Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN DI


INDONESIA

Dosen Pengampu:

Dr. Ismaniar, M.Pd

DISUSUN OLEH:

Mei Bunga Firdayani (20052060)

DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA dengan tepat waktu.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.Ismaniar, M.Pd selaku
dosen pengampuh mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan yang telah
membimbing penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan motivasi dalam
penyusunan makalah ini.

Makalah ini memberikan pengetahuan mengenai permasalahan-permaasalah pokok


yang dihadapi pendidikan di Indonesia bagi teman teman mahasiswa sebagai bahan
pembelajaran. Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu,
saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah penulis. Penulis
juga berharap semoga makalah ini mampu memberikan pengetahuan tentang
permasalahan pokok pendidikan di Indonesia.

Padang, 05 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

BAB I .................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ............................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 4

1.3 Tujuan ................................................................................................... 4

BAB II ................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN .................................................................................................. 5

2.1 Pemerataan ............................................................................................ 5

2.2 Kuantitas ............................................................................................... 5

2.3 Kualitas ................................................................................................. 6

2.4 Efisiensi ................................................................................................. 6

2.5 Efektivitas ............................................................................................. 7

2.6 Relevansi ............................................................................................... 7

2.7 Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........................................... 8

BAB III................................................................................................................ 9

PENUTUP ........................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan
aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan masa yang akan datang.
Pendidikan N asional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada
pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia. Masalah adalah
segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata
permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan.
Permasalahan pendidikan berarti segala sesuatu yang merupakan masalah
dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan. Permasalahanpokok pendidikan di
indonesia antara lain pemerataan, kuantitas, kualitas, efesiensi, efektivitas,
relevansi dan permasalahan pendidik dan tenaga kependidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa sajakah permasalahan pokok pendidikan di Indonesia ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan pokok pendidikan di


Indonesia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemerataan

Masalah pemerataan pendidikan merupakan persoalan tentang bagaimana


sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
seluruh warga negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan. Sehingga
pendidikan dapat menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia
untuk menunjang pembangunan. Setiap warga negara Indonesia mempunyai
hak yang sama untuk diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat
yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu terpenuhi.
Pemecahan permasalahan dalam pemerataan pendidikan dapat ditempuh
dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.

1) Cara Konvensional
 Membangun gedung sekolah seperti SD inpers atau ruangan belajar.
 Menggunakan gedung sekolah untuk doble shift (pagi/sore)
2) Cara Innovative
 Sistem pamong atau impact system (pendidikan oleh masyarakat, orang
tua, dan guru).
 SD kecil pada daerah terpencil.
 Sistem guru kunjung
 SMP terbuka
 Kejar paket A dan B
 Belajar jarak jauh, seperti Universitas Terbuka

2.2 Kuantitas

Kuantitas merupakan masalah yang menyangkut jumlah murid yang harus


ditampung dalam sistem pendidikan atau sekolah. Masalah kuantitas timbul
sebab calon murid yang tidak tertampung di suatu sekolah karena terbatasnya
daya tampung. Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada anak-

5
anak yang tinggal di daerah terpencil. Permasalahannya adalah tentang
bagaimana sistem pendidikan di kelola agar dapat menyediakan kesempatan
yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia memperoleh
pendidikan. Dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya itu di
harapkan pendidikan akan merata. Namun, merata dalam arti yang
sesungguhnya tidak mungkin di capai. Hal ini disebabkan peraturan perundang-
undangan tentang wajib belajar (wajar) tidak di ikuti dengan sanksi bagi yang
tidak mengikutinya, karena sistem pendidikan itu sendiri belum memungkinkan
untuk itu (Syafril, 2017).

