Anda di halaman 1dari 10

(Kelompok: 5)

PENINGKATAN KESEMPATAN DAN MUTU PENDIDIKAN YANG


ADIL BAGI SEMUA WARGA NEGARA
Diajukkan Untuk Memenuhi Mata Kuliah
“Filsafat Pendidikan”
Dosen Pengampu:
 IBRAHIM DAULAY

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

1. Yola Sigalingging (193306020177)


2. Irene Jennifer (193306020166)
3. Saldy O Simbolon (193306020169)

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam alam globalisasi yang sangat dinamik dewasa ini, kita sungguh sangat sedih
melihat kenyataan bahwa anak-anak bangsa yang bisa mengisi kesempatan yang terbuka luas
di seluruh dunia hanya terbatas dalam bidang-bidang yang memberi nilai tambah yang relatip
rendah. Salah satu sebabnya adalah karena sumber daya manusia yang kita miliki mutunya
sangat rendah. Banyak kesempatan lewat begitu saja karena sumber daya yang jumlahnya
melimpah tidak ada yang cocok, atau bahkan tidak pernah dipersiapkan untuk itu. Pendidikan
penting bagi siapa saja bukan hanya anak-anak namun semua orang juga membutuhkan
pendidikan. Pendidikan bisa didapatkann di bangku sekolah maupun di organisasi pendidikan
non formal lainnya. Apapun pendidikan yang ditempuh pada dasarnya merupakan upaya
untuk meningkatkan pengetahuan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu dan mengerti. Mutu
pendidikan sangat tergantung dari program pendidikan yang dilaksanakan. Bukan hanya itu
pendidikan bermutu bisa didapatkan bila tenaga pengajar benar-benar bisa melaksanakan
program pendidikan dengan baik. Agar Negara kita tidak kalah dengan Negara tetangga tentu
saja pemerintah harus meningkatkan mutu pendidikan yang ada. Pendidikan di Indonesia
masih tergolong menengah kebawah karena sistem dan sarana yang kurang memadai. Hasil
pendidikan di tempat kita sekarang ini belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Tetapi
diyakini bahwa hasil dari suatu kegiatan tidak akan pernah maksimal bila tidak diawali
dengan perencanaan yang memadai, komprehensif dan terukur.Mutu pendidikan yang baik
akan melahirkan generasi muda yang baik pula. Bila generasi muda memiliki pendidikan
yang baik mereka bisa membangun negara dengan baik pula dan tidak ketinggalan zaman.
Pendidikan sangat diperlukan untuk kemajuan suatu bangsa. Bila bangsa kita memiliki mutu
pendidikan yang baik, perekonomian dan segala aspek pemerintahan bisa dijalankan dengan
baik pula namun bila generasi penerus pendidikannya kurang Negara kita bisa dijajah lagi
oleh bangsa lain. Pendidikan di Indonesia bisa ditempuh dengan tiga cara yaitu pendidikan
formal, nonformal maupun informal. Pendidikan formal mencakup pendidikan dasar,
menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan formal bisa di dapatkan di sekolah yang sudah
dibangun oleh pemerintah. Pendidikan Tinggi adalah jalur pendidikan lanjutan dari sekolah
menengah ke perguruan tinggi. Pendidikan tinggi ini sangat penting untuk mematangkan ilmu
yang didapat sebelumnya.

Selain pendidikan formal, mutu pendidikan nonformal juga harus ditingkatkan karena
jalur pendidikan ini disediakan bagi mereka yang ingin mematangkan pendidikan sebelumnya
agar mereka bisa bekerja sesuai dengan bidangnya. Pendidikan ini untuk mengembangkan
kemampuan pada peserta didik agar bisa bekerja dengan profesional nantinya. Beberapa
pendidikan tersebut masih perlu ditingkatkan sehingga pemerintah harus bisa meningkatkan
mutu pendidikan di negara ini.
B.     Rumusan Masalah
Adapaun permasalahan dalam hal ini adalah tentang:
1.      Peningkatan mutu pendidikan, dan
2.      Peningkatan kesempatan pendidikan yang adil bagi semua warga nergara.

C.    Tujuan Masalah


Dalam hal ini tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan, dan
2.      Untuk mengetahui peningkatan kesempatan pendidikan yang adil bagi semua warga
negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Mutu Pendidikan


Berangkat dari arti kata mutu disini dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu,
(ukuran) baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dsb);
kualitas, berarti mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang
bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga profesional sesuai
dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Mutu di bidang pendidikan meliputi mutu
input, proses, output, dan outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap
berperoses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang PAKEM
(Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan).

1.      Karaktersitik Mutu Pendidikan


Husaini Usman (2006 : 411) mengemukakan 13 (tiga) belas karakteristik yang dimiliki
oleh mutu pendidikan (artikelindonesia.blogspot.com) yaitu:

1. Kinerja (performa) yakni berkaitan dengan aspek fungsional sekolah meliputi : kinerja
guru dalam mengajar baik dalam memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin
mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap, pelayanan administratif dan
edukatif sekolah baik dengan kinerja yang baik setelah menjadi sekolah vaforit
2. Waktu wajar (timelines) yakni sesuai dengan waktu yang wajar meliputi memulai dan
mengakhiri pelajaran tepat waktu, waktu ulangan tepat.
3. Handal (reliability) yakni usia pelayanan bertahan lama. Meliputi pelayanan prima
yang diberikan sekolah bertahan lama dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap
bertahan dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
4. Data tahan (durability) yakni tahan banting, misalnya meskipun krisis  moneter,
sekolah masih tetap bertahan
5. Indah (aesteties) misalnya eksterior dan interior sekolah ditata menarik, guru
membuat media-media pendidikan yang menarik.
6. Hubungan manusiawi (personal interface) yakni menunjung tinggi  nilai-nilai moral
dan profesionalisme. Misalnya warga sekolah saling menghormati, demokrasi, dan
menghargai profesionalisme.
7. Mudah penggunaanya (easy of use) yakni sarana dan prasarana dipakai. Misalnya
aturan-aturan sekolah mudah diterapkan, buku-buku perpustakaan mudah dipinjam di
kembalikan tepat waktu.
8. Bentuk khusus (feature) yakni keuggulan tertentu misalnya sekolah unggul dalam hal
penguasaan teknologi informasi (komputerisasi).
9. Standar tertentu (comformence to specification) yakniu memenuhi standar tertentu.
Misalnya sekolah tetlah memenuhi standar pelayanan minimal.  
10. Konsistensi (concistency) yakni keajengan,  konstan dan stabil, misalnya mutu
sekolah tidak menurun dari dulu hingga sekarang, warga sekolah konsisten dengan
perkataanya.
11. Seragam (uniformity) yakni tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya sekolah
melaksanakan aturan, tidak pandang bulu, seragam dal berpakaian.
12. Mampu melayani (serviceability) yakni mampu memberikan pelayanan prima.
Misalnya sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang  masuk mampu
dipenuhi dengan baik sehingga pelanggan merasa puas. 
13. Ketepatan (acuracy) yakni ketepatan dalam pelayanan misalnya sekolah mampu
memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah.

2.Faktor Penyebab Rendahnya Mutu Pendidikan di Indonesia

Adapun faktor –faktor yang menyebabkan rendahnya suatu mutu pendidikan di

Indonesia, yaitu :

1.    Rendahnya kualitas sarana fisik


Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang
gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan
tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak
memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri,
tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
2. Rendahnya Kualitas Guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki
profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam
pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan
penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.Walaupun guru dan pengajar bukan satu-
satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral
pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat
besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar
yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.
3.    Rendahnya kesejahteraan guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas
pendidikan Indonesia. Kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah
lain yang muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan masih sulit
mencapai taraf ideal.
4.    Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan
Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah. Oleh karena
itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi
masalah ketidakmerataan tersebut.

5.    Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan


Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Menurut data
Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak
memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri.
Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan
kurikulum yang materinya kurang fungsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika
peserta didik memasuki dunia kerja.
6.    Mahalnya biaya pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya
biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya
biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat
masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak
boleh sekolah.Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak
harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya?
Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh
pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu.
Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal
keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’.
3.PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang
pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada
peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana dan prasarana, dan anggaran
yang digunakan untuk menjalankan pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor yang terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses
pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas.
Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang
bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar
yang bermutu. Jika terjadi belajar yang tidak optimal mengahsilkan skor hasil ujian yang
baik maka hampir dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu. Ini berarti
bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemerosesan
pendidikan. Selain itu, kurikulum menjadi faktor terpenting dalam proses pendidikan bagi
setiap lembaga pendidikan. Hal ini menunjukkan, kurikulum merupakan perangkat yang
berkaitan dengan tujuan pendidikan dan sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan
pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Alasannya, karena di dalam kurikulum
tidak hanya dijabarkan serangkaian ilmu pengetahuan yang harus diajarkan, apa yang harus
dipelajari, akan tetapi juga mencakup segala kegiatan yang bersifat kependidikan yang
dipandang perlu, serta hal-hal yang dinilai mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
kpribadian peserta didik dalam rangka mecapai tujuan pendidikan. Untuk itu dalam
melaksanakan kurikulum sekolah harus mampu menjadikan proses belajar yang menarik dan
mampu memupuk kreativitas peserta didik dengan efektif. Dalam hal ini, guru maupun dosen
pun harus melakukan pembelajaran atau pengelolaan belajar lebih inovatif.Selanjutnya
kelancaran pemerosesan pendidikan ditinjau oleh komponen pendidikan yang terdiri dari
peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, bahkan juga masyarakat
sekitar. Sering terjadi pada komponen pendidikan tidak adanya dukungan atau kerja sama
serta mobilitas komponen yang mengarah kepada tujuan yang hendak dicapai. Sebagai
contoh, komponen sarana pembelajaran yang lengkap tetapi tidak didukung oleh guru-guru
yang termpil maka sumbangan sarana tersbut pada pencapaian tujuan tidak akan optimal.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu. Di dalam Tap MPR. RI
1988 tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pada peningkatan mutu setiap jenjang dan
jenis pendidikan dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan
pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika. Umumnya kondisi mutu pendidikan di
seluruh tanah air menunjukkan bahwa di daerah pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih
rendah dari pada di daerah perkotaan. Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan
masing-masing memiliki kekhususuan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu
pendidikan bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas
komponen-komponen tersebut. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam garis besarnya
meliputi hal-hal berikut:
 Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan
PT.
         Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya
berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi seperti PKG dan
lain-lain.
         Penyempurnaan kurikulum, misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial dan
mengandung muatan lokal, metode yang menantang dan menggairahkan belajar dan
melaksanakan evaluasi yang beracuan PAP.
         Penyempurnaan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar.
         Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran dan peralatan
laboratorium.
         Peningkatan administrasi khususunya yang mengenai angaran
 Peningkatan mutu guru. Peningkatan mutu guru bisa dilakukan dengan
penyeleksian guru pendidik sebelum mereka mengajar pada suatu sekolah. Dengan
adanya seleksi yang tepat ini diharapkan guru benar-benar merupakan tenaga pilihan
yang bisa membimbing muridnya dengan baik. Dan Insan Pendidikan Patut
Mendapatkan Penghargaan Karena itu Berikanlah Penghargaan, “Manajemen Sumber
Daya Manusia” mengatakan, penghargaan diberikan untuk menarik dan
mempertahankan SDM karena diperlukan untuk mencapai saran-saran organisasi. Staf
(guru) akan termotivasi jika diberikan penghargaan ekstrinsik (gaji, tunjangan, bonus
dan komisi) maupun penghargaan instrinsik (pujian, tantangan, pengakuan, tanggung
jawab, kesempatan dan pengembangan karir)..
Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan-kegiatan:
1)      Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan.
2)      Supervisi dan monitoring pendidikan oleh penilik dan pengawas.
3)      Sistem ujian nasional/negara seperti Ebtanas, Sipenmaru/UMPTN.
4)      Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu lembaga.
B. PENINGKATAN PEMERATAAN atau KESEMPATAN PENDIDIKAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemerataan bersal dari kata rata yang artinya,
meliputi seluruh bagian, tersebar kesegala penjuru, dan sama-sama memperoleh jumlah yang
sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan perbutan melakukan pemerataan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan adalah suatu proses, cara dan
perbuatan melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan
masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan.
seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi
wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pendidikan. Masalah
pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia
sekolah yang tidak dapat ditampung di dalam system atau lembaga pendidikan karena
kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau
biasa disebut perluasan keempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan
pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang
sama untuk memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak
dapat dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial, agama, amupun letak lokasi geografis.
Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004 mengenai
kebijakan pembangunan pendidikan pada poin pertama menyebutkan:
1.Mengupayakan perluasan dan pemerataan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi
bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya Manusia Indonesia berkualitas tinggi
dengan peninggakatan anggaran pendidikan secara berarti“. Dan pada salah satu tujuan
pelaksanaan pendidikan Indonesia adalah untuk pemerataan kesempatan mengikuti
pendidikan bagi setiap warga negara.
2. Meningkatkan mutu lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat
maupun pemerintah untuk menetapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien dalam
menghadapi perkembangan IPTEK.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok
yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan
pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah
pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi. Dalam
Undang-Undang Dasar 1945 amandemen yaitu tentang pendidikan dan kebudayaan pasal 31
ayat 1 diterangkan bahwa pendidikan adalah hak, yaitu: setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal
5 ayat (1) menyatakan bahwa “ Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu. Dan pasal 11 , ayat (1) menyatakan “ Pemerintah dan
pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.
Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan cara yaitu :
1. menyediakan fasilitas prasarana dan sarana. Fasilitas prasarana dan sarana belajar
bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan. Pemberian
sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan
setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan
program yang dijalankan ini.
2. Mengutamakan wajib belajar selama 12 tahun bagi semua masyarakat dari SD,SMP
dan SMA Dalam sektor pendidikan, kewajiban belajar tingkat dasar selama 6 tahun
dan tingkat SMP Kewajiban belajar selama 3 tahun dan SMA itu kewajiban belajar
siswa selama 3 tahun.
3. Pendidikan dari Sekolah Dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama (SMP) tidak
harus di pungut biaya. Ini diharapkan semua anak yang akan masuk SD dan SMP di
seluruh Indonesia dapat bersekolah.
4. Memberikan beasiswa kepada siswa yang berprestasi dan dari keluarga yang tidak
mampu
5. Untuk di Perguruan Tinggi harus meningkatkan kapasitas tampung, terutama untuk
bidang-bidang yang menunjang kemajuan ekonomi, penguasaan sains dan teknologi,
serta meningkatkan kualitas kehidupan
6. Menyebar lulusan guru-guru ke daerah-daerah yang masih minim tenaga pengajarnya.
Peningkatan kesempatan pendidikan yang adil untuk semua warga negara dalam hal ini
banyak sekali yang telah dilakukan oleh pemeritah dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, langkah-langkah yang ditempuh dengan cara konvensional dan cara inovatif.
Cara konvensional antara lain:
1. Membangun gedung sekolah sperti SD inpres dan atau ruang belajar,
2. Menggunakan gedung sekolah untuk double shif (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalkka, utamanya untuk pendidikan dasar ialah
membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat keluarga yang kurang mampu agar mau
menyekolahkan anaknya.
Cara inovatif antara lain:
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana system pendidikan dapat
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
1. Sistem pamong (pndidikan oleh masyarakat; orang tua; dan guru),
2. SD kecil pada daerah terpencil,
3. Sistem guru kunjung,
4. SMP Terbuka ,
5. Kejar paket A dan B,
6. Belajar jarak jauh.
BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Masalah dalam pendidikan yang sangat penting yaitu kesempatan pendidikan dan mutu
pendidikan dan masih banyak lagi masalah-masalah lainnya. Dalam hal ini, terkait dengan
kesempatan pendidikan yang adil bagi semua warga negara telah dinyatakan dalam undang-
undang, yang masih ditunggu-tunggu oleh semua warga negara yaitu realita dari pernyataan
tersebut, sehingga pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi semua warga negara untuk memperoleh pendidikan khususunya di tanah
air yang tercinta ini. Berbicara tentang mutu pendidikan, maka berbicara tentang kualitas
komponen pendidikan dan kerja samanya serta mobilitas komponen yang mengarah kepada
pencapaian tujuan.
Peningkatan kesempatan pendidikan atau pemerataan pendidikan dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa telah banyak lankah-langkah yang ditempuh melalui cara
konvensional (kesepakatan, kebiasaan) dan cara inovatif. Sedangkan peningkatan mutu
pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak,
personalia, dan manajemen.
B.     Saran
Sebaiknya pemerintah lebih meningkatkan upaya-upaya kesempatan pendidikan dan
mutu pendidikan supaya pendidikan di indonesia semakin maju dan terhadap desa-desa
terpencil dilakukan pengawasan terhadap penyaluran bantuan yang diberikan masyarakat
miskin seperti biaya siswa lebih ditingkatkan agar bantuan tersebut tepat sasaran dan
meningkatkan kualitas guru dan sebuah sistem belajar.

Anda mungkin juga menyukai