DISUSUN OLEH :
ANNISA ANIKE PUTRI
21177001
ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
URAIAN MATERI.........................................................................................................................1
A. Pengertian masalah pendidikan............................................................................................1
B. Masalah-masalah pendidikan................................................................................................2
1. Masalah pemerataan pendidikan.......................................................................................2
2. Masalah mutu pendidikan.................................................................................................4
3. Masalah Efektivitas dan Efisiensi.....................................................................................5
4. Permasalahan Relevansi....................................................................................................7
C. Faktor Pendukung Masalah Pendidikan...............................................................................9
D. Solusi Permasalahan Pendidikan........................................................................................10
KESIMPULAN..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
ii
URAIAN MATERI
A. Pengertian masalah pendidikan
Permasalahan dapat didefinisikan sebagai kesenjangan antara kondisi ideal atau harapan
dengan kenyataan. Pembelajaran sebagai sebuah proses tidak terlepas dari berbagai
permasalahan di dalamnya (Priyayi dkk, 2018: 87). Sementara itu pendidikan merupakan
keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk
tingkah laku yang bernilai positif. Hal itu untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban
sebagai seorang hamba di hadapan Sang pencipta. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan,
bahkan tuntutan akan pentingnya pendidikan semakin besar mengingat arus perkembangan dunia
yang semakin cepat (Basar, 2021: 209). Pendidikan juga diartikan sebagai proses pembinaan dan
bimbingan yang dilakukan seseorang secara terus menerus kepada anak didik untuk mencapai
tujuan pendidikan (Bisri, 2013). Jadi dapat disimpulkan bahwa permasalahan pendidikan
merupakan suatu kendala yang menghalangi tercapainya tujuan pendidikan.
Dalam perjalanannya menuju tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang tujuan pendidikan nasional adalah “mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab dan kemasyarakatan dan kebangsaan.”
B. Masalah-masalah pendidikan
Menurut Madyo dkk (1988: 93-94), masalah-masalah pendidikan (umum) yang perlu
dipecahkan adalah:
a. Kurang meratanya pelayanan pendidikan
b. Kurang serasinya kegiatan belajar dengan tujuan pembelajaran
c. Belum efisien dan ekonomisnya pendidikan
d. Belum efektif dan efisiennya sistem penyajian
e. Kurang lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan
f. Kurang dihargainya unsur kebudayaan nasional
g. Belum tumbuhnya masyarakat yang gemar belajar
h. Belum tersebarnya paket pendidikan yang dapat mengikat, mudah dicerna, dan mudah
diperoleh
1
i. Belum meluasnya kesempatan kerja (pembuatan dan pemanfaatan teknologi, komunikasi,
software dan hardware)
Setiap masalah pendidikan berkaitan erat dengan segi kehidupan yang lain, masalahnya
bersifat kompleks (rumit), sesuai dengan kehidupan masyarakatnya. Seberapa besar keterkaitan
suatu masalah pendidikan dengan masalah-masalah sosial lain dalam masyarakatnya, secara
sederhana masalah pendidikan dapat dikelompokkan kedalam beberapa jenis yaitu masalah
pemerataan, masalah mutu /kualitas, masalah efektivitas dan relevansi dan masalah efisiensi
(Tim Dosen FIP IKIP Malang, 1988: 201).
Pemecahan masalah-masalah pendidikan yang komplek itu dengan cara pendekatan
pendidikan yang konvensional sudah dianggap tidak efektif. Karena itulah inovasi atau
pembaruan pendidikan sebagai persepektif baru dalam dunia pendidikan mulai dirintis sebagai
alternatif untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang belum dapat diatasi dengan cara
konvensional secara tuntas (Hasbullah, 2012: 200).
Adapun masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini yaitu:
1. Masalah pemerataan pendidikan
a. Pengertian pemerataan pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari kata
dasar rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala penjuru, dan 3)
sama-sama memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara,
dan perbuatan melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan
adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan
pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang
dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia
untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa
disebut perluasan kesempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan
pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang
sama untuk memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak
dapat dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial, agama, maupun letak lokasi geografis.
Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004 mengenai
kebijakan pembangunan pendidikan pada poin pertama menyebutkan: “Mengupayakan
2
perluasan dan pemeraatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat
Indonesia menuju terciptanya Manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan
anggaran pendidikan secara berarti“. Dan pada salah satu tujuan pelaksanaan pendidikan
Indonesia adalah untuk pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan bagi setiap warga
negara.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa pemerataan pendidikan merupakan tujuan
pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan
pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah
pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi.
Permasalahan pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya koordinasi
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil
sekalipun. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan
daerah. Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya
suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jika
kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daerah-
daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang dalam
usia sekolah tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.
Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan
fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan
pendidikan. Pemberian sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan pemerintah
sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat
mempermainkan program yang dijalankan ini (Kadir, 2012: 245).
b. Tujuan pemerataan
Tujuan pendidikan adalah menyiapkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam
pembangunan dan pengembangan bangsa, oleh karena itu setelah pelaksanaan pemerataan
pendidikan terpenuhi maka yang marus dilakukan selanjutnya adalah meningkatkan mutu
pendidikan. Sebagaimana dijelaskan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional (sisdiknas) BAB 3 mengenai penyelenggaraan pendidikan pasal 4 yang berbunyi
sebagai berikut :
3
a) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa.
b) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem
terbuka multibermakna.
c) Pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung seumur hidup.
d) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, serta
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
e) Proses pendidikan dikembangkan dengan budaya membaca, menulis, dan berhitung
bagi setiap masyarakat.
f) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat
melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami pendidikan di Indonesia dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan warga masyarakat dalam pemberdayaan terhadap warga negara dengan
menjunjung tunggi nilai-nilai demokratis dan keadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa (Kadir,
2012: 245).
2. Masalah mutu pendidikan
a. Pengertian Mutu Pendidikan
Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu
yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga profesional sesuai dengan
kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait
mangait, dan berguna secara langsung. Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan,
peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan.
Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses,
guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.
Kurangnya dana, jumlah guru, fasilitas pendidikan dapat mempengaruhi merosotnya
mutu pendidikan. Oleh sebab itu dalam mengatasi masalah ini pemerintah telah berusaha
dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan kemampuan guru melalui training-training,
dengan menambah fasilitas, dengan menambah dana pendidikan, mencari sistem pengajaran
4
tepat guna, serta sistem eveluasi yang sebaik mungkin dengan tujuan dapat meningkatkan
mutu pendidikan secara bertahap (Hasbullah, 2012: 197).
b. Tujuan mutu pendidikan
Tujuan mutu pendidikan adalah untuk memberikan jaminan kualitas pendidikan yang
sesuai dengan tujuan pendidikan. Oleh karena itu mutlak dilakukan atau dilaksanakan oleh
lembaga pendidikan. Mutu pendidikan erat kaitannya dengan lembaga pendidikan, yaitu
sekolah yang merupakan lembaga pendidikan secara khusus yang mengembangkan SDM
(Kadir, 2012: 247).
3. Masalah Efektivitas dan Efisiensi
a. Pengertian Efektifitas dan Efisiensi
Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan
pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang dianggap
penting dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan.
Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan. Maksud efisiensi
adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai secara efisien atau berdaya
guna. Artinya pendidikan akan dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak
menghamburkan sumber daya yang ada seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan sumber
daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas
pendidikan yang optimal. Pada saat sekarang ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh
dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan
yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas
pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin
mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai
sesuai dengan rencana/ program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang
telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan
pendidikan tersebut tidak efektif.
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas SDM
sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari tujuan
tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang
5
memiliki kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan
mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang
tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.
Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas
tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan menghasilkan
lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia kerja. Selain itu,
pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang
efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal
korupsi dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir
dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan
kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha penghematan waktu dan
tenaga.
