Anda di halaman 1dari 13

PERMASALAHAN MIKRO DAN MAKRO PENDIDIKAN DI

INDONESIA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan
Dosen Pengampu : DRS. MUCHAMMAD CHOTIM, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Okta Pratama (1702103081P)
2. Aticha Ardhianita sari (1802103005)
3. Shelia Esti Kusuma (1802103006)
4. Vima Dwi Cahya Mukti (1802103017)

PRODI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Masalah-Masalah Mikro dan Makro Pendidikan di
Indonesia”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Madiun, 26 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian permasalahan mikro dan makro dalam pendidikan

Masalah pada tingkat mikro beserta solusinya

Masalah pada tingkat makro beserta solusinya

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara terbesar di dunia, namun demikian hal
tersebut tidak mendukung kualitas dan mutu pendidikan.Semua itu dapat terlihat
dari kemajuan negara kita. Dari dulu sampai sekarang negara kita masih
dikatagorikan sebagai negara berkembang dan belum dianggap sebagai negara
maju.

Kualitas pendidikan dari suatu negara akan terlihat jelas dari sudut pandang
perekonomian dan kemajuan bangsa tersebut di bidang teknologi. Dapat kita lihat
dan saksikan seperti negara Jepang, Korea dan negara maju lainnya, negara-
negara maju tersebut memiliki kualitas pendidikan yang sangat baik pula.

Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu


pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh
setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah
menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk
pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan
sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya
manusia di negara-negara lain.

B.Rumusan Masalah

1.Apa pengertian permasalahan mikro dan makro dalam Pendidikan ?

2.Apa saja masalah mikro pendidikan di Indonesia ?

3.Apa saja masalah makro pendidikan di Indonesia ?

4.Bagaimana solusi pemecahan untuk masalah mikro dan makro dalam

pendidikan di Indonesia?

C.Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian permasalahan mikro dan makro dalam
pendidikan.

2.Untuk mengetahui masalah-masalah yang muncul pada tingkat mikro

3.Untuk mengetahui masalah-masalah yang muncul pada tingkat makro


4.Untuk mengetahui solusi pemecahan masalah mikro dan makro dalam
pendidikan di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian masalah makro dan mikro dalam dunia pendidikan

Masalah makro adalah masalah-masalah pendidikan yang secara global


atau universal dirasakan oleh hampir semua institusi pendidikan dalam proses
pembelajarannya. Masalah pada tataran makro berhubungan dengan kondisi
masyarakat dan lingkungan yang secara makro mempengaruhi proses
pembelajaran, misalnya perkembangan media hiburan (seperti play station sampai
ke pelosok desa) yang sulit di kendalikan dan mempengaruhi para siswa. Masalah
pada tataran makro, agak sulit untuk ditangani oleh guru secara langsung. Hal ini
harus ditangani secara bersama-sama dengan pihak terkait baik itu atasan guru
(kepala sekolah) maupun pihak dinas pendidikan dan pihak komite sekolah.
Masalah-masalah pada kategori ini juga memerlukan bantuan pihak luar seperti
masyarakat / orang tua siswa.

Sedangkan masalah pada tataran mikro berhubungan dengan masalah -


masalah yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di dalam
kelas. Masalah pada tataran mikro adalah masalah yang dialami guru secara
langsung pada saat melaksanakan proses pembelajaran.Jadi wujudnya lebih
konkrit dan dapat ditemukan dalam rutinitas keseharian pendidikan/
pembelajaran.

A. Masalah Mikro dalam Pendidikan di Indoensia

1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik di Sekolah-sekolah

Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi
kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah,
buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar,
pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih
banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan,
tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.

Sehingga dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai tersebut


akan membuat kualitas pendidikan sulit untuk maju dan meningkat. Karena
sesungguhnya sarana dan prasarana yang memadai akan sangat berpengaruh
terhadap kualitas pendidikan.

