NAMA KELOMPOK :
UNIVERSITAS MATARAM
2019
PROFIL PERUSAHAAN
PT Matahari Department Store Tbk (Matahari) adalah perusahaan ritel yang menyediakan
pakaian, aksesoris, perlengkapan kecantikan, dan perlengkapan rumah. Perusahaan ini didukung
oleh jaringan pemasok lokal dan internasional yang terpercaya. Perusahaan ini memberikan
pengalaman belanja yang menyenangkan dengan memiliki gerai dengan visualisai menarik,
berkualitas, modern dan pelayanan yang baik. Target market dari perusahaan ini adalah
masyarakat kelas menengah, yang tumbuh pesat di Indonesia.
Visi
Menjadi Peritel Pilihan Utama Indonesia Matahari tidak hanya ingin menjadi jaringan
department store yang terbesar dan terpercaya tetapi juga menjadi pilihan utama konsumen
Indonesia dalam mendapatkan semua kebutuhan fashion mereka. Matahari terus berusaha untuk
memenuhi setiap ekspektasi pelanggan dengan memberikan pengalaman berbelanja yang
berkualitas sesuai dengan cita rasa khas masyarakat Indonesia.
Misi
Secara konsisten menyediakan beragam produk fashion yang tepat serta layanan terbaik untuk
meningkatkan kualitas hidup konsumen. Pertumbuhan konsumen Matahari tidak hanya
berdampak pada meluasnya lokasi gerai Matahari, tetapi juga meningkatnya ragam pilihan
busana fashion, perlengkapan rumah tangga dan produk kecantikan yang ditawarkan. Dengan
memelihara hubungan yang erat dengan pelanggan, Matahari ingin senantiasa menyesuaikan diri
dengan setiap perubahan gaya hidup pelanggan, mengantisipasi kebutuhan masa depan, dan
memastikan gerai Matahari tetap menjadi tempat yang menarik untuk berbelanja dengan staf
yang cekatan dan berwawasan.
SASARAN
Dengan industri ritel department store yang berkembang pesat, untuk menjadi yang utama salah
satu sasaran kami adalah secara aktif menambah gerai baru di pasar, sekaligus melakukan
pembaruan pada gerai-gerai yang lama. Diperlukan sumber daya yang memadai secara kualitas
dan juga kuantitas untuk menunjang sasaran ini, dan kami mengundang Anda yang memiliki
potensi dan motivasi tinggi untuk bergabung dengan kami.
Menyediakan lingkungan kerja yang kondusif bagi karyawan untuk menunjang produktifitas
kerja. Matahari percaya bahwa dengan lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan akan
menunjang produktifitas kerja karyawan. Salah satu bentuknya adalah dengan memberikan
apresiasi kepada karyawan yang berhasil seperti program imbalan keuangan maupun imbalan
pengakuan. Adanya forum IKM (Ikatan Karyawan Matahari) sebagai forum karyawan yang
difasilitasi penuh oleh perseroan guna memelihara hubungan dan rasa kebersamaan karyawan
untuk mendorong pengembangan diri karyawan dengan kegiatan-kegiatan interaksi sosial,
rohani, olahraga, rekreasi dan pengembangan ide.
STRATEGI
Kondisi industri yang positif dan negatif merefleksikan peluang dan ancaman yang dihadapi.
Untuk melanjutkan kelangsungan usaha dan meningkatkan persainganpasar, maka Perseroan
mengindentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang danancaman yang dimiliki, sebagai berikut:
Kekuatan (Strengths)
1. Nama perusahaan : Matahari Departemen Store Brand ternanama dalam lingkup Matahari :
Nevada,Jeans,Cole,Crocodile,Lee cooper,3Second. Matahari Dep Store menjual berbagai
macam barang
2. Apa saja yang dijual oleh Matahari Depstore seperti : Pakaian,Alat rumah
tangga,Kosmetik,Elektronik,Produk Makanan.
3. Banyaknya Lokasi Matahari Depstore : 161 gerai pada 60 kota diseluruh Indonesia.
4. Keunggulan Matahari Depstore :
adanya penyedia voucher
anda dapat menemukan produk dengan mudah berdasarkan kategori brand
adanya penawaran 0% cicilan selama 3 bulan
anda dapat melakukan pembayaran secara Bank transfer melalui Bank BCA, CMB
Niaga, BRI,BNI, Nobubank, dan Mandiri
ada system belanja 020 sistem belanja online yang dapat anda bayar ambil dan
kembalikan produk secara offline diratusan lokasi Mall Indonesia
Last but not lest Matahari Mall selalu memberikan promo tiap even
Minimnya ketersediaan sumber daya manusia yang terlatih dan menguasai bidang ritel
department store .
Merek produk yang dijual di Matahari bisa juga didapatkan di tempat lain dengan mudah.
Kurangnya Loyalitas Pelanggan
Kurang cepat adaptasi terhadap pesaing.
