Anda di halaman 1dari 9

Analisis Perbandingan antara PT Indomarco Prismatama (Indomaret) dengan PT Sumber

Alfaria Trijaya (Alfamart)

Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen

Disusun Oleh :
Nama : Lidya Caterine Gokasi Manihuruk
NIM : 12030121140216
Nomor Absen : 26

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
I. Pendahuluan

Pada era modern ini, industri ritel di Indonesia telah menjadi salah satu sektor perekonomian
yang paling dinamis dan berkembang pesat. Di tengah pesatnya pertumbuhan populasi dan
perkembangan urbanisasi, ritel menjadi bagian penting dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari masyarakat. Dalam ranah ini, dua merk yang sangat dikenal, yaitu Alfamart dan
Indomaret, telah mendominasi ritel di Indonesia dengan kehadiran mereka yang luas dan
beragam. Analisis bisnis kedua perusahaan ini memberikan gambaran yang menarik tentang
dinamika dan strategi dalam industri ritel di negara ini.

Alfamart dan Indomaret masing-masing memiliki sejarah panjang dan perkembangan yang
mengesankan. Keberhasilan Alfamart dan Indomaret dalam mendominasi pasar ritel
Indonesia sebagian besar didorong oleh pemahaman mendalam mereka tentang perilaku
konsumen Indonesia. Mereka telah menyediakan pilihan produk yang lengkap, harga yang
bersaing, dan lokasi yang mudah dijangkau. Hal ini telah membantu mereka memenangkan
hati masyarakat dan menjadikan minimarket sebagai tempat belanja pilihan bagi banyak
orang.

Selain itu, kedua perusahaan ini juga terus mengadaptasi bisnis mereka untuk menghadapi
perubahan dalam tren belanja dan teknologi. Mereka tidak hanya menawarkan pengalaman
belanja fisik yang nyaman tetapi juga telah memasuki ranah e-commerce dan layanan online
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin beragam.

Melalui analisis bisnis ini, dapat digali lebih dalam tentang bagaimana Alfamart dan
Indomaret memimpin pasar ritel di Indonesia, strategi-strategi apa yang mereka terapkan
untuk mempertahankan dominasi mereka, dan bagaimana mereka beradaptasi dengan
perubahan dalam ekosistem bisnis yang terus berubah. Ini juga memberikan wawasan penting
tentang bagaimana ritel menjadi elemen penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
Indonesia dan bagaimana industri ini akan terus berkembang di masa depan.

II. Sejarah dan Latar Belakang

a) Sejarah Berdirinya Indomaret


Awalnya, pada tahun 1988, didirikan sebuah gerai bernama Indomaret dengan tujuan
untuk mempermudah karyawan dalam mendapatkan kebutuhan sehari-hari. Seiring
berjalannya waktu, perusahaan mulai memahami perilaku belanja konsumen yang lebih
mendalam. Beberapa karyawan ditugaskan untuk mempelajari perilaku belanja
masyarakat, dan hasilnya menunjukkan bahwa masyarakat lebih suka berbelanja di gerai
modern karena mereka menawarkan produk berkualitas, harga bersaing, dan suasana
nyaman.
Dengan pengetahuan ini, serta keterampilan dalam mengoperasikan toko dan perubahan
perilaku belanja masyarakat, perusahaan memiliki niat yang mulia untuk berkontribusi
lebih lanjut bagi negara. Mereka mendirikan Indomaret dengan visi menjadi jaringan ritel
yang unggul dan moto "mudah dan hemat."

Awalnya, Indomaret berlokasi dekat dengan tempat tinggal konsumen, menyediakan


berbagai kebutuhan harian, dan melayani masyarakat umum dengan luas toko sekitar 200
m2. Namun, seiring berjalannya waktu, Indomaret berkembang dengan membuka gerai
di berbagai lokasi seperti perumahan, perkantoran, niaga, wisata, dan apartemen. Ini
mengharuskan mereka memahami operasional jaringan ritel dalam skala besar dengan
berbagai pengalaman yang kompleks.