2. Rendahnya mutu proses pembelajaran

Proses pembelajaran akan sangat mempengaruhi hasil dari pembelajaran


itu sendiri. Permasalahan yang ada saat ini adalah semisalnya pendidikan
pancasila yang sudah semestinya menghasilkan anak didik yag pancasilais, namun
realitanya muncul anak didik yang brutal. Pendidikan agama yang semestinya
melahirkan anak didik yang agamis namun hasilnya menghasilkan anak anak
bangsa yang korup

3. Gagalnya mata pelajaran afektif (moral kepribadian)

Hal ini dapat terlihat dari sikap dan moral peserta didik yang ada. Para
peserta didik hanya mementingkan aspek kognitif saja dan tidak memperdulikan
sikap, kepribadian dan moral mereka. Semua ini pada akhirnya malah akan
membuat kerusakan bangsa kita ini

4. Rendahnya Prestasi Siswa

Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru,
dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan.
Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia
Internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study
(TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44
negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam
hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia
dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for
Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi tentang
kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang
berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan tahunan ini
Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila dibanding
dengan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya.
Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi
bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang
memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal
dan mengerjakan soal pilihan ganda.

B. Masalah Makro dalam Pendidikan di Indonesia

1. Rendahnya Kualitas Guru di Indonesia

Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru


belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya
sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan
melakukan pengabdian masyarakat.

Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu


keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan
kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat
besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru
dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat
kesejahteraan guru.
2. Masalah Kurang Meratanya Pendidikan

Belum meratanya pendidikan bagi warga negara merupakan masalah yang


belum terselesaikan. Wayan mengemukakan kualitas, proses, dan hasil pendidikan
belum merata antara daerah-daerah di tanah air, antar kota, terutama di Jawa dan
luar Jawa. Pendidikan di Indonesia saat ini belum dapat mengangkat kualitas
hidup warga negara yang pada umumnya berkemampuan sedang atau kurang.
Pendidikan mungkin baru dapat mengangkat mereka yang mempunyai
kemampuan unggul saja.

Usaha untuk meningkatkan pemerataan memperoleh pendidikan adalah


melalui desentralisasi. Desentralisasi di bidang pendidikan diharapkan dapat
meningkatkan partisipasi pemerintah daerah beserta masyarakatnya untuk
berperan serta dalam pendidikan. Peran serta masyarakat dapat dilakukan oleh
perorangan, kelompok ataupun lembaga, seperti yayasan, organisasi masyarakat,
atau pihak swasta.

3. Masalah Efisiensi

Sistem pendidikan dikatakan efisien bila dengan menggunakan segala


sesuatu yang serba terbatas namun dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan terutama
memanfaatkan sumber dana dan sumber daya yang ada. Hal ini nampak dengan
banyaknya murid yang drop out, anak yang belum memperoleh pendidikan, anak
yang tinggal kelas, terbelakang dan penyandang cacat atau yang sangat cerdas.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan peran serta
perorangan, masyarakat, dan swasta dalam menyelenggarakan pendidikan. Di
samping itu diupayakan agar peran serta masyarakat yang tergolong miskin dapat
dibantu secara subsidi silang dari masyarakat yang tergolong kaya.

4. Rendahnya Kesejahteraan Guru di Indonesia

Kesejahteraan akan sangat mempengaruhi loyalitas dan motivasi guru


dalam pendidikan. Apabila kesejahteraan guru kurang, maka yang akan terjadi
adalah guru di luar sekolah akan mencari atau melakukan pekerjaan sampingan
untuk memenuhi kebuhannya. Sehingga hal ini akan sangat jelas mengganggu
dalam pendidikan.

