Anda di halaman 1dari 6

-Eleven adalah jaringan convenience store 24 jam asal Amerika Serikat yang sejak

tahun 2005 kepemilikannya dipegang Seven & I Holdings Co., sebuah perusahaan
Jepang. Di Indonesia, 7-Eleven dikelola oleh PT Modern Putra Indonesia, anak
perusahaan PT. Modern Internasional, yang merupakan distributor Fujifilm di
Indonesia. Saat ini, 7-Eleven baru membuka cabang-cabangnya di Jakarta, dan
untuk kota-kota lainnya seperti Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan,
Makassar, Palembang, dan Medan. Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis
produk, umumnya makanan, minuman, dan majalah. Di berbagai negara, tersedia
pula layanan seperti pembayaran tagihan serta penjualan makanan khas daerah.
Produk khas 7-Eleven adalah Slurpee, sejenis minuman es dan Big Gulp, minuman
soft drink berukuran besar.
Sebuah survei yang dilakukan Vibiz Management Research terhadap enam gerai 7Eleven memberikan data menarik sebagai berikut. Sekitar 65% pengunjung 7Eleven adalah anak muda, sisanya pelajar (15%), karyawan (10%), dan keluarga
10%. Pengunjung biasanya mengobrol santai. Sekitar 80% di antaranya bahkan
nongkrong lebih dari satu jam, 15% lainnya memanfaatkan untuk short meeting dan
5% lainnya membeli makanan untuk dibawa pulang. Ada juga di antara mereka
yang sibuk sendiri dengan netbook, memanfaatkan fasilitas free wifi yang
disediakan. Dari data tersebut terlihat bahwa 7-Eleven mengincar para pelanggan
yang ingin menghabiskan waktu. Mereka menyediakan tempat duduk dan meja
untuk nongkrong sehingga para pelanggan pun betah berlama-lama di toko. Pada
saat mereka nongkrong, para pelanggan pun akan terus membeli makanan dan
minuman yang dijual 7-Eleven. Dengan begitu tingkat penjualan pun akan semakin
meningkat dengan meningkatnya pelanggan yang nongkrong di 7-Eleven. 7-Eleven
mensegmenkan pasar mereka pada segmen anak muda dan karyawan karena
kedua segmen itu sangat suka nongkrong.
Five Forces Model Porter adalah strategi bisnis yang digunakan untuk melakukan
analisis dari sebuah struktur industri.
1. Ancaman Kompetitor baru
2. Ancaman dari Produk, Jasa pengganti
3. Daya tawar dari pembeli,
4. Daya tawar dari Supplier
5. Persaingan di antara pemain yang sudah ada
Kami akan menganalisis strategi bisnis yang telah 7-Eleven terapkan dengan
menggunakan Five Forces Model ini.
1. Ancaman Kompetitor baru

Skala ekonomi dari industri convenience jelas mempengaruhi semua pembelian


bahan, produksi, distribusi, dan penjualan. Sebagai contoh, toko dapat membeli dan
memproduksi dalam jumlah massal. Sistem informasi dengan fungsi inti pusat POS
memainkan peran penting dalam pengelolaan produk dan pengumpulan informasi
pelanggan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa industri ini membutuhkan
investasi awal yang besar dalam teknologi. Hal ini juga diperlukan untuk
membangun sistem distribusi yang sangat baik untuk pengiriman cepat barang.
Bangunan dari sistem distribusi skala besar bersama dengan vendor jelas tidak bisa
diwujudkan dalam satu hari. Oleh karena itu, hanya setelah beberapa tahun
pengalaman, pendatang baru bisa mendapatkan pengetahuan tentang pengelolaan
rantai convenience. Dari sudut pandang akumulasi pengalaman, rantai 7-Eleven
sekarang berada dalam posisi yang menguntungkan dibandingkan dengan
pendatang baru. Apalagi 7-Eleven sudah mempunyai produk unggulan seperti
Slurpee yang masih belum bisa dikalahkan oleh produk dari toko convenience yang
lain.
2. Persaingan di antara pemain yang sudah ada
Pada awalnya 7-Eleven sebagai Convenience Store mengakali persaingan harga
dengan menawarkan banyak service pada konsumen untuk bisa mendapatkan
convenience/kenyamanan. Jadi dengan service yang diberikan maka 7-Eleven pun
berani untuk memasang harga yang lebih tinggi dari toko-toko lain. Tapi
dikarenakan sudah ada Convenience Store yang lain maka 7-Eleven pun sudah
mulai bermain dalam persaingan harga.
3. Ancaman dari Produk, Jasa pengganti
Ada dua tipe konsumen yaitu konsumen yang lebih memilih kualitas dibandingkan
harga dan ada juga konsumen yang berpikiran sebaliknya. Untuk konsumen yang
lebih memilih kualitas, 7-Eleven bersaing dengan Department Store seperti Giant,
Hypermart, dan lainnya. Sedangkan untuk pelanggan yang lebih memilih harga
maka 7-Eleven akan bersaing dengan toko-toko yang dimiliki individu. Tapi 7-Eleven
memiliki keunggulan dari jam operasionalnya. 7-Eleven buka selama 24 jam
sedangkan Department Store dan toko yang dimiliki individu tidak beroperasi
seharian penuh. Oleh karena itu ancaman dari produk dan jasa pengganti pun
hanya menjadi sebuah hal yang umum.
4. Daya tawar dari pembeli
Convenience Store banyak memiliki produk yang berbeda dibandingkan toko-toko
jenis lain. 7-Eleven pun memiliki produk seperti Slurpee dan juga Big Gulp dan
beberapa Lunch Box dan Sandwich. Walaupun convenience store yang lain juga
menawarkan produk yang mirip tapi tetap bisa dilihat perbedaan dari produk milik
7-Eleven dan convenience store yang lain. Oleh karena itu 7-Eleven membuat
produk mereka sedemikian mungkin agar bisa menarik perhatian konsumen.