Manajemen memiliki komitmen untuk menjadikan Indomaret sebagai aset nasional,


mengingat perusahaan ini sepenuhnya dikelola oleh warga Indonesia. Mereka ingin
berbagi kesuksesan dengan masyarakat melalui bisnis waralaba dan berkompetisi secara
global. Sehingga, visi perusahaan berkembang menjadi "menjadi aset nasional melalui
jaringan ritel waralaba yang unggul dalam persaingan global."

Indomaret memperkenalkan konsep bisnis waralaba pertama di bidang minimarket di


Indonesia, yang mendapat sambutan positif dari masyarakat. Mereka bahkan menerima
penghargaan "Perusahaan Waralaba Unggul 2003" dari pemerintah, penghargaan pertama
yang diberikan kepada perusahaan minimarket di Indonesia.

Perkembangan Indomaret sangat pesat, dan pada Agustus 2023, mereka memiliki 22.077
toko. Mereka mendapatkan sebagian besar pasokan barang dagangan dari 42 pusat
distribusi mereka, yang menyediakan lebih dari 5.000 jenis produk. Keberadaan
Indomaret semakin diperkuat dengan kehadiran Indogrosir, anak perusahaan dengan
konsep bisnis Pusat Perkulakan.

b) Sejarah Berdirinya Alfamart


Pada tahun 1989, Alfamart didirikan oleh Djoko Susanto dan keluarganya. Djoko Susanto
merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia, menempati posisi ke-10 dalam daftar
orang terkaya versi Forbes pada Januari 2023, dengan kekayaan mencapai USD 4,1
miliar.

Awalnya, Alfamart beroperasi dalam bidang perdagangan dan distribusi. Namun, pada
Desember 1989, sebagian besar saham perusahaan ini dijual kepada PT HM Sampoerna
Tbk. Pada tahun 1999, Alfamart memasuki sektor minimarket dan mulai berkembang
pesat sejak tahun 2002 dengan mengakuisisi 141 gerai Alfa Minimart. Selanjutnya,
Alfamart mengadopsi merek "Alfamart" yang digunakan hingga sekarang.
Alfamart menawarkan berbagai kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, tempat
berbelanja yang nyaman, dan lokasi yang mudah dijangkau. Pada tahun 2021, perusahaan
dan anak-anak perusahaannya memiliki lebih dari 72.000 karyawan tetap.

Pada tahun 2009, Alfamart mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
harga perdana Rp 395 per saham. Pada saat itu, mereka memiliki 3.300 gerai yang
beroperasi. Selanjutnya, pada tahun 2012, mereka menggelar penawaran umum terbatas
dan mendirikan anak perusahaan di bidang kesehatan dan kecantikan. Pada tahun yang
sama, jumlah gerai mereka mencapai lebih dari 7.000.

Pada tahun 2013, Alfamart melakukan sejumlah aksi korporasi, termasuk akuisisi saham
tambahan di PT Midi Utama Indonesia Tbk. Mereka juga melakukan stock split dengan
rasio 1:10, sehingga harga saham nominal berubah menjadi Rp 10 per saham. Pada tahun
itu, mereka memiliki lebih dari 8.500 gerai.

Pada tahun 2014, Alfamart memasuki pasar Filipina dan menerbitkan obligasi. Mereka
juga meningkatkan kepemilikan saham di PT Midi Utama Indonesia Tbk menjadi 86,72
persen. Pada tahun tersebut, jumlah gerai mereka telah mencapai lebih dari 9.800.

Pada tahun 2015, Alfamart mendirikan Alfacart, platform perdagangan eceran online.
Namun, pada tahun 2017, Alfacart berhenti beroperasi di jalur marketplace. Pada tahun
2016, Alfamart membuka gudang baru dan meluncurkan AlfaMind, virtual store pertama
di Indonesia dengan teknologi augmented reality. Pada tahun itu, jumlah gerai mereka
melebihi 12.000.

Pada tahun 2017, Alfamart mendirikan PT Sumber Wahana Sejahtera di bidang jasa
titipan dan pengiriman paket, tetapi kemudian melepas seluruh kepemilikan sahamnya di
perusahaan tersebut pada 2021. Pada tahun tersebut, jumlah gerai mereka telah mencapai
lebih dari 13.500.