5. Lemahnya sistem manajemen

Manajemen atau penglolaan dalam pendidika sangat diperlukan dan


menjadi faktor pendukung untuk meningkatkan mutu dan kualitas ppendidikan.
Apabila suatu negara memiliki sistem manajemen pendidikan yang baik maka
akan didapat atau menghasillkan suatu pendidikan yang baik pula

C. Solusi Pemecahan untuk Masalah Makro dan Mikro dalam Pendidikan di


Indonesia

Untuk mengatasi masalah makro dan mikro dalam pendidikan di


Indonesia, secara garis besar ada dua solusi antara lain:

Pertama, solusi sistemik yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang
berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat
berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di
Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme
(mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan
tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
Maka, solusi untuk masalah-masalah sistemik khususnya yang menyangkut
perihal pembiayaan seperti rendahnya kualitas sarana fisik di sekolah-sekolah.
Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam
atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini
wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan
bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan
negara.

Kedua, solusi teknis yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkaitan
langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah
kualitas guru dan prestasi siswa. Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dapat
dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem
pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi
peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai
pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya,
diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran,
meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
Sedangkan untuk solusi yang ditawarkan untuk Peningkatan Mutu
Pendidikan:

1. Pengembangan kurikulum termasuk cara penyajian pelajaran dan system study


pada umumnya.

2. Pengadaan buku-buku pelajaran pokok untuk murid serta buku pedoman guru
sekolah dasar dan sekolah-sekolah lanjutan, buku-buku pelajaran kejuruan dan
tehnik untuk sekolah-sekolah yang memerlukannya dan buku-buku perpustakaan
dalam berbagai bidang study pada pendidikan tinggi.

3. Pengadaan alat-alat peraga dan alat-alat pendidikan lainnya pada sekolah dasar
(SD), TK, dan SLB, laboratorium IPA dan SMP&SMA, fasilitas dan
perlengkapan latihan dan praktik pada sekolah-sekolah kejuruan dan tehnik serta
laboratorium untuk berbagai bidang ilmu pendidikan untuk Perguruan Tinggi.

4. Pengadaan buku bacaan yang sehat dan bermutu melalui perpustakaan sekolah.
(Departemen PendidikanNasional DEPDIKNAS (2002))

5. Perlu kiranya dilakukan kegiatan-kegiatan untuk peningkatan mutu guru antara


lain, dengan presensi kedisiplinan guru; pertemuan guru/rapat guru untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar di sekolah; penataran guru untuk
meningkatkan kemampuan profesionalisme guru; mengikuti kursus pendidikan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan guru; mengadakan lokakarya untuk
meningkatkan mutu hidup pada umumnya serta mutu dalam hal pekerjaan
BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN

Permasalahan pendidikan di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu masalah makro


dalam pendidikan di Indonesia, meliputi: rendahnya kualitas guru di Indonesia
dapat dipicu karena kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh
masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru; masalah kurang meratanya
pendidikan adapun untuk meningkatkan usaha pemerataan pendidikan dapat
melalui desentralisasi; masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan terutama
memanfaatkan sumber dana dan sumber daya yang ada; rendahnya kesejahteraan
guru di Indonesia. Masalah mikro dalam pendidikan di Indoensia, meliputi:
rendahnya kualitas sarana fisik di sekolah karena sarana dan prasarana yang
memadai akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan; rendahnya
prestasi siswa dapat terjadi karena anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu
menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab
soal-soal yangf berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Solusi untuk
mengatasi permasalahan makro dan mikro dalam pendidikan di Indonesia secara
garis besar ada dua antara lain: Pertama, solusi sistemik yakni solusi dengan
mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Kedua,
solusi teknis yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkaitan
langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah
kualitas guru dan prestasi siswa.

B.SARAN
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/muhammadsucahyo/permasalahan-makro-dan-
permasalahan-mikro/

http://nisyafatma.blogspot.com/2014/06/permasalahan-pendidikan-di-
indonesia.html/

http://riesdammahdi190.blogspot.com/2014/07/permasalahan-pendidikan-di-
indonesia.html/

https://isnacitcit120794.wordpress.com/2014/06/18/permasalahan-makro-dan-
mikro-dalam-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai