Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN

" JENIS PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN "

OLEH

KELOMPOK 4

NAMA ANGGOTA : 1. DELFIANDRI


2. DENDI NOFENDRI
3. MUHAMMAD AFDATUL FAUZAN
4. NUR HASNAH PUTRI
5. PINGKI LESTARI
6. ZULKIFLI
DOSEN PEMBIMBING : Dra. ZULIARNI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
KaruniaNya kepada kita semua  sehingga Makalah ini dapat kami susun dengan baik dan lancar. Tak lupa
pula kita kirimkan salam serta salawat kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam gelap gulita menuju alam yang terang benderang seperti saat ini. Makalah kami
ini berjudul : “PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN”
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan  makalah ini berkat bantuan dan tuntunan  Tuhan Yang
Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam  kesempatan ini kami
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya  kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Dengan ini kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah ini  dapat selesai dengan baik dan
oleh karenanya, kami dengan rendah hati menerima masukan, saran, dan usul guna penyempurnaan
makalah ini
Akirnya kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi seluruh pembacanya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara fungsional, pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menyiapkan manusia menghadapi masa
depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai warga
masyarakat, bangsa maupun antar bangsa.  Hal ini berarti pendidikan nasional mempunyai tugas untuk
menyiapkan sumber daya manusia yang baik, yang dapat berguna dalam pembangunan dimasa depan.
Derap langkah pembangunan sendiri selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman.  Tetapi,
perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru, yang sebagiannya tidak dapat
diramalkan sebelumnya.  Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah
baru. Masalah-masalah tersebut kemudian berdampak kepada kualitas  sumber daya manusia dan
pendidikan di Indonesia.
Kualitas pendidikan di Indonesia sendiri saat ini pantas dikatakan  memperihatinkan. Ini dibuktikan
antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human
Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan
per-kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di
antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan
ke-109 (1999).
Survei Badan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), pada awal November 2011, yang
merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia berada di urutan ke-124 dari 187 negara yang
disurvei. IPM Indonesia hanya 0,617, jauh di bawah Malaysia di posisi 61 dunia dengan angka 0,761. 
Dengan adanya beberapa penelitian mengenai pendidikan di Indonesia memang jelas bahwa pendidikan
di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan pendidikan di Negara lain. Hal ini yang melatar
belakangi kami untuk mengkaji penyebab pendidikan Indonesia masih berada di bawah harapan dan
bagaimana upaya atau solusi dari permasalah pendidikan di Negara kita ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang menjadi permasalahan pokok dalam pendidikan ?


2. Bagaimana mutu pendidikan menjadi masalah pokok dalam pendidikan?
3. Bagaimana efisiensi dan efektivitas pendidikan dapat menjadi masalah pokok dalam pendidikan ?
4. Bagaimana relevansi pendidikan menjadi masalah pokok dalam pendidikan?
5. Bagaimana tenaga pendidik dan tenaga kependidikan bisa menjadi masalah pokok
pendidikan ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui permasalahan pokok pendidikan di Negara kita saat ini. 


2. Untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antar masalah pokok pendidikan.
3. Untuk menemukan solusi yang terbaik dari permasalahan pokok pendidikan tersebut.
4. Untuk meminimalisir masalah tersebut dapat terjadi.
BAB II

PEMBAHASAN

1. PERMASALAHAN PENDIDIKAN
Permasalahan pendidikan ialah perbedaan program-program pendidikan antara yang diharapkan
dengan kenyataan yang terlaksana di lapangan. Berikut ini beberapa program pendidikan tanah air kita :
a.       Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan.
b.      Peningkatan mutu pendidikan.
c.       Peningkatan relevansi pendidikan.
d.      Peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan.
e.       Pengembangan kebudayaan.
f.       Pembinaan generasi muda.
(TAP MPR RI No.II/MPR/1993)
Dalam perjalanannya menuju tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang tujuan pendidikan nasional adalah  “mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab dan kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Masalah-masalah pendidikan (umum) yang perlu dipecahkan adalah :
a. Kurang meratanya pelayanan pendidikan
b. Kurang serasinya kegiatan belajar dengan tujuan pembelajaran
c. Belum efisien dan ekonomisnya pendidikan
d. Belum efektif dan efisiennya sistem penyajian
e. Kurang lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan
f. Kurang dihargainya unsur kebudayaan nasional
g. Belum kokohnya kesadaran, identitas, dan kebanggaan nasional
h. Belum tumbuhnya masyarakat yang gemar belajar
i. Belum tersebarnya paket pendidikan yang dapat mengikat, mudah dicerna, dan mudah
diperoleh
j. Belum meluasnya kesempata kerja (pembuatan dan pemanfaatan teknologi,
komunikasi, software dan hardware.