Pendidikan diusahakan agar dapat memperoleh hasil yang baik dengan adanya biaya
dan waktu yang sedikit. Ini artinya harus dicari sistem mendidik dan mengajar yang efisien
dan efektif, yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan (Hasbullah, 2012: 198).
Terlebih lagi saat ini pendidikan tengah dihadapkan dengan pandemi Covid-19 yang
mengakibatkan perubahan yang luar biasa, dimana seluruh jenjang pendidikan 'dipaksa'
bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba untuk melakukan pembelajaran dari rumah
melalui media daring (online). Ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena belum sepenuhnya
siap dalam menghadapi tantangan tersebut. Problematika dunia pendidikan yaitu belum
seragamnya proses pembelajaran, baik standar maupun kualitas capaian pembelajaran yang
diinginkan. Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta didik. Terutama bagi
pendidik, dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui media pembelajaran daring. Ini
perlu disesuaikan juga dengan jenjang pendidikan dalam kebutuhannya. Dampaknya akan
menimbulkan tekanan fisik maupun psikis (mental). Maka dari itu, pemikiran yang positif,
kreatif dan inovatif dapat membantu mengatasi berbagai problematika dalam proses
pembelajaran jarak jauh dengan menerapkan media pembelajaran daring yang
menyenangkan, sehingga menghasilkan capaian pembelajaran yang tetap berkualitas.
Pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media daring mengharapkan siswa bisa
mengikuti pembelajaran dengan maksimal (Jaelani dkk, 2020).
6
Pembelajaran jarak jauh telah menjadi tantangan bagi dunia pendidikan. Aspek penting
dalam meningkatkan keterampilan pembelajaran jarak jauh harus ditingkatkan diantaranya
dengan program pelatihan guru-guru dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk kelancaran dalam pembelajaran jarak jauh, guru tidak cukup hanya memiliki
keterampilan teknologi dasar (seperti menggunakan komputer dan tersambung ke internet),
tetapi juga pengetahuan untuk menggunakan perangkat rekaman dan perangkat lunaknya,
serta metode untuk menyampaikan pelajaran tanpa interaksi tatap muka dengan membuat
video pembelajaran yang menarik. Keterampilan tersebut diperlukan ketika akan
menggunakan platform belajar daring (online) sehingga proses pembelajaran berlangsung
secara efektif dan efisien (Azzahra, 2020).
b. Tujuan Efisiensi Pendidikan
Dalam konteks penyelenggaraan pendidikan di Indonesia erat kaitannya dengan
profesional dalam manajemen nasional pendidikan yang diterapkan, antara lain yaitu disiplin
keahlian, etos kerja, dan cost effectiveness. Bedasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa
efisiensi pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung dalam membentuk lembaga
pendidikan yang efektif serta sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu proses
pendidikan harus diusahakan agar memperoleh hasil yang maksimal dengan waktu yang
terbatas (Kadir, 2012: 254).
4. Permasalahan Relevansi
a. Pengertian Relevansi Pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan
di masyarakat. Misalnya lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan
ekonomi (Kadir, 2012: 254).
Masalah relevansi ini pada prinsipnya cukup mendasar. Dalam kondisi sekarang ini
sangat dibutuhkan output pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat terutama
dalam hubungannya dengan persiapan kerja. Hal tersebut lebih jelas dengan digulirkannya
konsep Link and Match yang salah satu tujuannya adalah untuk mengatasi persoalan
relevansi tersebut.
7
b. Tujuan Relevansi
Upaya peningkatan relevansi dalam sistem pendidikan bertujuan agar hasil pendidikan
sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dalam artian proses pendidikan dapat memberikan
dampak pemenuhan kebutuhan peserta didik, baik kebutuhan kerja, kehidupan dimasyarakat,
dan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi (Kadir, 2012: 255).