Peluang (Opportunities )
Prospek bisnis ritel yang masih menjanjikan pertumbuhan investasi maupunomset yang
cukup baik sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian diIndonesia yang
berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
Perkembangan fashion yang tiada pernah berhenti serta pola hidup sebagianmasyarakat
Indonesia yang mengikuti gaya (trend ) masa kini membuat bisnis retail senantiasa
memiliki pelanggan.
Risiko bencana alam yang akhir-akhir ini sering terjadi di Indonesia dapatmengakibatkan
jalur distribusi produk menjadi terhambat.
Risiko bencana alam yang akhir-akhir ini sering terjadi di Indonesia dapat mengakibatkan
jalur distribusi produk menjadi terhambat.
PROFIL PESAING
PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA, Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang bisnis rantai toko swalayan yang ada di Indonesia. Jaringan toko yang dirintis oleh
pasangan suami istri Paulus Tumewu dan Tan Lee Chuan ini pertama kali dibuka pada tahun
1978.
Toko yang pertama didirikan dengan nama Ramayana Fashion Store ini merupakan harapan
pasangan asal Ujung Pandang, Sulawesi Selatan ini untuk mengadu nasib di ibukota Jakarta.
Berangkat dari rencana membuka sebuah department store yang menyediakan barang-barang
berkualitas namun dengan harga yang terjangkau, mereka mulai memberanikan diri untuk
membuka bisnis garmen dan pakaian.
Perkembangan toko yang baru dibuka itu nyatanya menunjukkan hasil yang baik. Terbukti pada
tahun 1985, mereka telah membuka toko cabang yang berada di luar Jakarta yakni di Bandung.
Selain itu, mereka juga mulai mengembangkan produk-produk yang ditawarkan di toko. Pada
toko cabang pertama mereka di Bandung, mereka telah memperkenalkan produk aksesoris
seperti sepatu dan tas yang tak hanya terbatas pada pakaian.
Seiring dengan perkembangan toko yang semakin pesat. Bisnis toko sederhana ini pun menjelma
menjadi sebuah jaringan ritel yang tumbuh secara global. Pada tahun 1989 saja, Ramayana telah
memiliki lebih dari 13 gerai yang mampu mempekerjakan setidaknya 2.500 orang karyawan.
Tak hanya itu, Ramayana juga mulai mengembangkan berbagai varian produk, mulai dari
kebutuhan rumah tangga, mainan hingga perlengkapan alat tulis. Kedudukan Ramayana semakin
kuat saat perusahaan melakukan penawaran umum perdana sejak tahun 1996 seiring dengan
pertumbuhan gerai hingga mencapai 45 unit.
Ramayana terus melakukan berbagai inovasi menarik lainnya dengan mengembangkan konsep
belanja satu atap pusat perbelanjaan. Dengan konsep ini, Ramayana semakin tumbuh dengan
jaringan ritel yang terbesar di Indonesia. Hingga saat ini jaringan ritel Ramayana telah tersebar di
lebih dari 42 kota besar yang ada di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi bahkan
Ramayana telah membuka jaringan toko di Papua pada tahun 2010.
Saat ini perusahaan telah mempekerjakan lebih dari 17.867 orang karyawan yang telah
berdedikasi tinggi pada perusahaan. Dengan visi "menjadi jaringan ritel terbesar di Indonesia
dengan mengendalikan biaya, meningkatkan layanan pelanggan, pengembangan sumber daya
manusia kami dan mempertahankan hubungan saling menguntungkan dengan pemasok dan
rekan bisnis" Ramayana akan selalu memanjakan konsumen-nya dengan produk berkualitas
tinggi dan harga yang terjangkau.
1. Kekuatan :
- Pelayanan baik
2. Kelemahan :
- Belum memanfaatkan peluang dengan baik, yaitu saat semua sudah online
menggunakan teknologi Matahari sudah membuka website untuk belanja
online. Tapi ramayana belum.
4. Ancaman :
- Kurang kerjasama dengan pihak ketiga seperti Matahari (Bank atau Restoran)
lainnya adalah bagaimana pendanaan yang akan di lakukan oleh PT Matahari Departement store,
Biasnya Segmentansi yang dilakukan oleh PT Matahari Departement Store juga menjadi titik
yang perlu di evaluasi. Untuk melewati keadaan ini kami memberikan beberapa solusi yang
dapat dicapai PT Matahari Departement Store
ANCAMAN PRODUK PENGGANTI (THREAT OF SUBSTITUTE PRODUCT OR
SERVICES) Ancaman dari produk pengganti atau substitusi dalam industri ritel dapat dikatakan
bersifat “cukup kuat” karena sudah hadir jauh sebelum adanya industri ritel modern yaitu berupa
pasar dan toko tradisional. Keunggulan dari adanya pasar dan toko tradisional ini adalah harga
yang relatif lebih murah dan juga lokasi yang lebih dekat dengan tempat tinggal penduduk
terutama bagi kalangan menengah ke bawah. Oleh karena itu peritel modern menentukan
segmennya sendiri yaitu kalangan menengah ke atas. Selain itu adanya produk pengganti lain
yang mulai berkembang saat ini, yaitu berupa sistem ritel dan berbelanja melalui saluran telepon,
internet, maupun catalogue shopping.
