Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PERENCANAAN BISNIS

Matahari Department Store Tbk. (LPPF)


Kelompok 8
Pereencanaan Bisnis / Senin 9.50 / R.206 / Kelas J

Disusun Oleh :
1. Yudistira Adi Nugraha 041511233140
2. Muhammad Azhar 041511233117
3. Andrian Wira P. 041511233193
4. Bayu Kresna 041511233254
5. Feny Safitri 041511233238
6. Ridwan Hidayat 041511233182

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
1) Profil Perusahaan LPPF (PT. Matahari Departemen Store Tbk.)
A.) Deskripsi dan sejarah singkat perusahaan
PT Matahari Department Store Tbk (“Matahari” atau “Perseroan”) memiliki
sejarah yang panjang dalam dunia ritel Indonesia. Matahari Department Store Tbk
adalah perusahaan ritel terkemuka di Indonesia yang menyediakan perlengkapan
fashion, aksesori, kecantikan, hingga peralatan rumah tangga dengan harga yang
terjangkau. Matahari menghadirkan produk-produk stylish berkualitas tinggi serta
pengalaman berbelanja yang istimewa, bekerja sama dengan pemasok lokal dan
internasional yang terpercaya untuk menawarkan beragam produk terkini dari merek
eksklusif dan merek internasional.
Memulai perjalanan pada tanggal 24 Oktober 1958 dengan membuka gerai
pertamanya berupa toko fashion anak-anak di daerah Pasar Baru Jakarta, Matahari
melangkah maju dengan membuka department store modern pertama di Indonesia
pada tahun 1972. Sejak itu Matahari telah menjadikan dirinya sebagai merek asli
nasional.
Sampai saat ini mengoperasikan 155 gerai yang tersebar di 74 kota di seluruh
Indonesia, dengan luas ruang hampir satu juta meter persegi dan telah
mengembangkan kehadirannya dalam dunia online melalui MatahariStore.com. PT.
Dengan perjalanan usaha yang telah dibangun selama 60 tahun, Matahari senantiasa
menyediakan pilihan fashion dengan trend terkini untuk kategori pakaian dan mode,
serta produk-produk kecantikan dan barang-barang keperluan rumah tangga lainnya
yang ditampilkan dalam gerai modern serta Matahari.com. Matahari sangat bangga
atas dukungannya terhadap perekonomian Indonesia dengan mempekerjakan lebih
dari 40.000 karyawan dan berpartner dengan sekitar 850 pemasok lokal serta pemasok
internasional.
Merek-merek eksklusif Matahari telah berulangkali terpilih sebagai merek
fashion terfavorit di Indonesia dan hanya dijual di gerai Matahari dan
MatahariStore.com. Perseroan juga telah berulangkali meraih penghargaan baik
nasional maupun internasional dalam segala aspek bisnisnya, yang menunjukkan
reputasi baik Perseroan sebagai salah satu perusahaan yang dinamis, dan terpercaya.
Penghargaan tersebut antara lain peringkat ke-3 di antara peritel Indonesia dalam Top
500 Retail Asia Pacific (Retail Asia, Euromonitor, & KPMG); dan Brand Asia 2017
sebagai Top 3 Most Powerful Retail Brand in Indonesia (Nikkei BP Consulting, Inc).

B) Visi dan Misi korporasi

Visi :
Semua orang Indonesia dapat tampil menarik dan nyaman.

Misi :
Menyediakan berbagai kebutuhan fashion berkualitas dan terjangkau bagi para
pelanggan dengan suasana yang ramah, sehingga dapat memberikan pengalaman
belanja yang menyenangkan dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Direksi dan Dewan Komisaris telah meninjau dan menyimpulkan bahwa visi
dan misi Matahari yang baru telah sesuai dengan budaya dan semangat Matahari,
serta sejalan dengan tujuan utama Matahari baik dari aspek komersial maupun sosial.
Oleh karena itu Direksi dan Dewan Komisaris sepakat untuk menggunakan visi dan
misi Matahari yang baru.

C.) Kilas Balik Perusahaan

2017
● Membuka 7 gerai Matahari dan 1 gerai Nevada.
● Sampai akhir 2017, Matahari memiliki 155 gerai yang tersebar di 73 kota di
Indonesia dan 1 gerai online MatahariStore.com
● Matahari menandatangani kerja sama Direct to Retail (DTR) multi-tahun
dengan Disney.
● Matahari hadir dengan tagline terbarunya “Feel Good” untuk mewujudkan
komitmennya untuk memberikan pengalaman berbelanja yang menyenangkan
kepada seluruh pelanggannya
● Mendirikan 100% anak perusahaan, PT Matahari Nusantara Logistik yang
berfokus dalam menyediakan layanan logistik & transportasi
● Dividen tunai yang dibagikan oleh Matahari adalah sebesar Rp 1,4 triliun atau
70% dari laba bersih.
● Melakukan investasi tahap terakhirnya dalam Mataharimall.com, sehingga
kepemilikan saham Perseroan menjadi 19,62% sampai dengan akhir bulan
Desember 2017.

2016
● Kepemilikan saham publik meningkat menjadi 82,52%
● Matahari bekerja sama dengan BCA meluncurkan kartu kredit BCA –
Matahari
● Aplikasi mobile MatahariApps #StylishYou secara resmi dikenalkan kepada
publik
● Matahari meluncurkan MatahariStore.com sebagai versi digital dari Matahari
Department Store untuk menjangkau pangsa pasar di Indonesia yang belum
terlayani dengan baik.

2015
● Matahari menandatangani perjanjian kerja sama dengan MatahariMall untuk
menjual produk exclusive brand Matahari melalui e-commerce secara
eksklusif.
● Matahari melakukan pembelian opsi saham PT Global Ecommerce Indonesia
(GEI), induk perusahaan dari MatahariMall.
● ACC kembali melakukan penjualan saham atas Matahari sehingga
kepemilikan saham publik kembali meningkat menjadi 79,52%.

2014
● Kepemilikan saham publik terus meningkat menjadi 65,34%

2013
● Penawaran saham oleh ACC dan PT Multipolar Tbk menghasilkan
peningkatan kepemilikan saham publik dari 1,85% menjadi 47,35%.

2011
● MI and Matahari bergabung, dimana Matahari menjadi perusahaan yang
bertahan.

2010
● Matahari diakusisi oleh PT Meadow Indonesia (MI), suatu anak perusahaan
dari Asia Color Company Limited (ACC). Keduanya secara tidak langsung
dimiliki secara mayoritas oleh CVC Asia Fund III.

2009
● PT Pacific Utama Tbk, perusahaan afiliasi dari MPP, mengakuisisi Divisi
Matahari Department Store dan menjadikan Matahari sebagai satu perusahaan
publik yang berdiri sendiri, dan berganti nama menjadi PT Matahari
Department Store Tbk (Matahari; kode saham; LPPF).

2008
● Pembukaan 6 department store, termasuk 3 gerai dengan konsep New
Generation, menampilkan desain department store modern yang terbaik.

2) Evaluasi Kondisi Existing Lini Bisnis pada LPPF


Melihat dari tren dan kondisi yang dihadapi oleh para pebisnis retail
khususnya MDS (Matahari Department Store Tbk.) maka terdapat beberapa
permasalan dan tantangan yang sedang dihadapi, diantaranya :