Berdasarkan hasil penelitian (Priyayi dkk, 2018: 87), masalah pembelajaran biologi dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Masalah berkaitan dengan siswa
Permasalahan dalam pembelajaran yang sebagian besar dialami oleh guru adalah
permasalahan terkait dengan siswa (80,61%). Permasalahan yang sering ditemui guru
diuraikan sebagai berikut: hasil belajar siswa tidak sesuai dengan target capaian
pembelajaran, siswa cenderung diam dan malu untuk bertanya, siswa kurang antusias, siswa
malas mengerjakan tugas, siswa mengantuk, siswa gaduh dan tidak konsentrasi.
2. Berkaitan dengan Sarana dan Prasarana
Masalah terkait dengan pembelajaran biologi selanjutnya yang dijabarkan oleh guru-
guru adalah terbatasnya sarana prasarana. Sebesar 10,20% pernyataan guru membahas
tentang terbatasnya sarana dan prasarana di kelas. Guru menguraikan alat yang diperlukan
untuk mendukung kegiatan praktikum tidak lengkap sehingga hal tersebut menjadi salah satu
faktor penyebab guru tidak melakukan praktikum. Selain itu kelas yang memiliki jumlah
siswa yang terlalu banyak menjadi salah satu penyebab kurang efektifnya pembelajaran.
3. Masalah Berkaitan dengan Materi Pembelajaran
Pernyataan guru mengungkapkan permasalahan terkait dengan materi pembelajaran
sebesar 6,12 %. Hal utama yang diungkapkan adalah berkaitan dengan banyaknya materi
yang harus diselesaikan. Selain itu, guru menganggap beberapa materi sulit bagi siswa.
4. Masalah Berkaitan dengan Guru
Permasalahan pembelajaran berikutnya dipandang berasal dari faktor guru dengan
persentase pernyataan guru sebesar 2,04 %. Faktor guru yang dimaksud khususnya terkait
dengan keterbatasan guru dalam mengembangkan kompetensinya, termasuk kurangnya
penerapan strategi dan model pembelajaran yang inovatif.
8
5. Masalah Berkaitan dengan Kondisi Keluarga
Sebanyak 1,02 % pernyataan guru mengungkapkan bahwa faktor kondisi keluarga
menjadi salah satu permasalahan pembelajaran. Kondisi keluarga yang dimaksud berkaitan
dengan dukungan dan perhatian dari orangtua terhadap perkembangan pendidikan anaknya.
Selain itu juga didukung dari hasil penelitian Basar (2021: 213-214) bahwa banyak
keluhan baik dari pendidik, peserta didik, maupun orang tua terkait pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh pada situasi pandemi Covid-19. Sebagian pendidik mengeluhkan
terbatasnya kemampuan pengoperasian media pembelajaran secara online maupun
keterbatasan akses jaringan internet. Hal itu juga dirasakan oleh wali murid dan siswa ketika
mengisi survei mengenai pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Masalah yang dihadapi
tersebut berkaitan dengan interaksi guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Kemudian, alokasi dana untuk pembelian kuota internet serta ketertarikan siswa mengikuti
pembelajaran jarak jauh yang sangat rendah.
C. Faktor Pendukung Masalah Pendidikan
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan permasalahan pokok pendidikan adalah sebagai
berikut.
1. IPTEK
Adanya perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa dipungkiri mengakibatkan
kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan
kebudayaan bangsa indonesia. Diakui bahwa sistem pendidikan yang kita miliki dan
dilaksanakan selama ini belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan
tersebut sehingga dunia pendidikan belum dapat menghaslkan tenaga-tenaga pembangunan
yang produktif, kreatif dan aktif serta sesuai dengan wawasan dan keinginan masyarakat luas.
Bagaimanapun berkembangnya ilmu pengetahuan modern menghendaki dasar-dasar
pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan yang terus-menerus.
2. Pertambahan Penduduk
Laju eksplorasi penduduk yang cukup pesat tentunya menuntut adanya perubahan,
sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara
komulatif menuntut dari segi sarana pendidikan yang memadai. Kenyataan tersebut
menyatakan daya tampung, ruang dan fasilitas pendidikan sangat tidak seimbang. Hal inilah
yang menyebabkan sulitnya menentukan bagaiman relevansi pendidikan dengan dunia kerja
9
sebagai akibat tidak seimbangnya antara output lembaga pendidikan dengan kesempatan
yang tersedia.
3. Meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik
Meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
Munculnya gerakan inovasi pendidikan yang erat kaitannya dengan adanya berbagai
tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini, yang salah satu
penyebabnya adalah kemajuan IPTEK. Kemajuan IPTEK yang terjadi senantiasa
mempengaruhi aspirasi masyarakat. Pada umumnya mereka mendambakan pendidikan yang
lebih baik, padahal di satu sisi kesempatan untuk itu sangat terbatas sehingga terjadilah
kompetisi atau persaingan yang sangat ketat. Berkenaan dengan ini pula sekarang
bermunculuan sekolah-sekolah favorit, plus, bahkan unggulan.
4. Menurunnya Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan yang dirasakan dewasa ini semakin menurun, ditambah belum
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, menuntut adanya sejumlah perubahan. bila
tidak demikian, jelas akan berakibat fatal dan terus ketinggalan.
5. Kurang adanya relevansi antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang sudah
membangun.
Dalam era modern sekarang masyarakat menuntut adanya lembaga pendidikan yang
benar-benar mampu untuk diharapkan, terutama yang siap pakai dengan dibekali skill yang
diperlukan dalam pembangunan. Umumnya, kurang sesuainya materi pendidikan dengan
kebutuhan masyarakat telah diatasi dengan menyusun kurikulum baru. Oleh karena itu
perkembangannya di Indonesia kita ketahui telah mengalami beberapa kali penggantian
kurikulum. Hal ini dilaksanakan dalam upaya mengatasi masalah relevansi. Dengan
kurikulum baru inilah peserta didik dibina kepribadiaannya melalui pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan tuntutan masa kini dan masa yang akan datang.
Aspek keterampilan merupakan unsur kurikulum baru yang selalu mendapatkan perhatian
khusus dan prioritas utama (Hasbullah, 2012: 191-193).
D. Solusi Permasalahan Pendidikan
Solusi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyelesaian, pemecahan atau jalan
keluar. Jadi solusi permasalahan pendidikan adalah jalan keluar untuk menyelesaikan
permasalahan pendidikan melalui faktor internal (masalah atau hambatan tercapainya tujuan
10
utama dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan), dan eksternal (masalah atau hambatan dalam
pelaksanaaan kegiatan pendidikan. Adapun solusi-solusi untuk mengatasi permasalahan
pendidikan:
1. Solusi permasalahan pemerataan dan peningkatan kualitas
Cara pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui:
a. Meningkatkan kemampuan pendidik lewat penataran-penataran.
b. Memperkaya pengalaman dan memperlancarkan proses belajar peserta didik.
c. Memantapkan nilai, keterampilan, sikap dan kesadaran lingkingan pada peserta didik.
2. Solusi permasalahan pelayanan pendidikan
Cara memperluas pelayanan pendidikan (kuantitas), yaitu melalui:
a. Memberikan keterampilan bagi mereka yang tidak pernah sekolah
b. Penyebaran pesan-pesan yang merangsang kegiatan belajar dan partisipasi untuk ikut
membangun.
c. Penyebaran informasi untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan.
d. Usaha memberikan pengalaman pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
yang berkembang dan realistis.
3. Solusi permasalahan relevansi pendidikan
Cara meningkatkan relevansi (keserasian) pendidikan dengan pembangunan yaitu dapat
ditempuh dengan:
a. Menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang fungsional untuk kehidupan
dimasyarakat kelak.
b. Menentukan kemampuan untuk memahami dan memecahkan permasalahan yang aktual
dalam masyarakat.
c. Menunjukkan jalan untuk mengembangkan keterampilan hidup dimasyarakat.