Pada tahun 2018, Alfamart memiliki 500 gerai di Filipina dan lebih dari 13.600 gerai di
Indonesia. Pada tahun 2019, mereka merayakan 20 tahun perjalanan bisnis dengan lebih
dari 14.300 gerai. Mereka juga mengakuisisi PT Global Loyalty Indonesia dengan
kepemilikan 75 persen dan terus ekspansi di Filipina.

Hingga tahun 2020, Alfamart memiliki lebih dari 15.400 gerai dan lebih dari 1.000 gerai
di Filipina dengan tiga gudang. Pada tahun 2021, mereka terus berkembang dengan
meningkatkan kepemilikan saham di PT Midi Utama Indonesia Tbk dan membuka 22
gerai di Papua. Jumlah gerai di Filipina juga terus bertambah, mencapai lebih dari 1.200.
III. Strategi Bisnis

a) Strategi Bisnis Indomaret


Indomaret, sebagai salah satu yang paling terkemuka dalam industri ritel di Indonesia,
telah mengadopsi berbagai strategi bisnis untuk mempertahankan dan meningkatkan
pangsa pasarnya. Berikut adalah beberapa strategi bisnis kunci yang telah
diimplementasikan oleh Indomaret:
1. Ekspansi Lokasi: Indomaret telah melakukan ekspansi yang agresif dengan membuka
gerai-gerai baru di berbagai lokasi strategis, termasuk perumahan, perkantoran, pusat
perbelanjaan, stasiun kereta, dan sebagainya. Strategi ini memungkinkan mereka
untuk lebih mendekati pelanggan potensial dan memastikan ketersediaan gerai di
sekitar tempat tinggal dan tempat kerja.
2. Kemudahan Akses: Salah satu strategi unggulan Indomaret adalah memastikan
bahwa gerai-gerainya mudah dijangkau oleh pelanggan. Mereka memahami
pentingnya lokasi yang nyaman dan pembukaan gerai 24 jam untuk melayani
pelanggan yang membutuhkan barang-barang kebutuhan pokok kapan saja.
3. Diversifikasi Produk: Indomaret terus mengembangkan produknya dengan
menjajakan produk private label alias produk merek sendiri, mulai dari makanan
ringan, air mineral, beras, gula, sabun, tisu, hingga alat tulis berlabel “Indomaret”,
serta makanan dan minuman cepat saji pada kafetaria minimarket “Indomaret Point”.
Dalam setiap gerai Indomaret, porsi produk label sendiri sekitar 10%. Walaupun
kontribusinya terhadap penjualan masih minim, tetapi kepercayaan konsumen
terhadap kualitas produk private label milik Indomaret terus berkembang.
4. Persaingan Harga: Indomaret memastikan harga produknya bersaing dengan
pesaingnya. Mereka sering menawarkan promosi dan diskon untuk menarik
pelanggan. Di sisi lain, Indomaret juga sering kali menetapkan harga produk merek
sendiri lebih murah 10% ketimbang produk sejenis.
5. Teknologi dan Inovasi: Indomaret terus mengikuti perkembangan teknologi. Mereka
telah memperkenalkan sistem kasir terkomputerisasi, aplikasi pelanggan, dan pilihan
pembayaran digital untuk meningkatkan pengalaman belanja dan efisiensi
operasional.
6. Kemitraan dan Waralaba: Indomaret memiliki program waralaba yang sukses,
memungkinkan pemilik usaha kecil membuka gerai Indomaret di berbagai lokasi. Ini
telah membantu mereka memperluas jangkauan mereka dengan cepat.

