperkenalkan opsi pemesanan dan pembayaran digital baru,
stasiun makanan dan minuman swalayan, dan kemajuan teknologi lainnya yang
meningkatkan pengalaman pelanggan.
5. Jaringan waralaba yang kuat: 7-Eleven memelopori model waralaba. Setiap toko
terutama beroperasi sebagai waralaba, yang memungkinkan bisnis tumbuh dengan
cepat dan menguntungkan. Perusahaan bekerja sama dengan pemegang waralaba
untuk memastikan bahwa mereka mematuhi standar perusahaan untuk kualitas dan
layanan pelanggan. Perusahaan menawarkan pelatihan dan dukungan kepada
pemegang waralaba.

b. Analisis Kelemahan (Weakness)


1. Penawaran produk terbatas: Ukuran tokonya yang kecil dapat membatasi
kemampuan 7-Eleven untuk menawarkan berbagai macam produk, meskipun terkenal
dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti makanan ringan dan minuman.
2. Ketergantungan pada pewaralaba: Dalam analisis SWOT 7-Eleven, pewaralaba
memiliki dan menjalankan sebagian besar lokasi ritel 7-Eleven. Waralaba mungkin
tidak selalu mematuhi standar yang sama dengan toko milik perusahaan, yang dapat
menyebabkan masalah konsistensi dan kontrol kualitas.
3. Persaingan: 7-Eleven menghadapi persaingan dari berbagai pengecer, termasuk toko
serba ada lainnya, toko grosir, dan pengecer online.
4. Konsentrasi geografis: Sementara 7-Eleven memiliki kehadiran yang besar di
beberapa negara, seperti Jepang, mungkin kurang terkenal atau kurang lazim di pasar
lain. Ini dapat membatasi potensi pertumbuhannya di wilayah tertentu.
5. Ketergantungan pada penjualan bensin: Profitabilitas 7-Eleven dapat dipengaruhi
secara signifikan oleh penjualan bensin di beberapa pasar. Perubahan harga gas dapat
berdampak besar pada keuntungan bisnis di pasar ini, yang bisa sangat fluktuatif.
6. Reputasi negatif: 7-Eleven telah menghadapi kritik di masa lalu atas praktik
perburuhan dan perlakuan terhadap pewaralaba. Reputasi negatif ini dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk menarik pelanggan dan franchisee potensial.

c. Analisis Peluang (Opportunity)


1. Ekspansi ke pasar baru: 7-Eleven dapat memperluas jejaknya ke pasar baru, baik
domestik maupun internasional, di mana kehadirannya saat ini hanya sedikit atau
tidak sama sekali.
2. Diversifikasi produk dan layanan: 7-Eleven dapat memperluas penawarannya di
luar item toko swalayan biasa, seperti memperkenalkan pilihan makanan sehat , dan
produk segar, atau menambahkan layanan seperti pembayaran seluler atau pemesanan
seluler.
3. E-commerce dan pengiriman: 7-Eleven dapat memperluas opsi pemesanan dan
pengiriman online untuk memenuhi permintaan e-commerce yang terus meningkat.
4. Kemitraan dan kolaborasi: Perusahaan dapat berkolaborasi dengan pengecer atau
perusahaan lain untuk menawarkan produk atau layanan baru.
5. Keberlanjutan: Ada permintaan yang meningkat untuk produk dan praktik yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan, dan 7-Eleven dapat memanfaatkan tren ini
dengan menawarkan produk yang lebih berkelanjutan dan mengurangi dampak
lingkungannya.
6. Pertumbuhan waralaba: 7-Eleven dapat fokus pada pertumbuhan jaringan waralaba
dan meningkatkan dukungan bagi pemegang waralaba untuk meningkatkan
pendapatan dan profitabilitas.

d. Analisis Ancaman (Threat)


1. Persaingan yang ketat: Industri toserba sangat kompetitif, dengan banyak pemain
mapan dan pendatang baru yang terus bersaing untuk mendapatkan pangsa
pasar. Dengan pesaing terbesarnya adalah merek Wawa dan Circle K.
2. Perubahan perilaku konsumen: Perubahan perilaku konsumen, seperti peningkatan
belanja online, peralihan ke pilihan makanan yang lebih sehat, atau penurunan
perjalanan, dapat berdampak pada penjualan 7-Eleven.
3. Fluktuasi harga komoditas: Profitabilitas 7-Eleven dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh fluktuasi harga komoditas, khususnya di pasar bensin.
4. Perubahan peraturan: Perubahan peraturan atau undang-undang, seperti kenaikan
upah minimum atau peraturan keamanan pangan yang baru, dapat meningkatkan
biaya 7-Eleven.
5. Publikasi negatif: Pelanggan atau media dapat mengkritik 7-Eleven, terutama terkait
dengan kebijakan ketenagakerjaannya, cara memperlakukan pewaralaba, atau cara
memengaruhi lingkungan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kita lihat dari 7-Eleven, sebenarnya bisnis ini termasuk bisnis yang sukses di dunia. Bahkan
bisnis 7-Eleven telah tersebar tidak hanya di Asia saja, tetapi juga di Eropa dan Amerika. 7-
Eleven
menjadi mini market dengan jaringan terbesar di dunia dan meraup keuntungan yang tidak
sedikit. Namun, di Indonesia bisnis 7-Eleven sempat jaya tetapi tidak lama karena banyak
penyebab dari faktor internal dan juga eksternal.

Bagi sebuah bisnis, untung-rugi memang sudah menjadi resiko yang harus dipikirkan sejak
awal membangun suatu usaha atau bisnis. Namun, hal utama yang harus diperhatikan adalah
mempunyai informasi yang cukup. Informasi yang dimaksud adalah informasi tantang pasar apa
yang diinginkan konsumen dan lokasi yang strategis. Pembukaan 7-Eleven di Indonesia bisa
dibilang gagal karena sistem bisnis di Indonesia belum memasuki sistem bisnis seperti negara-
negara besar seperti Amerika dan beberapa negara di Eropa.

Dan juga, karena larangan penjualan minuman keras oleh pemerintah yang di ajukan oleh
masyarakat, menjadi satu hal yang harus dipertimbangkan. Mayoritas masyarallies vane menolak
dengan tegas penjualan minuman keras di Indonesia termasuk di 7-Eleven. Mmbangun sebuah
bisnis juga harus memperhatikan kepada konsumen, karena di Indonesia juga memiliki
masyarakat dengan suku, ras, etnis, agama dan budaya yang berbeda. Hal inilah yang
menyebabkan 7-Eleven perlahan bangkrut di Indonesia.

B. Saran
Saran dari kami adalah 7-Eleven bisa sukses membuka usahanya di Indonesia dengan
mengecualikan penjualan penjualan minuman keras. Selama ini usaha 7-Eleven hanya membuka
gerai wilayah Jakarta saja dan akan lebih baik apabila pembukaan gerai bisa tersebar di seluruh
wilayah di Indonesia. Hal tersebut akan lebih menguntungkan karena masyarakat akan lebih
mengenal 7-Eleven.

Selain itu7-Eleven dapat menghadirkan inovasi-inovasi baru yang disesuaikan dengan


mempelajari permintaan dan barang yang dibutuhkan konsumen ataupun menggunakan inovasi
dengan mengeluarkan produk yang sedang populer di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://web-suplemen.ut.ac.id/ekma4111/ekma4111a/organisasi_bisnis.htm

http://serbamakalah.blogspot.com/2013/03/organisasi-bisnis_3016.html

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3007573/akhir-perjalanan-gerai-7-eleven

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3004430/memetik-pelajaran-dari-kasus-gerai-7-eleven-di-
indonesia

https://www.idntimes.com/news/indonesia/sarah-apriliana-rosyadi/gerai-7-eleven-tutup-di-indonesia-
c1c2

https://economy.okezone.com/read/2017/06/26/320/1724711/analisis-menperin-soal-kebangkrutan-7-
eleven

https://kumparan.com/@kumparanbisnis/analisis-fitch-7-eleven-di-ri-bisa-tumbang-kesalahan-model-
bisnis

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170628170605-92-224632/belajar-dari-7-eleven-
pemerintah-diminta-benahi-dua-izin

Anda mungkin juga menyukai