A.) penjualan menurun


Tutupnya gerai-gerai Lotus bukan ihwal cerita baru dalam jagat bisnis retail
khususnya department store di Indonesia. Pada September 2017, pengunjung
mengantre diskon besar-besaran jelang department store milik Grup Lippo, Matahari
itu menutup gerainya di Pasaraya Manggarai dan Blok M, Jakarta. Selain Matahari
dan Lotus, gerai department store lainnya Ramayana juga ditutup di beberapa lokasi
termasuk di kawasan Blok M.
Rontoknya bisnis department store ikut terjadi pada PT Matahari Department
Store Tbk. (LPPF). Tren pertumbuhan pendapatan LPPF sejak 2013-2017 juga
mengalami perlambatan yang cukup dalam. Pada 2013, pertumbuhan LPPF masih 27
persen senilai Rp4,04 triliun. Pertumbuhan penjualan justru makin melambat pada
tahun berikutnya semenjak 2014-2015, masing-masing menjadi 21 persen, 17 persen.
Titik terendah pertumbuhan terjadi pada tahun lalu, hanya tumbuh 12 persen tahun
lalu dengan pendapatan Rp6,43 triliun.
Pelemahan industri retail memang ikut dirasakan Matahari. Pertumbuhan rata-
rata penjualan tiap gerai atau same store sales growth (SSSG) perusahaan pada 2017
tercatat minus 1,2%. Sedangkan pada 2016 SSSG perusahaan bisa mencapai angka
pertumbuhan sebesar 5,5% dan 6,8% di 2015.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan bisnis department store terpuruk, mulai
dari daya beli yang menurun, pola belanja yang berubah, jual beli daring hingga
persaingan bisnis ritel yang ketat.
Faktor menggeliatnya transaksi online juga sering dikaitkan punya dampak
pada penjualan ritel offline. Namun, bagi pengusaha ritel, nilai transaksi ritel online
masih kecil. Namun, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy
N. Mandey berpendapat jual beli daring memang bagian dari masa depan pasar ritel.
Ia mendorong para pelaku ritel untuk juga masuk ke ranah digital yang kini makin
berkembang.

B.) Tren konsumsi masyarakat berubah


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan,
terjadi perubahan pola konsumsi di masyarakat akibat pengaruh perkembangan
teknologi. Masyarakat saat ini lebih menyukai konsumsi yang bersifat rekreasi
dibanding belanja produk-produk retail seperti pakaian.
Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sri
Soelistyowati pun menyatakan ada perubahan pola belanja terutama di kalangan kelas
menengah atas. Kelompok masyarakat ini memilih menghabiskan uangnya untuk
kegiatan bersifat leisure seperti untuk rekreasi atau gaya hidup baru yang hobi kuliner
atau 'jajan'. Peningkatan konsumsi rumah tangga dari jenis leisure pada kuartal II-
2017 meningkat menjadi sebesar 6,25% dari sebelumnya 5,5%. Sementara konsumsi
non-leisure mengalami penurunan dari 5,0% menjadi 4,75%.

C.) Persaingan ketat (online maupun offline)


Soal persaingan antar pusat perbelanjaan yang semakin ketat. Hal ini tidak
terlepas dari perkembangan kawasan properti di wilayah baru. pasar e-commerce,
berdasarkan data yang didapatkan baru sekitar 29% atau sekitar 26,3 juta jiwa
masyarakat yang menjadi konsumen dalam pasar tersebut. Artinya memang belum
dianggap sebagai penyebab atas fenomena sekarang, namun harus tetap diantisipasi
ke depannya.

