PENDIDIKAN DI INDONESIA
Dedi Supendra,S.pd.M.A
Oleh
Puji syukur alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
yang berjudul “Permasalahan Pokok Pendidikan”dapat selesai pada waktunya.
Tidak lupa sholawat serta salam selalu penulis haturkan kepada junjungan
terbaik baginda Rosul Muhammad Shallallahu ‘Alaihu Wasasallam selaku
tauladan terbaik hingga akhir zaman. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada
beliau, serta kepada keluarga, sahabat, tabi’in dan orang-orang yang selalu
mengikuti sunnahnya.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan
Dengan membahas permasalahan pokok pendidikan yang ada di Indonesia
di harapkan peserta dapat mengetahui pokok permasalahan yang ada di indonesia.
Selain itu peserta juga di harapkan dapat :
1. Menguraikan permasalahan pokok pendidikan di tanah air.
2. Menjelaskan keterkaitan antara pokok permaslahan tersebut.
3. Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi perkembangan masalah tersebut
4. Menganalisis cara penanggulangan dari permalahan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
4. Efisiensi
Pendidikan dikatakan efisiensi (ideal) ialah bila penyelenggaraan
pendidikan tersebut hemet waktu, tenaga dan biaya tetapi produktivitas (hasil)
optimal. Pendidikan dikatakan efisiensi bila pendayagunaan sumberdaya yang ada
(waktu, tenaga, biaya) tepat sasaran, kadar efisiensi itu tentu tergantung pada
pemberdayaan sumberdaya tersebut, bila yang terjadi misalnya tidak hemat
(boros) waktu, biaya dan tenaga tidak berfungsi secara optimal maka kadar
efisiensi rendah (kurang efisien).
Analisis seperti ini dapat diarahkan pada unsur-unsur terkecil dari ketiga
kriteria tersebut, misalnya apakah waktu yang digunakan sesuai dengan rencana,
apakah guru mengajar sama dengan jam wajib mengajar setara dengan pegawai
negri (24 jam/ minggu), demikian pula analisis dapat dilakukan dari unsur-unsur
makro sehingga dapat diketahui efisiensi secara nasional. (pengantar
pendidikan,98,2006)
5. Efektivitas
Pendidikan dikatakan efektif ialah bila hasil yang dicapai sesuai dengan
rencana/program yang dibuat sebelumnya (tepat guna, bila rencana mengajar
(persiapan mengajar) yang dibuat oleh guru atau silabus yang dibuat oleh dosen
sebelum mengajar/memberikan kuliah terlaksana secara utuh dengan sempurna,
maka pelaksanaan perkuliahan tersebut dikatakan efektif, sempurna disini
meliputi semua komponen perencanaan seperti tujuan, materi/bahan, strategi,
evaluasi.
Sebaiknya dikatakan kurang efektif apabila komponen-komponen rencana
tidak terlaksana dengan sempurna, misalnya tujuan yang ingin dicapai tidak
tercapai semuanya, materi tidak tersajikan semuanya, stretegi belajar mengajar
tida tepat, evaluasi tidak dilakukan sesuai dengan rencana. (pengantar
pendidikan,98,2006)
6. Masalah Relevansi Pendidikan
Pendidikan dikatakan relevan ialah bila sistem pendidikan dapat
menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, kesesuaian
tersebut meliputi kuantitas(jumlah) ataupun kualitas (mutu) output tersebut,
selanjutnya kesesuaian tersebut hendaknya mempunyai tingkat keterkaitan dan
keterpaduan.
Pendidikan dikatakan tidak / kurang relevan apabila tingkat kesesuaian
tidak ada, kadar permasalahan ditentukan oleh tingkat kesesuaian antara sistem
pendidikan dengan kebutuhan masyarakat pembangunan tersebut, bila tingkat
kesesuaian tinggi maka pendidikan dikatakan relevan, permasalahan akan semakin
besar bila tingkat kesesuaian rendah. (pengantar pendidikan,99,2006)
Identifikasi masalah sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan antara lain :
a. Pendidik bukan berasal dari lulusan yang sesuai. Maksudnya terkadang terdapat
tenaga pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan jurusannya. Contoh, pendidik
yang merupakan lulusan metematika mengajar bahasa Indonesia. Hal ini secara
tidak langsung akan menjadi masalah pendidikan di Indonesia.
Padahal dalam PP NO.19 tahun 2005 tentang standar pendidik dan tenaga
kependidikan pasal 28 ayat 2, dijelaskan bahwa pendidik harus sesuai dengan
ijazah dan sertivikat keahlian yang relevan dengan perundang-undangan yang
berlaku.
b. Pendidik kurang menguasai dari 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh
pendidik maupun tenaga kependidikan sehingga hal ini menyebabkan adanya
masalah kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang kurang baik.
Dalam UU RI no.14 Tahun 2005 pasal 8 ayat dijelaskan bahwa guru wajib
memiliki kualifikasi yang salah satu diantaranya kompetensi , dan diperjelas
dalam pasal 10 ayat 1 yang berbunyi “ kompetensi guru sebagai mana dalam pasal
8 meliputi kopetensi pedagogic, kepribadian, social dan professional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi.”
Selain itu juga dijelaskan dalam PP No.19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 3 mengenai
kometensi yang harus dimiliki oleh pendidik.
c. Pendidik terkadang menjadikan mengajar hanya untuk menggugurkan
kewajiban sebagai pendidik, sehingga dia mengajar secara tidak maksimal.
Hal ini tidak sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 3 yang
seharusnya pendidik memiliki kompetensi professional, yang mengharuskan
pendidik wajib bertanggung jawab dengan tugas dan pembinaan terhadap peserta
didik.
d. Pendidik belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Fenomena
itu ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang
tidak tuntas, bahkan lebih berorintasi proyek. Akibatnya, seringkali hasil
pendidikan mengecewakan masyarakat. Mereka terus mempertanyakan relevansi
pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dalam dinamika kehidupan ekonomi,
politik , sosial, dan budaya.
e. Pendidik mengajar tidak sesuai dengan silabus sehingga target dari tujuan
pembelajaran tidak sepenuhnya tercapai
Hal ini tidak sesuai dengan kompetensi pedagogic yang harus dimiliki oleh guru
sesuai dengan PP No.19 Tahun 2005 Pasal 28 (3) yang berbunyi “Kompetensi
sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi: Kompetensi pedagogic, Kompetensi
kepribadian, Kompetensi professional dan Kompetensi sosial.”
f. Masih banyak pendidik yang belum memenuhi ketentuan sesuai dengan PP No.
19 tahun 2005 seperti pengajar di tingkat SD/MI minimal berijazah S1/ D4. Tapi
dalam kenyataan di masyarakat masih terdapat pendidik yang belum berijazah D4
atau dengan kata lain masih D3.
g. Tenaga kependidikan biasanya masih berasal dari tenaga pendidik yang
merangkap tugas menjadi tenaga kependidikan seperti guru merangkap menjadi
tenaga administrasi atau tenaga perpustakaan.
1 Kesimpulan
2 Saran
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut
perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu
bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di
lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-
negara lain adalah dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas
pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya
manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu
membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia
internasional.