Dosen Pengampu:
DISUSUN OLEH:
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA dengan tepat waktu.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.Ismaniar, M.Pd selaku
dosen pengampuh mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan yang telah
membimbing penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan motivasi dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................. 5
BAB III................................................................................................................ 9
PENUTUP ........................................................................................................... 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan
aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan masa yang akan datang.
Pendidikan N asional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada
pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia. Masalah adalah
segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata
permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan.
Permasalahan pendidikan berarti segala sesuatu yang merupakan masalah
dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan. Permasalahanpokok pendidikan di
indonesia antara lain pemerataan, kuantitas, kualitas, efesiensi, efektivitas,
relevansi dan permasalahan pendidik dan tenaga kependidikan.
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemerataan
1) Cara Konvensional
Membangun gedung sekolah seperti SD inpers atau ruangan belajar.
Menggunakan gedung sekolah untuk doble shift (pagi/sore)
2) Cara Innovative
Sistem pamong atau impact system (pendidikan oleh masyarakat, orang
tua, dan guru).
SD kecil pada daerah terpencil.
Sistem guru kunjung
SMP terbuka
Kejar paket A dan B
Belajar jarak jauh, seperti Universitas Terbuka
2.2 Kuantitas
5
anak yang tinggal di daerah terpencil. Permasalahannya adalah tentang
bagaimana sistem pendidikan di kelola agar dapat menyediakan kesempatan
yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia memperoleh
pendidikan. Dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya itu di
harapkan pendidikan akan merata. Namun, merata dalam arti yang
sesungguhnya tidak mungkin di capai. Hal ini disebabkan peraturan perundang-
undangan tentang wajib belajar (wajar) tidak di ikuti dengan sanksi bagi yang
tidak mengikutinya, karena sistem pendidikan itu sendiri belum memungkinkan
untuk itu (Syafril, 2017).
2.3 Kualitas
Kualitas pendidkan dapat dilihat dari hasil (output) pendidikan itu sendiri.
Kriterianya adalah kadar ketercapaian tujuan pendidikan. Kadar ketercapaian
tujuan dapat dilihat mulai dari hirearki tujuan terkecil, yaitu tujaun
pembelajaran khusus (TKP) atau indicator pencapaian hasil belajar. Kualitas
ketercapaian TKP atau indicator selanjutnya dapat menggambarkan
ketercapaiaan tujuan pembelajaran umum (TPU) atau kompetensi dasar. Kadar
pencapaiaan tujuan tersebut tergantung pada lembaga yang menyelenggarakan
pendidikan. Unit terkecil yang akan menentukan tujuan yaitu guru mata
pelajaran atau dosen mata kuliah yang bersangkutan. Kadar kualitas
ketercapaian tujuan pendidikan sukar ditetapkan secara eksak(pasti), karena alat
ukur keberhasilan seseorang anak di sekolah belum ada yang baku(standar).
Keadaan yang demikian menyebabkan sulitnya menetapkan kadar mutu yang
sesungguhnya (realita).
2.4 Efisiensi
6
pendayagunaan ketiga kriteria seperti disebutkan sebelumnya. Analisisnya
seperti ‘apakah waktu pembelajaran telah digunakan sesuai jadwal atau
rencana?’, ‘apakah guru mengajar atau dosen memberi kuliah minimal sama
dengan jam wajib mengajar setara dengan pegawai negeri?’. Demikian pula
analisi dapat dilakukan dari unsur-unsur makro sehingga dapat diketahui
efisiensi secara nasional. Beberapa masalah dalam kaitannya dengan efisiensi
pendidikan seperti bagaimana memfungsikan tenaga pendidikan, bagaimana
sarana dan prasarana pendidikan digunakan, bagaimana pendidikan
diselenggarakan, serta masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
(Hangestiningsih, Zulfiati, &Johan, 2015).
2.5 Efektivitas
Pendidkan yang efektif adalah apabila hasil yang di capai sesuai dengan
rencana dan program yang di buat sebelumnya (tepat guna). Jika rencana
mengajar (persiapan mengajar) yang dibuat oleh guru dan silabus /SAP yang
dibuat dosen sebelum mengajar kuliah terlaksana secara utuh dengan sempurna,
maka pelaksanaan perkuliahan tersebut dikatakan efektif. Sempurna yang
dimaksud meliputi semua komponen perencanaan seperti tujuan, materi/bahan,
strategi, dan evaluasi. Sedangkan yang dikatakan kurang efektif yakni jika
komponen-komponen rencana tidak terlaksana dengan sempurna. Seperti
tujuan tidak tercapai semua, materi tidak tersajikan semua, strategi belajar
mengajar tidak tepat, evaluasi tidak dilakukan sesuai rencana (Syafril, 2017).
2.6 Relevansi
7
2.7 Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
http://nixmahkhony.blogspot.com/2012/10/masalah-masalah-pendidik-dan-
tenaga.html
10