3) Elemen yang terpengaruh oleh permasalahan diatas

Berdasarkan permasalahan diatas, maka menurut kelompok kami MDS


mengalami permasalahan pada 2 perspektif yaitu HOW dan WHY. HOW meliputi
bagaimana MDS dapat menciptakan value proposition di benak konsumen mengenai
berbelanja di MDS di tengah gempuran banyaknya platform e-commerce yang
bermunculan dan semakin banyak. selanjutnya pada perspektif WHY meliputi
bagaimana MDS menghasilkan profit dari kegiatan bisnisnya, mengingat pendapatan
dan pertumbuhan salesnya mulai dan masih melambat hingga menurun akhir-akhir
ini.
4) Ide Reengineering Model Bisnis
Reengineering atau rekayasa ulang adalah perancangan ulang secara pada
proses bisnis yang berjalan saat ini dengan penekanan pada pengurangan biaya dan
waktu siklus agar terjadi peningkatan kepuasan pelanggan. Rakayasa ulang sangat
mungkin dilakukan karena kebanyakan dalam organisasi terdapat sekat-sekat
departemen dan unit kerja, tidak ada kepemilikan proses secara individu, dan kadang
diluar kendali. Akibat hal-hal tersebut, biaya dan waktu siklus menjadi buruk dan
berakibat pada rendahnya kepuasan pelanggan. Dengan demikian, rekayasa ulang
akan menjadi solusi yang saling menguntungkan antara organisasi dan pelanggan.
Ada empat tahapan untuk melakukan rekayasa ulang proses bisnis yang
berhasil, yaitu:
1. Organizing the Organization. Fase pertama ini merupakan titik dimana
organisasi perlu memutuskan proses mana yang akan direkayasa ulang.
Analyzing the Current Process. Fase berikutnya adalah melakukan analisis
proses yang berjalan saat ini secukupnya untuk memahami bagaimana proses
tersebut berjalan, dan berapa waktu siklusnya.
2. Developing New Concepts. Fase ini merupakan fase ketika tema harus
berfikir Out of the box.
3. Moving from the Current Organization to the New Model. Ketika model
baru telah ditentukan, strategi untuk menjabarkan model dengan konsep baru
ini perlu dikembangkan.
Ada empat area kritis yang perlu dipertimbangkan, yaitu kepemimpinan, lingkungan,
sistem teknis, dan sistem manusia.

Saat ini MDS memang sudah meluncurkan “senjata” terbaru nya dengan
platorm mataharimall.com, e-commerce besar yang dimiliki grup asli dalam
negeri,toko online ini menyediakan berbagai variasi barang seperti , fashion, buku,
perabot rumah, dan makanan. Kebayang kan lagi malem – malem terus laper mau beli
makanan di luar tapi takut ada pembegalan, disitu deh terasa manfaatnya
MathariMall.com. Tidak hanya memudahkan transaksi ternyata MatahariMall.com
memiliki perbedan dari online store yang lainnya,yaitu O2O (online to offline) yaitu
sistem yang memungkinkan kita untuk mebayar, mengambil, dan mengembalikan
barang yang kita beli di 131 cabang Matahari di Indonesia. Namun demikian,
kenyataannya masih belum maksimal untuk mendongkrak permasalahan yang sedang
dihadapi oleh MDS dalam hal persaingan bisnis dengan platform dan retailer besar
lainnya.

5) Kesimpulan

Kesimpulan Model bisnis yang digunakan merujuk pada kondisi existing lini bisnis
LPPF adalah DIGITALISASI, yaitu Mengubah Produk Fisik Menjadi Produk Digital.
Model bisnis ini mencakup pengubahan barang atau jasa fisik menjadi bentuk digital. Dalam
PT. Matahari Dept Store Tbk, mereka mengembangkan model bisnisnya menjadi bentuk
digital yaitu ‘Mataharimall.com’.

Digitalisasi bisnis dapat dilihat sebagai suatu inovasi terhadap model bisnis yang
sedang dipraktikkan mayoritas pelaku bisnis. MOdel bisnis ini menawarkan selain kecepatan
aliran informasi dari pengguna ke penyedia layanan, bisnis digital juga dirasa harus
mengadakan ketersediaan yang tinggi dari penyedia layanan, supaya terjadi aliran layanan
dari penyedia ke pengguna. Inilah sesungguhnya ‘lompatan performa’ yang ditawarkan
pebisnis digital dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi. Melancarkan aliran
informasi dari hilir ke hulu dan aliran layanan dari hulu ke hilir.

Satu lagi aliran yang dilancarkan dari pebisnis digital tentunya aliran pembayaran.
Tidak mengherankan para penyedia layanan berbasis digital terobsesi untuk menawarkan
sistem pembayarannya sendiri. Termasuk juga pada apa yang diterapkan LPPF (Matahari
Departemen Store).

Anda mungkin juga menyukai