Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sri Ulandari

NIM : 22003061

Mata Kuliah : DDIP

Departemen : Pendidikan Luar Biasa

Sesi : 126

Tugas Pertemuan 12 Permasalahan Pokok di Indonesia

a. Pemerataan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem
pendidkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga
negara untuk memperoleh pendidikan,sehingga pendidkan itu menjdi wahana bagi
pembangunan sumber daya menusia untuk menunjang pemnbangunan.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib belajar bab VI pasal 10 ayat 1,
menyatakan :“semua anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan berumur 8 tahun
diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya. Ayat
2,menyatakan:“belajar di sekeolah agama yang telah mendapatkan pengakuan dari
menteri agama dianggap telah memenuhi kewajiban belajar”.
Pemecahan permasalahan pemerataan pendidikan di tempuh dengan dua
cara,yaitu:
1. Cara konvensional
 Membangun gedungsekolah seperti sd inpers atau ruangan belajar
 Menggunakan gedung sekolah untuk doble shift(pagi/sore
2. Cara innovative
 Sistem pamong atau impact system (pendidikan oleh masyarakat,orang
tua,dan guru)
 SD kecil pada daerah terpencil.
 Sistem guru kunjung
 SMP terbuka
 Kejar paket adan b
 Belajar jarak jauh ,seperti unuversitas terbuka.
b. Kuantitas Pendidikan di Indonesia
Kuantitas yaitu masalah yang menyangkut banyak murid yang harus
ditampung di dalam sistem pendidikan atau sekolah.Masalah ini timbul karena calon
murid yang tidak tertampung di suatu sekolah, karena terbatasnya daya
tamping.Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat sekolah
dasar. Permasalahan ini mencuat terutama di SD pada tahun-tahun lampau. Tetapi
saat ini masalah itu sudah bisa diatasi .sisa permaslahan ini ada pada anaanak yang
tinggal di daerah terpencil.
Kenyataan (realita):”masih banyak warga negara khususnya warga usia
sekolah tidak tertampung di lembaga pendidikan(sekolah)yang”ada” (sumber statitik
pendidikan daerah dan nasional). Permasalahannya ialah bagaimana sistem
pendidikan dikelola sehingga dapat menyediakan kesempatan yang seluasluasnya bagi
seluruh warga negara indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Dengan memberikan kesempatan yang selua-luasnya itu ,di harapkan
pendidikan akan semakin merata,karena merata dalam arti yang sesungguhnya tidak
mungkin dicapai. Hal ini anatara lain disebabkan peraturan perundang-undangan
tentang wsajib belajar(wajar) tidak diikuti dengan sanksi bagi yang tidak
mengikutinya ,karena sistem pendidikan itu sendiri tidak memungkinkan itu.

c. Kualitas pendidikan di Indonesia


Kualitas pendidkan umumnya dilihat dari hasil (output) pendidikan itu
sendiri.kriteria untuk hasil ini adalah kadar ketercapaian tujuan pendidikan itu
sendiri.kadar ketercapaian tujuan ini dimulai dapat dilihat dari hirearki tujuan
terkecil,yaitu tujaun pembelajaran khusus(TKP)/ indicator pencapaian hasil belajar.
Kualitas ketercapaian TKP /indicator selanjutnya dapat menggambarkan
ketercapaiaan tujuan pembelajaran umum(TPU)/kompetensi dasar. Demikian secara
hirerki sehingga dapat diketahui pula tujuan-tujuan yang lebih jauh /timggi, yaitu
tujuan kurikule,(tujuan mata pelajaran/kuliah),tujuan institutional (lembaga
pendidikan dan tujuan nasional pendidikan.
Kadar pencapaiaan tujuan tersebut tergantung pada unit atau lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan tersebut. Unit terkecil yang akan menentukan tersebut
ialah guru mata pelajaran (dosen mata kuliah) yang bersangkutan.
Memang kadar ketercapaian tujuan tersebut sukar ditetapkan secara
eksak(pasti),karena alat ukur keberhasilan seseorang anak di sekolah belum ada yang
abku(standar). Adakalanya sistem penilaian ada yang menggunakan penilaian acuan
normal(PAN) dan acauan patokan(PAP).
Walaupun demikian kompleksnya permasalahan ini, secara umum dapat kita
katakana bahwa dilihat dari UAN mutu pendidikan suatu daerah dapat dikatakan
bermasalah,sementara di daerah lain tidak. Pencapaian yang sama dengan kadar
peroleh yang minimal apalagi diatas 100% maka mutu tidak masalah dan sebaliknya.

