Anda di halaman 1dari 9

Analisis Perbandingan Kinerja antara PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart)

dengan PT Indomarco Prismatama (Indomaret)

Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen

Disusun Oleh:

Michael Martinus Pardamean

12030121120006 / 4

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
2023
Analisis Perbandingan Kinerja Alfamart vs. Indomaret
I. Pendahuluan
Alfamart dan Indomaret adalah dua perusahaan ritel terkemuka di Indonesia yang bersaing dalam
industri ritel modern. Kedua perusahaan ini telah tumbuh pesat dan memiliki ribuan toko di
seluruh Indonesia. Dalam analisis ini, kita akan membandingkan kinerja Alfamart dan Indomaret
dari berbagai aspek, seperti ukuran bisnis, strategi pemasaran, inovasi, keuangan, dan dampak
sosial. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan perusahaan mana yang lebih hebat
berdasarkan berbagai faktor yang relevan.
II. Sejarah

SEJARAH ALFAMART
Setiap individu atau masyarakat melihat di jalan terutama kota besar, gerai Alfamart akan mudah
ditemui. Gerai dengan dominan warna merah dan kuning menghiasi pinggir jalan terutama di
kota besar di negara kita tercinta ini Indonesia. Hal ini memang tak mengherankan. Hingga 2021,
total gerai Alfamart yang beroperasi mencapai 16.492 gerai.
Tak hanya di Indonesia saja, PT Sumber Alfamaria Trijaya Tbk yang mengelola Alfamart juga
melebarkan sayap hingga ke Filipina Pada 2021, sekitar 1.200 gerai lebih beroperasi di Filipina,
demikian mengutip dari laman Alfamart, Rabu (18/1/2023).

Sudah puluhan tahun perusahan dagang aneka produk ini melewati perjalanan bisnis. Mengutip
laporan tahunan perseroan 2019, Alfamart dimulai 1989 oleh Djoko Susanto dan keluarga.
Adapun Djoko Susanto termasuk orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Berdasarkan data
Forbes, Djoko Susanto berada di posisi 10 dari 50 orang terkaya di Indonesia. Per 17 Januari
2023, total kekayaan Djoko Susanto mencapai USD 4,1 miliar.
Djoko Susanto mendirikan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk pada 22 Februari 1989 yang
mengawali usaha di bidang perdagangan dan distribusi.
Kemudian menjual mayoritas kepemilikannya kepada PT HM Sampoerna Tbk pada Desember
1989. Pada 1999, perseroan merambah ke sektor minimarket, dan melakukan ekspansi secara
eksponensial mulai 2002 dengan akuisisi 141 gerai Alfa Minimart. Lalu pada pertama kalinya
memakai merek “Alfamart”. Perseroan pun tidak pernah mengalami perubahan nama.
Alfamart menyediakan barang-barang kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau, tempat
berbelanja yang nyama serta lokasi mudah dijangkau.

Berdasarkan data laporan keuangan 2021, pada 31 Desember 2021 dan 2020 perusahaan dan
entitas anaknya memiliki masing-masing 72.163 dan 59.214 orang karyawan tetap.
Alfamart mencatatkan jejak penting lainnya dengan menawarkan saham perdana di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada 2009. Perseroan mencatatkan saham perdana pada 15 Januari 2009 di BEI.
Saat itu, perseroan melepas harga saham perdana Rp 395 per saham. Pada perdagangan Selasa,
17 Januari 2022, saham AMRT ditutup ke posisi Rp 2.720 per saham.
Pada 2009, perseroan juga memasuki pasar Bali dan mulai menggunakan conveyor belt. Pada
saat itu, perseroan memiliki 3.300 gerai yang beroperasi.
Selanjutnya pada 2012, perseroan menggelar penawaran umum terbatas tanpa hak memesan efek
terlebih dahulu (PMTHMED) atau private placement. Pada 2012 juga perseroan mendirikan anak
perusahaan PT Sumber Indah Lestari yang bergerak di bidang usaha kesehatan dan kecantikan.
Perseroan juga memasuki pasar Medan. Saat itu, sekitar 7.000 lebih gerai beroperasi.

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk menggelar sejumlah aksi korporasi pada 2013. Pertama,
perseroan akuisisi tambahan saham PT Midi Utama Indonesia Tbk. Mengutip berbagai sumber,
pengelola Alfamar membeli seluruh saham PT Amanda Cipta Persada (ACP) di PT Midi Utama
Indonesia Tbk sebesar 1.205.544 saham atau setara 41,82 persen dari seluruh modal ditempatkan
dan disetor dalam MIDI.
Sebelumnya Alfamart mengenggam 367,50 juta saham atau 12,75 persen saham MIDI dan
sisanya ACP sekitar 2,07 miliar saham atau setara 71,82 persen, Rullyanto sebesar 0,42 persen
dan masyarakat sebesar 444,60 juta saham atau 15,43 persen.
Perseroan juga menggelar stock split atau pemecahan nilai nominal saham pada 2013. Rasio
stock siplit 1:10. Jadi harga nominal baru setelah stock split menajdi Rp 10 per unit dari
sebelumnya Rp 100 per saham.
Induk jaringan Alfamart ini juga mendirikan anak usaha Alfamart Retail Asia Pte Ltd dengan
kepemilikan saham 100 persen. Perseroan juga memasuki pasar Jambi, Pekanbaru dan
Banjarmasin dan memiliki 8.500 lebih gerai beroperasi.
Perseroan pun melebarkan sayap ke Filipina melalui anak usaha yang didirikan yaitu Alfamart
Retail Asia Pte Ltd. Perseroan mendirikan Alfamart Trading Philippines Inc yang berkedudukan
di Filipina. Alfamart pun tak hanya hiasi daerah di Indonesia tetapi juga di Filipina. Pada 2014,
perseroan juga menerbitkan obligasi dengan mekanisme penawaran umum berkelanjutan I
obligasi berjelanjutan I untuk tahap I. Perseroan juga menambah kepemilikan saham di MIDI
mencapai 86,72 persen.
Tak hanya aksi korporasi, perseroan juga mengembangkan gudang untuk Karawang, Lombok,
Kotabumi dan Rembang. Perseroan juga relokasi gudang Serpong ke Parung. Alfamart pun
memasuki pasar Pontianak dan Manado. Pada 2014, perseroan telah memiliki lebih 9.800 gerai.
Tahun selanjutnya pada 2015, perseroan mendirikan PT Sumber Trijaya Lestari atau Alfacart
yang bergerak di bidang perdagangan eceran melalui internet. Namun, pada 2017, Alfacart
tersebut tak lagi bermain di jalur marketplace. Selain itu, perseroan pun memasuki pasar Batam.
Gerai pun makin bertambah hingga mencapai lebih cari 11.000.

Selanjutnya pada 2016, perseroan membuka gudang di Serang dan CIanjur untuk memperkuat
distribusi. Perseroan juga meluncurkan AlfaMind, virtual store pertama di Indonesia dengan
teknologi augmented reality. Tak hanya itu perseroan juga meningkatkan setoran modal PT
Sumber Trijaya Lestari sehingga kepemilikan terdilusi 50,97 persen dan peningkatan setoran
modal PT Sumber Indah Lestari sehingga kepemilikan menjadi 88,71 persen. Adapun lebih 12
ribu gerai beroperasi pada 2016.
Pada 2017, perseroan mendirikan PT Sumber Wahana Sejahtera yang bergerak di jasa titipan dan
pengiriman paket dengan kepemilikan 99,96 persen. Akan tetapi, perseroan melepas keseluruhan
kepemilikan saham di PT Sumber Wahana Sejahtera pada 2021. Perseroan pun meningkatkan
setoran modal PT Sumber Trijaya Lestari sehingga kepemilikan menjadi 99,99 persen. Hingga
2017, perseroan telah memiliki lebih 13.500 gerai.

Gerai Alfamart di Filipina pun mencapai 500 gerai pada 2018. Sedangkan di Indonesia, total
gerai beroperasi lebih dari 13.600. Hingga 2019, perseroan telah membentangkan bisnisnya
selama 20 tahun. Gerai yang beroperasi pun mencapai 14.300 lebih. Perseroan juga melakukan
akuisisi PT Global Loyalty Indonesia dengan kepemilikan 75 persen. Sedangkan ekspansi di
Filipina sudah ada 750 lebih gerai dengan total tiga gudang.
Adapun hingga 2020, perseroan memiliki lebih dari 15.400 gerai dan 1.000 lebih gerai di
Filipina dengan total tiga gudang.
Perseroan makin ekspansif pada 2021. Perseroan dongkrak setoran modal di PT Midi Utama
Indonesia sehingga kepemilikan 89,43 persen. Adapun gerai beroperasi mencapai 16.492 unit.
Perseroan pun memasuki pasar Papua dengan buka 22 gerai. Adapun gerai yang beroperasi di
Filipina mencapai 1.200 lebih.

