PERMASALAHAN PENDIDIKAN
DI SUSUN
O
L
E
H
ANGGOTA KELOMPOK :
1. NIKEN WULANDA (20040028)
2. AYUNI SULISTIAWATI (20040032)
3. DHEA AMANDA PUTRI (20040034)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
BAB 2. PEMBAHASAN
1.1 Masalah Pokok Pendidikan
1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Permasalahan Pendidikan
1.3 Penanggulangan Permasalahan Pendidikan
BAB 3. PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah permasalahan diterjemahkan dari istilah “problem” (Bahasa inggris) yang berarti :
perbedaan (discrepancy/different) antara sesuatu yang diharapakan dengan sesuatu yang
terlihat/terdapat sebagaimana adanya tentang sesuatu. Dalam Bahasa yang mudah
dimengerti, permasalahan adalah : perbedaan / jarak / kesenjangan antara sesuatu yang di
cita-citakan (idealita) dengan sesuatu yang ternyata ada (realita). Permasalahan
pendidikan ialah perbedaan program-program pendidikan antara yang diharapkan dengan
kenyataan yang terlaksana di lapangan. Seperti di ketahui program pendidikan kita di
negeri kita adalah :
a. Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan.
b. Peningkatan mutu pendidikan.
c. Peningkatan relevasi pendidikan.
d. Peningkatan efesiensi dan efektivitas pendidikan.
e. Pengembangan kebudayaan.
f. Pembinaan generasi muda.
Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya
para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan
kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki
siswanya. Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan
potensi para siswa. Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan
malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut
ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak
untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa
diarahkan.
Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang
sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya didasarkan
pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Lebih
parah lagi, pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salahnya,
kurikulum dibuat di Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah.
Jadi, para lulusan hanya pintar cari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan
kerja sendiri, padahal lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas. Kualitas pendidikan
Indonesia sangat memprihatinkan. Berdasarkan analisa dari badan pendidikan dunia
(UNESCO), kualitas para guru Indonesia menempati peringkat terakhir dari 14 negara
berkembang di Asia Pacifik. Posisi tersebut menempatkan negeri agraris ini dibawah
Vietnam yang negaranya baru merdeka beberapa tahun lalu. Sedangkan untuk
kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara
berkembang di dunia. Lemahnya input quality, kualitas guru kita ada diperingkat 14
dari 14 negara berkembang. Ini juga kesalahan negara yang tidak serius untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Dari sinilah penulis mencoba untuk membahas
lebih dalam mengenai pendidikan di Indonesia dan segala dinamikanya.
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah untuk
mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi pada pendidikan di Indoensia yang
dillihat dari kualitas pendidikannya semakin hari semakin menurun.
2. Manfaat
3. Aspirasi Masyarakat
Sebagai Negara yang menjunjung tinggi demokrasi maka aspirasi masyarakat
Indonesia berperan besar dalam pengambilan kebijakan yang ada di Negara
Indonesia. Beberapa tahun terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal
mengalami peningkatan, khususnya aspirasi terhadap pendidikan, hidup sehat
serta aspirasi terhadap pekerjaan. Orang mulai beranggapan bahwa untuk
dapat hidup lebih layak dan sehat harus ada pekerjaan tetap yang menopang
dan kunci akhir hanya pendidikan yang memberi jaminan seseorang untuk
mendapatkan pekerjaan. Dengan adanya peningkatan aspirasi terhadap
pentingnya pendidikan maka orang tua mulai berlomba untuk menyekolahkan
anaknya terutama mendaftarkan ke sekolah-sekolah favorit. Meskipun sangat
baik dengan adanya anggapan bahwa pendidikan merupakan hal penting yang
harus didapatkan oleh seorang anak dalam hidupnya, namun ternyata ada
masalah dibalik antusias tersebut. Dengan banyaknya jumlah pelamar
mengakibatkan berbagai macam permasalahan di antaranya, seleksi
penerimaan siswa di berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang
objektif, jumlah siswa perkelas melebihi yang semestinya, karena kurangnya
ruang kelas di suatu sekolah maka tidak jarang pemanfaatan gedung lain
seperti laboratorium menjadi ruang kelas, diadakannya kesempatan belajar
bergilir pagi sore dengan pengurangan jam belajar, kekurangan guru, dan
seterusnya.
c. Aspirasi masyarakat terhadap pendidikan didukung dan didorong terus agar lebih
meningkat lagi. Sementara itu sistem pendidikan dibaharui/dikembangkan
sehingga dapat memenuhi aspirasi tersebut.
1.1 Kesimpulan
Dari materi yang telah kami uraikan di atas, dapat kita pahami bahwasanya
permasalahan pokok pendidikan kita belum/kurang merata, mutunya masih
rendah dan ada kecenderungan akan semakin merendah. Disamping itu kurang
efesien dan efektif serta relevansinya masih perlu ditingkatkan.
1.2 Saran
Inilah yang dapat saya paparkan dalam makalah ini, yang tentunya
pembahasan tentang permasalahan pendidikan. Di sini masih sangat sedikit,
serta perlu diperdalam dan diperluas lagi. Dan untuk memperluas serta
mendalaminya itu butuh waktu yang lama dan dosen yang benar-benar paham
dan mengerti tentang materi ini. Dan membutuhkan referensi yang banyak
pula.