5. Daya Tawar supplier


Daya tawar supplier terhadap Convenience Store dapat dikatakan rendah.
Convenience Stores mempunyai banyak supplier dari perusahaan kelas atas sampai
perusahaan kelas menengah dan kelas bawah. Masalahnya, perusahaan kelas
menengah dan bawah yang tidak mempunyai sistem informasi seperti yang dimiliki
perusahaan kelas atas akan berada dalam posisi yang sangat tidak
menguntungkan. Oleh karena itu 7-Eleven mencoba mengajak para supplier kelas
menengah dan bawah untuk bersama mempromosikan produk mereka sehingga
mereka pun bisa survive.

Strategi Generik Michael R. Porter


Porter menyatakan ada 3 prinsip bila perusahaan ingin meningkatkan usahanya
dalam persaingan. Perusahaan harus memilih prinsip berbisnis, yaitu produk
dengan harga yang tinggi atau harga yang rendah atau bukan keduanya. Porter
menyatakan ada 3 prinsip Strategi Generik yaitu Differentiation, Overall Cost
Leadership, dan focus.
Untuk kasus 7-Eleven, saya menilai bahwa 7-Eleven menerapkan Strategi Focus.
Mereka menetapkan suatu pangsa pasar tertentu untuk menghindar dari pesaing.
Mereka menetapkan anak muda dan karyawan sebagai pangsa pasar yang mereka
ingin gapai. Dan yang telah kita lihat bahwa 7-Eleven berhasil dan hampir sebagian
besar anak muda dan pegawai di Jakarta puas dengan 7-Eleven.

Toko 7-Eleven Bertanya Pada Pelanggan Dengan Meminta Data


7-Eleven adalah pengecer konvinience terbesar di dunia dan jaringan toko barang
kebutuhan sehari-hari nomor satu di Amerika Serikat, dengan 5.300 toko.
Perusahaan ini dimulai sekitar 75 tahun yang lalu sebagai operator gudang es.
Ketika kulkas mulai menggantikan kotak es, manajer setiap toko menanyakan
pelanggan satu per satu barang apa yang diinginkan pada peralatan barunya.
Dengan menanyakan pelanggan secara langsung dan menyimpan barang yang
paling diinginkan pelanggan saja, perusahaan tumbuh dan menjadi makmur.

1.
Mengapa memahami pelanggan sangat penting bagi perusahaan seperti 7Eleven?

Memahami pelanggan sangat penting bagi perusahaan 7-Eleven karena tanpa


pengetahuan terperinci mengenai perusahaan ingin memaksimalkan peluang
bisnisnya dengan cara mengetahui kebutuhan pelanggan di setiap wilayah atau
negara dimana toko tersebut berada sebab kebutuhan pelanggan di setiap wilayah
atau negara berbeda-beda.
Selain itu jika perusahaan dapat memahami pelanggan maka perusahaan dapat
menentukan barang mana yang terjual dengan baik sehingga perusahaan dapat
menambah jumlah stok barang yang menguntungkan bagi perusahaan dan
mengurangi produk-produk yang kurang diminati pelanggan
2.

Apa manfaat sistem informasi eceran 7-Eleven?

Pertama, untuk mengumpulkan data penjualan dari tiap toko, merekam penjualan
tiap hari dari 6 juta pelanggan di Amerika Serikat dan mengirim informasi real time
ke database 7-terabyte Oracle melalui Sistem Data Elektronik (Electronic Data
System-EDS).
KEDUA, 7-eleven memiliki catatan transaksi pembelian dan menganalisisnya
menjadi informasi terkait permintaan pelanggan, penetapan harga, dan minat
terhadap produk baru, seperti Diet Pepsi Slurpee.
KETIGA, untuk mengenali pergerakan penjualan, meningkatkan keragaman
produk, menghilangkan produk yang penjualannya lambat dari persediaan, dan
meningkatkan penjualan dan persediaan barang pada toko tersebut untuk barang
yang permintaannya tinggi.
3.
Merujuk pada model Porter, dorongan strategis apa yang berusaha ditangani
sistem informasi eceran?
Pelanggan
7 Eleven berusaha semaksimal mungkin memberikan kualitas serta performa
produk yang terbaik dan mempunyai nilai penting bagi pembeli yang sulit untuk
digantikan dengan kompetitor yang lain.
Pemasok
Kekuatan tawar menawar para pengecer dari industri ritel ini tergolong kuat
karena meski jumlah pengecer produk barang ada banyak untuk industri ritel, dan
pengusaha ritel dapat berpaling dengan supplier yang mampu menyediakan
dengan produk yang lebih murah namun umumnya convenience store selalu
menawarkan dan memberikan produk yang memiliki kualitas dan performa yang
terbaik untuk ditawarkan kepada konsumenkonsumen. Hal tersebut dimaksudkan
agar meningkatkan rasa kepuasan konsumen untuk berbelanja di gerai convenience
store tersebut.

Produk dan Jasa Pengganti


7 Eleven mempunyai konsep yang lebih memfokuskan pada makanan segar yang
akan dibuat serta disajikan kepada konsumen, produk subtitusi mereka tidak hanya
pesaing sesama convenience store, tetapi juga bersaing dengan restoran atau
warung makan karena produk yang serupa. Namun 7 Eleven memiliki beberapa
menu original milik mereka sendiri yang dipadukan dengan beberapa menu
makanan lainnya yang dapat disesuaikan dengan kemauan dan minat konsumen itu
sehingga para konsumen dapat menambahkan saus atau bumbu penyedap lainnya
sesuai minat. Hal tersebutlah yang kemudian menjadi keunggulan 7 Eleven apabila
dibandingkan dengan restoran atau warung makan.
Pemain Baru di Pasar
Dari sudut pandang akumulasi pengalaman, rantai 7-Eleven sekarang berada
dalam posisi yang menguntungkan dibandingkan dengan pendatang baru. Apalagi
7-Eleven sudah mempunyai produk unggulan seperti Slurpee yang masih belum
bisa dikalahkan oleh produk dari toko convenience yang lain.
Pesaing Tradisional
Ketika 7 Eleven memasuki bisnis convenience store pada tahun 2010, Alfamart
dan Indomaret adalah kompetitor terbesar dari 7 Eleven. Kedua brand dari
convenience store tersebut sudah lebih dulu memiliki jumlah gerai jaringan yang
besar. Akhirnya dengan mengusung visi A New Level OfConvenience Store 7
Eleven kemudian memilih untuk memfokuskan diri pada makanan segar serta
penyajian makanan segar tersebut kepada konsumen, berbeda dengan konsep
convenience store pada umumnya yang dimana peritel conveniencestore yang lain
lebih berfokus pada penawaran produk kebutuhan masyasrakat.

4.
Strategi yang digambarkan pada bab, strategi yang mana yang didukung oleh
sistem informasi eceran?
Untuk kasus 7-Eleven, saya menilai bahwa 7-Eleven menerapkan Strategi Fokus.
Mereka menetapkan suatu pangsa pasar tertentu untuk menghindar dari pesaing.

ANALISIS SWOT
analisis SWOT yang telah kami lakukan untuk meneliti 7-eleven berdasarkan riset
yang telah kami lakukan di lapangan.
-. KEKUATAN ( STRENGTH ) :
1. tempat strategis

2. banyak produk yang ditawarkan


3. free wi-fi
4. pencahayaan yang terang
5. pelayanan yang ramah
-. KELEMAHAN ( WEAKNESS ) :
1. produk yang dijual cukup mahal
2. lahan parkir yang kecil
3. lingkungan yang kotor
4. sirkulasi udara yang kurang baik
5. akses jalan masuk yang cukup padat
-. PELUANG ( OPPURTUNITY ) :
1. memiliki peralatan yang canggih untuk menarik konsumen
2. banyak sekolah atau universitas yang berada diwilayah usaha
untuk meningkatkan pendapatan
-. ANCAMAN ( THREAT ) :
1. terdapat lokasi usaha yang sama
2. harga yang tinggi dari produk yang dapat menurunkan potensi

keuntungan

3. banyak usaha yang sama dalam industrinya


4. persaingan yang sangat ketat untuk mendapatkan konsumen dalam industri yang
sama

Anda mungkin juga menyukai