1. Jumlah pesaing atau pemain dalam industri ritel cukup banyak terdiri dari peritel lokal
tradisional, modern dan peritel asing dengan format ritel modern. Persaingan yang terjadi
cukup tinggi.
2. Tingkat pertumbuhan ritel modern meningkat.
3. Biaya tetap yang dikeluarkan cenderung bertambah seiring dengan kenaikan harga-harga
pokok seperti beban biaya listrik, telepon, upah tenaga kerja, dan biaya penyewaan ruang.
4. Diferensiasi produk diperlukan agar peritel mempunyai ciri khas yang membedakan dengan
pemain lain misalnya dengan mengembangkan brand sales dll.
1. Ekonomi
Dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat, pertumbuhan retail di Indonesia juga
bertumbuh pesat terbukti dengan persentase retail pada tahun 2003 adalah 26,5% dan pada
tahun 2004 adalah 29,6%. Hero sendiri mengembangkan gerainya sebanyak 77 gerai baru
dengan pendapatan meningkat 13% pada 2013.
3. Politik
Sektor industri ritel merupakan sektor industri yang krusial bagi negara, karena perekonomian
nasional banyak dipengaruhi oleh keberlangsungan industri ini. Terlebih lagi mengingat pasar
Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial dengan jumlah konsumen dan tingkat
konsumsi yang sangat tinggi dan terus meningkat. Pertumbuhan konsumen dan persaingan
usaha merupakan satu-kesatuan yang tidak terpisahkan sehingga keduanya perlu dilindungi
oleh peraturan perundang-undangan.
Meski kaya dalam batasan-batasannya, rancangan peraturan tentang pasar modern dan
peraturan tentang pengelolaan pasar tidak secara gamblang menjelaskan tugas dan tanggung
jawab khusus dari masing-masing dinas pasar terkait. Demikian juga, peraturan tersebut tidak
memuat hak atau tanggung jawab pedagang dan pengelola pasar, demikian pun sanksi bagi
pemda atau pedagang yang melanggarnya
4. Sosio-Culture
Hasil olah cepat Sensus Penduduk 2010 yang diadakan pada Bulan Mei 2010 menunjukan
jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.556.363 orang yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki
dan 118.048.783 perempuan. Jumlah penduduk Indonesia pada Tahun 2010 ini mengalami
pertumbuhan sebesar 32.5 juta dari Tahun 2000 atau sebesar 1.49% per tahun. Penyebaran
penduduk yang tidak merata masih menjadi ciri demografis Indonesia dimana P. Jawa dihuni
oleh 57% penduduk, P. Sumatera dihuni 21% penduduk, P. Kalimantan dihuni 6% penduduk, P.
Sulawesi dihuni 7% penduduk, dan pulau lainnya dihuni 8% penduduk. Hasil sensus Tahun
2010 melebihi proyeksi nasional yaitu sebesar 234.2 dari proyeksi BPS. Jumlah penduduk
237.6 juta tersebut mendekati proyeksi BPS untuk jumlah penduduk tahun 2015, yakni 237.8
juta jiwa, dengan melencengnya proyeksi itu, jumlah penduduk diperkirakan 264.4 juta tahun
2015 menurut Direktur
Jaminan dan Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (Kompas, 24 September 2010). Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia
memperlihatkan adanya peningkatan dalam kebutuhan hidup sehari-hari baik sandang, pangan,
dan papan. Sementara itu, industry ritel modern yang bergerak dalam bisnis kebutuhan
makanan akan berpeluang mengalami peningkatan penjualan untuk tahun-tahun berikutnya.
5. Teknologi
Bisnis Ritel merupakan bisnis dengan kompetisi yang sangat ketat dan tajam, keberhasilan
perusahaan-perusahaan ritel sangat tergantung kepada bagaimana cara memberikan respon
terhadap situasi kompetitif tersebut. Untuk dapat bertahan atau bahkan menjadi pemimpin
pasar, perusahaan harus menerapkan atau menggunakan teknologi yang tepat dan sesuai
dengan perkembangan bisnis terkini. Dan teknologi ini tidak hanya sekedar menjadi 'alat bantu'
tetapi teknologi harus menjadi 'business enabler' yang dapat bereaksi dengan cepat (adaptable)
terhadap berbagai perubahan proses bisnis sebagai implementasi dari rencana strategic
perusahaan. Keberadaan teknologi pada perusahaan, juga harus diimbangi dengan
penguasaan yang baik oleh seluruh tim yang terlibat di dalam bisnis ini, mulai dari pramuniaga,
store manager, merchandiser, warehouse staff, bahkan sampai ke direksi.