b) Strategi Bisnis Alfamart


Alfamart telah mengimplementasikan berbagai strategi bisnis untuk mempertahankan dan
memperluas dominasinya di pasar. Berikut adalah beberapa strategi bisnis kunci yang
telah diterapkan oleh Alfamart:
1. Lokasi yang Strategis: Alfamart memahami pentingnya lokasi yang nyaman. Mereka
memastikan gerai-gerai mereka mudah dijangkau oleh pelanggan, baik yang berada
di daerah perkotaan maupun pedesaan. Hal ini membantu mereka mencapai beragam
segmen pelanggan.
2. Produk Diversifikasi: Alfamart terus mengembangkan portofolio produknya, tidak
hanya dengan menawarkan kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman, tetapi
juga barang-barang elektronik, produk kecantikan, perlengkapan rumah tangga, dan
sebagainya.
3. Persaingan Harga: Alfamart sering melakukan promosi-promosi diskon dan
penawaran khusus, baik secara rutin maupun selama periode liburan atau perayaan
tertentu untuk menggoda pelanggan dan menjaga daya tarik mereka.
4. Pelayanan Pelanggan: Alfamart berusaha memberikan pengalaman belanja yang
nyaman dan menyenangkan, dengan staf yang ramah dan membantu. Untuk
meningkatkan pelanggan, Alfamart memiliki program loyalitas pelanggan yang
dikenal sebagai "AlfaMart Happy Day." Program ini memberi diskon eksklusif, poin
hadiah, dan penawaran khusus kepada pelanggan yang terdaftar, sehingga menarik
perhatian pelanggan untuk berbelanja lebih sering dan menciptakan hubungan yang
lebih erat dengan merek.
5. Kemitraan dan Penyediaan Produk Lokal: Alfamart bekerja sama dengan produsen
lokal untuk memasok produk-produk yang relevan dengan kebutuhan lokal di
berbagai daerah. Ini membantu mereka memenangkan hati pelanggan dengan
menawarkan produk yang sesuai dengan preferensi lokal.
6. Penawaran Produk dan Merek Pribadi: Alfamart lebih fokus pada menawarkan
merek-merek terkenal yang sudah dikenal di pasar, seperti "Aqua" atau "Pepsi."
Merek pribadi tidak menjadi fokus utama bagi Alfamart.
7. Penekanan pada Diskon dan Promosi: Alfamart sering kali menekankan strategi
diskon dan promosi untuk menarik pelanggan. Mereka memiliki program diskon dan
penawaran khusus, seperti "Harga Promo Alfamart" atau "Potongan Harga Spesial."

IV. Lokasi dan Distribusi

Salah satu aspek penting dalam bisnis ritel adalah lokasi gerai. Kedua perusahaan ritel terbesar
di Indonesia, baik Indomaret maupun Alfamart berkompetisi untuk mendapatkan lokasi yang
strategis guna menarik pelanggan. Indomaret dan Alfamart seringkali dapat ditemukan di
dekat permukiman penduduk, pusat perbelanjaan, stasiun kereta api, dan sejumlah lokasi
strategis lainnya.

Terdapat beberapa alasan mengapa Alfamart dan Indomaret seringkali berdekatan dalam hal
lokasi gerai:

1. Persaingan Maksimal: Dengan berlokasi berdekatan, Alfamart dan Indomaret dapat saling
bersaing secara langsung. Ini memotivasi keduanya untuk menjaga kualitas layanan, harga
bersaing, dan ketersediaan produk untuk menarik lebih banyak pelanggan.
2. Mengikuti Pola Belanja Pelanggan: Alfamart dan Indomaret mungkin memiliki
pengetahuan mendalam tentang pola belanja pelanggan, yang mencakup preferensi lokasi
toko. Dengan berlokasi berdekatan, mereka dapat mengikuti pola perubahan perilaku
belanja dan mengadaptasi strategi mereka sesuai kebutuhan pelanggan.
3. Ekonomi Skala: Dengan memiliki banyak gerai di berbagai lokasi, baik Alfamart maupun
Indomaret dapat memanfaatkan ekonomi skala dalam hal pengadaan produk, perencanaan
persediaan, dan promosi. Ini dapat membantu mereka menawarkan harga yang lebih
kompetitif kepada pelanggan.
4. Mendekati Pasar Bersama-sama: Dengan berlokasi berdekatan, Alfamart dan Indomaret
dapat memaksimalkan potensi pasar di suatu wilayah tertentu. Mereka dapat saling
melengkapi dan menjangkau pelanggan yang lebih luas daripada jika mereka hanya
beroperasi secara terpisah.

Pada 2022, Indomaret menjadi toko retail modern kategori penjualan makanan, minuman, dan
kebutuhan harian yang memiliki gerai terbanyak di Indonesia. Hal ini terlihat dari laporan
United States Department of Agriculture (USDA) yang bertajuk Indonesia: Retail Foods edisi
Juli 2023. Berdasarkan data Euromonitor yang dihimpun dalam laporan tersebut, pada
2022 Indomaret yang dikelola oleh PT Indomarco Prismatama memiliki 19.996 gerai. Lalu
pada urutan kedua ada Alfamart milik PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, dengan jumlah gerai
17.394 unit.

V. Perbandingan Pendapatan Penjualan dan Total Aset

a) Pendapatan Penjualan Indomaret dan Alfamart


Menurut data Euromonitor yang dikutip United States Department of Agriculture
(USDA), selama periode 2018-2021 Indomaret selalu mencetak pendapatan penjualan
(sales revenue) lebih besar dari Alfamart. Namun, pada 2022 Alfamart meraih pendapatan
penjualan USD 7,62 miliar, menang tipis dari Indomaret yang perolehannya USD 7,6
miliar. Catatan tersebut menjadi kemenangan pertama Alfamart dalam lima tahun
terakhir, seperti terlihat pada grafik di atas.

b) Total Aset Indomaret dan Alfamart

Pada kuartal III 2017, nilai aset Alfamart naik menjadi Rp21,5 triliun atau naik 20 persen
dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp17,8 triliun. Jika dibandingkan 5 tahun
sebelumnya, nilai aset Alfamart melonjak hampir 2 kali lipat dari hanya Rp10,8 triliun di
kuartal III 2013.

Nilai total aset Indomaret pada kuartal III 2017 juga naik 9 persen menjadi Rp22 triliun
dari sebelumnya hanya Rp20,3 triliun. Jika dibandingkan periode 5 tahun sebelumnya,
nilai aset Indomaret melonjak 125 persen dari sebelumnya hanya Rp9,8 triliun di kuartal
III 2013.

VI. Kesimpulan
Alfamart dan Indomaret adalah perusahaan ritel yang sangat sukses di Indonesia.
Keberhasilan keduanya dapat dinilai dari berbagai aspek, seperti pendapatan penjualan,
ekspansi, strategi bisnis, dan total aset. Namun, dalam beberapa kategori tertentu, salah satu
dari keduanya mungkin unggul dibandingkan yang lain.

1. Pendapatan Penjualan: Indomaret selalu mencetak pendapatan penjualan lebih besar dari
Alfamart. Namun, pada 2022 Alfamart meraih pendapatan yang lebih tingg, menang tipis
dari Indomaret.
2. Total Aset: Dalam hal total aset, baik Alfamart maupun Indomaret memiliki kenaikan yang
signifikan selama beberapa tahun terakhir. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, total
asset Indomaret lebih unggul dibanding Alfamart.
3. Ekspansi dan Lokasi: Kedua perusahaan memiliki kehadiran yang kuat di berbagai lokasi
di Indonesia dengan jumlah gerai yang besar. Ekspansi yang agresif ke berbagai jenis
lokasi, baik perkotaan maupun pedesaan, adalah salah satu alasan keberhasilan kedua
perusahan ritel tersebut.
4. Strategi Bisnis: Kedua perusahaan telah menerapkan strategi bisnis yang efektif, termasuk
ekspansi, diversifikasi produk, persaingan harga, dan penawaran layanan pelanggan yang
baik.

Secara keseluruhan, Alfamart dan Indomaret keduanya merupakan pemimpin dalam industri
ritel Indonesia dengan prestasi yang mengesankan. Keberhasilan keduanya mungkin dapat
dilihat dari berbagai perspektif, dan mereka mungkin memiliki keunggulan dalam bidang-
bidang tertentu. Pilihan antara keduanya dapat tergantung pada berbagai faktor, termasuk
lokasi dan preferensi pelanggan di wilayah tertentu.

Anda mungkin juga menyukai