4. Solusi permasahan efiktifitas dan efisiensi pendidikan
Cara meningkatkan efiktifitas dan efisiensi sistem penyajian, dapat ditempuh melalui:
a. Memberikan kebebasan sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan kearah
perkembangan yang optimal.
b. Memberikan pengalaman yang bulat agar peserta didik mandiri dan memiliki sikap
tanggung jawab.
c. Megintegrasikan berbagai pengalaman dan kegiatan pendidikan
11
d. Mengusahakan isi, metode, dan bentuk pendidikan yang tepat guna, tepat sasaran,
menarik dan mengesankan.
Ketika wabah pandemi Covid-19 melanda dunia temasuk Indonesia sampai saat ini, maka
kecanggihan Teknologi Informasi (TI) harus dimanfaatkan sebaik mungkin dalam proses
pembelajaran oleh seorang guru. Karena hal itu sebagai tuntutan bagi seorang guru profesional.
Sebagaimana menurut Kusnandar (2011) bahwa guru profesional adalah guru yang senantiasa
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi pembelajaran yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman, serta senantiasa mengembangkan kemampuannya
secara berkelanjutan, baik dalam segi ilmu yang dimilikinya maupun pengalamannya.
Dalam rangka peningkatan kualitas PJJ secara keberlanjutan beberapa hal penting yang
harus diupayakan, antara lain yaitu pertama, sekolah harus mulai meningkatkan sarana dan
prasarana pendukung pembelajaran daring seperti infrastruktur penguatan jaringan internet,
Learning Management System (LMS). Kedua, peningkatan kapasitas pendidik yang mendukung
pelaksanaan PJJ, misalnya peningkatan kompetensi dalam menyiapkan media dan konektivitas
serta pengelolaan pembelajaran dengan mengikuti berbagai pelatihan. Ketiga, perluasan
dukungan platform teknologi secara berkesinambungan untuk mendukung PJJ. Dukungan
berbagai platform teknologi untuk kegiatan pembelajaran diharapkan dapat terus berlanjut
hingga setelah masa pandemi Covid-19 telah berakhir. Beberapa upaya tersebut dilakukan untuk
mempersiapkan agar PJJ dapat terlaksana secara optimal, bukan hanya dalam situasi pandemi
saja, tetapi juga untuk peningkatan kualitas pendidikan di tengah pesatnya perkembangan
teknologi (Basar, 2021: 216).
12
KESIMPULAN
1. Masalah-masalah pendidikan (umum) yang perlu dipecahkan adalah:
a. Kurang meratanya pelayanan pendidikan
b. Kurang serasinya kegiatan belajar dengan tujuan pembelajaran
c. Belum efisien dan ekonomisnya pendidikan
d. Belum efektif dan efisiennya sistem penyajian
e. Kurang lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan
f. Kurang dihargainya unsur kebudayaan nasional
g. Belum tumbuhnya masyarakat yang gemar belajar
h. Belum tersebarnya paket pendidikan yang dapat mengikat, mudah dicerna, dan mudah
diperoleh
i. Belum meluasnya kesempatan kerja (pembuatan dan pemanfaatan teknologi, komunikasi,
software dan hardware)
2. Permasalahan pendidikan merupakan suatu kendala yang menghalangi tercapainya tujuan
pendidikan.
3. Masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan diantaranya yaitu:
a. Masalah pemerataan pendidikan
b. Masalah mutu pendidikan
c. Masalah Efektivitas dan Efisiensi
d. Permasalahan Relevansi
4. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan permasalahan pokok pendidikan adalah sebagai
berikut:
a. IPTEK
b. Pertambahan penduduk
c. Meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik
d. Menurunnya Kualitas Pendidikan
e. Kurang adanya relevansi antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang sudah
membangun.
13
DAFTAR PUSTAKA
Azzahra, N., F. (2020). Mengkaji Hambatan Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia di Masa
Pandemi Covid-19. Jakarta: Center for Indonesian Policy Studies (CIPS).
Basar, A., M. 2021. Problematika Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi
Kasus di SMPIT Nurul Fajri – Cikarang Barat – Bekasi). Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2(1):
208-218
Bisri, H. 2013. Landasan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
14