2.3 Kualitas

Kualitas pendidkan dapat dilihat dari hasil (output) pendidikan itu sendiri.
Kriterianya adalah kadar ketercapaian tujuan pendidikan. Kadar ketercapaian
tujuan dapat dilihat mulai dari hirearki tujuan terkecil, yaitu tujaun
pembelajaran khusus (TKP) atau indicator pencapaian hasil belajar. Kualitas
ketercapaian TKP atau indicator selanjutnya dapat menggambarkan
ketercapaiaan tujuan pembelajaran umum (TPU) atau kompetensi dasar. Kadar
pencapaiaan tujuan tersebut tergantung pada lembaga yang menyelenggarakan
pendidikan. Unit terkecil yang akan menentukan tujuan yaitu guru mata
pelajaran atau dosen mata kuliah yang bersangkutan. Kadar kualitas
ketercapaian tujuan pendidikan sukar ditetapkan secara eksak(pasti), karena alat
ukur keberhasilan seseorang anak di sekolah belum ada yang baku(standar).
Keadaan yang demikian menyebabkan sulitnya menetapkan kadar mutu yang
sesungguhnya (realita).

2.4 Efisiensi

Pendidikan yang efisiensi (ideal) yaitu apabila penyelanggaraan pendidikan


tersebut hemat waktu, tenaga, dan biaya, tetapi produktivitas (hasil) optimal.
Efisiensi berarti pendayagunaan sumber daya yang ada baik waktu, tenaga,
maupun biaya tepat sasaran. Kadar efisiensi tentu tergantung pada
pemberdayaan sumber tersebut. Realita kadar efisiensi ditentukan oleh keadaan

6
pendayagunaan ketiga kriteria seperti disebutkan sebelumnya. Analisisnya
seperti ‘apakah waktu pembelajaran telah digunakan sesuai jadwal atau
rencana?’, ‘apakah guru mengajar atau dosen memberi kuliah minimal sama
dengan jam wajib mengajar setara dengan pegawai negeri?’. Demikian pula
analisi dapat dilakukan dari unsur-unsur makro sehingga dapat diketahui
efisiensi secara nasional. Beberapa masalah dalam kaitannya dengan efisiensi
pendidikan seperti bagaimana memfungsikan tenaga pendidikan, bagaimana
sarana dan prasarana pendidikan digunakan, bagaimana pendidikan
diselenggarakan, serta masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
(Hangestiningsih, Zulfiati, &Johan, 2015).

2.5 Efektivitas

Pendidkan yang efektif adalah apabila hasil yang di capai sesuai dengan
rencana dan program yang di buat sebelumnya (tepat guna). Jika rencana
mengajar (persiapan mengajar) yang dibuat oleh guru dan silabus /SAP yang
dibuat dosen sebelum mengajar kuliah terlaksana secara utuh dengan sempurna,
maka pelaksanaan perkuliahan tersebut dikatakan efektif. Sempurna yang
dimaksud meliputi semua komponen perencanaan seperti tujuan, materi/bahan,
strategi, dan evaluasi. Sedangkan yang dikatakan kurang efektif yakni jika
komponen-komponen rencana tidak terlaksana dengan sempurna. Seperti
tujuan tidak tercapai semua, materi tidak tersajikan semua, strategi belajar
mengajar tidak tepat, evaluasi tidak dilakukan sesuai rencana (Syafril, 2017).

2.6 Relevansi

Pendidikan yang ideal ialah apabila sistem pendidikan dapat menghasilkan


output yang ‘sesuai’ dengan kebutuhan pembangunan. Kesesuaian atau disebut
relevansi yang dimaksud mencakup kuantitas maupun kualitas output tersebut.
Pendidikan di katakan tidak relevan jika tingkat kesesuaian tersebut
tidak ada. Kadar permasalahan di tentukan oleh tingkat kesesuaian antara
sistem pendidikan dengan kebutuhan masyarakat pembangunan. Bila tingkat
kesesuaian tinggi, maka pendidikan dikatakan relevan.

7
2.7 Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Beberapa identifikasi masalah pokok pendidikan di Indonesia terkait


sumber daya pendidik dan tenaga kepedidikan. Pertama, pendidik bukan berasal
dari lulusan yang sesuai. Terkadang ditemukan bahwa tenaga pendidik yang
mengajar tidak sesuai dengan jurusannya. Misalnya, pendidik lulusan
metematika mengajar bahasa Indonesia. Padahal dalam PP No.19 tahun 2005
tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal 28 ayat 2, dijelaskan
bahwa pendidik harus sesuai dengan ijazah dan sertifikat keahlian yang relevan
dengan perundang-undangan yang berlaku. Permasalahan berikutnya, yaitu
pendidik kurang menguasai dari empat kompetensi yang harus dimiliki oleh
pendidik maupun tenaga kependidikan. Tentu saja hal ini menyebabkan
timbulnya masalah kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang kurang baik.
Pendidik terkadang menjadikan mengajar hanya untuk menggugurkan
kewajiban sebagai pendidik, dan mengajar secara tidak maksimal. Masalah lain,
pendidik belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Fenomena
tersebut ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah
pendidikan yang tidak tuntas, bahkan lebih berorientasi proyek. Sehingga hasil
pendidikan seringkali mengecewakan masyarakat. Pendidik juga terkadang
mengajar tidak sesuai dengan silabus sehingga target dari tujuan pembelajaran
tidak stercapai. Terkait masalah tenaga kependidikan, biasanya masih berasal
dari tenaga pendidik yang merangkap tugas menjadi tenaga kependidikan
seperti guru merangkap menjadi tenaga administrasi atau tenaga perpustakaan.
Jadi bukan ahli yang memang khusus menjadi tenaga kependidikan.
Permasalahan yang menjadi pokok juga yaitu ketidakmerataan tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Seperti
jumlah tenaga PNS di daerah terpencil masih sedikit dibanding di kota. Begitu
pula tenaga kependidikan yang profesional lebih banyak ada di sekolah di kota-
kota.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Permasalahan pokok pendidikan di Indonesia antara lain permasalahan


pemerataan, kuantitas, kualitas, efisiensi, efektivitas, relevansi, serta tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan. Masalah pemerataan pendidikan merupakan
persoalan tentang bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara Indonesia untuk memperoleh
pendidikan. Kuantitas merupakan masalah yang menyangkut jumlah murid yang
harus ditampung dalam sistem pendidikan atau sekolah. Masalah kuantitas timbul
sebab calon murid yang tidak tertampung di suatu sekolah karena terbatasnya daya
tampung. Kualitas pendidkan dapat dilihat dari hasil (output) pendidikan itu sendiri.
Kriterianya adalah kadar ketercapaian tujuan pendidikan. Efisiensi berarti
pendayagunaan sumber daya yang ada baik waktu, tenaga, maupun biaya tepat
sasaran. Kadar efisiensi tentu tergantung pada pemberdayaan sumber tersebut. Jika
rencana mengajar (persiapan mengajar) yang dibuat oleh guru dan silabus /SAP
yang dibuat dosen sebelum mengajar kuliah terlaksana secara utuh dengan
sempurna, maka pelaksanaan perkuliahan tersebut dikatakan efektif. Pendidikan
yang ideal ialah apabila sistem pendidikan dapat menghasilkan output yang ‘sesuai’
dengan kebutuhan pembangunan. Kesesuaian atau disebut relevansi yang dimaksud
mencakup kuantitas maupun kualitas output tersebut. Beberapa identifikasi
masalah pokok pendidikan di Indonesia terkait sumber daya pendidik dan tenaga
kepedidikan. Pertama, pendidik bukan berasal dari lulusan yang sesuai. Terkadang
ditemukan bahwa tenaga pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan jurusannya.
Dan tenaga kependidikan juga dirangkap oleh guru mata pelajaran, bukan ahlinya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aini, I. (18 de Desember de 2019). PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN.


Obtenido de osf.io: https://osf.io/n6hpb/
Link:
file:///C:/Users/asus/Downloads/artikel%20afando.pdf

http://nixmahkhony.blogspot.com/2012/10/masalah-masalah-pendidik-dan-
tenaga.html

10

Anda mungkin juga menyukai