DAFTAR PUSTAKA
Kotler, P. and Armstrong, G. (2018), Principles of Marketing, 17th ed. Harlow, UK: Pearson
Education Ltd.
2. a. Kualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu ditentukan melalui
dimensi- dimensinya. Dimensi kualitas produk dapat dipaparkan berikut ini. Menurut
Dafid Garvin yang dikutip Jasfar (2005:57-58), untuk menentukan dimensi kualitas
produk, dapat melalui delapan dimensi seperti yang dipaparkan berikut ini: (1)
Performance, yaitu ciri-ciri pengoperasian pokok dari suatu produk inti (core
product); (2) Features, yaitu ciri khusus atau keistimewaan tambahan; (3) Reability,
yaitu kehandalan; (4) Conformance to specification (kesesuaian dengan spesifikasi);
(4) Durability (daya tahan); (5) Serviceability, yang meliputi kecepatan, kompetensi,
kenyamanan, kemudahan layanan reparasi, dan penanganan keluhan yang
memuaskan. (5) Esthetic (estetika), yaitu daya tarik produk melalui panca indera; (6)
Perceived quality, yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan
terhadap kedua hal tersebut. Menurut penelitian yang dilakukan Shaharudin, Mansor,
dan Elias (2011), yang digunakan untuk mengukur kualitas produk makanan (food
quality) terdapat empat dimensi, yang antara lain adalah freshness (kesegaran),
presentation (tampilan), taste (rasa), dan innovative food (innovasi makanan).
Freshness yang merupakan unsur kesegaran dari makanan. Kesegaran merupakan
salah satu faktor kualitas yang perlu difokuskan oleh tim manajemen dalam industri
makanan dalam rangka untuk melayani pelanggan mereka pada standar yang tepat.
2. Presentation yang merupakan tampilan atau bentuk penyajian makanan. Hal ini
adalah bagian dari isyarat nyata dan berhasil dengan menyajikan makanan dan dihias
dengan baik dapat merangsang timbulnya persepsi kualitas dari para pelanggan. 3.
Taste yang merupakan rasa dari makanan itu sendiri. Setiap manusia memiliki
kesempatan untuk mencicipi rasa yang berbeda dari makanan di seluruh dunia. Rasa
makanan bermacam-macam tergantung pada budaya dan lokasi geografis. 4.
Innovative food merupakan keahlian dalam melakukan inovasi seperti pencampuran
bahan satu dengan bahan makanan lainnya, variasi rasa. Lundvall dalam Shaharudin,
Mansor, dan Elias (2011) telah mendefinisikan inovasi sebagai proses yang
berkelanjutan meninggalkan, mencari, dan mengeksplorasi yang menghasilkan
produk-produk baru, teknik baru, bentuk-bentuk baru organisasi, serta pasar baru.
Beberapa produk yang dijual 7-Eleven memang hampir sama dengan yang dijual
dengan kompetitor lain seperti produk yang memenuhi kebutuhan masyarakat, mulai
dari makanan, minuman, makanan kemasan, rokok, namun sebagai pembeda, mereka
mengembangkan produk dengan brand mereka sendiri dimana hal ini memberikan
nilai lebih kepada konsumen seperti menawarkan produk yang eksklusif atau menu
orisinal yang dapat ditemukan di semua outlet 7-Eleven adalah: Big Gulp – minuman
ringan yang disediakan dalam bentuk relatif besar; Big Bite – menu makanan yang
dipilih dari bahan-bahan berkualitas dalam ukuran yang relatif besar dan ada
tambahan saus, sayur, dan keju disediakan secara gratis; 7 Fresh – menu makanan
seperti roti, ayam goreng, ayam katsu, dan menu lain yang disediakan secara fresh dan
pembeli bebas memanaskan atau tidak menu yang dipilih; Slurpee – minuman es
berkarbonasi yang khas yang bisa dipesan sesuai selera pembeli; dan Café Select –
aneka minuman panas seperti kopi dan teh dalam berbagai ukuran, dan konsumen
dapat membuatnya sesuai dengan selera mereka karena 7-Eleven menyediakan
beberapa bahan tambahan sesuai keinginan konsumen. Melihat dari produk yang
dihasilkan sendiri oleh 7-Eleven, produk-produk tersebut memiliki dimensi yang baik
seperti dalam freshness (kesegaran), presentation (tampilan), taste (rasa), dan
innovative food (innovasi makanan). Tetap perlu diingat bahwa bisnis ritel di
Indonesia sangat berkembang dan banyak kompetitor. Sehingga yang perlu dilakukan
oleh 7-Eleven pada waktu itu yaitu menghindari stuck in the middle atau
ketidakjelasan produk.
