*Giant Supermarket, menjadi merek besar yang menyerah pada keadaan dan secara resmi tutup
pada bulan Juli 2021. Lalu apa penyebab Gaint tutup? Apakah kesalahan terdapat pada
manajemen perusahaan atau tumbangnya bisnis ini akibat dari pandemi yang tidak
berkesudahan?
Di tahun 2019, Gaint telah membagikan penurunan kinerja keuangan akibat dari berkurangnya
minat konsumen terhadap pasar swalayan yang digelajai dengan adanya penutupan enam gerai
Gaint di beberapa wilayah Indonesia (Pratama, 2021; Sidik, 2021; Sugianto, 2019). Kemudian di
tahun 2020, manajemen PT Hero Supermarket Tbk kembali melakukan penutupan beberapa
gerai Gaint (CCN Indonesia, 2021). Alasan penutupan gerai ini karena selama pandemi covid-19,
operasional gerai terganggu sehingga kinerja keungan semakin menurun. Untuk itu, perlu
dilakukan penyusutan. Penyusutan gerai dilakukan sebagai wujud menjalankan taktik jangka
panjang sehingga kedepannya operasional perusahaan bisa berjalan dengan efesien. Sampai
pada akhirnya, manajemen PT Hero Supermarket Tbk mengumumkan untuk menutup seluruh
gerai Gaint secara permanen pada bulan Juli 2021.
Keputusan yang diambil oleh manajemen PT Hero Supermarket Tbk pasti telah dipertimbangkan
secara matang. Penutupan dilakukan karena Gaint sudah tidak bisa berkontribusi lagi sehingga
jika dilanjutkan akan menggerogoti perusahaan secara keseluruhan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa penutupan seluruh gerai Gaint secara permanen ini
dikarenakan oleh ketidakmapuan Gaint untuk bersaing dan diperparah dengan adanya pandemi
covid-19.
*PT Hero Supermarket bakal menutup seluruh operasional Giant mulai Juli 2021. Akar masalah
ini disinyalir karena perubahan pola belanja di masyarakat terutama pada segmen supermarket.
Direktur HERO Hardianus Wahyu Trikusumo, pengelola Giant, dalam keterbukaan informasi di
BEI, mengatakan alasan perusahaan adalah sebagai respons cepat serta tepat dari perusahaan
yang diperlukan untuk beradaptasi terhadap perubahan dinamika pasar, terlebih terkait
beralihnya konsumen Indonesia dari format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir,
sebuah fenomena yang juga terjadi di pasar global.
Kondisi tersebut bisa jadi sebuah indikasi bahwa masyarakat mulai meninggalkan pasar dengan
format besar seperti supermarket keefektifan dalam berbelanja menjadi salah satu alasannya.
Perubahan kebiasaan berbelanja itu yang membuat tren belanja bulanan di supermarket
menurun. Masyarakat ingin mencari kebutuhan pokok di tempat yang lebih mudah diakses,
misalnya di sekitar rumah apalagi minimarket sudah menjamur dimana-mana.
"Tapi small format, simpel, cari, beli bayar itu sudah lebih berkembang, saya rasa ke depan
memang akan jadi semacam tren bahwa orang maunya yang simpel-simpel saja, nggak mau
gede-gede atau yang gampang parkirnya, nggak usah banyak ketemu orang sentuh-sentuhan
dan sebagainya," kata Budihardjo.
Dalam kasus Giant, tanda-tanda ritel ini sudah goyang bahkan sudah terjadi sebelum
pandemi Covid-19. Pada Juli 2019, Giant menutup 6 gerainya dengan alasan efek perubahan
gaya berbelanja masyarakat. Hero sempat menutup Giant Margo, City Depok, Jawa Barat serta
Giant Kalibata, Jakarta Selatan.
Hingga Maret 2021, gerai Giant hanya tersisa 75 gerai, untuk Giant Ekstra maupun Giant Ekspres.
Sepanjang 2019 hingga Maret 2021 ada 25 gerai Giant yang ditutup.
*Seluruh gerai ritel Giant dikabarkan bakal tutup permanen per Juli 2021 mendatang. Keputusan
itu diambil karena perusahaan induk pengelola ritel ini ingin fokus mengembangkan lini
bisnisnya yang lain selain Giant. Sebelum itu, seperti apa sejarahnya? Giant berasal dari
Malaysia. Mengutip laman giant.com.my, ritel ini pertama kali dibangun pada tahun 1944 oleh
keluarga Teng Meng Chin di Sentul Pasar, Malaysia. Lalu, kemudian diperluas dengan
pembukaan gerai di Pusat Minimarket Teng di Bangsar pada tahun 1974. Seiring berkembangnya
toko keluarga Teng, ritel ini terus berekspansi di Malaysia. Saat ini, Giant adalah ritel barang
sehari-hari teratas di Malaysia.
Sukses di Malaysia, merek Giant juga hadir di negara tetangga yakni Singapura dan Indonesia.
Khusus di Indonesia, Giant dibesarkan oleh PT Hero Supermarket Tbk (HERO Group). Di bawah
Hero Group, Giant awalnya diberi nama Giant Hypermarket. Dibuka pertama kali pada tahun
2002. Gerai pertamanya berlokasi di Villa Melati, Tangerang. Di 2013, bisnis Giant menjalani
perubahan identitas dari Giant Hypermarket dan Giant Supermarket menjadi Giant Ekstra dan
Giant Ekspres.
Perubahan ini juga diikuti dengan perubahan konsep dan pembedaan yang jelas antara kedua
format tersebut, di mana Giant Ekstra akan menjadi pemimpin pasar dalam harga murah dengan
produk yang lengkap untuk kebutuhan bulanan konsumen. Sedangkan, Giant Ekpres akan
menjadi pemimpin pasar dalam harga murah dengan pelayanan cepat untuk melayani
kebutuhan mingguan konsumen. Berdasarkan laman resmi giant.co.id, total ada 100 gerai Giant
tersebar di 96 daerah seluruh Indonesia dengan sekitar 14.000 karyawan. Kini, satu per satu
gerai Giant sudah ditutup. Sebentar lagi, seluruh gerai Giant tutup permanen di Indonesia. PT
Hero Supermarket Tbk memutuskan untuk menutup seluruh gerai Giant pada Juli 2021, sebab
perusahaan ingin fokus mengembangkan merek dagangnya yang lain yaitu IKEA, Guardian, dan
Hero Supermarket yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dibanding Giant. Lima
gerai Giant yang ditutup bakal diubah menjadi IKEA. Sebagian lainnya dipertimbangkan menjadi
gerai Hero Supermarket, dan sisanya ditutup permanen.