SEJARAH INDOMARET
Berawal dari pemikiran untuk mempermudah penyediaan kebutuhan pokok sehari-hari
karyawan, maka pada tahun 1988 didirikanlah sebuah gerai yang diberi nama Indomaret. Sejalan
pengembangan operasional toko, perusahaan tertarik untuk lebih mendalami dan memahami
berbagai kebutuhan dan perilaku konsumen dalam berbelanja. Guna mengakomodasi tujuan
tersebut, beberapa orang karyawan ditugaskan untuk mengamati dan meneliti perilaku belanja
masyarakat. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa masyarakat cenderung memilih belanja di
gerai modern berdasarkan alasan kelengkapan pilihan produk yang berkualitas, harga yang pasti
dan bersaing, serta suasana yang nyaman.
Berbekal pengetahuan mengenai kebutuhan konsumen, keterampilan pengoperasian toko dan
pergeseran perilaku belanja masyarakat ke gerai modern, maka terbit keinginan luhur untuk
mengabdi lebih jauh bagi nusa dan bangsa. Niat ini diwujudkan dengan mendirikan Indomaret,
dengan badan hukum PT. Indomarco Prismatama yang memiliki visi “menjadi jaringan ritel yang
unggul” serta moto “mudah dan hemat”.
Pada mulanya Indomaret membentuk konsep penyelenggaraan gerai yang berlokasi di dekat
hunian konsumen, menyediakan berbagai kebutuhan pokok maupun kebutuhan sehari- hari,
melayani masyarakat umum yang bersifat majemuk, serta memiliki luas toko sekitar 200 m2.
Seiring dengan perjalanan waktu dan kebutuhan pasar, Indomaret terus menambah gerai di
berbagai kawasan perumahan, perkantoran, niaga, wisata dan apartemen. Dalam hal ini terjadilah
proses pembelajaran untuk pengoperasian suatu jaringan retail yang berskala besar, lengkap
dengan berbagai pengalaman yang kompleks dan bervariasi.
Setelah menguasai pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan jaringan ritel dalam skala
besar, Manajemen berkomitmen untuk menjadikan Indomaret sebagai sebuah aset nasional. Hal
ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa seluruh pemikiran dan pengoperasian Perusahaan
ditangani sepenuhnya oleh putra putri Indonesia. Sebagai aset nasional, Indomaret ingin berbagi
kepada masyarakat Indonesia melalui bisnis waralaba dan juga mampu bersaing dalam
persaingan global. Oleh karena itu, visi perusahaan kemudian berkembang “menjadi aset
nasional dalam bentuk jaringan ritel waralaba yang unggul dalam persaingan global”.
Konsep bisnis waralaba Indomaret adalah yang pertama dan merupakan pelopor di bidang
minimarket di Indonesia. Sambutan masyarakat ternyata sangat positif, terbukti dengan
peningkatan jumlah Terwaralaba Indomaret dari waktu ke waktu. Konsep bisnis waralaba
Perusahaan juga diakui oleh pemerintah melalui
penghargaan yang diberikan kepada Indomaret selaku “Perusahaan Waralaba Unggul 2003”.
Penghargaan semacam ini adalah yang pertama kali diberikan kepada perusahaan minimarket di
Indonesia dan sampai saat ini hanya Indomaret yang menerimanya.
Indomaret berkembang sangat pesat dengan jumlah toko per Agustus 2023 ada 22.077. Sebagian
besar pasokan barang dagangan untuk seluruh gerai berasal dari 42 pusat distribusi Indomaret
yang menyediakan lebih dari 5.000 jenis produk. Kini, keberadaan Indomaret makin diperkuat
dengan kehadiran Indogrosir, anak perusahaan dengan konsep bisnis Pusat Perkulakan.

III. Ukuran Bisnis


1. Jumlah Toko
 Alfamart: Pada tahun 2021, Alfamart memiliki lebih dari 17.000 toko di seluruh
Indonesia. Ini membuatnya menjadi salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia.
 Indomaret: Pada tahun yang sama, Indomaret juga memiliki jumlah toko yang
signifikan, dengan lebih dari 16.000 toko di seluruh negeri.
Meskipun Alfamart memiliki sedikit keunggulan dalam jumlah toko, perbedaan ini sangat tipis
dan tidak signifikan dalam hal ukuran bisnis.
2. Pendapatan
 Untuk tahun 2020, pendapatan Alfamart mencapai sekitar 98 triliun rupiah,
sedangkan pendapatan Indomaret mencapai sekitar 90 triliun rupiah.
Berdasarkan pendapatan, Alfamart memiliki keunggulan tipis dalam hal pendapatan, tetapi
selisihnya juga tidak terlalu besar.
II. Strategi Pemasaran
1. Branding
 Alfamart: Alfamart telah lama mengadopsi strategi pemasaran dengan fokus pada
citra toko yang bersih dan terorganisir. Mereka juga memiliki program loyalitas
pelanggan yang kuat, seperti Alfamart Happy Card.
 Indomaret: Indomaret juga memiliki program loyalitas pelanggan yang sukses,
seperti Indomaret Point. Mereka juga sering berkolaborasi dengan merek-merek
besar untuk meningkatkan citra mereka.
Kedua perusahaan ini telah berinvestasi dalam citra merek yang kuat dan program loyalitas
pelanggan yang berhasil.
2. Inovasi
 Alfamart: Alfamart telah mengadopsi inovasi teknologi, seperti Alfagift, yang
memungkinkan pelanggan untuk melakukan pembayaran tagihan dan mengirim
uang secara digital. Mereka juga menawarkan layanan pengiriman.
 Indomaret: Indomaret juga telah memperkenalkan fitur-fitur inovatif, seperti
aplikasi Indomaret Go yang memungkinkan pelanggan untuk memesan barang
secara online dan mendapatkan pengiriman ke rumah.
Kedua perusahaan telah berinovasi dalam menghadirkan layanan yang lebih nyaman bagi
pelanggan mereka.

IV. Keuangan
1. Laba Bersih
 Alfamart: Laba bersih Alfamart pada tahun 2020 mencapai sekitar 1,3 triliun
rupiah.
 Indomaret: Laba bersih Indomaret pada tahun yang sama mencapai sekitar 1,1
triliun rupiah.
Berdasarkan laba bersih, Alfamart memiliki keunggulan dalam hal keuntungan bersih.
2. Pertumbuhan Pendapatan
 Alfamart: Pertumbuhan pendapatan Alfamart dalam beberapa tahun terakhir telah
stabil.
 Indomaret: Indomaret juga mencatat pertumbuhan pendapatan yang stabil,
meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Alfamart.
Kedua perusahaan ini memiliki pertumbuhan pendapatan yang solid.
V. Inovasi dan Diversifikasi Produk
1. Produk dan Layanan
 Alfamart: Alfamart telah mencoba untuk diversifikasi produk dan layanannya
dengan menambahkan sejumlah kategori produk, seperti barang elektronik,
pakaian, dan produk-produk rumah tangga.
 Indomaret: Indomaret juga telah melakukan diversifikasi produk, mencakup
barang-barang dari berbagai kategori, seperti makanan, minuman, dan peralatan
rumah tangga.
Kedua perusahaan ini terus mencoba untuk memperluas dan diversifikasi penawaran produk
mereka.

VI. Dampak Sosial dan Keberlanjutan


1. Corporate Social Responsibility (CSR)
 Alfamart: Alfamart memiliki program CSR yang luas, termasuk program
pendidikan, bantuan sosial, dan perlindungan lingkungan.
 Indomaret: Indomaret juga memiliki program CSR yang signifikan, dengan fokus
pada pendidikan dan bantuan sosial.
Kedua perusahaan ini telah aktif dalam kegiatan CSR yang bermanfaat bagi masyarakat.
2. Keberlanjutan
 Alfamart: Alfamart telah mengambil beberapa langkah dalam mendukung
keberlanjutan, termasuk pengurangan plastik dan program daur ulang.
 Indomaret: Indomaret juga telah berkomitmen untuk mengurangi dampak
lingkungannya dengan mengurangi plastik dan mengadopsi praktik berkelanjutan.
Kedua perusahaan ini telah berupaya untuk menjadi lebih berkelanjutan dalam operasi mereka.
Kesimpulan
Dalam menganalisis kinerja Alfamart vs. Indomaret, dapat disimpulkan bahwa keduanya adalah
pemain yang kuat dalam industri ritel modern Indonesia. Keduanya memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing, tetapi tidak ada yang secara signifikan lebih unggul daripada yang
lain. Beberapa poin penting yang dapat diambil dari analisis ini adalah:
1. Ukuran bisnis mereka hampir setara, dengan perbedaan yang sangat tipis dalam jumlah
toko dan pendapatan.
2. Keduanya telah berhasil dalam mengadopsi strategi pemasaran yang kuat, menciptakan
citra merek yang baik, dan mengembangkan program loyalitas pelanggan yang efektif.
3. Dalam hal keuangan, Alfamart memiliki keuntungan bersih yang sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan Indomaret.
4. Kedua perusahaan ini berinovasi dalam menghadirkan layanan yang lebih nyaman bagi
pelanggan dan terus berusaha untuk diversifikasi produk mereka.
5. Mereka juga memiliki komitmen terhadap tanggung jawab sosial perusahaan dan
keberlanjutan lingkungan.

VII. Kesimpulan
Dari hasil analisis kinerja diatas beserta sejarahnya, menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan PT Indomarco Prismata (Indomaret) dalam menghasilkan keuntungan lebih baik dari
PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart).

Anda mungkin juga menyukai