d. Efisiensi pendidikan di Indonesia


Pendidikan efisiensi(ideal) ialah bila penyelanggaraan pendidikan tersebut
hemat waktu,tenaga, dan biaya, tetapi produktivitas (hasil) optimal. Pendidikan
dikatakan efisiensi bila pendayagunaan sumber daya yang ada (waktu,tenaga,biaya)
tepat sasran. Kadar efisiensi itu tentu tergantung pada pemberdayaan sumber
tersebut.bila yang terjadi misalnya tidak hemat,(boros) waktu,biaya,dan tenaga tidak
berfungsi secara optimal,maka kadar efisiensi rendah (tidak/kurang efisinsi)
Realita kadar efisiensi ditentukan oleh keadaan pendayagunaan ketiga kriteria
seperti disebutkan sebelumnya. Bila penyelenggaraan pendidikan tidak /kurang
memfungsikan tenaga yang ada ,sementara waktu kurang memfungsikan tenaga yang
ada ,sementara waktu kurang dimanfaatkan sedemikian rupa,sehingga bnayak yang
terb8uang sia-sia. Apalagi biaya yang dikeluarkan banya maka kadar efisiensi
rendah/kurang efisiensi.

e. Efektivitaspendidkan di Indonesia
Pendidkan dikatakan efektif (ideal) ialah biala hasil yang di capai sesuai
dengan rencana / program yang di buat sebelumnya ( tepat guna). Bila rencana
mengajar (persiapan mengajar) yang dibuat oleh guru atau silabus /SAP yang dibuat
dosen sebelum mengajar/ memberi kuliah terlasana secara utuh dengan
sempurna.maka pelaksanaan perkuliahan tersebut dikatakan efektif. Sempurna di sini
meliputi semua komponen perencanaan seperti tujuan,materi/bahan,strategi, dan
evaluasi.
Sebaliknya, dikatakan kurang efektif bila komponen-komponen rencana tidak
terlaksana dengan sempurna, misalnya tujuan tidak tercapai, materi tidak tersajikan
semua, strategi belajar mengajar tidak tepat, evaluasi tidak dilakukan dengan sesuai
rencana.

f. Relevansi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di Indonesia


Pendidikan dikatakan (ideal) ialah bila sistem pendidikan dapat menghasilkan
output (keluaran) yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Kesesuaian
(relevansi) tersebut meliputi/mencakup kuantitas (jumlah) ataupun kualitas (mutu)
output tersebut. Selanjutnya, kesesuaian tersebut hendaknya mempumyai tingkat
keterkaitan (link) dan kesepadanan (match).
Pendidikan dikatakan (ideal) ialah bila sistem pendidikan dapat menghasilkan
output (keluaran) yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Kesesuaian
(relevansi) tersebut meliputi/mencakup kuantitas (jumlah) ataupun kualitas (mutu)
output tersebut. Selanjutnya, kesesuaian tersebut hendaknya mempumyai tingkat
keterkaitan (link) dan kesepadanan (match).
Pendidikan dikatakan tidak atau kurang relevan ialah bila tingkat kesesuaian
tersebut tidak ada atau kurang.Kadar permasalahan ditentukan oleh tingkat kesesuaian
antara sistem pendidikan dengan kebutuhan masyarakat pembangunan tersebut.Bila
tingkat kesesuaian tinggi, maka pendidikan dikatakan relevan. Permasalahan akan
semakin besar atau rumit bila tingkat kesesuaian tersebut rendah.

Anda mungkin juga menyukai