b. Menurut Philip Kotler, harga adalah elemen pemasaran campuran yang paling
mudah untuk mengatur keistimewaan produk. Harga juga mengkomunikasikan pada
pasar penempatan nilai produk atau merek yang dimaksud suatu perusahaan (Philip
Kotler, et. al, 2005:175). Harga menjadi salah satu isyarat paling dominan dalam
pemasaran, hal tersebut karena harga ada pada semua situasi pembelian. Harga juga
merupakan salah satu isyarat yang digunakan konsumen dalam proses persepsi,
dimana harga akan mempengaruhi penilaian konsumen tentang suatu produk
(Ridgway & Netemeyer, 1993). Harga penting bagi pemasar, karena dari hargalah
pendapatan dan keuntunganperusahaan diperoleh sehinggakeberlangsungan hidup
perusahaan dapat dipertahankan. Beberapa poin untuk menjelaskan betapa pentingnya
sebuah harga bagi sebuah perusahaan adalah sebagaimana berikut
(https://www.researchgate.net/publication/333719147_Strategi_Penetapan_Harga):
1. Mempertahankan kelangsungan hidup (survival). Apabila perusahaan menemui
masalah kelebihan kapasitas produksi, tingkat persaingan yang semakin tinggi, atau
perubahan keinginan konsumen, maka cenderung akan menentukan harga rendah.
Perusahaan menetapkan harga dengan mempertimbangkan pengeluaran biaya dan
laba yang diinginkan. Sepanjang harga masih bisa menutup sejumlah biaya tetap dan
variable telah yang dikeluarkan, maka perusahaan akan tetap dapat bertahan.
2. Mengejar keuntungan (profit oriented). Perusahaan dapat menentukan harga yang
bersaing untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.
3. Pertumbuhan penjualan yang maksimum. Perusahaan dapat menetapkan harga
yang rendah pada pasar sasarannya untuk meningkatkan jumlah penjualannya.
4. Merebut pangsa pasar (market share). Perusahaan dapat menentukan harga yang
rendah untuk menarik lebih banyak konsumen dan dapat merebut pangsa pasar
pesaing.
5. Mendapatkan return on investment (ROI) atau pengembalian atas modal.
Perusahaan dapat menentukan harga yang tinggi jika ingin menutup biaya investasi
dengan cepat.
6. Kepemimpinan kualitas produk (product quality leadership). Perusahaan yang ingin
menjadi pemimpin kualitas produk di pasar, dapat menetapka harga yang tinggi.
7. Tujuan sosial. Organisasi nirlaba dan organisasi publik mengadopsi sejumlah
penetapan harga yang lain. Sebuah lembaga pendidikan yang berusaha menutup
sebagian biaya tetap mengandalkan sumbangan dari publik untuk menutup sebagian
biaya lainnya
7-Eleven menawarkan harga yang relatif murah dan terjangkau oleh kantong
masyarakat Indonesia. Harga berkisar mulai dari Rp5.000 sampai dengan Rp25.000.
Lokasi yang terletak di pinggir jalan raya yang ramai, dekat dengan perumahan atau
perkantoran, membuat outlet7-Eleven mudah dijangkau; ditambah lagi dengan
pelayanan selama 24 jam. Pengunjung 7-Eleven didominasi oleh anak muda yaitu
sekitar 65%, sisanya adalah pelajar, karyawan, dan keluarga. Jika dikaitkan dengan
studi kasus dari 7-Eleven dimana pihak 7-Elevan seharusnya terlebih dahulu
melakukan penelitian terkait pasar yang ada di Indonesia, seperti contoh yang telah
diberikan sebagaimana di atas dimana Indonesia memiliki penduduk mayoritas
dengan Agama Islam, membuat pasar di Indonesia akan sedikit berbeda dengan di
luar negeri sehingga perlu penyesuaian dengan gerai yang akan dibuka. Seperti lisensi
dan perpajakan membuat cost perusahaan lebih besar dan tidak dapat menjual
minuman beralkohol membuat perusahaan harus menetapkan harga agar dapat
bertahan. Solusi yang dapat saya usulkan terkait dengan hal ini adalah menetapkan
harga yang sesuai dengan nilai lebih yang dimiliki oleh 7-Eleven kepada konsumen
untuk produk yang eksklusif 7-Eleven (Slurpee, Big Gulp, dan lain-lain), kemudian
juga diversifikasi usaha seperti contoh memberikan fasilitas yang belum dimiliki
perusahaan ritel lain (misal, fasilitas printing), dan menentukan harga yang dapat
menyaingi tawaran dari pesaing lainnya seperti Indomaret atau Circle K.
DAFTAR PUSTAKA
Jasfar, Farida. 2005, Manajemen Jasa Pendekatan Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia
Kotler, Philip. et. Al. 2005. Manajemen Pemasaran: Sudut Pandang Asia. Jakarta: PT Indeks,
Jakarta.
Shaharudin, M. Rizaimy. 2011. The Relationship Between Product Quality And Purchase
Intention: The Case Of Malaysia’s National Motorcycle/Scooter Manufacturer. African
Journal of Business Management Vol. 5(20) pp. 8163-8176
Ridgway, N. M., Netemeyer, R. G. 1993. Price perception and consumer shopping behavior: A field
study. Journal of Marketing Research, 30 (May), 234-245.
DAFTAR PUSTAKA
Crask et al. 1995. Marketing Research: Principles and Applications. Englewood Cliffs, New
Jersey: Prenticehall.
Dharmmesta, B.S. 1999. Saluran Pemasaran: Konsep dan Strategi Analisis Kuantitatif.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Komaruddin. 1994. Ensiklopedia Manajemen. Edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Kotler, Armstrong, 1997. Dasar-dasar Pemasaran (Terjemahan). Edisi 7e. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). Edisi millennium 2. Jakarta:
Prenhallindo. Kotler, P. 2003. Marketing Management. Elevent edition. Upper Saddle River,
New Jersey: Prenticehall.
Kotler and Keller, 2006. Marketing Management. Twelfth edition. Upper Saddle River, New
Jersey: Pearson Prenticehall.
McCarthy, J.E. 1985. Dasar-dasar Pemasaran (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
McDaniel, Keegan. W. 1999. Marketing Plans that Work (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
McDaniel et al. 2001. Pemasaran (Terjemahan). Buku kedua. Jakarta: Salemba 4.
Saladin, D, 1996. Unsur-unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. Bandung:
CV.Mandar Maju.
Saladin, D, 2002. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan dan
Pengendalian. Bandung: Linda Karya.
Purwosutjipto, 1992. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia. Jilid 4. Jakarta:
Djambatan
4. a. Dalam era globalisasi ini, jelas bahwa akan selalu ada perubahan dan disrupsi
dimana salah satunya adalah Ekonomi Baru (New Economy) atau yang juga biasanya
dikenal dengan Ekonomi Digital (Digital Economy), Ekonomi Internet (Internet
Economy) ataupun Ekonomi Jaring (Web Economy). Menurut saya, perusahaan harus
selalu menyesuaikan model bisnisnya dengan tren yang sedang ada seperti new economy
agar perusahaan tersebut dapat selalu bertahan (sustainable). Dalam ekonomi baru,
jaringan digital dan infrastuktur komunikasi menyediakan sarana sehingga
memungkinkan setiap orang dan organisasi berinteraksi, berkomunikasi, bekerjasama dan
mencari informasi. Menurut Choi dan Whinston (2000), karakteristik sarana ini sebagai
berikut
(https://www.researchgate.net/publication/318984927_Siapa_Konsumen_Kita_Analisis_
Perubahan_Konsumen_Di_Era_Ekonomi_Baru): 1.Cakupan luas dari produk-produk
digital seperti basis data, berita, informasi, buku, majalah, TV dan program radio,
software, dan lain-lain yang diantarkan via infrastruktur digital tiap saat, dimana saja di
dunia. 2. Konsumen dan perusahaan melakukan transaksi keuangan dengan mata uang
digital dengan alat jaringan komputer atau perangkat bergerak. 3. Microprocessor dan
kemampuan jaringan, ditanamkan pada barang sehari-hari seperti perangkat rumah
tangga, dan kendaraan bermotor. Ekonomi Baru sendiri dapat dicirikan sebagai berikut. 1.
Akses informasi tiada batas. 2. Pasar global yang terus berkembang. 3. Bisnis dilakukan
lebih cepat dari sebelumnya dan dalam 24jam sehari-7hari seminggu-365hari per tahun.
4. Keinginan peningkatan pendapatan dari Perusahaan Multi Nasional melalui globalisasi.
5. Internet memungkinkan konsumen sedunia mempunyai informasi yang sama pada saat
yang sama, sehingga mereka bisa langsung membandingkan produk dan harga dan
bertransaksi hanya dengan meng-klik mouse. 6. Privatisasi diiringi deregulasi
meningkatkan persaingan pasar. 7. Pengembangan teknologi komunikasi data dan suara
meningkatkan harapan akan pelayanan konsumen dan membuka berbagai peluang.
Melihat dari konsep Ekonomi Baru, maka jelas bahwa perusahaan harus merepons
dengan baik akan hal ini atau akibatnya perusahaan tidak dapat bertahan sesuai dengan
perkembangan zaman. Hal ini seperti contoh 7-Eleven mengadakan kerjasama dengan
Grab/Gojek dalam aplikasinya Go-Mart atau 7-Eleven membuat sebuah aplikasi sendiri
untuk memasarkan produk atau layanannya dengan kata lain 7-Eleven harus merubah
model bisnisnya agar sesuai dengan Ekonomi Baru.
b. Strategi pemasaran jika ditetapkan tidak sesuai dapat menyebabkan kurangnya bauran
pemasaran perusahaan yang mengakibatkan tidak bersaingnya perusahaan dengan perusahaan
pesaing dalam meperoleh konsumen yang lebih banyak. Turunnya volume permintaan akan
sebuah produk dapat menjadi penyebab turunnya pendapatan sebuah perusahaan seperti salah
satu contohny adalah kurangnya pemanfaatan perkembangan teknologi untuk beriklan dan
bauran pemasaran yaitu mengenai produk, promosi dan harga pasar mengakibatkan daya
saing menjadi lemah. Ada 3 elemen penting dari sasaran atau target sebuah promosi, yaitu:
(a) Pembentukan merk (branding); (b) Layanan kepada konsumen berupa komunikasi dan
penyampaian sebuah informasi; dan (c) Menciptakan kesetian pelanggan. (Hendro, 2011:
392)
Untuk mengkomunikasikan produk, perlu disusun suatu strategi Bauran Promosi (Promotion
Mix) yang terdiri atas 4 (empat) komponen utama, yaitu periklanan (advertising), promosi
penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relations) dan penjualan
perorangan (personal selling).
Periklanan: merupakan tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang
dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi.
Promosi penjualan: adalah intensif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian
atau penjualan suatu produk di mana pembelian di harapkan dilakukan sekarang juga.
Kegiatan promosi yang termasuk ke dalam promosi penjualan adalah seperti misalnya
pemberian kupon, obral, kontes, pameran, dll.
Hubungan Masyarakat: bertujuan membangun hubungan dengan publik perusahaan
dengan menghasilkan publistas yang menyenangkan, menumbuhkembangkan suatu
citra perusahaan yang baik, menangani atau
melenyapkan desas-desus, kriteria dan peristiwa yang tidak menyenangkan.
Penjualan Perorangan: manajemen armadapenjual (para wiraniaga) adalah suatu
analis, perencanaan, implementasi dan pengendalian atas kegiatan para wiraniaga.
Didalamnya termasuk menetapkan sasaran, strategi armada penjual, merekrut,
menyeleksi, melatih, mensupervisi serta mengevaluasi armada penjualan perusahaan.
(Husein Umar, 2003:72-73)
Contoh-contoh strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh sebuah perusahaan yang
mengalami penurunan pasar adalah memanfaatkan iklan televisi, majalah, radio, dan sosial
media yang sangat berpengaruh pada peningkatan penjualan produk yang ada pada website
ini. Strategi pemasaran menggunakan sosial media dilakukan dengan membuka akun resmi
sebuah perusahaan, seperti Facebook, Twitter, Google+, Instagram, Blog, BBM Channel, dan
Line. Dengan mencitpakan beberapa tagline yang dipopulerkan oleh sebuah perusahaan atau
jingle sebuah lagu untuk sebuah produk dari perusahaan. Kemudian juga, banyak cara untuk
melakukan promosi yang tidak membutuhkan biaya, mulai website gratis, search engine
organizer, jejaring sosial, hingga berbagai event yang diadakan oleh perusahaan untuk
membantu para member melakukan promosi. Selain itu, perusahaan juga bisa memperluas
pasarnya dengan mengenalkan produk pada para konsumen dengan menggunakan selebriti
terkenal yang memiliki dampak positif untuk menaikkan jumlah penjualan. Cara ini dianggap
sangat efektif mengenalkan produk dalam benak konsumen dengan melalui iklan yang sangat
khas dan unik. Semakin banyakanya perusahaan yang menggunakan endorser masyarakat
sebagai calon konsumen semakin pintar memilih selebriti mana yang cocok dijadikan sebagai
brand ambassador. Perusahaan perdagangan online masing-masing saling bersaing menarik
perhatian konsumen untuk semua jenis produk, sehingga dalam strategi pemasaran
menggunakan selebriti merupakan salah satu kampanye yang sangat populer dan efektif
untuk memikat. Kemudian cara lain yang biasanya dianggap sangat ampuh untuk menjaring
konsumen karena sesuatu yang gratis akan sangat sulit dilewatkan begitu saja. Memberikan
produk secara gratis adalah salah satu strategi pemasaran yang mungkin patut dicoba untuk
pengenalan produk seperti contoh gratis secara door to door kepada calon konsumennya. Jika
produk tersebut berupa jasa ataupun media digital maka perusahaan dapat menawarkan free
trial atau mencoba gratis untuk menarik minat calon konsumen mengetahui sebuah produk.
(https://www.jurnal.id/id/blog/strategi-pemasaran-produk-yang-harus-anda-coba/)
DAFTAR PUSTAKA
Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis: Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana
Bisnis Secara Komprehensif edisi 3 revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.