Setiap Masalah pendidikan berkaitan erat dengan segi kehidupan yang lain, masalahnya bersifat
kompleks (rumit), sesuai dengan kehidupan masyarakatnya. Seberapa besar keterkaitan suatu masalah
pendidikan dengan masalah-masalah social lain dalam masyarakatnya, secara sederhana masalah
pendidikan  dapat dikelompokan kedalam beberapa jenis, :
1.      Masalah pemerataan
2.      Masalah Mutu / kualitas
3.      Masalah efektivitas dan relevansi
4.      Masalah efisiensi.
Pemecahan masalah-masalah pendidikan yag komplek itu dengan cara pendekatan pendidikan
yang konvensional sudah dianggap tidak efektif. Karena itulah inovasi atau pembaruan pendidikan
sebagai persepektif baru dalam dunia pendidikan mulai dirintis sebagai alternative untuk memecahkan
masalah-masalah pendidikan yang belum dapat diatasi dengan cara konvensional secara tuntas.

2. JENIS PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN


a. Pemerataan Pendidikan
Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004 mengenai kebijakan
pembangunan pendidikan pada poin pertama menyebutkan: “Mengupayakan perluasan dan pemeraatan
memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya Manusia
Indonesia berkualitas tinggi dengan peninggakatan anggaran pendidikan secara berarti“. Dan pada salah
satu tujuan pelaksanaan pendidikan Indonesia adalah untuk  pemerataan kesempatan mengikuti
pendidikan bagi setiap warga negara.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok yang
akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum dapat
dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah
yang paling rumit untuk ditanggulangi.
Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah
pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan
terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu masalah pemerataan
pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses
pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah
tidak menjangkau daearh-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk
Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang
diharapkan.
Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas dan sarana
belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan. Pemberian sarana dan
prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga
tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program yang dijalankan ini.

 Tujuan pemerataan pendidikan


Adalah menyiapkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan dan
pengembangan bangsa, oleh karena itu setelah pelaksanaan pemerataan pendidikan terpenuhi maka yang
marus dilakukan selanjutnya adalah meningkatkan mutu pendidikan.
Sebagaimana dijelaskan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
(sisdiknas) bab 3 mengenai penyelenggaraan pendidikan pasal 4 yang berbunyi sebagai berikut :
a. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjungjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa.
b. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka
multibermakna.
c. Pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung seumur hidup.
d. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, serta
mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran
e. Proses pendidikan dikembangkan dengan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi
setiap masyarakat.
f. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat
melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

b. Mutu Pendidikan
Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu yaitu
pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan negara dan
bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait mangait, dan berguna secara
langsung. Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang
pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan
mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk
menjalankan pendidikan.
Kurangnya dana, kurangnya jumlah guru, kurangnya fasilitas pendidikan dapat mempengaruhi
merosotnya mutu pendidikan. Oleh sebab itudalam mengatasi masalah ini pemerintah telah berusaha
dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan kemampuan guru melalui training-training, dengan
menambah fasilitas, dengan menambah dana pendidikan, mencari sestem pengajaran tepat guna, serta
sistem eveluasi yang sebaik mungkin dengan tujuan dapat meningkatkan mutu pendidikan secara
bertahap.
 Tujuan Mutu pendidikan
Adalah untuk memberikan jaminan kualitas pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Oleh karena itu mutlak dilakukan atau dilaksanakan oleh lembaga pendidikan. Mutu pendidikan
erat kaitannya dengan lembaga pendidikan, yaitu sekolah yang merupakan lembaga pendidikan
secara khusus yang mengembangkan SDM.

c. Efisiensi dan Efektivitas Pendidikan


Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan pendidikan dan
peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang dianggap penting dalam pelaksanaan
pendidikan, yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan. Pendidikan dikatakan efisiensi (ideal) ialah bila
penyelenggaraan pendidikan tersebut hemat waktu, tenaga, dan biaya tetapi produktivitas (hasil) optimal.
Pendidikan dikatakan efisiensi bila pendayagunaan sumber daya yang ada (waktu, tenaga, biaya) tepat
sasaran. Kada efisiensi itu tergantung pada pemberdayaan sumber daya tersebut. Bila yang terjadi
misalnya tidak hemat (boros) waktu, biaya dan tenaga tidak berfungsi secara optimal maka kadar efisiensi
rendah (tidak/kurang efisien).
Maksud efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai secara efisien atau
berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan
sumberdaya yang ada, seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya. Pelaksanaan proses pendidikan yang
efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan
lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarang ini, pelaksanaan pendidikan di
Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan
yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang
telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan
sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan
rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen
dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.
Pendidikan diusahakan agar dapat memperoleh hasil yang baik dengan adanya biaya dan waktu yang
sedikit. Ini artinya harus dicari sistem mendidik dan mengajar yang efisien dan efektif, yang sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan.

 Tujuan Efisiensi Pendidikan


Dalam konteks penyelenggaraan pendidikan diindonesia erat kaitannya dengan
profesional dalam management nasional pendidikan yang diterapkan, antara lain : disiplin
keahlian, etos kerja, dan cost effectiveness.
Bedasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa efisiensi pendidikan merupakan salah
satu faktor pendukung dalam membentuk lembaga pendidikan yang efektif serta sesuai dengan
yang diharapkan. Oleh karena itu proses pendidikan harus diusahakan agar memperoleh hasil
yang maksimal denga waktu yang terbatas.

d. Relevansi Pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya:Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai. tidak adanya kesesuaian
antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Masalah relevansi ini pada prinsipnya cukup mendasar. Dalam kondisi sekarang ini sangat
dibutuhkan output pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat terutama dalam hubungannya
dengan persiapan kerja.  
          Pendidikan dianggap relevan (ideal) ialah bila sistim pendidikan dapat menghasilkan output
(keluaran) yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Kesesuaian (relevansi) tersebut
meliputi/mencakup kuantitas (jumlah) ataupun kualitas (mutu) output tersebut. Selanjutnya kesesuaian
tersebut hendaknya mempunyai tingkat keterkaitan (link) dan kesepadanan (match).
            Pendidikan dikatakan tidak atau kurang. Kadar permasalahan ditentukan oleh tingkat kesesuaian
antara sistim pendidikan dengan kebutuhan masyarakat pembangunan tersebut. Bila tingkat kesesuaian
tinggi maka pendidikan dikatakan relevan. Permasalahan akan semakin besar/rumit bila tingkat
kesesuaian itu rendah.

 Tujuan relevansi.
Upaya peningkatan relevasi dalam sstem pendidikan bertujuan agarhasil pendidikan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, dalam artian prosese pendidikan dapat memberikan dampak
pemenuhan kebutuhan peserta didik, baik kebutuha kerja , kehidupan dimasyarakat, dan
melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.
e. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan (UU No. 20 tahun 2003 pasal 1, BAB 1 )
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan (UU No. 20 tahun 2003 psl 1, BAB 1)

Beberapa permasalahan yang dihadapi  tenaga pendidik dan tenaga kependidikan antara lain :
1.    Kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Kebijakan “upah minimum” boleh jadi telah menyebabkan pegawai bermental kuli, bukan pegawai
yang mengejar prestasi.  Rendahnya dan bahkan tidak ada lagi insentif dari pemerintah daerah
terutama yang tinggal di desa terpencil. Bahkan untuk tenaga kependidikan belum ada “pengakuan”
dan penghargaan atas kinerjanya seperti sertifikasi.  Hal ini akan menimbulkan kesenjangan yang
mengakibatkan peningkatan mutu pendidikan terhambat.
2.    Penilaian dan pengawasan kinerja
Kinerja kompetensi guru masih jauh dibawah standar isi dan proses.
3.    Penempatan dan distribusi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Terjadi penumpukan tenaga pendidik di kota, tetapi di pedesaan dan terpencil sangat kekurangan.  
Hal ini disebabkan banyaknya mutasi tenaga pendidik karena masalah jauh dari keluarga, medan yang
sulit, tidak betah tinggal dipedesaan dan terpencil.  Begitu juga dengan tenaga kependidikan, bahkan
di pedesaan dan terpencil tidak ada tenaga kependidikan.
4.    Promosi kepangkatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
Pengurusan promosi jabatan.pangkat bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan terutama di
daerah terpencil sangat sulit. Karena medan yang sulit dan birokrasi yang berbelit.
5.    Mutasi fungsional dan struktural
Banyaknya tenaga pendidik yang potensial direkrut dalam jabatan struktural seperti camat, anggota
dewan
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Permasalahan-permasalahan pokok pendidikan sesungguhnya tidak beridiri sendiri. Dalam kenyataan


di lapangan masalah tersebut saling terkait. Mungkin pada suatu situasi/kondisi muncul secara serampak
meskipun dalam bobot penilaian yang berbeda. Pada kondisi tertentu misalnya negara kita ingin
pendidikan itu merata, maka pada saat itu mutu terabaikan (bermasalah), efisiensi akan bermasalah,
demikian pula relevansi pendidikan akan mengalami penurunan (bermasalah).
Keadaan seperti ini, mengharuskan negara memusatkan perhatian pada program pendidikan tertentu.
Misalnya pada periode tertentu, memusatkan perhatian pada pemerataan pendidikan, kemudian pada
periode berikutnya pada peningkatan mutu. Bila negara sudah maju (developed bukan developing
country), maka pada kondisi ini permasalahan pendidikan tidak akan ada lagi. Jika terdapat juga
permasalahannya tidak akan berat/besar lagi.

b. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Syafril, dan Zelhendi zen.2012.pengantar pendidikan. Padang : Sukabina.

Hasbullah, 2012, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo

Ekosusilo, Madyo-Kasihadi RB, 1988, Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang; Effhar Publishing.

http://makalahnih.blogspot.co.id/2014/09/makalah-masalah-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai